Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

AKAD MUSYARAKAH

Mata Kuliah: Akuntansi Syariah


Pengampu: Dr. Agung Budi Sulistiyo, SE, Msi, Ak, CA

Disusun Oleh
Hanifah (170810301014)
Dita Ayu Pratiwi (170810301073)
Ghuirani Syabellail S (170810301082)
Eva Mei Yunitasari (170810301225)
Melinda Resma Devi (170810301232)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat-
Nya kepada kami sehingga atas berkat, rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Akad Musyarakah”.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk membantu mahasiswa meningkatkan pemahaman
tentang akad musyarakah dan juga merupakan salah satu tugas yang harus diselesaikan guna
memperoleh nilai mata kuliah “akuntansi syariah.” Terima kasih kami sampaikan kepada
segenap pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan serta arahan dalam proses
penulisan makalah ini.
Kami menyadari tanpa ada bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan terwujud
dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan mohon maaf jika ada
kesalahan kata, semoga makalah ini dapat memebrikan manfaat bagi kita semua serta bisa
dikembangkan lebih lanjut.

Jember. April 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk melakukan aktivitas bisnis, untuk
memperoleh penghasilan guna mencukupi kebutuhan sehari-hari baik itu untuk dirinya atau
untuk keluarganya, serta sebagai bekal dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.

Berbagai macam jenis usaha dapat dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan, seperti bekerja
sebagai buruh, sebagai pengusaha atau sebagai investor yang semuanya tergantung pada bidang
keahlian yang dimiliki. Semua itu boleh dilakukan selama tidak melanggar ketentuan agama
yang dijelaskan dalam al-Qur’an dan Hadis.

Salah satu bentuk aktifitas ekonomi yang dapat dilakukan yaitu musyarakah. Musyarakah
merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana
masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dari
risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan. Yang dalam makalah ini akan dibahas lebih
lanjut mengenai musyarakah.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah
1. Apa yang dimaksud dengan akad musyarakah?
2. Apa saja jenis-jenis akad musyarakah?
3. Apa saja dasar syariah dalam akad musyarakah?
4. Bagaimana penetapan nisbah dalam akad musyarakah?
5. Bagaimana perlakuan akuntansi (PSAK 106) untuk akad musyarakah?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penelitian dari makalah ini adalah
1. Untuk memahami pengertian dari akad musyarakah
2. Untuk memahami jenis-jenis dari akad musyarakah
3. Untuk memahami pengertian dari akad musyarakah
4. Untuk memahami bagaimana penetapan nisbah dalam akad musyarakah
6. Untuk memahami bagaimana perlakuan akuntansi (PSAK 106) akad musyarakah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akad Musyarakah

2.2 Jenis-jenis Akad Musyarakah

2.3 Dasar Syariah


2.3.1 Sumber Hukum Akad Musyarakah

2.3.2 Rukun dan Ketentuan Syariah dalam Akad Musyarakah


2.3.3 Berakhirnya Akad Musyarakah
Akad Musyarakah akan berakhir jika:
1. Salah seorang mitra menghentikan akad.
2. Salah seorang mitra meninggal atau hilang akal
Dalam hal ini mitra yang meninggal atau hilang akal dapat digantikan oleh salah
seorang ahli warisnya yang cukup hukum (baligh dan berakal sehat). Apabila
disetujui oleh semua ahli waris lain dan mitra lainnya.
3. Modal musyarakah hilang atau habis
Apabila salah satu mitra keluar dari kemitraan baik dengan mengundurkan diri,
meninggal atau hilang akal maka kemitraan tersebut dikatakan bubar. Karena
musyarakah berawal dari kesepakatan untuk bekerja sama dalam kegiatan operasional
setiap mitra mewakili mitra lainnya. Salah seorang mitra tidak ada lagi berarti
hubungan perwakilan itu sudah tidak ada.

2.4 Penetapan Nisbah Dalam Akad Musyarakah


Nisbah dapat ditentukan melalui dua cara, yaitu:
1. Pembagian keuntungan proporsional sesuai modal
Dengan cara ini, keuntungan harus dibagi diantara para mitra secara proporsional sesuai
modal yang disetorkan, tanpa memandang apakah suatu jumlah pekerjaan yang
dilaksanakan oleh para mitra sama ataupun tidak sama. Apabila salah satu pihak
menyetorkan modal lebih besar, maka pihak tersebut akan mendapatkan proporsi laba
yang lebih besar. Jika para mitra mengatakan “keuntungan akan dibagi diantara kita”
berarti keuntungan akan dialokasikan menurut porsi modal masing-masing mitra.
2. Pembagian keuntungan tidak proporsional dengan modal
Dengan cara ini, dalam penentuan nisbah yang dipertimbangkan bukan hanya modal yang
disetorkan, tapi juga tanggung jawab, pengalaman, kompetensi atau waktu kerja yang
lebih panjang. Nisbah bisa ditentukan sama untuk setiap mitra 50:50 atau berbeda 70:30
misalnya proporsional dengan modal masing-masing mitra. Begitu para mitra sepakat
atas nisbah tertentu berarti dasar inilah yang digunakan untuk pembagian keuntungan.
2.5 Perlakuan Akuntansi (PSAK 106)
2.5.1 Akuntansi Untuk Mitra Aktif dan Mitra Pasif
2.5.2 Akuntansi Untuk Pengelolaan Dana

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai