LIFE TABLE
Disusun Oleh :
Kelompok 3
C 2019
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
A. PENDAHULUAN
Informasi yang terdapat dalam life table sangat dibutuhkan pemerintah dan
swasta bai sebagai perencana, menentukan kebijakan maupun dalam melakukan
penelitian. Informasi yang telah dibentuk dalam life table dapat menjadi dasar
perencanaan dan pembangunan di bidang ekonomi dan kesehatan.
Pengertian
Fungsi
Complete Life Table
Jenis
Abridged Life Table
Kemiskinan
Ketidakberdayaan
Dimensi Kerentanan
Life Table
Ketergantungan
Kemiskinan
Keterasingan
Morbiditas
Pengaruh
Mortalitas
SDG's
Keterkaitan Mortalitas
Lahir Program Baru EMAS
& Program
JAMPERSAL
Dalam sains dan demografi aktuaria, tabel kehidupan (juga disebut tabel
kematian atau tabel aktuaria) adalah tabel yang menunjukkan berapakah
probabilitas seseorang pada usia tersebut akan mati sebelum ulang tahun
berikutnya (probabilitas dari kematian) pada setiap usia atau kelompok usia.
Dengan kata lain, tabel ini menggambarkan probabilitas kelangsungan hidup
orang-orang dari populasi tertentu. Tabel ini merupakan metode matematis jangka
panjang untuk mengukur kelanggengan umur dalam suatu populasi. Tabel ini
diinisiasi oleh Graunt, Reed dan Merrell, Keyfitz, dan Greville. (Begon, L., & R.,
1996)
Life table atau dalam bahasa Indonesia adalah tabel kematian merupakan
alat analisis mortalitas yang paling memuaskan, karena kohor hanya berkurang
secara berangsur karena kematian dan tidak ada migrasi (closed cohort), Orang
meninggal menurut pola tertentu pada berbagai tingkat umur, dan kohor berasal
dari suatu radix (jumlah hipotesis) tertentu. (Begon et al., 1996)
Life table sendiri dibagi menjadi dua berdasarkan umur yang digunakan,
kedua bentuk tersebut adalah complete life table dan abridged life table. (Silcocks,
Jenner, & Reza, 2001)
Exact
Age Mx qx Px dx lx Lx Tx ex ex + x
(x)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2× Mx
q x=
2+ M x
atau
dx
q x=
lx
Pengecualian pada q 0
Kematian Bayi
q x=
Kelahiran
7. Lx = Tahun hidup orang yang dijalani antara umur tepat X dan X+1.
L x =0,5l x + 0,5 l x+1
L x =0,5(l x +l x+1)
L0=0,12 l 0 +0,88 l 1
atau
L0=0,3 l 0 +0,7 l 1
L1=0,4 l 1 +0,6 l 2
w
T x =∑ L x
x
Tx
ex=
lx
∑ Lx
x
ex=
l x−1−d x−1
Sehingga
1
CDR=CBR=
e0
10. ex + x = Angka harapan hidup mereka yang berumur tepat x pada saat
saat lahir.
Tx
e x + x= +x
lx
b. Abridged Life Table
Abridged life table adalah tabel yang menggunakan interval umur
tertentu, sehingga disebut juga dengan tabel kematian singkat karena
daftar umurnya berbentuk kelompok. Biasanya dihitung dalam interval
lima tahunan, dan biasa digunakan pada populasi yang distribusi umurnya
kurang baik. Kelebihan dari Abridged life table adalah bentuknya yang
lebih singkat namun tidak mengurangi ketepatannya. Di bawah ini adalah
contoh tabel kematian lengkap.
X-n
n
(Age
(Interval nMx q
n x P
n x d
n x lx nLx Tx ex ex + x
Interval
)
)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Jumlah Kematian Kelompok Umur x di suatu daerah dan dalam waktu tertentu
ASDR= ×K
Jumlah Penduduk Kelompok Umur x di suatu daerah dan dalam waktu tertentu
n × 2×❑n M x
❑n q x =
2+❑n M x
atau
❑n d x
q x=
lx
4. Px = Kemungkinan seseorang untuk tetap hidup antara umur X hingga
umur X+n.
❑n P x =1−❑n q x
❑n d x
❑n P x =1−
lx
l x −❑n d x
❑n P x =
lx
❑n d x =❑n q x × l x
n× 2×❑n M x
d x= ×(l ¿ ¿ x +n+❑n d x ) ¿
2+❑n M x
w
T x =∑ ❑n L x
x
Tx
ex=
❑n l x
∑ ❑n L x
x
ex=
n
(l +l )
2 x x +n
Sehingga
1
CDR=CBR=
e0
10. ex + x = Angka harapan hidup mereka yang berumur tepat x pada saat
saat lahir.
Tx
e x + x= +x
❑n l x
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga faktor demografis
selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah penduduk dan
struktur atau komposisi umur penduduk. Mortalitas atau kematian penduduk pada
suatu daerah erat kaitannya dengan kualitas penduduk di daerah tersebut dalam
hal derajat kesehatan masyarakat yang akan turut mempengaruhi kualitas
penduduk atau masyarakat sebagai subjek pembangunan. Mortalitas penduduk
dalam masa tertentu dapat mempengaruhi proses pembangunan ekonomi di masa
yang akan datang. Sedikitnya kuantitas serta rendahnya kualitas sumberdaya
manusia yang dimiliki suatu bangsa dapat menjadi penghambat bagi bangsa itu
sendiri dalam melaksanakan pembangunan ekonomi. Selain itu, hubungan antara
pembangunan ekonomi dengan tingkat mortalitas penduduk sifatnya saling
mempengaruhi.
Peran human capital dan teknologi dalam menentukan pertumbuhan telah
mengalami perdebatan untuk waktu yang lama, dari dasar teoritis sampai
pengujian empiris. Tingkat mortalitas penduduk atau dalam hal ini tingkat
kematian ibu memiliki pengaruh terhadap pembangunan atau pertumbuhan
ekonomi. Kematian atau mortalitas memiliki efek negatif dan signifikan secara
statistik pada pertumbuhan ekonomi, peningkatan satu standar deviasi pada
kematian memberikan pengaruh penurunan pertumbuhan ekonomi tahunan antara
0,8 dan 1,1 persen. Tingkat kematian orang dewasa yang tinggi menginduksikan
pelaku ekonomi untuk berinvestasi lebih sedikit yang akan berdampak pada
penurunan pertumbuhan ekonomi atau minimal tingkat kematian orang dewasa
yang tinggi telah menghambat pengembangan pertumbuhan ekonomi negara dan
yang paling buruk hubungan yang negatif antara kematian atau mortalitas dan
pertumbuhan dapat menyebabkan kemiskinan.
Yoses et’al dalam Sede Igbaudumhe Peter dan Izilien Elizabeth I (2014) juga
menyatakan bahwa angka kematian ibu memiliki pengaruh yang negatif dan
signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), yaitu kematian ibu
mengurangi PDB per kapita sebesar US $ 0,36 per tahun. Salah satu hal penting
yang mempengaruhi Human Development Indeks (HDI) adalah kualitas hidup
perempuan. Apabila kualitas hidup perempuan rendah maka indeks pembangunan
manusia juga rendah dan keberhasilan pembangunan daerah. Kematian ibu
merupakan masalah besar bagi negara berkembang. Ini berarti kemampuan untuk
memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan kesehatan yang
bersifat menyeluruh dan lebih bermutu. Selain target atau tujuan penurunan angka
kematian ibu (AKI) seperti yang telah tercantum dalam program Millenium
Development Goal’s (MDG’s) tersebut, di Indonesia sendiri juga terdapat
beberapa program guna menangani permasalahan tersebut diantaranya program
Keluarga Berencana, program Making Pregnancy Safer (MPS), program
Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) diluncurkan sejak akhir
tahun 2011, program Jaminan Persalinan (Jamersal).
Tak jauh berbeda dengan program yang ada di Pemerintah Pusat, di Jawa
Tengah sendiri juga telah menerapkan program-program tersebut, namun untuk
program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) hanya ada tujuh
daerah Kabupaten / Kota di Jawa Tengah yang mendapat pendampingan program
ini, salah satunya yaitu Kabupaten Brebes. Namun, meskipun sudah banyak
program yang telah dilaksanakan, akan tetapi angka kematian ibu di Jawa Tengah
masih juga tinggi. Oleh sebab itu, target penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
ini akan dilanjutkan dalam program lanjutan yaitu Sustainable Development
Goal’s (SDG’s) serta target penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) ini juga masuk
dalam program prioritas Jawa Tengah yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
4. KEMISKINAN
1) kemiskinan (proper),
2) ketidakberdayaan (powerless),
3) kerentanan menghadapi situasi darurat (state of
emergency),
4) ketergantungan (dependence),
5) keterasingan (isolation) baik secara geografis maupun
sosiologis.
Banyak data dan hasil penelitian yang membuktikan bahwa kemiskinan sangat
berhubungan dengan tingginya angka kesakitan dan kematian. Tingkat
pendapatan di bawah garis kemiskinan dan rendahnya kesempatan memperoleh
berbagai fasilitas kesejahteraan sosial akan mempersulit terpenuhinya berbagai
keperluan pangan bergizi atau kemampuan untuk menangkis penyakit, sehingga
tidak mengherankan apabila di lingkungan mereka tingkat kematian bayi tinggi.
Berbagai macam penyakit mengancam mereka, seperti: malaria, tuberkulosis,
penyakit mata, kwasioskor, dan lainnya sebagai akibat lemahnya daya resistensi.
Hal ini menyebabkan usia harapan hidup mereka pendek dan tingkat kematian
mereka tinggi .
D. DAFTAR PUSTAKA
T. Purwianti, H. Sumarno, E. H. Nugrahani. (2017). Pendugaan Life Table
Penduduk Wanita Indonesia Dan Pengembangannya Menjadi Life Table
Kontinu. Journal of Mathematics and Its Applications: Vol. 16 No. 1.
IM Surbakti, dkk. (2010). Kajian Life Table Indonesia Berdasarkan Hasil SP2010.
Jakarta : Badan Pusat Statistik.
Begon, M., L., H. J., & R., T. C. (1996). Ecology: Individuals, Populations, and
Communities (3rd ed.). Cambridge: Blackwell Science Ltd.
Bernstein, L. (2016). U.S. life expectancy declines for the first time since 1993.
ProQuest Information and Learning, p. 1.
Pavía, J. M., Morillas, F., & Lledó, J. (2012). Introducing migratory flows in life
table construction. Sort, 36(1), 103–114.
Nurrizka, Rahmah Hida & Wiko Saputra.2013. Arah dan Strategi Kebijakan
Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan
Angka Kematian Balita (AKABA) di Indonesia. Prakarsa Policy
Papers/Public Policy. Jakarta Selatan : Prakarsa.