KEPEMIMPINAN
Muhammad Nur Syuhada’, S.Psi, M.Psi, Psikolog
KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
Kepemimpinan yang efektif hanya akan terwujud
apabila seorang Pemimpin menjalankan sesuai
fungsinya.
Fungsi Kepemimpinan itu berhubungan langsung
dengan situasi sosial dalam kelompok/organisasi
masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap
pemimpin berada dalam dan bukan di luar situasi itu.
Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian di
dalam situasi sosial kelompok/organisasinya.
FUNGSI KEPEMIMPINAN
Fungsi Kepemimpinan memiliki Dua Dimensi, yaitu :
1. Dimensi yang berkenan dengan tingkat kemampuan
mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktifitas
pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang
dipimpinnya.
2. Dimensi yang berkenan dengan dukungan ( support) atau
keterlibatan orang-orang yang dipimpinnya dalam
melaksanakan tugas-tugas di kelompok atau organisasi, yang
dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan
dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemimpin.
FUNGSI POKOK KEPEMIMPINAN SECARA OPERASIONAL
Fungsi ini tidak sekedar komunikasi dua arah, tetap juga berwujud
pelaksanaan hubungan manusia yang efektif, antara pemimpin
dengan dan sesame orang yang dipimpin.
Pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang
dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan
maupun dalam melaksanaknnya.
Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi
dilakukan secara terkendali dan terarah dan tidak mencampuri
atau mengambil tugas pokok orang lain.
Fungsi Delegasi
Fungsi Pengendalian ini bersifat satu arah, meskipun tidak mustahil dillakukan
melalui proses komunikasi dua arah.
Kepemimpinan yang Sukses atau Efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya
secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan
tercapainya tujuan bersama secara maksimal.
Pengendalian dilakukan dengan cara mencegah anggota berpikir dan berbuat
sesuatu yang cenderung merugikan kepentingan bersama/organisasi.
Fungsi ini tidak boleh bersifat kaku karena justru tidak mustahil dari anggota
ditemukan sesuatu yang positif dan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pencapaian tujuan.
Gaya Kepemimpinan
Menurut pendapat W.J Reddin (1970), melalui tulisan yang
berjudul “What Kind of Manager”- ada tiga pola dasar
yang dapat dipakai untuk menentukan perilaku
kepemimpinan.
Ketiga pola dasar :
Berorientasi pada tugas (Task Oriented)
Berorientasi pada hubungan kerjasama dengan orang lain
(Relationship Oriented)
Berorientasi pada hasil (Effectiveness Oriented)
Gaya Kepemimpinan
TO (Task Oriented) menunjukkan bahwa pemimpin mengarahkan bawahannya
dalam usaha pencapaian tugas organisasi meliputi : planning, organizing,
controlling.
RO (Relationship Oriented) menunjukkan bahwa pemimpin mempunyai kerja
yang sifatnya pribadi dan ditandai dengan adanya tingkah laku saling percaya
mempercayai, menghargai ide-ide bawahan serta tenggang rasa terhadap
perasaan bawahannya.
E (Effectiveness) secara efektif menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
bawahannya dan menunjukkan bahwa pemimpin berhasil mencapai tujuan
organisasinya sesuai dengan persyaratan kedudukannya.
Delapan Gaya Kepemimpinan mempunyai
sifat-sifat berikut :
No Gaya Kepemimpinan RO TO Effective Basic
1 Deserter - - - Separated
2 Autocrat - + - Dedicated
3 Compromiser + + - Integrated
4 Missionary + - - Related
5 Bureaucrat - - + Separated
6 Benevolent Autocrat - + + Dedicated
7 Developer + - + Related
8 Executive + + + Integrated
EFEKTIF ATAU TIDAK EFEKTIF
Setiap gaya dapat efektif atau tidak, tergantung pada ciri-ciri yang
ditampilkan
KURANG EFEKTIF
Compromiser
Gaya kepemimpinan yang menggunakan TO tinggi dan RO tinggi dalam situasi tertentu
bagi orang tertentu pada situasi yang kurag tepat, oleh karenanya kurang efektif. Ia
seorang pengambil keputusan yang kurang baik dan membiarkan dirinya dipengaruhi
oleh berbagai pihak. Melakukan kompromi antara hubungan dan tugas sehingga tidak
berorientasi pada hasil yang akan dicapai. Ia orang yang hanya mampu mengurangi
berbagai tekanan dan permasalahan secara minimal tetapi bukan merupakan seorang
pemimpin yang mampu menyusun dan menerapkan program jangka panjang secara
optimal.
Gaya Dasar Related
Developer
Gaya kepemimpinan yang menggunakan TO rendah dan RO yang tinggi dalam
situasi yang tepat sehingga dapat bertindak secara efektif. Ia merupakan
pemimpin yang mempercayai orang lain dalam rangka pengembangan
bawahannya secara pribadi dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
Missionary
Gaya kepemimpinan yang menggunakan TO rendah dan RO tinggi, dimana ia lebih
mementingkan keharmonisan organisasi daripada pelaksanaan tugas. Karena itu
ia merupakan pemimpin yang kurang efektif. Kadang-kadang tidak berani
mengorbankan hubungan meskipun hubungan tidak tercapai.
Gaya Dasar Separated
Bureaucrat
Gaya kepemimpinan yang menggunakan TO rendah dan RO rendah dalam situasi
yang sesuai sehingga dapat bertindak secara efektif. Ia merupakan pemimpin
yang menekankan pada aturan dan prosedur untuk kepentingan dalam mencapai
tujuan organisasi, serta menjalankan pengaturan dan pengawasannya dengan
caranya sendiri. Ia termasuk pemimpin yang hati-hati dalam bertindak.
Deserter
Gaya kepemimpinan yang menggunakan TO rendah dan RO rendah dalam situasi
yang tidak tepat, sehingga ia tidak dapat bertindak secara efektif. Ia merupakan
yang pasif serta tidak mau terlibat dalam pekerjaan bawahannya.
Gaya Dasar Dedicated
Benevolent Autocrat
Gaya kepemimpinan yang menggunakan TO tinggi dan RO rendah dalam situasi
yang sesuai. Ia merupakan manajer yang mengetahui tentang apa yang diinginkan
dan bagaimana cara mencapainya tanpa menimbulkan keresahan bawahannya.
Mempunya tata kerja yang terstruktur tapi jelas tersampaikan pada bawahannya.
Memberikan perhatian maksimum pada tugas .
Autocrat
Gaya kepemimpinan yang menggunakan TO tinggi dan RO rendah dalam situasi
yang tidak sejalan dengan tingkah laku bawahnnya. Oleh karena itu ia kurang
efektif. Ia merupakan pemimpin yang tidak mempercayai orang lain, tidak
menyenangkan , dan hanya tertarik pada tugas mendadak dan sesaat. Semua
kebijakan ditetapkan sendiri tanpa memperdulikan anggota/bawahan.
TERIMA KASIH