Anda di halaman 1dari 4

Klasifikasi Tanaman Bayam Merah

Tanaman ini banyak mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalium, zat besi, amarantin, rutin,
purin dan vitamin (A,B dan C). Secara umum tanaman ini dapat meningkatkan kerja ginjal dan
melancarkan pencernaan. Akar bayam merah memiliki khasiat sebagai obat untuk disentri.

Klasifikasi Bayam Merah

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Hamamelidae

Ordo: Caryophyllales

Famili: Amaranthaceae (suku bayam-bayaman)

Genus: Amaranthus

Spesies: Amaranthus Tricolor L

Bayam berasal dari Amerika tropik. Hingga sekarang, tumbuhan ini sudah tersebar di daerah
tropis dan subtropis seluruh dunia. Di Indonesia, bayam dapat tumbuh sepanjang tahun dan
ditemukan pada ketinggian 5 – 2 m dpl, tumbuh didaerah panas dan dingin, tetapi tumbuh lebih
subur di dataran rendah pada lahan terbuka yang udaranya agak panas.

Bayam merah merupakan tanaman bahan pangan sumber protein, yang mudah tumbuh dan
tersebar didaerah tropis dan subtropis diseluruh dunia. Bayam merah memiliki batang yang
tegak, berair, dan mempunyai tinggi sekitar 80-120 cm. Daunnya berbentuk jantung terbalik
yang disetiap ruasnya terdapat 2 daun berhadapan dengan ukuran lebar daun berkisar 5-7 x 3-4
cm dan bertangkai (referensi).
KANDUNGAN METABOLIT PRIMER PADA BAYAM MERAH
(Amaranthus Tricolor L)
Contoh metabolit primer adalah protein, karbohidrat, lipid, asam amino, nukleotida, danasetil
CoA (Siegler 1998).

Zat gizi makro yang ada di dalam bayam merah seperti protein, lemak, dan karbohidrat.

Nilai kandungan gizi bayam per 100 gram pada zat makro tersebut di antaranya adalah 3,5 gram
protein; 0,5 gram lemak; dan 6,5 gram karbohidrat. Jumlah energi yang ada di dalam bayam
sebanyak 45 kkal dan serat sebanyak 0,7 gram.

Bayam merah (Alternanthera amoena Voss) mengandung vitamin, protein, karbohidrat, lemak,
mineral, zat besi, magnesium, mangan, kalium, dan kalsium. Vitamin yang terkandung dalam
bayam merah adalah vitamin A, vitamin C, dan vitamin E.

Memiliki kandungan beragam seperti vitamin, niacin, mineral (kalsium, mangan, fosfor dan zat
besi), serat,

Bayam merah juga mengandung lebih banyak karbohidrat daripada bayam hijau.

Kandungan karbohidrat bayam merah sebanyak 100 gram, sedangkan bayam hijau mengandung
65 gram karbohidrat. Pada kandungan lemak, keduanya memiliki nilai kandungan yang sama,
yaitu sebanyak 5 gram.

Pada protein, kandungan bayam merah lebih tinggi yaitu sebanyak 46 gram sedangkan pada
kandungan bayam hijau sebanyak 35 gram. Bayam merah juga memiliki kandungan kalsium
yang lebih tinggi daripada yang ada pada kandungan bayam hijau.

Kandungan protein yang tinggi menjadikan manfaat daun bayam merah sebagai sumber protein
nabati yang baik. Protein nabati cenderung rendah lemak dibanding protein dari daging hewan
dan tidak mengandung kolesterol.

Jika disimpulkan, secara umum bayam merah memiliki nilai yang lebih tinggi pada banyak zat
gizi dibanding bayam hijau. Oleh karena itu, bayam merah lebih baik dikonsumsi jika ingin
mendapatkan asupan energi, karbohidrat, protein, kalsium, dan fosfor yang lebih banyak.

100 gram bayam merah memiliki 51 kkal energi, 0,08 miligram vitamin B1 h, dan 0,5 gram
lemak.

100 gram bayam merah mengandung sekitar:

- 10 gram karbohidrat

- 1 gram serat makanan


- 4,6 gram protein

- 42 miligram sodium

- 340 miligram potassium

- 111 miligram fosfor

- 368 miligram kalsium

- 2 miligram besi

KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER PADA BAYAM MERAH


(Amaranthus Tricolor L)
Bayam merah memiliki kandungan saponin, flavanoida, tanin, betalain, karatenoid, lutein,
steroid dan vitamin seperti vitamin C dan vitamin E. Ekstrak etanol daun bayam merah memiliki
kandungan kimia senyawa golongan flavonoid, senyawa fenolik, dan saponin pada daun, serta
polifenol pada batang

Beberapa senyawa yang ada di dalam kandungan bayam merah, di antaranya adalah senyawa
alkaloid, flavonoid, saponin , tanian, lutein, dan steroid. Sebagian besar dari senyawa-senyawa
tersebut merupakan zat antioksidan.

Bayam merah memiliki aktivitas antioksidan karena mempunyai senyawa flavonoid (Samsul,
2013).

Bayam merah yang kaya antioksidan, memiliki khasiat neuroprotektif dan dinilai mampu
menjadi pencegah dan obat penyakit degeneratif, khususnya stroke.

Senyawa antioksidan berfungsi untuk menetralkan radikal bebas di dalam tubuh, sehingga tubuh
terlindungi dari penyakit degeneratif. Hasil penelitian menunjukkan flavonoid yang terkandung
dalam ekstrak bayam merah memiliki aktivitas antioksidan yang tergolong sangat kuat.

Flavonoid adalah senyawa polifenol yang diketahui memiliki sifat sebagai penangkap radikal
bebas. Antioksidan pada bayam merah termasuk dalam golongan antioksidan yang sangat kuat.
Kandungan senyawa flavonoid pada bayam merah lebih tinggi dibandingkan dengan bayam
hijau. Adanya kandungan senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid pada bayam merah
dapat dijadikan sebagai sumber antioksidan yang dapat menghambat radikal bebas [26].
Antioksidan adalah molekul yang dapat menetralkan radikal bebas dengan menerima atau
menyumbangkan elektron untuk mengeliminasi radikal bebas yang tidak berpasangan [13].
Secara kimia senyawa antioksidan adalah senyawa pemberi elektron (elektrondonor). Salah satu
contoh antioksidan adalah flavonoid. Flavonoid adalah golongan senyawa polifenol yang
diketahui memiliki sifat sebagai penangkap radikal bebas, penghambat enzim hidrolisis dan
oksidatif, dan bekerja sebagai antiinflamasi [16]. Kadar total flavonoid dapat ditentukan dengan
cara ekstraksi padat cair (leaching).

Antioksidan merupakan molekul yang mampu memperlambat atau mencegah oksidasi dari
molekul lain. Oksidasi adalah reaksi kimia yang mentransfer elektron dari substansi ke agen
oksidasi. Reaksi oksidasi tersebut dapat menghasilkan radikal bebas, yang akan membentuk
reaksi berantai yang dapat merusak sel. Antioksidan akan memutus reaksi berantai tersebut dan
menghambat reaksi oksidasi [1]. Flavonoid terdiri dari kelompok gabungan polyphenolic yang
memiliki struktur benzopyrone dan banyak terdapat di bagian bagian tumbuhan [24]. Telah
diketahui bahwa aktifitas antioksidan dari tumbuhan karena adanya senyawa fenol [20].
Flavonoid mempunyai bioaktivitas sebagai antialergi, antitumor, antioksidan, estrogenik, dan
insektisida [10]. Flavonoida merupakan senyawa yang dapat larut dalam pelarut polar
sepertietanol (EtOH), metanol (MeOH), butanol (BuOH), aseton, dimetilsulfoksida (DMSO),
dimetilformamida (DMF), air, dan lain-lain [15]. Gambar 1 menunjukkan struktur umum dari
flavonoid.

Antioksidan berfungsi sebagai penangkal radikal bebas dalam tubuh sehingga dapat melawan
kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas. Bayam merah mengandung senyawa
metabolit sekunder seperti flavonoid, antosianin, dan vitamin C yang berpotensi dapat dijadikan
sumber antioksidan yang dapat menghambat radikal bebas.Antioksidan alami dapat ditemukan
pada sayur-sayuran yang mengandung fitokimia, seperti flavonoid, isoflavin, flavon, antosianin,
dan vitamin C. Salah satu sumber sayuran yang diduga memiliki potensi sebagai antioksidan
alami adalah bayam merah (Alternathera amoena Voss). kandungan vitamin C dan senyawa
flavonoid pada bayam merah lebih tinggi dibandingkan dengan bayam hijau.12 Adanya
kandungan senyawa metabolit sekunder pada bayam merah dapat dijadikan sebagaib sumber
antioksidan yang dapat menghambat radikal bebas.

Berdasarkan analisis fitokimianya aktivitas sitotoksik Amaranthus cruentus dikaitkan dengan


adanya metabolit sekunder terutama flavonoid kuersetin dengan mekanisme memediasi efek
antikanker dan mengurangi metastatis kanker kolorektal intra peritonial (Sekar et al., 2017).
Maserasi daun bayam merah menggunakan pelarut etanol yang bersifat universal yang dapat
menyari senyawa flavonoid, alkaloid, antrakuinon, steroid, glikosida, fenolik, damar, saponin
dan klorofil (Putri, 2017). Etanol dalam jumlah banyak dapat menyari senyawa yang bersifat
polar, semi polar, dan non polar karena mekanisme like dissolves unlike yang berarti pelarut
polar dengan konsentrasi besar dapat menyari senyawa metabolit sekunder yang umumya
bersifat semi polar (Saifudin, 2014). ekstrak etanol daun bayam merah mengandung senyawa
golongan flavonoid, fenolik, dan saponin serta tidak mengandung glikosida (glikon). Ada
perbedaan kandungan antara hasil dengan penelitian sebelumnya, yang menyatakan bahwa
bayam merah mengandung metabolit sekunder golongan flavonoid, senyawa fenolik, saponin,
dan glikosida (Rao et al., 2010)

Anda mungkin juga menyukai