Anda di halaman 1dari 17

CASE BASED DISCUSSION (CBD)

PEMBERIAN VITAMIN K TERHADAP BAYI NY. P

Disusun Oleh :
Ayudia Pramesti P17324417043

Jalum 2B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI BANDUNG

PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‘alamin, puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah


melimpahkan Rahmat dan Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
pembuatan CBD mengenai Pemberian Vitamin K terhadap Bayi Ny. P.

Dalam penyusunan CBD ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun, penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, bimbingan orang tua, dosen, serta kakak tingkat
sehingga kendala-kendala sebagai penulis dan penyusun hadapi dapat teratasi.

CBD ini disusun untuk memenuhi tugas individu Praktik Kebidanan I dan
agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Pemberian Vitamin K, yang
disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi dan
berita.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Bandung Prodi Kebidanan Karawang Jalum 2-B. Saya sebagai penulis
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca.

Karawang, 18 April 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................2
C. Tujuan ............................................................................................... 2
D. Manfaat ............................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORI .......................................................................3

A. Pengertian Vitamin K ....................................................................... 3


B. Faktor Penyebab Pemberian Vitamin K pada Bayi Baru Lahir......... 3
C. Cara Pemberian Vitamin K pada Bayi Baru Lahir ........................... 4

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................... 6

BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 13

A. Simpulan ........................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi baru lahir cenderung memiliki kadar vitamin K dan cadangan


vitamin K dalam hati yang relatif lebih rendah dibanding bayi yang lebih
besar. Sementara itu asupan vitamin K dari ASI belum mencukupi (0,5
mg/L), sedangkan vitamin K dari makanan tambahan dan sayuran belum
dimulai. Hal ini menyebabkan bayi baru lahir cenderung mengalami
defisiensi vitamin K sehingga berisiko tinggi untuk mengalami PDVK. Di
beberapa negara Asia angka kesakitan bayi karena PDVK berkisar antara 1:
1.200 sampai 1 : 1.400 Kelahiran Hidup. Angka tersebut dapat turun
menjadi 1:10.000 dengan pemberian profilaksis vitamin K1 pada bayi baru
lahir.

Dalam beberapa kali Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak


(KONIKA), dan Kongres Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah
Indonesia (PHTDI) ke VIII tahun 1998 dan ke IX tahun 2001 telah
direkomendasikan pemberian profilaksis vitamin K pada bayi baru lahir. Hal
ini mendorong dilakukannya kajian oleh Health Technology Assesment
(HTA) Depkes bekerjasama dengan organisasi profesi terhadap pemberian
injeksi vitamin K1 profilaksis pada bayi baru lahir, yang merekomendasikan
bahwa semua bayi baru lahir harus mendapat profilaksis vitamin K, regimen
vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1, dan cara pemberian secara
intramuskular (Rekomendasi A).

Di Indonesia selama ini pemberian vitamin K umumnya hanya


diberikan pada bayi baru lahir yang memiliki risiko saja seperti BBLR, bayi
lahir dengan tindakan traumatis, bayi lahir dari ibu yang mengkonsumsi obat
anti koagulan, obat anti kejang dll. Berkaitan dengan kasus KIPI yang
diduga kuat karena defisiensi vitamin K, dimana petugas kesehatan di
lapangan tidak mengetahui bahwa berbagai kasus KIPI sebenarnya dapat

1
dicegah dengan pemberian profilaksis vitamin K1, maka perlu suatu
pedoman teknis tentang pemberian profilaksis vitamin K1.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan vitamin K?
2. Mengapa bayi baru lahir harus diberikan vitamin K?
3. Bagaimana cara pemberian vitamin K pada bayi baru lahir?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan vitamin K
2. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan bayi harus diberikan
vitamin K
3. Untuk mengetahui cara pemberian vitamin K pada bayi baru lahir
D. Manfaat
1. Mahasiswa dapat memahami pemberian vitamin K pada bayi baru
lahir
2. Mahasiswa dapat memahami faktor penyebab bayi diberikan
vitamin K
3. Mahasiswa dapat memahami cara pemberian vitamin K pada bayi
baru lahir

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Vitamin K

Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu


naftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein
yang berperan dalam pembekuan darah, seperti faktor II,VII,IX,X dan
antikoagulan protein C dan S, serta beberapa protein lain seperti protein Z
dan M yang belum banyak diketahui peranannya dalam pembekuan darah.

Ada tiga bentuk vitamin K yang diketahui yaitu:

1. Vitamin K1 (phytomenadione), terdapat pada sayuran hijau. Sediaan


yang ada saat ini adalah cremophor dan vitamin K mixed micelles
(KMM).
2. Vitamin K2 (menaquinone) disintesis oleh flora usus normal seperti
Bacteriodes fragilis dan beberapa strain E. coli.
3. Vitamin K3 (menadione) yang sering dipakai sekarang merupakan
vitamin K sintetik tetapi jarang diberikan lagi pada neonatus karena
dilaporkan dapat menyebabkan anemia hemolitik.

B. Faktor Penyebab Pemberian Vitamin K pada Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir cenderung mengalami defisiensi vitamin K karena


cadangan vitamin K dalam hati relatif masih rendah, sedikitnya transfer vitamin
K melalui tali pusat, rendahnya kadar vitamin K pada ASI, dan saluran
pencernaan bayi baru lahir yang masih steril.

Kekurangan vitamin K berisiko tinggi bagi bayi sehingga mengakibatkan


Vitamin K Deficiency Bleeding (VKDB). Faktor risiko terjadinya VKDB antara
lain ibu mengkonsumsi obat yang mengganggu metabolisme vitamin K selama
kehamilan, rendahnya sintesis vitamin K oleh bakteri usus, gangguan fungsi hati
(kolestasis), sindrom malabsorpsi, diare kronik, serta kurangnya asupan vitamin
K pada bayi yang mendapat ASI eksklusif.

VKDB dibagi menjadi VKDB dini, klasik, dan lambat berdasarkan pada
usia saat kelainan tersebut bermanifestasi. VKDB dini timbul pada hari pertama
kehidupan, sangat jarang dan biasanya terjadi pada bayi dari ibu yang
mengkonsumsi obat yang mengganggu metabolisme vitamin K.3,5,16 VKDB

2
klasik timbul pada hari ke 2 sampai 7 setelah lahir dan lebih sering terjadi pada
bayi yang kondisinya tidak optimal pada waktu lahir atau yang terlambat
mendapatkan suplementasi makanan.

VKDB lambat terjadi pada hari ke 8 sampai 6 bulan setelah lahir, dengan
angka kejadian tertinggi pada usia 1 sampai 2 bulan. Manifestasi tersering pada
VKDB lambat adalah perdarahan intrakranial dengan perdarahan subdural
merupakan tipe yang paling sering, ekimosis, perdarahan traktus gastrointestinal
atau membran mukosa, suntikan pada kulit, dan insisi operasi.

Perdarahan akibat kekurangan vitamin K pada bayi baru lahir dapat terjadi
spontan atau akibat trauma/benturan/gesekan, terutama trauma ketika anak lahir.
Perdarahan dapat terjadi pada beberapa bagian tubuh bayi seperti pada otak, kulit,
mata, tali pusat, hidung, telinga dan saluran pencernaan.

Perdarahan intrakranial merupakan komplikasi tersering (63%) di mana


80-100% berupa perdarahan subdural dan subaraknoid. Pada perdarahan
intrakranial didapatkan gejala peningkatan tekanan intrakranial (TIK) bahkan
kadang-kadang tidak menunjukkan gejala ataupun tanda. Pada sebagian besar
kasus (60%) didapatkan sakit kepala, muntah, anak menjadi iritabel, ubun-ubun
besar menonjol, pucat dan kejang. Kejang yang terjadi dapat bersifat fokal atau
umum. 

Gejala yang mudah dikenali adalah tangisan bayi yang melengking dengan
nada tinggi (high pitch cry) yang tidak bisa dihentikan walaupun bayi tersebut
sudah ditenangkan dengan cara meletakkan dipundak sambil dielus-elus
punggungnya. Gejala lain yang dapat ditemukan adalah fotofobia, edema papil,
penurunan kesadaran, perubahan tekanan nadi, pupil anisokor serta kelainan
neurologis fokal.

C. Cara Pemberian Vitamin K pada Bayi Baru Lahir

Vitamin K diberikan oleh tenaga kesehatan yang melakukan pertolongan


persalinan atau petugas kesehatan pelayanan KIA di semua unit/fasilitas
kesehatan (pemerintah dan swasta). Vitamin K ini diberikan kepada semua bayi
baru lahir, tanpa terkecuali.

Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1 (phytomenadione)


injeksi dalam sediaan ampul yang bersi 10 mg vitamin K1 dalam 1 ml, atau
sediaan ampul yang berisi 2 mg vitamin K1 per 1 ml. Dosis pemberian vitamin K
adalah 1 mg dosis tunggal (untuk sekali suntik saja).

3
10 mg Vitamin K1 per 1 ml 2 mg Vitamin K1 per 1 ml

Waktu pemberian Vitamin K pada bayi baru lahir adalah:

1. Setelah 1 jam pertama saat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) selesai dilakukan
2. Pada bayi yang mengalami kesulita bernafas (asfiksia), pemberian
dilakukan setelah resusitasi berhasil dilaksanakan
3. Pada bayi yang lahirnya tidak ditolong oleh bidan, maka pemberian
vitamin K1 dilakukan pada kunjungan neonatal yang pertama (KN1)\
4. Diberikan sebelum pemberian imunisasi Hepatitis B yang pertama (Hb0)
dengan selang waktu 1-2 jam.

Cara pemberian vitamin K adalah:

1. Sediakan semprit injeksi 1 ml yang masih baru (belum pernah dipakai dan
belum terlewati masa kedaluarsanya).
2. Masukkan 1 mg vitamin K1 ke dalam semprit 1 ml.
Bila yang dipakai sediaan ampul yang berisi 10 mg vitamin K1 per 1 ml
maka masukkan hanya sebanyak 0,1 ml. Sedangkan bila yang dipakai
adalah sediaan ampul yang berisi 2 mg vitamin K1 per 1 ml maka
masukkan sebanyak 0,5 ml saja.
3. Lakukan desinfeksi dengan alkohol swab pada paha kiri atas bayi.
4. Suntikkan pada paha kiri atas bayi secara intramuskular.
5. Lakukan pengawasan tanda-tanda vital (kesadaran, sirkulasi, pernafasan,
temperatur tubuh) pada bayi selama minimal 1 jam setelah pemberian
suntikan.

4
BAB III

PEMBAHASAN

FORMAT PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR

No Register : 0404019/BBL/003 Hari/tanggal pengkajian : Kamis/ 04 April 2019

Nama Pengkaji : Ayudia Pramesti Tempat Pengkajian : BPM Bidan Winda

I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF (S)


A. Identitas Bayi
1. Nama Bayi : An. Ny. P
2. Tanggal/ hari/jam lahir : 4 april 2019/Kamis/02.20 WIB
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Berat Badan Lahir : 3200 gram
5. Panjang Badan Lahir : 49 cm
B. Identitas Orang Tua
NO KETERANGAN AYAH IBU
1 Nama Tn. D Ny. P
2 Umur 45 tahun 30 tahun
3 Agama Islam Islam
4 Pendidikan D4 SMA
5 Suku Bangsa Sunda Sunda
6 Golongan Darah - B
7 Pekerjaan Karyawan BUMN IRT
8 Perkawinan ke- 1 1
9 Lama Perkawinan 7 tahun 7 tahun
10 Alamat Rumah Adiarsa Timur Adiarsa Timur
11 No .Telp/Hp

5
C. Riwayat Kehamilan
1. GPA : G2P2A0
2. Usia Kehamilan : 40 Minggu
3. Penggunaan obat-obatan kehamilan : tablet Fe
4. Imunisasi TT1: riwayat hamil ke-1 Trimester :2
Imunisasi TT2: riwayat hamil ke-1 Trimester :2
5. Pemeriksaan Penunjang selama kehamilan :
a. USG : ya, dilakukan sebanyak 2 kali
b. Rontgen : tidak dilakukan
c. Laboratorium : ya, dilakukan pemeriksaan Hb=10,9 gr%
d. Lain -lain : tidak dilakukan
6. Komplikasi /penyakit selama kehamilan : tidak ada
D. Riwayat Persalinan Sekarang
1. Penolong Persalinan : Bidan
2. Tempat persalinan : BPM Bidan Winda
3. Cara persalinan : spontan
4. BB Lahir : 3200 gram
PB lahir : 49 cm
5. Presentasi : kepala
6. Ketuban pecah : spontan
7. Warna : jernih
8. Obat-obatan : tidak ada
9. Keadaan tali pusat : baik
10. Lilitan : tidak ada
E. Keadaan Bayi Baru Lahir
1. Jumlah APGAR pada menit pertama :9
2. Jumlah APGAR pada 5 menit pertama : 10
3. Resusitasi : tidak dilakukan
4. Obat-obatan : tidak ada

6
5. Pemberian O2 : tidak dilakukan
6. Keadaan umum : baik
 Pernafasan
a. Spontan /tidak : spontan
b. Frekuensi : 52x /mnt
c. Teratur/tidak : teratur
d. Menagis/tidak : menangis
 Warna Kulit : kemerahan
 Tonus otot : aktif
F. Intake Cairan
1. ASI : ya On Demand
2. PASI :-
3. INFUS :-
G. Eliminasi
1. BAK : sudah, 2x
2. BAB : a. Frekuensi : Belum BAB
b. warna :
c. konsistensi :
H. Istirahat/tidur
1. Lama Setiap kali tidur : Belum tidur
2. Gangguan tidur : tidak ada

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)


1. ANTROPOMETRI
a. Berat Badan : 3200gram
b. Panjang badan : 49 cm
c. LILA : 10,5cm
d. Lingkar Dada : 33 cm
e. Lingkar Kepala : 32 cm

7
2. PEMERIKSAAN FISIK
A. Kepala
a. Ubun-ubun kecil : mendatar
b. Mollage : tidak ada
c. Caput succedaneum : tidak ada
d. Cepal Hematoma : tidak ada
e. Ukuran -ukuran lingkar kepala
Cirkumferencia fronto-oksipitalis : 32
f. Kelainan : tidak ada
B. Mata
a. Letak : simetris
b. Kotoran : tidak ada
c. Konjungtiva : merah muda
d. Sclera : putih
e. Kelainan : tidak ada
C. Hidung
a. Lubang hidung : ada 2
b. Cuping hidung : tidak ada
c. Pernafasan cuping hidung : tidak ada
d. Secret : tidak ada
e. Kelainan : tidak ada
D. Mulut
a. Warna bibir : merah muda
b. Palatum : tidak ada kelainan
c. Lidah : merah muda
d. Gusi : merah muda
e. Kelainan : tidak ada
E. Telinga
a. Letak Telinga Terhadap mata : sejajar

8
b. Pengeluaran cairan secret : tidak ada
c. Kebersihan : bersih
d. Kelainan : tidak ada
F. Leher
a. Pembengkakan KGB : tidak ada
b. Pembengkakan kelenjar tyroid : tidak ada
c. Pergerakan : aktif
d. Kelainan : tidak ada
G. Dada
a. Bentuk dada : simetris
b. Tonjolan puting : menonjol
c. Tarikan pada dinding : tidak ada
d. Bunyi jantung tambahan : tidak ada
H. Abdomen
a. Bising usus : 3 kali/menit
b. Pembesaran hepar : tidak ada
c. Keadaan tali pusat : baik
d. Perdarahan tali pusat : tidak ada
e. Tanda tanda infeksi : tidak ada
f. Kelainan : tidak ada
I. Ekstremitas Atas
a. Gerakan : aktif
b. Jumlah jari : 10 jari kiri-kanan
c. Kelainan : tidak ada
J. Ekstremitas Bawah
a. Gerakan : aktif
b. Jumlah jari : 10 jari kiri-kanan
c. Kelainan : tidak ada
K. Genetalia

9
LAKI-LAKI
a. Testis : belum turun
b. Lubang uretra : ada
c. Kelainan : tidak ada
PEREMPUAN
a. Lubang vagina :
b. Lubang uretra :
c. Labia mayora/minora :
d. Secret vagina :
e. Kelainan :
L. Keadaan punggung
1. Spina Bifida : tidak ada
2. Kelainan : tidak ada
M. Anus
1. Berlubang /tidak : berlubang
2. Kelainan : tidak ada
N. Sistem Saraf
1. Refleks Sucking : positif
2. Refleks rooting : positif
3. Refkleks swallowing : positif
4. Refleks tonic neck : positif
5. Refleks graps : positif
6. Refleks babinski : positif
7. Refleks morrow : positif
3. Data Penunjang
A. Laboratorium
1. Darah : tidak dilakukan
2. Urine : tidak dilakukan
3. Feses : tidak dilakukan

10
4. Rh : tidak dilakukan
B. Pemeriksaan lain lain :
III. ASSESMENT (A)
Diagnosa : bayi baru lahir 0 jam cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan
keadaan baik
Masalah potensial :tidak ada
Antisipasi Masalah potensial :tidak ada
IV. PLANNING (P)
1. Memberitahu ibu dan kelarga hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam
keadaan baik. Ibu merasa senang
2. Memberitahu ibu bahwa bayi akan dimandikan 6 jam setelah lahir,
supaya bayi tidak terkena hipotermi. Ibu mengerti
3. Melakukan perawatan essensial pada bayi baru lahir, yaitu:
a. Membersihkan bayi dengan handuk, lalu mengeringkan bayi dan
mengganti dengan kain yang kering
b. Melakukan perawatan tali pusat yaitu menutupi tali pusat dengan
kassa
c. Memakaikan baju bayi
d. Memberikan suntik vitamin K dengan dosis 1 mg di paha kiri atas
bayi
e. Memberikan salep mata
f. Lalu memberikan bayi kesempatan untuk IMD
4. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayi dengan
memakaikan bedong dan topi, jika bayi buang air kecil harus segera
diganti supaya bayi tidak terkena hipotermi. Ibu mengerti
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada hari ke 7 atau
pada tanggal 11 April 2019. Ibu mengerti

11
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu
naftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang
berperan dalam pembekuan darah. Tindakan preventif dengan pemberian
profilaksis vitamin K1 pada bayi baru lahir adalah hal penting yang harus diingat
oleh penolong persalinan. Bayi baru lahir yang tidak mendapatkan profilaksis
vitamin K memiliki risiko tinggi terjadinya perdarahan akibat VKDB. Petugas
kesehatan perlu mewaspadai terjadinya manifestasi VKDB lambat pada bayi yang
mengalami perdarahan intramuskular setelah injeksi vaksin.
B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan harus mempertahankan prosedur pelaksanaan
bayi bar lahir dengan baik. Pemberian vitamin K secara rutin harus diberikan
kepada bayi baru lahir, supaya dapat mengurangi dampak dari perdarahan
neonatorum.

12
DAFTAR PUSTAKA

dr. Mulyadi, Awi. 2010. Pentingnya Pemberian Profilaksis Vitamin K1 Pada


Bayi
baru Lahir. Dikutip dari https://www.infodokterku.com pada tanggal 16
April 2019
Surjono, Edward. 2011. “Pentingnya Profilaksis Vitamin K1 Pada Bayi baru
Lahir”. Dikutip dari Damianus Journal of Medicine. Tanggal 16 April
2019

13

Anda mungkin juga menyukai