Anda di halaman 1dari 23

INFLAMMANTORY BOWEL DISEASE

(IBD)

Sikni Retno K., S.Farm., M.Sc., Apt.


1
PENDAHULUAN
 merupakan salah satu kelp penyakit gangguan
saluran cerna yg berupa inflamasi pada dinding
usus.
• Ada 2 tipe penyakit radang usus yi: penyakit
Crohn (usus halus) & Kolitis ulseratif (usus besar)
• Penyakit radang usus sering dijumpai pd org kulit
putih dr pd org kulit hitam & orang Cina,
insidensinya meningkat (3-6 kali lipat) pd orang
Yahudi.
2
PATOFISIOLOGI

Definisi: kondisi radang usus yg kronis, ditandai dgn remisi


(waktu berkurangnya gjl penyakit) & kekambuhan
lebih dr bbrp thn, ditandai dgn diare yg sering, pd
feses tdp darah & lendir.
Etiologi:
• bhn penginfeksi: virus, mikrobakteria
• Genetic: connective tissue disorders, metabolic
defects
• Factor lingkungan: diet, merokok (penyakit crohn)
• Gangguan kekebalan: immune-medicated mucosal
damage
• Factor psikologi: stress, pekerjaan/kesibukan
• NSAID

3
JENIS IBD

4
KOLITIS ULSERATIF

5
Definisi: penyakit peradangan usus &
rectum yg bersifat kronis idiopatik &
ditandai dgn remisi2 kekambuhan.
Etiologi:
• Factor genetic: berkisar 1-16% di antara
anggota keluarga, dgn kemungkinan
peningkatan 10 kali lipat bila org tuanya
mempunyai penyakit tersebut.
• Factor lingkungan: infective agent, diet,
stress psikososial

6
Patogenesis
 proses radang dimulai di rectum, lalu dpt
meluas ke proksimal namun tdk penah melewati
kolon. Bila bag rectum saja yg terkena sampai ke
sigmoid disebut proctitis / proctosigmoid,
sedangkan bila seluruh kolon terkena mk disebut
pankolitis.
• Gjl & tanda: diare yg mengandung darah, bila
radang meluas maka diare a/ disertai lendir &
darah. Terdapat nyeri perut & gjl konstitusional
spt demam, penurunan BB. Salah satu resiko yg
berlangsung lm adl karsinoma kolon.
7
Berdasarkan luas area kolon yg terlibat serta derajat
penyakit, colitis ulseratif dibagi mjd 3:
Derajat Gerakan Perdarahan Gejala Lokasi
usus lain
/hari
Ringan <4 Minimal Tidak ada Rectum sampai
gejala sigmoid
toksik
Sedang 4–6 Sedang Subfebris, Tak ada
malaise keterangan

Berat >6 Banyak Febris Seluruh kolon


(tinggi),
takikardi

8
Sasaran & strategi terapi
Tujuan tx: mengendalikan proses radang &
menggantikan kehilangan nutrisi
Strategi tx:
menghentikan diare
menormalkan suhu tubuh (bila demam)
mengurangi nyeri
menekan/menghentikan infeksi
mengurangi/menghentikan factor lingkungan &
psikologi
suplai nutrisi yg cukup
9
Tatalaksana terapi
A. Terapi obat-obatan
1. Simptomatis
• Rehidrasi: oralit, cairan infuse (ringer
laktat, dekstrose 5%, dekstrose dlm
NaCl 0,09%)
• Antispasmodik, antikolinergik:
papaverin 3x/hari, hiosin n-butil romid
(buscopan) 3x1 tablet
• Anti diare: loperamid / difenoksilat. Dpt
mengurangi pengeluaran tinja
berlebihan
10
Lanjutan…
2. Obat-obat spesifik
a. sulfasalazin
• Senyawa gabungan sulfapiridin & mesalamin/
5-aminosalicylic acid (ASA) dlm satu molekul
• Diuraikan oleh bakteri dalam usus
• Mekanisme :
- Sulfapiridin  antibiotika; direabsorpsi dan
diekskresi lewat urin
- Mesalamin  menghambat produksi
makrofag, siklooksigenase, tromboksan
sintetase, PAF-sintetase, interleukin-A ;
diekskresi melalui feces
11
Lanjutan…
• bermanfaat u/ tx exarcebasi akut ringan & sbg
tx pemeliharaan u/ memperlm masa remisi.
Obat ini dlm btk utuh a/ mencapai kolon dimn
bakteri a/ memetabolisme mjd sulfapiridin & 5-
aminosalisilat.
• U/ px dgn penyakit yg aktif dosis yg dianjurkan
adl 0,5 g x 2, kmd dinaikkan perlahan sampai
0,5-1 g x 4. Dosis pemelihraan adl 1gx2.
b. 5 – aminosalisilat (5-ASA)
• Tersedia dlm btk oral (Olsalazin) di mana 2
molekul 5-ASA disatukan dgn ikatan diazo yg
memudahkan penyampaian obat ke usus. Obat ini
digunakan bila tdp rx hipersensitif thd sulfasalazin
12
Lanjutan….

c. Glukokortikoid
• Bermanfaat u/ menimbulkan remisi pd
para px dgn penyakit usus sedang -
berat & bisa diberikan bersama dgn
sulfasalazin. Obat yg biasa digunakan adl
metilpredinisolon & prednisone
d. Agensia immunosupresif
• Azatioprin dan 6-mercaptopurin
digunakan pd px yg tdk responsive thd
steroid & aminosalisilat. Dosis
pemeliharaan 2 - 1,5 mg / kg BB
13
B. Suportif
• diet/ nutrisi yg bergizi scr oral atau parenteral
• edukasi bagi pasien & keluarga mengenai
penyakit
• Operatif
 keadaan yg membuat dilakukan pembedahan:
- kegagalan tx obat-obatan
- Perforasi
- Perdarahan
- Gejala kronik tdk teratasi
- karsinoma atau resiko terkena karsinoma
14
PENYAKIT CROHN

15
Definisi

penyakit radang usus yg dpt menyerang seluruh


bag sal GI, mulai dr mulut (berupa stomatitis)
sampai lesi pd anus. Penyakit crohn ditandai
dgn remisi2 & kekambuhan

Patogenesis
 berupa obstruksi usus, pd yg lainnya bisa tdp
dgn pembentukan fisula dlm sepsis perianal
atau ISK yg disebabkan o/ s/ fisula enterovesikel

16
Etiologi
• Imunologi: respon imun humoral normal pd
px penderita penyakit crohn, walaupun
kerusakan pd fungsi sel media imun tjd bila
dlm keadaan malnutrisi
• Factor genetic: meningkatkan insiden
penyakit chorn pd kembar monozigot
• Resiko perkembangan penyakit meningkat pd
wanita yg menggunakan kontrasepsi oral
• Infective agent: terfokus pd Mycobacterium
sp. Penderita penyakit crohn pd fesesnya tdp
bakteri gram (-) anaereob yg tinggi & gram(+)
peptostreptococcus tapi tdk jelas implikasinya

17
Gejala
demam, nyeri abdomen, diare sering
tanpa darah, kelelahan umum,
penurunan berat badan. Berbeda dgn
colitis ulseratif, penyakit crohn
menyerang setiap bag dr sal pencernaan
 tdk bs diobati dgn pembedahan.
Pd pemeriksaan darah & kultur feses
ditemukan anemia (defisiensi besi, asam
folat, vitamin B-12),peningkatan jml
leukosist, trombosit, & LED yg tinggi.

18
Sasaran dan strategi terapi
Tujuan tx adl u/ mengendalikan
proses radang & menggantikan
kehilangan nutrisi.
Strategi tx: menghentikan diare,
menormalkan suhu tubuh (bila
demam), mengurangi nyeri,
menekan/ menghentikan infeksi,
mengurangi/menghentikan factor
lingkungan & psikologi, suplai
nutrisi yg cukup
19
Tatalaksana terapi
A. Umum
• koreksi anemia, malnutrisi, dehidrasi
• diet rendah serat, suplementasi, vitamin, zat besi
B. Farmakologi
1. Tanpa komplikasi
a. Obat anti diare
 dpt digunakan sbg tx utama pd px ttt dgn exacerbasi
ringan berupa symptom-simptom
b. Glukokkortikoid
 prednisosn 20-40 mg p.o sekali sehari, bermanfaat pd
exacerbasi akut. Kortikosteroid tdk terbukti
mempertahankan remisi pd penyakit crohn
20
Lanjutan…

c. Obat immunosupresif
 6-merkaptopurin & Azatioprin mpy peranan bila
kortikosteroid tdk berhasil/dlm usaha menurunkan
kebutuhan kortikosteroid pd px dgn ES yg serius akibat
penggunaan steroid
d. Sulfasalazin
 sulfasalazin tdk efektif u/ mempertahankan remisi pd
penyakit crohn.
e. Metronidazol
 3 X 250 mg / hari, efektifitas sm dgn sulfasalazin & bisa
bermanfaat pd px yg tdk responsive thd agensia yg lain

21
Lanjutan….
f. Menjaga agar status nutrisis ckp
memadai merupakan hal yg penting.
 sering memerlukan tx vit B12
parenteral. Pemberian scr spesifik thd
kehilangan Ca, Mg, folat, zat besi, vit
D diperlukan. Pd px dgn crohn usus
halus yg luas, bisa tjd nephrolitiasis
dgn batu oksalat diberikan tx diet
rendah lemak, rendah oksalat, & kaya
Ca

22
Lanjutan…
2. Dengan komplikasi
• penyakit perianal: drainase bedah thd
kumpulan nanah, metronidazol 3 x
250mg po/iv
• Fistula (enterocutaneus,
enterovesicular): TPN &
mengistirahatkan usus.
• Obstruksi intestinal: dihindari mkn
makanan yg sulit dicerna & keras yg
bisa mencetuskan obstruksi
23

Anda mungkin juga menyukai