1 SM PDF
1 SM PDF
E-POSTER
67
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
diabetes dalam kehamilan masih tinggi dan menjadi halus sampai lapisan muscularis, dilakukan penjahitan
salah satu penyebab morbiditas pada neonatal dan pemasangan drain. Lama operasi 5 jam.
Tujuan: Melaporkan kasus Diabetes pada Post laparotomi hari ke 3, didapatkan produksi
kehamilan dengan risiko kelahiran preterm. drain berwarna kekuningan dan didiagnosa sebagai
Laporan Kasus: Dilaporkan kasus pasien Gravida fistel enterocutan low output, dilakukan perawatan
2 Para 1 Abortus 0 dengan usia kehamilan 33 -34 konservatif. Post laparotomi hari ke 7, didapatkan
minggu sesuai HPHT, datang dengan keluhan utama produksi cairan pervaginam dan didiagnosis sebagai
terasa kontraksi sejak 2 hari,TFU setinggi 29 cm,sesuai fistel enterovaginal. Fistel enterovaginal menyebabkan
dengan usia kehamilan. Pasien memiliki riwayat DM iritasi pada vulva dan perineum. Post laparotomi hari ke
sejak kehamilan pertama dan rutin mengkonsumsi 16, dilakukan pemasangan drain cervix menyerupai
OAD. Gula darah sewaktu awal pasien masuk 216 cerclage, tetapi tidak ada produksi. Post laparotomi hari
mg/dl. Maka pasien direncanakan regulasi Gula darah ke 17, drain cervix dilepas dan dipasang drain dengan
dengan terapi Insulin secara drip dengan target GDS 75- modifikasi tutup krim yang dilubangi dan plastik
125 mg/dl sebelum terminasi kehamilan, serta sehingga produksi drain tidak mengiritasi vulva dan
pematangan paru untuk janin. Pada hari ke-3 gula darah perineum.
sudah stabil,maka janin dilahirkan secara section Post laparotomi hari ke 30, pasien keluar rumah
caesarea dengan berat badan normal dan tidak ada sakit dan rawat jalan. Dua bulan setelah operasi, drain
komplikasi. Ibu pasca melahirkan mendapatkan terapi cerviks dilepas dan produksi pervaginam sangat
insulin rutin secara subkutan dengan dosis yg telah minimal. Keluhan pencernaan sudah tidak ada.
ditetapkan untuk regulasi gula darah lanjutan. Dilakukan terapi sulih hormon untuk mengatasi keluhan
Kesimpulan: Diabetes dalam kehamilan dapat di menopause.
deteksi sejak awal dengan pemeriksaan gula darah rutin
saat pemeriksaan kehamilan. Anamnesis dan pe- Kata kunci: fistel enterocutan, fistel entero-
meriksaan kehamilan lengkap dan teratur berperan vaginal, endometriosis berulang
penting untuk mendeteksi Diabetes dalam kehamilan,
sehingga diagnosis Diabetes gestasional dapat ditegak-
kan dan terapi regulasi gula darah dapat diberikan KEHAMILAN HETEROTOPIK PASKA
dengan tepat waktu. Penanganan yang tepat akan FERTILISASI IN VITRO
memberikan hasil yang baik pada kehamilan.
Kadek Agus Wijaya 1, IB Putra Adnyana1,2, Anom
Kata kunci: Diabetes gestasional, hiperglikemia, Suardika 1,2
kehamilan.
1
PPDS-2 Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi
Departemen/KSM Obstetrik dan Ginekologi FK
PENANGANAN KONSERVATIF FISTEL UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, 2 Klinik IVF
ENTEROCUTAN DAN ENTEROVAGINAL Royal, Bali Royal Hospital (BROS)
AKIBAT KOMPLIKASI OPERASI
ENDOMETRIOSIS BERULANG BERAT Latar Belakang: Kehamilan heterotopik merupa-
kan kehamilan patologis dimana terdapat kehamilan
Fery Wijaya, Oriano Yanan intrauterin dan ektopik secara simultan. Insiden
kehamilan heterotopik sebesar 1/30.000 kehamilan
RSUD Biak, Papua spontan. Dengan adanya kemajuan teknologi reproduksi
berbantu atau assisted reproduction techniques (ART),
Latar Belakang: Pasien P0A0, 39 tahun dengan insiden kehamilan heterotopik telah mengalami
keluhan dismenorea berat dan riwayat operasi kista peningkatan menjadi 1/3.900 kehamilan.
endometriosis 5 tahun yang lalu, didapatkan kista endo- Laporan Kasus: Pasien usia 26 tahun yang berhasil
metriosis bilateral, adenomiosis dan perlengketan. hamil setelah menjalani program in vitro fertilisasi
Dilakukan preparasi colon dan persiapan operasi. (IVF) di Rumah Sakit Bali Royal. Pada saat program
Laporan Kasus: Intraoperative didapatkan IVF menggunakan protokol antagonis ditransfer 2
perlengketan hebat usus, uterus, kista dan vesica embrio stadium blastokis, setelah 2 minggu diperiksa
urinaria (tidak terlihat bentukan uterus dan kista pada nilai β- hCG 500 IU/L, pada saat USG umur kehamilan
saat insisi dinding abdomen). Dilakukan inform consent 6 w 1d didapatkan kecurigaan hamil heterotopik dimana
intraoperatif risiko perforasi usus dan keluarga pasien ditemukan 1 kantong kehamilan di intrauterin dan 1
setuju untuk melanjutkan operasi. Dilakukan adhesio- kantong kehamilan curiga di cornu, rencana dievaluasi
lisis secara tajam dan tumpul, salpingoooforektomi ulang 1 minggu. Pada umur kehamilan 6w 6d pasien
bilateral, histerektomi subtotal. Terdapat laserasi usus datang ke UGD dengan keluhan nyeri perut. Pada
68
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
pemeriksaan fisik dan diagnostic menyimpulkan adanya tidak menstruasi selama 3 tahun. Menstruasi pertama
suatu kehamilan heterotopik dengan lokasi kehamilan pada usia 15 tahun dengan jumlah darah yang sedikit.
ektopik pada kornu kanan. Pada pasien ini kemudian Pasien juga mengeluhkan perubahan suara menjadi
dilakukan tindakan kornuektomi kanan dengan teknik kasar dan serak. Pada pemeriksaan fisik: terdapat tanda
laparoskopi. Kehamilan intrauterin berlanjut sampai hirsutism dan klitoromegali. Hasil laboratorium
usia kehamilan 37-38 minggu. Pasien akhirnya menunjukkan kadar 17OH-progesteron 132 ng/mL dan
menjalani prosedur seksio sesaria dan melahirkan bayi testosteron 334 ng/dL. USG menunjukkan uterus yang
perempuan sehat dengan berat 3000 gram. normal. Karyotyping menunjukkan hasil 46 XX.
Kesimpulan: Kehamilan heterotopik selalu dipikir- Berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik, maka diduga
kan untuk diagnosis banding kasus pasien usia kondisi pasien ini merupakan suatu CAH. Penata-
reproduktif yang mengeluh nyeri perut disertai tanda- laksanaan Kasus: pasien diberikan terapi berupa
tanda kehamilan ektopik. Menegakkan diagnosis bisa hidrokortison 20 mg perhari. Pada kunjungan berikut-
sangat sulit dan berisiko tinggi salah diagnosis, yang nya, terdapat perubahan berupa payudara yang mulai
dapat berdampak pada janin di intrauterin. Pembedahan tumbuh, hirsutism berkurang dan menstruasi mulai
dengan laparoskopi sering dapat membantu menegak- teratur setiap bulannya. Dilakukan pemeriksaan kadar
kan diagnosis yang benar dan penanganan yang cepat 17OH dan didapatkan penurunan.
sehingga dapat menyelamatkan keduanya yaitu pasien Diskusi: CAH memiliki spektrum yang luas dari
sendiri dan bayi yang ada di dalam rahimnya. keparahan klinis tergantung pada kekurangan enzim dan
aktivitas enzim residu. Pada kasus ini, berdasarkan
Kata kunci: kehamilan heterotopik, laparoskopi, gejala dan pemeriksaan maka diduga suatu CAH
fertilisasi in vitro nonklasik. Hidrokortison adalah obat yang aman untuk
penggunaan jangka panjang. Kesimpulan: Diagnosa dini
dan pentalaksanaan yang tepat dapat meningkatkan
CONGENITAL ADRENAL HIPERPLASIA PADA kesejahteraan pasien, dan umumnya kondisi ini me-
DEWASA: KASUS YANG LANGKA miliki prognosis baik. Terapi yang optimal, pemantauan
klinis dan laboratorium, penilaian kesuburan secara
Melissa Edelweishia1, teratur dan manajemen psikologis diperlukan untuk
Anak Agung Ngurah Anantasika 2 mendapatkan
hasil yang baik.
1
Residen Obstetri dan Ginekologi
2
Divisi Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Kata Kunci: CAH, congenital adrenal hiperplasia,
Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Hirsutism, amenorea,
Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah,
Denpasar Bali
KORELASI INTERLEUKIN-6 DENGAN KADAR
Latar Belakang: Congenital Adrenal Hyperplasia ESTRADIOL SERUM PADA WANITA
(CAH) merupakan sekelompok kelainan autosomal MENOPAUSE DI RSUP H ADAM MALIK
resesif akibat adanya mutasi pada gen CYP 21 dan MEDAN
menyebabkan defisiensi enzim yang dibutuhkan dalam
proses sintesis hormon kortisol dan aldosteron sehingga Muhammad Ramadhan Hisworo, Nutrisia Latjindung,
menyebabkan perubahan berupa produksi hormon M Fidel Ganis Siregar, Hanudse Hartono, Sarma N
steroid sex (testosteron) menjadi berlebihan. Insidennya Lumbanraja, Deri Edianto, Iman Helmi Effendi
sekitar 1 dalam 10.000-20.000 kelahiran. Secara klinis,
CAH dibedakan menjadi klasik dan nonklasik. Gejala Departemen Obstetri dan Ginekologi
klinis berupa amenorea, oligomenore, hirsutisme, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
genitalia ambigu dan infertilitas. Untuk diagnosis
dibutuhkan pemeriksaan 17OH-progesteron dan analisa Latar Belakang: Menopause alamiah terjadi pada
genetik. Pemberian glucocorticoid bertujuan untuk me- akhir periode menstruasi dan sekurang-kurangnya tidak
ngurangi hiperplasia dan mencegah produksi berlebihan mengalami menstruasi dalam 12 bulan dan bukan
dari androgen. Untuk genital ambigu membutuhkan disebabkan oleh hal yang patologis. Perubahan hormon-
evaluasi bedah dan mungkin diperlukan operasi al pada masa menopause ditandai dengan adanya
korektif. penurunan kadar hormon estrogen secara bertahap di
Tujuan: Untuk memaparkan penanganan kasus dalam plasma sebagai akibat terhentinya aktivitas
Congenital Adrenal Hiperplasia pada Dewasa. folikel ovarium. Wanita menopause akan mengalami
Laporan Kasus: Seorang wanita, 23 tahun, datang gejala-gejala menopause dan penyakit degeneratif
ke Poliklinik Obgin RSUP Sanglah dengan keluhan seperti osteoporosis dan penyakit kardiovasular yang
69
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
diakibatkan penurunan estrogen dan peningkatan terakhir. Kemudian, dilakukan penapisan dari 37 studi
mediator proinflamasi seperti IL-6. menyesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi,
Tujuan: Untuk mengetahui korelasi Interleukin-6 penyaringan ganda dan didapatkan hasil 10 artikel yang
(IL-6) dengan kadar estradiol serum pada wanita sesuai dengan tujuan. Pada telaah sistematik ini, seluruh
menopause. data merupakan studi kontrol acak yang mengevaluasi
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian case efek faktor stimulasi koloni granulosit pada manusia.
series pada wanita menopause untuk menilai korelasi Seleksi studi, penilaian kualitas dan ekstraksi data
antara Interleukin-6 (IL-6) dengan kadar estradiol serum disesuaikan dengan panduan Preferred Reporting Items
yang dilakukan di RSUP H Adam Malik Medan dan for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA).
dimulai pada bulan Agustus 2017 sampai tercapai 38 Hasil: Persistent thin endometrium (<7mm) yang
sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi resisten terhadap terapi standar terdapat pada <1%
menggunakan teknik non probability sampling dengan pasien yang menjalani IVF dan merupakan masalah
consecutive sampling. Dilakukan pemeriksaan kadar yang sulit diatasi. Faktor stimulasi koloni granulosit
serum estradiol dan IL-6, selanjutnya dikirim ke merupakan suatu glikoprotein yang memiliki efek
laboratorium klinik. Data ditabulasi untuk kemudian fungsi sebagai faktor pertumbuhan dan memiliki fungsi
dianalisis secara statistik. seperti sitokin yang berefek pada makrofag sel desidual
Hasil: Rerata kadar estradiol pada wanita dan mempengaruhi implantasi dengan menstimulasi
menopause adalah 29.74± 18.69. Rerata kadar IL-6 proliferasi dan diferensiasi granulosit neutrofilik. Telaah
adalah 85.03 ± 33.66, pada penelitian ini menunjukkan sistematik dilakukan pada 10 artikel terkait efikasi
bahwa pada wanita menopause terjadi peningkatan faktor stimulasi koloni granulosit. 8 dari 10 artikel
kadar IL-6. Dengan menggunakan Uji Spearman diper- menunjukan hasil yang memuaskan dengan administrasi
oleh hasil bahwa terdapat korelasi yang signifikan faktor stimulasi koloni granulosit mampu meningkatkan
antara estradiol dengan IL-6 dengan nilai p <0,004. angka keberhasilan kehamilan pada pasien RPL dengan
Kesimpulan: Terdapat korelasi negatif lemah persistent thin endometrium. Ketebalan endometrium
yang signifikan antara estradiol dengan IL-6 artinya ada meningkat dengan pemberian infus faktor stimulasi
hubungan terbalik antara Estradiol dan IL-6 dengan koloni granulosit 300mg setelah 72 jam.
kekuatan negatif lemah, dimana dengan penurunan Kesimpulan: Faktor stimulasi koloni granulosit
estradiol tidak selalu terjadi peningkatkan kadar IL-6. mampu meningkatkan ketebalan endometrium secara
signifikan pada pasien recurrent pregnancy loss dengan
Kata Kunci: Estradiol, Interleukin-6, Menopause persistent thin endometrium. Administrasi Faktor
stimulasi koloni granulosit merupakan strategi yang
perlu dipertimbangkan untuk menginduksi pertumbuhan
IMPLIKASI DARI ADMINISTRASI TERAPI endometrial dan mencapai hasil kehamilan yang baik
FAKTOR STIMULASI KOLONI GRANULOSIT pada wanita infertil dengan endometrium yang tipis.
PADA PASIEN RECURRENT PREGNANCY LOSS
AKIBAT PERSISTENT THIN ENDOMETRIUM: Kata Kunci: G-CSF, In-Vitro Fertilization,
SYSTEMATIC REVIEW keberhasilan kehamilan
70
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Metode: Uji klinis fase III, "Open" ("Open keberhasilan kehamilan setelah fertilisasi in vitro (FIV).
Randomized Clinical Trial"), membandingkan dua jenis Cukup tingginya risiko kegagalan dari proses FIV
KB implan, yaitu levonorgestrel implan, satu batang menjadi alasan beberapa penelitian yang pernah ada
dengan dua batang. Penelitian ini dilakukan di RSAB untuk mencari nilai kadar beta-hCG yang dapat
Rika Amelia Palembang. Waktu penelitian dari memprediksi luaran dari fertilisasi in vitro.
November 2018 - April 2019. Tujuan: Untuk mengetahui berapa batas nilai
Hasil: Berdasarkan waktu pemasangan didapatkan beta-hCG untuk dapat memprediksi luaran kehamilan
rerata waktu pemasangan yang menggunakan LNG satu setelah FIV
batang adalah 1,54±0,11 menit dan pada LNG dua Metode: Potong lintang dengan data rekam medis
batang adalah 2,49±0,26 menit. Mayoritas pasien pasien yang menjalani program FIV di Klinik Yasmin
memiliki tekanan darah yang normal 89.5% pada LNG RSCM sejak tahun 2016-2018. Kadar beta-hCG yang
satu batang dan 68.4% pada LNG dua batang. Rerata dinilai adalah kadar beta-hCG pada hari ke 14. Luaran
indeks massa tubuh (IMT) responden yang meng- dari FIV dibedakan menjadi kehamilan dan tidak terjadi
gunakan implan LNG satu batang sebesar 24,19 ± 3,93 kehamilan.
kg/m2 dan LNG dua batang sebesar 25,09 ± 6,11 Hasil: Dari 1079 data pasien FIV sejak tahun
kg/m2. Berdasarkan pola haid, didapatkan sebanyak 2016-2018. Dijumpai luaran kehamilan sebanyak 378
84,2% subjek yang memiliki pola haid teratur pada (35%) dan yang tidak berhasil hamil 701 (65%).
kelompok LNG satu batang, sedangkan terdapat Sebanyak 337 berasal dari siklus beku dengan luaran
sebanyak 63,2% subjek yang memiliki pola haid tidak kehamilan sebesar 128 (38%), sedangkan yang berasal
teratur. Dari uji statistik didapatkan bahwa tidak dari siklus segar didapati sebanyak 742 dengan 34%
terdapat perbedaan kadar kolesterol (p=0,919), HDL menjadi kehamilan. Nilai analisis kurva ROC me-
(p=0,793), LDL (p=0,851) dan trigliserida (p=0,679). nunjukkan nilai kadar beta-hCG 49,84 mIU/ml memiliki
Tidak terdapat perbedaan kadar FSH antara responden sensitivitas sebesar 97,1% dan spesifitas 96,6%.
yang menggunakan implan LNG satu batang dan dua Kesimpulan: Nilai kadar beta-hCG di hari ke 14
batang (p=0,849) dan juga pada estradiol (p=0.099) dapat digunakan dalam memprediksi keberhasilan
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan antara kehamilan pasien FIV. Nilai cut off point beta-hCG
penggunaan implant levonorgestrel satu batang dan dua dapat membantu dalam prognosis, manajemen klinis
batang terhadap kadar FSH, Estradiol serta profil lipid dan konseling ke pasien. Mendeteksi kehamilan pato-
setelah 3 bulan pemasangan implan. Efek yang tidak logis setelah FIV dapat bermanfaat untuk pasien dan
menyenangkan dalam penelitian ini adalah terjaidnya juga menghemat biaya.
penurunan HDL, namun hal ini disertai dengan
penurunan berat badan, kolesterol total dan LDL. Kata Kunci: beta-hCG, fertilisasi in vitro, hamil,
71
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
menyebabkan resistensi insulin dan hipersekresi andro- Tujuan: Laporan kasus ini bertujuan untuk
gen yang terkait dengan PCOS. memberikan informasi bahwa konsumsi obat herbal
Tujuan: Karya tulis ini ditulis dengan tujuan dengan dosis soybean tinggi mungkin memiliki efek
untuk menganalisis berbagai penelitian klinis yang telah terhadap perkembangan payudara pada anak.
terpublikasi terkait dengan dysbiosis microba usus dan Laporan kasus: Kami menyajikan sebuah kasus
SOP. seorang anak usia 8 tahun dengan pertumbuhan
Metode: Karya tulis ini disusun dengan panyudara yang progresif. Pemeriksaan payudara
menggunakan metode literatur review dari artikel yang menunjukkan Tanner 3. Pemeriksaan hormonal me-
terdapat di database dan diraa sesuai nunjukkan angka estradiol yang tinggi dan LH yang
Hasil: Dari pencarian literatur didapatkan 3 buah rendah. Pemeriksaan bone age menunjukkan sesuai usia
jurnal. Yang terdiri dari 1 percobaan pada binatang dan kronologis. Anamnesis lebih dalam menunjukkan pasien
2 pada manusia. Dari hasil analisis ditemukan bahwa mengkonsumsi obat herbal selama 2 tahun. Setiap
pada pasien PCOS terdapat penurunan pada penurunan sachet 3 gram obat herbal tersebut salah satu kandung-
jumlah beberapa jenis bakteri seperti bakteri golongan annya adalah Sojae Semen (Soybean) 0,72 gram.
ML615J-28 dan S24-7 serta peningkatan pada beberapa Kesimpulan: Beberapa pertanyaan mengenai
parameter disfungsi barrier intestine dan inflamasi keamaan industri makanan terutama produk herbal
seperti peningkatan serum zonulin yang diyakini ber- hingga saat ini belum begitu jelas. Meskipun entitas
hubungan dengan resistensi insulin dan hitung koloni telars prematur jelas diketahui, perkembangan pubertas
bakteri feses. Namun penelitian yang sudah ada pada kasus ini sangat berkaitan erat dengan konsumsi
menggunakan jumlah sampel yang terbatas. soybean dosis tinggi sebagai penganggu proses hormon-
Kesimpulan: Dari studi yang sudah ada al sehingga memicu pubertas.
ditemukan bahwa terdapat perubahan susunan bakteri
usus pada pasien – pasien PCOS yang dhubungkan Kata kunci: Telars prematur tersendiri, herbal,
dengan perubahan paramaeter klinis. Hingga saat ini Sojae Semen, Soybean
umlah sampel dan penelitian yang ada mengenai
dysbiosis microbiota dan sindrom ovarian polikistik
masih sangat terbatas saat ini. Sehingga belum dapat EFEKTIVITAS, KEAMANAN DAN KEPATUHAN
diambil kesimpulan apakah memang terdapat hubungan TERHADAP DIENOGEST DAN LEUPROLID
antara dysbiosis bakteri usus dengan Sindrom Polikistik ASETAT PADA PASIEN ENDOMETRIOSIS
Ovarian PASCA LAPAROSKOPI DI DEPARTEMEN
OBSTETRI GINEKOLOGI RSUP DR.
Kata Kunci: Disbiosis, Microbiota Usus, Sindrom MOHAMMAD HOESIN
Polikistik Ovarian, Wanita Usia Reproduktif
Prasanto J1, Yusuf E.1, Heriyadi M1, Theodorus2
1
LAPORAN KASUS: PREMATUR TELARS Departemen Obstetri dan Ginekologi
2
TERSENDIRI PADA KONSUMSI SOYBEAN Unit Penelitian Kesehatan dan Medis
DOSIS TINGGI Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang
Primadian Atnaryan, Djaswadi Dasuki, Diah Rumekti
Hadiati Tujuan: Membandingkan efektivitas terapi, profil
keamanan, dan kepatuhan antara Dienogest dengan
Departmen Obstetri dan Ginekologi Leuprolid Asetat pascaoperatif pada wanita endometri-
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan osis yang menjalani Lapararoskopi.
Keperawatan, Universitas Gadjah Mada/RS Sardjito Metode: Penelitian ini merupakan uji klinik acak
Yogyakarta berpembanding dengan open label study untuk
membandingkan efektivitas terapi, profil keamanan, dan
Latar belakang: Telars prematur tersendiri kepatuhan antara dienogest dan leuprolid asetat
(isolated prematur thelarce) adalah pertumbuhan pascaoperatif pada wanita endometriosis yang menjalani
payudara sebelum usia 8 tahun dengan dua puncak lapararoskopi.
insidensi pada usia dua tahun awal usia kehidupan dan Hasil: Dari uji statistik didapatkan hasil terdapat
setelah usia 6 tahun. Kondisi ini sering dianggap efektivitas pemberian dienogest setelah 4 minggu terapi
merupakan variasi normal pertumbuhan dan per- (p= 0,004), setelah 8 minggu terapi (p=0,004) dan
kembangan seorang wanita dan terjadi remisi spontan setelah 12 minggu terapi (p=0,004). Pada kelompok
pada kebanyakan kasus. leuprolid asetat juga didapatkan hasil terdapat
efektivitas pemberian setelah 4 minggu terapi
72
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
(p=0,004), setelah 8 minggu terapi (p=0,004) dan selama amenorea tercapai, tidak ada perbedaan statistik
setelah 12 minggu terapi (p=0,003). Tidak terdapat antara berbagai obat yang tersebut.
perbedaan tekanan darah sistolik (p=0,481), tekanan
darah diastolik (p= 1,000) dan frekuensi nadi (p=0,125) Kata Kunci: Adenomiosis, terapi hoormon
frekuensi napas (p=1,000) dan suhu (p= 0,236) antara supresif, aromatase inhibitor, GnRH agonis, LNG-IUD
pasien yang mendapatkan dienogest dan leuprolid
asetat. Dari analisa statistik didapatkan hasil tidak
terdapat perbedaan efek samping pada pasien yang BEDAH LAPAROSKOPI SAYATAN TUNGGAL
mendapatkan dienogest dan leuprolid asetat (p=0,238). (SILS) DALAM GINEKOLOGI: KELAYAKAN
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan efektivitas DAN HASIL OPERASI
terapi, dan profil keamanan yang dinilai dari efek
samping serta kepatuhan Dienogest dan Leuprolid Setyo Hermanto1, Andhika Ardi Perdana2
Asetat pascaoperatif pada wanita endometriosis yang
1
menjalani Lapararoskopi karena pada kedua kelompok Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas
terdapat penurunan VAS skor dari minggu ke minggu. Kedokteran, Universitas Indonesia –
RSUP Fatmawati
Kata Kunci: Dienogest, Leuprolid Asetat, +62 815 86183923, +62 878
Endometriosis 81866990, setyo_hermanto@yahoo.com
2
Andhika Ardi Perdana, Warga Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
TINJAUAN SISTEMATIS TATALAKSANA 08119876466. doctordhika@gmail.com
MEDIS PADA ADENOMYOSIS
Latar Belakang: Bedah sayatan laparoskopi
AA Gde Kiki Sanjaya Dharma1, IG Ayu Putri Hitasari2, tunggal (SILS) merupakan kemajuan terbaru dalam
IB Agung Widnyana Putra3, William Alexander S4 bedah invasif minimal, menggabungkan manfaat dari
operasi laparoskopi konvensional, seperti mengurangi
1
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali, rasa sakit dan pemulihan yang lebih cepat, dengan
2
Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa, Bali, kosmetik yang lebih baik.
3
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma, Tujuan: Agar prosedur bedah laparaskopi sayatan
Surabaya, 4Fakultas Kedokteran Universitas Kristen tunggal dapat lebih dipahami dan dapat digunakan
Krida Wacana, Jakarta, Email: dalam prosedur laparaskopi sehari-hari
anakagungkiki@yahoo.co.id, Telp: 082146365115 Laporan Kasus: Ibu S, 45 yo, P3A1 dengan
keluhan utama massa perut sejak 1 tahun sebelum
Latar Belakang: Adenomyosis adalah kondisi masuk rumah sakit. Dia juga kadang merasakan sakit
ginekologis heterogen dengan berbagai presentasi klinis, perut. Tidak ada dismenore dan tidak ada perdarahan
yang paling umum adalah perdarahan menstruasi berat vagina. Pada pemeriksaan USG didapatkan mioma sub
dan dismenorea. serosa uterus. Pasien direncanakan untuk melakukan
Tujuan: untuk membahas pendekatan medis untuk prosedur histerektomi laparoskopi. Operasi ini di-
pengelolaan gejala adenomiosis, termasuk nyeri dan rencanakan dengan operasi laparoskopi sayatan tunggal
perdarahan uterus abnormal. karena meminimalkan trauma. Dan rahim dikeluarkan
Metode: Dilakukan pencarian terstruktur meng- secara pervaginal. Pendarahannya minimal dan hanya
gunakan PubMed menggunakan kata kunci adeno- menyisakan 1 bekas luka kulit.
miosis, aromatase inhibitor, GnRH agonis, SERMS, Diskusi: Studi ini menunjukkan bahwa SILS
SPRMS, progestins, LNG-IUD dan kontrasepsi oral. adalah teknik yang layak dan aman dan dapat dilakukan
Hasil: Terapi medis menggunakan terapi hormon untuk masalah ginekologi yang berbeda. Kepuasan
supresif, seperti penggunaan pil kontrasepsi oral, pasien tinggi karena meminimalkan nyeri dan
progestin dosis tinggi, modulator reseptor estrogen kebutuhan analgesik dan mengutamakan nilai kosmetik
selektif, modulator reseptor progesteron selektif, LNG- pada seorang wanita. Tantangan utama SILS adalah
IUD, aromatase inhibitor, danazol, dan GnRH agonis tingkat kebebasan bergerak yang terbatas, jumlah
sementara dapat digunakan untuk sementara waktu peralatan yang dapat digunakan dan instrumen
menginduksi regresi adenomiosis dan memperbaiki berkerumun selama operasi, yang meningkatkan
gejalanya. kompleksitas dan kesulitan teknis operasi.
Kesimpulan: Penting untuk menentukan tujuan
terapi untuk adenomiosis dan dapat mencakup Kata kunci: SILS, operasi laparoskopi
pengurangan gejala dan kemungkinan peningkatan
fertilitas. Data secara konsisten menunjukkan bahwa,
73
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Anggi Lewis Reso Putro1, Elisia Atnil1, Budi Wiweko1,2 Kata kunci: Fertilisasi in Vitro, Laju kehamilan,
Endometriosis
1
Human Reproductive, Infertility and Family Planning
Research Center, Indonesia Medical Education and
Research Institute (IMERI), Fakultas Kedokteran PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU
Universitas Indonesia, 2Klinik IVF Yasmin, Rumah Sakit DOKTER DAN PASIEN PEREMPUAN
Dr. Cipto Mangunkusumo, Universitas Indonesia PENDERITA KANKER PAYUDARA DI USIA
REPRODUKSI TERHADAP PRESERVASI
Latar Belakang: Endometriosis adalah gangguan OVARIUM DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
ginekologi jinak umum yang didefinisikan sebagai MEMENGARUHINYA
adanya jaringan kelenjar endometrium dan stroma di
luar lokasi normal. Endometriosis paling sering Ariel Timy Chiprion
ditemukan pada peritoneum panggul, tetapi dapat juga
ditemukan di ovarium, septum rektovaginal, ureter, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Program
namun jarang ditemukan di vesika urinaria, peri- Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri Dan Ginekologi
kardium, dan pleura. Wanita dengan endometriosis
mungkin asimtomatik, infertil, atau menderita berbagai Latar Belakang: Kejadian kanker payudara pada
tingkat nyeri panggul. Pada wanita tanpa gejala, perempuan usia reproduksi di Indonesia maupun di
prevalensi endometriosis berkisar antara 6-11 persen, seluruh dunia dewasa ini semakin meningkat. Terapi
tergantung pada populasi yang diteliti. Namun karena kanker payudara dapat mengakibatkan kerusakan organ
ada kaitan dengan infertilitas dan nyeri panggul maka reproduksi, terutama ovarium dan menyebabkan
endometriosis lebih umum ditemukan pada wanita infertilitas. Salah satu solusi yang tersedia saat ini
dengan keluhan ini. Pada wanita dengan nyeri panggul, adalah preservasi ovarium. Hal ini merupakan isu yang
prevalensi telah dilaporkan antara 40 sampai 50 persen, penting dan kompleks mengingat tingginya kekhawatir-
dan pada infertilitas 20 sampai 50 persen. an pasien. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh endome- untuk mempelajari pengetahuan, sikap, dan perilaku
triosis terhadap luaran FIV dibandingkan dengan grup dokter maupun pasien perempuan penderita kanker
kontrol, pasien infertilitas dengan faktor tuba payudara di usia reproduksi terhadap preservasi
Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort ovarium.
retrospektif di Klinik Yasmin, Rumah Sakit Cipto Metode: Dilakukan studi deskriptif kualitatif pada
Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia. Data diambil dari enam pasien dan delapan dokter subspesialis bedah
rekam medis pasien infertilitas yang mengikuti program onkologi di RSCM dan RS Kanker Dharmais pada Juli
FIV dari tahun 2013 – 2018 yang memenuhi kriteria 2018-November 2018. Data dikumpulkan melalui
inklusi dan eksklusi. Dilakukan pencatatan laju wawancara formal tidak berstruktur pada pasien dan
kehamilan sebagai penilaian luaran utama, serta dokter spesialis bedah onkologi. Dilakukan juga
karakteristik dan jumlah oosit. Data diolah meng- pengumpulan data demografi pasien.
gunakan SPSS, dilakukan analisa bivariat. Hasil: Sebagian besar pasien mengaku belum
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan pasien yang memiliki informasi yang cukup namun setelah
mengikuti program FIV dengan penyulit endometriosis dipaparkan mengenai tujuannya, hampir semua sepakat
sebanyak 249 siklus (15,21%) dari total 1637 siklus, bahwa preservasi ovarium adalah cara yang dapat
dimana pasien dengan diagnosa endometriosis saja digunakan untuk mewujudkan keinginan para pasien
sebanyak 61 siklus (24,44%) dan endometriosis disertai untuk memiliki keturunan. Dalam pelaksanaannya,
penyulit lain sebanyak 188 siklus (75,50%). Sedangkan subjek juga paham adanya pertimbangan agama dan
pada grup kontrol atau faktor tuba didapat 192 siklus finansial. Untuk dokter bedah onkologi, mayoritas
(11,72%) dari total 1637 siklus. Laju kehamilan pada mengaku tidak memahami banyak mengenai preservasi
grup endometriosis dan grup kontrol adalah 20,5% dan ovarium karena keahlian mereka tidak spesifik di
31,8% dengan p=0,007. Dalam penelitian ini pasien fertilitas. Dokter bedah onkologi tidak keberatan untuk
dengan endometriosis tampak lebih berpengaruh belajar lebih lanjut atau mengikuti seminar mengenai
terhadap penurunan luaran kehamilan (RR 1,165 IK preservasi ovarium.
95% 1,039-1,308). Kesimpulan: Usaha preservasi fertilitas pada
pasien kanker masih belum banyak diketahui oleh
74
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
pasien sehingga terdapat kesenjangan antara perilaku Metode: Penelitian potong lintang ini di-
dokter dan pengetahuan pasien. Faktor utama yang laksanakan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo pada
memengaruhi kurangnya pengetahuan pada pasien tahun 2016 – 2018, melibatkan 80 pasien SOPK yang
adalah pendidikan, sedangkan faktor utama yang kemudian diklasifikasikan menjadi 2 kelompok; 36
memengaruhi perilaku dokter adalah tingkat keberhasil- subjek di kelompok hiperandrogenisme dan 44 subjek di
an preservasi. Diperlukan edukasi dari dokter untuk kelompok tidak hiperandrogenisme. Sampel darah
pasien mengenai preservasi fertilitas, kebijakan yang subjek diambil untuk pemeriksaan profil androgen.
mendukung dari jaminan kesehatan, dan kerja sama Pengkajian terhadap asupan vitamin B dilakukan
bedah onkologi serta konsultan fertilitas. menggunakan semi quantitative food frequency
questionnaire (SQ-FFQ) yang sudah dimodifikasi.
Kata Kunci: kanker payudara, preservasi Terhadap variabel tersebut, dilakukan analisis bivariat,
ovarium, pengetahuan, sikap, perilaku korelasi, dan multivariat.
Hasil: Pada analisis bivariat, ditemukan bahwa
terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik pada
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN VITAMIN B konsumsi vitamin B1, B2, B3, dan B6 antara kedua
KOMPLEKS DENGAN KONDISI kelompok. Piridoksin dan niacin memiliki korelasi
HIPERANDROGENISME PADA PASIEN negatif yang lemah (p=0.015, r=-0.285 and p=0.018, r=-
SINDROM OVARIUM POLIKISTIK (SOPK) 0.279, secara berurutan) dengan Indeks Testosteron
Bebas. Analisis multivariate menemukan bahwa vitamin
Andon Hestiantoro1,2,3, Brilliant P. K. Astuti1,2,*, Amalia B3 [β=8.335 (95% CI= 2.904 – 13.765), p=0.003] dan
Shadrina1,2, Ririn R. Febri2, Kresna Mutia2, Pritta B6 [β=-175.876 (95% CI=-277.830 – -73.922),
Ameilia Iffanolida2, Naylah Muna2, Oki Riayati2, Umi p=0.001] berhubungan dengan hiperandrogenisme
Fahmida3, Anom Bowolaksono2 secara independen.
Kesimpulan: Rendahnya asupan vitamin B,
1
Divisi Imunoendokrinologi Reproduksi, Departemen terutama niacin dan piridoksin, memiliki hubungan
Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran berkebalikan dengan hiperandrogenisme pada pasien
Universitas Indonesia – RSUPN Dr. Cipto SOPK.
Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia
2
Human Reproductive, Infertility and Family Planning Kata Kunci: Vitamin B Kompleks; Sindrom
Cluster, Indonesian Medical Education and Research Ovarium Polikistik (SOPK); Hiperandrogenisme
Institute (IMERI), Universitas Indonesia, Jakarta,
Indonesia, 3Southeast Asian Minister of Education
Organization Regional Centre for Food and Nutrition KARSINOMA ENDOMETRIUM: TEMUAN TAK
(SEAMEO REFCON)/Pusat Kajian Gizi Regional TERDUGA PADA PEMERIKSAAN
(PKGR), Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia INFERTILITAS TERHADAP WANITA MUDA
Korespondensi: Brilliant Putri Kusuma Astuti. Divisi
Imunoendokrinologi Reproduksi, Departemen Obstetri Suhartomo DM1, Harzif AK2, Hellyanti T3
dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia – RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jl. 1
Departemen Obstetri dan Ginekologi, RSUPN Cipto
Diponegoro no. 71, Jakarta Pusat, 10430, Indonesia. Mangunkusumo Universitas Indonesia
2
Telephone: (+62) 817 6732 724. Email: Divisi Fertiltias dan Endokrinologi-Reproduksi,
brilliant.poetrie@gmail.com Departemen Obstetri dan Ginekologi, RSUPN Cipto
Mangunkusumo Universitas Indonesia
3
Latar Belakang: SOPK merupakan Departemen Patologi Anatomi, RSUPN Cipto
endokrinopati reproduksi yang bersifat multifaktorial, di Mangunkusumo Universitas Indonesia
mana hiperandrogenisme dan kondisi inflamasi derajat
rendah kronik merupakan patofisiologi yang men- Latar Belakang: Karsinoma endometrium adalah
dasarinya. Vitamin B kompleks sudah banyak diteliti kanker ginekologi tersering pada kalangan wanita di
terkait potensinya dalam menurunkan kondisi inflamasi negara maju. Diperkirakan terdapat sekitar 3.6% kasus
pada sejumlah penyakit metabolik. Namun, belum kanker baru dan 1.8% nya meninggal akibat kanker di
banyak diteliti terkait hubungannya dengan kondisi Amerika Serikat pada tahun 2016. Pada wanita
hiperandrogenisme pada pasien SOPK. premenopause, lebih dari 5% dari penderita kanker
Tujuan: Studi ini bertujuan untuk mempelajari berusia kurang dari 40 tahun.
hubungan antara asupan vitamin B dengan hiper- Laporan Kasus: Wanita 26 tahun, datang dengan
androgenisme pada pasien SOPK. keluhan utama menstruasi yang berkepanjangan sejak 1
tahun yang lalu. Pasien mengaku siklus mensturasi yang
75
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
teratur sebelumnya, tidak ada riwayat nyeri saat Bagian Obstetri dan ginekologi, Fakultas Kedokteran
menstruasi. Tidak ada riwayat merokok, riwayat Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat,
diabetes mellitus dan mengkonsumsi pil hormon. Pasien Indonesia
dengan BMI 27.9 kg/m2, tidak ada abnormalitas yang Phone: +6281367598130
ditemukan saat pemeriksaan ginekologi. Pasien Email: dmasyolanda@gmail.com
kemudian menjalani pemeriksaan USG transvaginal,
dan ditemukan ukuran dan bentuk uterus yang normal Tujuan: melaporkan kasus pyometra pada pasien
dengan polip endoserviks serta adanya polikistik pada post menopouse dengan IUD in situ
kedua ovarium. Saat pemeriksaan histeroskopi ditemu- Laporan Kasus: kasus wanita berusia 73 tahun,
kan adanya polipoid eksofitik dengan neovaskularisasi dengan diagnosa Observasi nyeri perut e.c pyometra +
yang berasal dan endoserviks, yang kecurigaan hipo albuminemia + IUD in situ. Pasien diketahui sudah
mengarah pada polip endoserviks. Anatomi uterus menopouse sejak sekitar 20 tahun yang lalu dan sudah
tampak normal, dilakukan biopsi terarah. Hasil temuan memiliki 7 orang anak. Pasien diketahui memansang
patologi menungkapkan adanya massa tumor epitelial IUD pada pasca persalina anak ke 7 sekitar 35 tahun
ganas terdiri dari tubulopapilar dengan bagian padat yang lalu. Pasien diketahui Pada pemeriksaan fisik
sekitar 20% dari luas tumor. Adanya metaplasia ditemukan nyeri pada perut bagian bawah. Pada
skuamosa, dengan sel tumor yang terdiri dari nukleus pemeriksaan inspekulo ditemukan benang IUD
berukuran sedang-besar, pleomorfik, hiperkromatik, menjuntai sepanjang sekitar 5 cm keluar dari OUE dan
vesikular parsial, dan tampak adanya inti satelit. Hasil ada cairan keluar dari OUE yang menggenang di fornix
ini sesuai dengan temuan karsinoma endometrioid posterior berwarna kuning kehijauan. Pada
derajat 2, tanpa adanya invasi pada limfovaskular. pemerikasaan usg didapatkan kesan cairan intra uterine
Diskusi: Pada sebuah penelitian meta-analisis susppek pyometra. Pada pemeriksaan CT Scan
mengenai keakuratan sampel endometrium, sensitivitas ditemukan kesan Sugestif Pyometra. Hasil pemeriksaan
untuk mendeteksi kanker pada wanita post dan pre Laboratorium didapatkan hasil Hipoalbuminemia
menopause menggunakan biopsi masing masing senilai (albumin: 2,3 gr/dl). dilakukan kultur pada cairan yang
99.6% dan 91%. Sebagian besar kasus karsinoma keluar dari uterus dan didapatkan bakteri Escherichia
endometrium disebabkan adanya prekusor hiperplasia Coli yang resisten terhadap Ampicilin, Ceftriaxone,
endomterial yang muncul disertai dengan paparan Gentamicin dan Ciproloxacin. Diberikan Antibiotik
kronik dari estrogen yang tidak diimbangi oleh yang masih senstif berdasarkan hasil kultur berupa
progesterone antara lain obesitas, nullipara, anovulasi Ceftazidime dan koreksi terhadap albumin serta
kronik, menstruasi ebih awal, menopause onset lama, ekstraksi IUD yang dilanjutkan drainage pada uterus
dan diabetes. menggunakan folley cateter.
Kesimpulan: Klinik rawat jalan menawarkan satu Kesimpulan: Pyometra meupakan kelaina pada
dari beberapa kesempatan bagi para wanita muda untuk uterus. Yang sangat jarang dijumpai. Insidensi dari
menjalani pemeriksaan ginekologi dan infertilitas. piometra berdasarkan data sekitar 0,01%-0,05% dari
Pemeriksaan infertilitas rutin kadang mampu menemu- total kasus pasien ginekologi sehingga jarang ter-
kan adanya temuan patologi yang abnormal dari pikirkan untuk menjadi diagnosa banding dari suatu
endometrium. penyakit. Dan meningkat menjadi sekitar 2% pada
pasien menopouse. Diperlukan pemeriksaan yang
Kata Kunci: Karsinoma Endometrium, cermat dalam penegakan diagnosis dan tatalaksana pada
Histeroskopi, Wanita Muda pasien ini.
76
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
1
Human Reproductive, Infertility and Family Planning LAJU KEHAMILAN PADA PASIEN
Research Center, Indonesia Medical Education and AZOOSPERMIA SETELAH PESA, MESA, ATAU
Research Institute (IMERI), Fakultas Kedokteran TESE: APAKAH TERDAPAT PERBEDAAN?
Universitas Indonesia
2
Klinik IVF Yasmin, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Elisia Atnil1, Anggi Lewis Reso Putro1, Budi
Wiweko1,2, Oki Riayati1, Sarah Zakirah1, R Muharam1,2,
Latar Belakang: Fertilisasi in vitro telah Andon Hestiantoro1,2, Achmad Kemal Harzif1,2, Gita
berkembang sangat pesat sejak ditemukan pertama kali Pratama1,2, Eliza Mansyur2, Tita Yuningsih2, Siti
pada tahun 1978. Perkembangan yang terjadi mencakup Mariyam2, Endang Purdiningsih2
stimulasi ovarium yang bisa meningkatkan jumlah oosit,
1
dan kriopreservasi embrio yang memungkinkan embrio Human Reproductive, Infertility and Family Planning
untuk disimpan dan dipakai pada masa yang akan Research Center, Indonesia Medical Education and
datang, sehingga dapat meningkatkan laju kehamilan Research Institute (IMERI), Fakultas Kedokteran
siklus IVF. Beberapa penelitian menunjukkan embrio Universitas Indonesia, 2Klinik IVF Yasmin, Rumah Sakit
yang dibekukan mempunyai keuntungan dibandingkan Cipto Mangunkusumo
dengan embrio segar, salah satunya yaitu laju kehamilan
yang lebih tinggi. Latar Belakang: Azoospermia merupakan suatu
Tujuan:.Menganalisa laju kehamilan pada keadaan tidak ditemukannya spermatozoa pada cairan
fertilisasi in vitro pada siklus segar dan beku. ejakulat. Keadaan ini ditemukan pada 1% populasi, dan
Metode: Studi ini merupakan penelitian analitik pada 10 – 15% pria infertil. Keadaan ini bisa disebabkan
potong lintang retrospektif yang dilakukan di Klinik karena adanya sumbatan sehingga sperma tidak dapat
Yasmin, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo di Jakarta, keluar, dikenal dengan nama azoospermia obstruktsi,
Indonesia dari tahun 2013 – 2018. Penelitian ini ataupun karena adanya defek spermatogenesis dimana
melibatkan 1637 pasangan suami istri infertil dengan jumlah produksi sperma tidak mencukupi untuk
berbagai penyebab. Data kemudian dianalisa dengan ejakulasi, yang dikenal dengan azoospermia non –
menggunakan SPSS dan analisa statistik dengan uji chi obstruksi. Berbagai teknik operasi telah ditemukan
square. untuk mengatasi masalah pada pasien azoospermia yaitu
Hasil: Dari 1637 pasien yang mengikuti program dengan cara ekstraksi sperma. Beberapa teknik operasi
FIV, 52,3% di antaranya berusia<35 tahun, dengan usia yang telah dikenal sekarang adalah PESA, MESA, dan
termuda 22 tahun dan tertua 48 tahun, dan sebanyak TESE.
24,1% memiliki IMT 18,5 – 22,9. Sebagian besar subjek Tujuan: Menganalisa perbedaan laju kehamilan
dalam penelitian mengalami infertilitas primer, yaitu pada pasien azoospermia pada prosedur PESA, MESA,
sebanyak 86,2%. Pasien kemudian terbagi menjadi dua dan TESE
kelompok, 1133 orang pada kelompok siklus segar, dan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian
504 orang pada kelompok siklus beku. Laju kehamilan analitik potong lintang retrospektif yang dilakukan di
klinis pada kedua grup adalah 27,4% untuk siklus segar Klinik Yasmin, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,
dan 23,4% untuk siklus beku (P=0,1), dan laju Jakarta, Indonesia. Data diambil dari rekam medis
kehamilan di atas 12 minggu adalah 21,2% untuk siklus pasien infertil yang mengikuti program FIV dari tahun
segar dan 18,7% siklus beku (P=0,2). 2013 – 2018. Pasien yang ikut dalam penelitian adalah
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan yang semua pasien azoospermia, baik obstruktif maupun non
signifikan pada laju kehamilan klinis dan laju kehamilan obstruktif. Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa,
di atas 12 minggu pada kedua kelompok. Hasil yang pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
sama didapatkan pada penelitian yang dilakukan ZJ Kemudian dilakukan pencatatan umur suami dan istri,
Chen dkk, dengan nilai P=0,32 untuk laju kehamilan tipe dan lama infertilitas, jenis embrio transfer, dan jenis
klinis dan 0,13 untuk laju kehamilan di atas 12 minggu. operasi. Keluaran yang diukur adalah laju kehamilan.
Tetapi pada penelitian yang dilakukan oleh Matheus R Data kemudian dianalisa dengan menggunakan SPSS
dkk, didapatkan perbedaan yang bermakna pada kedua dan analisa statistik dengan uji chi square.
kelompok untuk laju kehamilan klinis (P=0,017) dan Hasil: Dari 82 pria dengan azoospermia yang
laju kehamilan di atas 12 minggu (P=0,044). termasuk dalam penelitian, sebanyak 39% berusia >40
tahun. Sebagian besar dari subjek penelitian (87,8%)
Kata Kunci: Fertilisasi in Vitro, Siklus Segar, mengalami infertilitas primer. Subjek kemudian dibagi
Siklus Beku menjadi tiga kelompok, dimana 53 orang dengan teknik
PESA, 8 orang dengan teknik MESA, dan 21 orang
dengan teknik TESE. Laju kehamilan untuk kelompok
PESA, MESA, dan TESE berturut – turut adalah 37,7%,
50%, dan 28,6%, dengan nilai P=0,540.
77
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Kata Kunci: Fertilisasi in Vitro, azoospermia Tujuan: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
untuk menilai korelasi antara kadar Ghrelin dengan
Densitas Massa Tulang pada wanita menopause.
PERAN HORMON PADA HOMOSEKSUAL Metode: Penelitian ini dilakukan di Departemen
Obstetri dan Ginekologi RSUP H. Adam Malik Medan,
Irwin L Lumbanraja, Anditha N Rezky, Muhammad dilakukan pada bulan Desember 2018 hingga Februari
Iqsan, M Fidel G Siregar, Hilma P Lubis 2019. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi akan
diambil darahnya untuk diperiksakan kadar Ghrelin
Departemen Obstetri dan Ginekologi pada serum dan pemeriksaan Densitas Massa Tulang.
Divisi Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi, Lalu analisis korelasi dilakukan untuk menilai hubungan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara antara kadar Ghrelin dan Densitas Massa Tulang pada
Email: irwinlamtota@gmail.com wanita menopause.
Hasil: Dari hasil penelitian ini, sampel terbanyak
Latar Belakang: Homoseksual adalah merupakan kelompok osteopenia sebanyak 23 orang
ketertarikan seksual pada sesama jenis baik pada pria (76,7%), dan 2 orang (6,7%) merupakan kelompok
(gay) dan wanita (lesbian). Dari berbagai literatur, osteoporosis, dan sisanya sebanyak 5 orang (16,7%)
estimasi prevalensi homoseksual mencakup 3 – 10% merupakan kelompok dengan kepadatan tulang normal.
dari seluruh populasi. Mekanisme penentuan orientasi Terdapat korelasi yang signifikan antara kadar Ghrelin
seksual belum diketahui sepenuhnya termasuk juga pada dan Densitas Massa Tulang (r=0,397 ; p=0,030) dengan
homoseksual. Banyak faktor yang diduga berperan nilai korelai untuk Densitas Massa Tulang lebih besar
seperti genetik, sosial, psikis dan juga pengaruh hormon dari nilai r rujukan dan bernilai positif.
prenatal dan postnatal. Kesimpulan: terdapat korelasi yang signifikan
Tujuan: Untuk meninjau peran hormon pada antara kadar Ghrelin dan Densitas Massa Tulang
homoseksual dari penelitian dan literatur yang telah ada. (r=0,397 ; p=0,030) dengan korelasi positif.
Metode: Telaah Literatur
Hasil: Berdasarkan teori yang diajukan, penelitian Kata Kunci: Menopause, Ghrelin, Densitas Massa
yang ada terbagi dua fokus yaitu penghitungan kadar Tulang
hormon seks dan gonadotropin pada manusia yang
homoseksual dan penelitian mengenai pengaruh hormon
pada masa perkembangan prenatal. Hasil dari berbagai GENITALIA AMBIGU AKIBAT HIPERPLASIA
penelitian tidak menunjukkan hasil yang konsisten. ADRENAL KONGENITAL KLASIK TIPE
Tidak terdapat perbedaan kadar hormon seksual dan VIRILISASI SEDERHANA PADA ANAK 12
gonadotropin post natal pada homoseksual dan TAHUN
heteroseksual. Pengaruh hormon pada masa prenatal
diyakini berperan dalam menentukan orientasi dan Julius C.H, Nusratuddin A, Syahrul R
kebiasaan seksual namun belum dapat dibuktikan secara
langsung. Divisi Fertilitas dan Endokrinologi Departemen
Kesimpulan: Penelitian yang ada masih belum Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran
menemukan hubungan yang pasti antara hormon dan Universitas Hasanuddin
homoseksual.
Latar belakang: Hiperplasia adrenal kongenital
Kata Kunci: Orientasi Seksual, Hormon, merupakan kelainan genetik resesif autosomal yang
Homoseksual menyebabkan defisiensi enzim yang diperlukan untuk
sintesis steroid di korteks kelenjar adrenal. Bentuk
paling sering adalah defisiensi enzim 21-hidroksilase
KORELASI GHRELIN DAN DENSITAS MASSA sebesar 90-95% kasus. Kelainan ini ditandai dengan
TULANG PADA WANITA MENOPAUSE gagalnya sintesis kortisol secara adekuat sehingga
tampak genitalia ambigu sejak lahir pada bayi
Jenary I Surbakti, M. Fidel Ganis Siregar, M. Oky perempuan yang termasuk dalam tipe klasik.
Prabudi, Sanusi Piliang, T.M Ichsan Ibrahim, Sarah
Dina
78
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Tujuan: Memberikan penjelasan singkat serta menginduksi enzim sitokrom di hati seperti obat anti
laporan ilustrasi kasus mengenai hiperplasia adrenal tuberculosis
kongenital klasik tipe virilisasi sederhana. Laporan Kasus: Seorang perempuan berusia 24
Kasus: Seorang anak yang diduga sebagai laki- tahun dengan gravid 2 para 1 abortus 0 gravid 15
laki sejak lahir dan saat ini berusia 12 tahun, dengan minggu 3 hari dengan akseptor implan datang ke poli-
keluhan utama keluarnya darah dari kemaluan, klinik untuk ANC. Pasien sebelumnya tidak pernah
pembesaran payudara, dan alat kelamin yang tampak ANC dan tidak mengetahui dirinya hamil di karenakan
seperti penis disertai pertumbuhan rambut pubis. Hal ini sudah menggunakan kontrasepsi implan selama 1,5
akibat defisiensi 21-hidroksilase berdasarkan pe- tahun. Pasien menderita limfadenitis tuberkulosis
ningkatan kadar 17-hidroksiprogesteron (2.02 ng/mL) sehingga mendapatkan terapi anti tuberkulosis selama 6
dan testosteron (107.7 ng/mL) tanpa adanya gangguan bulan dengan regimen 4FDC dan 2FDC (Rifampicin,
elektrolit dan peningkatan tekanan darah. Pada pe- isoniazid, pyrazinamide dan etambutol). Tanda vital,
meriksaan fisik didapatkan derajat virilisasi Prader pemeriksaan abdomen dalam batas normal. Pemeriksaan
derajat IV serta pubertas Tanner mammae dan rambut USG di dapatkan kehamilan tunggal hidup intrauterine,
pubis derajat 4. Pada MSCT scan abdomen dengan gerak janin ada, detak jantung janin ada, sesuai dengan
kontras menunjukkan gambaran hiperplasia adrenal usia kehamilan 15 minggu.
sinistra serta tampak struktur uterus. Pada MRI pelvis Hasil: Kontrasepsi implan memiliki tingkat
tampak struktur uterus dan serviks, tetapi vagina sulit efektifitas yang tinggi dan dapat mengalami kegagalan
dinilai sugestif atresia vagina serta tampak struktur bila terjadi interaksi metabolisme obat di hati yang
tubular yang menyerupai penis dan tidak tampak mengganggu sistem kerja enzim sitokrom yang
struktur testis bilateral pada rongga pelvis. Hasil analisis menyebabkan kadar plasma levonogestrel dalam darah
kromosom 46,XX. Pasien mendapatkan terapi rendah. Penggunaan obat anti tuberkulosis di ketahui
prednison. dapat mengganggu sistem kerja enzim yang menyebab-
Kesimpulan: Hiperplasia adrenal kongenital tipe kan hormon progestin menurun sehingga dapat terjadi
klasik adalah kasus yang jarang. Pada kasus ini, kehamilan yang tidak di rencanakan. Pasien di lakukan
meskipun mengalami virilisasi pada genitalia eksterna tindakan pengangkatan implan dan melanjutkan ke-
sehingga tampak genitalia ambigu, namun struktur hamilannya dengan meneruskan terapi anti tuberkulosis.
genitalia interna tidak terganggu sehingga fungsi Kesimpulan: Pada pasien dengan usia reproduksi
reproduksi normal. Terapi jangka panjang diperlukan yang menggunakan kontrasepsi hormonal seperti implan
dan koreksi pembedahan ditunda hingga pasien cukup harus memperhatikan penggunaan obat – obatan yang di
usia untuk menetapkan keputusannya sendiri. konsumsi dan memiliki interaksi dengan kontrasepsi
yang dipakai. Apabila terdapat kontraindikasi sebaiknya
Kata kunci: genitalia ambigu, virilisasi tipe menggunakan metode tambahan seperti kondom atau
klasik, hiperplasia adrenal kongenital mengganti metode lain yang jenis non- hormonal.
79
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Frekuensi rata-rata adenomiosis yang di histerektomi menyebebkan produksi kortisol dan aldosterone
antara 20% dan 30%, dan meningkat menjadi 60% pada menurun sementara produksi androgen oleh korteks
pasien usia reproduktif akhir. Hormon estrogen diduga adrenal menjadi sangat meningkat. Kondisi ini ber-
terlibat dalam patogenesis adenomiosis. Cysteine-rich pengaruh terhadap perkembangan dan fungsi organ
61 (Cyr61) merupakan suatu protein yang terkait reproduksi. Hiperplasia Adrenal Kongenital terbagi atas
dengan matriks ekstraseluler berperan, memicu 2 tipe yaitu betuk klasik dan non klasik dimana untuk
terjadinya adhesi, migrasi, dan mitosis, serta mengatur hiperplasia adrenal kongenital tipe klasik bahkan dapat
proliferasi, angiogenesis, pertumbuhan tumor, dan mengancam jiwa.
diduga berperan dalam patomekanisme terjadinya Tujuan: Memberikan penjelasan singkat serta
adenomiosis. Penelitian yang mencari hubungan antara laporan ilustrasi kasus mengenai hiperplasia adrenal
ekspresi mRNA ERβ dengan Cyr61 pada adenomiosis kongenital dengan pubertas tarda.
belum pernah dilakukan di Indonesia. Kasus: Perempuan 14 tahun dengan keluhan
Tujuan: menentukan hubungan antara ekspresi terlambat menstruasi dan tumbuh benjolan di kemaluan
mRNA ERβ dan Cyr61 pada adenomiosis sejak usia 3 tahun dimana hingga saat ini payudara
Metode: studi observasional dengan pendekatan pasien tidak berkembang. Pasien sudah menjalani
studi potong lintang (cross sectional), dengan sampel pemeriksaan analisa genetik dan didapatkan 46 XX.
berjumlah 15 orang pasien yang didagnosis adenomiosis Dari pemeriksaan laboratorium (17-OH Progesteron)
dan 15 orang pasien yang didiagnosis bukan adeno- didapatkan peningkatan yaitu 95,23 ng/mL dimana nilai
miosis dan endometriosis. Penelitian dilakukan di normalnya <2,83 ng/mL. Pemeriksaan radiologi
Rumah Sakit Unhas (RSUH) dan beberapa rumah sakit menunjukkan adanya hipoplasia uterus dan ambigus
jejaring pendidikan lain di Makassar pada periode 1 genitalia. Pasien belum mendapat terapi apapun sejak
November 2018 sampai 28 Februari 2019. Pemeriksaan usia 3 tahun.
jaringan dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi Kesimpulan: Hiperplasia adrenal kongenital
RSUH dan ekspresi mRNA ERβ dan Cyr61 dilakukan merupakan kelainan genetik yang menyebabkan
di bagian Mikrobiologi Laboratorium Biologi paparan berlebihan terhadap androgen sehingga ber-
Molekuler dan Imunologi FK UNHAS menggunakan manifestasi terhadap gangguan perkembangan organ
metode Realtime PCR. reproduksi maupun sistemik. Penatalaksanaan pengganti
Hasil: menunjukkan peningkatan ekspresi mRNA glukokortikoid sejak dini bahkan yang dimulai sejak
ERβ diikuti oleh peningkatan ekspresi mRNA Cyr61. prenatal akan berpengaruh terhadap perbaikan kondisi
Analisis statistik menggunakan uji korelasi Pearson klinis, sementara keterlambatan memulai terapi gluko-
menunjukkan nilai r=0,746 dengan signifikansi kortikoid pengganti dapat menyebabkan keterlambatan
p<0.001. Hal ini berarti terjadi korelasi kuat dan bersifat pubertas.
positif antara ekspresi mRNA ERβ dengan ekspresi
mRNA Cyr61, dan dengan nilai p<0.001 menunjukkan Kata Kunci: Hiperplasia adrenal kongenital,
hubungan tersebut adalah signifikan. pubertas tarda
Kesimpulan: Peningkatan Ekspresi mRNA gen
ERβ berpengaruh kuat kepada peningkatan ekspresi
mRNA Cyr61 pada adenomiosis KEHAMILAN HETEROTOPIK: DIAGNOSIS
DAN PITFALL PADA ULTRASONOGRAFI
Kata kunci: ekspresi mRNA ERβ, mRNA Cyr61,
adenomiosis Wiweko B1, Harzif AK1
Hyaswicaksono P2
1
HIPERPLASIA ADRENAL KONGENITAL Divisi Immuno-endokrinologi Reproduksi Departemen
DENGAN PUBERTAS TARDA Obstetri & Ginekologi, RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo, Jakarta, 2Departemen Obstetri &
Muhammad NA, Sriwijaya, Efendi L Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Divisi Fertilitas, Endokrinologi dan Reproduksi
Departemen Obstetri dan Ginekologi Latar Belakang: Kehamilan heterotopik
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin didefinisikan sebagai koeksistensi kehamilan extrauterin
dan intrauterin. Ini merupakan suatu situasi yang
Latar Belakang: Hiperplasia adrenal kongenital langka, sulit terdiagnosis, dan apabila tidak tertangani
merupakan suatu kelainan autosomal resesif dengan dapat menyebabkan ancaman. Tingkat insiden diper-
manifestasi berupa defisiensi salah satu enzim yang kirakan 1 dalam 30,000 kehamilan spontan, dan lebih
berperan dalam produksi kortisol, hal tersebut tinggi dalam teknik reproduksi berbantu. Kehamilan
80
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
heterotopik cenderung dilewati oleh tenaga medis umum dari kasus infeksi menular seksual (IMS) yang
karena deteksi kantung kehamilan intrauterin. Ultra- disebabkan oleh bakteri.
sonografi yang menyeluruh dan sistematis diperlukan Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
terutama ketika adanya curiga terhadap kehamilan jumlah penderita infeksi Chlamydia trachomatis pada
ektopik atau dengan adanya cairan bebas di panggul, abortus spontan di Makassar serta hubungan abortus
walaupun sudah terdeteksi kehamilan intrauterin. spontan dengan infeksi Chlamydia trachomatis.
Tujuan: Laporan kasus ini ingin mengajak para Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah
klinisi untuk meningkatkan kemawasan diri pada kasus cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit
kehamilan heterotopik khususnya pada kasus dengan Pendidikan Departemen Obstetri dan Ginekologi
riwayat IVF sebelumnya. Beberapa teknik yang dapat Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin periode
dipaparkan pada laporan kasus merupakan poin praktis Mei 2018 - September 2018. Total sampel yang
yang dapat dilakukan pada pemeriksaan USG pada awal diperoleh adalah 42 untuk kelompok abortus spontan
kehamilan. dan 42 sampel untuk kelompok persalinan cukup bulan.
Kasus: Nyonya 46 tahun nulligravida dengan Hasil: Hasil penelitian yang didapat menunjukan
riwayat infertilitas primer 13 menjalani proses transfer keluhan keputihan dan riwayat abortus sebelumnya
embrio beku dengan B-HCG positif 2 minggu pasca tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan infeksi
tindakan. Kehamilan klinis dinyatakan dengan adanya Chlamydia trachomatis, serta didapatkan jumlah sampel
temuan kantung gestasi pada usia kehamilan 6 minggu positif (terdeteksi) terhadap DNA Chlamydia
dari pemeriksaan USG transvaginal, tidak tampak massa trachomatis pada pemeriksaan PCR jaringan plasenta
adneksa maupun gambaran cairan bebas. 2 minggu lebih tinggi pada kelompok persalinan cukup bulan
pasca USG pasien mengeluh nyeri perut kanan bawah (9,5%) dibandingkan kasus abortus spontan (7,1%)
disertai keluarnya flek dari jalan lahir. Dari pemeriksaan dengan hasil uji statistik p>0,05. Selain itu didapatkan
USG transvaginal didapatkan kehamilan intrauterine bahwa adanya riwayat abortus berulang baik pada
sesuai usia kehamilan 8 minggu dan massa adneksa kelompok sampel maupun kontrol tidak memiliki
disertai gambaran ring of fire dengan pemeriksaan hubungan dengan infeksi Chlamydia trachomatis
Doppler, kesan suatu kantung gestasi dengan ukuran (p>0,05).
sesuai 8 minggu. Pasien dilakukan salpingektomi kanan Kesimpulan: Pada penelitian ini dapat disimpul-
dan pulih dengan baik pasca tindakan. Saat ini pasien kan bahwa abortus spontan di Makassar tidak memiliki
masih melanjutkan kehamilannya. hubungan dengan infeksi Chlamydia trachomatis.
Kesimpulan: Pemeriksaan USG yang cermat
dengan teknik pemeriksaan Doppler sampai saat ini Kata Kunci: Abortus, Chlamydia trachomatis,
menjadi pilihan utama untuk deteksi kehamilan hetero- infeksi
topik.
81
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
sebelum pasien dirujuk ke RSUPN-CM di era layanan Achmad Kemal Harzif 1,2,3,Shofi Faiza1, Heidi Dewi
kesehatan berjenjang Jaminan Kesehatan nasional Mutia1, Mila Maidarti 1,2,3, Budi Wiweko1,2,3
(JKN).
1
Metode: Studi deskriptif ini melibatkan 30 pasien Indonesian Reproductive Medicine Research and
Poliklinik Rawat Jalan RSUPN-CM dengan teknik Training Center
2
wawancara terstruktur menggunakan kuesioner dan Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Cipto
pengumpulan data sekunder dari rekam medis. Mangunkusumo
3
Hasil: Responden berusia 36.3 ± 6.9 tahun. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Responden dengan infertilitas primer dan infertilitas
sekunder mencapai 53.3% dan 26.7%. Responden Tujuan: Pengobatan kanker mempengaruhi fungsi
datang dengan masalah: adenomiosis dan kista endo- reproduksi wanita karena dapat merusak ovarium.
metriosis (50%), adenomiosis (20%), kista endo- Hilangnya kesuburan dapat menjadi permasalahan pada
metriosis (10%), endometriosis infiltrasi dalam (6.7%), penderita kanker. Namun, Preservasi Fertilitas saat ini
endometriosis infiltrasi dalam disertai adenomiosis sudah tersedia. Studi kasus ini membandingkan kasus
(6.7%), kista endometriosis disertai mioma uteri (3.3%) yang berhasil dan gagal dalam menyediakan preservasi
dan kista endometriosis disertai polip endometrium fertilitas pada penderita kanker di Indonesia.
(3.3%). Awitan keluhan terjadi sejak 8.5 tahun (1-38 Laporan Kasus: Kasus 1. Seorang wanita, 20
tahun) sebelum mencapai RSUPN-CM. Keluhan awal tahun, belum menikah, dengan tumor ovarium sel
yang tersering adalah nyeri haid (53.3%), sementara germinal, AMH 1.27 ng/ml. Pasien telah dilakukan
33.3% responden mengeluh nyeri haid disertai pembedahan fertility sparing dan berencana untuk
perdarahan uterus abnormal. Setidaknya 70% responden kemoterapi. Pasien telah mendapat informasi dari dokter
mengalami nyeri haid yang mengakibatkan tidak bisa tentang preservasi fertilitas dan setuju untuk dilakukan
beraktivitas sehari-hari. Responden rata-rata mem- oocyte pickup. Stimulasi ovarium dilakukan sebelum
butuhkan 0.5 tahun (0-33 tahun) sejak awitan keluhan prosedur. 15 oosit berhasil dibekukan. Kasus 2. Seorang
sebelum berkonsultasi ke tenaga kesehatan. Responden wanita, 17 tahun, belum menikah, dengan tumor
sudah menjalani terapi di 4 ± 2 fasilitas layanan ovarium tipe yolk sac, telah menjalani pembedahan
kesehatan selama 3.5 tahun (0-17 tahun) sebelum fertility sparing, AMH 0,6 ng/ml. Pasien
dirujuk ke RSUPN-CM, dimana 83.3% responden sudah dikonsultasikan sehari sebelum kemoterapi, namun
pernah menjalani terapi medikamentosa menggunakan pasien menolak untuk menjalani prosedur Preservasi
minimal dua jenis obat. Obat yang terbanyak di- Fertilitas. Berdasarkan wawancara, orang tua pasien
konsumsi adalah anti-nyeri (70.0%) dan progestin oral dengan menyesal mengatakan seandainya mereka
(30.0%), dengan tambahan terapi herbal (16.7%), mendapatkan informasi lebih awal, mungkin akan
suplementasi darah (13.3%), preparat hemostatik (3.3%) memilih untuk menjalani preservasi fertilitas. Pada
dan vitamin (3.3%). Setidaknya 40% responden pernah kasus ini, terdapat pembelajaran bahwa semakin awal
menjalani tindakan pembedahan berupa: kistektomi informasi mengenai preservasi fertilitas diberikan secara
(26.7%), reseksi adenomiosis (3.3%), kistektomi dan lengkap, memiliki dampak positif untuk keberhasilan
miomektomi (3.3%), kistektomi dan histerektomi program ini.
(3.3%), dan miomektomi (3.3%). Kesimpulan: Informasi yang komprehensif
Kesimpulan: Perlu dilakukan peningkatan tentang preservasi fertilitas dapat mempengaruhi
kewaspadaan terkait gejala-gejala endometriosis dan keputusan pasien yang mengarah pada tingkat
kualitas layanan endometriosis dengan potensi ganggu- keberhasilan program ini.
an kesuburan guna memangkas waktu yang dibutuhkan
penderita untuk dirujuk ke pusat layanan kesehatan Kata kunci: preservasi fertilitas, kanker ovarium,
tersier sehingga meningkatkan luaran tatalaksana endo- tatalaksana kanker
metriosis.
82
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
83
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Divisi Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi, Studi ini bertujuan mengetahui pola tatalaksana
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara endometriosis sebelum pasien dirujuk ke RSUPN-CM
Email: irwinlamtota@gmail.com di era layanan kesehatan berjenjang Jaminan Kesehatan
nasional (JKN).
Latar belakang: Homoseksual adalah ketertarikan Metode: Studi deskriptif ini melibat-kan 30 pasien
seksual pada sesama jenis baik pada pria (gay) dan Poliklinik Rawat Jalan RSUPN-CM dengan teknik
wanita (lesbian). Dari berbagai literatur, estimasi wawancara terstruktur menggunakan kuesioner dan
prevalensi homoseksual mencakup 3 – 10% dari seluruh pengumpulan data sekunder dari rekam medis.
populasi. Mekanisme penentuan orientasi seksual belum Hasil: Responden berusia 36.3 ± 6.9 tahun.
diketahui sepenuhnya termasuk juga pada homoseksual. Responden dengan infertilitas primer dan infertilitas
Banyak faktor yang diduga berperan seperti genetik, sekunder mencapai 53.3% dan 26.7%. Responden
sosial, psikis dan juga pengaruh hormon prenatal dan datang dengan masalah: adenomiosis dan kista endome-
postnatal. triosis (50%), adenomiosis (20%), kista endometriosis
Tujuan: Untuk meninjau peran hormon pada (10%), endometriosis infiltrasi dalam (6.7%), endome-
homoseksual dari penelitian dan literatur yang telah ada. triosis in-filtrasi dalam disertai adenomiosis (6.7%),
Metode: Telaah literatur. kista endometriosis disertai mioma uteri (3.3%) dan
Hasil: Berdasarkan teori yang diajukan, penelitian kista endometriosis disertai polip endometrium (3.3%).
yang ada terbagi dua fokus yaitu penghitungan kadar Awitan keluhan terjadi sejak 8.5 tahun (1-38 tahun)
hormon seks dan gonadotropin pada manusia yang sebelum mencapai RSUPN-CM. Keluhan awal yang
homoseksual dan penelitian mengenai pengaruh hormon tersering adalah nyeri haid (53.3%), sementara 33.3%
pada masa perkembang-an prenatal. Hasil dari berbagai responden mengeluh nyeri haid disertai perdarahan
penelitian tidak menunjukkan hasil yang konsisten. uterus abnormal. Setidaknya 70% res-ponden meng-
Tidak terdapat perbedaan kadar hormon seksual dan alami nyeri haid yang meng-akibatkan tidak bisa
gonadotropin post natal pada homoseksual dan hetero- beraktivitas sehari-hari. Responden rata-rata mem-
seksual. Pengaruh hormon pada masa prenatal diyakini butuhkan 0.5 tahun (0-33 tahun) sejak awitan keluhan
berperan dalam menentukan orientasi dan kebiasaan sebelum berkonsultasi ke tenaga kesehatan. Responden
seksual namun belum dapat dibuktikan secara langsung. sudah menjalani terapi di 4 ± 2 fasilitas layanan
Kesimpulan: Penelitian yang ada masih belum kesehatan selama 3.5 tahun (0-17 tahun) sebelum
menemukan hubungan yang pasti antara hormon dan dirujuk ke RSUPN-CM, dimana 83.3% responden sudah
homoseksual. pernah menjalani terapi medikamentosa menggunakan
minimal dua jenis obat. Obat yang terbanyak
Kata kunci: Orientasi seksual, hormon, dikonsumsi adalah anti-nyeri (70.0%) dan progestin oral
homoseksual. (30.0%), dengan tambahan terapi herbal (16.7%),
suplementasi darah (13.3%), preparat hemostatik (3.3%)
dan vitamin (3.3%). Setidaknya 40% respon-den pernah
GAMBARAN POLA TATALAKSANA PASIEN menjalani tindakan pembedah-an berupa: kistektomi
ENDOMETRIOSIS DI MASA PRA RUMAH (26.7%), reseksi adenomiosis (3.3%), kistektomi dan
SAKIT PADA PASIEN RUJUKAN mio-mektomi (3.3%), kistektomi dan histerek-tomi
ENDOMETRIOSIS DI RUMAH SAKIT UMUM (3.3%), dan miomektomi (3.3%).
PUSAT NASIONAL DR. CIPTO Kesimpulan: Perlu dilakukan peningkatan
MANGUNKUSUMO kewaspadaan terkait gejala-gejala endometriosis dan
(RSUPN-CM) kualitas layanan endometriosis dengan potensi
gangguan kesuburan guna memangkas waktu yang
Kanadi Sumapraja, Rebecca Octavia Fransisca dibutuhkan penderita untuk dirujuk ke pusat layanan
kesehatan tersier sehingga meningkatkan luaran
Divisi Imunoendokrinologi Reproduksi, Dept. Obstetri tatalaksana endome-triosis.
dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia - Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Kata Kunci: Endometriosis, tatalaksana, rujukan
Cipto Mangunkusumo berjenjang.
84
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Primadian Atnaryan, Djaswadi Dasuki, Diah Rumekti dengan penggunaan obat yang meng-induksi enzim
Hadiati seperti obat anti tuber-kulosis, sehingga dapat
menyebabkan kehamilan yang tidak di rencanakan.
Departmen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Tujuan: Memahami penggunaan kontrasepsi
Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, hormonal seperti implan yang bisa mengalami
Universitas Gadjah Mada/RS Sardjito Yogyakarta kegagalan dengan adanya interaksi dari obat yang
menginduksi enzim sitokrom di hati seperti obat anti
Latar belakang: Telars prematur tersendiri tuberculosis.
(isolated prematur thelarce) adalah pertumbuhan Laporan Kasus: Seorang perempuan berusia 24
payudara sebelum usia 8 tahun dengan dua puncak tahun dengan gravid 2 para 1 abortus 0 gravid 15
insidensi pada usia dua tahun awal usia kehidupan dan minggu 3 hari dengan akseptor implan datang ke
setelah usia 6 tahun. Kondisi ini sering dianggap poliklinik untuk ANC. Pasien sebelumnya tidak pernah
merupakan variasi normal per-tumbuhan dan per- ANC dan tidak mengetahui dirinya hamil di karenakan
kembangan seorang wanita dan terjadi remisi spontan sudah menggunakan kontra-sepsi implan selama 1,5
pada kebanyakan kasus. tahun. Pasien menderita limfadenitis tuberkulosis
Tujuan: Laporan kasus ini bertujuan untuk sehingga mendapatkan terapi anti tuber-kulosis selama 6
memberikan informasi bahwa kon-sumsi obat herbal bulan dengan regimen 4FDC dan 2FDC (Rifampicin,
dengan dosis soybean tinggi mungkin memiliki efek isoniazid, pyrazinamide dan etambutol). Tanda vital,
terhadap perkembangan payudara pada anak. pemeriksaan abdomen dalam batas normal. Pemeriksaan
Laporan Kasus: Kami menyajikan sebuah kasus USG di dapatkan kehamilan tunggal hidup intrauterine,
seorang anak usia 8 tahun dengan pertumbuhan gerak janin ada, detak jantung janin ada, sesuai dengan
panyudara yang progresif. Pemeriksaan payudara usia kehamilan 15 minggu.
menunjukkan Tanner 3. Pemeriksaan hormonal Hasil: Kontrasepsi implan memiliki tingkat
menunjukkan angka estradiol yang tinggi dan LH yang efektifitas yang tinggi dan dapat mengalami kegagalan
rendah. Pemeriksaan bone age menunjukkan sesuai usia bila terjadi interaksi metabolisme obat di hati yang
kronologis. Anamnesis lebih dalam menunjukkan pasien meng-ganggu sistem kerja enzim sitokrom yang
mengkonsumsi obat herbal selama 2 tahun. Setiap menyebabkan kadar plasma levonogestrel dalam darah
sachet 3 gram obat herbal tersebut salah satu rendah. Penggunaan obat anti tuberkulosis di ketahui
kandungannya adalah Sojae Semen (Soybean) 0,72 dapat mengganggu sistem kerja enzim yang
gram. menyebabkan hormon progestin menurun sehingga
Kesimpulan: Beberapa pertanyaan mengenai dapat terjadi kehamilan yang tidak di rencanakan.
keamaan industri makanan terutama produk herbal Pasien di lakukan tindakan pengangkatan implan dan
hingga saat ini belum begitu jelas. Meskipun entitas melanjutkan kehamilannya dengan meneruskan terapi
telars prematur jelas diketahui, perkembangan pubertas anti tuberkulosis.
pada kasus ini sangat berkaitan erat dengan konsumsi Kesimpulan: Pada pasien dengan usia reproduksi
soybean dosis tinggi sebagai penganggu proses yang menggunakan kontrasepsi hormonal seperti implan
hormonal sehingga memicu pubertas. harus mem-perhatikan penggunaan obat – obatan yang
di konsumsi dan memiliki interaksi dengan kontrasepsi
Kata kunci: Telars prematur tersendiri, herbal, yang dipakai. Apabila terdapat kontraindikasi sebaiknya
sojae semen, soybean. menggunakan metode tambahan seperti kondom atau
mengganti metode lain yang jenis non- hormonal.
KEGAGALAN KONTRASEPSI IMPLAN AKIBAT Kata kunci: Kontrasepsi implan, anti tuberkulosis,
INTERAKSI OBAT ANTI TUBERKULOSIS kehamilan.
Keny Stefanus
PENGARUH ENDOMETRIOSIS TERHADAP
Divisi Fertilitas, Endokrinologi dan Reproduksi, LUARAN FERTILISASI IN VITRO DI KLINIK
Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas YASMIN, RUMAH SAKIT DR. CIPTO
Kedokteran Universitas Hasanuddin MANGUNKUSUMO, JAKARTA
Latar belakang: Program kontrasepsi yang Anggi Lewis Reso Putro1, Elisia Atnil1, Budi Wiweko1,2
digalakkan dan efektif adalah metode kontrasepsi
1
jangka panjang dengan Implan merupakan salah satu Human Reproductive, Infertility and Family Planning
metode unggulan-nya. Implan memiliki tingkat Research Center, Indonesia Medical Education and
keberhasilan mencapai 99%. Efektifitas dapat berkurang
85
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Latar belakang: Endometriosis adalah gangguan Divisi Fertilitas, Endokrinologi dan Reproduksi
ginekologi jinak umum yang didefinisikan sebagai Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas
adanya jaringan kelenjar endometrium dan stroma di Kedokteran Universitas Hasanuddin
luar lokasi normal. Endometriosis paling sering
ditemukan pada peritoneum panggul, tetapi dapat juga Latar Belakang: Hiperplasia adrenal kongenital
ditemukan di ovarium, septum rektovaginal, ureter, merupakan suatu kelainan autosomal resesif dengan
namun jarang ditemukan di vesika urinaria, peri- manifestasi berupa defisiensi salah satu enzim yang
kardium, dan pleura. Wanita dengan endometriosis berperan dalam produksi kortisol, hal tersebut
mungkin asimtomatik, infertil, atau men-derita berbagai menyebebkan produksi kortisol dan aldosterone
tingkat nyeri panggul. Pada wanita tanpa gejala, menurun sementara produksi androgen oleh korteks
prevalensi endome-triosis berkisar antara 6-11 persen, adrenal menjadi sangat meningkat. Kondisi ini
tergantung pada populasi yang diteliti. Namun karena berpengaruh terhadap perkembangan dan fungsi organ
ada kaitan dengan infertilitas dan nyeri panggul maka reproduksi. Hiperplasia Adrenal Kongenital terbagi atas
endometriosis lebih umum ditemukan pada wanita 2 tipe yaitu betuk klasik dan non klasik dimana untuk
dengan keluhan ini. Pada wanita dengan nyeri panggul, hiperplasia adrenal kongenital tipe klasik bahkan dapat
prevalensi telah dilaporkan antara 40 sampai 50 persen, mengancam jiwa.
dan pada infertilitas 20 sampai 50 persen. Tujuan: Memberikan penjelasan singkat serta
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh endome- laporan ilustrasi kasus mengenai hiperplasia adrenal
triosis terhadap luaran FIV dibandingkan dengan grup kongenital dengan pubertas tarda.
kontrol, pasien infertilitas dengan faktor tuba. Laporan Kasus: Perempuan 14 tahun dengan
Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort keluhan terlambat menstruasi dan tumbuh benjolan di
retrospektif di Klinik Yasmin, Rumah Sakit Cipto kemaluan sejak usia 3 tahun dimana hingga saat ini
Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia. Data diambil dari payudara pasien tidak berkembang. Pasien sudah
rekam medis pasien infertilitas yang mengikuti program menjalani pemeriksaan analisa genetik dan didapatkan
FIV dari tahun 2013 – 2018 yang memenuhi kriteria 46 XX. Dari pemeriksaan laboratorium (17-OH Proges-
inklusi dan eksklusi. Dilakukan pencatatan laju teron) di-dapatkan peningkatan yaitu 95,23 ng/mL
kehamilan sebagai penilaian luaran utama, serta dimana nilai normalnya <2,83 ng/mL. Pemeriksaan
karakteristik dan jumlah oosit. Data diolah radiologi menunjukkan adanya hipoplasia uterus dan
menggunakan SPSS, dilakukan analisa bivariat. ambigus genitalia. Pasien belum mendapat terapi
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan pasien yang apapun sejak usia 3 tahun.
mengikuti program FIV dengan penyulit endometriosis Kesimpulan: Hiperplasia adrenal kongenital
sebanyak 249 siklus (15,21%) dari total 1637 siklus, merupakan kelainan genetik yang menyebabkan
dimana pasien dengan diagnosa endome-triosis saja paparan berlebihan terhadap androgen sehingga ber-
sebanyak 61 siklus (24,44%) dan endometriosis disertai manifestasi terhadap gangguan perkembangan organ
penyulit lain sebanyak 188 siklus (75,50%). Sedangkan reproduksi maupun sistemik. Penata-laksanaan peng-
pada grup kontrol atau faktor tuba didapat 192 siklus ganti glukokortikoid sejak dini bahkan yang dimulai
(11,72%) dari total 1637 siklus. Laju kehamilan pada sejak prenatal akan berpengaruh terhadap perbaikan
grup endometriosis dan grup kontrol adalah 20,5% dan kondisi klinis, sementara keterlambatan memulai terapi
31,8% dengan p=0,007. Dalam penelitian ini pasien glukokortikoid pengganti dapat menyebabkan ke-
dengan endometriosis tampak lebih berpengaruh terlambatan pubertas.
terhadap penurunan luaran kehamilan (RR 1,165 IK
95% 1,039-1,308). Kata Kunci: Hiperplasia adrenal kongenital,
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna pubertas tarda.
antara endometriosis dan penurunan laju kehamilan
pada pasien FIV, dibandingkan faktor risiko lain yaitu
faktor tuba. GAMBARAN KASUS ENDOMETRIOSIS DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN
Kata kunci: Fertilisasi in vitro, laju kehamilan,
endometriosis. Steven Aristida, Levina Chandra Khoe
86
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Endometriosis yang merupakan kelainan pertumbuhan pandangan, memahami kebutuhan dan memahami
jaringan endometrium di luar rahim, dapat ditemukan pandangan penderita amenorea primer terhadap
pada 10-15% perempuan usia reproduksi. Beberapa tatalaksana yang saat ini dilakukan sehingga pendekatan
rumah sakit di Indonesia menemukan kasus endo- tatalaksana terhadap penderita amenorea primer dapat
metriosis antara 13,6% hingga 69,5%. Kondisi dapat optimal.
menimbulkan rasa nyeri, iritasi, infertilitas, serta Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan
penurunan kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah fenomenologi interpretatif terhadap penderita amenorea
mengetahui karakteristik pasien endometriosis di primer di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan Rumah
Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan periode tahun Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo pada
2014-2016. Studi ini merupakan penelitian deksriptif bulan Mei 2018-Mei 2019.
retrospektif dengan menggunakan data rekam medis. Hasil: Terdapat lima partisipan, usia bervariasi
Hasil penelitian mendapatkan 71,6% (232/324) dari dari 21-28, dengan rerata 24 tahun. Tiga partisipan
keseluruhan kasus ginekologi di Rumah Sakit Umum (60%) dengan Sindrom Turner, satu partisipan (20%)
Daerah Tarakan merupakan endometriosis dengan jenis dengan DSD46XX(CAH), dan satu partisipan (20%)
endometriosis terbanyak adalah adenomiosis (51,7%), dengan MRKH. Penderita amenorea primer cenderung
diikuti kista endometriosis sebanyak 40,9% dan lesi merasakan perbedaan dengan perempuan lainnya, tidak
endometriosis sebesar 7,3%. Jumlah kasus endome- menutup diri dengan lingkungan sekitar, tidak puas
triosis lebih banyak ditemukan pada tahun 2014 dengan perkembangan organ seks sekunder, mengalami
dibandingkan tahun-tahun sesudahnya. Rerata usia masalah dengan partner, dan harapan terhadap
pasien endometriosis adalah 40,9 tahun. Gambaran pengobatan yang dilakukan, yaitu; ingin mendapatkan
kasus endometriosis di Rumah Sakit Umum Daerah haid, terbebas dari obat, pertumbuhan organ seks yang
Tarakan periode 2014-2016 adalah pasien usia normal, dan keinginan memiliki keturunan.
reproduktif dengan jenis endometriosis adenomiosis. Kesimpulan: Amenorea primer cenderung
memiliki dampak negatif bagi penderitanya, terutama
Kata kunci: Endometriosis. dalam segi kepercayaan diri. Dengan mengetahui
pandangan dan harapan penderita amenorea primer,
tentunya tenaga medis dapat melakukan penatala-
PERASAAN DAN HARAPAN PEREMPUAN ksanaan dengan pendekatan yang lebih komprehensif.
AMENOREA PRIMER TERHADAP
TATALAKSANA YANG AKAN DILAKUKAN: Kata kunci: Amenorea primer, harapan, perasaan.
PENELITIAN KUALITATIF
87
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
kimiawi. Terapi lini pertama pada nyeri pelvis ialah pada tahun 1978. Perkembangan yang terjadi mencakup
NSAID atau kontrasepsi oral. Bila gagal, diberikan stimulasi ovarium yang bisa meningkatkan jumlah oosit,
agonis GnRH dikombinasi dengan estro-gen dan dan kriopreservasi embrio yang memungkinkan embrio
progestin add-back therapy. Pada endome-triosis derajat untuk disimpan dan dipakai pada masa yang akan
berat dan luas, pembedahan atraumatik merupakan datang, sehingga dapat meningkatkan laju kehamilan
pilihan utama. Induksi ovulasi memberikan hasil yang siklus IVF. Beberapa penelitian menunjukkan embrio
cukup memuaskan pasca pemberian terapi. Dari yang dibekukan mempunyai keuntungan di-bandingkan
berbagai penelitian Random-ized trials pada pemberian dengan embrio segar, salah satunya yaitu laju kehamilan
GnRH agonis dengan hormon FSH dan LH, clomifen yang lebih tinggi.
sitrat, serta inseminasi intrauterin, mem-perlihatkan Tujuan: Menganalisa laju kehamilan pada
peningkatan angka kehamilan dibanding-kan pada yang fertilisasi in vitro pada siklus segar dan beku.
tanpa terapi. Metode: Studi ini merupakan penelitian analitik
Metode: Penelitian ini menggunakan metode potong lintang retro-spektif yang dilakukan di Klinik
deskriptif retrospektif mungguna-kan data yang Yasmin, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo di Jakarta,
dihimpun September 2018-Mei 2019, di RSUP dr. Indonesia dari tahun 2013 – 2018. Penelitian ini
Kariadi kami melakukan tindakan diagnosis secara, melibatkan 1637 pasangan suami istri infertil dengan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan penun-jang, tindakan berbagai penyebab. Data kemudian dianalisa dengan
operatif dan terapi NSAID dan GnRH Agonis yang menggunakan SPSS dan analisa statistik dengan uji chi
selanjutnya dievaluasi per 3 bulan atau dengan tindakan square.
induksi ovulasi dan inseminasi intreauterin hingga pada Hasil: Dari 1637 pasien yang mengikuti program
bayi tabung pada pasien dengan infertilitas. Hasil FIV, 52,3% di antaranya berusia<35 tahun, dengan usia
penelitian menunjukan,Rerata usia 32 tahun, keluhan termuda 22 tahun dan tertua 48 tahun, dan sebanyak
nyeri siklik 71,1%, Kista Ovarii 59,6%, Infertilitas 24,1% memiliki IMT 18,5 – 22,9. Sebagian besar subjek
52,8%, pemeriksaan marka biokimia 24%, USG 100%, dalam penelitian mengalami infertilitas primer, yaitu
Tindakan operatif laparaskopi 89,4%,pemberian inj sebanyak 86,2%. Pasien kemudian terbagi menjadi dua
Agonis GnRH 100%, tingkat keberhasilan bebas kelompok, 1133 orang pada kelompok siklus segar, dan
keluhan 94,23% hamil tanpa induksi ovulasi 2,8%. 504 orang pada kelompok siklus beku. Laju kehamilan
Kesimpulan: Penanganan endome-triosis untuk klinis pada kedua grup adalah 27,4% untuk siklus segar
tindakan operatif laparaskopi memberikan hasil yang dan 23,4% untuk siklus beku (P=0,1), dan laju
baik dalam diag-nostik dan terapi, pemberian agonis kehamilan di atas 12 minggu adalah 21,2% untuk siklus
GnRH masih menjadi pilihan utama, terutama saat hasil segar dan 18,7% siklus beku (P=0,2).
PA telah menunjukkan Endome-triosis, induksi ovulasi Kesimpulan: Tidak terdapat perbeda-/an yang
masih tetap diper-lukan untuk keberhasilan kehamilan. signifikan pada laju kehamilan klinis dan laju kehamilan
di atas 12 minggu pada kedua kelompok. Hasil yang
Kata kunci: Endometriosis, nyeri, infertilitas, sama didapatkan pada penelitian yang dilakukan ZJ
kista ovari. Chen dkk, dengan nilai P=0,32 untuk laju kehamilan
klinis dan 0,13 untuk laju kehamilan di atas 12 minggu.
Tetapi pada penelitian yang dilakukan oleh Matheus R
PERBANDINGAN LAJU KEHAMILAN dkk, didapatkan perbedaan yang bermakna pada kedua
FERTILISASI IN VITRO PADA SIKLUS SEGAR kelompok untuk laju kehamilan klinis (P=0,017) dan
DAN BEKU laju kehamilan di atas 12 minggu (P=0,044).
Elisia Atnil1, Anggi Lewis Reso Putro1, Budi Kata kunci: Fertilisasi in vitro, siklus segar, siklus
Wiweko1,2, Oki Riayati1, Sarah Zakirah1, R Muharam1,2, beku.
Andon Hestiantoro1,2, Achmad Kemal Harzif1,2, Gita
Pratama1,2, Eliza Mansyur2, Tita Yuningsih2, Siti
Mariyam2, Endang Purdiningsih2 SURVEILANS FUNGSI SEKSUAL PEREMPUAN
PASCA HISTEREKTOMI
1
Human Reproductive, Infertility and Family Planning
Research Center, Indonesia Medical Education and Anggara Mahardika, Astrid Yunita, Hadi Sjarbaini
Research Institute (IMERI), Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia Latar belakang: Herlyn-Werner-Wunderlich
2
Klinik IVF Yasmin, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo syndrome (HWWs) adalah kondisi langka yang terjadi
pada 0,1%-3,8% populasi. Kondisi ini dideskripsikan
Latar belakang: Fertilisasi in vitro telah sebagai uterus didelfis dan blind hemivagina yang
berkembang sangat pesat sejak ditemukan pertama kali terkait dengan agenesis renal ipsilateral. Keberadaan
88
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
endometriosis pada kondisi ini dapat menyebabkan yang tampak seperti penis disertai pertumbuhan rambut
kesulitan saat mendiagnosa. Laporan kasus ini pubis. Hal ini akibat defisiensi 21-hidroksilase berdasar-
membahas tentang investigasi dan manajemen endo- kan peningkatan kadar 17-hidroksiprogesteron (2.02
metriosis pada pasien remaja yang mengidap sindrom ng/mL) dan testosteron (107.7 ng/mL) tanpa adanya
HWW. gangguan elektrolit dan peningkatan tekanan darah.
Laporan Kasus: Pasien perempuan usia 11 tahun Pada pe-meriksaan fisik didapatkan derajat virilisasi
datang dengan keluhan nyeri kolik pada sisi kiri bawah Prader derajat IV serta pubertas Tanner mammae dan
perut; pasien sebelumnya didiagnosa ginjal kiri ektopik, rambut pubis derajat 4. Pada MSCT scan abdomen
hidronefrosis ginjal kiri, ureterokel ginjal kiri. Selama dengan kontras menunjukkan gambaran hiper-plasia
eksplorasi laparotomi ditemukan endometrioma kiri dan adrenal sinistra serta tampak struktur uterus. Pada MRI
uterus didelfis non komunikanm uterus bagian kiri pelvis tampak struktur uterus dan serviks, tetapi vagina
membesar ~ hemetometra. Pemeriksaan lebih lanjut sulit dinilai sugestif atresia vagina serta tampak struktur
menunjukan hematometra-hematokolpos di uterus kiri. tubular yang menyerupai penis dan tidak tampak
Dilakukan prosedur eksisi septum vagina dan struktur testis bilateral pada rongga pelvis. Hasil analisis
vaginoplasti. kromosom 46,XX. Pasien mendapatkan terapi
Diskusi: Endometriosis pada pasien sindrom prednison.
HWW berhubungan dengan kelainan obstruksi alat Kesimpulan: Hiperplasia adrenal kongenital tipe
kelamin. Teori Samson perihal menstruasi retrograd dan klasik adalah kasus yang jarang. Pada kasus ini,
teori metaplasia selomik dapat diaplikasikan pada meskipun mengalami virilisasi pada genitalia eksterna
kondisi tersebut. sehingga tampak genitalia ambigu, namun struktur
Kesimpulan: Endometriosis pada pasien sindrom genitalia interna tidak terganggu sehingga fungsi repro-
HWW adalah kondisi langka dan proses diagnosis duksi normal. Terapi jangka panjang diperlukan dan
kondisi tersebut tidak mudah. Pemeriksaan lengkap dan koreksi pembedahan ditunda hingga pasien cukup usia
dan tatalaksana paripurna harus dilakukan. untuk menetapkan keputusannya sendiri.
89
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
kehamilan heterotopik khususnya pada kasus dengan Metode: Dilakukan studi deskriptif kualitatif pada
riwayat IVF sebelumnya. Beberapa teknik yang dapat enam pasien dan delapan dokter subspesialis bedah
dipaparkan pada laporan kasus merupakan poin praktis onkologi di RSCM dan RS Kanker Dharmais pada Juli
yang dapat dilakukan pada pemeriksaan USG pada awal 2018-November 2018. Data dikumpulkan melalui
kehamilan. wawancara formal tidak ber-struktur pada pasien dan
Laporan Kasus: Nyonya 46 tahun nulligravida dokter spesialis bedah onkologi. Dilakukan juga peng-
dengan riwayat infertilitas primer 13 menjalani proses umpulan data demografi pasien.
transfer embrio beku dengan B-HCG positif 2 minggu Hasil: Sebagian besar pasien meng-aku belum
pasca tindakan. Kehamilan klinis dinyatakan dengan memiliki informasi yang cukup namun setelah
adanya temuan kantung gestasi pada usia kehamilan 6 dipaparkan mengenai tujuannya, hampir semua sepakat
minggu dari pemeriksaan USG transvaginal, tidak bahwa preservasi ovarium adalah cara yang dapat
tampak massa adneksa maupun gambaran cairan bebas. digunakan untuk mewujudkan keinginan para pasien
2 minggu pasca USG pasien mengeluh nyeri perut untuk memiliki keturunan. Dalam pelaksanaannya,
kanan bawah disertai keluarnya flek dari jalan lahir. subjek juga paham adanya pertimbangan agama dan
Dari pemeriksaan USG transvaginal didapatkan finansial. Untuk dokter bedah onkologi, mayoritas
kehamilan intrauterine sesuai usia kehamilan 8 minggu mengaku tidak memahami banyak mengenai preservasi
dan massa adneksa disertai gambaran ring of fire ovarium karena keahlian mereka tidak spesifik di
dengan pemeriksaan Doppler, kesan suatu kantung fertilitas. Dokter bedah onkologi tidak keberatan untuk
gestasi dengan ukuran sesuai 8 minggu. Pasien belajar lebih lanjut atau mengikuti seminar mengenai
dilakukan salpingektomi kanan dan pulih dengan baik preservasi ovarium.
pasca tindakan. Saat ini pasien masih melanjutkan Kesimpulan: Usaha preservasi fertilitas pada
kehamilannya. pasien kanker masih belum banyak diketahui oleh
Kesimpulan: Pemeriksaan USG yang cermat pasien sehingga terdapat kesenjangan antara perilaku
dengan teknik pemeriksaan Dop-pler sampai saat ini dokter dan pengetahuan pasien. Faktor utama yang
menjadi pilihan utama untuk deteksi kehamilan memengaruhi kurangnya pe-ngetahuan pada pasien
heterotopik. adalah pendidikan, sedangkan faktor utama yang me-
mengaruhi perilaku dokter adalah tingkat keberhasilan
Kata kunci: Heterotopik, ultrasono-grafi, preservasi. Diperlu-kan edukasi dari dokter untuk pasien
laparoskopi. mengenai preservasi fertilitas, kebijakan yang
mendukung dari jaminan kesehatan, dan kerja sama
bedah onkologi serta konsultan fertilitas.
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU
DOKTER DAN PASIEN PEREMPUAN Kata kunci: kanker payudara, preservasi ovarium,
PENDERITA KANKER PAYUDARA DI USIA pengetahuan, sikap, perilaku.
REPRODUKSI TERHADAP PRESERVASI
OVARIUM DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHINYA KARSINOMA ENDOMETRIUM: TEMUAN TAK
TERDUGA PADA PEMERIKSAAN
Ariel Timy Chiprion INFERTILITAS TERHADAP WANITA MUDA
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Program Suhartomo DM1, Harzif AK2, Hellyanti T3
Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi
1
Departemen Obstetri dan Ginekologi, RSUPN Cipto
Latar belakang: Kejadian kanker payudara pada Mangunkusumo Universitas Indonesia
2
perempuan usia reproduksi di Indonesia maupun di Divisi Fertiltias dan Endokrinologi-Reproduksi,
seluruh dunia dewasa ini semakin meningkat. Terapi Departemen Obstetri dan Ginekologi, RSUPN Cipto
kanker payudara dapat mengakibatkan kerusakan organ Mangunkusumo Universitas Indonesia
3
reproduksi, terutama ovarium dan menyebabkan Departemen Patologi Anatomi, RSUPN Cipto
infertilitas. Salah satu solusi yang tersedia saat ini Mangunkusumo Universitas Indonesia
adalah preservasi ovarium. Hal ini merupakan isu yang
penting dan kompleks mengingat tingginya Latar belakang: Karsinoma endometrium adalah
kekhawatiran pasien. Oleh karena itu, penelitian ini kanker ginekologi tersering pada kalangan wanita di
bertujuan untuk mempelajari pengetahuan, sikap, dan negara maju. Diperkirakan terdapat sekitar 3.6% kasus
perilaku dokter maupun pasien perempuan penderita kanker baru dan 1.8% nya meninggal akibat kanker di
kanker payudara di usia reproduksi terhadap preservasi Amerika Serikat pada tahun 2016. Pada wanita pre-
ovarium.
90
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
menopause, lebih dari 5% dari penderita kanker berusia Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar
kurang dari 40 tahun.
Laporan Kasus: Wanita 26 tahun, datang dengan Latar belakang: Adenomiosis adalah suatu
keluhan utama menstruasi yang berkepanjangan sejak 1 kondisi di mana terdapat jaringan endometrium pada
tahun yang lalu. Pasien mengaku siklus mensturasi yang miometrium yang hipertrofi dan reaktif. Adenomiosis
teratur sebelumnya, tidak ada riwayat nyeri saat merupakan salah satu masalah ginekologi yang
menstruasi. Tidak ada riwayat merokok, riwayat memberikan dampak terhadap kehidupan social seorang
diabetes mellitus dan mengkonsumsi pil hormon. Pasien wanita karena memberikan gejala sangat nyeri selama
dengan BMI 27.9 kg/m2, tidak ada abnormalitas yang haid dan dapat menyebabkan terjadinya infertilitas.
ditemukan saat pemeriksaan ginekologi. Pasien Frekuensi rata-rata adeno-miosis yang di histerektomi
kemudian menjalani pemeriksaan USG transvaginal, antara 20% dan 30%, dan meningkat menjadi 60% pada
dan ditemukan ukuran dan bentuk uterus yang normal pasien usia reproduktif akhir. Hormon estrogen diduga
dengan polip endoserviks serta adanya polikistik pada terlibat dalam patogenesis adenomiosis. Cysteine-rich
kedua ovarium. Saat pemeriksaan histeroskopi 61 (Cyr61) merupakan suatu protein yang terkait
ditemukan adanya polipoid eksofitik dengan dengan matriks ekstraseluler berperan, memicu
neovaskularisasi yang berasal dan endoserviks, yang terjadinya adhesi, migrasi, dan mitosis, serta mengatur
kecurigaan mengarah pada polip endoserviks. Anatomi proliferasi, angiogenesis, pertumbuhan tumor, dan
uterus tampak normal, dilakukan biopsi terarah. Hasil diduga berperan dalam pato-mekanisme terjadinya
temuan patologi menungkapkan adanya massa tumor adenomiosis. Penelitian yang mencari hubungan antara
epitelial ganas terdiri dari tubulo-papilar dengan bagian ekspresi mRNA ERβ dengan Cyr61 pada adenomiosis
padat sekitar 20% dari luas tumor. Adanya metaplasia belum pernah dilakukan di Indonesia.
skuamosa, dengan sel tumor yang terdiri dari nukleus Tujuan: menentukan hubungan antara ekspresi
berukuran sedang-besar, pleomorfik, hiperkromatik, mRNA ERβ dan Cyr61 pada adenomiosis.
vesikular parsial, dan tampak adanya inti satelit. Hasil Metode: studi observasional dengan pendekatan
ini sesuai dengan temuan karsinoma endometrioid studi potong lintang (cross sectional), dengan sampel
derajat 2, tanpa adanya invasi pada limfo-vaskular. berjumlah 15 orang pasien yang didagnosis adenomiosis
Diskusi: Pada sebuah penelitian meta-analisis dan 15 orang pasien yang didiagnosis bukan
mengenai keakuratan sampel endometrium, sensitivitas adenomiosis dan endometriosis. Penelitian dilakukan di
untuk mendetek-si kanker pada wanita post dan pre Rumah Sakit Unhas (RSUH) dan beberapa rumah sakit
menopause menggunakan biopsi masing masing senilai jejaring pendidikan lain di Makassar pada periode 1
99.6% dan 91%. Sebagian besar kasus karsinoma November 2018 sampai 28 Februari 2019. Pemeriksaan
endometrium disebabkan adanya prekusor hiperplasia jaringan dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi
endomterial yang muncul disertai dengan paparan RSUH dan ekspresi mRNA ERβ dan Cyr61 dilakukan
kronik dari estrogen yang tidak diimbangi oleh di bagian Mikro-biologi Laboratorium Biologi
progesterone antara lain obesitas, nullipara, anovulasi Molekuler dan Imunologi FK UNHAS menggunakan
kronik, menstruasi ebih awal, menopause onset lama, metode Realtime PCR.
dan diabetes. Hasil: Menunjukkan peningkatan ekspresi mRNA
Kesimpulan: Klinik rawat jalan menawarkan satu ERβ diikuti oleh pe-ningkatan ekspresi mRNA Cyr61.
dari beberapa kesempat-an bagi para wanita muda untuk Analisis statistik menggunakan uji korelasi Pearson
menjalani pemeriksaan ginekologi dan infertilitas. menunjukkan nilai r=0,746 dengan signifikansi
Pemeriksaan infertilitas rutin kadang mampu p<0.001. Hal ini berarti terjadi korelasi kuat dan bersifat
menemukan adanya temuan patologi yang abnormal positif antara ekspresi mRNA ERβ dengan ekspresi
dari endometrium. mRNA Cyr61, dan dengan nilai p<0.001 menunjukkan
hubungan tersebut adalah signifikan.
Kata kunci: Karsinoma endometrium, Kesimpulan: Peningkatan Ekspresi mRNA gen
histeroskopi, wanita muda. ERβ berpengaruh kuat kepada peningkatan ekspresi
mRNA Cyr61 pada adenomiosis.
HUBUNGAN EKSPRESI mRNA ESTROGEN Kata kunci: Ekspresi mRNA ERβ, mRNA Cyr61,
RESEPTOR BETA (ERβ) DENGAN EKSPRESI adenomiosis.
mRNA Cysteine-rich angiogenic inducer 61 (Cyr 61)
PADA ADENOMIOSIS
HUBUNGAN ABORTUS SPONTAN DENGAN
Monika Fitria Farid, Nusratuddin Abdullah, Mardiah INFEKSI CHLAMYDIA TRACHOMATIS
Tahir
Rahayu, Eddy Hartono, Eddy R Moeljono
91
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
1
Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas
Divisi Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi (FER), Kedokteran, Universitas Indonesia –RSUP Fatmawati
Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran, Universitas Hasanuddin +62 815 86183923, +62 878 81866990,
setyo_hermanto@yahoo.com
Latar belakang: Infeksi merupakan faktor risiko 2
Andhika Ardi Perdana, Warga Obstetri dan Ginekologi
untuk luaran kehamilan yang buruk. Penelitian epide- Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
miologik dan eks-perimental menunjukkan bahwa 08119876466. doctordhika@gmail.com
infeksi selama kehamilan merupakan faktor risiko untuk
terjadinya abortus, kematian janin dalam rahim dan Latar belakang: Bedah sayatan laparoskopi
kelahiran prematur melalui infeksi langsung pada fetal, tunggal (SILS) merupakan kemajuan terbaru dalam
kerusakan plasenta maupun penyakit berat pada ibu. bedah invasif minimal, menggabungkan manfaat dari
Chlamydia trachomatis merupa-kan penyebab paling operasi laparoskopi konvensional, seperti mengurangi
umum dari kasus infeksi menular seksual (IMS) yang rasa sakit dan pemulihan yang lebih cepat, dengan
disebabkan oleh bakteri. kosmetik yang lebih baik.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tujuan: Agar prosedur bedah laparaskopi sayatan
jumlah penderita infeksi Chlamydia trachomatis pada tunggal dapat lebih dipahami dan dapat digunakan
abortus spontan di Makassar serta hubungan abortus dalam prosedur laparaskopi sehari-hari.
spontan dengan infeksi Chlamydia trachomatis. Laporan Kasus: Ibu S, 45 yo, P3A1 dengan
Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah keluhan utama massa perut sejak 1 tahun sebelum
cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit masuk rumah sakit. Dia juga kadang merasakan sakit
Pendidikan Departemen Obstetri dan Ginekologi perut. Tidak ada dismenore dan tidak ada perdarahan
Fakultas Kedokteran Univer-sitas Hasanuddin periode vagina. Pada pemeriksaan USG didapat-kan mioma sub
Mei 2018 - September 2018. Total sampel yang serosa uterus. Pasien di-rencanakan untuk melakukan
diperoleh adalah 42 untuk kelompok abortus spontan prosedur histerektomi laparoskopi. Operasi ini di-
dan 42 sampel untuk kelompok persalinan cukup bulan. rencanakan dengan operasi laparos-kopi sayatan tunggal
Hasil: Hasil penelitian yang didapat menunjukan karena meminimal-kan trauma. Dan rahim dikeluarkan
keluhan keputihan dan riwayat abortus sebelumnya secara pervaginal. Pendarahannya minimal dan hanya
tidak me-miliki hubungan yang bermakna dengan menyisakan 1 bekas luka kulit.
infeksi Chlamydia trachomatis, serta didapatkan jumlah Diskusi: Studi ini menunjukkan bahwa SILS
sampel positif (ter-deteksi) terhadap DNA Chlamydia adalah teknik yang layak dan aman dan dapat dilakukan
tracho-matis pada pemeriksaan PCR jaringan plasenta untuk masalah ginekologi yang berbeda. Kepuasan
lebih tinggi pada kelompok persalinan cukup bulan pasien tinggi karena meminimalkan nyeri dan
(9,5%) dibanding-kan kasus abortus spontan (7,1%) kebutuhan analgesik dan mengutamakan nilai kosmetik
dengan hasil uji statistik p>0,05. Selain itu di-dapatkan pada seorang wanita. Tantangan utama SILS adalah
bahwa adanya riwayat abortus berulang baik pada tingkat kebebasan bergerak yang terbatas, jumlah
kelompok sampel maupun kontrol tidak memiliki peralatan yang dapat digunakan dan instrumen ber-
hubungan dengan infeksi Chlamydia trachomatis kerumun selama operasi, yang meningkatkan
(p>0,05). kompleksitas dan kesulitan teknis operasi.
Kesimpulan: Pada penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa abortus spontan di Makassar tidak Kata kunci: SILS, operasi laparoskopi.
memiliki hubungan dengan infeksi Chlamydia tracho-
matis.
KORELASI GHRELIN DAN DENSITAS MASSA
Kata kunci: Abortus, chlamydia trachomatis, TULANG PADA WANITA MENOPAUSE
infeksi.
Jenary I Surbakti, M. Fidel Ganis Siregar, M. Oky
Prabudi, Sanusi Piliang, T.M Ichsan Ibrahim, Sarah
BEDAH LAPAROSKOPI SAYATAN TUNGGAL Dina
(SILS) DALAM GINEKOLOGI: KELAYAKAN
DAN HASIL OPERASI Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, RSUP.
Setyo Hermanto1, Andhika Ardi Perdana2 H.Adam Malik, Universitas Sumatera Utara, Medan,
Indonesia
92
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Tujuan: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and
untuk menilai korelasi antara kadar Ghrelin dengan Meta-Analyses (PRISMA).
Densitas Massa Tulang pada wanita menopause. Hasil: Dari 458 penelitian yang dinilai secara
Metode: Penelitian ini dilakukan di Departemen kritis didapatkan 17 penelitian yang terkait. Fibroid
Obstetri dan Ginekologi RSUP H. Adam Malik Medan, submukosa dan intramural mempengaruhi kesuburan
dilakukan pada bulan Desember 2018 hingga Februari dan kehamilan dan harus ditangani selama pemeriksaan
2019. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi akan infertilitas. Kesimpulan: Adanya fibroid uterus dapat
diambil darahnya untuk diperiksakan kadar Ghrelin sangat mempengaruhi hasil kesuburan pada wanita,
pada serum dan pemeriksaan Densitas Massa Tulang. termasuk yang menjalani assisted reproductive techno-
Lalu analisis korelasi dilakukan untuk menilai hubungan logy (ART). Intervensi bedah telah terbukti sebagai
antara kadar Ghrelin dan Densitas Massa Tulang pada pengobatan paling efektif dalam mengatasi infertilitas
wanita menopause. akibat fibroid dibandingkan dengan tatalaksana medis
Hasil: Dari hasil penelitian ini, sampel terbanyak noninvasif.
merupakan kelompok osteopenia sebanyak 23 orang
(76,7%), dan 2 orang (6,7%) merupakan kelompok Kata kunci: Fibroid, fertilitas, infertilitas.
osteoporosis, dan sisanya sebanyak 5 orang (16,7%)
merupakan kelompok dengan kepadatan tulang normal.
Terdapat korelasi yang signifikan antara kadar Ghrelin TINJAUAN SISTEMATIS TATALAKSANA
dan Densitas Massa Tulang (r=0,397 ; p=0,030) dengan MEDIS PADA ADENOMYOSIS
nilai korelai untuk Densitas Massa Tulang lebih besar
dari nilai r rujukan dan bernilai positif. AA Gde Kiki Sanjaya Dharma1, IG Ayu Putri Hitasari2,
Kesimpulan: Terdapat korelasi yang signifikan IB Agung Widnyana Putra3, William Alexander S4
antara kadar Ghrelin dan Densitas Massa Tulang
1
(r=0,397 ; p=0,030) dengan korelasi positif. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali
2
Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa, Bali
3
Kata kunci: Menopause, ghrelin, densitas massa Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma,
tulang. Surabaya, 4Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Krida Wacana, Jakarta,
Email: anakagungkiki@yahoo.co.id, Telp:
FERTILITAS PADA FIBROID UTERUS 082146365115
Ida Bagus Agung Widnyana Putra, William Alexander Latar belakang: Adenomyosis adalah kondisi
Setiawan, Anak Agung Gde Kiki Sanjaya Dharma, I ginekologis heterogen dengan berbagai presentasi klinis,
Gusti Ayu Putri Hitasari yang paling umum adalah perdarahan mens-truasi berat
dan dismenorea.
Latar belakang: Fibroid uterus atau leiomyoma Tujuan: Untuk membahas pendekatan medis
adalah tumor jinak uterus tersering pada wanita usia untuk pengelolaan gejala adenomiosis, termasuk nyeri
reproduktif. Sebanyak 27% pasien dengan keluhan dan perdarahan uterus abnormal.
gangguan fertilitas saat menjalani pemeriksaan sering Metode: Dilakukan pencarian ter-struktur
tanpa sengaja ditemukan fibroid pada uterusnya dan menggunakan PubMed meng-gunakan kata kunci
dapat mempengaruhi kesuburan oleh karena adanya adenomiosis, aroma-tase inhibitor, GnRH agonis,
perubahan pada rongga uterus, perubahan dalam proses SERMS, SPRMS, progestins, LNG-IUD dan
implantasi endometrium, dan fungsi seksual. Pen- kontrasepsi oral.
dekatan bedah, noninvasif, dan medis telah banyak Hasil: Terapi medis menggunakan terapi hormon
dikembangkan untuk mengelola fibroid, tetapi data supresif, seperti penggunaan pil kontrasepsi oral,
evidence base mengenai keamanan dan efikasinya untuk progestin dosis tinggi, modulator reseptor estrogen
pengobatan infertilitas dan efeknya pada kehamilan selektif, modulator reseptor progesteron selektif, LNG-
masih terbatas. IUD, aromatase inhibitor, danazol, dan GnRH agonis
Tujuan: Untuk mengetahui mekanisme apa yang sementara dapat digunakan untuk sementara waktu
menyebabkan fibroid dapat menggangu kesuburan, serta meng-induksi regresi adenomiosis dan memper-baiki
pendekatan yang tersedia saat ini dalam penata- gejalanya.
laksanaan fibroid dalam kaitannya dengan pasien yang Kesimpulan: Penting untuk menentu-kan tujuan
ingin hamil. terapi untuk adenomiosis dan dapat mencakup
Metode: Pencarian terstruktur di Pubmed, pengurangan gejala dan kemungkinan peningkatan
menggunakan kata kunci fibroid dan infertilitas. fertilitas. Data secara konsisten menunjukkan bahwa,
Tinjauan sistematis dilakukan mengikuti pedoman
93
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
selama amenorea tercapai, tidak ada perbedaan statistik kekuatan negatif lemah, dimana dengan penurunan
antara berbagai obat yang tersebut. estradiol tidak selalu terjadi peningkatkan kadar IL-6.
Kata Kunci: Adenomiosis, terapi hoormon Kata kunci: Estradiol, interleukin-6, menopause.
supresif, aromatase inhibitor, GnRH agonis, LNG-IUD.
94
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Budi Wiweko1,2,3, Sarah Chairani Zakirah1,3*, Aida Kesimpulan: Metode simpan beku ovarium dapat
Riyanti1,3, Mila Maidarti1,3, Eliza Mansyur3, Tita digunakan sebagai pilihan utama pada wanita dengan
Yuningsih3, Aulia Ahmad4, Arief Boediono5, Soegiharto risiko tinggi penurunan fungsi ovarium karena manfaat
Soebijanto1,3, Biran Affandi3 potensialnya.
1
Divisi Fertilitas Endokrinologi dan Reproduksi, Kata kunci: Kriopreservasi, fungsi reproduksi,
Departemen Obstetri and Ginekologi, Fakultas simpan beku ovarium.
Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta, 10430,
Indonesia, 2Klinik Yasmin IVF, RSUP Dr. Cipto
Mangunkusumo, Jakarta, 10430, Indonesia, 3Klaster IMPLIKASI DARI ADMINISTRASI TERAPI
Human Reproductive, Infertility and Family Planning FAKTOR STIMULASI KOLONI GRANULOSIT
Research Center, Indonesia Medical Education and PADA PASIEN RECURRENT PREGNANCY
Research Institute(IMERI), Fakultas Kedokteran, LOSS AKIBAT PERSISTENT THIN
Universitas Indonesia, Jakarta, 10430, Indonesia, ENDOMETRIUM: SYSTEMATIC REVIEW
4
Departemen Histologi, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta, 10430, Indonesia, Prio Wibisono1, Amelia Andriani1, Taufik Jamaan2
5
Departemen Anatomi and Fisiologi, Institut Pertanian
1
Bogor, Bogor, Indonesia Fakultas Kedokteran, Universitas Pelita Harapan,
*Korespondensi: sarahchairani@gmail.com Tangerang, Banten, Indonesia
2
Departemen Obstetrik dan Ginekologi, Rumah Sakit
Tujuan: Usia harapan hidup dan 5-year survival Ibu dan Anak Bunda dan Morula IVF, Jakarta,
rate pasien dengan radio-terapi dan kemoterapi semakin Indonesia
meningkat. Tetapi, banyak pasien yang menjalani pe-
ngobatan kanker mengalami depresi akibat efek Tujuan: Untuk menilai efikasi dari pemberian
sampingnya. Para pakar telah berupaya untuk preser- faktor stimulasi koloni granulo-sit pada pasien fertilisasi
vasi fungsi reproduksi. Kriopreservasi jaringan gonad, in-vitro dengan recurrent pregnancy loss yang berkaitan
misalnya oosit, embrio, dan ovarium meningkatkan dengan persistent thin endometrium.
ekspektasi pasien untuk mendapatkan anak. Artikel ini Metode: Pencarian studi dilakukan di Pubmed,
bertujuan untuk menilai efek dari metode simpan beku Proquest, Ebsco, Scopus dan Cochrane Library
ovarium terhadap jumlah dan morfologi folikel. menggunakan Medical Subject Heading sebagai berikut:
Metode: Metode simpan beku ovarium dilakukan “G-CSF”, “In-Vitro Fertilization”, dan “Endo-metrial
sebagai upaya preser-vasi fungsi ovarium. Penelitian thickness”, dengan batasan waktu studi adalah 10 tahun
dilakukan dengan mengumpulkan ovarium dari 10 terakhir. Kemudian, dilakukan penapisan dari 37 studi
wanita usia 28-40 tahun yang menjalani operasi akibat me-nyesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi,
tumor jinak ovarium. Analisis 167 folikel yang di penyaringan ganda dan didapat-kan hasil 10 artikel yang
warnai dengan hematoksilin-eosin dilakukan dibawah sesuai dengan tujuan. Pada telaah sistematik ini, seluruh
mikroskop. Kualitas folikel diamati ber-dasarkan data merupakan studi kontrol acak yang mengevaluasi
intergritas morfologi jaringan, misalnya oosit, sel efek faktor stimulasi koloni granulosit pada manusia.
granulosa, dan mebrana basalis. Penelitian dilaukan Seleksi studi, penilaian kualitas dan ekstraksi data
menggunakan T-test untuk data yang berdistribusi disesuaikan dengan panduan Preferred Reporting Items
normal dan Mann-Whitney untuk data yang tidak for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA).
berdistribusi normal. Chi-Square dan Fisher’s exact juga Hasil: Persistent thin endometrium (<7mm) yang
digunakan untuk men-dapatkan proporsi. resisten terhadap terapi standar terdapat pada <1%
Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah pasien yang menjalani IVF dan merupakan masalah
folikel di ovarium mem-punyai hubungan yang tidak yang sulit diatasi. Faktor stimulasi koloni granulosit
signifikan dengan metode simpan beku ovarium. merupakan suatu glikoprotein yang memiliki efek
Morfologi sel granulosa, stroma, dan kolagen, sebelum fungsi sebagai faktor pertumbuhan dan memiliki fungsi
dan setelah simpan beku juga mempunyai hubungan seperti sitokin yang berefek pada makrofag sel desidual
yang tidak signifikan dengan metode simpan beku dan mempengaruhi implantasi dengan menstimulasi
ovarium (p>0.05). Hal ini dapat disebab-kan karena proliferasi dan diferensiasi granulosit neutrofilik. Telaah
kurangnya jumlah responden dalam penelitian. Tetapi, sistematik dilakukan pada 10 artikel terkait efikasi
terdapat hubung-an yang signifikan antara usia dan faktor stimulasi koloni granulosit. 8 dari 10 artikel
jumlah folikel (p<0.012). terdapat kecenderungan menunjukan hasil yang memuaskan dengan administrasi
penurunan jumlah folikel seiring dengan peningkatan faktor stimulasi koloni granulosit mampu me-
usia. ningkatkan angka keberhasilan kehamilan pada pasien
RPL dengan persistent thin endometrium. Ketebalan
95
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
endometrium meningkat dengan pemberian infus faktor Kesimpulan: Diabetes dalam kehamilan dapat di
stimulasi koloni granulosit 300mg setelah 72 jam. deteksi sejak awal dengan pemeriksaan gula darah rutin
Kesimpulan: Faktor stimulasi koloni granulosit saat pemeriksaan kehamilan. Anamnesis dan pe-
mampu meningkatkan ke-tebalan endometrium secara meriksaan kehamilan lengkap dan teratur berperan
signifikan pada pasien recurrent pregnancy loss dengan penting untuk mendeteksi Diabetes dalam kehamilan,
persistent thin endometrium. Administrasi Faktor sehingga diagnosis Diabetes gestasional dapat ditegak-
stimulasi koloni granulosit merupakan strategi yang kan dan terapi regulasi gula darah dapat diberikan
perlu dipertimbangkan untuk menginduksi pertumbuhan dengan tepat waktu. Penanganan yang tepat akan
endometrial dan mencapai hasil kehamilan yang baik memberikan hasil yang baik pada kehamilan.
pada wanita infertil dengan endometrium yang tipis.
Kata kunci: Diabetes gestasional, hiperglikemia,
Kata kunci: G-CSF, In-Vitro Fertilization, kehamilan.
keberhasilan kehamilan.
96
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Laporan Kasus: Pasien diberikan terapi berupa heterotopik dengan lokasi kehamilan ektopik pada
hidrokor-tison 20 mg perhari. Pada kun-jungan kornu kanan. Pada pasien ini kemudian dilakukan
berikutnya, terdapat perubahan berupa payudara yang tindakan kornuektomi kanan dengan teknik laparoskopi.
mulai tumbuh, hirsutism berkurang dan menstruasi Kehamilan intrauterin ber-lanjut sampai usia kehamilan
mulai teratur setiap bulannya. Dilakukan pemeriksaan 37-38 minggu. Pasien akhirnya menjalani prosedur
kadar 17OH dan didapatkan penurunan. seksio sesaria dan melahirkan bayi perempuan sehat
Diskusi: CAH memiliki spektrum yang luas dari dengan berat 3000 gram.
keparahan klinis tergantung pada kekurangan enzim dan Kesimpulan: Kehamilan heterotopik selalu
aktivitas enzim residu. Pada kasus ini, berdasarkan dipikirkan untuk diagnosis banding kasus pasien usia
gejala dan pemeriksaan maka diduga suatu CAH reproduktif yang mengeluh nyeri perut disertai tanda-
nonklasik. Hidrokortison adalah obat yang aman untuk tanda kehamilan ektopik. Menegakkan diagnosis bisa
penggunaan jangka panjang. sangat sulit dan berisiko tinggi salah diagnosis, yang
Kesimpulan: Diagnosa dini dan pentalaksanaan dapat berdampak pada janin di intrauterin. Pembedahan
yang tepat dapat me-ningkatkan kesejahteraan pasien, dengan laparoskopi sering dapat membantu menegak-
dan umumnya kondisi ini memiliki prognosis baik. kan diagnosis yang benar dan penanganan yang cepat
Terapi yang optimal, pemantauan klinis dan sehingga dapat menyelamatkan keduanya yaitu pasien
laboratorium, penilaian kesubur-an secara teratur dan sendiri dan bayi yang ada di dalam rahimnya.
manajemen psiko-logis diperlukan untuk mendapatkan
hasil yang baik. Kata kunci: kehamilan heterotopik, laparoskopi,
fertilisasi in vitro.
Kata kunci: CAH, congenital adrenal hiperplasia,
Hirsutism, amenorea.
Latar belakang: Kehamilan hetero-topik Latar belakang: AKDR adalah alat kontrasepsi
merupakan kehamilan patologis dimana terdapat yang paling banyak digunakan yang memiliki efek
kehamilan intrauterin dan ektopik secara simultan. samping berupa infeksi genitalia dan radang organ
Insiden kehamilan heterotopik sebesar 1/30.000 panggul. Penelitian yang dilakukan di India tahun 2014,
kehamilan spontan. Dengan adanya kemajuan tekno- dilaporkan 50% pengguna AKDR mengalami infeksi
logi reproduksi berbantu atau assisted reproduction genitalia.
techniques (ART), insiden kehamilan heterotopik telah Tujuan: Penelitian ini diharapkan dapat
mengalami peningkatan menjadi 1/3.900 kehamilan. memberikan informasi tentang jenis mikrorganisme
Laporan Kasus: Pasien usia 26 tahun yang vagina pad awanita pengguna AKDR.
berhasil hamil setelah menjalani program in vitro Metode: Penelitian deskriptif melibatkan 40
fertilisasi (IVF) di Rumah Sakit Bali Royal. Pada saat wanita pengguna AKDR di RSUD Dr. Pirngadi Medan
program IVF menggunakan protokol antagonis ditrans- mulai dari Januari hingga jumlah sampel terpenuhi.
fer 2 embrio stadium blastokis, setelah 2 minggu Dilakukan pemeriksaan fisik umum, lalu pengukuran
diperiksa nilai β- hCG 500 IU/L, pada saat USG umur keasaman vagina dengan kertas lakmus, swab vagina
kehamilan 6 w 1d didapatkan kecurigaan hamil untuk analisis mikrobiologis. Analisis statistik dengan
heterotopik dimana ditemukan 1 kantong kehamilan di analisis univariat.
intrauterin dan 1 kantong kehamilan curiga di cornu, Hasil: Perubahan kadar pH vagina paling banyak
rencana dievaluasi ulang 1 minggu. Pada umur terjadi dengan nilai pH vagina ≤ 5 sebanyak 29 orang
kehamilan 6w 6d pasien datang ke UGD dengan (72,5%). Mikroorganisme terbanyak adalah
keluhan nyeri perut. Pada pemeriksaan fisik dan Staphylococcus aureus sebanyak 16 (18,0%),
diagnostic menyimpulkan adanya suatu kehamilan Bacteroides sp sebanyak 6 (15,0%) dan Candida
97
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
albicans sebanyak 15 (37,5%). Jenis Staphylococcus Sakit Umum Pendidikan Dr. Hasan Sadikin Bandung
aureus yang sensitif terhadap tigecycline sebanyak 15 periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2018
(11,4%) dan resisten terhadap linezolid, oxacillin dan yang memiliki data rekam medis yang lengkap.
cefoxitim sebanyak 5 (13,8%). Jenis Escherichia Hasil: Dari penelitian ini didapatkan hasil setelah
coliyang sensitif terhadap tigecycline, sulfameta- prosedur Teknologi Reproduksi Berbantu. untuk pasien
xazole/trimetoprime dan amikacin sebanyak 11 (8,3%), dengan luaran kehamilan dengan hasil akhir partus
dan resisten terhadap ceftazidime sebanyak 9 (42,9%). sebanyak 65 pasien (69.1%) dan luaran kehamilan
Gardnerellavaginalis sensitif terhadap ciprofloxacine dengan abortus sebanyak 29(30.9%). Luaran kehamilan
sebanyak 11 (18,3%) dan resisten terhadap metro- setelah prosedur Teknologi Reproduksi Berbantu pada
dinazole sebanyak 6 (26,1%). Jenis Candida albicans pasien dengan indikasi unexplained infertility partus
yang sensitif terhadap obat jamur Fluconazole sebanyak sebesar 62.5% dan abortus 37.5%. Pada pasien dengan
14. Ditemukan keputihan sebanyak 29 orang indikasi endometriosis, luaran kehamilan dengan partus
(72,5%)dan42,9% dijumpai adanya Staphylococcus sebesar 87.5% dan abortus 12.5%. Pada pasien dengan
aureus pada hasil kultur. indikasi faktor tuba, luaran kehamilan dengan partus
Kesimpulan: Dari pemeriksaan swab vagina, sebesar 65.7% dan abortus 34.3%.
mikroorganisme yang paling banyak dijumpai pada Kesimpulan: Pasien dengan gangguan infertilitas
pengguna AKDR adalah Staphylococcus aureus yang berkaitan dengan endometriosis memiliki luaran
(Aerob), Bacteroides sp. (Anaerob), dan Candida kehamilan dengan partus lebih baik dibandingkan
albicans (Jamur) dengan mayoritas pH vagina 5. dengan gangguan infertilitas yang disebabkan kelainan
tuba dan unexplained infertility.
Kata kunci: AKDR, pH vagina, mikroorganisme
vagina. Kata kunci: Infertilitas, endometriosis, ivf, icsi,
tuba, unexplained.
98
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
inklusi. Data dikumpulkan dari rekam medis dan hasil Kesimpulan: Kehamilan ovarium merupakan
imunohistokimia jaringan yang menunjukkan ekspresi salah satu bentuk kehamilan ektopik yang paling jarang
MMP-2, kemudian dianalisis menggunakan statistik ditemukan, sering sulit didiagnosa karena dapat
deskriptif dan uji chi-square dengan angka keber- dibiaskan dengan kehamilan ektopik tuba. Kehamilan
maknaan p<0.05. ovarium dapat terjadi ruptur pada trimester pertama
Hasil: Subjek penelitian kista ovarium jinak kehamilan.
terbanyak pada usia 20-50 tahun, belum menopause,
telah memiliki anak ≥1 orang dan indeks massa tubuh Kata kunci: Ovarian pregnancy, laparoskopi,
yang normal. Distribusi histopatologi kista ovarium oophorektomi partial.
jinak terbanyak dengan jenis epitel yaitu kistadenoma
musinosum. Tidak ada hubungan yang bermakna antara
usia, usia menarche, status menopause dan indeks massa PERAN SOLUBLE GROWTH STIMULATION
tubuh dengan ekspresi imunohistokimia MMP-2 pada GENE-2 (sST2) PLASMA DARAH SEBAGAI
jaringan kista ovarium jinak. Tidak ada hubungan yang FAKTOR PROGNOSTIK PREEKLAMSIA
bermakna antara subtipe histopatologi kista ovarium BERAT : A SYSTEMATIC REVIEW
jinak dengan ekspresi imunohistokimia MMP-2. Eks-
presi imunohistokimia MMP-2 pada jaringan kista Yonathan Siswo Pratama1, Laksmi Maharani 2
ovarium jinak sebagian besar menunjukkan hasil yang
1
negatif (59%) Dokter Umum, Rumah Sakit Tani dan Nelayan,
Kesimpulan: Tidak dijumpai ekspresi imunohisto- Boalemo, Provinsi Gorontalo
2
kimia pada jaringan kista ovarium jinak Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Trisakti Jakarta
Kata kunci: kista ovarium jinak, matriks Corresponding author: Laksmi Maharani
metalloproteinase-2, imunohistokimia.
Preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan
yang menyebabkan masalah pada ibu serta janin dan
OVARIAN PREGNANCY protein growth Stimulation gene-2 (ST2) merupakan
bagian dari kelompok reseptor Interleukin-1 (IL-1
Widayat, Ariadi receptor) yang ikut berpartisipasi dalam proses
inflamasi. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui peran
Divisi Fertilitas Endokrin dan Reproduksi Bagian Soluble Growth Stimulation Gene-2 (sST2) sebagai
Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran faktor prognostic pada pasien preeklamsia berat.
Universitas Andalas / RSUP Dr. M. Djamil Padang Pencarian literatur secara terstruktur dilakukan dengan
menggunakan PubMed, Google Scholar dan Science
Tujuan: Melaporkan kasus Ovarian Pregnancy. Direct sesuai dengan pertanyaan klinis yang dipilih.
Metode: Makalah ini menggambarkan laporan Pemilihan artikel dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan
kasus seorang wanita berusia 33 tahun, dengan diagnosa eksklusi. Tiga artikel yang terpilih kemudian dinilai
Kehamilan Ovarium pada G2P0A1H0 gravid 6-7 kualitasnya dengan menggunakan kriteria yang
minggu. Pasien datang ke IGD RSUP Dr. M. Djamil mencakup validitas, importance, applicability. Ketiga
Padang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah. penelitian yang digunakan pada artikel ini semua
Pemeriksaan USG memberikan kesan kehamilan menyatakan bahwa kadar ST2 yang tinggi berhubungan
ektopik di ampula tuba kanan. Setelah dilakukan dengan overall survival pada pasien preeklamsia berat.
laparoskopi tampak kehamilan ektopik di ovarium Kadar ST2 menjadi factor prognosis overall survival
kanan tanpa dengan perdarahan. Kesan kehamilan pada pasien preeklamsia berat.
ovarium kanan. Dilakukan tindakan Oophorektomi
partial dan evakuasi jaringan dengan perdarahan selama Kata kunci: prognosis, preeklamsia berat, soluble
tindakan ± 30 cc. growth stimulation gene-2.
Hasil: Pasien mendapatkan intervensi tindakan
laparoskopi tampak kehamilan ektopik di ovarium
kanan tanpa dengan perdarahan, ovarium kiri ukuran PENGARUH DISBIOSIS MICROBIOTA USUS
dalam batas normal. Kesan kehamilan ovarium kanan. TERHADAP PATOFISIOLOGI SINDROM
Dilakukan tindakan Oophorektomi partial dan evakuasi OVARIAN POLIKISIK: LITERATURE REVIEW
jaringan dengan perdarahan selama tindakan ± 30 cc.
Jaringan dilakukan pemeriksaan HistoPatologi Anatomi Kristian Alda1, Andon Hestiantoro2
dengan hasil kehamilan ektopik pada ovarium.
1
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
99
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
2
Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Andon Hestiantoro1,2,3, Brilliant P. K. Astuti1,2,*,
Kedokteran Universitas Indonesia Amalia Shadrina1,2, Ririn R. Febri2, Kresna Mutia2,
Pritta Ameilia Iffanolida2, Naylah Muna2, Oki Riayati2,
Latar belakang: Sindrom ovarian polikistik Umi Fahmida3, Anom Bowolaksono2
merupakan kelainan endokrin-ologi yang seringkali
1
terjadi pada wanita di usia reproduktif, mengenai 5%- Divisi Imunoendokrinologi Reproduksi, Departemen
10% wanita di dunia. Penyebab dari SOP hingga saat ini Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran
belum diketahui secara pasti. Yang pasti dalam PCOS Universitas Indonesia – RSUPN Dr. Cipto
adalah adanya produksi berlebih hormone andro-gen. Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia, 2Human
Wanita dengan PCOS menunjukkan peningkatanan Reproductive, Infertility and Family Planning Cluster,
inflamasi yang dapat dilihat dari peningkatan C- Indonesian Medical Education and Research Institute
Reactive Protein. Terdapat hipotesis yang mengatakan (IMERI), Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia,
3
bahwa dysbiosis bakteri usus yang di-sebabkan oleh diet Southeast Asian Minister of Education Organization
dan disfungsi barrier usus dan endotoksemia dapat Regional Centre for Food and Nutrition (SEAMEO
mendorong terjadinya peradangan kronis dan me- REFCON)/Pusat Kajian Gizi Regional (PKGR),
nyebabkan resistensi insulin dan hiper-sekresi androgen Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia
yang terkait dengan PCOS. Korespondensi: Brilliant Putri Kusuma Astuti. Email:
Tujuan: Karya tulis ini ditulis dengan tujuan brilliant.poetrie@gmail.com
untuk menganalisis berbagai penelitian klinis yang telah
terpublikasi terkait dengan dysbiosis microba usus dan Latar belakang: SOPK merupakan endokrinopati
SOP. reproduksi yang bersifat multifaktorial, di mana
Metode: Karya tulis ini disusun dengan hiperandrogenisme dan kondisi inflamasi derajat rendah
menggunakan metode literatur review dari artikel yang kronik merupakan patofisiologi yang men-dasarinya.
terdapat di database dan diraa sesuai Vitamin B kompleks sudah banyak diteliti terkait
Hasil: Dari pencarian literatur didapatkan 3 buah potensinya dalam menurunkan kondisi inflamasi pada
jurnal. Yang terdiri dari 1 percobaan pada binatang dan sejumlah penyakit metabolik. Namun, belum banyak
2 pada manusia. Dari hasil analisis ditemukan bahwa diteliti terkait hubungannya dengan kondisi
pada pasien PCOS terdapat pe-nurunan pada penurunan hiperandrogenisme pada pasien SOPK.
jumlah beberapa jenis bakteri seperti bakteri golongan Tujuan: Studi ini bertujuan untuk mempelajari
ML615J-28 dan S24-7 serta peningkatan pada beberapa hubungan antara asupan vitamin B dengan hiper-
parameter disfungsi barrier intestine dan inflamasi androgenisme pada pasien SOPK.
seperti peningkatan serum zonulin yang diyakini Metode: Penelitian potong lintang ini
berhubungan dengan resistensi insulin dan hitung koloni dilaksanakan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo pada
bakteri feses. Namun penelitian yang sudah ada meng- tahun 2016 – 2018, melibatkan 80 pasien SOPK yang
gunakan jumlah sampel yang terbatas. kemudi-an diklasifikasikan menjadi 2 kelompok; 36
Kesimpulan: Dari studi yang sudah ada subjek di kelompok hiperandrogenisme dan 44 subjek di
ditemukan bahwa terdapat perubahan susunan bakteri kelompok tidak hiperandrogenisme. Sampel darah
usus pada pasien – pasien PCOS yang dhubungkan subjek diambil untuk pemeriksaan profil andro-gen.
dengan perubah-an paramaeter klinis. Hingga saat ini Pengkajian terhadap asupan vitamin B dilakukan
umlah sampel dan penelitian yang ada mengenai menggunakan semi quantitative food frequency
dysbiosis microbiota dan sindrom ovarian polikistik questionnaire (SQ-FFQ) yang sudah dimodifikasi.
masih sangat terbatas saat ini. Sehingga belum dapat Terhadap variabel tersebut, dilakukan analisis bivariat,
diambil kesimpulan apakah memang terdapat hubungan korelasi, dan multivariat.
antara dysbiosis bakteri usus dengan Sindrom Polikistik Hasil: Pada analisis bivariat, ditemukan bahwa
Ovarian terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik pada
konsumsi vitamin B1, B2, B3, dan B6 antara kedua
Kata kunci: Disbiosis, microbiota usus, sindrom kelompok. Piridoksin dan niacin memiliki korelasi
polikistik ovarian, wanita usia reproduktif. negatif yang lemah (p=0.015, r=-0.285 and p=0.018, r=-
0.279, secara berurutan) dengan Indeks Testosteron
Bebas. Analisis multivariate menemukan bahwa vitamin
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN VITAMIN B B3 [β=8.335 (95% CI= 2.904 – 13.765), p=0.003] dan
KOMPLEKS DENGAN KONDISI B6 [β=-175.876 (95% CI=-277.830 – -73.922),
HIPERANDROGENISME PADA PASIEN p=0.001] berhubungan dengan hiperandro-genisme
SINDROM OVARIUM POLIKISTIK (SOPK) secara independen.
Kesimpulan: Rendahnya asupan vitamin B,
terutama niacin dan piridoksin, memiliki hubungan
100
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
101
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
1
Dimas Satria Yolanda, Joserizal Serudji Human Reproductive, Infertility and Family Planning
Research Center, Indonesia Medical Education and
Bagian Obstetri dan ginekologi, Fakultas Kedokteran Research Institute (IMERI), Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, Universitas Indonesia
2
Indonesia, Phone: +6281367598130, Email: Klinik IVF Yasmin, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
dmasyolanda@gmail.com Latar belakang: Azoospermia merupakan suatu
keadaan tidak ditemu-kannya spermatozoa pada cairan
Tujuan: melaporkan kasus pyometra pada pasien ejakulat. Keadaan ini ditemukan pada 1% populasi, dan
post menopouse dengan IUD in situ pada 10 – 15% pria infertil. Keadaan ini bisa disebabkan
Laporan Kasus: kasus wanita berusia 73 tahun, karena adanya sumbatan sehingga sperma tidak dapat
dengan diagnosa Observasi nyeri perut e.c pyometra + keluar, dikenal dengan nama azoospermia obstruktsi,
hipo albuminemia + IUD in situ. Pasien diketahui sudah ataupun karena adanya defek spermatogenesis dimana
menopouse sejak sekitar 20 tahun yang lalu dan sudah jumlah produksi sperma tidak mencukupi untuk
memiliki 7 orang anak. Pasien diketahui memansang ejakulasi, yang dikenal dengan azoospermia non –
IUD pada pasca persalina anak ke 7 sekitar 35 tahun obstruksi. Berbagai teknik operasi telah ditemukan
yang lalu. Pasien diketahui Pada pemeriksaan fisik untuk mengatasi masalah pada pasien azoospermia yaitu
ditemukan nyeri pada perut bagian bawah. Pada dengan cara ekstraksi sperma. Beberapa teknik operasi
pemeriksaan inspekulo ditemukan benang IUD yang telah dikenal sekarang adalah PESA, MESA, dan
menjuntai sepanjang sekitar 5 cm keluar dari OUE dan TESE.
ada cairan keluar dari OUE yang menggenang di fornix Tujuan: Menganalisa perbedaan laju kehamilan
posterior berwarna kuning kehijauan. Pada pe- pada pasien azoospermia pada prosedur PESA, MESA,
merikasaan usg didapatkan kesan cairan intra uterine dan TESE.
susppek pyometra. Pada pemeriksaan CT Scan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian
ditemukan kesan Sugestif Pyometra. Hasil pemeriksaan analitik potong lintang retro-spektif yang dilakukan di
Laboratorium didapatkan hasil Hipoalbu-minemia Klinik Yasmin, Rumah Sakit Cipto Mangun-kusumo,
(albumin: 2,3 gr/dl). dilakukan kultur pada cairan yang Jakarta, Indonesia. Data diambil dari rekam medis
keluar dari uterus dan didapatkan bakteri Escherichia pasien infertil yang meng-ikuti program FIV dari tahun
Coli yang resisten terhadap Ampicilin, Ceftriaxone, 2013 – 2018. Pasien yang ikut dalam penelitian adalah
Gentamicin dan Ciproloxacin. Diberikan Antibiotik semua pasien azoospermia, baik obstruktif maupun non
yang masih senstif berdasarkan hasil kultur berupa obstruktif. Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa,
Cefta-zidime dan koreksi terhadap albumin serta pe-meriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
ekstraksi IUD yang dilanjutkan drainage pada uterus Kemudian dilakukan pencatat-an umur suami dan istri,
menggunakan folley cateter. tipe dan lama infertilitas, jenis embrio transfer, dan jenis
Kesimpulan: Pyometra meupakan kelaina pada operasi. Keluaran yang diukur adalah laju kehamilan.
uterus. Yang sangat jarang dijumpai. Insidensi dari Data kemudian dianalisa dengan menggunakan SPSS
piometra berdasar-kan data sekitar 0,01%-0,05% dari dan analisa statistik dengan uji chi square.
total kasus pasien ginekologi sehingga jarang Hasil: Dari 82 pria dengan azoospermia yang
terpikirkan untuk menjadi diagnosa banding dari suatu termasuk dalam penelitian, sebanyak 39% berusia >40
penyakit. Dan mening-kat menjadi sekitar 2% pada tahun. Sebagian besar dari subjek peneliti-an (87,8%)
pasien menopouse. Diperlukan pemeriksaan yang mengalami infertilitas primer. Subjek kemudian dibagi
cermat dalam penegakan diagnosis dan tatalaksana pada menjadi tiga kelompok, dimana 53 orang dengan teknik
pasien ini. PESA, 8 orang dengan teknik MESA, dan 21 orang
dengan teknik TESE. Laju kehamilan untuk kelompok
Kata kunci: Pyometra, menopouse, iud in situ. PESA, MESA, dan TESE berturut – turut adalah 37,7%,
50%, dan 28,6%, dengan nilai P=0,540.
Kesimpulan: Tidak terdapat perbeda-an yang
LAJU KEHAMILAN PADA PASIEN signifikan pada laju kehamilan pasien azoospermia
AZOOSPERMIA SETELAH PESA, MESA, ATAU dengan teknik pengambilan sperma PESA, MESA, dan
TESE: APAKAH TERDAPAT PERBEDAAN? TESE.
Elisia Atnil1, Anggi Lewis Reso Putro1, Budi Kata kunci: Fertilisasi in vitro, azoospermia.
Wiweko1,2, Oki Riayati1, Sarah Zakirah1, R Muharam1,2,
Andon Hestiantoro1,2, Achmad Kemal Harzif1,2, Gita
Pratama1,2, Eliza Mansyur2, Tita Yuningsih2, Siti
Mariyam2, Endang Purdiningsih2
102
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
103
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
104
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Diskusi: Henti nafas dan kolaps kardiovaskular terdapat 29 (26.1%) yang mengalami HDK dan 82
mendadak tanpa didahului penyakit penyerta paling (73.9%) yang tidak mengalami HDK. Sementara itu,
mungkin disebabkan emboli paru. Emboli air ketuban dari kelompok usia <35 tahun, terdapat 71 (14%) yang
dicurigai pada kasus emergensi obstetrik dengan kolaps mengalami HDK dan 436 (86%) yang tidak mengalami
kardiovaskuler. Faktor-faktor risiko obstetrik pada HDK. Dari kelompok paritas, terdapat 37 (18%)
pasien ini adalah multigravida, induksi persalinan, responden primipara yang mengalami HDK dan 169
amniotomi, dan bedah sesar. Penegakan diagnosis (82%) yang tidak mengalami HDK. Adapun dari
dengan trias klasik gejala dan menyingkirkan diagnosis kelompok bukan primipara, terdapat 63 (15.3%) yang
banding. mengalami HDK dan 349 (84.7%) yang tidak
Kesimpulan: Kematian akibat bedah sesar salah mengalami HDK. Hasil analisis menunjukkan usia
satunya disebabkan emboli air ketuban. Penanganan maternal ≥35 tahun memiliki kemungkinan 2.172 kali
dengan resusitasi cepat dan tepat dapat meningkatan untuk mengalami HDK (OR 2.172; 95% confidence
keberhasilan resusitasi. interval (CI) 1.328-3.553; p=0.002). Jumlah paritas
Kata Kunci: emboli air ketuban, kolaps tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap
kardiovaskuler, bedah sesar emergensi. terjadinya HDK (OR 1.213; 95% CI 0.777-1.894;
p=0.396).
Kesimpulan: Usia maternal merupakan faktor
PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO risiko terjadinya HDK. Status paritas tidak memiliki
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DI hubungan yang signifikan terhadap terjadinya HDK.
INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH LABUHA KABUPATEN Kata kunci: Hipertensi dalam kehamilan, usia
HALMAHERA SELATAN maternal, jumlah paritas
105
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Pasien pada kasus ini diberikan stimulasi dengan Tujuan: Kami menyajikan kasus akranii-
klomifen sitrat 50mg. Saat siklus menstruasi hari ke-12, eksensefali yang bersifat kongenital dan jarang.
dilakukan TVS dan didapatkan ketebalan endometrium Laporan Kasus: Seorang perempuan 37 tahun,
0,94 cm; folikel ovarium kanan 2,02 cm; dan di ovarium gravida-5 para-3 abortus-1 usia kehamilan 33 minggu
kiri 1,58 cm. Pasien terlambat haid 1 minggu dan hasil datang ke klinik fetomaternal Rumah Sakit Umum Pusat
plano tes positif. Hasil TVS didapatkan Gestasional Sac Fatmawati untuk konsultasi kehamilan. Pemeriksaan
(GS) intrauterin sesuai usia kehamilan 4 minggu dan USG menunjukkan janin presentasi kepala tunggal
belum tampak GS ekstrauterin. hidup dengan gambaran jaringan otak yang tidak
Pasien mengeluh bercak darah per-vaginam 10 hari terbentuk sempurna dan tidak terdapat tulang kranium.
kemudian dan TVS menunjukkan GS intrauterin sesuai Jaringan otak fetus mengapung di dalam air ketuban.
usia kehamilan 5 minggu sehingga diberi obat Selain itu ditemukan juga gambaran “frog-like
progesteron dan asam folat. Pasien datang ke Instalasi appearance”. Tidak terdapat kelainan lainnya yang
Gawat Darurat 3 hari kemudian dengan keluhan yang tervisualisasi. Indeks cairan amnion pada pasien ini
sama, dilakukan pemeriksaan Hemoglobin serial dengan normal. Selanjutnya pasien diberikan konseling terkait
penurunan dari 12,5 menjadi 11.0 g/dL. TVS rencana terminasi kehamilan. Kemudian dilakukan
menunjukkan GS intrauterin dan GS ekstrauterin di tuba induksi persalinan dengan obat-obatan dan foley kateter
kiri disertai cairan bebas di cavum douglas. Kemudian transservikal. Gambaran makroskopik neonatus tampak
dilakukan cito operasi salpingektomi sinistra dengan defek pada tulang kranium dan jaringan otak yang tidak
kehamilan intrauterin masih tetap dipertahankan. terlindungi oleh selaput otak. Neonatus tersebut
Kesimpulan: Kehamilan heterotopik dapat terjadi akhirnya meninggal setelah 7 jam post-partum.
pada kehamilan setelah stimulasi ovarium. Pemeriksaan Simpulan: Akranii-eksensefali adalah kelainan
TVS diperlukan dalam diagnosis kehamilan heterotopik. kongenital yang jarang. Terminasi kehamilan adalah
Kata Kunci: Kehamilan heterotopik, stimulasi pilihan yang paling umum dikerjakan karena prognosis
ovarium, ekstrauterin, intrauterin. yang buruk. Selanjutnya perlu dilakukan pendekatan
khusus meliputi konseling genetik dan asuhan antenatal
pada kehamilan selanjutnya.
AKRANII-EKSENSEFALI: DIAGNOSIS
PRENATAL DAN TATALAKSANA (STUDI Kata Kunci: Akranii, Eksensefali, Mesenkim.
KASUS)
106
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Latar belakang: Preeklampsia merupakan salah Latar Belakang: Anemia merupakan kondisi yang
satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu yang tinggi paling sering ditemui pada masa kehamilan, dengan
di samping kasus perdarahan dan infeksi. Di Indonesia, prevalensi yang tinggi khususnya di negara
hipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab dari berkembang. Menurut WHO sekitar 41.8% wanita
30-40% kematian perinatal, sementara di beberapa hamil menderita anemia, dengan salah satu risikonya
rumah sakit di Indonesia telah menggeser perdarahan adalah persalinan preterm. Beberapa studi sebelumnya
sebagai penyebab utama kematian maternal. Gambaran menunjukkan hasil yang inkonsisten antara anemia pada
hemokonsentrasi merupakan salah satu gambaran ibu hamil dengan kejadian persalinan preterm.
terjadinya preeklamsia. Keadaan hemokonsentrasi ini Persalinan preterm didefinisikan sebagai persalinan
berhubungan dengan viskositas darah dan hematokrit yang terjadi pada usia gestasi antara 20 hingga sebelum
merupakan penentu penting terhadap resistensi perifer 37 minggu, dengan morbiditas dan mortalitas perinatal
aliran darah. Selain itu, terjadi penurunan kadar albumin yang masih tinggi.
107
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Indonesia lebih tinggi dari nilai di negara-negara lain,
hubungan dan mengetahui gambaran antara anemia yaitu 1 per 40 persalinan. Kehamilan mola hidatidosa
pada kehamian dan persalinan preterm di RS parsial merupakan fenomena yang sangat langka,
Bhayangkara Polda D.I Yogyakarta. insiden yang dilaporkan sebesar 0,005% -0,01%.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Laporan Kasus: Kami melaporkan satu kasus
analitik observasional berdasarkan data rekam medis di mola hidatidosa parsial yang dilakukan kuretase suction.
RS Bhayangkara Polda D.I Yogyakarta periode Januari Pasien datang dengan keluhan perdarahan dari jalan
2018 – Maret 2019 dengan desain cross-sectional. lahir dirasakan sejak 2 hari. Setelah dilakukan
Sampel dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi pemeriksaan ultrasonografi dapat terdiagnosis dengan
yang ditetapkan. Berdasarkan kriteria sampel, abortus mola parsial. Pasien selanjutnya dilakukan
ditentukan masing-masing 36 kasus persalinan preterm kuretase suction.
dan persalinan aterm sebagai kelompok kasus dan Kesimpulan: Hasil Patologi anatomi Mola
kontrol. Analisis data dilakukan dengan menggunakan hidatidosa. Penanganan mola hidatidosa secara umum
uji Chi square dan uji Independent T-Test. terdiri dari 4 tahap yaitu, perbaiki keadaan umum,
Hasil: Didapatkan kelahiran preterm sebesar evakuasi jaringan mola, profilaksis dan follow up.
71.4% pada ibu hamil dengan anemia dan 36.4%
kelahiran preterm pada ibu hamil non-anemis. Hasil uji Kata Kunci: mola hidatidosa, abortus mola parsial
statistik Chi Square menunjukkan terdapat hubungan
antara anemia pada kehamilan dengan kejadian
persalinan preterm (p<0.01) dengan OR=4.375 (95% DETERMINAN LUARAN KEJADIAN KETUBAN
IK; 1.571-12.187). Uji Independent T-Test menunjuk- PECAH DINI DENGAN ANALISIS FAKTOR
kan bahwa terdapat perbedaan rerata bermakna antara RISIKO PADA WANITA USIA REPRODUKTIF
kadar hemoglobin pada kelompok persalinan preterm DI RUMAH SAKIT UMUM KERTHA USADA
dan pada kelompok persalinan aterm (10.475 dan
11.725; p<0.01). Sarah Chairani Zakirah1,3,4*, Putri Chairani Eyanoer4,5,
Kesimpulan: Dengan demikian, terdapat Chairul Nurdin Azali4, Budi Wiweko1,2,3
hubungan bermakna antara anemia pada ibu hamil
1
dengan kejadian persalinan preterm di RS Bhayangkara Divisi Fertilitas Endokrinologi dan Reproduksi,
Polda D.I Yogyakarta. Departemen Obstetri and Ginekologi, Fakultas
Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta, 10430,
Kata kunci: anemia, persalinan preterm, Indonesia, 2Klinik Yasmin IVF, RSUP Dr. Cipto
hemoglobin Mangunkusumo, Jakarta, 10430, Indonesia. 3Klaster
Human Reproductive, Infertility and Family Planning
Research Center, Indonesia Medical Education and
ASPEK MEDIS PADA TATA LAKSANA Research Institute(IMERI), Fakultas Kedokteran,
ABORTUS MOLA HIDATIDOSA PARSIAL Universitas Indonesia, Jakarta, 10430, Indonesia.
4
(LAPORAN KASUS) Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara,
Medan, Indonesia. 5Departemen Kedokteran
Prawiro RS, Mongan SP, Laihad JB Komunitas, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera
Utara, Medan, Indonesia. 6Divisi Kardiovaskular,
Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas
Kedokteran, Universitas Sam Ratulangi Manado Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta, 10430,
Indonesia
Latar Belakang: Mola parsial merupakan kondisi *Korespondensi: sarahchairani@gmail.com
yang tidak normal dari plasenta, disebabkan oleh
terjadinya kesalahan saat ovum dan sperma bertemu Tujuan: PROM dapat menyebabkan morbiditas
saat fertilisasi dimana seluruh villi korialisnya meng- dan mortalitas maternal dan neonatal. Berbagai studi
alami perubahan hidrofobik yang mempunyai potensi melaporkan berbagai faktor risiko yang dapat
cukup besar untuk menjadi ganas dan menimbulkan meningkatkan kejadian KPD. Penelitian ini meng-
berbagai bentuk metastase keganasan dengan berbagai gunakan desain penelitian cross-sectional mengkaji
variasi. Insidensi mola hidatidosa secara umum di Asia hubungan beberapa faktor risiko terkait kejadian KPD.
dan di Amerika Latin lebih tinggi bila dibandingkan Metode: Sampel diambil dengan menggunakan
dengan negara barat. Insidensi di Eropa dan Amerika cara consecutive sampling. Sampel akan diambil dari
Serikat adalah 1-2 per 1000 kehamilan, sedangkan tanggal 22 April 2018 hingga 15 Mei 2018 dengan
insidensi di Asia Tenggara delapan kali lebih tinggi. mengambil data rekam medis dari Rumah Sakit Kertha
Insidensi mola hidatidosa yang terdata di rumah sakit Usada, Singaraja, Bali. Pada penelitian ini sampel yang
108
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
digunakan adalah total sampling dari data sekunder berat 2600 gram, APGAR score 4-6-8, meninggal 3 jam
menggunakan data rekam medis. Analisis data setelah dilahirkan, dengan didapatkan macrocephaly,
menggunakan regresi logistik serta menggunakan frontal bossing, micromelia, leher pendek, flat nose,
interval kepercayaan 95% (CI 95%), dengan p<0.05 narrow chest, hypertelorism, gambaran tulang paha
dikatakan bermakna atau signifikan secara statistik. melengkung, menyokong gambaran Tanatophoric
Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan Dysplasia tipe II.
multigravida dan MCH>34 pg menunjukkan hasil yang Hasil: Pada kasus ini didapatkan Thanatophoric
signifikan terhadap PROM pada usia reproduktif. Dysplasia tipe II didapatkan frontal bossing,
Multigravida menunjukkan hasil yang signifikan dengan micromelia, flat nasal bridge, narrow chest, leher
p=0.001 (p<0.05) sebagai faktor protektif sebanyak pendek. Diagnosis antenatal melalui ultrasonografi pre-
0.035 kali lipat. MCH>34 pg mempunyai nilai yang natal seharusnya bisa dilakukan pada trimester 2, namun
signifikan dengan p=0.036 (p<0.05), dimana merupakan pasien datang saat trimester 3 karena pemeriksaan
faktor protektif sebesar 0.101 kali lipat. Hasil penelitian kehamilan rutin di bidan, baru dilakukan ultrasonografi
ini dapat dikatakan bahwa multigravida dan MCH >34 pada usia kehamilan 32 minggu. Dari amnioreduksi
merupakan factor protektif yang paling berpengaruh tidak dilakukan pengambilan sampel cairan amnion
terhadap kejadian KPD. untuk mutasi dari FGFR3 gene (analisis DNA) karena
Kesimpulan: Penyebab KPD terbanyak sebaiknya dilakukan pada usia kehamilan 15-18
diketahui merupakan proses infeksi. Terdapat berbagai minggu.
factor risiko yang dapat mempengaruhi kejadian KPD, Kesimpulan: Ultrasonografi prenatal pada
termasuk gravida dan anemia. Penelitian ini trimester 2 dapat membantu menegakkan diagnosis
mendapatkan multigravida dan MCH >34 pg merupakan Tanatophoric Dysplasia
faktor protektif.
Kata kunci: thanatophoric dysplasia,
Kata Kunci: Faktor Risiko, Faktor Protektif, KPD ultrasonografi
Sofwati, Nutria Widya Purna Anggraini Sonia Prima Arisa Putri1, Adi Syahputra1, Abarham
Martadiansyah2, Zulkifli3, Anugrah Onie Widhiatmo4,
Departemen Obstetri dan Ginekologi Sri Handayani5
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Rumah
1
Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi, Surakarta Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang, 2Divisi Fetomaternal
Latar belakang: Thanatophoric Dysplasia (TD) Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr.
merupakan gangguan skeletal berat lethal periode Mohammad Hoesin Palembang, 3Departemen Anestesi
neonatal. Disebabkan mutasi FGFR3. TD tipe I femur dan Reaminasi RSUP Dr. Mohammad Hoesin
dengan craniosynostosis yang jarang, TD tipe II femur Palembang, 4Divisi Bedah Saraf Departemen Bedah
lurus dan tengkorak berbentuk clover-leaf. Insidensi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang,
5
1:20.000 s.d 1:50.000 dari kelahiran. Pasien ini dengan Departemen Neurologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin
TD tipe II ditandai frontal bossing, micromelia, flat Palembang
nasal bridge, narrow chest, serta gambaran seperti
gagang telepon pada tulang paha. Latar Belakang: Malformasi arteriovena (AVM)
Tujuan: Melaporkan kasus kelainan kongenital pada kehamilan adalah situasi yang kompleks dan tidak
Tanatophoric Dysplasia dengan ultrasonografi sebagai ada kesepakatan tentang risiko perdarahan dan
prenatal diagnosis tatalaksananya. Prevalensi AVM sekitar 0,01-0,5% dan
Laporan Kasus: Wanita 25 tahun G3P2A0 usia umumnya menunjukkan gejala pada usia 20-40 tahun.
kehamilan 33 minggu dirujuk dengan polihidramnion. Gambaran yang paling sering terjadi pada AVM adalah
Pada pemeriksaan ditemukan polihidramnion (AFI perdarahan intrakranial, yang terjadi pada sekitar 50%
28,79 cm) dari ultrasonografi prenatal didapatkan pasien. AVM dapat asimtomatik dan ditemukan secara
micromelia, narrow chest, frontal bossing kemudian tidak sengaja atau dapat juga menimbulkan gejala
ditegakkan diagnosa Thanatophoric Dysplasia dengan berupa sakit kepala, kejang atau gejala fokal lainnya.
polihidramnion dilakukan amnioreduksi 2x, masing- Diagnosis dan tatalaksana yang tepat diperlukan untuk
masing sebanyak 1 liter, 1 hari kemudian pasien mencegah komplikasi AVM dalam kehamilan.
mengeluh kontraksi. Persalinan pervaginam, lahir bayi
109
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Tujuan: untuk melaporkan kasus malformasi Kehamilan ektopik ditemukan pada 2% dari seluruh
arteriovena dalam kehamilan jumlah kehamilan berdasarkan data CDC. Kehamilan
Laporan Kasus: seorang wanita 41 tahun ini paling sering ditemukan di tuba falopii yaitu sekitar
G4P3A0 hamil 8 minggu dikonsulkan dari bagian 90%. Kehamilan abdominal sangat jarang, insiden
Neurologi dengan AVM yang didiagnosis sejak tahun kehamilan ini ±1% dari seluruh kehamilan ektopik,
2016 dengan riwayat kejang fokal sebanyak 3 kali. Pada terjadi pada 1/2200 hingga 1/10200 kehamilan dan
pemeriksaan tidak didapatkan defisit neurologis. Hasil 1/6000 hingga 1/9000 kelahiran di Amerika.
pemeriksaan USG menunjukkan hamil 8 minggu janin Laporan Kasus: Wanita, 38 tahun, primigravida,
tunggal hidup intrauterine. Pada pemeriksaan MRI menikah 20 tahun, datang saat usia kehamilan 14
didapatkan kesan AVM di lobus temporoparietalis minggu 4 hari, dibawa ke IGD RSUD Atambua dengan
sinistra dan CT-Scan Angiografi menunjukkan kesan riwayat pingsan, nyeri perut kanan bawah mendadak,
AVM dengan feeding vessel arteri cerebri anterior perdarahan pervagina, dan riwayat amenore. Pemeriksa-
dengan cabang arteri calloso marginal dan sinus an klinis menunjukkan adanya tanda-tanda syok, nyeri
sagitalis superior dengan cabang vena cerebral tekan abdomen menyeluruh. Hasil tes laboratorium
superfisialis dengan nidus ukuran diameter 3 cm, dan menunjukkan anemia (Hb 6,6), β-hCG urin positif dan
pada EEG deprivasi tidur didapatkan aktivitas HbsAg positif. Pemeriksaan USG menunjukkan adanya
epileptiform di temporal sinistra. Pasien mendapat cairan bebas intraabdomen masif dan kista ovarium kiri.
terapi Depaken ER® 500mg/24 jam (PO), Amlodipine® Setelah resusitasi cairan, dilakukan laparotomi,
10mg/ 24 jam (PO), dan Asam Folat 400 cg/ 24 jam didapatkan kehamilan abdomen dengan implantasi
(PO). Pasien disarankan untuk kontrol setiap 2-4 plasenta di omentum. Didapatkan kista cokelat pada
minggu, dan dilakukan pemeriksaan alfa fetoprotein ovarium kiri diameter ±5 cm. Pasien KRS setelah
pada usia kehamilan 16-20 minggu. Terminasi perawatan lima hari tanpa komplikasi. Dua minggu
kehamilan akan dilakukan pada usia 34-35 minggu bila setelahnya pasien datang kembali dengan tanda-tanda
terjadi PEB atau pada usia kehamilan aterm jika tidak peritonitis. Pasien mengeluhkan nyeri perut, mual,
ada komplikasi. muntah, demam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
Kesimpulan: Ruptur AVM pada kehamilan jarang distensi, nyeri tekan, nyeri lepas, defans muskular.
terjadi dan faktor risikonya tidak diketahui. Pada kasus Setelah dirawat dua hari pasien meminta untuk dirujuk
ini dilakukan manajemen konservatif dan meng- ke Kupang untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
upayakan pencegahan terjadinya preeklampsia. Bila Kesimpulan: Kehamilan abdominal harus
terjadi perdarahan yang mengancam nyawa, diprioritas- didiagnosis dini dan dievaluasi penyebabnya. Jarang
kan untuk menyelamatkan ibu dengan sedapat mungkin sekali ditemukan adanya implantasi di luar tuba pada
untuk melindungi dan menyelamatkan bayinya. kehamilan ini. Intervensi awal mampu menyelamatkan
nyawa dan menurunkan morbiditas. Hingga saat ini
Kata Kunci: AVM, kehamilan, malformasi pembedahan masih merupakan intervensi yang aman
dan dapat dilakukan terutama di daerah perifer. Sebagai
dokter emergensi, kita masih harus waspada dengan
KEHAMILAN ABDOMINAL PADA WANITA kemungkinan terjadinya kehamilan abdominal dan
PRIMITUA: SEBUAH LAPORAN KASUS DI konsekuensinya apabila tidak terdiagnosis dengan tepat
RSUD MGR. GABRIEL MANEK, SVD ATAMBUA dan cepat.
Vashti Saraswati1, Madeline Langgar2, Frans O H Kata kunci: kehamilan abdominal, kehamilan
Prasetyadi3 ektopik terganggu, syok hemoragik.
1
Dokter Internsip RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD
Atambua, 2Bagian Obstetri & Ginekologi RSUD Mgr. VALIDASI ULTRASONOGRAFI PADA LUARAN
Gabriel Manek, SVD Atambua, 3Departemen Obstetri KELAINAN KONGENITAL JANIN DI RSUP DR.
dan Ginekologi RSAL dr. Ramelan Surabaya HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2018
Korespondensi: Vashti Saraswati
(dr.vashtisaraswati@gmail.com) Paripurna Y, Sukarsa MRA, Syam HH, Sasotya RMS
Latar Belakang: Kehamilan abdominal adalah Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas
kehamilan yang implantasinya terjadi di cavum Kedokteran Universitas Padjadjaran/ RSUP Dr. Hasan
abdomen dan merupakan bagian dari kehamilan Sadikin Bandung
ektopik. Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang
implantasinya berada di luar rahim. Kondisi ini dapat Latar Belakang: Kelainan kongenital merupakan
mengancam jiwa ibu apabila menjadi terganggu. kondisi yang umum terjadi, diperkirakan terjadi 2-3%
110
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
fetus di dunia dan World Health Organization (WHO) Latar Belakang: Vanishing twin syndrome
diperkirakan 303.000 kematian neonatus per tahun didefinisikan sebagai hilangnya satu janin pada
disebabkan oleh kelainan kongenital. Di Indonesia kehamilan kembar yang terjadi pada trimester pertama.
angka kematian bayi disebabkan oleh kelainan Insidensi VT ini dilaporkan pada 1 dari 12.000
kongenital mencapai 5,7%. Dilaporkan deteksi kelainan kehamilan dan berkisar antara 1:184 dan 1:200
kongenital menggunakan ultrasonografi berkisar antara kehamilan kembar. Kematian satu janin pada kehamilan
15 – 85% dan dipengaruhi banyak faktor diantaranya kembar meningkatkan risiko kematian dan kecacatan
adalah usia kehamilan saat deteksi, keahlian sonografer, pada janin yang bertahan, dan kemungkinan akan
index massa tubuh ibu serta sistem organ yang menyebabkan terjadinya disseminate intravascular
diperiksa. coagulation (DIC).
Metode: Penelitian merupakan observasional Laporan Kasus: Pada serial kasus ini akan kami
analitik dengan rancangan penelitian jenis crossection tampilkan 3 pasien hamil dengan Vanishing Twin
retrospective. Pada pasien dengan luaran bayi dengan Syndrome, kematian janin pertama terjadi pada 14-15
kelainan kongenital, Pasien USG dengan kelainan minggu kehamilan. Ketiga pasien tersebut dilakukan
kongenital sebanyak 64 atau sebesar 91.4% dan USG penanganan konservatif dengan pengawalan keadaan
tanpa kelainan kongenital sebanyak 6 atau sebesar janin dan penilaian profil hematologis berkala. Ketiga
8.6%. Pada pasien dengan luaran bayi tanpa kelainan pasien ini adalah kehamilan monochorionic diamniotic
kongenital, Pasien USG dengan kelainan Kongenital yang tidak memiliki komplikasi pada maternal maupun
sebanyak 24 atau sebesar 13.6% dan USG tanpa pada janin.
kelainan kongenital sebanyak 152 atau sebesar 86.4%.
Sumber data diperoleh dengan meneliti hasil pemeriksa- Kata Kunci: Vanishing twin syndrome; kehamilan
an ultrasonografi dengan luaran bayi dengan kelainan kembar; single fetal demise
kongenital di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada
tahun 2018.
Hasil: Penelitian menggunakan uji ChiSquare PRIMIGRAVIDA HAMIL 21 MINGGU DENGAN
dengan alternatif uji Kolmogorov Smirnov dan Exact JANIN OMPHALOCELE
Fisher apabila syarat dari Chi-Square tidak terpenuhi.
Perbandingan proporsi antara USG dengan Luaran Bayi Aria Indrabrata, Nuswil Bernolian
diuji dengan menggunakan uji statistika Chi-Square.
Hasil uji statistik pada kelompok penelitian diperoleh Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Moh.
informasi nilai P pada variabel ultrasonografi lebih kecil Hoesin Palembang
dari 0.05 (nilai P<0.05). Berdasarkan Nilai Sensitivitas
diatas sebesar 91.4% sedangkan Nilai Spesifitas sebesar Latar belakang: Omphalocele diartikan sebagai
86.4%. Nilai Duga Positif yaitu sebesar 72.7% suatu defek sentral dinding abdomen pada daerah cincin
sedangkan Nilai Duga Negatif sebesar 96.2% pada uji umbilikus atau cincin tali pusar sehingga terdapat
diagnostik ini. Nilai akurasi didapatkan sebesar 87.8%. herniasi organ-organ abdomen dari cavum abdomen
Kesimpulan: Nilai akurasi sebesar 87.8% namun masih dilapisi oleh suatu kantong atau selaput.
menunjukkan tingkat nilai akurasi yang kuat secara Penyebab pasti terjadinya omphalocele belum jelas
statistik. Dapat disimpulkan validasi yang baik sampai sekarang. Beberapa faktor resiko seperti infeksi,
ultrasonografi pada luaran kelainan kongenital janin di penggunaan obat dan rokok pada ibu hamil, defisiensi
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2018. asam folat, hipoksia, penggunaan salisilat, kelainan
genetik serta polihidramnion secara epidemiologi,
Kata Kunci: Kelainan kongenital, Ultrasonografi, insiden omphalocele sebanyak 2,7 kelahiran dalam
dan Validitas 10.000 kelahiran hidup.
Tujuan: Untuk melaporkan kasus janin
omphalocele pada kehamilan trimester II.
THE VANISHING TWIN SYNDROME: Metode: Pasien kontrol ke poliklinik Fetomaternal
A CASE SERIES untuk perawatan antenatal di RSUP Dr. H. Mohammad
Hoesin, Palembang. Pada anamnesa dan pemeriksaan
Annissa Kallista, Reyhan Aditya, fisik tidak dijumpai kelainan pada kehamilan pasien ini.
Eva Roria Pada pemeriksaan USG, didapatkan kelainan mayor
pada janin yang dicurigai suatu omphalocele
Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Fatmawati Hasil: seorang wanita 31 tahun G1P0A0 hamil 21
Jakarta minggu. Dari pemeriksaan USG didapatkan kelainan
kongenital mayor dengan struktur usus dan hati berada
di luar cavum abdomen. Sesuai dengan gambaran
111
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
omphalocele ekstra corporeal dan diameter defek: 2,6 pertumbuhan janin terhambat dan struma pada bayi.
cm. Pada pasien ini, disarankan untuk tetap dipertahan- Pemeriksaan laboratorium, fT3 dan fT4 terjadi sedikit
kan sampai aterm dan dilakukan mode persalinan peningkatan, TSH sangat rendah. Pasien telah
dengan seksio sesaria. mengalami pecah ketuban dini selama 4 hari dengan
Kesimpulan: Omphalocele merupakan kelainan diagnosa G2P1A0 hamil 34 minggu inpartu kala I fase
kromosom yang memiliki manifestasi dimana viseral laten dengan ketuban pecah dini 4 hari + hipertiroid
abdominal terdapat di luar cavum abdomen tetapi masih terkontrol janin gemelli hidup presentasi kepala-bokong
di dalam kantong amnion akibat adanya defek pada + oligohidramnion dan diputuskan untuk dilakukan
dinding abdomen. Penyebab omphalocele saat ini masih terminasi perabdominam.
kontroversi. Kehamilan dapat dipertahankan sampai Kesimpulan: Tirotoksikosis dapat menyebabkan
usia aterm dan terminasi kehamilan sesuai indikasi persalinan premature, preeclampsia, dan IUGR sehingga
obstetri. Mode persalinan dapat dipertimbangkan untuk pengontrolan kadar hormone tiroid pada maternal sangat
dilakukan seksio sesaria agar mengurangi resiko ruptur penting. Namun, semua obat anti tiroid melewati sawar
dari omphalocele. Intervensi untuk janin dilakukan darah plasenta sehingga dapat menyebabkan hipotiroid
setelah bayi lahir dengan tindakan operatif dengan pada janin, sehingga direkomendasikan pemberian obat
resiko infeksi yang tinggi. dengan dosis terendah yang mampu mencapai 1/3 atas
batas normal kadar tiroid ibu. Disarankan pemeriksaan
Kata Kunci: Kehamilan, omphalocele, fT4 bayi pada hari ke 3-5 untuk memastikan deteksi dini
primigravida, hipertiroid. Sirklase merupakan prosedur pembedahan
untuk inkompetensi serviks dilakukan sebagai
profilaksis sebelum dilatasi serviks.
MULTIGRAVIDA KEHAMILAN 32 MINGGU
DENGAN PARTUS PREMATURUS IMMINENS Kata Kunci: partus prematurus, kehamilan
DAN GRAVE’S DISEASE JANIN GEMELLI gemelli, grave’s disease pada kehamilan
HIDUP PRESENTASI KEPALA-BOKONG: STUDI
KASUS
PERBANDINGAN PROFIL HEMATOLOGI
Arief Aqshal Hadi, Irawan Sastradinata, Zaimursyaf KASUS ANEMIA PADA WANITA HAMIL DAN
Aziz TIDAK HAMIL
Departement Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Moh. Sefita Aryuti Nirmala1,2, Muhammad Faiz Ulurrosyad3,
Hoesin Palembang Adhi Sugianli4, Dewi Kartika Turbawaty4, Lani
Gumilang1,2, Puspa Sari1,2, Reni Ghrahani5, Raden Tina
Latar Belakang: Frekuensi kelahiran kurang Dewi Judistiani2*
bulan meningkat pada kehamilan multijanin (gemeli).
Grave’s disease yang tidak terkontrol juga turut menjadi 1
Program Studi D.IV Kebidanan Fakultas Kedokteran
salah satu faktor resikonya. Grave’s disease harus Universitas Padjadjaran, 2Departemen Ilmu Kesehatan
dibedakan dari gestasional tirotoksikosis. Pada Grave’s Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas
disease umumnya akan ditemukan adanya goiter/struma Padjadjaran, 3Program Studi Pendidikan Dokter
yang difuse, adanya riwayat hipertiroid sebelum Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran,
4
kehamilan dan adanya oftalmopati. Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran
Tujuan: Menyajikan diskusi tentang diagnosis dan Universitas Padjadjaran, 5Departemen Ilmu Kesehatan
penatalaksanaan pada pasien multigravida usia Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran,
6
kehamilan 32 minggu dengan partus prematurus Centre for Immunology Studies Faculty of Medicine
imminens dan Grave’s disease janin gemelli hidup Universitas Padjadjaran
presentasi kepala-bokong di Departemen Obgin RSUP *Koresponden: Raden Tina Dewi Judistiani
Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Laporan Kasus: Ny. I usia 28 tahun datang Kedokteran Universitas Padjadjaran Jl. Prof. Eijkman
keluhan sering berkeringat, jantung berdebar dan No.38 Bandung email: tina.d.judistiani@unpad.ac.id
penurunan berat badan. Pada pemeriksaan umum
dijumpai bentuk badan astenikus dan takikardi. Pada Latar Belakang: Perubahan hematologi wanita
pemeriksaan kepala dan leher tampak eksopthalmus hamil pada trimester akhir kehamilan mengalami
pada kedua mata, serta dijumpai struma difusa dengan peningkatan 40 – 45%. Di dunia terdapat ± 50% wanita
yang bergerak pada saat menelan. Pemeriksaan obsetri hamil anemia dan 37,1% wanita hamil anemia di
dan pemeriksaan USG menunjukkan kehamilan sesuai Indonesia menurut data Riset Kesehatan Dasar. MCV,
dengan usia 32 minggu, tidak dijumpai adanya tanda MCH, MCHC dan RDW merupakan indeks sel darah
112
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
merah yang dapat diukur untuk menentukan jenis Tujuan: Menyajikan diskusi diagnosis dan
anemia. Berdasarkan prevalensi dan komplikasi akibat penatalaksanaan pasien hamil dengan janin Hidrops
anemia pada wanita hamil, penting mengetahui fetalis di Obgin RSMH Palembang.
hematologi wanita hamil dan tidak hamil dengan Laporan kasus: Multigravida 28 tahun dengan
kategori anemia dan tidak anemia agar diketahui janin hidrop fetalis saat kehamilan 36 minggu dan
perbedaan profil hematologinya. Sehingga berguna direncanakan seksio sesarea elektif saat kehamilan 38
untuk mengetahui jenis anemia yang sering terjadi minggu tetapi 3 hari kemudian mengalami ketuban
sebagai upaya pemindaian dan pencegahan anemia pada pecah dini. Anamnesis, status obstetri dan hasil USG
masa datang. memberikan kesan G3P1A1 hamil 36 minggu inpartu
Tujuan: untuk mengetahui perbedaan profil kala I fase laten dengan KPD 2 jam janin tunggal hidup
hematologi pada wanita hamil dan tidak hamil dengan presentasi kepala + Hidrops fetalis. Laboratorium:
anemia pada setiap trimester. Toxoplasma IgG pada greyzone (2,80 IU/mL), Rubella
Metode: metode potong lintang dengan sampel IgG dan CMV IgG reaktif serta HSV I IgG positif.
adalah total sampling yang berasal dari penelitian induk Dilakukan seksio sesarea cito, lahir neonatus hidup,
pada 4 kota dan 1 kecamatan di Jawa Barat. Sesuai perempuan, 3800 g/ 52 cm, A/S 1/1/0 PT LGA. Hidrops
kriteria inklusi yaitu wanita hamil dan tidak hamil fetalis merupakan edema (akumulasi abnormal cairan
terdiagnosis anemia berdasarkan kriteria WHO serosa pada jaringan atau rongga tubuh) pada janin.
didapatkan sampel wanita hamil 138 orang dan wanita Diagnosis prenatal ditegakkan dengan ultrasonografi,
tidak hamil 65 orang. Dilakukan uji analitik Mann- jika terdapat minimal 2 dari kondisi: hidrotoraks, asites,
Whitney pada profil hematologi setiap trimester. efusi perikardial dan edema kulit (ketebalan kulit >5
Hasil: Perbandingan wanita tidak hamil dengan mm yang diukur dari tulang kepala atau dinding toraks)
wanita hamil trimester 1 profil MCV dan MCH atau satu efusi dengan edema anasarka.3 Infeksi rubella,
memiliki perbedaan yang tidak bermakna (p=0,373 dan cytomegalovirus, dan HSV dapat menyebabkan kelainan
0,873). Perbandingan dengan wanita hamil trimester 2 pada bone marrow, miokardium dan endotel pembuluh
dan 3, semua nilai profil memiliki perbedaan bermakna darah yang akhirnya menyebabkan terjadinya hidropik
(p=0,000). Rerata profil hematologi wanita hamil pada janin. Dilakukan seksio sesarea karena abdominal
trimester 1 menunjukkan nilai hematokrit di bawah circumference besar (39,7 cm), diperkirakan jika
rentang normal (31 – 41%) sebanyak 55%, trimester 2 persalinan pervaginam akan terjadi kesulitan.
dan 3 pada rentang normal (trimester 2: 30%-39%; Kesimpulan: Hidrops fetalis membutuhkan
trimester 3: 28%-40%). Pada wanita tidak hamil, nilai rujukan cepat ke spesialis untuk mendapatkan evaluasi
rerata profil hematokrit pada rentang normal dan karena dalam beberapa kondisi harus dipertimbangkan
proporsi 34,6% memiliki hematokrit di bawah normal. sebagai kedaruratan prenatal, terutama usia gestasi 16-
Kesimpulan: Terdapat perbedaan profil 18 minggu. Ultrasonografi (pemeriksaan arteri
hematologi antara wanita tidak hamil dengan wanita umbilikal dan doppler arteri serebral tengah) dapat
hamil di semua trimester. Jenis anemia yang paling menuntun pemilihan tatalaksana yang tepat: transfusi
sering terjadi adalah anemia defisiensi besi. intrauterin, kardioversi janin, atau pemasangan shunt.5,11
113
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
sangat diperlukan untuk menjaring DM Gestasional agar Departemen Obestetri dan Ginekologi RSUP Dr. H.
dapat dikelola sebaikbaiknya terutama dilakukan pada Mohammad Hoesin Palembang
ibu dengan faktor risiko, untuk mencegah morbiditas Laporan Kasus: Seorang multigravida, 43 tahun,
pada neonatus. usia kehamilan 32 minggu, belum inpartu mengalami
Tujuan: Untuk mengetahui gambaran kejadian penurunan kesadaran setelah kejang. 18 jam sebelum
DM gestasional dan penanganannya di RSUP Dr. masuk rumah sakit, pasien kejang 2 kali di rumah 5-10
Kariadi Semarang. menit, kejang seluruh tubuh, dan pasien tidak sadar
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian setelah kejang. Tekanan darah masuk 190/ 110mmHg,
deskriptif. Jenis desain penelitian yang digunakan denyut jantung janin 180 kali/menit, dan taksiran berat
adalah case series atau serial kasus. Penelitian ini janin 1705 gram. Didapatkan gangguan neurologis
menggambarkan penanganan DM gestasional di RSUP Nervus VII yang ditandai dengan sudut plika naso-
Dr. Kariadi berdasarkan variabel epidemiologi, yaitu labialis kanan datar. Hasil Skaning kepala menunjukan
variabel orang, tempat, dan waktu. perdarahan intraserebral dengan volume (24.3ml)
Hasil: Kejadian DM gestasional di RSUP disertai edema vasogenik sekitar area ganglia basalis
dr.Kariadi menurut umur adalah pada umur >40 tahun sampai subkortikal temporalis kiri. Pasien dilakukan
yakni sebesar 3 kasus (42,86%), sedangkan kelompok terminasi perabdominam dan tubektomi pomeroy
umur 21-25, 26-30, 31-35, 36-40 masing-masing hanya setelah stabilisasi. Pasien juga dikonsulkan ke
berjumlah 1 kasus (14,28%). Persalinan pasien dengan departemen oftalmologi, anestesi, neurologi, dan interna
DM gestasional dengan metode sectio cessarea. untuk mendapatkan terapi yang lebih adekuat.
Beberapa di antara responden diberikan berbagai Diskusi: Eklampsia merupakan kasus akut pada
metode kontrasepsi pasca persalinan, 4 dari 7 responden penderita preeklampsia berat yang disertai dengan
menggunakan metode tubektomi 1 dari 7 responden kejang menyeluruh dan/atau koma. Pecahnya mikro-
menggunakan metode IUD. Untuk tata-laksana aneurisma dalam arteriola, menyebabkan perdarahan
medikamentosa DM gestasional pada 1 kasus kelompok pada thalamus, pons atau serebellum, dikarenakan
umur 21-25, 26-30, dan 31-35 tahun menggunakan didaerah tersebut pembuluh darah arteri yang pendek,
lantus dan novorapid. Satu kasus kelompok umur 36-40 lurus dan sedikit cabang.3 Pada penderita ini didapatkan
tahun menggunakan novorapid tunggal, 2 kasus hemiparese dextra dan reflek patologis babinski positif.
kelompok umur >40 tahun menggunakan lantus + Didapatkan jumlah skor Siriraj lebih dari satu yang
novorapid dan 1 kasus kelompok umur >40 tahun mengacu pada diagnosis stroke hemoragik. Skaning
menggunakan lantus tunggal. Dosis yang diberikan kepala jelas menunjukan lokasi perdarahan terdapat
sesuai dengan kadar glikemik pasien. Berdasarkan pada intraserebral.
terapi diabetes gestasional yang diberikan tersebut, Kesimpulan: Eklampsia dapat timbul pada ante,
tampak bahwa outcome bayi dan ibu baik. intra, dan postpartum. Hampir seluruh organ penting
tubuh termasuk otak dapat terkena dampak eklampsia
dengan berbagai derajat gangguan yang berbeda serta
MULTIGRAVIDA EKLAMPSIA ANTEPARTUM, memberikan kontribusi gejala yang juga berbeda.
PERDARAHAN INTRA SEREBRAL, GAWAT Penanganan pasien ini sudah cukup tepat sehingga
JANIN, DAN PRETERM YANG menghasilkan keluaran yang cukup baik.
DITATALAKSANA DENGAN SEKSIO SESARIA
TRANSPERITONEALIS PROFUNDA DAN Kata kunci: Eklampsia, Perdarahan intraserebral,
TUBEKTOMI POMEROY Preterm
Latar Belakang: Vasospasme difus pada Fadhilah Zulfa1, Geraldo Primaman Coffee1, Zulkarnain
eklampsia menyebabkan gangguan fungsi pada hampir Tambunan2
seluruh organ tubuh termasuk otak. Penyakit stroke
1
menyumbang penyebab angka kematian tertinggi di Dokter Umum, RSUD Tani dan Nelayan Boalemo,
dunia, dimana stroke jenis perdarahan intraserebral Gorontalo, Indonesia, 2Dokter Spesialis Obstetri dan
memiliki angka insidensi sebesar 10% – 20%. Ginekologi, RSUD Tani dan Nelayan Boalemo,
Tujuan: Menyajikan diskusi kasus eklampsia Gorontalo, Indonesia
yang berkomplikasi menjadi perdarahan intraserebral di
114
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Kata kunci: leukorea, ketuban pecah dini, studi Leolyta Roseno PF1, Ni Wajan Tirthaningsih2, Lilik
kasus control Herawati3, M. Aldika Akbar4, Ernawati), Aditiawarman4
1
Program Pendidikan Dokter, 2Departemen Anatomi
KEHAMILAN INTRAABDOMINAL PADA dan Histologi, 3Departemen Fisiologi, 4Divisi
SEKUNDIGRAVIDA DENGAN RIWAYAT Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi
SECTIO CAESAREA DAN DEFEK SBR PADA Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga Surabaya
LUKA BEKAS OPERASI: SEBUAH LAPORAN
KASUS Latar Belakang: Secara global, prevalensi anemia
dalam kehamilan sekitar 38%. Anemia sering dikaitkan
Saneba H, Manu J Th, Turnianti T dengan prematuritas. Menurut WHO, Indonesia
115
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
menempati posisi ke-5 dari 10 negara dengan angka tunggal hidup presentasi kepala + kelainan kongenital
persalinan prematur tertinggi di dunia. mayor multipel + anhidramnion, direncanakan terminasi
Tujuan: Untuk menganalisis hubungan antara perabdominam elektif. Intraoperatif didapatkan selaput
anemia dalam kehamilan dengan persalinan prematur di ketuban intak, plasenta berimplantasi pada kolon,
RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2017-2018. omentum, corpus uteri kiri. Uterus membesar sesuai
Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik kehamilan 16 minggu. Janin lahir hidup 1800 g, 33 cm,
observasional dengan desain kasus kontrol. Sampel Apgar Score 5/8 PTAGA. kelainan kongenital asimetri
kasus adalah seluruh persalinan prematur spontan (< 37 ekstremitas atas dan bawah, mikrosefali. Dilakukan
minggu), sedangkan sampel kontrol berupa persalinan pengeluaran plasenta dan sumber perdarahan diligasi,
pada usia kehamilan ≥ 37 minggu dengan jumlah yang perdarahan masih berlangsung sehingga dilakukan
sama dengan sampel kasus dan diambil secara random histerektomi subtotal.
sampling. Kedua kelompok sampel yang diambil tidak Kehamilan abdominal disebabkan gangguan
mempunyai penyakit penyerta yang dapat menyebabkan migrasi embrio ke rongga endometrium, sebagian
terminasi dini kehamilan. Data pasien yang diambil disebabkan obstruksi. Risiko kematian ibu dan kelainan
adalah usia, gravida, riwayat persalinan prematur dan kongenital meningkat signifikan pada kehamilan
anemia dalam kehamilan (anemia sesuai standar WHO). abdominal. Diagnosis kehamilan abdominal sulit
Data dianalisis dengan uji statistik Chi-square. ditegakkan karena gejala minimal dan pemeriksaan
Hasil: Didapatkan sampel kasus sebanyak 46 dan USG kurang tepat pada 50% kasus. Diagnosis
sampel kontrol dengan jumlah yang sama. Pada sampel ditegakkan melalui CT Scan Abdomen atau MRI.
kasus, terdapat 58,7% pasien menderita anemia Umumnya diagnosis ditegakkan setelah laparotomi.
sedangkan pada sampel kontrol sebanyak 34,8%. Pertimbangan tatalaksana didasarkan pada komplikasi
Karakteristik pada sampel kasus didominasi oleh usia ibu, kelainan kongenital janin, usia kehamilan, dan
20-35 tahun (63%); primigravida (54,3%); tidak fasilitas perawatan neonates.
memiliki riwayat persalinan prematur (91,3%). Pada Kesimpulan: Pada kasus ini pasien awalnya
analisis Chi-square menunjukkan adanya hubungan didiagnosis hamil dengan plasenta akreta. Setelah
antara anemia dalam kehamilan dengan persalinan laparatomi ditegakkan diagnosis sebagai kehamilan
prematur (p=0,037 (p<0,05); OR=2,6 [95% CI (1,1- abdominal. Kehamilan abdominal sulit ditegakkan,
6,1)]. terutama pada kehamilan lanjut seperti kasus ini.
Kesimpulan: Ibu dengan anemia dalam kehamilan Penatalaksanaan terpilih dengan terminasi secara
mempunyai risiko melahirkan bayi prematur 2,6 kali perabdominam diikuti evakuasi total plasenta. Per-
lipat dibanding ibu tidak anemia. darahan terus berlangsung sehingga dilakukan hister-
ektomi subtotal.
Kata kunci: Kehamilan, anemia, prematuritas
Kata Kunci: kehamilan abdominal
116
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
mencegah dampak terapi yang tidak diinginkan pada hipokromik mikrositer, hipokalemia, janin tunggal
janin. hidup intrauterine yang ditatalaksana dengan leuko-
Tujuan: untuk melaporkan kasus kehamilan foresis dan tromboforesis di Departemen Obgin RSUP
dengan tumor payudara curiga ganas dengan Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
kemungkinan mestastase. Laporan Kasus: Seorang G1P0A0 berusia 21 tahun
Laporan kasus: Seorang wanita, 42 tahun, datang dengan keluhan sejak 1 bulan SMRS mengeluh
G4P2A1 hamil 10 minggu dengan keluhan timbul badan lemas, sesak tidak dipengaruhi aktivitas,
benjolan pada payudara kiri berukuran sebesar telur pandangan berkurang, demam, mual, muntah setiap
puyuh yang dirasakan semakin membesar sejak 1 makan, gusi berdarah, dan mimisan. Dua minggu SMRS
SMRS dan benjolan di lipat paha kiri sejak 6 bulan pasien dirawat di RSUD Kayuagung selama 7 hari
SMRS. Pada pemeriksaan fisik didapatkan massa soliter dengan keluhan lemas dan darah merah rendah. Pasien
ukuran 2 cm diatas papilla mamma sinistra, batas tidak ditatalaksana dengan transfusi dan dibolehkan pulang. 1
tegas, sulit digerakkan, disertai nyeri tekan dan pada minggu SMRS pasien merasa badan lemas kembali dan
regio inguinal sinistra didapatkan massa ukuran 5 cm, kontrol ke RSUD Kayuagung, kemudian dirujuk ke IGD
sulit digerakkan, batas tegas, disertai nyeri tekan. Hasil RSMH. Hasil pemeriksaan Departemen kebidanan dan
pemeriksaan USG mamma sinistra didapatkan massa penyakit dalam tanggal 9 Juni 2018 akhirnya
hipoekoik beurkuran 1,2x1 cm, tepi tidak rata, menegakkan diagnosis bahwa pasien hamil 24 minggu
spiculated (+) tanpa disertai kalsifikasi. Pada CT-Scan dengan anemia berat, leukimia mioblastik akut, anemia
pelvis didapatkan lesi multiple litik destruksi ke- hipokromik mikrositer, hipokalemia, janin tunggal
mungkinan metastase pada illiaca sinistra, tuberositas hidup intrauterine. Pasien direncanakan diterapi sesuai
sinistra, rami pubic sinistra, dan acetabulum. Pasien divisi hematologi dengan leukoforesis dan trombo-
mendapat terapi Asam Folat 400 mcg/ 24 jam (PO). foresis.
Pasien direncanakan untuk dilakukan biopsi eksisi pada Diskusi: Leukimia mieloblastik akut (LMA)
mamma sinistra dan KGB inguinal sinistra. Pasien adalah suatu penyakit yang ditandai dengan trans-
disarankan kontrol kehamilan setiap 2-4 minggu. formasi neoplastik dan gangguan diferensiasi sel-sel
Kehamilan dipertahankan sampai cukup bulan dan progenitor dari seri mieloid. LMA dapat disebabkan
kemoterapi direncakan pada trimester 2 kehamilan. oleh faktor predisposisi benzene, radiasi ionik, dan
Kesimpulan: Tumor payudara pada kehamilan kelainan trisomi 21. LMA dapat menyebabkan kematian
trimester pertama memerlukan penegakan diagnosis secara cepat dalam beberapa minggu sampai bulan
pasti yang baik, guna menentukan perencanaan tindakan setelah diagnosis ditegakkan.
operatif, pemilihan waktu untuk pemberian regimen Kehamilan pada ibu dengan LMA menyebabkan
kemoterapi, maupun pemilihan waktu untuk terminasi. suatu keputusan sulit antara dokter dan pasien karena
pemberian obat kemoterapi mempunyai efek teratogenik
Kata Kunci: tumor mammae, kehamilan, dan mempengaruhi perkembangan janin. Padahal,
kemoterapi penundaan terapi meningkatkan mortalitas maternal dan
janin, serta mengurangi keberhasilan remisi. Diperlukan
regimen yang optimal dan tetap tidak membahayakan
G1P0A0 HAMIL 24 MINGGU DENGAN ANEMIA janin. Terminasi kehamilan secara sectio caesarea dapat
BERAT, LEUKIMIA MIOBLASTIK AKUT, direncanakan setelah 3 minggu pemberian dosis
ANEMIA HIPOKROMIK MIKROSITER, anthracycline dengan memperhatikan umur kehamilan
HIPOKALEMIA, JANIN TUNGGAL HIDUP dan kemoterapi dapat dilanjutkan 1 minggu paska
INTRAUTERINE YANG DITATALAKSANA operasi.
DENGAN LEUKOFORESIS DAN
TROMBOFORESIS: STUDI KASUS Kata Kunci: Leukimia mieloblastik akut (LMA),
24 weeks pregnant with LMA.
Radinal Yusivanandra Prayitno1 Amir Fauzi1 Yenny D2
1
Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Moh. PRIMIGRAVIDA HAMIL 34 MINGGU BELUM
Hoesin Palembang INPARTU DENGAN PARTUS PREMATURUS
2
Departemen Penyakit Dalam RSUP Dr. Moh. Hoesin IMMINENS DAN PARALISIS PERIODIK
Palembang HIPOKALEMIK JANIN TUNGGAL HIDUP
PERESENTASI KEPALA
Tujuan: Tujuan jurnal laporan kasus ini adalah
menyajikan diskusi tentang diagnosis dan penata- Siti Chodijah, Firmansyah Basir
laksanaan pada pasien G1P0A0 hamil 24 minggu dengan
anemia berat, leukimia mioblastik akut, anemia
117
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Moh. Tujuan: Menganalisis keberhasilan induksi
Hoesin Palembang persalinan dan luaran bayi pada periode Januari 2016 –
Desember 2017 di RSUD dr, Soetomo
Latar Belakang: Paralisis periodik hipokalemik Metode: Studi ini merupakan penelitian
(PPH) adalah keadaan dimana terjadi gangguan retrospektif. Data diperoleh melalui rekam medik data
potensial istirahat (resting potential) akibat redistribusi perinatal dari tahun 2016 - 2017. Dari data tersebut
kalium akut ke dalam intraselular. Gejala khas keadaan dinilai indikasi, jumlah, kriteria, karakteristik
ini berupa kelemahan otot terutama ekstrimitas yang keberhasilan dan kegagalan induksi, luaran bayi hasil
akan membaik pasca koreksi kalium. Diagnosis dan induksi persalinan.
tatalaksana yang tepat diperlukan untuk mencegah Hasil: Dari Januari 2016 – Desember 2017, 3
komplikasi dari PPH dalam kehamilan. kasus terbanyak dilakukan induksi persalinan adalah
Tujuan: melaporkan kasus paralisis periodik Hipertensi Dalam Kehamilan 42%, Maternal Disorder
hipokalemik pada kehamilan 17%, dan Ketuban Pecah Prematur 17%. Dari total 234
Laporan Kasus: Seorang wanita 31 tahun pasien yang dilakukan induksi persalinan terdapat 180
G1P0A0 hamil 34 minggu dengan PPI dan PPH janin pasien yang berhasil dilakukan induksi persalinan
tunggal hidup presentasi kepala dirujuk ke RSMH sebanyak 44 (60%) dengan indikasi HDK, 32 (84%)
dengan keluhan tidak bisa menggerakkan keempat indikasi Maternal Disorder, 22 (73%) indikasi KPD, 4
ekstrimitas disertai berdebar-debar sejak 3 hari SMRS. (57%) indikasi postdate, 7 (52%) indikasi obesitas, 7
Pada pemeriksaan fisik terdapat keterbatasan gerakan, (78%) indikasi diabetes. Dari karakteristik pasien
penurunan kekuatan, peningkatan tonus dan refleks dengan U> 35 tahun total dari 31(100%) pasien, 27
fisiologis dari keempat ekstrimitas. Pemeriksaan luar (87%) pasien berhasil dilakukan induksi, dari paritas
didapatkan His 1x dalam 10 menit selama 15 detik dan primigravida total 87 (100%) pasien, 52 (60%) pasien
penurunan 5/5. Pada VT didapatkan porsio lunak, berhasil dilakukan induksi persalinan, dari multigravida
pendataran 50%, pembukaan 1cm, kepala, ketuban (+). total dari 93 (100%) pasien, 74 (80%) pasien berhasil
Hasil USG menunjukkan hamil 34 minggu JTH dilakukan induksi persalinan. Dari karakteristik
preskep, panjang serviks 1.83cm. Hasil pemeriksaan Obesitas kelas I total dari 38 (100%) pasien, 28 (74%)
laboratorium awal menunjukkan anemia (Hb 10.9 g/dL), pasien berhasil dilakukan induksi, dari Obesitas kelas II
hipokalemia (2.4 mmol/L), hipoalbuminemia (3.6 g/dL), total dari 17 (100%) pasien, 6 (35%) pasien berhasil
ketonuria (++), dan hipokalsiuria (19.44 mmol/24jam). dilakukan induksi persalinan.
Pasien dikonsulkan ke penyakit dalam dan neurologi. Kesimpulan: Pasien yang dilakukan induksi
Pasien ditatalaksana dengan observasi TTV, his, DJJ. persalinan pada usia gestasi>34 minggu di RSUD dr.
Diberikan NS 0.9% gtt 10x per menit + Drip KCL Soetomo Januari 2016 – Desember 2017, indikasi
25mEq/24 jam, nifedipine 10 mg/6jam, dexamethasone terbanyak pada pasien HDK, KPD, dan Maternal
12 mg/24 jam selama 2 hari, KSR 1x600 mg, dan Disorder. Keberhasilan induksi dipengaruhi oleh usia,
Cefixime 2x1 gr IV. Pasien mengalami perbaikan klinis paritas dan IMT (Indeks Masa Tubuh). Keberhasilan
dan dipulangkan setelah dirawat selama 9 hari. induksi persalinan tidak mempengaruhi luaran bayi pada
Kesimpulan: Kelemahan otot karena kondisi pasien.
hipokalemik dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah
satunya adalah gangguan pada kanal ion karena mutasi Kata Kunci: Induksi, Persalinan
gen. Pada kasus ini dilakukan manajemen konservatif
melalui koreksi kalium untuk mencegah terjadinya
kelemahan otot yang lebih berat. MULTIGRAVIDA HAMIL 28 MINGGU DENGAN
BEKAS SC 1X JANIN GEMELI HIDUP-MATI,
Kata kunci: paralisis periodik hipokalemik, TWIN-TWIN TRANSFUSION SYNDROME,
kehamilan, kelemahan otot HIDROPS FETALIS DAN JANIN ABSENCE OF
END DIASTOLIK VELOCITIES YANG
DITATALAKSANA DENGAN SEKSIO SESARIA
ANALISIS DAN KARAKTERISTIK INDUKSI
PERSALINAN DI RSUD dr.SOETOMO PERIODE Wisman Agustian, Hatta Ansyori
JANUARI 2016 – DESEMBER 2017
Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Moh.
Trianggono Bagus Ariyanto1. Budi Wicaksono2 Hoesin Palembang
1
PPDS -1 Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi, Latar belakang: Kehamilan kembar lebih sering
2
Staf Pengajar Fetomaternal Departemen/SMF Obstetri terjadi sebagai akibat fertilisasi dua ovum yang terpisah,
dan Ginekologi RSUD dr. Soetomo Surabaya yang dikenal dengan kembar dizigot. Walaupun
118
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
beberapa ahli mengatakan bahwa kembar dizigot ruptur uteri. Etiologi dan patofisiologi CSP masih belum
bukanlah kembar sejati oleh karena berasal dari diketahui secara pasti. Kriteria diagnosis CSP adalah
maturasi dan fertilisasi dua buah ovum selama siklus adanya kantong gestasi pada bagian anterior isthmus;
ovulatoir tunggal. Sekitar 12% bayi prematur disebab- dengan atau tanpa defek pada jaringan miometrium
kan oleh kehamilan kembar, dan bayi kembar biasanya antara vesika urinaria dan kantong gestasi; dan kantong
lebih kecil pada saat lahir. Bayi (Berat Badan Lahir gestasi berisi dengan atau tanpa embrio disertai dengan
Rendah) BBLR dan prematur sekitar 10-20% di- atau tanpa detak jantung. Belum ada protokol dalam
antaranya akan meninggal dibandingkan hanya 2% pada penanganan CSP, tatalaksananya dapat berupa pem-
bayi dari kehamilan tunggal. Masalah lain adalah bedahan atau nonpembedahan, atau keduanya.
sindrom transfusi kembar (twin-twin tranfusion Laporan Kasus: Serial kasus ini menyajikan
syndrome (TTTS), yang terjadi pada 5-15% kehamilan beberapa kasus pasien dengan CSP yang terdiagnosis
monozigot monokorionik, terjadi anastomosis pembuluh pada trimester pertama dan berhasil ditatalaksana
darah plasenta, sehingga salah satu janin mendapat lebih menggunakan injeksi metotreksat intramuskular.
banyak aliran darah, mengakibatkan salah satu janin Diagnostik dan evaluasi keberhasilan pada kasus yang
lebih besar daripada yang lainnya. disajikan dilakukan dengan modalitas tunggal
Tujuan: Untuk melaporkan kasus janin gemeli menggunakan ultrasonografi color doppler transvaginal
dengan Twin- Twin Transfusion Syndrome,, hydrops dengan penilaian pada vaskularisasi peritrofoblastik
fetalis dan Janin Absence of End Diastolic Velocities tanpa penilaian kadar serum beta HCG sebelum dan
(AEDV) sesudah pemberian metotreksat dengan tujuan efisiensi
Laporan Kasus: seorang wanita 32 tahun G2P1A0 biaya dan terbukti memberikan luaran yang baik.
hamil 28 minggu. Dari pemeriksaan USG didapatkan
hasil hamil 28 minggu Janin- Gemeli Hidup-Mati, Kata kunci: Kehamilan parut sesar, metotreksat,
Kepala-Kepala dengan hydrops fetalis pada janin I dan vaskularisasi peritrofoblastik
AEDV pada janin II sesuai dengan Twin – Twin
Transfusion Syndrome quantro V. Pada pasien ini,
disarankan untuk dilakukan terminasi secara per- KEHAMILAN DENGAN SEROPOSITIF
abdominam. TOKSOPLASMOSIS
Kesimpulan: Bayi dengan sirkulasi darah yang
tidak adekuat akan mengalami kekurangan nutrisi Natassa Zefanya Darsana
sehingga akan berdampak pada pertumbuhan yang
terhambat dan peningkatan beban jantung. Bayi kembar PPDS-I Departemen/ KSM Obstetrik dan Ginekologi
kurang dapat bertahan hidup dan lebih rentan menderita FK UNUD/ RSUP Sanglah
kecacatan. Pada kehamilan gemeli dengan salah satu
janin AEDV banyak klinisi yang memilih SC Latar Belakang: Toksoplasmosis dalam
merupakan pilihan terbaik. Persalinan pervaginam akan kehamilan dapat menimbulkan sekuele yang berat pada
mengakibatkan banyak komplikasi baik pada janin janin. Indonesia dilaporkan mempunyai angka
ataupun pada ibu. seroprevalensi yang cukup tinggi yaitu 36,9%. Infeksi
Kata Kunci: Gemeli, AEDV, Hydrops Fetalis toksoplamosis pada kehamilan bersifat asimptomatis
dan bisa terdeteksi dengan tes serologis, namun klinisi
harus mengetahui interpretasi dan limitasi pemeriksaan
MODALITAS METOTREKSAT DALAM tersebut. Pemberian pengobatan antibiotik maternal
TATALAKSANA KEHAMILAN PARUT SESAR dapat membantu dalam menurunkan risiko infeksi fetal
toksoplasmosis.
Ervan Surya1, Sri Pudyastuti2 Laporan Kasus: Perempuan 24 tahun didiagnosa
menderita toksoplasmosis dalam kehamilan sejak usia
1
Residen Obstetri dan Ginekologi FK Universitas kehamilan 7-8 minggu. Hasil pemeriksan laboratorium
Indonesia, 2Konsultan Fetomaternal RSUP menunjukkan hasil anti toksoplasmosis IgM dan IgG
Persahabatan positif, dengan konsentrasi 1200. Dilakukan pemeriksa-
an ulang 4 minggu kemudian dengan hasil anti
Latar Belakang: Kehamilan parut sesar (cesarean toksoplasma IgG meningkat hampir 4 kali lipat yaitu
scar pregnancy, CSP) adalah salah satu jenis kehamilan 9068. Serta aviditas IgG didapatkan hasil high avidity.
ektopik yang jarang, dimana kantong gestasi Peningkatan titer IgG 3-4x lipat menandakan adanya
berimplantasi pada parut sesar. Insiden CSP semakin infeksi akut dari toksoplasmosis dengan risiko transmisi
meningkat seiring meningkatnya tindakan seksio ke janin meningkat berkali lipat. Pasien dicurigai
sesarea. CSP merupakan kondisi yang berbahaya, dapat mengalami reaktivasi toksoplasmosis laten dan di-
menyebabkan plasentasi abnormal, perdarahan, hingga
119
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
rencanakan dilakukan PCR air ketuban yang merupakan lintang. Sampel penelitian sebanyak 38 kasus yang
gold standard. diambil dari data sekunder.
Tata laksana pasien dimulai sejak usia kehamilan 9 Hasil: Insiden eklampsia sebanyak 38 kasus
minggu dengan pemberian spiramisin 1 gram tiap 8 jam (1,34%) dari total 2.829 persalinan dan rerata umur ibu
dan asam folat 400 mcg tiap 24 jam intra oral. Hasil 26,2 tahun. Sebanyak 81,58% merupakan kasus rujukan
fetal scanning pada usia kehamilan 14 minggu dan dan 2,63% tidak pernah antenatal care. Sebagian besar
evaluasi ultrasound setiap pasien ANC tidak eklampsia terjadi saat antepartum (84,22%), durasi
menunjukkan adanya kelainan kongenital. Pada pasien kejang < 2 menit (68,42%), memiliki keluhan subyektif
dilakukan amniosentesis dan pemeriksaan PCR tokso- 63,16%, dan pilihan persalinan seksio caesaria 89,47%.
plasmosis cairan amnion pada usia kehamilan 18-19 Semua kasus menderita hipertensi dengan rerata tekanan
minggu dan didapatkan hasil negatif. Hasil PCR ini darah sistol 177 mmHg dan diastol 111 mmHg, serta
mempunyai sensitivitas 91%, spesifisitas 99.5%, dan 5,26% tanpa proteinuria. Kadar rerata magnesium serum
NPV 99%. Ditemukan penurunan titer IgG pada saat datang 3,37 mg/dL dan setelah ≥ 6 jam pemberian
monitoring bulanan. MgSO4 4,7 mg/dL, namun tidak ada kejang berulang
Pada usia kehamilan 40-41 minggu pasien meskipun di bawah kadar terapeutik. Sebagian besar
melahirkan bayi laki-laki, 3730 gram, AS 8-9, tanpa kasus memiliki faktor risiko primigravida (57,89%) dan
dijumpai kelainan kongenital mayor secara spontan per- riwayat hipertensi kehamilan sekarang (39,47%).
vaginam. Luaran maternal umumnya memerlukan rawat inap > 5
Kesimpulan: Toksoplasmosis merupakan masalah hari (73,69 %), 50% memerlukan rawatan intensif,
kesehatan yang harus diperhatikan karena besarnya komplikasi maternal 26,32%, dan mortalitas 2,63%.
resiko kelainan kongenital yang menyertai. Diagnosis Luaran perinatal umumnya mengalami asfiksia sedang-
dan skrining pada toksoplasmosis memerlukan pe- berat (70%), memerlukan rawatan NICU 30%,
mahaman yang tepat tentang spesifisitas dan sensitivitas komplikasi neonatal 60%, dan mortalitas 10%.
pemeriksaan serologis. PCR air ketuban juga Kesimpulan: Insiden eklampsia sebesar 1,34%
mempunyai limitasi yang harus diketahui oleh klinisi. dari total 2.829 persalinan dengan kejadian eklampsia
antepartum 84,22%, mortalitas maternal 2,63%, dan
Kata kunci: toksoplasmosis, serologi, kongenital mortalitas perinatal 10%.
toksoplasmosis.
Kata kunci: Epidemiologi, eklampsia, deskriptif.
120
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
perencanaan kehamilan. Sayangnya bukti manfaat dari subspesialis di rumah sakit tersebut belum diketahui.
studi intervensi yang diterbitkan tampaknya terbatas dan Salah satu beban kasus kehamilan yang tertingi
belum mendekati pengkajian yang sesuai dengan jumlahnya di RSUD Tarakan antara lain kasus preterm
keadaan sosiodermografi di Indonesia. (27.63%), kasus Preeklamsia berat sebesar 9.82%, kasus
Tujuan: Mengetahui efektivitas intervensi ketuban pecah preterm sebesar 6.26%.
pengaturan gaya hidup sehat pada wanita hamil dengan Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui
obesitas terhadap penurunan risiko komplikasi prevalensi kasus kehamilan preterm, mengetahui
kehamilan. karakteristik pasien dengan kehamilan preterm, faktor
Metode: Penelitian dilakukan dengan meninjau risiko dan keluaran bayi yang dilahirkan pada kasus
beberapa literatur secara sistematis dan meta analisis persalinan preterm.
menurut kriteria PRISMA dilanjutkan dengan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian
pengolahan data statistik menggunakan Review deskriptif dengan desain potong lintang, Data yang
Manager (RevMan; Versi 5.0). digunakan merupakan data sekunder dari rekam medis
Hasil: Dari 185 literatur didapatkan 41 studi RCT RSUD Tarakan dan pengambilan sampel dilakukan
(total sampel 13.389 orang) dan 8 studi non-RCT (total dengan cara total sampling.
sampel 1.668 orang) yang memenuhi kriteria inklusi Hasil: Pada kurun waktu 2016-2018 jumlah kasus
penelitian. Analisis statistik dari sampel RCT me- kehamilan premature di RSUD Tarakan berjumlah 1016
nunjukkan adanya kecenderungan penurunan risiko kasus, dengan prevalensi kasus preterm labor yang
pada semua variabel yaitu preeklamsia (OR 0.87, 95% dilakukan perawatan tokolitik dan pematangan paru
CI [0.74, 1.02], 11.013 orang, Chi2 60.49, df 27, p sebesar 97 kasus (9.4%) dan sebagian besar sisanya
0.00002, I2 55%), diabetes melitus gestasional (OR yaitu 919 kasus (90.6%) memerlukan tindakan terminasi
0.87, 95% CI [0.75, 1.00], 6.402 orang, Chi2 37.23, df segera. Kasus preterm di RSUD Tarakan sendiri
21, p 0.002, I2 44%), perdarahan post partum (OR 0.84, sebagian besar merupakan kasus rujukan (non
95% CI [0.72, 0.98], 5.128 orang, Chi2 23.51, df 7, p bookcase) sebanyak 806 kasus (79%) dan sisanya
0.001, I2 70%) dan pembedahan caesar (OR 0.89, 95% merupakan kasus bookcase. Kasus preterm terdiri atas
CI [0.81, 0.97], 10.707 orang, Chi2 34.35, df 28, p 0.19, kasus preeklamsia, 151 pasien (15%), preterm dengan
I2 18%). ketuban pecah dini 252 kasus (25%) dan kasus preterm
Kesimpulan: Intervensi gaya hidup sehat pada dengan IUGR (2.62%).
wanita hamil dengan obesitas dapat menurunkan risiko Kesimpulan: Prevalensi kasus kehamilan preterm
terjadinya komplikasi kehamilan preeklamsia, diabetes yang dirujuk ke RSUD Tarakan cukup besar
melitus gestasional, perdarahan post partum, dan dibandingkan dengan prevalensi di Indonesia. Oleh
pembedahan caesar. Namun risiko bias secara karena itu perlu adanya perhatian khusus dan pe-
keseluruhan dinilai tidak jelas karena kurangnya detail nyediaan pelayanan subspesialis antara lain feto-
metodologi yang dilaporkan. maternal dan perinatology yang memiliki kompetensi
untuk menangani kasus preterm
Kata kunci: Gaya hidup sehat, obesitas dalam
kehamilan, komplikasi kehamilan. Kata kunci: Kehamilan berisiko tinggi,
fetomaternal, preterm, preeklamsia, pertumbuhan janin
terhambat, ketuban pecah dini.
PREVALENSI KASUS KEHAMILAN PRETERM
DI RSUD TARAKAN JAKARTA PUSAT
PERIODE 2016-2018 HYDROPS FETALIS
121
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
hidramnion dan edema plasenta. Insiden Hydrops Tujuan: Untuk menilai keefektivitasan teknik
Fetalis dilaporkan sekitar 3 hingga 24 per 10.000 Moxibustion titik BL-67 dalam menangani kehamilan
kelahiran hidup. Insiden bervariasi berdasarkan risiko letak sungsang.
populasi dan etiologinya. Kasus: Pada laporan serial kasus ini melaporkan 3
Tujuan: Melaporkan kasus hydrops fetalis orang pasien dengan usia kehamilan 34 - 36 minggu,
Laporan Kasus: Kasus wanita berusia 36 tahun, dengan 2 pasien multipara dan 1 pasien primi para,
dengan diagnosa G3P1A1H1 gravid 22- 23 minggu + presentasi letak sungsang tanpa penyulit diamati secara
suspek hydrops fetalis + bekas SC. Pada pemeriksaan prospektif selama 2-4 minggu hingga pasien
USG ditemukan biometri janin; BPD : 58,9 mm, HC: melahirkan. Pada pasien dilakukan terapi moxibustion
211 mm, FL : 44,4 mm, HL : 40,7 mm, AC : 202,5 mm, titik BL-67 (Zhi Yin) dengan menggunakan bara api
SDP : 12,79 cm, tampak gambaran edema anasarca, arang.
hidrothorak dan asites pada janin. Pemeriksaan USG Hasil: Semua pasien yang mendapat terapi
tersebut memberikan kesan Hydrops Fetalis dengan moxibution titik BL-67 mengalami versi cephalad
Polihidramnion. Pemeriksaan labor didapatkan sehingga dapat lahir per vaginam tanpa penyulit. Selama
golongan darah ibu A Rhesus (+), VDRL (-), Coomb terapi tidak didapatkan penyulit yang muncul, pasien
test negatif. Analisis kromosom dilakukan dengan melaporkan adanya peningkatan aktivitas janin selama
teknik G-Banding yang mendapatkan jumlah kromosom terapi berlangsung. Tidak didapatkan outcome negatif
pada setiap sel adalah 46,XY, yang berarti bahwa bagi ibu dan janin pada saat persalinan.
jumlah kromosom adalah 46 buah dengan kromosom Kesimpulan: Teknik moxibution titik BL-67 (Zhi
seks janin adalah XY. Tidak tampak kelainan struktur Yin) adalah tenik yang mudah dan efektif untuk
yang mayor. menangani kehamilan presentasi letak sungsang dan
Kesimpulan: Hydrops Fetalis adalah akumulasi mengurangi angka kebutuhan seksio sesaria pada daerah
abnormal dari cairan dalam 2 atau lebih kompartemen terpencil.
tubuh janin. Diagnosis prenatal Hydrops Fetalis dapat
ditegakkan dengan pemeriksaan fetal imaging, Kata kunci: Moxibution BL-67, letak sungsang.
hematology maternal, amniosentesis. Pada pasien ini
sudah dilakukan pemeriksaan USG, golongan darah,
Rhesus, VDRL dan coomb test. Penyebab Hydrops KEHAMILAN TRIPLET DENGAN JANIN
Fetalis pada pasien ini kemungkinan adalah non ANENSEFALI
immune yag berasal dari infeksi, anjuran untuk
dilakukan pemeriksaan infeksi TORCH dan Human Natasya Prameswari1, Purnawan Senoaji2
parvovirus B19
1
Departemen Obstetri dan Ginekologi, RSUPN
Kata kunci: Hydrops fetalis, polihidramnion. CiptoMangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta, Indonesia, 2Departemen Obstetri
dan Ginekologi , RSU Persahabatan, Fakultas
SERIAL KASUS: TATALAKSANA KEHAMILAN Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia
DENGAN PRESENTASI SUNGSANG DENGAN *Korespondensi : e-mail : tasyamm@hotmail.com
MOXIBUSTION TITIK BL-67 (ZHIYIN) DI
PUSKESMAS MARLASI KEPULAUAN ARU Latar belakang: Kehamilan triplet sendiri
merupakan sebuah kasus jarang yang merupakan sebuah
Hans Winata Bahari komplikasi dari kehamilan. Pada laporan kasus kali ini,
membahas mengenai sebuah kasus kehamilan triplet
Latar belakang: Kehamilan dengan presentasi dengan dua janin anensefali.
letak sungsang adalah posisi di mana presentasi Laporan Kasus: Seorang wanita 36 tahun,
terbawah janin bukanlah kepala janin. Angka kejadian gravida 1, datang ke poliklinik USG di usia kehamilan
letak sungsang adalah sebesar 4% pada kehamilan 25 minggu, dirujuk dari fasilitas rumah sakit sekunder
tunggal aterm. Letak sungsang akan mempersulit sebelumnya. Kehamilan ini merupakan kehamilan
jalannya persalinan pervaginam, sehingga dapat spontan. Dari hasil ultrasonografi didapatkan dua janin
meningkatkan mortalitas dan morbiditas bagi ibu dan dengan gambaran anensefali dan satu janin normal.
bayi. Teknik moxibustion untuk membantu versi janin Pasien tidak pernah memiliki riwayat hipertensi,
dilakukan dengan cara memanaskan titik akupunktur ataupun penyakit penyerta lainnya. Pasien tidak
BL-67 (Zhi Yin) dengan menggunakan Moxa. Teknik memilki riwayat merokok, alkohon dan tidak pernah
ini relatif lebih mudah dilakukan sehingga cocok mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya. Kehamilan
digunakan pada daerah dengan fasilitas terbatas. pasien bertahan sampai usia 36 minggu. Sebelumnya
pasien diberikan pematangan paru dan dilakukan seksio
122
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
sesarea pasca pematangan paru. Bayi pertama lahir di Tujuan: Mengetahui hubungan antara hipertensi
berat 2000 gram, dengan Apgar Score 8/9 dan kedua dalam kehamilan dengan berat bayi lahir rendah.
bayi anensefal lahir di berat 1800 gram dan 1500 gram, Metode: Studi potong lintang pada 187 rekam
meninggal 5 jam setelah lahir. medis pasien obstetri RSUD Depati Hamzah Pangkal
Diskusi: Insidens janin anensefali pada kehamilan Pinang dari bulan Januari-Desember tahun 2018.
kembar, lebih tinggi dibandingkan kehamilan tunggal. Terdapat 80 rekam medis pasien dengan hipertensi
Pada ultrasonografi, korionisitas salah satunya me- dalam kehamilan, dan 107 rekam medis pasien tekanan
nentukan manajemen berikutnya pada pasien. Pada darah normal. Analisis komparatif kategorik chi-square
beberapa literature, terminasi dari janin yang abnormal dilakukan untuk mengetahui pengaruh hipertensi dalam
dapat dilakukan untuk melanjutkan kehamilan. Pada kehamilan terhadap berat bayi lahir rendah.
kasus ini, tidak dilakukan manajemen aktif pada Hasil: Pada penelitian ini didapatkan sebagian
keseluruhan janin. besar usia ibu berusia 20-35 tahun (62%) dengan usia
Kesimpulan: Dalam mendiagnosis kehamilan gestasi aterm (82.4%), dan multiparitas (60.4%).
kembar, pada kasus ini kehamilan triplet, harus Didapatkan bahwa ada sebanyak 24 (28.9%) kasus bayi
dilakukan secara teliti. Kasus jarang ini dapat dikatakan dengan BBLR yang dilahirkan dari wanita dengan
salah satu dari kasus-kasus awal yang ditemukan di hipertensi dalam kehamilan dan 7 (6.7%) kasus bayi
Indonesia. Oleh karena itu, kasus yang memilki dengan BBLR dari wanita dengan tekanan darah
kesamaan seperti kasus ini dapat dilakukan dan normal. Ada hubungan yang signifikan antara ibu
diabadikan dengan baik untuk mendapatkan tatalaksana dengan hipertensi akibat kehamilan dengan BBLR
yang terbaik bagi pasien dengan nilai p=0.000.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan
Kata kunci: Triplet, anensefali. antara wanita dengan hipertensi dalam kehamilan
dengan berat bayi lahir rendah.
HUBUNGAN ANTARA HIPERTENSI DALAM Kata kunci: Hipertensi dalam kehamilan, BBLR.
KEHAMILAN DENGAN BERAT BAYI LAHIR
RENDAH (BBLR) DI RSUD DEPATI HAMZAH
PANGKAL PINANG PERIODE 2018 PERANAN FAKTOR OBSTETRI TERHADAP
RISIKO TRANSMISI VERTIKAL PADA IBU
Mia Maya1, Elisia Atnil1, Ignatius Pramudya2 DENGAN INFEKSI HEPATITIS B
1
Dokter Umum RSUD Depati Hamzah Dian Utami, Maisuri T. Chalid, Johnsen Mailoa
2
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSUD Depati
Hamzah, Pangkal Pinang Departemen Obstetri dan Ginekologi, Universitas
Hasanuddin Makassar
Latar belakang: Tiga penyebab utama kematian
ibu adalah perdarahan (30%), hipertensi dalam
kehamilan (25%), dan infeksi (12%). Insiden hipertensi Latar belakang: Hepatitis B merupakan penyakit
dalam kehamilan khusunya preeklampsia di Indonesia menular serius dan menjadi penyebab utama kematian
adalah 128.273/tahun atau sekitar 5,3%. Besarnya akibat komplikasi sirosis dan kanker hati. Transmisi
masalah ini bukan hanya karena preeklampsia ber- vertikal telah diakui sebagai jalur utama penularan virus
dampak pada ibu saat hamil dan melahirkan, namun hepatitis B pada anak-anak. Analisis faktor yang
juga menimbulkan masalah pasca persalinan akibat berperan sebagai upaya pencegahan transmisi vertikal
disfungsi endotel di berbagai organ, seperti risiko merupakan salah satu aspek terpenting untuk memutus
penyakit kardiometabolik dan komplikasi lainnya. rantai penularan hepatitis B.
Dampak jangka panjang juga dapat terjadi pada bayi Tujuan: Menganalisis peran faktor obstetri dan
yang dilahirkan dari ibu dengan preeklampsia, seperti virologi terhadap transmisi vertikal pada ibu dengan
berat badan lahir rendah akibat persalinan prematur atau infeksi virus hepatitis B (VHB).
mengalami pertumbuhan janin terhambat, serta turut Metode: Studi potong lintang terhadap 95 subjek
menyumbangkan besarnya angka morbiditas dan dengan HBsAg reaktif dari total partisipan 1082 ibu
mortalitas perinatal. Penyakit hipertensi dalam bersalin di beberapa rumah sakit di Makassar. Diteliti
kehamilan merupakan penyebab tersering kedua faktor obstetri meliputi paritas, usia gestasi, masalah di
morbiditas dan mortalitas perinatal. Bayi dengan berat plasenta, ketuban pecah dini dan metode persalinan.
badan lahir rendah atau mengalami pertumbuhan janin Faktor virologi termasuk titer HBsAg, HBeAg dan viral
terhambat juga memiliki risiko penyakit metabolik pada load, dihubungkan dengan transmisi vertikal bila
saat dewasa. ditemukan DNA VHB dalam darah tali pusat.
123
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Pemeriksaan serologis dengan enzim-linked Hasil: Berdasarkan data yang diteliti, diperoleh 41
immunoadsorbent assay (ELISA). Deteksi DNA VHB kasus ibu melahirkan dengan komorbid penyakit
dengan nested polymerase chain reaction (PCR), dan jantung. Kasus terbanyak pada tahun 2016 yaitu 20
viral load dengan real time PCR. Analisis statistik chi- (2,64%) kasus dengan penyakit jantung dari 756 total
square dan regresi logistik menggunakan SPSS ver 21. persalinan Sebagian besar kasus dengan rata-rata umur
Hasil: Prevalensi hepatitis B yang diperoleh 25-29 tahun (29,3%), multipara (65,9%), dengan tingkat
adalah 8,78%. Dari ibu yang terinfeksi hepatitis B, pendidikan SMA (34,1%). Jenis penyakit terbanyak
12,5% diantaranya mengalami transmisi vertikal. Hasil adalah penyakit katup jantung mitral stenosis (31,8%).
analisis menunjukkan transmisi vertikal dipengaruhi Berdasarkan hasil luaran maternal didapatkan sebagian
oleh metode persalinan secara pervaginam spontan, P = besar NYHA 3 (56,1%) dan kematian maternal 1
0,029 (OR = 4,188; 95%CI 1,192-14,706), namun sampel (2,4%) dengan komorbid gagal jantung
bukan faktor yang independen (P = 0,066). Tidak kongestif NYHA 4. Usia kehamilan terbanyak ≥34
ditemukan hubungan bermakna pada faktor obstetri lain: minggu (63,4%), jenis persalinan terbanyak yaitu seksio
paritas, masalah di plasenta, riwayat ketuban pecah dini; cesarea (75,6%). Hasil luaran Neonatal didapatkan yang
berturut-turut P = 0,367; 1,000; 1,000. Faktor virologi terbanyak < 2500 gr (53,7%), apgar score ringan sedang
titer HBsAg, anti HbC, anti HbS, HBeAg, dan viral load (48,8%) serta didapatkan yang meninggal yaitu 2
masing-masing; P = 0,192; 0,248; 0,501; 0,254; 0,564. sampel (4,9%).
Hasil analisis menunjukkan pengaruh yang signifikan Kesimpulan: Kehamilan dengan penyakit jantung
antara viral load (P = 0,00) dan titer HBsAg terhadap menjadi faktor resiko tinggi yang berdampak pada hasil
HBeAg, P = 0,00 (OR = 23,600; 95%CI 6,135-90,786). luaran maternal dan neonatal. Oleh karena itu
Kesimpulan: Persalinan pervaginam me- diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu hamil untuk
ningkatkan risiko transmisi, namun bukan faktor yang mendapatkan pelayanan kesehatan dari berbagai
berperan secara independen dalam transmisi vertikal multidisiplin untuk mencegah dan mengelola kompli-
infeksi virus hepatitis B. kasi yang dapat terjadi sebagai hasil luaran maternal dan
neonatal seperti kejadian kematian janin dalam rahim
Kata kunci: hepatitis B, faktor risiko, transmisi dan berat badan lahir rendah.
vertikal.
Kata kunci: Penyakit jantung dalam kehamilan,
luaran maternal, luaran neonatal.
PENYAKIT JANTUNG DALAM KEHAMILAN DI
RSUP WAHIDIN SUDIROHUSODO TAHUN 2016-
2018 KARAKTERISTIK PERSALINAN PRETERM DI
RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE 1
Nur Azizah, Deviana Soraya R, Telly Tessy JANUARI 2017 - 31 DESEMBER 2018
124
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Hasil: Dalam kurun waktu 2 tahun sejak 1 Januari Kasus: Seorang multigravida, 43 tahun, usia
2017 – 31 Desember 2018, tercatat sebanyak 555 kasus kehamilan 32 minggu, belum inpartu mengalami
(29,5%) persalinan preterm dari total 1.880 persalinan penurunan kesadaran setelah kejang. 18 jam sebelum
di IRD kebidanan dan kandungan RSUP Sanglah masuk rumah sakit, pasien kejang 2 kali di rumah 5-10
Denpasar. Pada penelitian ini diperoleh bahwa per- menit, kejang seluruh tubuh, dan pasien tidak sadar
salinan preterm paling banyak terjadi pada kelompok setelah kejang. Tekanan darah masuk 190/110mmHg,
umur ibu 20-24 tahun (27,4%), pada kelompok usia denyut jantung janin 180 kali/menit, dan taksiran berat
kehamilan 32 sampai <37 minggu (moderate preterm) janin 1705 gram. Didapatkan gangguan neurologis
sebesar 70,3%, IMT normal (91,7%). Jenis persalinan Nervus VII yang ditandai dengan sudut plika naso-
terbanyak berupa persalinan spontan pervaginam labialis kanan datar. Hasil Skaning kepala menunjukan
(51,9%), primigravida (44,3%), tidak pernah mengalami perdarahan intraserebral dengan volume (24.3ml)
persalinan preterm sebelumnya (89,7%). Penyakit medis disertai edema vasogenik sekitar area ganglia basalis
penyerta persalinan preterm terbanyak adalah hipertensi sampai subkortikal temporalis kiri. Pasien dilakukan
dalam kehamilan sebesar 24,9%. Berat badan lahir bayi terminasi perabdominam dan tubektomi pomeroy
terbanyak 1500 sampai <2500 g (72,7%), Vigorous setelah stabilisasi. Pasien juga dikonsulkan ke
baby (52,6%), dan dirawat di NICU (58,2%). departemen oftalmologi, anestesi, neurologi, dan interna
Kesimpulan: Karakteristik persalinan preterm di untuk mendapatkan terapi yang lebih adekuat.
rsup sanglah denpasar periode 1 januari 2017 - 31 Diskusi: Eklampsia merupakan kasus akut pada
desember 2018 terjadi sebanyak 555 kasus, paling penderita preeklampsia berat yang disertai dengan
banyak pada kelompok umur 20-24 tahun, usia kejang menyeluruh dan/atau koma. Pecahnya mikro-
kehamilan 32 sampai <37 minggu (moderate preterm), aneurisma dalam arteriola, menyebabkan perdarahan di
IMT normal, primigravida, tidak pernah mengalami thalamus, pons atau serebellum, dikarenakan didaerah
persalinan preterm sebelumnya. Jenis persalinan tersebut pembuluh darah arteri yang pendek, lurus dan
terbanyak berupa persalinan spontan pervaginam, sedikit cabang.3 Pada penderita ini didapatkan
dengan penyakit penyerta terbanyak yaitu hipertensi hemiparese dextra dan reflek patologis babinski positif.
dalam kehamilan. Hasil luaran bayi sebagai berikut, Didapatkan jumlah skor Siriraj lebih dari satu yang
berat badan lahir bayi terbanyak 1500 sampai <2500 g, mengacu pada diagnosis stroke hemoragik. Skaning
vigorous baby, dan dirawat di NICU. kepala jelas menunjukan lokasi perdarahan terdapat
pada intraserebral.
Kata kunci: Persalinan preterm, kehamilan Kesimpulan: Eklampsia dapat timbul pada ante,
preterm. intra, dan postpartum. Hampir seluruh organ penting
tubuh termasuk otak dapat terkena dampak eklampsia
dengan berbagai derajat gangguan yang berbeda serta
MULTIGRAVIDA EKLAMPSIA ANTEPARTUM, memberikan kontribusi gejala yang juga berbeda.
PERDARAHAN INTRA SEREBRAL, GAWAT Penanganan pasien ini sudah cukup tepat sehingga
JANIN, DAN PRETERM YANG menghasilkan keluaran yang cukup baik.
DITATALAKSANA DENGAN SEKSIO SESARIA
TRANSPERITONEALIS PROFUNDA DAN Kata kunci: Eklampsia, perdarahan intraserebral,
TUBEKTOMI POMEROY preterm.
125
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
menempati posisi ke-5 dari 10 negara dengan angka Distensi abdomen disebbakan oleh kandung kemih yang
persalinan prematur tertinggi di dunia. mengalami distensi dan tidak terobstruksi dengan atau
Tujuan: Untuk menganalisis hubungan antara tanpa hidronefrosis. Kasus adalah janin dari Ny. A, 29
anemia dalam kehamilan dengan persalinan prematur di tahun, dengan G2A1, JPBoTH dengan hipertensi
RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2017-2018. gestasional, riwayat vesicosintesis karena uji diagnostic
Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik kromosom. Pasien dirujuk oleh RS Pangkal Punang
observasional dengan desain kasus kontrol. Sampel setelah ditemukan abnormalitas pada kandung kemil
kasus adalah seluruh persalinan prematur spontan (< 37 dan dilakukan puncture 60 cc untuk uji diagnostic
minggu), sedangkan sampel kontrol berupa persalinan kromosomal. Hasil uji kromom adalah 46XX.
pada usia kehamilan ≥ 37 minggu dengan jumlah yang Dilakukan pemeriksaan fetomaternal kehamilan 19
sama dengan sampel kasus dan diambil secara random minggu, didapatkan janin dengan anomaly kongenital,
sampling. Kedua kelompok sampel yang diambil tidak megavesika, gaster yang tidak terlihat, kista umbilikalis.
mempunyai penyakit penyerta yang dapat menyebabkan Pada kehamilan 37 minggu, pasien datang dengan
terminasi dini kehamilan. Data pasien yang diambil hipertensi disertai oligohidramnion, janin presentasi
adalah usia, gravida, riwayat persalinan prematur dan bokong. Dilakukan SC atas indikasi presentasi bokong
anemia dalam kehamilan (anemia sesuai standar WHO). pada primigravida. Lahir seorang bayi perempuan
Data dianalisis dengan uji statistik Chi-square. dengan BB 2200 gram, panjang badan 41 cm, AS 3/5/7.
Hasil: Didapatkan sampel kasus sebanyak 46 dan Setelah persalinan ditemukan adanya obstruksu usus
sampel kontrol dengan jumlah yang sama. Pada sampel dan kesulitan evakuasi kandung kemih pada bayi
kasus, terdapat 58,7% pasien menderita anemia dengan muntah tanpa bising lambung. Pasien lalu
sedangkan pada sampel kontrol sebanyak 34,8%. direncanakan laparatomi untuk sistotomi.
Karakteristik pada sampel kasus didominasi oleh usia Kesimpulan: MMIHS adalah kasus yang jarang
20-35 tahun (63%); primigravida (54,3%); tidak dan mematikan Intervensi fetus merupakan hal yang
memiliki riwayat persalinan prematur (91,3%). Pada penting untk mengetaui adanya temuan prenatal yang
analisis Chi-square menunjukkan adanya hubungan mendukung ke arah diagnosis sindroma.
antara anemia dalam kehamilan dengan persalinan
prematur (p=0,037 (p<0,05); OR = 2,6 [95% CI (1,1- Kata kunci: Megacystis Microcolon Intestinal
6,1)]. Hypoperistalsis Syndrome (MMIHS), USG prenatal,
Kesimpulan: Ibu dengan anemia dalam kehamilan tindakan operatif perinatal.
mempunyai risiko melahirkan bayi prematur 2,6 kali
lipat dibanding ibu tidak anemia.
KARAKTERISTIK KASUS HIV DALAM
Kata kunci: Kehamilan, anemia, prematuritas. KEHAMILAN DI RSUD TARAKAN JAKARTA
PUSAT PERIODE 2016-2018
126
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
2
penelitian menunjukkan sejak tahun 2016-2018 RSUD Konsultan Fetomaternal RSUP Persahabatan
Tarakan telah menangani 130 kasus kehamilan dengan
HIV, prevalensi kasus kehamilan dengan HIV d RSUD Kehamilan parut sesar (cesarean scar pregnancy, CSP)
Tarakan sebesar 4.55 % dengan rentang usia 19-41 adalah salah satu jenis kehamilan ektopik yang jarang,
tahun., Primigravida sebanyak 55 kasus (42%) dimana kantong gestasi berimplantasi pada parut sesar.
multigravida sebanyak 75 kasus (58%), book case 56 Insiden CSP semakin meningkat seiring meningkatnya
kasus (43%) non bookcase 74 kasus (57%), melakukan tindakan seksio sesarea. CSP merupakan kondisi yang
screening HIV dengan PITC sebesar 97%. Pasien hamil berbahaya, dapat menyebabkan plasentasi abnormal,
dengan HIV yang telah mendapatkan ARV selama perdarahan, hingga ruptur uteri. Etiologi dan pato-
kehamilan sebesar 57 kasus (43%), dan yang tidak fisiologi CSP masih belum diketahui secara pasti.
mendapatkan ARV sebesar 73 kasus (57%). Metode Kriteria diagnosis CSP adalah adanya kantong gestasi
persalinan seksio sesarea 112 kasus (86%) dan pada bagian anterior isthmus; dengan atau tanpa defek
persalinan spontan 18 kasus (14%) dengan indikasi pada jaringan miometrium antara vesika urinaria dan
utama seksio sesarea adalah Pencegahan transmisi dari kantong gestasi; dan kantong gestasi berisi dengan atau
Ibu ke Anak . kasus kehamilan dengan HIV disertai tanpa embrio disertai dengan atau tanpa detak jantung.
dengan anemia dan membutuhkan transfuse sebanyak Belum ada protokol dalam penanganan CSP, tata-
21 kasus (16%), Cakupan ARV profilaksis pada bayi laksananya dapat berupa pembedahan atau
baru lahir di RSUD Tarakan sebesar 100% dengan nonpembedahan, atau keduanya. Serial kasus ini
karakteristik bayi yang dilahirkan Neonatus cukup bulan menyajikan beberapa kasus pasien dengan CSP yang
110 kasus (85%) dan neonates kurang bulan 20 kasus terdiagnosis pada trimester pertama dan berhasil
(15%). keluaran bayi dengan HIV positif saat ditatalaksana menggunakan injeksi metotreksat
pemeriksaan EID sebanyak 3 bayi dengan HIV positif. intramuskular. Diagnostik dan evaluasi keberhasilan
pada kasus yang disajikan dilakukan dengan modalitas
Kata kunci: HIV, ibu hamil dengan HIV, PPIA, tunggal menggunakan ultrasonografi color doppler
BIHA. transvaginal dengan penilaian pada vaskularisasi
peritrofoblastik tanpa penilaian kadar serum beta HCG
sebelum dan sesudah pemberian metotreksat dengan
KEHAMILAN DENGAN TERATOMA tujuan efisiensi biaya dan terbukti memberikan luaran
SACROCOCCYGEAL yang baik.
Ferry Gunawan, Besari Adi Pramono Kata kunci: Kehamilan parut sesar, metotreksat,
vaskularisasi peritrofoblastik.
Divisi Fetomaternal Departemen Obstetri dan
Ginekologi, FK UNDIP – RSUP dr. Kariadi, Semarang
PRIMIGRAVIDA HAMIL 21 MINGGU DENGAN
Tujuan: Melaporkan kegiatan kehamilan dengan JANIN OMPHALOCELE
Teratoma Sacrococcygeal.
Metode: Laporan kasus. Aria Indrabrata, Nuswil Bernolian
Hasil: Wanita G1P0A0, 30 tahun, hamil 38 minggu,
dilakukan SCTP. Lahir bayi perempuan, Apgar Score : Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Moh.
8-9-10, BBL : 4080 gr, PB : 47 cm, LK: 34 cm, LD : 32 Hoesin Palembang
cm.
Kesimpulan: Deteksi dini dengan pemeriksaan Latar belakang: Omphalocele diartikan sebagai
penunjang sangat membantu tatalaksana kehamilan suatu defek sentral dinding abdomen pada daerah cincin
dengan kelainan kongenital, dengan persiapan serta umbilikus atau cincin tali pusar sehingga terdapat
edukasi yang baik, penanganan kasus menjadi lebih herniasi organ-organ abdomen dari cavum abdomen
baik. namun masih dilapisi oleh suatu kantong atau selaput.
Penyebab pasti terjadinya omphalocele belum jelas
sampai sekarang. Beberapa faktor resiko seperti infeksi,
MODALITAS METOTREKSAT DALAM penggunaan obat dan rokok pada ibu hamil, defisiensi
TATALAKSANA KEHAMILAN PARUT SESAR asam folat, hipoksia, penggunaan salisilat, kelainan
genetik serta polihidramnion secara epidemiologi,
Ervan Surya1, Sri Pudyastuti2 insiden omphalocele sebanyak 2,7 kelahiran dalam
10.000 kelahiran hidup.
1
Residen Obstetri dan Ginekologi FK Universitas Tujuan: Untuk melaporkan kasus janin
Indonesia omphalocele pada kehamilan trimester II.
127
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Metode: Pasien kontrol ke poliklinik Fetomaternal Setelah kuretase, pasien masih mengeluhkan perdarahan
untuk perawatan antenatal di RSUP Dr. H. Mohammad banyak dari jalan lahir, Hb turun dari 8.9 g/dL menjadi
Hoesin, Palembang. Pada anamnesa dan pemeriksaan 6.6 g/dL sehingga diputuskan dilakukan histerektomi
fisik tidak dijumpai kelainan pada kehamilanpasien ini. dengan kecurigaan plasenta akreta dan jaringan dikirim
Pada pemeriksaan USG, didapatkan kelainan mayor ke patologi. Pasien dirawat pasca operasi di ICU dan
pada janin yang dicurigai suatu omphalocele pulang dengan keadaan baik. Sediaan makroskopis dan
Hasil: seorang wanita 31 tahun G1P0A0 hamil 21 histopatologi dari uterus menunjukkan plasenta akreta.
minggu. Dari pemeriksaan USG didapatkan kelainan Diskusi kasus: Plasenta akreta merupakan salah
kongenital mayor dengan struktur usus dan hati berada satu penyebab utama perdarahan pasca salin yang paling
di luar cavum abdomen. Sesuai dengan gambaran sering berujung dengan histerektomi. Faktor risiko
omphalocele ekstra corporeal dan diameter defek: 2,6 plasenta akreta yang penting meliputi riwayat persalinan
cm. Pada pasien ini, disarankan untuk tetap di- dengan operasi sesar, riwayat operasi uterus lainnya,
pertahankan sampai aterm dan dilakukan mode dan plasenta previa. Gambaran USG juga menjadi
persalinan dengan seksio sesaria. penunjang yang berguna untuk menegakkan diagnosis
Kesimpulan: Omphalocele merupakan kelainan plasenta akreta. Pada pasien ini tidak ditemukan faktor
kromosom yang memiliki manifestasi dimana viseral risiko ke arah plasenta akreta dan tidak dilakukan USG
abdominal terdapat di luar cavum abdomen tetapi masih Doppler. Kasus ini meningkatkan kewaspadaan klinisi
di dalam kantong amnion akibat adanya defek pada terhadap plasenta akreta sebagai penyebab perdarahan
dinding abdomen. Penyebab omphalocele saat ini masih pasca salin lambat pada pasien yang tampaknya tidak
kontroversi. Kehamilan dapat dipertahankan sampai memiliki faktor risiko, serta pentingnya pemeriksaan
usia aterm dan terminasi kehamilan sesuai indikasi USG Doppler pada pasien dengan perdarahan pasca
obstetri. Mode persalinan dapat dipertimbangkan untuk salin lambat.
dilakukan seksio sesaria agar mengurangi resiko ruptur Kesimpulan: Plasenta akreta, walaupun kasus
dari omphalocele. Intervensi untuk janin dilakukan yang jarang terjadi terutama pada pasien tanpa faktor
setelah bayi lahir dengan tindakan operatif dengan risiko, tetap harus dipertimbangkan sebagai salah satu
resiko infeksi yang tinggi. penyebab perdarahan pasca salin lambat.
Kata kunci: Kehamilan, omphalocele, Kata kunci: Akreta, perdarahan pasca salin,
primigravida. lambat.
PLASENTA AKRETA SEBAGAI PENYEBAB
PERDARAHAN PASCA SALIN LAMBAT PADA
IBU TANPA FAKTOR RISIKO SEBUAH ACUTE UTERINE INVERSION AFTER
LAPORAN KASUS DI RS RURAL DELIVERY CAUSING HAEMORRHAGIC
SHOCK
Marvella M1, Fernando F2, Kristiyan2
Farah Farhana Maren1, Budiyanto abdulrrohim2
1
Dokter Umum RSU Bethesda Serukam Kabupaten
1
Bengkayang Kalimantan Barat General practioner, 2Department of Obstetrics and
2
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RSU Gynecology RSUD Karawang
Bethesda Serukam Kabupaten Bengkayang Kalimantan
Barat Introduction: Uterine inversion is an abnormal
condition which usually occurs after delivery, in which
Latar belakang: Invasi plasenta abnormal dan the uterine fundus collapses into the uterine cavity. It is
sisa produk konsepsi adalah penyebab umum dari a possible life-threatening condition and considered as
perdarahan pasca salin. an obsetetric emergency. The incidence is very rare, but
Laporan kasus: Seorang wanita berusia 26 tahun, when not immedietly identified, the massive blood loss
P2A0 pasca salin 16 hari di luar RS datang dengan can lead to haemorrhagic shock, cause maternal death.
keluhan perdarahan banyak dari jalan lahir sejak 12 jam The management of this condition is still unclear, but
sebelum masuk rumah sakit. Pasien melahirkan the basic principle is the decrease of mortality and
pervaginam dengan bantuan Bidan di Puskesmas. morbidity rate. There are many management options of
Plasenta segera lahir dengan manajemen aktif kala 3. this emergency situation after resucitation which
Pasien pulang pasca melahirkan. Pasien tidak pernah includes manual reposition or surgical methods.
dioperasi sesar sebelumnya dan tidak ada riwayat Objective: This case report is aimed to investigate
operasi di area kandungan. Dari hasil USG tanpa the management of haemorrhagic shock caused by acute
Doppler, ditemukan massa di intrakavum uteri yang uterine inversion according to the best clinical
diduga sebagai sisa plasenta dan dilakukan kuretase. experiments, the application of balloon catheter to
128
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
reduce PPH and maintain uterus condition after berkala, pasien menunjukan progestifitas yang baik
reposition. untuk selanjutan dilakukan rehabilitasi pasca stroke.
Case Report: A 33 years old G3P2A0 woman was Kesimpulan: Perdarahan intraserebral pada
admitted 38 weeks of gestation, transferred to the kehamilan merupakan kondisi yang jarang terjadi.hal ini
hospital in the active second stage of labor. She was dihubungkan oleh kejadian preeklampsia,dimana
healthy, multigravida and the pregnancy is normal terjadinya peningkatan tekanan darah yang masif pada
without any complication.she had a normal delivery, pasien preeklampsia menyebabkan timbulnya gangguan
fifteen minutes later and complains of contraction-like serebrovaskular pada kehamilan. Manajemen terapi
sensation. Further examination revealed the placenta yang tepat untuk perdarahan intraserebral pada ke-
was implanted in the uterine fundus, which has passed hamilan adalah dengan menurunkan tekanan darah dan
through the vagina. Bleeding was estimated 1000 cc. It tekanan intrakranial pada ibu. Pertimbangan untuk
happened without any cord traction. melakukan partus pervaginam tidak disarankan jika
Conclusion: Early detection of uterine inversion telah mengalami penurunan kesadaran disertai adanya
that may lead to post partum haemorrhagic (PPH) and gangguan fokal neurologi yang jelas sehingga indikasi
shock is very important. A solid teamwork is needed to absolut untuk dilakukan operasi sesar segera dilanjutkan
manage uterine inversion and shock haemorrhagic. dengan kraniotomi. Kasus serebrovaskular pada
Basic treatment in our case is to resolve PPH with kehamilan dapat mengancam nyawa ibu maupun janin
immediate resuscitation and repositioning of uterus. bila tidak dilakukan tindakan cepat dan tepat
Keyword: Acute uterine inversion, haemorrhagic Kata kunci: Intracerebral hemorrhage, pregnancy,
shock. preeclampsia.
129
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Kesimpulan: Pada kasus ini kematian janin HIDUP PRESENTASI KEPALA-BOKONG: STUDI
disebabkan karena infeksi malaria berat dengan KASUS
komplikasi dan diperberat dengan adanya infeksi HIV.
Arief Aqshal Hadi, Irawan Sastradinata, Zaimursyaf
Kata kunci: Kehamilan, malaria, HIV. Aziz
130
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
131
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Laporan kasus: Seorang wanita 31 tahun tatalaksana sampai saat ini belum ditetapkan. Berikut
G1P0A0 hamil 34 minggu dengan PPI dan PPH janin pembahasan beberapa kasus kehamilan pada parut sesar
tunggal hidup presentasi kepala dirujuk ke RSMH dengan berbagai metode tatalaksana (injeksi metro-
dengan keluhan tidak bisa menggerakkan keempat trexate, kuretase, laparoskopi dan laparotomy) beserta
ekstrimitas disertai berdebar-debar sejak 3 hari SMRS. luarannya. Kasus pertama adalah kehamilan 10 minggu
Pada pemeriksaan fisik terdapat keterbatasan gerakan, dengan kehamilan parut sesar yang ditatalaksana secara
penurunan kekuatan, peningkatan tonus dan refleks primer dengan laparatomi eksplorasi dan histerotomi
fisiologis dari keempat ekstrimitas. Pemeriksaan luar kasus kedua adalah kehamilan parut sesar 8 minggu
didapatkan His 1x dalam 10 menit selama 15 detik dan yang ditatalaksana secara primer dengan kuretase,
penurunan 5/5. Pada VT didapatkan porsio lunak, injeksi Metrotrexate (MTX) hingga laparoskopi
pendataran 50%, pembukaan 1cm, kepala, ketuban (+). histerektomi, dan kasus ketiga kehamilan parut sesar 8
Hasil USG menunjukkan hamil 34 minggu JTH minggu yang ditatalaksana dengan kuretase dilanjutkan
preskep, panjang serviks 1.83cm. Hasil pemeriksaan dengan tampon intrauterine.
laboratorium awal menunjukkan anemia (Hb 10.9 g/dL), Kesimpulan: tatalaksana kehamilan pada parut SC
hipokalemia (2.4 mmol/L), hipoalbuminemia (3.6 g/dL), belum memiliki panduan yang dapat digunakan secara
ketonuria (++), dan hipokalsiuria (19.44 mmol/24jam). general pada seluruh kasus. Penatalaksanaan berbasis
Pasien dikonsulkan ke penyakit dalam dan neurologi. patient design, dipengaruhi oleh keadaan hemodinamik
Pasien ditatalaksana dengan observasi TTV, his, DJJ. saat pasien datang, usia kehamilan pasien dan respon
Diberikan NS 0.9% gtt 10x per menit + Drip KCL tubuh terhadap masing-masing terapi.
25mEq/24 jam, nifedipine 10mg/6jam, dexamethasone
12mg/24 jam selama 2 hari, KSR 1x600 mg, dan Kata kunci: Kehamilan parut sesar, tatalaksana.
Cefixime 2x1 gr IV. Pasien mengalami perbaikan klinis
dan dipulangkan setelah dirawat selama 9 hari.
Kesimpulan: Kelemahan otot karena kondisi DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA KRISIS
hipokalemik dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah TIROID DALAM KEHAMILAN DI RUMAH
satunya adalah gangguan pada kanal ion karena mutasi SAKIT UMUM DAERAH LABUHA KABUPATEN
gen. Pada kasus ini dilakukan manajemen konservatif HALMAHERA SELATAN
melalui koreksi kalium untuk mencegah terjadinya
kelemahan otot yang lebih berat. Dary A. Nugraha1, Fenny Florencia1, Noorma R.
Hanifah2
Kata kunci: Paralisis periodik hipokalemik,
1
kehamilan, kelemahan otot. Instalasi Gawat Darurat RSUD Labuha, Kabupaten
Halmahera Selatan, 2Staf Medis Fungsional Obstetri
dan Ginekologi RSUD Labuha, Kabupaten Halmahera
MANAJEMEN KEHAMILAN PADA PARUT Selatan
SESAR: SERI KASUS
Latar belakang: Krisis tiroid dapat menyebabkan
Desty Putri Kristianingesti1, Shirley Anggraeni T 2, Reza komplikasi serius terhadap kehamilan. Jika tidak
Tigor Manurung2, Muhammad Fadli2 diketahui dan mendapatkan terapi sejak dini, dapat
meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia, gagal
1
Residen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran jantung, hingga kematian ibu. Krisis tiroid merupakan
Universitas Indonesia, Jakarta, 2Konsultan Obstetri dan kasus yang jarang terjadi. Prevalensi di Amerika dan
Ginekologi Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jepang yaitu 0.57 % – 0.76 % per 100.000 penduduk
Jakarta per tahun dan hanya 4.8% per 100.000 pasien yang
mendapatkan pengobatan. Dalam 1 bulan terakhir,
Kehamilan pada parut sesar merupakan salah satu ditemukan 5 pasien baru dengan klinis hipertiroid di
bentuk terjarang dari kehamilan ektopik, didefinisikan Instalasi Rawat Jalan (IRJ) RSUD Labuha.
sebagai implantasi blastokista pada bekas luka sesar Tujuan: Mengenali gejala klinis hipertiroid pada
sebelumnya. Keadaan ini kemungkinan disebabkan oleh ibu hamil untuk mencegah komplikasi pada kehamilan.
invasi blastokista ke dalam lapisan miometrium melalui Laporan Kasus: Seorang wanita usia 37 tahun
sebuah jalur dehisens yang mikroskopik, yang timbul datang ke IGD dengan keluhan mual, muntah, diare
akibat pembedahan pada uterus sebelumnya. Ruptur disertai demam sejak 1 hari yang lalu. Terlambat haid
pada parut uterus dan perdarahan kemungkinan besar dalam 2 bulan terakhir. Dalam 1 tahun terakhir, pasien
akan terjadi apabila kehamilan berlanjut, maka dari itu mengalami palpitasi, tremor, dan tidak tahan panas.
diagnosis dan tatalaksana dini dapat menurunkan angka Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
mortalitas dan morbiditas maternal. Protokol standar 140/100 mmHg, nadi 115x/menit, pernapasan 24x/
132
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
menit, saturasi oksigen 93%, dan suhu 38,8oC. Teraba Metode: Penelitian ini merupakan penelitian
benjolan pada leher, difusa berukuran 6x4x2 cm, observasional analitik dengan desain penelitian cross-
mobile, permukaan licin. Pada EKG didapatkan sinus sectional. Sampel diambil dengan menggunakan cara
takikardia. Pada pemeriksaan urin dan usg didapatkan consecutive sampling dari tanggal 22 April 2018 hingga
pasien positif hamil. Total skor burch wartofsky pasien 15 Mei 2018 di Instalasi Rekam Medis. Data yang
adalah 55, dengan kriteria demam (15 poin), takikardia digunakan pada penelitian ini adalah data parametrik
(10 poin), gangguan pada sistem gastrointestinal dan dan non-parametrik dengan menggunakan analisis
hepar kelas moderate (10 poin), tremor dan palpitasi (10 regresi linier dan korelasi Spearman.
poin), serta tidak tahan panas (10 poin). Pemeriksaan Hasil: Pada penelitian ini, terdapat jumlah
faal tiroid tidak dilakukan karena keterbatasan fasilitas. responden PROM dan PPROM sebanyak 260 orang,
Pemeriksaan klinis sangat penting dalam penegakan dimana terdapat 224 orang yang memenuhi kriteria
diagnosis. Tata laksana awal berupa pemberian PTU, inklusi dan eksklusi. Analisis menunjukkan data kadar
lugol, steroid, beta blocker serta rencana rujuk ke Hb berdistribusi normal, sedangkan yang lainnya tidak
Ternate untuk penegakan diagnosis definitif berupa normal. Sehingga, korelasi yang digunakan adalah
pemeriksaan FT3, FT4, dan TSH. korelasi Spearman dengan data numerik berdistribusi
Kesimpulan: Perlu dilakukan penapisan hiper- tidak normal. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
tiroid pada semua wanita hamil muda di IRJ melalui korelasi positif lemah yang signifikan (p<0.05) antara
anamnesis dan pemeriksaan klinis untuk deteksi dan Hb, MCV dan MCH terhadap NLR (r = 0.156, 0.175,
rujukan dini, sehingga komplikasi serius pada ibu dan 0.181). Korelasi negative lemah yang signifikan
janin dapat dicegah. (p<0.05) ditemukan antara Hb dengan PLR (r = -0.159).
Sedangkan, terdapat korelasi positif yang tidak
Kata kunci: Kehamilan, krisis tiroid , burch signifikan (p>0.05) antara Hb dengan NLR dan PLR (r
wartofsky. = 0.057, 0.093). Korelasi negatif yang tidak signifikan
(p>0.05) ditemukan antara MCV dan MCH dengan PLR
(r = -0.064, -0.051).
KORELASI DERAJAT BERATNYA ANEMIA Kesimpulan: Anemia dapat dijadikan faktor
DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN prediktor terjadinya ketuban pecah dini. Suplementasi
KENAIKAN MARKER INFLAMASI PADA zat besi diperlukan untuk mencegah terjadinya anemia
WANITA DENGAN KETUBAN PECAH DINI defisiensi pada wanita hamil. Penelitian dengan jumlah
responden lebih banyak diperlukan untuk mengevaluasi
Sarah Chairani Zakirah1,3,4*, Budi Wiweko1,2,3, Putri kadar Hb yang mempunyai korelasi postitif kuat
Chairani Eyanoer5 terhadap kenaikan marker inflamasi ketuban pecah dini.
1
Divisi Fertilitas Endokrinologi dan Reproduksi, Kata kunci: Anemia, marker inflamasi, ketuban
Departemen Obstetri and Ginekologi, Fakultas pecah dini.
Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta, 10430,
Indonesia, 2Klinik Yasmin IVF, RSUP Dr. Cipto
Mangunkusumo, Jakarta, 10430, Indonesia. MULTIGRAVIDA HAMIL PRETERM DENGAN
3
Klaster Human Reproductive, Infertility and Family KETUBAN PECAH DINI DAN HIDROPS
Planning Research Center, Indonesia Medical FETALIS YANG DITATALAKSANA DENGAN
Education and Research Institute (IMERI), Fakultas SEKSIO SESAREA: STUDI KASUS
Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta, 10430,
Indonesia, 4Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Bagus Hilmawan, Azhari
Utara, Medan, Indonesia, 5Departemen Kedokteran
Komunitas, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Departement Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Moh.
Utara, Medan, Indonesia Hoesin Palembang
*Korespondensi: sarahchairani@gmail.com
Latar belakang: Hidrops fetalis disebabkan oleh
Tujuan: Kadar haemoglobin dan indeks massa faktor imun (10%) dan non imun (90%). Prognosis
tubuh pada wanita hamil mempengaruhi metabolisme Hidrops fetalis non imun sangat buruk, hanya 20-33%
dan sistem imun. Penelitian ini bertujuan untuk janin yang selamat.
mengevaluasi korelasi anemia dan indeks massa tubuh Tujuan: Menyajikan diskusi diagnosis dan
dengan peningkatan marker inflamasi pada wanita penatalaksanaan pasien hamil dengan janin Hidrops
dengan ketuban pecah dini di RSU Kertha Usada, fetalis di Obgin RSMH Palembang.
Buleleng, Bali. Laporan Kasus: Multigravida 28 tahun dengan
janin hidrop fetalis saat kehamilan 36 minggu dan
133
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
direncanakan seksio sesarea elektif saat kehamilan 38 yang tidak memiliki komplikasi pada maternal maupun
minggu tetapi 3 hari kemudian mengalami ketuban pada janin.
pecah dini. Anamnesis, status obstetri dan hasil USG
memberikan kesan G3P1A1 hamil 36 minggu inpartu Keyword: Vanishing twin syndrome; kehamilan
kala I fase laten dengan KPD 2 jam janin tunggal hidup kembar; single fetal demise
presentasi kepala + Hidrops fetalis. Laboratorium:
Toxoplasma IgG pada greyzone (2,80 IU/mL), Rubella
IgG dan CMV IgG reaktif serta HSV I IgG positif. HUBUNGAN PEMAKAIAN OBAT
Dilakukan seksio sesarea cito, lahir neonatus hidup, ANTIDEPRESAN GOLONGAN SSRI JANGKA
perempuan, 3800 g/ 52 cm, A/S 1/1/0 PT LGA. Hidrops PANJANG TERHADAP TERJADINYA
fetalis merupakan edema (akumulasi abnormal cairan PERDARAHAN POSTPARTUM
serosa pada jaringan atau rongga tubuh) pada janin.
Diagnosis prenatal ditegakkan dengan ultrasonografi, Aditiya Maulana
jika terdapat minimal 2 dari kondisi: hidrotoraks, asites,
efusi perikardial dan edema kulit (ketebalan kulit >5 Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, Jakarta
mm yang diukur dari tulang kepala atau dinding toraks)
atau satu efusi dengan edema anasarka. Infeksi rubella, Latar belakang: Ibu hamil yang mengalami
cytomegalovirus, dan HSV dapat menyebabkan kelain- depresi cenderung memakai obat antidepresan dan
an pada bone marrow, miokardium dan endotel umumnya semua golongan antidepresan termasuk aman
pembuluh darah yang akhirnya menyebabkan terjadinya untuk dikonsumsi. Salah satu obat antidepresan lini
hidropik pada janin. Dilakukan seksio sesarea karena pertama golongan Selective Serotonin Reuptake
abdominal circumference besar (39,7 cm), diperkirakan Inhibitor (SSRI) dalam jangka panjang diduga dapat
jika persalinan pervaginam akan terjadi kesulitan. meningkatkan risiko terjadinya perdarahan postpartum
Kesimpulan: Hidrops fetalis membutuhkan rujukan dibandingkan golongan lainnya.
cepat ke spesialis untuk mendapatkan evaluasi karena Tujuan: Memberikan informasi mengenai
dalam beberapa kondisi harus dipertimbangkan sebagai hubungan penggunaan obat antidepresan golongan SSRI
kedaruratan prenatal, terutama usia gestasi 16-18 jangka panjang terhadap risiko terjadinya perdarahan
minggu. Ultrasonografi (pemeriksaan arteri umbilikal postpartum.
dan doppler arteri serebral tengah) dapat menuntun Metode: Sebuah studi case control yang telah
pemilihan tatalaksana yang tepat: transfusi intrauterin, dilakukan pada wanita rentang usia 16 – 45 tahun yang
kardioversi janin, atau pemasangan shunt. dilakukan di Ontario, Kanada, yang berobat selama 2
tahun sebelum persalinan. Teridentifikasi pasien dengan
perdarahan postpartum dan pasien tanpa perdarahan
THE VANISHING TWIN SYNDROME : A CASE postpartum dari grup penelitian yang sama. Penelitian
SERIES menghubungkan klaim resep pasien ke Rumah Sakit
dan rekam medis untuk periode studi (Januari 1999
Annissa Kallista, Reyhan Aditya, Eva Roria sampai Maret 2005). Kriteria eksklusi termasuk obat
Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Fatmawati dan kondisi medis yang mengaitkan ke perdarahan dan
Jakarta resep dari berbagai golongan obat antidepresan pada 6
bulan sebelum persalinan. Paparan obat antidepresan
Vanishing twin syndrome didefinisikan sebagai hilang- yang meningkatkan risiko perdarahan postpartum
nya satu janin pada kehamilan kembar yang terjadi pada diklasifikasikan sebagai golongan SSRI dalam 90 hari
trimester pertama. Insidensi VT ini dilaporkan pada 1 sebelum kelahiran.
dari 12.000 kehamilan dan berkisar antara 1:184 dan Hasil: Terdapat 2460 kasus perdarahan postpartum
1:200 kehamilan kembar. Kematian satu janin pada dan 23.943 matched controls. Penyesuaian odds rasio
kehamilan kembar meningkatkan risiko kematian dan untuk hubungan perdarahan postpartum dan konsumsi
kecacatan pada janin yang bertahan, dan kemungkinan obat golongan SSRI selama 90 hari sebelum data index
akan menyebabkan terjadinya disseminate intravascular sebesar 1.30 (95% CI, 0.98-1.72) dibandingkan dengan
coagulation (DIC). Pada serial kasus ini akan kami 1.12 (95% CI, 0.62-2.01) untuk golongan non-SSRI.
tampilkan 3 pasien hamil dengan Vanishing Twin Kesimpulan: Pemakaian obat antidepresan SSRI
Syndrome, kematian janin pertama terjadi pada 14-15 jangka panjang, yaitu lebih dari 90 hari dapat
minggu kehamilan. Ketiga pasien tersebut dilakukan meningkatkan risiko perdarahan postpartum.
penanganan konservatif dengan pengawalan keadaan
janin dan penilaian profil hematologis berkala. Ketiga Kata kunci: Obat antidepresan, SSRI, perdarahan
pasien ini adalah kehamilan ¬monochorionic diamniotic postpartum.
134
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Latar belakang: Plasenta previa merupakan Latar belakang: Blok AV total kasus jarang dan
penyebab utama perdarahan antepartum. Perdarahan masalah serius kehamilan. Kasus blok AV total wanita
akibat plasenta previa terjadi secara progresif hamil sedikit. Wiyati melaporkan data RSUP Dr.
meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada ibu dan Kariadi Semarang 2005-2009 hamil dengan penyakit
janin. jantung sebanyak 103 kasus. Dimana, total AV blok 1
Tujuan: Mengetahui angka kejadian, karakteristik kasus (1,7%) serta data kehamilan total AV blok di
pasien, luaran maternal dan perinatal, hubungan PAI Indonesia belum pernah dilaporkan.
skor dengan luaran maternal/perinatal pasien plasenta
135
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Kasus: G1P0A0 25 tahun hamil 40 minggu, disertai polihidramnion. Proses persalinan yang tidak
kelainan total AV blok di RSUP Dr. Kariadi. Kesadaran terencana, pasien masuk rumah sakit dalam keadaan
compos mentis, TD: 120/70 mmHg, HR: 50 x/mnt, RR: inpartu. Proses persalinan berjalan cepat dan spontan
20 x/mnt, T: 36,8 ºC. Pemeriksaan: iktus kordis di SIC pervaginam dengan hasil luaran bayi perempuan, berat
V Mediovlavicularis sinistra, murmur (-), gallop (-). lahir 1650 gram, panjang badan 37 cm, dan Apgar Score
EKG: blok AV total dengan irama lolos penghubung 47 2/0. Tim perinatologi dan anestesi tidak dapat
x/mnt dan junctional escape rhytm. Didiagnosis blok mengakses jalan napas bayi baru lahir akibat terhalang
AV total tanpa gangguan hemodinamik. Dilakukan oleh tumor orofaring yang besar. Prosedur EXIT (ex-
pemasangan Temporarily Pace Maker transkutan utero intrapartum treatment) tidak sempat dilakukan
dengan perlindungan apron dan exposure fluoroskopi. pada janin. Pasien dan keluarga menolak untuk
Didapatkan : Rate : 80 bpm, Output : 3 mA, Sensitivity : melanjutkan pemeriksaan (kromosom maupun patologi)
3 mV dan Threeshold : 0,8 kA. Perjalanannya terjadi pada bayi dan tumornya.
persalinan spontan. lahir bayi : perempuan, BBL : 2980 Kesimpulan: Tumor orofaring dapat bertumbuh
gram, APGAR : 9/10/10 tanda vital pasca melahirkan : menjadi besar dan menyebabkan gangguan pernapasan
dalam batas normal. bayi baru lahir. Dengan pemeriksaan antenatal yang
Diskusi: Blok AV total ditandai disosiasi baik dan penanganan ‘birth defect’ berkesinambungan
gelombang P dan kompleks QRS akibat blok di tingkat yang melibatkan multidisiplin ilmu, diharapkan dapat
simpul Atrioventrikular /serabut His sampai Purkinje. menurunkan angka kematian janin dengan tumor
Blok Atrioventrikular, biasanya irama lolos peng- orofaring.
hubung, dengan QRS sempit denyut 40-60 x/mnt.
Pasien ini, blok AV total akibat kongenital, asimptom- Kata kunci: anomali kongenital, tumor orofaring,
atis dan tidak terdeteksi. Tidak ada data detak teratoma epignathus
jantung/EKG sebelum hamil dan hanya saat pasien ke
rumah sakit. Tidak dapat ditarik kesimpulan definitif
hubungan kausal kehamilan dan gangguan konduksi KARAKTERISTIK BAYI BARU LAHIR DENGAN
yang terjadi. Namun, blok AV total menjadi manifestasi KELAINAN KONGENITAL DI RSUP DR.
akibat hemodinamik kehamilan. KARIADI SEMARANG TAHUN 2015 – 2018
Kesimpulan: Kehamilan dengan pemasangan
Temporarily Pace Maker dapat dilakukan persalinan Thomas Yan Bangun, Alini Hafiz
pervaginam.
Bagian/SMF Obstetri Ginekologi FK Undip/ RSUP Dr.
Kata kunci: Kehamilan, total AV blok, Kariadi Semarang
temporarily pace maker.
Latar belakang: Kelainan kongenital dapat
didefinisikan sebagai kelainan struktural atau fungsional
TUMOR OROFARING : LAPORAN KASUS termasuk kelainan metabolisme yang timbul saat lahir.
Kelainan ini dapat berupa defek tunggal atau menjadi
Ellen Wewengkang, Efendi Lukas salah satu bagian dari sindrom yang menjadi penyebab
mortalitas dan morbiditas pada neonatus dan anak
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Divisi Tujuan: Mengetahui karakteristik bayi baru lahir
Fetomaternal, RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo, dengan kelainan kongenital RSUP Dr Kariadi Semarang
Makassar pada tahun 2015 hingga 2018.
Email : ellen.wewengkang@gmail.com Metode: Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif observasional dengan metode potong lintang,
Latar belakang: Teratoma epignathus merupakan dilakukan dengan mengambil data rekam medis bayi
salah satu anomali kongenital yaitu tumor pada area baru lahir dengan kelainan kongenital di Ruang Rekam
orofaring yang dapat terdeteksi saat antenatal, dengan Medik RSUP Dr Kariadi Semarang selama tahun 2015 -
insidensi 1% - 9% dari keseluruhan teratoma. 2018. Data disajikan dalam prosentase untuk data
Penanganan teratoma epignathus memerlukan kerja- kategorik serta grafik.
sama multidisiplin yang terencana pada proses Hasil: Terdapat 119 bayi dengan kelainan
persalinan. kongenital dirawat di RSUP Dr. Kariadi pada tahun
Tujian: melaporkan satu kasus tumor orofaring di 2015 hingga 2018 yang memenuhi kriteria inklusi.
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Distribusi jenis kelainan kongenital terbanyak pada
Kasus: Seorang wanita, 22 tahun, G4P1A2 gravid sistem saraf (52,94%), sistem muskuloskeletal
32 minggu, pada saat pemeriksaan ultrasonografi, (17,65%), dan sistem kromosom (5,88%). Distribusi
ditemukan hasil janin dengan tumor orofaring yang bayi baru lahir dengan kelainan kongenital dengan jenis
136
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
kelamin laki-laki lebih banyak (48,74%) dibandingkan terpenuhi. Data diambil dari rekam medis pasien yang
perempuan (45,38%), kelompok bayi dengan berat bayi mencakup data sosiodemografi berupa usia, paritas, usia
lahir <2500 gram lebih banyak (65,55%) dibanding kehamilan dan jumlah pernikahan. Hubungan antara
berat bayi lahir ≥2500 gram (34,45%), bayi dengan usia leukorea dan kejadian ketuban pecah dini ditentukan
gestasi <37 minggu tercatat lebih banyak (55,46%) berdasarkan rasio odds dengan interval kepercayaan
dibandingkan bayi dengan usia gestasi ≥37 minggu 95%.
(44,54%). Dari aspek ibu bayi, secara keseluruhan Hasil: Sebanyak 46 data dari ibu hamil kelompok
kelompok usia ibu paling banyak yaitu usia 20-35 tahun kasus dan 46 data dari ibu hamil kelompok kontrol
(79,83%) diambil menjadi subjek penelitian. Berdasarkan sosio-
Kesimpulan: Peningkatan insiden malformasi demografi dan riwayat obstetrinya, kelompok kasus dan
kongenital menunjukkan pentingnya pendidikan kontrol serupa yaitu berusia 20-34 tahun, status paritas
kesehatan masyarakat dan skrining antenatal yang multipara, usia kehamilan aterm, dan merupakan
teratur. Ultrasonografi antenatal dan faktor risiko ibu pernikahan yang pertama. Dari analisis bivariat didapat-
memiliki peran penting untuk mengidentifikasi kan hasil bahwa leukorea merupakan faktor yang
malformasi. Deteksi dini dan manajemen tepat waktu signifikan menyebabkan kejadian KPD (p= 0,024) dan
diperlukan untuk mengurangi angka kematian. leukorea memiliki hubungan dengan kejadian KPD (RO
= 5,351, 95% IK 1,088-26,329).
Kata kunci: Kelainan kongenital, karakteristik. Kesimpulan: Leukorea memiliki hubungan dan
merupakan faktor risiko terjadinya KPD pada ibu hamil
trimester kedua dan ketiga yang dirawat di ruang
HUBUNGAN LEUKOREA DENGAN KEJADIAN PONEK RSUD Tani Nelayan Boalemo.
KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI RSUD TANI
DAN NELAYAN KABUPATEN BOALEMO, Kata kunci: Leukorea, ketuban pecah dini, studi
PROVINSI GORONTALO kasus kontrol.
137
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
perburukan pada fungsi pernafasan pasien dan dengan Kesimpulan: Terdapat perbedaan nilai rerata
janin presentasi bokong. Perawatan di ruang intesif kadar vitamin C pada kelompok KPD dan non KPD,
dilakukan dan alat bantu nafas mekanis digunakan dimana kadar vitamin C lebih rendah pada kelompok
untuk menyokong fungsi pernafasan pasien yang buruk. KPD dibandingkan pada kelompok non KPD pada
Kesimpulan: Pada pasien hamil dengan kategori berdasarkan usia, usia kehamilan, paritas, dan
Amyotropic Lateral Sclerosis, adaptasi tubuh terkait status gizi.
peningkatan volume tidal paru dapat terganggu
dikarenakan adanya kelemahan otot diafragma, Kata kunci: Vitamin C, ketuban pecah dini, hamil
sehingga terminasi kehamilan menjadi pilihan setelah normal.
maturitas paru janin sudah tercapai.
Kata kunci: Amyotropic lateral sclerosis, ALS, SEBUAH KASUS LANGKA: KEJADIAN AKUT
kehamilan dengan ALS. BELL’S PALSY INTRAPARTUM PADA PASIEN
DENGAN HIPERTENSI GESTASIONAL DI
KABUPATEN LEMBATA, NUSA TENGGARA
PERBANDINGAN KADAR VITAMIN C PADA TIMUR
KASUS KETUBAN PECAH DINI DAN HAMIL
NORMAL DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Clarissa, Maria Florentina Ina Tukan
DAN RS JEJARING MEDAN
RS Bukit, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur,
Yuda P. P. Simbolon, Rina Sinta Dhanu, Makmur Indonesia
Sitepu, Ichwanul Adenin, Herbert Sihite, Syamsul
Arifin Nasution, Roy Yustin Simanjuntak Latar belakang: Sejumlah penelitian terdahulu
pernah mengungkapkan adanya asosiasi antara
Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas hipertensi gestasional dan timbulnya Bell’s Palsy dalam
Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, RSUP H. kehamilan. Prevalensi Bell's Palsy dalam kehamilan
Adam Malik Medan diperkirakan 45,1 kasus per 100.000 perempuan, yang
mana angka tersebut empat kali lebih tinggi
Latar belakang: Ketuban pecah dini (KPD) dibandingkan populasi perempuan tidak hamil.
adalah penyebab utama kelahiran prematur. Keadaan ini Tujuan: Mempresentasikan sebuah kasus dan
terjadi pada 1-3% dari seluruh kehamilan dan tetap evaluasi kejadian akut Bell’s Palsy intrapartum pada
menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas pasien dengan riwayat hipertensi gestasional.
perinatal di seluruh dunia, terutama terjadinya kelahiran Kasus: Seorang pasien G4P2A1 berusia 41 tahun,
premature dimana 40% dari kelahiran prematur aterm, datang ke IGD dengan keluhan pecah air
berhubungan dengan KPD. Vitamin C juga bertindak ketuban, kontraksi perut yang semakin sering dan
sebagai kofaktor enzim dalam biosintesis kolagen di adanya bloody show. Pada anamnesa, pemeriksaan fisik
mana vitamin C diperlukan untuk pembentukan struktur dan laboratorium, didapatkan seluruhnya berada dalam
triple heliks dari kolagen. batas normal, kecuali adanya riwayat hipertensi
Metode: Penelitian analitik komparatif dengan gestasional. Pada saat kedatangan, tekanan darah pasien
rancangan case-control pada 40 wanita bersalin dengan 130/90 mmHg. Pada saat proses partus, pasien tiba-tiba
dan tanpa diagnosis KPD di RSUP H. Adam Malik mengalami hemiparese kiri pada wajah yang sesuai
Medan dan Rumah Sakit Jejaring Medan dari Januari dengan sebuah onset dari Bell’s Palsy. Tidak ditemukan
2019 sampai besar sampel terpenuhi dengan teknik adanya gangguan neurologis lain pada pasien. Keadaan
consecutive sampling. Analisis univariat dilakukan bayi dan masa nifas pasien seluruhnya berada dalam
untuk menilai distribusi frekuensi karakteristik sampel. batas normal. Pasien kemudian diterapi dengan
Analisa statistik Bivariat dilakukan menggunakan T- kortikosteroid oral dengan dosis awal 16 mg tiga kali
Test independent dengan tingkat kepercayaan 95%. sehari, kemudian dikurangi secara berkala. Pasien juga
Hasil: Kadar vitamin C serum pada kelompok ibu mendapat asiklovir oral 200 mg empat kali sehari
hamil dengan KPD mempunyai rerata 5.82 ± 1,63 selama lima hari. Pasien juga menjalani fisioterapi
ng/mL lebih rendah dibanding dengan kelompok ibu serial. Pada perkembangannya, pasien terus mengalami
hamil normal mempunyai rerata kadar vitamin C yang perbaikan fungsi mimetik. Tiga bulan setelah onset
lebih tinggi yaitu 77,57 ± 52,84 ng/mL. Berdasarkan uji Bell’s Palsy tersebut, pasien mengalami pemulihan
statistik Mann-Whitney, menunjukkan ada perbedaan secara sempurna.
yang bermakna kadar vitamin C serum kedua kelompok Kesimpulan: Bell’s Palsy dapat terjadi selama
penelitian dengan nilai p<0,05. intrapartum, segera setelah partus atau masa nifas,
terutama pada pasien dengan riwayat hipertensi. Setiap
138
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
139
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
bahkan dapat menyebabkan hipoplasia paru. Penangan- dideteksi secara tepat dapat menurunkan morbiditas dan
an yang sering dilakukan pada fetal LUTO adalah mortalitas disertai prognosis yang lebih baik.
dengan pemasangan vesicoamniotic shunting untuk Metode: Studi Retrospektif Observasional
mengalirkan urine bayi ke rongga amnion. Fetus pada terhadap kasus PPCM yang terjadi selama tahun 2017-
kasus LUTO memiliki prognosis kurang baik. 2018 di RSUD Dr. Moewardi, Surakarta. Kami
Kasus: Perempuan usia 39 tahun dengan menampilkan karakteristik pasien, perjalanan penyakit,
kehamilan ketiga pada usia kehamilan 18 minggu 5 hari, tatalaksana yang diberikan, serta outcome maternal dan
pada pemeriksaan ultrasonografi ditemukan pelebaran neonatal.
dari kandung kemih (keyhole appearance) dengan Hasil: Melaporkan 10 kasus PPCM periode 2017-
ukuran diameter transversal 5.35 cm. Bayi dengan jenis 2018 di RSUD Dr. Moewardi, Surakarta. Terdapat 40%
kelamin laki- laki, SDP 2.47cm, adanya hidronefrosis kasus PPCM terjadi pada primigravida, dengan usia
bilateral. Dilakukan pemasangan vesicoamniotic shunt. rerata penderita 29 tahun (19-40). Fraksi Ejeksi (EF)
Pasca pemasangan shunt kandung kemih mengecil dan saat awal diagnosis pada luaran maternal hidup dan
ditemukan adanya cairan bebas intra abdomen. Pasien meninggal yaitu 32.4 vs 38.3 (p=0.442), Fractional
disarankan untuk dilakukan terminasi kehamilan karena Shortening (FS) 18.84 vs 18.96 (p=0.879). Preeklampsia
prognosis bayi buruk namun pasien menolak. didapatkan pada 70% kasus. Komplikasi pada penderita
Dilakukan pemasangan shunt kedua dan terjadi PPCM berupa gagal jantung dengan 50% kasus
pengosongan kandung kemih fetus. Pasca tindakan tergolong NYHA IV. Seluruh kasus PPCM memperoleh
pasien mengalami kontraksi, dan memasuki fase terapi diuretik dan ACE-inhibitor, 60% kasus men-
persalinan. Lahir bayi laki- laki dengan berat 1800 gram dapatkan beta-blocker. Luaran maternal didapatkan 80%
dengan distensi abdomen, bayi meninggal setelah satu kasus dapat bertahan hidup dan mortalitas terjadi pada
jam pasca resusitasi. 20% kasus. Proses persalinan dilakukan perabdominal
Kesimpulan: Fetal LUTO secara keseluruhan pada 90% kasus dengan luaran perinatal 90.9%
memiliki prognosis yang kurang baik. Memerlukan neonatus lahir hidup dan 72.7% diantaranya lahir cukup
evaluasi awal yang baik untuk mempertimbangkan perlu bulan.
atau tidaknya dilakukan intervensi pada pasien. Kesimpulan: PPCM berperan dalam morbiditas
dan mortalitas maternal dengan karakteristik penderita
Kata kunci: Fetal LUTO, vesicoamniotic shunt. sebagian besar adalah primigravida. Hasil fraksi ejeksi
ekokardiografi pada awal diagnosis tidak berhubungan
dengan luaran maternal. Kehamilan yang disertai
PROFIL KARDIOMIOPATI PERIPARTUM DI dengan preeklampsia menjadi faktor risiko terjadinya
RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA, PPCM. Pemberian terapi farmakologi meningkatkan
INDONESIA TAHUN 2017-2018 kemungkinan perbaikan kondisi maternal.
Nurfadli, Sri Sulistyowati, Nutria Widya Purna Kata kunci: Profil, kardiomiopati peripartum,
Anggraini surakarta.
140
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Laporan Kasus: Kami melaporkan wanita 33 mempersiapkan persalinan. Salah satunya adalah terjadi
tahun G3P2A0, usia kehamilan saat ini 28 minggu, status hiperkoagulasi intravaskuler. Cereberal Venous
dengan riwayat bekas SC. Pasien tidak memiliki riwayat Thrombosis (CVT) adalah gumpalan darah yang
hipertensi, diabetes, obesitas, penggunaan alkohol, terbentuk pada sinus dan vena cerebri sehingga
narkoba, dan cacat bawaan lahir di keluarganya dan menimbulkan stroke. CVT merupakan kejadian langka.
suaminya. Pada USG trimester pertama didapatkan Insidensi CVT pada kehamilan berjumlah 11.6 per
janin usia kehamilan 12 minggu, tunggal intrauterin 100.000 kehamilan. Mortalitas CVT mencapai 10-15%.
dengan arteri umbilikalis tunggal. USG selanjutnya CVT terjadi paling sering pada kehamilan trimester
menunjukkan janin usia kehamilan 15 minggu dengan ketiga dan ketika masa nifas. CVT yang disertai
kelainan jantung kongenital. Pada USG usia 20 minggu perdarahan jarang ditemui dan memiliki mortalitas yang
terdeteksi situs inversus totalis pada janin. USG usia tinggi. Manifestasi klinis sering tidak spesifik. Gejala
kehamilan 23 minggu terdeteksi janin dengan sindroma umum yang ditemukan yaitu nyeri kepala, kejang,
hipoplastik jantung kiri dan ventrikel kanan jalur keluar defisit neurologis, dan penurunan kesadaran.
ganda. Pemeriksaan penunjang dapat menggunakan CT Scan
Diskusi: Situs inversus totalis merupakan kondisi kepala, MRI, maupun MRV.
dimana posisi jantung serta ruang jantung dan organ Laporan Kasus: Perempuan usia 35 tahun dengan
abdomen berkebalikan dari posisi anatomis. Deteksi gravid 2 para 1 abortus 0 dengan usia kehamilan 8+2
situs inversus dari janin saat USG mewaspadakan minggu merupakan pasien rujukan, datang ke RSUD
adanya kemungkinan penyakit jantung kongenital. Dr. Moewardi Surakarta dengan keluhan penurunan
Sindroma hipoplastik jantung kiri adalah keadaan kesadaran E4 Vx M5 sejak 17 jam sebelum masuk
jantung dengan anatomi segmental normal dan derajat rumah sakit, tekanan darah 148/90 mmHg, nadi 92
bervariasi dari hipoplasia atrium kiri, katup mitral, kali/menit, reguler, laju napas 22 kali/menit, suhu 36,7
ventrikel kiri, katup aorta, aorta asenden, dan arkus C, saturasi oksigen 98% dengan nasal kanul 3 lpm.
aorta. Hipoplasia ventrikel kiri dapat meyulitkan bentuk Turgor kulit kembali >2 detik. Pasien beberapa kali
lain dari penyakit jantung kongenital serta memperluas kejang, terjadi lateralisasi dan afasia. Pada CT Scan
spektrum penyakit dari tiga bentuk klasik sindroma kepala didapatkan adanya cord sign yang merupakan
hipoplastik jantung kiri yang melibatkan kompleks tanda CVT.
ventrikel kanan jalur keluar ganda. Kehamilan Kesimpulan: Cereberal Venous Thrombosis
terdeteksi arteri umbilikalis tunggal harus dipantau (CVT) pada kehamilan membutuhkan penegakan
pertumbuhan janin dan berbagai anomali lainnya karena diagnosis yang cepat sehingga penanganan dapat segera
terkait dengan morbiditas dan mortalitas prenatal dan diberikan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas.
perinatal pada janin dan bayi baru lahir. CT scan kepala dan MRI dapat menjadi pilihan
Kesimpulan: USG prenatal di awal kehamilan penegakan diagnosis. Penggunaan antikoagulan low
adalah alat yang berharga dalam mendeteksi malformasi molecular weight heparin pada kasus CVT merupakan
struktural bawaan. USG dapat menunjukkan apakah pilihan terbaik karena tidak menembus sawar plasenta
pemeriksaan kariotipe janin disarankan. Di negara dan dapat membantu mempertahankan janin.
berkembang, melahirkan bayi dengan kelainan bawaan
masih distigmatisasi, karenanya dokter harus Kata kunci: CVT, kehamilan, trimester awal.
memberitahu pasien kondisi janin dengan bijak.
Kata kunci: Situs inversus totalis, kelainan IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PLASENTA
jantung bawaan, arteri umbilikalis tunggal. AKRETA SPEKTRUM DI RSUP DR. SARDJITO
YGYAKARTA
KASUS LANGKA: CEREBRAL VENOUS Gita Vania Damayanti, Irwan Taufiqur Rachman,
THROMBOSIS PADA TRIMESTER AWAL Risanto Siswosudarmo
KEHAMILAN DI RUMAH SAKIT DR.
MOEWARDI SURAKARTA INDONESIA Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas
Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan,
Maisan Nafi, Fenti Endriyani, M. Adrianes Bachnas Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta
RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Latar belakang: Plasenta akreta didefinisikan
sebagai invasi abnormal trofoblas ke miometrium.
Latar belakang: Pada kehamilan, terdapat Angka kejadian plasenta akreta spektrum sekarang ini
beberapa perubahan fisiologis hemostatis dalam semakin meningkat. Sebuah penelitian tahun 2016
141
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
dengan menggunakan data pasien yang dirawat inap, Metode: Dilakukan pencarian sistematis menggunakan
secara keseluruhan angka kejadian plasenta akreta Embase, mRCT, Cochrane and PubMed. Pencarian
spektrum di Amerika yaitu sebesar 1 dari 272 kasus. menggunakan kata kunci preeklamsia, antioksidan dan
Seiring dengan meningkatnya angka kejadian plasenta komplikasi. Hasil: Dari 124 studi diambil 15 studi.
akreta spektrum di RSUP Dr. Sardjito, penulis ingin Tidak ditemukan perbedaan yang signifikan secara
mengetahui faktor risiko berpengaruh terhadap kejadian statistik antara wanita yang menerima pengobatan
plasenta akreta di RSUP Dr. Sardjito. antioksidan dan wanita yang menerima plasebo untuk
Tujuan: Untuk mengidentifikasi faktor risiko preeklamsia, kelahiran prematur, dan kecil untuk usia
terjadinya plasenta akreta spektrum. kehamilan <10 centile. Efek samping lebih sering pada
Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok antioksidan dibandingkan dengan plasebo,
studi kasus kontrol. Sebanyak 14 kasus plasenta akreta tetapi tanpa perbedaan statistik yang signifikan.
spektrum dan 28 kasus sebagai kontrol. Faktor risiko Kesimpulan. Data yang tersedia tidak mendukung
yang dicari adalah jumlah operasi seksio sesarea penggunaan antioksidan selama kehamilan. Penggunaan
sebelumnya, umur dan paritas. Chi-square test dan antioksidan selama kehamilan untuk pencegahan
analisis regresi logistik digunakan untuk analisis data. preeklampsia dan luaran ibu dan janin harus seimbang,
Hasil: Selama 15 bulan dari Januari 2018 sampai karena tidak terbukti memberikan manfaat signifikan.
31 Maret 2019 terdapat 14 kasus dari 1168 kelahiran
sehingga memberikan insidensi 1,19%. Umur rata-rata Kata kunci: Antioksidan, preeklamsia, luaran
subjek adalah 32,69 ± 5, 46 tahun. Riwayat operasi janin.
seksio sesarea sebelumnya memberikan odds ratio
sebesar 5,2 kali (95% CI 0,82–32,99). Faktor lain yang
berpengaruh adalah umur (> 35 vs ≤ 35 tahun), paritas KEHAMILAN HETEROTROPIK SPONTAN
(> 3 vs. ≤ 3) yang masing masing memberikan odds DENGAN SYOK HIPOVOLEMIK: SEBUAH
ratio 2,11 (95% CI 0,57–7,86) dan 2,40 (95% CI 0,50- LAPORAN KASUS
11,54). Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa
faktor risiko yang paling berpengaruh adalah riwayat Clarissa, Maria Florentina Ina Tukan
operasi seksio sesarea dengan odds ratio 4,13 (95% CI
0,47-36,21). Secara klinis hasil ini bermakna, meskipun RSUD Lewoleba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara
secara statistik tidak, hal ini disebabkan karena jumlah Timur, Indonesia
subjek penelitian yang masih sedikit.
Kesimpulan: Riwayat operasi seksio sesarea Latar belakang: Kehamilan heterotropik
sebelumnya merupakan faktor risiko utama terjadinya didefinisikan sebagai adanya kehamilan intrauterin dan
plasenta akreta spektrum. ekstrauterin yang terjadi secara bersamaan. Kehamilan
heterotropik yang terjadi pada konsepsi spontan
Kata kunci: Plasenta akreta spektrum, faktor merupakan hal yang sangat jarang terjadi. Insidensi
risiko, seksio sesarea, umur, paritas. kehamilan heterotropik diperkirakan 1 dari 30.000
kehamilan spontan, dan 1 dari 3.900 pada kehamilan
dengan teknologi reproduksi berbantu (Assisted
EFEKTIFITAS ANTIOKSIDAN UNTUK Reproductive Technology/ART), dimana teknik tersebut
MENCEGAH PREEKLAMPSIA: SEBUAH merupakan salah satu faktor risiko terbesar dari kejadian
TINJAUAN SISTEMATIS kehamilan heterotropik. Faktor risiko lainnya mencakup
riwayat inflamasi organ pelvis, riwayat operasi pelvis
IG Ayu Putri Hitasari1, William Alexander S2, AA Gde atau tuba, serta adanya abnormalitas uterus. Pada
Kiki Sanjaya3, IB Agung Widnyana Putra4 kehamilan heterotropik, sebanyak 96% kantung gestasi
ekstrauterin ditemukan berada pada tuba fallopi.
1
Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa, Bali Keterlambatan diagnosis dapat menyebabkan kondisi
2
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida yang fatal, sebagaimana kehamilan heterotropik
Wacana, Jakarta seringkali terdiagnosis setelah terjadinya ruptur,
3
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali sehingga pada akhirnya dibutuhkan manajemen operatif.
4
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma, Tujuan: Mempresentasikan sebuah kasus
Surabaya kehamilan heterotropik spontan dengan syok hipo-
Email: putrihitasariayu@gmail.com, 081237223938 volemik beserta managemen yang dilakukan.
Laporan Kasus: Seorang pasien berusia 27 tahun
Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas antioksidan datang ke IGD dengan keluhan utama nyeri perut hebat
sebagai pencegah preeklampsia dan komplikasi ibu dan yang menyeluruh dan mendadak. Berdasarkan
janin di antara wanita hamil dengan risiko preeklampsia. anamnesis didapatkan pasien telah mengalami
142
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
amenorrhea selama delapan minggu, dan belum terjadi pada 1/2200 hingga 1/10200 kehamilan dan
memeriksakan kehamilannya. Pasien tidak tengah 1/6000 hingga 1/9000 kelahiran di Amerika.
mengonsumsi obat atau dalam terapi apapun. Laporan kasus: Wanita, 38 tahun, primigravida,
Pemeriksaan fisik pasien menyimpulkan bahwa pasien menikah 20 tahun, datang saat usia kehamilan 14
berada dalam keadaan syok hipovolemik. Pada pasien minggu 4 hari, dibawa ke IGD RSUD Atambua dengan
dilakukan pemeriksaan ultrasonografi dan didapatkan riwayat pingsan, nyeri perut kanan bawah mendadak,
adanya kehamilan intrauterin sekaligus kehamilan perdarahan pervagina, dan riwayat amenore.
ekstrauterin, serta adanya cairan bebas intraperitoneum. Pemeriksaan klinis menunjukkan adanya tanda-tanda
Setelah dilakukan stabilisasi pada pasien, diputuskan syok, nyeri tekan abdomen menyeluruh. Hasil tes
untuk dilakukan laparotomi eksplorasi darurat. Pada laboratorium menunjukkan anemia (Hb 6,6), β-hCG
intraoperatif ditemukan hemoperitoneum dan kehamilan urin positif dan HbsAg positif. Pemeriksaan USG
pada tuba falopi kiri yang telah mengalami ruptur. menunjukkan adanya cairan bebas intraabdomen masif
Selanjutnya pada pasien dilakukan salphingektomi kiri, dan kista ovarium kiri. Setelah resusitasi cairan,
dan kehamilan intrauterin tetap dipertahankan. dilakukan laparotomi, didapatkan kehamilan abdomen
Kesimpulan: Kehamilan heterotropik merupakan dengan implantasi plasenta di omentum. Didapatkan
kejadian yang jarang terjadi, terlebih pada kehamilan kista cokelat pada ovarium kiri diameter ±5 cm. Pasien
spontan atau tanpa faktor risiko. Meskipun demikian, KRS setelah perawatan lima hari tanpa komplikasi. Dua
diagnosis kehamilan heterotropik tidak boleh diabaikan minggu setelahnya pasien datang kembali dengan tanda-
pada tiap-tiap diagnosis kehamilan, karena diagnosis tanda peritonitis. Pasien mengeluhkan nyeri perut, mual,
yang akurat sejak awal dapat mencegah terjadinya muntah, demam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan yang berujung fatal dan bahkan sangat distensi, nyeri tekan, nyeri lepas, defans muskular.
memungkinkan untuk tetap dipertahankannya kehamil- Setelah dirawat dua hari pasien meminta untuk dirujuk
an intrauterin. ke Kupang untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Kesimpulan: Kehamilan abdominal harus
Kata kunci: Kehamilan heterotropik, kehamilan didiagnosis dini dan dievaluasi penyebabnya. Jarang
ektopik, syok hipovolemik. sekali ditemukan adanya implantasi di luar tuba pada
kehamilan ini. Intervensi awal mampu menyelamatkan
nyawa dan menurunkan morbiditas. Hingga saat ini
KEHAMILAN ABDOMINAL PADA WANITA pembedahan masih merupakan intervensi yang aman
PRIMITUA: SEBUAH LAPORAN KASUS DI dan dapat dilakukan terutama di daerah perifer. Sebagai
RSUD MGR. GABRIEL MANEK, SVD ATAMBUA dokter emergensi, kita masih harus waspada dengan
kemungkinan terjadinya kehamilan abdominal dan
Vashti Saraswati1, Madeline Langgar2, Frans O H konsekuensinya apabila tidak terdiagnosis dengan tepat
Prasetyadi3 dan cepat.
1
Dokter Internsip RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Kata kunci: kehamilan abdominal, kehamilan
Atambua ektopik terganggu, syok hemoragik.
2
Bagian Obstetri & Ginekologi RSUD Mgr. Gabriel
Manek, SVD Atambua
3
Departemen Obstetri dan Ginekologi RSAL dr. DETERMINAN LUARAN POST PARTUM
Ramelan Surabaya HAEMORRHAGE DENGAN ANALISIS
Korespondensi: Vashti Saraswati KORELASI FAKTOR RISIKO PADA WANITA
(dr.vashtisaraswati@gmail.com) USIA REPRODUKIF
Latar belakang: Kehamilan abdominal adalah Damanik A1*, Zakirah SC2,4,6*, Budi Wiweko2,3,4,
kehamilan yang implantasinya terjadi di cavum Siregar MCL1,6, Damanik P5
abdomen dan merupakan bagian dari kehamilan
1
ektopik. Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang Vita Insani Hospital, Pematang Siantar, Indonesia
2
implantasinya berada di luar rahim. Kondisi ini dapat Divisi Fertilitas Endokrinologi dan Reproduksi,
mengancam jiwa ibu apabila menjadi terganggu. Departemen Obstetri and Ginekologi, Fakultas
Kehamilan ektopik ditemukan pada 2% dari seluruh Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta, 10430,
jumlah kehamilan berdasarkan data CDC. Kehamilan Indonesia, 3Klinik Yasmin IVF, RSUP Dr. Cipto
ini paling sering ditemukan di tuba falopii yaitu sekitar Mangunkusumo, Jakarta, 10430, Indonesia.
4
90%. Kehamilan abdominal sangat jarang, insiden Klaster Human Reproductive, Infertility and Family
kehamilan ini ±1% dari seluruh kehamilan ektopik, Planning Research Center, Indonesia Medical
Education and Research Institute(IMERI), Fakultas
143
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
4
Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta, 10430, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara,
Indonesia, 5Obstetric and Gynecology Department, Vita Medan, Indonesia, 5Departemen Kedokteran
Insani Hospital, Pematang Siantar, Indonesia Komunitas, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera
6
Universitas Sumatera Utara, School of Medicine, Utara, Medan, Indonesia, 6Divisi Kardiovaskular,
Medan, Indonesia Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas
*Korespondensi: aditdamanik1310@gmail.com, Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta, 10430,
sarahchairani@gmail.com Indonesia
*Korespondensi : sarahchairani@gmail.com
Postpartum haemorrhage (PPH) merupakan penyebab
terbesar kematian ibu. Penelitian ini dilakukan untuk Tujuan: PROM dapat menyebabkan morbiditas
mengetahui distribusi frekuensi perdarahan postpartum dan mortalitas maternal dan neonatal. Berbagai studi
di RS Vita Insani Pematang Siantar tahun 2017. melaporkan berbagai faktor risiko yang dapat me-
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif obser- ningkatkan kejadian KPD. Penelitian ini menggunakan
vasional menggunakan data sekunder rekam medik RS desain penelitian cross-sectional mengkaji hubungan
Vita Insani Pematang Siantar dari 1 Januari 2017 – 31 beberapa faktor risiko terkait kejadian KPD.
Desember 2017. Desain penelitian pada penelitian ini Metode: Sampel diambil dengan menggunakan
adalah cross-sectional dengan metode total sampling, cara consecutive sampling. Sampel akan diambil dari
menggunakan uji Fisher Exact dan Regresi Logistik. tanggal 22 April 2018 hingga 15 Mei 2018 dengan
Dari 2029 total persalinan seluruhnya pada tahun 2017, mengambil data rekam medis dari Rumah Sakit Kertha
terdapat 32 kasus (1,58%) perdarahan postpartum. Usada, Singaraja, Bali. Pada penelitian ini sampel yang
Berdasarkan hasil penelitian, tidak didapatkan adanya digunakan adalah total sampling dari data sekunder
pengaruh yang signifikan antara masing-masing factor menggunakan data rekam medis. Analisis data
risiko dengan PPH. Tetapi, didapatkan korelasi positif menggunakan regresi logistik serta menggunakan
lemah yang tidak signifikan antara ANC dan tindakan interval kepercayaan 95% (CI 95%), dengan p<0.05
persalinan dengan luaran PPH. Sisa plasenta dan dikatakan bermakna atau signifikan secara statistik.
retensio plasenta merupakan factor etiologi yang Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan
bermakna sebagai penyebab PPH pada usia reproduktif. multigravida dan MCH>34 pg menunjukkan hasil yang
Hasil yang tidak signifikan dalam penelitian ini dapat signifikan terhadap PROM pada usia reproduktif.
diakibatkan karena kurangnya jumlah sampel ber- Multigravida menunjukkan hasil yang signifikan dengan
dasarkan usia. Sehingga, dibutuhkan penelitian lebih p=0.001 (p<0.05) sebagai faktor protektif sebanyak
lanjut untuk mengidentifikasi risiko yang paling 0.035 kali lipat. MCH>34 pg mempunyai nilai yang
mempengaruhi luaran PPH. signifikan dengan p=0.036 (p<0.05), dimana merupakan
faktor protektif sebesar 0.101 kali lipat. Hasil penelitian
Kata kunci: Perdarahan, postpartum, ini dapat dikatakan bahwa multigravida dan MCH>34
karakteristik. merupakan factor protektif yang paling berpengaruh
terhadap kejadian KPD.
Kesimpulan: Penyebab KPD terbanyak diketahui
DETERMINAN LUARAN KEJADIAN KETUBAN merupakan proses infeksi. Terdapat berbagai factor
PECAH DINI DENGAN ANALISIS FAKTOR risiko yang dapat mempengaruhi kejadian KPD,
RISIKO PADA WANITA USIA REPRODUKTIF termasuk gravida dan anemia. Penelitian ini men-
DI RUMAH SAKIT UMUM KERTHA USADA dapatkan multigravida dan MCH>34 pg merupakan
faktor protektif.
Sarah Chairani Zakirah1,3,4*, Putri Chairani Eyanoer4,5,
Chairul Nurdin Azali4, Budi Wiweko1,2,3 Kata kunci: Faktor risiko, faktor protektif, KPD.
1
Divisi Fertilitas Endokrinologi dan Reproduksi,
Departemen Obstetri and Ginekologi, Fakultas GAMBARAN RASIO HEMATOKRIT-ALBUMIN
Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta, 10430, SEBAGAI BIOMARKER POTENSIAL UNTUK
Indonesia, 2Klinik Yasmin IVF, RSUP Dr. Cipto DIAGNOSIS PREEKLAMSIA DAN EKLAMSIA
Mangunkusumo, Jakarta, 10430, Indonesia. DI RSUP DR. SARDJITO, YOGYAKARTA
3
Klaster Human Reproductive, Infertility and Family
Planning Research Center, Indonesia Medical Hanif Reza, Ardhanu Kusumanto Irwan T Rachman
Education and Research Institute(IMERI), Fakultas
Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta, 10430, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas
Indonesia Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan,
144
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
145
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
146
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
147
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
148
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Latar belakang: Thanatophoric Dysplasia (TD) Latar belakang: Kelainan kongenital merupakan
merupakan gangguan skeletal berat lethal periode kondisi yang umum terjadi, diperkirakan terjadi 2-3%
neonatal. Disebabkan mutasi FGFR3. TD tipe I femur fetus di dunia dan World Health Organization (WHO)
dengan craniosynostosis yang jarang, TD tipe II femur diperkirakan 303.000 kematian neonatus per tahun
lurus dan tengkorak berbentuk clover-leaf. Insidensi disebabkan oleh kelainan kongenital. Di Indonesia
1:20.000 s.d 1:50.000 dari kelahiran. Pasien ini dengan angka kematian bayi disebabkan oleh kelainan
TD tipe II ditandai frontal bossing, micromelia, flat kongenital mencapai 5,7%. Dilaporkan deteksi kelainan
nasal bridge, narrow chest, serta gambaran seperti kongenital menggunakan ultrasonografi berkisar antara
gagang telepon pada tulang paha. 15 – 85% dan dipengaruhi banyak faktor diantaranya
Tujuan: Melaporkan kasus kelainan kongenital adalah usia kehamilan saat deteksi, keahlian sonografer,
Tanatophoric Dysplasia dengan ultrasonografi sebagai index massa tubuh ibu serta sistem organ yang
prenatal diagnosis diperiksa.
Laporan Kasus: Wanita 25 tahun G3P2A0 usia Metode: Penelitian merupakan observasional
kehamilan 33 minggu dirujuk dengan polihidramnion. analitik dengan rancangan penelitian jenis crossection
Pada pemeriksaan ditemukan polihidramnion (AFI retrospective. Pada pasien dengan luaran bayi dengan
28,79 cm) dari ultrasonografi prenatal didapatkan kelainan kongenital, Pasien USG dengan kelainan
micromelia, narrow chest, frontal bossing kemudian kongenital sebanyak 64 atau sebesar 91.4% dan USG
ditegakkan diagnosa Thanatophoric Dysplasia dengan tanpa kelainan kongenital sebanyak 6 atau sebesar
polihidramnion dilakukan amnioreduksi 2x, masing - 8.6%. Pada pasien dengan luaran bayi tanpa kelainan
masing sebanyak 1 liter, 1 hari kemudian pasien kongenital, Pasien USG dengan kelainan Kongenital
mengeluh kontraksi. Persalinan pervaginam, lahir bayi sebanyak 24 atau sebesar 13.6% dan USG tanpa
berat 2600 gram, APGAR score 4-6-8, meninggal 3 jam kelainan kongenital sebanyak 152 atau sebesar 86.4%.
setelah dilahirkan, dengan didapatkan macrocephaly, Sumber data diperoleh dengan meneliti hasil pe-
frontal bossing, micromelia, leher pendek, flat nose, meriksaan ultrasonografi dengan luaran bayi dengan
narrow chest, hypertelorism, gambaran tulang paha kelainan kongenital di RSUP Dr. Hasan Sadikin
melengkung, menyokong gambaran Tanatophoric Bandung pada tahun 2018.
Dysplasia tipe II. Hasil: Penelitian menggunakan uji Chi-Square
Hasil: Pada kasus ini didapatkan Thanatophoric dengan alternatif uji Kolmogorov Smirnov dan Exact
Dysplasia tipe II didapatkan frontal bossing, Fisher apabila syarat dari Chi-Square tidak terpenuhi.
micromelia, flat nasal bridge, narrow chest, leher Perbandingan proporsi antara USG dengan Luaran Bayi
pendek. Diagnosis antenatal melalui ultrasonografi diuji dengan menggunakan uji statistika Chi-Square.
prenatal seharusnya bisa dilakukan pada trimester 2, Hasil uji statistik pada kelompok penelitian diperoleh
namun pasien datang saat trimester 3 karena informasi nilai P pada variabel ultrasonografi lebih kecil
pemeriksaan kehamilan rutin di bidan, baru dilakukan dari 0.05 (nilai P<0.05). Berdasarkan Nilai Sensitivitas
ultrasonografi pada usia kehamilan 32 minggu. Dari diatas sebesar 91.4 % sedangkan Nilai Spesifitas sebesar
amnioreduksi tidak dilakukan pengambilan sampel 86.4%. Nilai Duga Positif yaitu sebesar 72.7%
cairan amnion untuk mutasi dari FGFR3 gene (analisis sedangkan Nilai Duga Negatif sebesar 96.2% pada uji
DNA) karena sebaiknya dilakukan pada usia kehamilan diagnostik ini. Nilai akurasi didapatkan sebesar 87.8%.
15-18 minggu. Kesimpulan: Nilai akurasi sebesar 87.8%
Kesimpulan: Ultrasonografi prenatal pada menunjukkan tingkat nilai akurasi yang kuat secara
trimester 2 dapat membantu menegakkan diagnosis statistik. Dapat disimpulkan validasi yang baik
Tanatophoric Dysplasia. ultrasonografi pada luaran kelainan kongenital janin di
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2018.
Kata kunci: Thanatophoric dysplasia,
ultrasonografi. Kata kunci: Kelainan kongenital, ultrasonografi,
dan validitas.
Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Ira Pramini Arti1, Yuditiya Purwosunu2
Kedokteran Universitas Padjadjaran/ RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung
149
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
1
Departemen Obstetri dan Ginekologi, Universitas
Indonesia, 2Konsultan Fetomaternal RSCM, Latar belakang: Preeklampsia masih menjadi
Departemen Obstetri dan Ginekologi penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada ibu
hamil. Hingga saat ini masih belum ada program
Latar belakang: Indonesia merupakan salah satu penapisan untuk memprediksi preeklampsia di
negara di Asia dengan angka kematian ibu yang tinggi Indonesia. Pada tahun 2018 di Jakarta, dilakukan
yaitu berkisar 126 per100,000 kelahiran hidup, dan 14% penelitian mengenai faktor-faktor risiko maternal dan
dari angka ini disebabkan hipertensi dan preeklampsia. profil biofisik yang dinilai dapat meningkatkan kejadian
Hal ini menjadi dasar perlunya upaya pencegahan preeklampsia. Namun, hasil penelitian tersebut masih
preeklampsia melalui program skrining kehamilan perlu dilakukan validasi eksternal untuk mengonfirmasi
risiko tinggi saat kunjungan antenatal. bahwa hasilnya valid dan bisa diaplikasikan pada
Tujuan: Memperoleh kalkulasi faktor risiko dari situasi, waktu, tempat yang berbeda.
karakteristik dan biofisik ibu hamil sebagai prediktor Tujuan: Melakukan validasi eksternal hasil
preeklampsia dan aplikasi penggunaannya dalam suatu penelitian terdahulu.
program berbasis android yang dapat digunakan oleh Metode: Desain kohort prospektif. Semua ibu
tenaga medis dalam praktek medis sehari-hari. hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di
Metode: Penelitian kohort prospektif dengan RSCM, RSUK Johar Baru, dan RSUK Tebet dari April-
consecutive sampling mengumpulkan 1150 ibu hamil November 2018 diikuti hingga bersalin/terjadi pre-
dengan janin tunggal hidup tanpa kelainan kongenital. eklampsia pada Januari 2019.
Setiap faktor maternal dan biofisik akan dianalisis Hasil: Total subjek 467 orang. Insidens
bivariat, kemudian dilanjutkan analisis multivariat. preeklampsia dari ketiga rumah sakit adalah 18,2%.
Variabel yang bermakna akan menghasilkan persamaan Hasil penelitian dianalisis secara bivariat dilanjutkan
regresi logistik untuk menghitung a priori risk seorang multivariat. Hasil penelitian yang secara statistik
perempuan mengalami preeklampsia. signifikan adalah hipertensi kronik, riwayat
Hasil: Berdasarkan hasil analisis, faktor risiko preeklampsia, tekanan arteri rerata ≥ 95 mmHg, dan
yang bermakna untuk prediktor preeklampsia meliputi indeks pulsatilitas a.uterina tinggi. AUC-ROC
hipertensi kronis, nilai indeks massa tubuh lebih besar (kemampuan diskriminasi untuk memprediksi pre-
sama dengan 25 kg/m2, nilai tekanan arteri rerata lebih eklampsia) 85%. Sehingga merupakan instrumen yang
besar sama dengan 95 mmHg, dan indeks pulsatilitas baik untuk uji diagnostik. Hasil ROC dari penelitian
arteri uterina tinggi. Nilai Cut-off yang didapat adalah sebelumnya menunjukkan hasil yang serupa. Cut off
0,08 dengan sensitivitas 81,06% dan spesifisitas dari penelitian ini 0,91 (sensitivitas 79% dan spesifisitas
73,07%. Kemampuan diskriminasi memprediksi pre- 84%). Hasil uji validitas eksternal dari penelitian
eklampsia sebesar 84% (instrumen yang baik untuk sebelumnya diterapkan pada penelitian ini dan
skrining). menunjukkan hasil yang valid dan memiliki akurasi
Kesimpulan: Faktor maternal dan biofisik dapat yang baik.
digunakan untuk memprediksi probabilitas Kesimpulan: Faktor-faktor yang meningkatkan
preeklampsia. Akurasi skoring dan sensitivitas pada risiko preeklampsia, yaitu hipertensi kronik, riwayat
penelitian ini mempunyai nilai yang tinggi sehingga preeklampsia, tekanan arteri rerata ≥95 mmHg, dan
digunakan sebagai acuan pembuatan program aplikasi indeks pulsatilitas a.uterina tinggi. Hasil perbandingan
prediktor preeklampsia berbasis android sebagai alat uji diagnostik dan uji validitas eksternal baik.
skrining preeklampsia yang efektif.
Kata kunci: Preeklampsia, prediktor, validasi
Kata kunci: Prediktor preeklampsia, faktor risiko, eksternal.
aplikasi berbasis android.
150
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Latar belakang: Prevalensi rhesus negatif hanya Persalinan yang sesuai kriteria dibagi berdasarkan
dapat terjadi pada <1% populasi Asia. Kehamilan pada awitannya dan dilakukan analisis untuk mem-
ibu dengan rhesus negatif dapat berimplikasi pada bandingkan karakteristik serta luaran kedua jenis
penyakit hemolisis neonates. Risiko isoimunisasi dapat preeklamsi.
mulai terbentuk pada trimester pertama lalu akan Hasil: Tidak terdapat perbedaan karakteristik
meningkat di trimester ketiga. Namun, terdapat sekitar faktor risiko secara statistik pada preklamsi awitan dini
30% individu sebagai nonresponder terhadap sensitisasi dan awitan lambat. Luaran ibu preeklamsi awitan dini
Laporan Kasus: Ny. NR 34 tahun datang lebih buruk dibandingkan awitan lambat, preeklamsi
mengaku hamil 9 bulan dengan rhesus negatif. Pasien awitan dini meningkatkan risiko kematian ibu 1,38 kali,
mengaku hamil anak ketiga dengan riwayat section komplikasi terjadi lebih banyak pada preeklamsi awitan
caesaria pada ketiga persalinanya. Indikasi section dini dan secara statistik berpengaruh pada lama rawat
caesarian anak pertama merupakan solution plasenta ibu. Luaran perinatal pada kejadian preeklamsi awitan
dan anak ketiga meninggal dalam kandungan tanpa dini lebih buruk dengan awitan lambat.
diketahui penyebabnya. Kesimpulan: Karakteristik preeklamsi awitan dini
Kesimpulan: Sensitisasi dapat terjadi kapan saja dan lambat tidak ditemukan berbeda secara statistik.
selama kehamilan dengan risiko terbesar saat trimester Walau demikian, hasil luaran ibu dan perinatal
ketiga dan tidak selalu terjadi karena membutuhkan preeklamsi awitan dini ditemukan lebih buruk
jumlah eritrosit bayi yang masuk ke dalam sirkulasi dibandingkan dengan preeklamsi awitan lambat.
maternal cukup banyak. Risiko sensitisasi terbesar pada
kehamilan pertama dan akan menurun pada kehamilan Kata kunci: Awitan dini, awitan lambat,
berikutnya. Sekali sensitisasi terjadi, merupakan karakteristik, luaran, preeklamsi.
moment ireversibel.
Kata kunci: Isoimunisasi, rhesus negatif, ANALISIS IBU DENGAN BAYI KELAINAN
kehamilan. KONGENITAL YANG DIRAWAT DI RSUP H.
ADAM MALIK PADA JANUARI 2012-AGUSTUS
2018
PERBANDINGAN FAKTOR RISIKO IBU,
LUARAN IBU DAN BAYI PADA KEJADIAN Utari Purnama, Makmur Sitepu, M. Rusda, Dudy
PREEKLAMSI AWITAN DINI (PEAD) DAN Aldiansyah, Ichwanul Adenin, Sarah Dina
PREEKLAMSI AWITAN LAMBAT (PEAL) DI
RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan,
Santi Maria Burhanuddin, Sofie Rifayani Krisnadi, Indonesia
Setyorini Irianti
Latar belakang: Kelainan kongenital adalah salah
Departemen Obstetri dan Ginekologi, RSUP. dr. Hasan satu penyebab angka mortalitas dan disabilitas pada
Sadikin, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, bayi dengan usia di bawah lima tahun. Perkiraan oleh
Bandung, Indonesia March of Dimes (MOD), setiap tahunnya 6% dari anak
di seluruh dunia lahir dengan kondisi cacat atau yang
Latar belakang: Preeklamsi merupakan salah satu disebabkan faktor genetik maupun lingkungan.
penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal dan Tujuan: mengetahui karakteristik ibu yang
perinatal di seluruh dunia. Berdasarkan onsetnya, melahirkan bayi dengan kelainan kongenital, faktor
preeklamsi dapat dibagi menjadi dua, yakni preeklamsi maternal yang memiliki peran terhadap kejadian
awitan dini dan lambat. Keduanya memiliki proses kelainan kongenital, serta profil kelainan yang dialami
patofisiologi serta karakteristik dan luaran yang bayi.
berbeda. Preeklamsi awitan dini secara umum dinilai Metode: Penelitian deskriptif-analitik, dengan
lebih parah dibandingkan awitan lambat. Pada beberapa mewawancara 60 ibu yang pernah melahirkan bayi
tahun ini, kematian ibu yang terjadi di Rumah Sakit Dr. dengan kelainan kongenital serta menggunakan data
Hasan Sadikin (RSHS) lebih dari separuhnya rekam medis bayi dari bulan Januari 2012-Agustus
disebabkan oleh preeklamsi. Oleh karena itu, diperlukan 2018. Data kemudian dianalisis dengan SPSS IBM versi
sebuah studi untuk mempelajari karakteristik serta 22.
luaran preeklamsi awitan dini dan lambat. Hasil: Dari 60 sampel, wanita usia 21-30 tahun
Metode: Penelitian analitik observasional ini pada saat konsepsi (50%), multigravida (38,3%),
melibatkan 4936 persalinan yang tercatat pada rekam penggunaan vitamin hamil di trimester pertama
medis RSHS pada Januari 2016 hingga Desember 2017. (63,3%), waktu kunjungan pertama prenatal di trimester
151
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
pertama (38,3%), pemeriksaan ultrasonografi pertama di dengan 61 subjek (61%). Jenis kelamin bayi lahir
kehamilan trimester ketiga (31,7%), usia suami saat diketahui 51 bayi (51%) perempuan. Rerata berat badan
konsepsi pada 31-40 tahun (46,7%), bayi laki-laki lahir bayi adalah 3106.8 gr dengan standar deviasi 257.2
(54,7%) adalah kelompok terbanyak dalam penelitian gr. Hasil analisis akurasi rumus Johnson Toshach dalam
ini. Kelainan terbanyak ditemui berturut-turut adalah memprediksi TBJ memiliki nilai Area Under Curve
gastroskiziz, hidrosefalus, omfalokel, spinabifida dan (AUC) 73,9% (IK= 95%) dengan sensitivitas 76,1% dan
hirschprung. Disesuaikan dengan faktor maternal, setiap spesitivitas 75,0%. Hasil analisis akurasi rumus Risanto
peningkatan 1 tahun umur suami saat konsepsi, dalam memprediksi TBJ memiliki nilai AUC 84,5%
meningkatkan kejadian kelainan kongenital (kelainan (IK= 95%) dengan sensitivitas 81,5% dan spesitivitas
sistem gastrointestinal, sistem saraf pusat, dan kelainan 87,5%. Dari hasil analisis akurasi rumus Dare dalam
kongenital multipel) dengan kelainan lainnya sebagai memprediksi TBJ memiliki nilai AUC 85,7% (IK=
grup pembanding dengan adjusted Odds Ratio (Interval 95%) dengan sensitivitas 92,4% dan spesifisitas sebesar
Kepercayaan 95%) masing-masing 2,328 (1,010-5,367); 87,5%.
2,389 (1,032-5,532); 2,955 (1,257-6,943). Kesimpulan: Rumus Dare memiliki tingkat
Kesimpulan: Sangat sedikit ibu yang menjalani akurasi yang lebih tinggi dan lebih akurat dalam
ultrasonografi untuk skrining awal kelainan kongenital menentukan taksiran berat badan janin dibandingkan
pada trimester kedua serta terdapat pengaruh usia Formula Risanto dan Johnson Toshach.
paternal saat konsepsi dengan jenis kelainan kongenital
yang terjadi disesuaikan dengan faktor maternal yang Kata kunci: Dare, risanto, johnson toshach.
diteliti.
152
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Hasil: Median nilai NLR pada kehamilan normal Kusan Hilir antara lain usia saat kehamilan (p=0.002;
adalah 2,33 (min-max 0,77-6,64), dari kelompok OR=10,615), status ekonomi (p=0.024; OR= 3.778),
preeklamsia median NLR adalah 4,12 (min-max 1,81- tingkat pendidikan (p=0.031; OR=4.125), pekerjaan
16,50) dengan p = 0,001. Terdapat korelasi positif (p=0.733; OR=1.263), riwayat hipertensi (p=0.042;
lemah NLR dengan Tekanan Darah Sistolik saat pasien OR=7.579), gravida >5 (p=0.034; OR=5.412), jarak
masuk (p = 0,046, r = 0,239), dan Tekanan Darah kehamilan >10 tahun (p=0.040;OR=2.167), Frekuensi
Sistolik saat pasien pulang (p = 0,043, r = 0,242). Tidak ANC (p=0.157; OR=2.852), Usia menarch (p=0.145;
dijumpai perbedaan signifikan pada nilai PLR dan MPV OR=2.374), Riwayat abortus (p=0.713; OR=1.313),
antara preeklamsia dan kehamilan normal (p = 0,584 Indeks masa tubuh (p=0.765; OR=1.195), Golongan
dan 0,573). Darah kelompok AB (p=0.297; OR=3.273).
Kesimpulan: Nilai NLR lebih tinggi secara Kesimpulan: usia, status ekonomi, tingkat
signifikan pada kehamilan dengan preeklamsia di- pendidikan, jarak kehamilan >10 tahun, Riwayat
bandingkan kehamilan normal. NLR juga berkorelasi hipertensi sebelum hamil, dan jumlah gravida
dengan peningkatan tekanan darah pada preeklamsia. berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian
preeklampsia di Kecamatan Kusan Hilir Tanah Bumbu,
Kata kunci: NLR, PLR, MPV, preeklamsia. Kalimantan Selatan tahun 2016-2018.
153
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
fetal. Data disajikan secara deskriptif dalam bentuk adalah case series atau serial kasus. Penelitian ini
tabel distribusi frekuensi. menggambarkan penanganan DM gestasional di RSUP
Hasil: Ditemukan 12 kasus kematian janin dalam Dr. Kariadi berdasarkan variabel epidemiologi, yaitu
rahim dari total 329 kelahiran hidup dengan insiden variabel orang, tempat, dan waktu.
sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup. Ditinjau dari Hasil: Kejadian DM gestasional di RSUP dr.
faktor resiko maternal; 75% pasien berusia 20-35 tahun; Kariadi menurut umur adalah pada umur >40 tahun
75% multigravida; 58,3% hamil trimester tiga; 16,7% yakni sebesar 3 kasus (42,86%), sedangkan kelompok
memiliki riwayat abortus; 8,3% memiliki riwayat umur 21-25, 26-30, 31-35, 36-40 masing-masing hanya
kematian janin dalam rahim; 25% memiliki riwayat berjumlah 1 kasus (14,28 %). Persalinan pasien dengan
asuhan antenatal yang buruk, 83,3% menderita anemia; DM gestasional dengan metode sectio cessarea.
dan 16,7% menderita kurang energi-protein kronis. Beberapa di antara responden diberikan berbagai
Ditinjau dari faktor resiko plasenta; 8,3% mengalami metode kontrasepsi pasca persalinan, 4 dari 7 responden
solusio plasenta dan 8,3% mengalami plasenta previa. menggunakan metode tubektomi 1 dari 7 responden
Ditinjau dari faktor resiko fetal; 66,7% mengalami menggunakan metode IUD. Untuk tatalaksana
pertumbuhan janin terhambat dan 8,3% mengalami medikamentosa DM gestasional pada 1 kasus kelompok
kelainan kongenital. umur 21-25, 26-30, dan 31-35 tahun menggunakan
Kesimpulan: Berdasarkan sejumlah faktor resiko lantus dan novorapid. Satu kasus kelompok umur 36-40
yang telah ditemukan, kasus kematian janin dalam tahun menggunakan novorapid tunggal, 2 kasus
rahim sebenarnya merupakan kejadian yang dapat kelompok umur >40 tahun menggunakan lantus +
dicegah bila dilakukan asuhan antenatal yang baik serta novorapid dan 1 kasus kelompok umur >40 tahun
tatalaksana penyakit dasar yang diderita. menggunakan lantus tunggal. Dosis yang diberikan
sesuai dengan kadar glikemik pasien. Berdasarkan
Kata kunci: Kematian janin dalam rahim, faktor terapi diabetes gestasional yang diberikan tersebut,
resiko, kabupaten Nagekeo. tampak bahwa outcome bayi dan ibu baik.
Latar belakang: DM gestasional adalah Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan,
intoleransi glukosa dengan onset atau terdeteksi pertama Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorotontalo
selama kehamilan. Kehamilan sendiri merupakan stres
bagi metabolisme karbohidrat ibu. DM Gestasional Dalam mengevaluasi persalinan dan kehamilan beresiko
menyebabkan komplikasi yang signifikan dan tinggi, salah satu parameter pemeriksaan anternatal
berpotensi bagi ibu dan janin termasuk preeklampsia, yang rutin dilakukan ialah penilaian taksiran berat janin.
eklampsia, polihidramnion, makrosomia janin, trauma Oleh sebab itu tujuan penelitian ini adalah
kelahiran, kelahiran operatif, komplikasi metabolik membandingkan akurasi Rumus Dare, rumus Johnson
neonatal dan kematian perinatal. DM Gestasional dan rumus Risanto dalam menentukan taksiran berat
meningkatkan morbiditas neonatus. Wanita dengan DM janin. Rancangan penelitian ini adalah studi potong
Gestasional perlu dilakukan skrining. Deteksi dini lintang dengan mengukur tinggi fundus uteri Ibu hamil
sangat diperlukan untuk menjaring DM Gestasional agar lebih dari 28 minggu dengan indeks massa tubuh normal
dapat dikelola sebaik-baiknya terutama dilakukan pada di kamar bersalin Rumah Sakit Umum Daerah Tani &
ibu dengan faktor risiko, untuk mencegah morbiditas Nelayan. Sebanyak 76 ibu hamil yang memenuhi
pada neonatus. kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian ini.
Tujuan: Untuk mengetahui gambaran kejadian Taksiran berat janin dihitung berdasarkan Rumus Dare,
DM gestasional dan penanganannya di RSUP Dr. rumus Johnson dan rumus Risanto. Berat lahir
Kariadi Semarang. ditimbang dengan menggunakan timbangan yang sama.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Selisih berat lahir dengan ketiga taksiran berat janin
deskriptif. Jenis desain penelitian yang digunakan dihitung dan dibandingkan. Uji Wilcoxon digunakan
154
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
untuk menilai kemaknaan perbedaan delta rerata sinistra serta hidrosalfing dekstra derajat berat kemudian
taksiran berat janin Dare, Johnson, dan Risanto. Hasil dilakukan salfingektomi bilateral. Pe-meriksaan
penelitian menunjukkan rerata taksiran berat janin Dare histopatologi menunjukkan adanya villi choriales yang
2797 ± 433 gram, rerata taksiran berat janin Johnson menandakan adanya kehamilan tuba sinistra dan
adalah 2530 ± 407,6 gram, dan rerata taksiran berat hidrosalfing dekstra. Pasien kemudian diberikan
janin Risanto 2784 ± 333,2 gram, dan rerata berat lahir konseling dan edukasi jika ingin hamil, maka hanya
2934 ± 427,7 gram. Delta rerata taksiran berat janin dapat dilakukan dengan teknologi reproduksi berbantu.
Risanto adalah 298,1 ± 225 gram sedangkan Delta Kesimpulan: Kasus ini memperlihatkan
rerata taksiran berat janin Dare’s 311,1,8 ± 271,2 gram, pentingnya pemeriksaan antenatal yang komprehensif
dan Delta rerata taksiran berat janin Johnson adalah pada ibu hamil untuk mencegah morbiditas dan
459,9 ± 290,8 gram yang secara statistik perbedaan mortalitas. Pemeriksaan ultrasonografi pada awal
tersebut bermakna (p=0,000). Kesimpulan dari kehamilan perlu dilakukan dengan optimal salah
penelitian ini menunjukkan bahwa taksiran berat janin satunya dengan melakukan ultrasonografi transvaginal
Risanto lebih akurat dibanding taksiran berat janin Dare sehingga deteksi kehamilan abnormal tidak terlewatkan.
dan Johnson.
Kata kunci: Kehamilan heterotopik, kehamilan
Kata kunci: Ataksiran berat janin, rumus taksiran ektopik terganggu, misdiagnosis.
berat janin, rumus Risanto.
Latar belakang: Kehamilan heterotopik adalah Bagian Obstetri Ginekologi, RSUD dr. Tjitrowardojo
kehamilan intrauterin dan ekstrauterin yang berkembang Purworejo, Fakultas Kedokteran, Kesehatan
secara simultan dan lebih sering ditemukan pada Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah
kehamilan yang terjadi karena teknologi reproduksi Mada RSUP Dr Sardjito Yogyakarta
berbantu. Angka kejadian pada kehamilan heterotopik
sangat langka yaitu 1 dari 30.000 seluruh kasus Latar belakang: Insiden kehamilan intra-
kehamilan. Kehamilan heterotopik menjadi diagnosis abdominal sangat jarang, sekitar 1 kasus per 10.000
banding pada kasus kehamilan intrauterin dengan akut sampai 25.000 kelahiran hidup. Umumnya kehamilan
abdomen. Diagnosis kehamilan heterotopik sering intraabdominal terjadi setelah terjadi ruptur tuba awal
terlewatkan pada 33-75% dari seluruh kasus. yang diikuti reimplantasi pada organ-organ intra-
Tujuan: Melaporkan kasus misdiagnosis pada abdominal. Walaupun jarang, kehamilan intraabdominal
kehamilan heterotopik. sekunder dapat terjadi akibat silent ruptured dari luka
Deksripsi kasus: Pasien primigravida usia 25 bekas sectio caesarea pada trimester awal kehamilan.
tahun datang ke Instalasi Gawat Darurat dengan keluhan Diagnosis kadang sulit ditegakkan oleh karena gejala
nyeri perut kiri bawah dan perdarahan pervaginam. yang samar dan laboratorium yang tidak informatif.
Sepuluh hari sebelumnya, pasien menjalani kuretase Tujuan: Studi ini bertujuan untuk melaporkan
dengan indikasi blighted ovum (kehamilan intrauterin) sebuah kasus kehamilan intraabdominal pada sekundi-
usia kehamilan 11-12 minggu. Pemeriksaan kehamilan gravida dengan riwayat sectio caesarea
sebelumnya menunjukkan suatu kehamilan tunggal Kasus: Laporan kasus ini mendeskripsikan
intrauterin. Tidak ada riwayat keputihan, sering berganti seorang sekundigravida dengan kehamilan aterm dan
pasangan seksual, maupun penggunaan alat kontrasepsi riwayat sectio caesarea dengan komorbid preeklampsia
dalam rahim sebelumnya. Tanda-tanda vital pasien dan ketuban pecah dini serta kematian janin dalam
stabil. Pemeriksaan ginekologi menunjukkan adanya rahim. Adanya kehamilan intrabdominal teridentifikasi
nyeri goyang portio dan fluksus minimal. Ultrasonografi saat dilakukan re-sectio caesarea darurat serta
menunjukkan gambaran complex mass dengan ukuran didapatkan defek pada segmen bawah rahim (SBR)
8x5x4 cm kesan kehamilan ektopik terganggu, serta pada luka bekas operasi sebelumnya. Pasien pulang
adanya gambaran intraabdominal free fluid. Selanjut- pada hari ketiga setelah operasi tanpa komplikasi.
nya, pasien segera menjalani laparotomi dan ditemukan Kesimpulan: Diagnosis kehamilan intraabdominal
massa intratubal sinistra dengan ruptur pada tuba khususnya akibat defek SBR luka bekas operasi pada
155
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
trimester ketiga dapat sulit ditegakkan dalam kasus KOLABORASI PENATALAKSANAAN IBU
kedaruratan dan jika data-data yang ada kurang HAMIL DENGAN KJDR DISERTAI MALARIA
menunjang diagnosis. Perlunya anamnesis, pemeriksaan BERAT DI SUMBA BARAT DAYA
fisik, dan pemeriksaan penunjang yang seksama
diperlukan untuk penegakkan diagnosis. Prastika Candra Triastuti, Gde Ngurah Bayu Dalem
Putra, Erwin Adam Pangkahila
Kata kunci: Kehamilan intraabdominal, riwayat
sectio caesarea, defek SBR. Rumah Sakit Karitas, Sumba Barat Daya, Nusa
Tenggara Timur
HUBUNGAN TERJADINYA KASUS WOUND Latar belakang: Malaria merupakan salah satu
DEHISCENCE AKIBAT PEMBERIAN masalah kesehatan di dunia yang mengancam jiwa. NTT
ANTIBIOTIK PROFILAKSIS ANTARA merupakan salah satu daerah endemis malaria, dimana
GOLONGAN AMPICILIN DAN GOLONGAN banyak ditemukan kasus malaria dalam kehamilan
CEFALOSPORIN GENERASI KETIGA PADA dengan berbagai komplikasinya termasuk salah satunya
PASIEN POST OPERASI CAECAR DI RSUD adalah malaria berat yang bisa berdampak buruk pada
TANI DAN NELAYAN, KABUPATEN BOALEMO, ibu dan janin. KJDR pada malaria berat adalah salah
PROVINSI GORONTALO satu kasus yang jarang ditemukan, angka kejadiannya
sekitar 3,7%. Disini, kami melaporkan wanita 22 tahun
Yonathan Siswo Pratama, Zulkarnain Tambunan G1P0A0 hamil 28-29 minggu dengan malaria berat dan
kematian janin dalam rahim.
Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan, Tujuan: Untuk mengetahui penatalaksanaan
Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo kolaboratif guna menurunkan mortalitas didaerah
endemis, serta untuk mengetahui cara pencegahan
Salah satu tindakan prevalensi menurunkan angka infeksi malaria berat dalam kehamilan.
kesakitan ibu adalah mencegah terjadinya komplikasi Ringkasan kasus: Seorang wanita 22 tahun
pasca persalinan Caecar yaitu wound dehiscence. Oleh primigravida 28-29 minggu T/ KJDR, datang ke IGD
karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk dengan keluhan demam 3 hari sampai menggigil dan
mengetahui hubungan perbedaan terjadinya wound mengigau, pasien tampak gelisah dan sulit untuk diajak
dehiscence pada pasien yang diberikan tatalaksana berkomunikasi. Riwayat ante natal care dua kali selama
dengan antibiotik profilaksis golongan ampicillin atau- kehamilan. Pada pemeriksaan didapatkan; kesadaran:
pun golongan cefalosporin generasi ketiga. Penelitian apatis, suhu 400C, pernafasan 30 x/menit, konjungtiva
ini merupakan penelitian deskriptif-analitik dengan anemis +/+, terdapat rhales minimal dikedua lapang
pengambilan data secara case-control pada 40 catatan paru, tidak didapatkan adanya denyut jantung janin, dan
rekam medik pasien yang menerima antibiotik urine pasien berwarna hitam (black water). Hasil
profilaksis baik dengan golongan ampicilin maupun laboratorium; haemoglobin 6.6 g/dl, ureum 123,98
golongan cefalosporin generasi ketiga. Analisis data mg/dl, creatinin 2.09 mg/dl, dan apusan darah
meliputi analisis univariat dan analisis bivariat dengan ditemukan plasmodium falciparum tropozoit (++++),
menggunakan chi-square dan T-Test. Hasil penelitian dan gamet (+). Pasien sempat mengalami perburukan
ini menunjukkan kejadian wound dehiscence terjadi hingga koma, beberapa saat setelah melahirkan. Pasien
20% dari seluruh sampel. Dan hasil analisis data mendapatkan tatalaksanaan kegawatdaruratan pada
menunjukkan tidak ada hubungan antara usia (p = malaria berat dalam kehamilan dan di rawat di high care
0,186), indeks massa tubuh (p = 0,520), riwayat caecar unit (HCU).
(0,376), jenis operasi caecar (0,167) dan durasi caecar Kesimpulan: Infeksi malaria berat pada
pasien (p = 0,135) terhadap kejadian wound dehiscence. kehamilan apabila tidak segera ditangani akan
Namun dalam penelitian ini dinyatakan bahwa ada mengakibatkan terjadinya perburukan terhadap ibu dan
hubungan antara pemberian antibiotik profilaksis janin sampai kematian. Tatalaksana yang tepat, cepat,
terhadap kejadian wound dehiscence (p = 0,044). Pasien dan efisien sangat diperlukan dalam upaya
diberi tatalaksana antibiotik profilaksis golongan menyelamatkan nyawa ibu dan janin. Upaya
ampicilin mempunyai peluang wound dehiscence 10,2 pencegahan yang maksimal harus dilakukan terutama di
kali dibandingkan pasien yang diberi tatalaksana daerah endemis malaria salah satunya dengan
antibiotik profilaksis golongan cefalosporin generasi pemeriksaan infeksi malaria saat ante natal care.
ketiga (OR = 10,2; 95% CI = 1,12 – 93,41).
Kata kunci: Malaria, ante natal care.
Kata kunci: Wound dehiscence, antibiotik, sectio-
caecarean.
156
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
1
LUARAN MATERNAL DAN NEONATAL PADA Departement Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr.
PREEKLAMPSIA BERAT EARLY ONSET DAN Mohammad Hoesin Palembang, 2Departement Bedah
LATE ONSETDI RSUD DR. SOETOMO RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
SURABAYA TAHUN 2017-2018
Latar belakang: Kanker payudara merupakan
Nila Krisna Sari, Nareswari Cininta kanker yang paling banyak terjadi pada wanita dan
merupakan penyebab kematian nomor dua setelah
Tujuan: Memperoleh gambaran faktor-faktor kanker paru-paru. Angka kejadian kanker payudara di
yang berhubungan dengan luaran maternal dan neonatal Indonesia diperkirakan mencapai 18,6% populasi.
pasien preeklampsia berat Early onset dan Late onset di Kanker payudara pada kehamilan sebagian besar
Rumah sakit dr. Soetomo tahun 2017-2018 ditemukan pada stadium lanjut. Hal yang perlu
Metode: Deskriptif retrospektif menggunakan data diperhatikan pada kehamilan dengan kanker payudara
sekunder register kamar bersalin, buku perinatologi, adalah pemilihan terapi dan waktu pemberiannya untuk
rekam medis, laporan pagi rumah sakit Dr. Soetomo mencegah dampak terapi yang tidak diinginkan pada
mulai januari 2017 sampai dengan Desember 2018. janin.
Kriteria inklusi : pasien preeklampsia berat yang lahir di Objektif: untuk melaporkan kasus kehamilan
rumah sakit dr. Soetomo surabaya tahun 2017-2018. dengan tumor payudara curiga ganas dengan
Kriteria eksklusi : pasien preeklampsia berat yang kemungkinan mestastase.
melahirkan di luar rumah sakit dr. Soetomo, pasien Laporan kasus: Seorang wanita, 42 tahun,
dengan hipertensi kronis. G4P2A1 hamil 10 minggu dengan keluhan timbul
Hasil: Angka kejadian preeklampsia berat di benjolan pada payudara kiri berukuran sebesar telur
RSUD Dr. Soetomo Surabaya tahun 2017 – 2018 puyuh yang dirasakan semakin membesar sejak 1
sebanyak 550 kasus dari 2763 persalinan (19,9 %). SMRS dan benjolan di lipat paha kiri sejak 6 bulan
Didapatkan kasus late onset sebanyak 55 % early onset SMRS. Pada pemeriksaan fisik didapatkan massa soliter
45%, mayoritas kasus rujukan sebanyak 84,5%, berusia ukuran 2 cm diatas papilla mamma sinistra, batas tidak
17-34 th sebanyak 59%, multigravida 72%, obesitas tegas, sulit digerakkan, disertai nyeri tekan dan pada
kelas I 29% . Indikasi terminasi karena faktor janin regio inguinal sinistra didapatkan massa ukuran 5 cm,
adalah pertumbuhan janin terhambat 45%, fetal distress sulit digerakkan, batas tegas, disertai nyeri tekan. Hasil
19%, sedangkan dari faktor ibu adalah edema paru 35%, pemeriksaan USG mamma sinistra didapatkan massa
sindroma HELLP 32%, impending eklampsia 26%. hipoekoik beurkuran 1,2x1 cm, tepi tidak rata,
Metode persalinan dengan seksio sesarea 71%, ekstraksi spiculated (+) tanpa disertai kalsifikasi. Pada CT-Scan
forsep 13%. Luaran neonatus pada early onset terbanyak pelvis didapatkan lesi multiple litik destruksi
dengan berat < 1500 g sebanyak 53,1%, skor apgar 4-6 kemungkinan metastase pada illiaca sinistra, tuberositas
36,7%, sedangkan pada late onset terbanyak dengan sinistra, rami pubic sinistra, dan acetabulum. Pasien
berat > 3000 g sebanyak 28,5% dan skor apgar 7-10 mendapat terapi Asam Folat 400 mcg/ 24 jam (PO).
66,3%. Angka kematian maternal sebanyak 2,3%, Pasien direncanakan untuk dilakukan biopsi eksisi pada
kematian neonatal sebanyak 13,5% dan kematian janin mamma sinistra dan KGB inguinal sinistra. Pasien
dalam rahim 7,2%. disarankan kontrol kehamilan setiap 2-4 minggu.
Kesimpulan: Angka kejadian late onset lebih Kehamilan dipertahankan sampai cukup bulan dan
banyak daripada early onset. Pada kasus early onset kemoterapi direncakan pada trimester 2 kehamilan.
maupun late onset terbanyak adalah kasus rujukan, usia Kesimpulan: Tumor payudara pada kehamilan
17-34 tahun, multigravida, obesitas kelas I.Indikasi trimester pertama memerlukan penegakan diagnosis
terminasi pada kasus early onset maupun late onset pasti yang baik, guna menentukan perencanaan tindakan
terbanyak adalah pertumbuhan janin terhambat dan operatif, pemilihan waktu untuk pemberian regimen
edema paru. kemoterapi, maupun pemilihan waktu untuk terminasi.
Kata kunci: preeklampsia berat, early onset, late Kata kunci: Tumor mammae, kehamilan,
onset. kemoterapi.
157
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Latar belakang: Kehamilan abdominal primer Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Moh.
terjadi saat implantasi ovum terfertilisasi langsung di Hoesin Palembang
kavum abdomen, sementara kehamilan abdominal
sekunder terjadi saat ovum terfertilisasi berimplantasi di Latar belakang: Kehamilan kembar lebih sering
tempat lebih menguntungkan dan perdarahan tidak terjadi sebagai akibat fertilisasi dua ovum yang terpisah,
mengganggu kehamilan sehingga berlanjut hingga yang dikenal dengan kembar dizigot. Walaupun
aterm. beberapa ahli mengatakan bahwa kembar dizigot
Tujuan: Untuk melaporkan kasus kehamilan bukanlah kembar sejati oleh karena berasal dari
abdominal dan penatalaksanaannya. maturasi dan fertilisasi dua buah ovum selama siklus
Laporan kasus: Seorang wanita 31 tahun, ovulatoir tunggal. Sekitar 12% bayi prematur
G4P2A1 hamil 31 minggu, belum inpartu, preoperatif disebabkan oleh kehamilan kembar, dan bayi kembar
bekas SC 1x (a.i. letak lintang) + plasenta akreta janin biasanya lebih kecil pada saat lahir. Bayi (Berat Badan
tunggal hidup presentasi kepala + kelainan kongenital Lahir Rendah) BBLR dan prematur sekitar 10-20%
mayor multipel + anhidramnion, direncanakan terminasi diantaranya akan meninggal dibandingkan hanya 2%
perabdominam elektif. Intraoperatif didapatkan selaput pada bayi dari kehamilan tunggal. Masalah lain adalah
ketuban intak, plasenta berimplantasi pada kolon, sindrom tranfusi kembar (twin-twin tranfusion
omentum, corpus uteri kiri. Uterus membesar sesuai syndrome (TTTS), yang terjadi pada 5-15% kehamilan
kehamilan 16 minggu. Janin lahir hidup 1800 g, 33 cm, monozigot monokorionik, terjadi anastomosis pembuluh
Apgar Score 5/8 PTAGA. kelainan kongenital asimetri darah plasenta, sehingga salah satu janin mendapat lebih
ekstremitas atas dan bawah, mikrosefali. Dilakukan banyak aliran darah, mengakibatkan salah satu janin
pengeluaran plasenta dan sumber perdarahan diligasi, lebih besar daripada yang lainnya.
perdarahan masih berlangsung sehingga dilakukan Objektif: Untuk melaporkan kasus janin gemeli
histerektomi subtotal. Kehamilan abdominal disebabkan dengan Twin- Twin Transfusion Syndrome, hydrops
gangguan migrasi embrio ke rongga endometrium, fetalis dan Janin Absence of End Diastolic Velocities
sebagian disebabkan obstruksi. Risiko kematian ibu dan (AEDV).
kelainan kongenital meningkat signifikan pada Laporan kasus: seorang wanita 32 tahun G2P1A0
kehamilan abdominal. Diagnosis kehamilan abdominal hamil 28 minggu. Dari pemeriksaan USG didapatkan
sulit ditegakkan karena gejala minimal dan pemeriksaan hasil hamil 28 minggu Janin- Gemeli Hidup-Mati,
USG kurang tepat pada 50% kasus. Diagnosis Kepala-Kepala dengan hydrops fetalis pada janin I dan
ditegakkan melalui CT Scan Abdomen atau MRI. AEDV pada janin II sesuai dengan Twin – Twin
Umumnya diagnosis ditegakkan setelah laparotomi. Transfusion Syndrome quantro V. Pada pasien ini,
Pertimbangan tatalaksana didasarkan pada komplikasi disarankan untuk dilakukan terminasi secara per-
ibu, kelainan kongenital janin, usia kehamilan, dan abdominam.
fasilitas perawatan neonates. Kesimpulan: Bayi dengan sirkulasi darah yang
Kesimpulan: Pada kasus ini pasien awalnya tidak adekuat akan mengalami kekurangan nutrisi
didiagnosis hamil dengan plasenta akreta. Setelah sehingga akan berdampak pada pertumbuhan yang
laparatomi ditegakkan diagnosis sebagai kehamilan terhambat dan peningkatan beban jantung. Bayi kembar
abdominal. Kehamilan abdominal sulit ditegakkan, kurang dapat bertahan hidup dan lebih rentan menderita
terutama pada kehamilan lanjut seperti kasus ini. kecacatan. Pada kehamilan gemeli dengan salah satu
Penatalaksanaan terpilih dengan terminasi secara janin AEDV banyak klinisi yang memilih SC
perabdominam diikuti evakuasi total plasenta. merupakan pilihan terbaik. Persalinan pervaginam akan
Perdarahan terus berlangsung sehingga dilakukan mengakibatkan banyak komplikasi baik pada janin
histerektomi subtotal. ataupun pada ibu.
Kata kunci: Kehamilan abdominal. Kata kunci: Gemeli, AEDV, hydrops fetalis.
158
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
1 1
PPDS -1 Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi Departement Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Moh.
2
Staf Pengajar Fetomaternal Departemen/SMF Obstetri Hoesin Palembang, 2Departement Penyakit Dalam
dan Ginekologi RSUD dr. Soetomo Surabaya RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang
*Korespondensi: radinalprayitno@gmail.com,
Tujuan: Menganalisis keberhasilan induksi 085783855616 dan 08127261289
persalinan dan luaran bayi pada periode Januari 2016 –
Desember 2017 di RSUD dr, Soetomo Tujuan: Tujuan jurnal laporan kasus ini adalah
Metode: Studi ini merupakan penelitian menyajikan diskusi tentang diagnosis dan penatala-
retrospektif. Data diperoleh melalui rekam medik data ksanaan pada pasien G1P0A0 hamil 24 minggu dengan
perinatal dari tahun 2016 - 2017. Dari data tersebut anemia berat, leukimia mioblastik akut, anemia
dinilai Indikasi, jumlah, kriteria, karakteristik ke- hipokromik mikrositer, hipokalemia, janin tunggal
berhasilan dan kegagalan induksi, luaran bayi hasil hidup intrauterine yang ditatalaksana dengan leuko-
induksi persalinan. foresis dan tromboforesis di Departemen Obgin RSUP
Hasil: Dari Januari 2016 – Desember 2017, 3 Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
kasus terbanyak dilakukan induksi persalinan adalah Laporan Kasus: Seorang G1P0A0 berusia 21 tahun
Hipertensi Dalam Kehamilan 42%, Maternal Disorder datang dengan keluhan sejak 1 bulan SMRS mengeluh
17%, dan Ketuban Pecah Prematur 17%. Dari total 234 badan lemas, sesak tidak dipengaruhi aktivitas,
pasien yang dilakukan induksi persalinan terdapat 180 pandangan berkurang, demam, mual, muntah setiap
pasien yang berhasil dilakukan induksi persalinan makan, gusi berdarah, dan mimisan. Dua minggu SMRS
sebanyak 44 (60%) dengan indikasi HDK, 32 (84%) pasien dirawat di RSUD Kayuagung selama 7 hari
indikasi Maternal Disorder, 22 (73%) indikasi KPD, 4 dengan keluhan lemas dan darah merah rendah. Pasien
(57%) indikasi postdate, 7 (52%) indikasi obesitas, 7 ditatalaksana dengan transfusi dan dibolehkan pulang. 1
(78%) indikasi diabetes. Dari karakteristik pasien minggu SMRS pasien merasa badan lemas kembali dan
dengan U> 35 tahun total dari 31(100%) pasien, kontrol ke RSUD Kayuagung, kemudian dirujuk ke IGD
27(87%) pasien berhasil dilakukan induksi, dari paritas RSMH. Hasil pemeriksaan Departemen kebidanan dan
primigravida total 87 (100%) pasien, 52 (60%) pasien penyakit dalam tanggal 9 Juni 2018 akhirnya me-
berhasil dilakukan induksi persalinan, dari multigravida negakkan diagnosis bahwa pasien hamil 24 minggu
total dari 93 (100%) pasien, 74 (80%) pasien berhasil dengan anemia berat, leukimia mioblastik akut, anemia
dilakukan induksi persalinan. Dari karakteristik hipokromik mikrositer, hipokalemia, janin tunggal
Obesitas kelas I total dari 38 (100%) pasien, 28 (74%) hidup intrauterine. Pasien direncanakan diterapi sesuai
pasien berhasil dilakukan induksi, dari Obesitas kelas II divisi hematologi dengan leukoforesis dan trombo-
total dari 17 (100%) pasien, 6 (35%) pasien berhasil foresis.
dilakukan induksi persalinan. Diskusi: Leukimia mieloblastik akut (LMA)
Kesimpulan: Pasien yang dilakukan induksi adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
persalinan pada usia gestasi > 34 minggu di RSUD dr. transformasi neoplastik dan gangguan diferensiasi sel-
Soetomo Januari 2016 – Desember 2017, indikasi sel progenitor dari seri mieloid. LMA dapat disebabkan
terbanyak pada pasien HDK, KPD, dan Maternal oleh faktor predisposisi benzene, radiasi ionik, dan
Disorder. Keberhasilan induksi dipengaruhi oleh usia, kelainan trisomi 21. LMA dapat menyebabkan kematian
paritas dan IMT (Indeks Masa Tubuh). Keberhasilan secara cepat dalam beberapa minggu sampai bulan
induksi persalinan tidak mempengaruhi luaran bayi pada setelah diagnosis ditegakkan. Kehamilan pada ibu
pasien. dengan LMA menyebabkan suatu keputusan sulit antara
dokter dan pasien karena pemberian obat kemoterapi
Kata kunci: Induksi, persalinan. mempunyai efek teratogenik dan mempengaruhi
perkembangan janin. Padahal, penundaan terapi me-
ningkatkan mortalitas maternal dan janin, serta
G1P0A0 HAMIL 24 MINGGU DENGAN ANEMIA mengurangi keberhasilan remisi. Diperlukan regimen
BERAT, LEUKIMIA MIOBLASTIK AKUT, yang optimal dan tetap tidak membahayakan janin.
ANEMIA HIPOKROMIK MIKROSITER, Terminasi kehamilan secara sectio caesarea dapat
HIPOKALEMIA, JANIN TUNGGAL HIDUP direncanakan setelah 3 minggu pemberian dosis
INTRAUTERINE YANG DITATALAKSANA anthracycline dengan memperhatikan umur kehamilan
DENGAN LEUKOFORESIS DAN dan kemoterapi dapat dilanjutkan 1 minggu paska
TROMBOFORESIS : STUDI KASUS operasi.
Radinal Yusivanandra Prayitno1*, Amir Fauzi1, Yenny Kata kunci: Leukimia mieloblastik akut (LMA),
D2 24 weeks pregnant with LMA.
159
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
1
PERAN ANTE NATAL CARE (ANC) DAN PPDS-I Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi
KONDISI SINDROME LUPUS ERITEMATOSUS RSUD dr. Soetomo, Fakultas Kedokteran Universitas
(SLE) TERKONTROL TERHADAP Airlangga Surabaya
2
KOMPLIKASINYA Staf Pengajar Fetomaternal Departemen/SMF Obstetri
dan Ginekologi RSUD dr. Soetomo, Fakultas
Norma Pattinama1, Manggala Pasca Wardhana2 Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya
1
PPDS1 Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi Tujuan: Menilai karakteristik ibu hamil dan
RSUD Dr. Soetomo, Fakultas Kedokteran Universitas sensitivitas USG pada janin kelainan kongenital di
Airlangga Surabaya, 2Staf Pengajar Departemen/SMF RSUD Dr. Soetomo tahun 2017-2018
Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr. Soetomo, Fakultas Metode: Studi deskriptif retrospektif dengan data
Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya sekunder diperoleh melalui data register Poli Hamil dan
Fetomaternal RSUD Dr. Soetomo tahun 2017-2018.
Tujuan: Melihat karakteristik SLE pada Ibu Hasil: Terjadi peningkatan jumlah kasus kelainan
Hamil yang melahirkan di RSUD Dr Soetomo pada kongenital janin di RSUD Dr. Soetomo. Tahun 2017
tahun 2016 - 2018 didapatkan 58 kasus (4,3%) ibu hamil dengan kelainan
Metode: Studi ini merupakan studi deskriptif kongenital dari total 1360 kelahiran, 2 kasus kembar
retrospektif pada kasus SLE pada ibu hamil yang siam dan 2 kasus kembar monokorion diamnion,
melahirkan di RSUD Dr. Soetomo pada tahun 2016 - sebanyak 20 kasus (34%) rujukan Rumah Sakit, 19
2018. Data diperoleh melalui data rekam medis rumah kasus (33%) rujukan SpOG, 16 kasus (27%) pasien
sakit. datang sendiri, 1 kasus (2%) rujukan Poli Hamil 1
Hasil: Didapatkan 51 kasus SLE selama 3 tahun RSUD Dr. Soetomo, 1 kasus (2%) rujukan Puskesmas,
(1,23%) di RSUD Dr. Soetomo. Sebanyak 29 pasien dan 1 kasus (2%) rujukan Bidan. Faktor resiko usia,
(56,86%) merupakan kasus Book Case (BC). Terdapat didapatkan 25 kasus (43,1%) ibu usia 20-30 tahun, 19
32 pasien (62,74%) dengan kondisi SLE terkontrol dan kasus (32,8%) ibu usia > 35 tahun, dan 14 kasus
sisanya tidak terkontrol. Dari 19 pasien (36,26%) yang (24,1%) ibu usia 30-35 tahun. Terdapat 34 kasus
tidak terkontrol, 3 pasien (16,67%) mengalami Pre- (58,64%) usia kehamilan > 28 minggu, 23 kasus
eklampsia. Sedangkan pada SLE terkontrol didapatkan (39,66%) usia kehamilan 15-28 minggu, dan 1 kasus
9 pasien (27,27%) mengalami Preeklampsia. Dari (1,7%) usia kehamilan 0-14 minggu, 39 kasus (67%) >
kelompok BC ada 24 pasien SLE terkontrol (75%), 1 jenis kelainan bawaan dan 19 kasus (33%) 1 jenis
sementara pada kategori NBC yang terkontrol kelainan bawaan. Pada studi ini didapatkan 55 kasus
didapatkan 8 pasien (25%). Selain itu 100% pasien SLE (94,8%) USG yang sesuai dengan luaran, 2 kasus
yang mengalami flare merupakan pasien NBC. (3,5%) USG yang tidak sesuai, dan 1 kasus (1,7%) sulit
Kesimpulan: Jumlah pasien SLE yang melahirkan di evaluasi. Luaran bayi didapatkan 39 kasus (67%)
di RSUD dr. Soetomo sebesar 1,23% dari seluruh bayi meninggal, 33 kasus diantaranya > 1 jenis kelainan
persalinan selama tahun 2016 – 2018. Didapatkan bawaan dan 6 kasus 1 jenis kelainan bawaan; dan 19
bahwa jumlah kasus SLE yang tidak terkontrol lebih kasus (33%) bayi yang tidak meninggal, 12 kasus
banyak pada kelompok NBC. Penyerta berupa diantaranya 1 jenis kelainan bawaan dan 7 kasus > 1
Preeklampsia juga cukup sering ditemui dan lebih jenis kelainan bawaan.
sering muncul pada pasien dengan SLE yang tidak Kesimpulan: Kelainan kongenital janin di RSUD
terkontrol. Dari sini dapat disimpulkan bahwa ANC Dr. Soetomo masih tinggi. Skrining dalam pelayanan
yang baik dapat membantu mengendalikan kondisi SLE kesehatan sebelum dan selama periode konsepsi
dan dengan demikian diharapkan dapat menurunkan merupakan poin penting. Skrining dan Modalitas
angka komplikasi terkait SLE dalam kehamilan. pemeriksaan dengan USG di Divisi Fetomaternal RSDS
memiliki Sensitifitas dan ketepatan serta kesesuaian
Kata kunci : SLE, hamil, kelahiran. yang tinggi.
160
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
1
PPDS1 Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi Kandungan, Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati,
RSUD Dr. Soetomo, Fakultas Kedokteran Universitas Jakarta, 3Departemen Kebidanan dan Kandungan,
Airlangga Surabaya, 2Staf Pengajar Departemen/SMF Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,
Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr. Soetomo, Fakultas Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto
Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya Mangunkusumo, Jakarta
161
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
2
SMF Obstetri dan Ginekologi, BLUD RSD dr. H. C.A. Swastika1*, K. Hapsari2, A. Kusuma2, N.S
Soemarno Sosroatmodjo, Kalimantan Utara Pamungkas2, G. Abdurrazak2, S. Pramuktini2, I. Adenin2
1
Latar belakang: Kehamilan heterotropik adalah Departemen Obstetri dan Ginekologi, RSUPN
kehamilan uterus yang terjadi bersamaan dengan CiptoMangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas
kehamilan di luar uterus. Insiden kehamilan tuba Indonesia, Jakarta, Indonesia, 2Departemen Obstetri
disertai gestasi uterus adalah 1/30000 kehamilan, dan Ginekologi , RSAB Harapan Kita, Fakultas
meningkat menjadi 1/7000 kehamilan akibat assisted Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia
reproductive techniques, dan setelah induksi ovulasi
mencapai 0,5 – 1 %. Latar belakang: Secara global, angka operasi
Tujuan: Meningkatkan pengetahuan diagnosis sesar meningkat 10-30% dalam 40 tahun terakhir ini,
dini dan manajemen kehamilan heterotopik pada hal ini bersamaan dengan meningkatnya insidensi
stimulasi ovarium. plasenta akreta 10 kali lipat di sebagian besar negara
Laporan Kasus: Wanita 27 tahun paritas P0020 maju. Sejak pertama kali plasenta akreta dilaporkan,
datang ke rumah sakit mengaku hamil melalui proses tatalaksana utama adalah histerektomi. Tatalaksana ini
stimulasi ovarium. Pasien mengeluh nyeri perut bawah memiliki keunggulan dimana mengurangi risiko
disertai bercak darah pervaginam. Tanda vital dalam perdarahan postpastum. Histerektomi masih menjadi
keadaan stabil. Pemeriksaan fisik abdomen sopel dan tatalaksana operasi definitif untuk plasenta akreta.
adanya nyeri tekan perut kiri bawah. Pemeriksaan Dalam 20 tahun belakangan ini, berkembang berbagai
laboratotium Hemoglobin 12,5; Hematokrit 37,3; dan pilihan konservatif untuk tatalaksana plasenta akreta,
Plano tes positif. Pemeriksaan dalam vagina didapatkan dengan tingkat keberhasilan dan komplikasi yang
nyeri goyang portio minimal dan bercak darah merah. bervariasi. Berdasarkan FIGO terdapat empat metode
Pemeriksaan Transvaginal Sonography (TVS) konservatif, yaitu teknik ekstirpasi, placenta in-situ,
didapatkan kehamilan heterotopik. one-step conservativesurgery dan prosedur Triple-P.
Diskusi: Salah satu faktor resiko kehamilan One-step conservative surgery adalah reseksi pada area
heterotopik adalah kehamilan setelah stimulasi ovarium. invasif akreta (reseksi parsial miometrium) diikuti
Pasien pada kasus ini diberikan stimulasi dengan dengan rekonstruksi uterus. Teknik ini yang akan kita
klomifen sitrat 50mg. Saat siklus menstruasi hari ke-12, bicarakan lebih jauh.
dilakukan TVS dan didapatkan ketebalan endometrium Laporan Kasus: Kami melaporkan 3 kasus
0,94 cm; folikel ovarium kanan 2,02 cm; dan di ovarium suspek plasenta akreta dengan PAI score 5-6.
kiri 1,58 cm. Pasien terlambat haid 1 minggu dan hasil Tatalaksana yang dilakukan adalah 1 kasus dilakukan
plano tes positif. Hasil TVS didapatkan Gestasional Sac histerektomi, 2 kasus dilakukan one step conservative
(GS) intrauterin sesuai usia kehamilan 4 minggu dan surgery. Pada kedua kasus one step conservative surgery
belum tampak GS ekstrauterin. Pasien mengeluh bercak dilakukan insisi diatas dari batas plasenta, kemudian
darah pervaginam 10 hari kemudian dan TVS lahirkan bayi. Setelah bayi lahir, dilakukan ligasi arteri
menunjukkan GS intrauterin sesuai usia kehamilan 5 iliaka bilateral, dilanjutkan dengan reseksi miometrium
minggu sehingga diberi obat progesteron dan asam yang terinvasi oleh plasenta, dan rekonstruksi uterus.
folat. Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat 3 hari Luaran pasien yang dilakukan one step conservative
kemudian dengan keluhan yang sama, dilakukan surgery baik. Perdarahan yang terjadi antara tindakan
pemeriksaan Hemoglobin serial dengan penurunan dari histerektomi dan one step conservative surgery tidak
12,5 menjadi 11.0 g/dL. TVS menunjukkan GS jauh berbeda. Perawatan post operasi juga hampir sama.
intrauterin dan GS ekstrauterin di tuba kiri disertai Lama operasi juga lebih minimal pada tindakan one step
cairan bebas di cavum douglas. Kemudian dilakukan conservative surgery. Kami juga tidak menemukan
cito operasi salpingektomi sinistra dengan kehamilan komplikasi serius post operasi.
intrauterin masih tetap dipertahankan. Kesimpulan: Metode konservatif terutama one
Kesimpulan: Kehamilan heterotopik dapat terjadi step conservative surgery yang kami lakukan dapat
pada kehamilan setelah stimulasi ovarium. Pemeriksaan dijadikan pilihan dalam manajemen kasus suspek
TVS diperlukan dalam diagnosis kehamilan heterotopik. plasenta akreta. Namun perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut untuk menilai efek jangka panjang.
Kata Kunci: Kehamilan heterotopik, stimulasi
ovarium, ekstrauterin, intrauterin. Kata kunci: plasenta akreta, one step conservative
surgery, histerektomi.
162
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
163
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
164
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
1
Bagian Obstetri dan ginekologi, Fakultas Kedokteran ataupun dicegah. Menghadapi kasus ini di rumah sakit
Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, terpencil terdampak bencana gempa menjadi tantangan
Indonesia, 2Subbagian Fertilitas Endokrinologi besar yang kami hadapi.
Reproduksi, Bagian Obstetri dan ginekologi, Fakultas Laporan Kasus: Perempuan, 29 tahun, G4P3A0
Kedokteran Universitas Andalas, Padang, Sumatera hamil aterm, presentasi kepala tunggal hidup intrauterin,
Barat, Indonesia dirujuk dengan kala 1 lama. Pemeriksaan penunjang
darah lengkap, masa pembekuan dan perdarahan
Tujuan: Mengetahui hubungan skor PAI dengan normal. Dilakukan amniotomi dan induksi, persalinan
kejadian plasenta akreta pada pasien plasenta previa maju hingga kala 2, janin belum berhasil lahir.
suspek akreta yang bersalin di RSUP M. Djamil Padang. Dilakukan bedah sesar emergensi. Tanda vital sebelum
Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik operasi normal, pasien sadar penuh. Dilakukan Sub
menggunakan desain cross sectional study dengan Arachnoid Block dengan Bupivacaine 12,5mg. Janin
sampel seluruh pasien dengan plasenta previa totalis berhasil dilahirkan, tidak langsung menangis, apgar skor
suspek akreta yang bersalin di bagian kebidanan RSUP 5/6, berat lahir 3.344 gram. Tiba-tiba pasien gelisah,
M. Djamil Padang selama periode 1 Januari 2017 – 30 gagal nafas dan kolaps kardiovaskular. Dilakukan
April 2019. Data diambil dari rekam medis pasien yang resusitasi, intubasi dan diberikan oksigen 100%. Pasien
mencangkup umur, status paritas, riwayat persalinan, kembali dalam sirkulasi spontan setelah 30 menit.
dan skor PAI dari hasil pemeriksaan USG. Hubungan Tekanan darah stabil dengan Norepinefrin dosis titrasi.
skor PAI dengan kejadian plasenta akreta dianalisis Heparin tidak diberikan. Operasi dilanjutkan. Setelah
menggunakan uji T independen dengan derajat selesai, pasien ditransfer ke ICU terintubasi, tidak sadar,
kemaknaan <0,05. Hasil penelitian disajikan dalam usaha nafas belum adekuat. Pemeriksaan penunjang
bentuk tabel. hemoglobin 9,6g%, leukosit 38.110, trombosit 243.000,
Hasil: Selama periode penelitian didapatkan 30 gula darah sewaktu 263mg/dl, ureum 26mg/dl, kreatinin
pasien bersalin dengan plasenta previa suspek akreta di 1,39mg/dl, sgot 84µ/l, sgpt 93µ/l, kalium 2,98mmol/L,
RSUP M. Djamil Padang. Diketahui bahwa kasus natrium 140,89 mmol/L, chloride 88,98 mmol/L.
plasenta akreta lebih banyak terjadi pada multipara Elektrokardiografi sinus takikardi, rontgen thorax
(57,7%), suspek akreta (57,7%), memiliki riwayat SC kardiomegali dengan tanda-tanda bendungan paru.
(65,2%), dan rerata umur pasien dengan akreta 34,7 ± Perdarahan pervaginam aktif, pasien syok hemoragik.
3,5 tahun. Dan dapat disimpulkan bahwa rerata skor Pasang tampon pervaginam, resusitasi cairan koloid dan
PAI pada pasien dengan plasenta akreta lebih tinggi darah. Tekanan darah kembali stabil. Setelah 7 jam di
dibandingkan tidak akreta dan terdapat hubungan ICU pasien henti jantung, dilakukan pijat jantung luar,
bermakna antara skor PAI dengan kasus plasenta akreta tidak respon. Pasien meninggal. Bayi dipulangkan dari
(p>0,05). NICU, kondisi sehat, setelah 1 hari perawatan.
Kesimpulan: Rerata skor PAI pada pasien dengan Diskusi: Henti nafas dan kolaps kardiovaskular
plasenta akreta lebih tinggi dibandingkan tidak akreta mendadak tanpa didahului penyakit penyerta paling
dan terdapat hubungan bermakna antara skor PAI mungkin disebabkan emboli paru. Emboli air ketuban
dengan kasus plasenta akreta. dicurigai pada kasus emergensi obstetrik dengan kolaps
Kata kunci: Plasenta akreta, pasien bersalin, skor kardiovaskuler. Faktor-faktor risiko obstetrik pada
PAI. pasien ini adalah multigravida, induksi persalinan,
amniotomi, dan bedah sesar. Penegakkan diagnosis
dengan trias klasik gejala dan menyingkirkan diagnosis
LAPORAN KASUS EMBOLI AIR KETUBAN banding.
SAAT BEDAH SESAR DI RS TERPENCIL Kesimpulan: Kematian akibat bedah sesar salah
TERDAMPAK BENCANA GEMPA satunya disebabkan emboli air ketuban. Penanganan
dengan resusitasi cepat dan tepat dapat meningkatan
Dahlia Ningrum1, I Putu F I White2, Arief Rachman keberhasilan resusitasi.
Setiawan3, Aulia Istiqomah Sofyan1
Kata kunci: Emboli air ketuban, kolaps
1
RSUD Tora Belo, Sigi, Sulawesi Tengah, kardiovaskuler, bedah sesar emergensi.
2
Bag Obstetri Ginekologi FK Univ Tadulako, Palu,
Sulawesi Tengah/RSUD Tora Belo, Sigi, Sulawesi
Tengah, 3KSM Anestesiologi RSUD Tora Belo, Sigi, OPTIMASI PEMAPARAN SINAR MATAHARI
Sulawesi Tengah UNTUK MENCEGAH DEFISIENSI VITAMIN D
PADA IBU HAMIL : LAPORAN DARI KOHOR
Latar belakang: Emboli air ketuban merupakan IBU HAMIL DI JAWA BARAT
kasus jarang tapi fatal, onsetnya tidak dapat diprediksi
165
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Raden Tina Dewi Judistiani1* Sefita Aryuti Nirmala1,2, kebutuhan waktu pemaparan kontinyu selama 37,5
Meilia Rahmawati3, Reni Ghrahani4, Yessika Adelwin menit bila berpakaian kasual dan 64,5 menit bila
Natalia1, Adhi Kristianto Sugianli5, Agnes Rengga berhijab.
Indriati5, Oki Suwarsa6, Budi Setiabudiawan4 Kesimpulan: Prevalensi defisiensi vitamin D pada
ibu hamil masih sangat tinggi. Optimalisasi pemaparan
1
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas sinar matahari perlu dilakukan antara pukul 10.00-
Kedokteran Universitas Padjadjaran, 13.00, secara kontinyu selama 37,5 menit untuk ibu
2
Program Studi D.IV Kebidanan Fakultas Kedokteran hamil berpakaian kasual (18,59 % LPT) dan 64,5 menit
Universitas Padjadjaran, 3Program Studi D.III bila hanya menampakkan wajah dan tangan.
Kebidanan Universitas Islam Sultan Agung Semarang
4
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kata kunci: Ibu hamil, pemaparan sinar matahari,
Kedokteran Universitas Padjadjaran, vitamin D.
5
Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran, 6Departemen Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas ASPEK MEDIS PADA TATA LAKSANA
Padjadjaran, ABORTUS MOLA HIDATIDOSA PARSIAL
*Koresponden : Raden Tina Dewi Judistiani (LAPORAN KASUS)
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jl. Prof. Prawiro R S, Mongan S.P, Laihad J. B
Eijkman No.38 Bandung
email : tina.d.judistiani@unpad.ac.id Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran, Universitas Sam Ratulangi Manado
Latar belakang: Peran vitamin D dalam trimester
pertama penting untuk fetal programming. Konversi Latar belakang: Mola parsial merupakan kondisi
vitamin D di bawah kulit oleh radiasi sinar matahari yang tidak normal dari plasenta, disebabkan oleh
lebih aman dibandingkan mengkonsumsi suplemen. terjadinya kesalahan saat ovum dan sperma bertemu
Diduga waktu dan durasi pemaparan, ketinggian lokasi, saat fertilisasi dimana seluruh villi korialisnya meng-
derajat pigmentasi, tipe pakaian, luas permukaan area alami perubahan hidrofobik yang mempunyai potensi
tubuh (LPT) yang terpapar sinar matahari turut cukup besar untuk menjadi ganas dan menimbulkan
berpengaruh. berbagai bentuk metastase keganasan dengan berbagai
Tujuan: Mengetahui prevalensi defisiensi vitamin variasi. Insidensi mola hidatidosa secara umum di Asia
D ibu hamil trimester pertama, perilaku ibu hamil dan di Amerika Latin lebih tinggi bila dibandingkan
terkait pemaparan terhadap sinar matahari, mengetahui dengan negara barat. Insidensi di Eropa dan Amerika
rekomendasi waktu dan durasi pemaparan sinar Serikat adalah 1-2 per 1000 kehamilan, sedangkan
matahari untuk menghindarkan defisiensi. insidensi di Asia Tenggara delapan kali lebih tinggi.
Metode: Studi kohor mengikutsertakan 304 ibu Insidensi mola hidatidosa yang terdata di rumah sakit
hamil trimester 1 dari 4 kota di Jawa Barat. Kadar Indonesia lebih tinggi dari nilai di negara-negara lain,
vitamin D diukur dengan metode ELISA, pencatatan yaitu 1 per 40 persalinan. Kehamilan mola hidatidosa
aktivitas ibu hamil selama 3 hari meliputi waktu, durasi parsial merupakan fenomena yang sangat langka,
dan LPT terpapar sinar matahari. Besaran radiasi sinar insiden yang dilaporkan sebesar 0,005% -0,01%.
matahari diperoleh dari Lembaga Antariksa dan Laporan kasus: Kami melaporkan satu kasus
Penerbangan Nasional di Bandung bulan September mola hidatidosa parsial yang dilakukan kuretase suction.
2016 sd Maret 2017. Pasien datang dengan keluhan perdarahan dari jalan
Hasil: Prevalensi defisiensi vitamin D ibu hamil lahir dirasakan sejak 2 hari. Setelah dilakukan
trimester 1 mencapai 80,6%. Rerata kadar vitamin D pemeriksaan ultrasonografi dapat terdiagnosis dengan
sebesar 14.7 ng/mL, median 13.6 ng/mL. Kadar abortus mola parsial. Pasien selanjutnya dilakukan
tertinggi vitamin D mencapai 39ng/mL, namun 42 ibu kuretase suction.
hamil (13,8%) kadarnya sangat rendah (<8,1 g/mL). Kesimpulan: Hasil Patologi anatomi Mola
Nilai median LPT terpapar sinar matahari 0,48m2 atau hidatidosa. Penanganan mola hidatidosa secara umum
18.59%. Terdapat korelasi antara kadar vitamin D terdiri dari 4 tahap yaitu, perbaiki keadaan umum,
dalam serum dengan LPT terpapar sinar matahari dalam evakuasi jaringan mola, profilaksis dan follow up.
m2 (r= 0.36, p<0.002) atau prosentasenya (r=0.39,
p<0.001) dan intensitas radiasi (r=0.15, p=0.029). Kata kunci: Mola hidatidosa, abortus mola
Radiasi ultraviolet optimal diperoleh pukul 10.00-13.00, parsial.
namun durasi pemaparan responden sangat rendah dan
terputus-putus. Untuk warna kulit tipe III-IV tercatat
166
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
ACUTE RENAL FAILURE PADA PASIEN POST- sampling dari rekam medis pasien dengan diagnosis
PARTUM DENGAN HELLP SYNDROME perdarahan pascasalin di RSUD Raja Tombolotutu,
mulai Mei 2017 sampai April 2018.
Ugi Utomo Dimas, Riyan Hari Kurniawan Hasil: Dari 72 kasus perdarahan pascasalin,
karakteristik pasien antara lain: usia 20-35 tahun
Rumah Sakit Pelni Jakarta Barat (56,95%), multipara (45,84%), usia kehamilan 37-42
minggu (69,45%), persalinan pervaginam (93,05%),
Sindrom hemolisis, peningkatan liver enzim, dan lulusan sekolah menengah pertama (41,67%), ibu rumah
trombosit yang rendah (HELLP Syndrome) merupakan tangga (59,72%), bersalin di puskesmas (59,72%) dan
komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan pembiayaan ditanggung oleh Jaminan Kesehatan
preeklamsia dan eklamsia. Preeklamsia adalah suatu Nasional (58,33%). Etiologi perdarahan pascasalin
sindroma penyakit yang bersifat polimorfik sehingga terbanyak adalah retensio plasenta (61,11%). Sebanyak
semua organ dapat terlibat, sedangkan eklamsia di sertai 54,17% pasien perdarahan pascasalin pernah melakukan
kejang pada preeklamsia tanpa adanya penyebab lain. 1-4 kali kunjungan antenatal.
Namun, acute renal failure (ARF) merupakan Kesimpulan: Karakteristik pasien perdarahan
komplikasi yang jarang terjadi pada pasien dengan pascasalin yang tertinggi adalah pasien dengan usia 20-
HELLP Syndrome. Dibutuhkan diagnosis dini dan 35 tahun, multipara, kehamilan aterm, persalinan
tatalaksana yang sesuai melalui team yang multi- pervaginam, lulusan sekolah menengah pertama, dan
displiner sehingga komplikasi dapat dicegah dan ibu rumah tangga. Sebagian besar pasien bersalin di
menurunkan mortalitas dan morbiditas maternal. puskesmas dan pembiayaan ditanggung oleh Jaminan
Berikut akan dibahas pasien wanita usia 32 tahun Kesehatan Nasional. Retensio plasenta merupakan
dengan diagnosis P2A0 post Sectio Caesaria atas indikasi penyebab utama perdarahan pascasalin. Sebanyak lebih
Preeklamsia berat dengan komplikasi HELLP syndrome dari setengah pasien perdarahan pascasalin pernah
dan acute renal failure on hemodialisa supportif. melakukan 1-4 kali kunjungan antenatal.
Kata kunci: HELLP Syndrome, acute renal Kata kunci: perdarahan pascasalin, kematian ibu,
failure, hemodialisa. retensio plasenta
167
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
dijadikan bahan evaluasi mengenai cara penggunaan obstetri yang di rawat di ruang perawatan intensif RSUP
buku KIA secara efektif. Dr. Hasan Sadikin selama periode tahun 2017-2018.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Metode: Rancangan penelitian ini menggunakan
deskriptif kualitatif menggunakan survei kuesioner studi deskriptif kuantitatif pada pasien obstetri di ruang
Google form di RSU Permata Kabupaten Blora selama perawatan intensif Rumah Sakit Hasan Sadikin selama
bulan April 2019. Sampel berjumlah 45 menggunakan periode 2017-2018.
Teknik sampel seluruhnya (total sampling) sesuai Hasil: Karakteristik pasien obstetri yang di rawat
dengan kriteria inklusi. terbanyak adalah kelompok umur 20-35 tahun sebanyak
Hasil: Dari 45 responden 21 merupakan 107 (61.8%), pendidikan menengah sebanyak 121
primigravida dan 24 termasuk multigravida, 11% ibu (69.9%), paritas terbanyak P1 sebanyak 74 (42.8%),
hamil belum membaca sama sekali, masing-masing umur kehamilan terbanyak adalah<36 minggu sebanyak
16% dan 73% telah membaca seluruhnya dan hanya 101 (45.7%)., jumlah kehamilan terbanyak yaitu
sebagian. Secara subyektif 51,1% telah paham kehamilan tunggal sebanyak 163 (94.2%), rujukan
sedangkan 48,9% menyatakan belum paham. Secara terbanyak adalah rujukan dari PPK2 sebanyak 134
obyektif 35,5% memiliki pemahaman baik, 29% (77.5%). Penyakit penyerta terbanyak yaitu hipertensi
pemahaman sedang serta 35,5% pemahaman buruk. dalam kehamilan, seperti eklamsia sebanyak 36
Dari 35,5% yang memiliki pemahaman buruk mayoritas (22.6%), impending eklamsia 12 (7,5%) dan PEB 52
adalah primigravida. (32,7%). Indikasi awat ruang intensif terbanyak adalah
Kesimpulan: Secara garis besar penggunaan dan hipertensi maligna sebanyak 62 (39.0%). Jenis
pemahaman buku KIA oleh ibu hamil trimester III persalinan terbanyak yaitu seksio sesarea sebanyak 135
masih belum efektif terutama ibu primigravida, (78.0%). Luaran maternal yaitu pasien hidup sebanyak
sehingga perlu dilakukan evaluasi metode penggunaan 159 (91.9%) dan meninggal sebanyak 14 (8.1%). Pasien
buku KIA serta kemungkinan menyediakan aplikasi dengan lama perawatan selama <5 hari sebanyak 99
KIA berbasis pada smartphone untuk meningkatkan (57.2%), 5-10 hari sebanyak 63 (36.4%) dan >10 hari
minat membaca dan pemahaman KIA. sebanyak 11 (6.4%).
Kata kunci: Pemahaman, Buku KIA, Hamil Kata kunci: Pasien obstetri, ruang intensif, ICU,
Trimester III HCU
168
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
RSUD Undata periode 1 Januari 2017 - 31 Desember kistik campur padat dekstra janin tunggal hidup intra
2017. Teknik pengambilan sampel menggunakan uterin dan ditatalaksana dengan laparatomi + biopsi
metode total sampling. potong beku.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sectio Diskusi: Tumor adneksa pada kehamilan sangat
caesarea dilakukan pada 132 pasien (27.27%) dari total jarang. Massa atau kista ovarium pada kehamilan harus
484 persalinan pada tahun 2017 di RSUD Undata. dievaluasi secara akurat untuk mengidentifikasi pasien-
Sebagian besar pasien berada pada kelompok usia 20-34 pasien yang membutuhkan tindakan pembedahan atau
tahun yaitu 90 kasus (68.18%), kelompok multiparitas pasien yang hanya perlu ”wait and see” untuk terus
sebanyak 64 kasus (48.49%), Indikasi sectio caesarea dilakukan follow up. Ultrasonografi dan MRI
terbanyak dengan faktor penyulit disproporsi kepala merupakan alat diagnostik yang akurat untuk
panggul sebanyak 21 kasus (15.90%) dan gawat janin membedakan lesi jinak dan ganas pada kasus tumor
21 kasus (15.90%). Pasien bersalin dengan sectio ovarium dalam kehamilan. Petanda tumor yang sering
caesarea di RSUD Undata periode tahun 2017 dipakai untuk kanker ovarium: epitel (CA-125, CA 19-
mayoritas menggunakan BPJS Kesehatan (96.97%) 9, CEA), Germ cell (AFP, HCG) dan sel granulosa
sebagai sumber pembiayaan. (estradiol, alfa inhibin).16,19 Laparatomi eksplorasi
Kesimpulan: Dari penelitian ini menunjukkan disertai dengan biopsi potong beku merupakan prosedur
bahwa angka sectio caesarea di RSUD Undata tahun diagnostik paling berguna untuk memberikan penata-
2017 adalah sebesar 27.27%. Sectio caesarea sebagian laksanaan selanjutnya, apakah perlu kemoterapi dan
besar dilakukan pada pasien yang berusia 20-34 tahun, kemudian akan dilanjutkan dengan surgical staging
kelompok multiparitas, dengan indikasi tersering akibat setelah pasien melahirkan.
gawat janin dan disproporsi kepala panggul, serta Kesimpulan: Keputusan untuk mengangkat tumor
mayoritas merupakan peserta BPJS Kesehatan. ovarium selama kehamilan harus dipertimbangkan
secara menyeluruh berdasarkan kondisi pasien.
Kata Kunci: karakteristik, sectio caesarea, RSUD
Undata Kata kunci: Primigravida, Neoplasma
Ovarium Kistik, Laparotomi, Biopsi, Potong Beku
Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Moh. Achmad Kemal Harzif 1, Heidi Dewi Mutia 2*, Ana
Hoesin Palembang Mariana 2, Shofi Faiza 2, Budi Wiweko 1, Gita Pratama 1
1
Latar Belakang: Penggunaan ultrasonografi Divisi Immuno-Endokrin dan Fertilitas, Departemen
(USG) rutin pada pelayanan antenatal dilaporkan Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran,
meningkatkan angka penemuan tumor ovarium. Universitas Indonesia, 2 Indonesian Reproductive
Laporan kasus: Primigravida, 24 tahun datang Medicine Research and Training Center (INA-
dengan keluhan hamil kurang bulan dengan benjolan di REPROMED), Fakultas Kedokteran, Universitas
perut yang semakin membesar sejak 2 bulan SMRS. Indonesia, Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta,
Status obstetri: Fundus uteri sulit dinilai, teraba massa Indonesia
(+), kistik, ± 44x22 cm, batas atas setinggi proc. Presentan: Heidi Dewi Mutia
xyphoideus, batas bawah setinggi simfisis, batas
kiri&kanan LAA sinistra&dekstra, nyeri tekan (-), tanda Latar Belakang: Meningkatnya angka kelahiran
cairan bebas (-). Inspekulo: portio livide, OUE tertutup, yang tidak terkontrol menjadi salah satu penyebab
fluor (-), fluxus (-), E/L/P (-). VT: portio lunak, tingginya angka kematian ibu di Indonesia. Pemerintah
posterior, pendataran 0%, dilatasi (-), kedua adneksa melakukan upaya mengurangi angka kematian ibu
tegang, teraba massa kistik, terfiksir. Dari USG dengan meningkatkan angka penggunaan kontrasepsi
didapatkan hamil 19 minggu janin gemeli hidup reversibel jangka panjang. Kontrasepsi reversibel jangka
intrauterin dengan Neoplasma ovarium kistik campur panjang yang dimaksud yaitu intrauterine device atau
padat dekstra. CA 125 118.0 U/ml. Pasien didiagnosis IUD dan implan yang lebih efektif mencegah kehamilan
G1P0A0 hamil 19 minggu dengan neoplasma ovarium dibandingkan dengan kontrasepsi jangka pendek seperti
169
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
injeksi atau pil. Selain itu penggunaan kontrasepsi Departemen Obstetri dan Ginekologi, Universitas
reversibel jangka panjang tidak memerlukan ketekunan Hasanuddin
perempuan dalam penggunaannya. Di Indonesia pada
tahun 2015, penggunaan kontrasepsi didominasi oleh Latar belakang: Risiko kehamilan merupakan
injeksi dan pil yaitu sebanyak 52,21% sedangkan suatu kondisi dimana terdapat gangguan pada kehamilan
penggunaan kontrasepsi reversible jangka panjang yang berdampak pada ibu maupun janin pada saat hamil
hanya 18,17%. Penggunaan kontrasepsi reversibel maupun pada persalinan sehingga perlu deteksi dini
jangka panjang masih lebih rendah dibandingkan untuk mengetahui faktor risiko kehamilan. Dengan
dengan kontrasepsi jangka pendek. mengetahui risiko kehamilan, selanjutnya dapat dinilai
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahi bagaimana metode persalinan yang akan dilakukan
perbandingkan penggunaan metode kontrasepsi Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk
reversibel jangka panjang pasca persalinan di pelayanan menganalisis faktor risiko mempengaruhi Metode
primer dan rumah sakit pendidikan. Persalinan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sitti Khadijah
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian 1 Makassar
deskripsi. Data pelayanan primer didapatkan dari dinas Metode: Jenis penelitian ini yang digunakan
kesehatan Jakarta sedangkan data rumah sakit adalah studi observasional analitik dengan pendekatan
pendidikan didapatkan dari Rumah Sakit Pendidikan kohort retrospektif dengan menggunakan data rekam
Cipto Mangunkusumo pada periode Januari – Juli 2018. medik ibu. Populasi sampel adalah semua pasien
Data disajikan dengan menggunakan presentase. postpartum di ruang bersalin RSIA Sitti Khadijah 1
Hasil: Total sampel pada penelitian ini adalah Makassar periode Januari – Maret tahun 2019.
50.584 perempuan pasca persalinan. Sebanyak 50.124 Diperoleh 925 subjek dengan metode total sampling.
menggunakan kontrasepsi pasca persalinan di puskes- Analisis statistik bivariat dilakukan menggunakan chi-
mas, terdiri dari 34,06% menggunakan kontrasepsi square. Analisis multivariat dilakukan menggunakan
reversibel jangka panjang, 60,56% menggunakan pil analisis regresi logistik. Nilai p<0,05 dianggap
dan/atau injeksi, 3,30% menggunakan kondom, dan signifikan.
2,08% melakukan tubektomi. Sedangkan pada Hasil: Selama bulan Januari sampai Maret 2019 di
perempuan yang melakukan persalinan di rumah sakit RSIA Khadijah 1 Makassar metode pervaginam yaitu
pendidikan, didapatkan sebanyak 460 sampel yang 51%. Dari analisis univariat mayoritas pasien pada
terdiri dari 79,78% menggunakan kontrasepsi reversibel usia<35 tahun sebanyak 622 orang (67,2%), primitua
jangka panjang, 1,30% menggunakan pil dan/injeksi, 213 orang (23%), paritas ≥ 2 sebanyak 483 orang
6,09% melakukan tubektomi, dan sebanyak 12,83% (52,2%), jarak kehamilan<2 tahun dan>10 tahun
belum memutuskan jenis kontrasepsi apa yang akan sebanyak 453 orang (49%) dengan riwayat obstetrik
digunakan. buruk 78 orang (8,4%), bekas seksio sesarea sebanyak
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa 222 orang (24%), ibu dengan penyakit tertentu 23 orang
penggunaan kontrasepsi jangka panjang di pelayanan (2,5%), gemelli 17 orang (1,8%), kelainan presentasi
primer masih rendah. Padahal sebagian besar kelahiran bayi (bukan kepala) 74 orang (8%), kelainan plasenta
dan pemeriksaan pada ibu hamil dilakukan di layanan sebanyak 46 orang (5%), preklampsia 162 orang
primer terlebih dahulu. Oleh karena itu beberapa (17,5%). Selanjutnya dilakukan analisis bivariat dengan
penelitian lain perlu dilakukan untuk mengevaluassi variabel nilai p ≤0,25 didapatkan paritas (p=0,086),
faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi rendahnya jarak kehamilan (p=0,000), dan presentasi janin (p=
penggunaan kontrasepsi reversibel jangka pendek di 0,045). Dilanjutkan analisis multivariat dengan nilai p
pelayanan primer. ≤0,05, didapatkan jarak kehamilan (p=0,000)
mempengaruhi metode persalinan.
Kata Kunci: kontrasepsi jangka panjang, Kesimpulan: Jarak kehamilan meningkatkan
penggunaan kontrasepsi, kontrasepsi pasca persalinan, risiko seksio sesaria sebesar 1,9 kali lipat pada ibu yang
pelayanan primer, rumah sakit pendidikan. bersalin di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar.
170
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Kata kunci: nearmissed,non communicable Kata kunci: seksio sesarea, klasifikasi robson
disease
Livy Leonard L, A Nursanty P, Nusratuddin A Nely Tsurayya, Vicky Admiral Aprizano, Risanto
Siswosudarmo
171
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Kata kunci: BBLR, indeks masa tubuh lebih, Kata kunci: Case Fatality Rate, Preeklampsia,
kenaikan berat badan selama kehamilan, bayi cukup Eklampsia
bulan.
172
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Result: Some anomalies are produced by Hasil: Selama 15 bulan terdapat 14 kasus dari
identifiable environmental agents such as virus infection 1168 kelahiran sehingga memberikan insidensi 1,19%.
of the mother, specific chemical substances, including Umur rata-rata subyek adalah 32,69 ± 5, 46 tahun.
hormones, or ionising radiation in utero (together they Semua kasus menunjukkan pernah melahirkan secara
contribute 5 -6% or the total). Some are probably due to seksio sesarea, dengan satu kali seksio sesarea sebanyak
mutant gene (5%) on identifiable chromosomal 10 kasus (71,4%), dua kali dan tiga kali masing
aberration (10%), while 60% are mulifactorial in origin. sebanyak 2 kasus (14,3%). Semua pasien menunjukkan
The incidence of anomalies of all types in human gejala plasenta previa (perdarahan antepartum) sehingga
fertilisation is probably much higher. Many estimate 60- diagnosis ditegakkan melalui gejala klinis, dan
90% of all infecundation to be lost early in gestasion. It pemeriksaan ultrasonografi, empat kasus ditambah
is well accepted that from 45%-to 55% of all dengan pemeriksaan MRI. Penanganan melalui
spontaneous first trimester abortion have significant pendekatan multidisiplin dengan melibatkan departemen
chromosomal anomalies. Even though congenital lain seperti anestsiologi, urologi dan bedah digesti.
malformation account for 2-7%of live born fetuses, they Sebelas kasus (78%) dilakukan operasi elektif sedang
account for about 20%of perinatal mortality. Eighty per tiga kasus (22%) dilakukan operasi emergensi karena
cent, of these abnormalities occur in patients with no perdarahan banyak. Delapan kasus (57%) dilakukan
risk factor and only 20% occur in women with risk histerektomi sesarean dan 6 (43%) kasus dilakukan
factor. To date, we have no single ideal screening test to seksio searea saja dengan mengkonservasi uterus.
detect all congenital abnormalities in all pregnant Jumlah perdarahan bervariasi dari 600 sampai 10.000
women. ml dengan rata-rata 3136 ± 3136 ml. Empat kasus
Conclusion: The number of conditions than can be (28,5%) disertai dengan komplikasi keteribatan buli.
detected antenatally is growing at a rapid rate. The Satu kasus (7%) dilakukan embolisasi arteria uterine, 7
obstetrician is responsible for identifying pregnant (50%) kasus dilakukan ligasi arteria hipogastrika dan
women in need of genetic counselling and to refer these dua kasus (14%) dilakukan jahitan B Lynch dan empat
patients at an appropriate time during gestation to the kasus (28%) tanpa tindakan di atas. Empat pasien
proper facilities. Therefore, the obstetrician must be meninggal sehingga memberikan case fatality rate
prepared 1) to identify specific genetic risks;n2) ti sebesar 28,5%.
discuss with the patient the implications of these the Kesimpulan: Insidensi plasenta akrtea sektrum di
risks; and 3) to refer these patients at risk to adequate RS Sardjito selama 15 bulan adalah 1,19% dengan case
facilities for expert counselling and further tests. The fatality rate 28,5%.
obstetrician should not assume the role of genetic
counsellor because this is a medical skill that requires Kata kunci: Plasenta akrtea spektrum, diagnosis,
specialised training in human genetic. manajemen, case fatality rate.
173
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Hasil: penelitian ini memperlihatkan angka
retrospektif. Data diperoleh dari rekam medis Rumah kejadian anemia pada kehamilan sebanyak 154 kasus
Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa selama periode (53,3%) dari 289 kehamilan. Derajat anemia pada
1 Januari–31 Desember 2018. Uji statistik meng- kehamilan paling banyak ditemukan adalah derajat
gunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat (uji sedang, yaitu sebanyak 71 kasus (46,1%), kemudian
regresi logistik) dengan nilai kemaknaan p< 0,05. derajat ringan 55 kasus (35,7%), dan derajat berat 28
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kasus (18,2%). Anemia pada kehamilan lebih sering
paritas ibu pada kelompok berisiko (>3) dan status pada umur ibu 20-35 tahun sebanyak 112 kasus
anemia pada kada Hb<11 gr/dl berhubungan secara (72,8%), kemudian umur ibu >35 tahun sebanyak 23
bermakna dengan kejadian retensio plasenta, dengan kasus (14,9%) dan <20 tahun sebanyak 19 kasus
nilai p masing- masing 0,012 dengan odds ratio 3,308 (12,3%). Anemia dalam kehamilan sering terjadi pada
dan 0,012 dengan odds ratio 2,507. Paritas memiliki trimester III, sebanyak 96 kasus (62,4%), trimester II
signifikansi lebih besar sebagai faktor resiko sebanyak 43 kasus (27,9%) dan trimester I sebanyak 15
dibandingkan status anemia berdasarkan uji regresi kasus (9,7%). Mayoritas anemia dalam kehamilan
logistik. Faktor resiko yang lain seperti umur, jarak terjadi pada multigravida sebanyak 95 kasus (61,7%),
kehamilan, riwayat kontrasepsi, usia kehamilan, dan primigravida sebanyak 47 kasus (30,5%) dan grande-
komplikasi persalinan lalu memperlihatkan hasil yang multigravida sebanyak 12 kasus (7,8%).
tidak bermakna. Kesimpulan: dari penelitian ini anemia dalam
Kesimpulan: Paritas ibu dan status anemia kehamilan sering terjadi pada derajat sedang, pada umur
memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian ibu 20-35 tahun, di trimester III, dan pada multigravida.
retensio plasenta. Pada kelompok paritas berisiko (>3)
merupakan faktor resiko utama terhadap kejadian Kata Kunci: anemia, kehamilan
retensio plasenta.
Kata Kunci: Retensio plasenta, paritas, status PROFIL REMAJA HAMIL YANG BERSALIN DI
anemia RSUD PADEMANGAN TAHUN 2017
174
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
dari 31 kasus (16%) meningkat dibandingkan BBLR Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahi
kehamilan dewasa yang terjadi pada 35 dari 351 kasus perbandingkan penggunaan metode kontrasepsi
(9,9%). Didapatkan 22 rujukan (38% dari total reversibel jangka panjang pasca persalinan di pelayanan
kehamilan remaja) selama tahun 2017 untuk pe- primer dan rumah sakit pendidikan.
nanganan komplikasi yang terjadi pada kehamilan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian
remaja. Komplikasi yang dirujuk berupa gawat janin, deskripsi. Data pelayanan primer didapatkan dari dinas
distosia PK I aktif, ketuban pecah dini, preterm, abortus, kesehatan Jakarta sedangkan data rumah sakit pendidik-
dan perdarahan post partum. an didapatkan dari Rumah Sakit Pendidikan Cipto
Kesimpulan: Secara proporsi, terjadi peningkatan Mangunkusumo pada periode Januari – Juli 2018. Data
komplikasi kehamilan maupun persalinan pada disajikan dengan menggunakan presentase.
kehamilan remaja dibandingkan kehamilan dewasa. Hasil: Total sampel pada penelitian ini adalah
Diperlukan penelitian lebih lanjut pada fasilitas 50.584 perempuan pasca persalinan. Sebanyak 50.124
kesehatan yang lebih lengkap sehingga mendapatkan menggunakan kontrasepsi pasca persalinan di
gambaran yang lebih menyeluruh pada kehamilan puskesmas, terdiri dari 34,06% menggunakan kontra-
remaja. sepsi reversibel jangka panjang, 60,56% menggunakan
pil dan/atau injeksi, 3,30% menggunakan kondom, dan
Kata kunci: Kehamilan Remaja, Komplikasi Persalinan 2,08% melakukan tubektomi. Sedangkan pada
perempuan yang melakukan persalinan di rumah sakit
pendidikan, didapatkan sebanyak 460 sampel yang
PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE terdiri dari 79,78% menggunakan kontrasepsi reversibel
KONTRASEPSI REVERSIBEL JANGKA jangka panjang, 1,30% menggunakan pil dan/injeksi,
PANJANG PASCA PERSALINAN DI 6,09% melakukan tubektomi, dan sebanyak 12,83%
PUSKESMAS WILAYAH DKI JAKARTA DAN belum memutuskan jenis kontrasepsi apa yang akan
RUMAH SAKIT PENDIDIKAN CIPTO digunakan.
MANGUNKUSUMO Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa
penggunaan kontrasepsi jangka panjang di pelayanan
Achmad Kemal Harzif 1, Heidi Dewi Mutia 2*, Ana primer masih rendah. Padahal sebagian besar kelahiran
Mariana 2, Shofi Faiza 2, Budi Wiweko1, Gita Pratama1 dan pemeriksaan pada ibu hamil dilakukan di layanan
primer terlebih dahulu. Oleh karena itu beberapa
1
Divisi Immuno-Endokrin dan Fertilitas, Departemen penelitian lain perlu dilakukan untuk mengevaluassi
Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi rendahnya
Universitas Indonesia, 2Indonesian Reproductive penggunaan kontrasepsi reversibel jangka pendek di
Medicine Research and Training Center (INA- pelayanan primer.
REPROMED), Fakultas Kedokteran, Universitas
Indonesia, Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, Kata kunci: Kontrasepsi jangka panjang,
Indonesia penggunaan kontrasepsi, kontrasepsi pasca persalinan,
*Presentan: Heidi Dewi Mutia pelayanan primer, rumah sakit pendidikan.
175
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini untuk pada semua dokter dan bidan yang bertugas di Instalasi
mengetahui gambaran anemia pada kehamilan di Maternal Perinatal dan Bangsal Obstetri RSUP dr.
wilayah kerja Puskesmas Alkani, Kec. Wewiku, Kab. Sardjito.
Malaka tahun 2018. Hasil: 59 responden yang ikut berpartisipasi pada
Metode: Desain penelitian ini menggunakan penelitian ini terdiri dari 31 dokter (52,5 %) dan 28
metode deskriptif dengan mengambil data dari rekam bidan (47,4 %). 37 responden (62,7 %) berasal dari
medik di Puskesmas Alkani, Kec. Wewiku, Kab. Instalasi Maternal Perinatal dan sisanya 22 (37,3 %)
Malaka. berasal dari Bangsal Obstetri. 47 responden (79,7 %)
Hasil: Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa mengaku menggunakan skor MEOWS pada semua
angka kejadian anemia pada kehamilan berjumlah 121 pasien obstetri dan sisanya 12 responden (20,3 %) tidak
kasus (47,82%) dari 253 kehamilan. Dari derajat menggunakan skor MEOWS. Namun hal ini tidak
anemia, kasus terbanyak ditemukan pada derajat sedang, diikuti dengan tingkat pemahaman responden. Respon-
sebanyak 67 kasus (55,37%), kemudian diikuti derajat den yang paham tentang skor MEOWS hanya 37 (62,7
berat 32 kasus (26,44%) dan derajat ringan 22 kasus %). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman
(18,18%). Kejadian anemia pada kehamilan lebih sering responden terhadap skor MEOWS masih rendah. Dari
terjadi pada trimester III, yaitu sebanyak 49 kasus hasil analisa terdapat perbedaan yang tidak bermakna
(40,49%). Pada trimester II sebanyak 47 kasus (38,84%) tingkat pemahaman dokter dan bidan terhadap skor
dan pada trimester I sebanyak 25 kasus (20,66%). MEOWS (p value 0,06) dengan jumlah dokter yang
Anemia dalam kehamilan sering terjadi pada usia 20-35 paham 16 (27,1 %) dan bidan yang paham 21 (35,59
tahun, yaitu sebanyak 90 kasus (74,38%). Kemudian %). Beberapa hambatan utama dalam pelaksanaan skor
pada usia >35 tahun sebanyak 20 kasus (16,52%) dan MEOWS adalah kurangnya pengetahuan responden
pada usia <20 tahun sebanyak 11 kasus (9,09%). terhadap skor MEOWS (43,9 %) dan belum ada SOP
Kejadian anemia pada kehamilan lebih sering terjadi pengisian skor MEOWS (43,9 %), kurangnya tenaga
pada ibu dengan LILA < 23,5cm, yaitu sebanyak 71 untuk pengisian skor MEOWS (22,8 %), rendahnya
kasus (58,67%) sedangkan pada ibu dengan LILA dukungan pengisian skor MEOWS oleh bidan (26,3 %)
≥23cm sebanyak 50 kasus (41,32%). dan dokter (14 %), tidak ada waktu khusus pengisian
Kesimpulan: Angka kejadian anemia pada skor MEOWS (5,3 %) dan overlap dengan partograf
kehamilan di Puskesmas Alkani lebih banyak terjadi (22,8 %)
pada usia 20-35 tahun, lebih banyak terjadi pada derajat Kesimpulan: Pelaksanaan skor MEOWS belum
sedang, banyak terjadi pada Trimester III dan pada ibu sesuai dengan target yang diharapkan akibat adanya
dengan LILA <23,5cm. hambatan utama dalam pengisian skor MEOWS yaitu
belum ada sosialisasi dan SOP pengisian skor MEOWS.
Kata kunci: Anemia, kehamilan.
Kata kunci: Skor MEOWS, evaluasi, dokter,
bidan, pemahaman.
EVALUASI PENGGUNAAN SKOR MODIFIED
EARLY OBTETRIC WARNING SYSTEM
(MEOWS) DI INSTALASI MATERNAL GAMBARAN ANEMIA PADA KEHAMILAN DI
PERINATAL DAN BANGSAL OBSTETRI RSUP. WILAYAH KERJA PUSKESMAS BESIKAMA
DR. SARDJITO KEC. MALAKA BARAT NUSA TENGGARA
TIMUR PERIODE 01 SEPTEMBER 2018 SAMPAI
Sulistianto, Rukmono Siswishanto 30 APRIL 2019
176
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
diagnosis menderita anemia jika memiliki kadar Hb ≤ kehamilan merupakan hal alami sehingga tidak
11g/dL. membutuhkan perhatian khusus.
Tujuan: Mengetahui gambaran anemia pada Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui
kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Besikama Kec. pengaruh Program 1000 HPK terhadap kadar
Malaka Barat Nusa Tenggara Timur periode 01 hemoglobin (Hb) dan status gizi pada ibu hamil di
September 2018 sampai 30 April 2019. Distrik Sawa, Kabupaten Asmat, Papua.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode Metode: Rancangan penelitian ini adalah
deskriptif dengan menggunakan data rekam medik di deskriptif observasional, menggunakan data yang
Puskesmas Besikama Kec. Malaka Barat Nusa diambil dari laporan evaluasi pemberian makan ibu
Tenggara Timur. hamil Program 1000 HPK di Puskesmas Sawaerma
Hasil: penelitian ini memperlihatkan angka Kabupaten Asmat periode Oktober– Desember 2017,
kejadian anemia pada kehamilan sebanyak 154 kasus dan April – Desember 2018. Pengambilan data
(53,3%) dari 289 kehamilan. Derajat anemia pada dilakukan di Puskesmas Sawaerma bulan Januari 2019.
kehamilan paling banyak ditemukan adalah derajat Dari data tersebut, diambil ibu hamil usia 15 – 45 tahun
sedang, yaitu sebanyak 71 kasus (46,1%), kemudian dan mendapatkan makanan ≥ 30 hari dalam 3 bulan,
derajat ringan 55 kasus (35,7%), dan derajat berat 28 kemudian dibandingkan kadar Hb dan status gizi ibu
kasus (18,2%). Anemia pada kehamilan lebih sering hamil sebelum dan 3 bulan setelah mengikuti gerakan
pada umur ibu 20-35 tahun sebanyak 112 kasus 1000 HPK.
(72,8%), kemudian umur ibu >35 tahun sebanyak 23 Hasil: Seluruh ibu hamil mengalami peningkatan
kasus (14,9%) dan <20 tahun sebanyak 19 kasus kadar Hb, dari rata – rata Hb awal 8,76 g% menjadi 9,47
(12,3%). Anemia dalam kehamilan sering terjadi pada g%. Prevalensi KEK turun dari 51,61% menjadi 25,81%
trimester III, sebanyak 96 kasus (62,4%), trimester II dengan rata – rata lingkar lengan atas (LiLA) 23,06 cm
sebanyak 43 kasus (27,9%) dan trimester I sebanyak 15 menjadi 23,94 cm.
kasus (9,7%). Mayoritas anemia dalam kehamilan Kesimpulan: Terdapat pengaruh Program 1000
terjadi pada multigravida sebanyak 95 kasus (61,7%), HPK terhadap peningkatan kadar Hb dan status gizi
primigravida sebanyak 47 kasus (30,5%) dan pada ibu hamil.
grandemultigravida sebanyak 12 kasus (7,8%).
Kesimpulan: Dari penelitian ini anemia dalam Kata kunci: Kadar hemoglobin, status gizi,
kehamilan sering terjadi pada derajat sedang, pada umur program 1000 hari pertama kehidupan.
ibu 20-35 tahun, di trimester III, dan pada multigravida.
177
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
pasien obstetri yang di rawat di ruang perawatan intensif memburuk. Di Indonesia data penelitian yang
RSUP Dr. Hasan Sadikin selama periode tahun 2017- menggambarkan kualitas penggunaan antibiotik masih
2018. terbatas.
Metode: Rancangan penelitian ini menggunakan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian
studi retrospektif deskriptif yang mengambil informasi deskriptif eksploratif retropektif yang dilaksanakan di
dari status rekam medik pasien obstetri yang dirawat di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung pada pasien yang
ruang perawatan intensif RSUP Dr. Hasan Sadikin dilakukan seksio sesarea. Penelitian ini bertujuan
selama periode 2017-2018. mengetahui rasionalitas penggunaan antibiotik berdasar-
Hasil: Sebanyak 173 pasien obstetri yang dirawat kan kriteria Gyssens dan mengetahui penghematan
di ruang perawatan intensif RSUP Dr. Hasan Sadikin biaya yang dapat diperoleh apabila metode gyssens di
selama periode 2017-2018, dengan rentang umur < 20 terapkan. Data diambil dari rekam medis bulan Januari
tahun 19 (11%), 20-35 tahun 107 (61.8%) dan ≥ 35 – Desember 2018
tahun 47 (27,2%). Pendidikan dasar 34 (19,7%), Hasil: Pasien dengan metode Gyssens V sebanyak
menengah 121 (69.9%), tinggi 18 (10,4%). Paritas 451 atau sebesar 59.5% dan IV a sebanyak 307 atau
terbanyak P1 74 (42.8%). Umur kehamilan terbanyak sebesar 40.5%. Untuk Metode VI, IV b, IV c, III a, III b,
yaitu preterm < 36 minggu sebanyak 101 (45.7%). II a, II b, IIc, I dan 0 masing masing sebanyak 0 atau
Jumlah kehamilan tunggal 163 (94.2%), kehamilan sebesar 0.0%. Berdasarkan kategori gyssens didapatkan
ganda 10 (5,8%). Rujukan terbanyak adalah rujukan terbanyak adalah kategori V. Pemberian antibiotic Pre-
dari PPK2 134 (77.5%). Penyakit penyerta terbanyak op Dan Pemberian antibiotic Post-op. Untuk pasien
yaitu hipertensi dalam kehamilan, seperti eklamsia 36 yang menggunakan AB Profilaksis Pre-op sebanyak 722
(22.6%), impending eklamsia 12 (7,5%) dan PEB 52 atau sebesar 95.3%. Untuk pasien yang menggunakan
(32,7%). Indikasi awat ruang intensif terbanyak adalah AB Post-op sebanyak 723 atau sebesar 95.4%. Untuk
hipertensi maligna 62 (39.0%). Jenis persalinan pasien yang diberikan antibiotic melalui Rute IV
terbanyak yaitu seksio sesarea 135 (78.0%). Luaran sebanyak 709 atau sebesar 93.5%. Pasien Post op Seksio
maternal yaitu pasien hidup 159 (91.9%) dan meninggal sesarea tidak ada tanda infeksi, Diberi antibiotic
14 (8.1%). Pasien dengan lama perawatan selama <5 sebanyak 426 atau sebesar 56.3. Selayaknya
hari 99 (57.2%), 5-10 hari 63 (36.4%) dan >10 hari 11 penggunaan antibiotik sebagai terapi empiris setelah
(6.4%). prosedur bedah seksio sesarea tidak diperlukan jika
Kesimpulan: Diperlukan penanganan antenatal tidak ada tanda infeksi. Penghematan yang dapat
care yang lebih baik. diperoleh selama tahun 2018 jika menerapkan metode
gyssens sebesar Rp 73.144.200,-.
Kata kunci: Pasien obstetri, ruang intensif, luaran Kesimpulan: Penggunaan antibiotik ditemukan
maternal. masih banyak yang tidak rasional, sehingga kualitas
penggunaan antibiotik pada bagian obstetri Rumah Sakit
dr. Hasan Sadikin Bandung masih perlu ditingkatkan.
EVALUASI RASIONALISME PENGGUNAAN
ANTIBIOTIK DENGAN METODE GYSSENS Kata kunci: Antibiotik, kualitas penggunaan
PADA PASIEN SEKSIO SESAREA DI RSUP antibiotik, gyssens.
HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE
JANUARI – DESEMBER 2018
SURVEILANS FUNGSI SEKSUAL PEREMPUAN
Aditya Wibowo, M Alamsyah Aziz, Jusuf S. Effendi, PASCA HISTEREKTOMI
Dian Tjahyadi, Leonardus Widyatmoko
Bella Aprilia1, Gatot Purwoto1, IPG Kayika1, Sylvia D.
Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Elvira2, Harrina E. Rahardjo3
Kedokteran, Universitas Padjadjaran, RSUP Dr. Hasan
1
Sadikin Bandung Department of Obstetrics and Gynecology, Faculty of
Medicine University of Indonesia, Jakarta
2
Latar belakang: Penggunaan antibiotik irasional Department of Psychiatric, Faculty of Medicine
terjadi di banyak rumah sakit di seluruh dunia. University of Indonesia, 3Department of Urology,
Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dikaitkan Faculty of Medicine University of Indonesia
dengan meningkatnya jumlah resistensi antibiotik di E-mail: bellaraphael.md@gmail.com
seluruh dunia. WHO telah menggambarkan bahwa saat
ini sedang terjadi “krisis” resistensi antibiotik yang Latar belakang: Fungsi seksual merupakan salah
berpotensi menyebabkan musibah global di seluruh satu komponen kualitas hidup yang harus dipenuhi oleh
dunia, dan memperingatkan kondisi ini dapat semakin manusia. Histerektomi yang merupakan aspek prosedur
178
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
operatif pada perempuan dapat mengubah anatomi, hamil, bersalin, atau dalam 42 hari setelah terminasi
hormonal, serta psikologis yang dapat menimbulkan yang mengalami komplikasi berat, disfungsi organ, dan
gangguan pada fungsi seksual. mendapat penanganan atas komplikasi berat yang
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dialami dan tetap hidup sesuai dengan kriteria Maternal
fungsi seksual perempuan Indonesia sesudah operasi Near-Miss (MNM) WHO.
histerektomi (total dan radikal) dengan atau tidak Hasil: Dari total sampel 123 wanita didapatkan
disertai kastrasi. karakteristik kejadian maternal near-miss terbanyak
Metode: Sebuah studi potong lintang melibatkan terjadi pada wanita berusia 20-34 tahun
92 pasien tumor ginekologis (jinak dan ganas) yang (72/60,1%),berpendidikan menengah (93/75%), ibu
telah menjalani histerektomi selama minimal 3 bulan. rumah tangga (93/75%), jumlah kehamilan 2-4
Evaluasi disfungsi seksual menggunakan kuesioner (68/55%), trimester III (106/86%), jarak anak terkecil
FSFI-6, yang menilai fungsi seksual berupa sexual >5 th (51/42%),tidak menggunakan KB (96/78%), usia
disorder, disfungsi seksual, gangguan hasrat, gangguan perkawinan >10 tahun (52/42%), antenatal cukup >4
rangsangan, gangguan orgasme, dan nyeri. Pasien kali (94/76%), tidak ada riwayat SC sebelumnya
dibagi menjadi kelompok histerektomi total dan (91/74%), bersatus rujukan (112/91%) dari kota
histerektomi radikal, serta dilakukan kastrasi atau tidak. Surabaya (53/43%), lama perawatan 4-7 hari
Hasil: Kelompok histerektomi total didapatkan (66/53,6%) dengan jenis pembayaran PBI (60/48%).
sebanyak 71 pasien dan histerektomi radikal 21 pasien. Menurut kriteria MNM WHO kejadian Maternal Near
Terjadi disfungsi seksual (histerektomi radikal 47,6%, Miss terbanyak terjadi dengan komplikasi kehamilan
histerektomi total 28,2%, kastrasi 33,8%, dan tanpa preeklampsia/eklampsia (59/48%), intervensi Intensive
kastrasi 28,6%), gangguan orgasme (histerektomi total Care Unit (81/65,8%), dengan disfungsi organ
28,2%, histerektomi radikal 47,6%, kastrasi 28,6%, pernafasan (49/39,8%), mode persalinan SC (78/63%)
tidak kastrasi 33,8%,). gangguan nyeri (histerektomi dan penyebab yang mendasari adalah hipertensi dalam
radikal 28,6% dibandingkan histerektomi total 9,9%). kehamilan (64/52%).
Kesimpulan: Tidak ditemukan perbedaan statistik Kesimpulan: Bila dibandingkan dengan jumlah
secara bermakna antara fungsi seksual pasca kelahiran hidup pada tahun 2018 sebesar 1479,
histerektomi radikal dan histerektomi total, serta antara didapatkan rasio maternal near miss di RSUD dr
kelompok kastrasi dan tidak dikastrasi. Berdasarkan Soetomo pada tahun 2018 sebesar 8,6 dari 1000
temuan tersebut, maka fungsi seksual menjadi penting kelahiran hidup
acuan bagi tenaga kesehatan dalam melakukan
konseling saat sebelum dan sesudah operasi. Kata kunci: Karekateristik maternal near-miss,
kriteria maternal near-miss WHO
Kata kunci: Fungsi seksual, FSFI, histerektomi.
179
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Tujuan: Menyusun strategi-strategi yang tepat Hasil: Angka persalinan remaja di RSUD
untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Pademangan pada tahun 2017 sebanyak 9,3 persen dari
Indonesia. seluruh persalinan yakni 36 dari 386 persalinan.
Metode: Literatur review berbasis penelitian Didapatkan bahwa kehamilan remaja terjadi paling
dengan mencari penyebab kematian ibu dan bayi baru banyak pada usia 19 tahun dan umur terendah remaja
lahir di Indonesia dalam 5 tahun terakhir dari beberapa yang hamil adalah 16 tahun. Angka kejadian persalinan
database seperti: Science direct, ProQuest, Pubmed, dan preterm meningkat dua kali lipat pada kehamilan remaja
Google Scholar. di RSUD Pademangan (16,12%) dibandingkan pada
Hasil: Faktor -faktor yang dapat menyebabkan kehamilan dewasa. Preeklamsia dan eklamsia terjadi
kematian Ibu diantaranya: angka fertilitas yang tinggi, pada 5,8% (2 kasus) kasus kehamilan remaja, me-
tidak adanya atau kesulitan dalam proses rujukan yang ningkat sekitar 4,5 kali dibandingkan kejadian
salah satunya disebabkan masalah geografis, faktor preeklamsia pada kehamilan dewasa sekitar 1,3% (5
ekonomi dan pendidikan yang rendah, serta pelayanan kasus). Bayi berat lahir rendah (BBLR) terjadi pada 5
kesehatan yang buruk. Sedangkan faktor-faktor yang dari 31 kasus (16%) meningkat dibandingkan BBLR
dapat menyebabkan kematian bayi yaitu: pemeriksaan kehamilan dewasa yang terjadi pada 35 dari 351 kasus
kehamilan yang buruk, infeksi nifas, pengetahuan dan (9,9%). Didapatkan 22 rujukan (38% dari total
respon ibu yang rendah terhadap tanda bahaya, usia ibu kehamilan remaja) selama tahun 2017 untuk
diatas 35 maupun dibawah 20 tahun, persalinan penanganan komplikasi yang terjadi pada kehamilan
dirumah, kehamilan kembar dengan persalinan normal, remaja. Komplikasi yang dirujuk berupa gawat janin,
ibu yang kelebihan berat badan dan tradisi yang distosia PK I aktif, ketuban pecah dini, preterm, abortus,
persisten. Permasalahan jaminan kesehatan pada orang dan perdarahan post partum.
yang kurang mampu juga berkontribusi terhadap Kesimpulan: Secara proporsi, terjadi peningkatan
tingginya angka kematian ibu dan bayi. komplikasi kehamilan maupun persalinan pada
Kesimpulan: Perbaikan pada proses rujukan, kehamilan remaja dibandingkan kehamilan dewasa.
jaminan kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan, Diperlukan penelitian lebih lanjut pada fasilitas
inisiasi menyusui dini, konseling sebelum kehamilan, kesehatan yang lebih lengkap sehingga mendapatkan
meningkatkan angka cakupan KB dan pengetahuan ibu gambaran yang lebih menyeluruh pada kehamilan
terkait tanda bahaya pada bayi serta kolaborasi remaja.
multisektor seperti perbaikan pada sektor lainnya dapat
digunakan sebagai strategi untuk menurunkan angka Kata kunci: Kehamilan remaja, komplikasi
kematian ibu dan bayi. persalinan.
Erik Noverdian Suryadi1, Angga Januarsa Suryadi2 Livy Leonard L, A. Nursanty P., Nusratuddin A
1
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran
2
Rumah Sakit Umum Daerah Pademangan Universitas Hasanuddin
Latar belakang: Kehamilan remaja dapat Latar belakang: Angka kejadian seksio sesarea
memberikan efek negatif terhadap kesehatan ibu dan meningkat di seluruh dunia selama 5 dekade terakhir
bayi maupun aspek sosioekonomi dari keluarga sehingga menimbulkan kekhawatiran di bidang
tersebut. Kehamilan remaja memperbesar risiko kesehatan. Berdasarkan survei terbaru, 29,7 juta
terjadinya kelahiran prematur, berat badan bayi lahir persalinan dengan seksio sesarea di tahun 2015, yang
rendah, perdarahan post-partum, dan eklamsia atau jumlahnya dua kali lipat dari jumlah seksio sesarea pada
preeklamsia. tahun 2000. Badan kesehatan dunia (WHO) menyaran-
Tujuan: Untuk mengetahui profil kehamilan kan klasifikasi robson sebagai standar international
remaja di RSUD Pademangan beserta komplikasinya. dalam menilai, memantau dan membandingkan angka
Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dari data seksio sesarea pada fasilitas kesehatan dan antara
sekunder yang didapatkan dari rekam medik pada ibu fasilitas kesehatan.
yang bersalin di RSUD Pademangan pada tahun 2017. Tujuan: Untuk menganalisa angka kejadian seksio
sesarea di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sitti Khadijah I
180
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Makassar periode Oktober – Desember 2018 medik ibu. Populasi sampel adalah semua pasien
berdasarkan klasifikasi robson. postpartum di ruang bersalin RSIA Sitti Khadijah 1
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Makassar periode Januari – Maret tahun 2019.
retrospektif observasional. Data diperoleh dari RSIA Diperoleh 925 subjek dengan metode total sampling.
Sitti Khadijah I Makassar dengan metode total Analisis statistik bivariat dilakukan menggunakan chi-
sampling. Didapatkan 1219 subjek yang dikelompokkan square. Analisis multivariat dilakukan menggunakan
dalam klasifikasi robson. Hasil penelitian dilaporkan analisis regresi logistik. Nilai p<0,05 dianggap
sesuai tabel laporan robson oleh Badan Kesehatan signifikan.
Dunia (WHO) Hasil: Selama bulan Januari sampai Maret 2019 di
Hasil: Terdapat 1219 perempuan yang bersalin di RSIA Khadijah 1 Makassar metode pervaginam yaitu
RSIA Sitti Khadijah I Makassar pada periode Oktober – 51%. Dari analisis univariat mayoritas pasien pada usia
Desember 2018, lebih dari separuh yaitu 618 (51%) < 35 tahun sebanyak 622 orang (67,2%), primitua 213
perempuan bersalin secara seksio sesarea dan 401
merupakan multipara (64.9%). Kelompok 5 (multipara jarak kehamilan < 2 tahun dan > 10 tahun sebanyak 453
dengan riwayat seksio sesarea) merupakan kelompok orang (49%) dengan riwayat obstetrik buruk 78 orang
dengan kontribusi terbesar (38.8%). Kelompok 2 (8,4%), bekas seksio sesarea sebanyak 222 orang (24%),
(nullipara dengan persalinan diinduksi atau seksio ibu dengan penyakit tertentu 23 orang (2,5%), gemelli
sesarea sebelum adanya tanda inpartu) dan 4 (multipara 17 orang (1,8%), kelainan presentasi bayi (bukan
dengan persalinan diinduksi atau seksio sesarea sebelum kepala) 74 orang (8%), kelainan plasenta sebanyak 46
adanya tanda inpartu) merupakan kontribusi terbesar orang (5%), preklampsia 162 orang (17,5%).
kedua dan ketiga dengan kontribusi sebesar 13.8 persen Selanjutnya dilakukan analisis bivariat dengan variabel
dan 13.6 persen. nilai p≤0,25 didapatkan paritas (p=0,086), jarak
Kesimpulan: sistem klasifikasi robson dapat kehamilan (p=0,000), dan presentasi janin (p= 0,045).
digunakan untuk menilai angka seksio sesarea pada Dilanjutkan analisis multivariat dengan nilai p≤0,05,
fasilitas kesehatan dan kelompok perempuan tertentu didapatkan jarak kehamilan (p=0,000) mempengaruhi
yang berkontribusi terhadap angka seksio sesarea metode persalinan.
sehingga dapat dilakukan intervensi yang dapat Kesimpulan: Jarak kehamilan meningkatkan
mengurangi angka kejadian seksio sesarea. risiko seksio sesaria sebesar 1,9 kali lipat pada ibu yang
bersalin di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar.
Kata kunci: Seksio sesarea, klasifikasi robson.
Kata kunci: Risiko persalinan, Seksio sesarea,
Partus pervaginam.
FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI
METODE PERSALINAN DI RUMAH SAKIT IBU
DAN ANAK SITTI KHADIJAH 1 MAKASSAR PENANGANAN KASUS OBSTETRI: SUATU
PEMBELAJARAN DARI BENCANA GEMPA
Andi Koneng Pratiwi, Nasrudin A Mappaware, PALU
Nugraha UP
Steven Aristida, Levina Chandra Khoe
Departemen Obstetri dan Ginekologi, Universitas
Hasanuddin Pada bulan September 2018, gempa dahysat meng-
guncang Palu, Indonesia, menimbulkan luka pada
Latar belakang: Risiko kehamilan merupakan ribuan orang, termasuk ibu hamil. Dalam situasi
suatu kondisi dimana terdapat gangguan pada kehamilan bencana, ibu hamil menghadapi berbagai kesulitan
yang berdampak pada ibu maupun janin pada saat hamil dalam mengakses layanan antenatal dan persalinan.
maupun pada persalinan sehingga perlu deteksi dini Tujuan artikel ini adalah membagikan pengalaman dan
untuk mengetahui faktor risiko kehamilan. Dengan pembelajaran dari rumah sakit lokal dalam menghadapi
mengetahui risiko kehamilan, selanjutnya dapat dinilai kasus obstetri setelah gempa Palu. Sumber data
bagaimana metode persalinan yang akan dilakukan diperoleh dari pengalaman pribadi dan laporan lokal
Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk dalam tujuh hari pertama pasca-gempa. Satu orang
menganalisis faktor risiko mempengaruhi Metode dokter kebidanan dan kandungan dikirim oleh Dinas
Persalinan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sitti Khadijah Kesehatan DKI Jakarta ke sebuah rumah sakit militer
1 Makassar yang melayani tantara dan masyarakat umum. Tim
Metode: Jenis penelitian ini yang digunakan medis menangani 37 ibu hamil dan 3 perempuan tidak
adalah studi observasional analitik dengan pendekatan hamil, serta melakukan 9 persalinan sesar dalam kondisi
kohort retrospektif dengan menggunakan data rekam dibawah standar, dimana tiga diantaranya berupa kasus
181
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
gawat darurat. Selain itu, kasus ruptur uteri juga dan 1 pasien dengan anemia dan hipertensi kronik.
ditemukan. Beberapa kendala operasional terjadi Kedua pasien dengan kelainan jantung mengalami
dikarenakan keterbatasan listrik dan air, yang penurunan kesadaran dan penurunan saturasi oksigen.
mengakibatkan kasus obstetri normal tidak dapat Kesimpulan: Non communicable disease
ditangani dengan optimal. Melalui artikel ini, penulis merupakan salah satu penyebab near missed pada ibu
mengharapkan hal ini menjadi pembelajaran bagi rumah dengan penyebab terbanyak adalah penyakit jantung
sakit dan dinas kesehatan untuk melakukan persiapan
kegawatdaruratan terhadap kasus obstetric dalam situasi Kata kunci: nearmissed, non communicable
bencana. disease
182
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Kata kunci: Retensio plasenta, paritas, status pendapatan keluarga per bulan dan stres kerja dengan
anemia. disfungsi seksual pada perawat wanita IGD RSUD
Sayang Cianjur pada tahun 2019
DISFUNGSI SEKSUAL PADA PERAWAT Kata kunci: Disfungsi seksual, perawat, instalasi
INSTALASI GAWAT DARURAT DI RUMAH gawat darurat.
SAKIT
Dave Orlando Gumay1, M. Wahyu Ferdian1, Titik PERSEPSI DOKTER SPESIALIS OBSTETRI DAN
Respati2 GINEKOLOGI TERHADAP VERSI LUAR
SEBAGAI MANAJEMEN KEHAMILAN DENGAN
1
Departemen Obstetrik dan Ginekologi Rumah Sakit PRESENTASI BOKONG
Umum Daerah Sayang Cianjur, 2Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Bandung I Made Pariartha, Rukmono Siswishanto, Nuring
Pangastuti
Latar belakang: Tenaga perawat merupakan
tenaga kesehatan dengan jumlah terbanyak Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr.
didayagunakan di berbagai fasilitas kesehatan salah Sardjito – FKKMK Universitas Gadjah Mada
satunya di rumah sakit. Perawat didominasi oleh
perempuan dan memiliki peran besar dalam bidang Latar belakang: Berbagai panduan me-
kesehatan. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang rekomendasikan versi luar sebagai manajemen
Cianjur merupakan rumah sakit rujukan utama di kehamilan dengan presentasi bokong dan sebaiknya
Kabupaten Cianjur dengan bagian instalasi gawat ditawarkan pada setiap klien dengan kehamilan
darurat (IGD) melayani pasien dengan jumlah sangat presentasi bokong cukup bulan. Banyak literatur
banyak yang memberikan beban kerja yang tinggi. menunjukkan peran versi luar menurunkan angka bedah
Beberapa penelitian menunjukkan perawat wanita yang sesar karena presentasi bokong.
bekerja shift seperti di IGD memiliki risiko tinggi Tujuan: Mengetahui persepsi Dokter Spesialis
mengalami disfungsi seksual. Obstetri dan Ginekologi di Yogyakarta tentang versi
Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui luar.
hubungan karakteristik perawat wanita di IGD dengan Metode: Survei dengan kuesioner yang telah
disfungsi seksual di RSUD Sayang Cianjur tahun 2019. divalidasi. Survei dilakukan dari Bulan Januari – Maret
Metode: Penelitian ini adalah deskriptif analitik 2019 pada Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi
observasional dengan pendekatan potong silang (cross- yang praktik di Yogyakarta
sectional). Subjek penelitian ini adalah total populasi Hasil: Tingkat pengembalian kuesioner sebesar
perawat perempuan di bagian IGD sebanyak 26 orang. 64.53%. Sebanyak 55.6% responden tidak pernah
Data dikumpulkan melalui koesioner Female Sexual melakukan versi luar, sedangkan hanya 42.6%
Function Index (FSFI) mengenai karakteristik dan responden yang percaya diri dalam melakukan versi
fungsi seksual. Penelitian dilakukan pada bulan maret – luar. Untuk kepatuhan terhadap panduan, untuk
april 2019. konseling, 50% responden menjawab tidak ada atau
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan mayoritas hampir tidak ada klien yang dikonseling tentang versi
subjek 53,8% berusia ≥30 tahun, 76,9% mengalami luar, hanya 9.3% responden yang mengkonseling
stres kerja sedang dan 57,7% melahirkan ≥ 3 kali. hampir semua atau semua klien. Untuk keunggulan
Sebanyak 23,1% menggunakan metode kontrasepsi versi luar, 50% responden menjawab tidak ada atau
hormonal, 34,6% memiliki riwayat penyakit kronis, dan hampir tidak ada klien yang diyakinkan tentang
73,1% menikah ≥10 tahun. Sebanyak 73,1% pendapatan keunggulan versi luar, hanya 11.1% responden yang
keluarga ≥ Rp.5.000.000 / bulan, 7,7% memiliki mampu meyakinkan hampir semua atau semua klien
pasangan dengan penyakit kronis dan 61,5% bekerja di tentang keunggulan versi luar. Untuk upaya versi luar
IGD >5 tahun. Berdasarkan fungsi seksual, 12 orang (baik merujuk atau melakukan sendiri), 61.1%
(46,2%) mengalami disfungsi seksual. Terdapat responden menjawab tidak ada atau hampir tidak ada
hubungan antara disfungsi seksual dengan kontrasepsi klien yang diupayakan untuk versi luar, hanya 11.2%
hormonal (p-value = 0,004, PR= 3,333), riwayat responden yang mengupayakan versi luar untuk hampir
penyakit kronik (p-value = 0,038 PR= 2,644), semua atau semua klien. Meskipun 70.4% responden
pendapatan keluarga per bulan (p-value = 0,026, PR= setuju bahwa versi luar merupakan tindakan yang baik
2,714), dan stres kerja (p-value = 0,026, PR= 13,000). untuk menurunkan angka bedah sesar karena presentasi
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara bokong, hanya 16.7% responden yang setuju bahwa
penggunaan kontrasepsi hormonal, penyakit kronis, setiap klien dengan presentasi bokong sebaiknya
183
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
menjalani versi luar. 74.1% responden merasa mampu (33.3%) berusia ≥35 tahun. Penyakit penyerta pada
memberikan konseling tentang versi luar, namun hanya kasus kematian terbanyak adalah sindrom HELLP 10
64.8% responden yang merasa mampu meyakinkan kasus dan diikuti oleh edema pulmo akut dan sepsis,
klien untuk memilih versi luar. masing-masing 8 kasus.
Kesimpulan: Sebagian besar responden setuju Kesimpulan: Case Fatality Rate preeklamp-
bahwa versi luar merupakan tindakan yang sesuai untuk sia/eklampsia di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun
menurunkan angka bedah sesar karena presentasi 2017 sebesar 3.77% dan tahun 2018 sebesar 2.61%.
bokong, namun kepatuhan dalam tiga aspek konseling,
meyakinkan dan mengupayakan versi luar untuk klien Kata kunci: Case fatality rate, preeklampsia,
dengan kehamilan presentasi bokong sangat rendah. eklampsia.
184
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
kunjungan antenatal tidak berpengaruh dalam terjadinya persalinan prematur, terutama pada ibu hamil dengan
kematian maternal. riwayat persalinan tersebut, sehingga dapat mengambil
tindakan lebih awal dan akan dapat menurunkan angka
Kata kunci: Kematian maternal, faktor mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi.
determinan.
Kata kunci: Prematur, inkompeten serviks,
gemelli.
LAPORAN KASUS: PENATALAKSANAAN
KEHAMILAN GEMELLI DENGAN RIWAYAT
PERSALINAN PREMATUR BERULANG DAN GAMBARAN KASUS KEMATIAN IBU DI RSUD
INKOMPETEN SERVIKS WANGAYA DENPASAR TAHUN 2016 - 2018
Winty Septiani, Dwi Budi Santoso I Wayan Angga Wiadnya1*, Gede Agus Hendra Sujana2
1
Dokter Umum, Dokter Spesialis Obstetri dan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar–
Ginekologi, RSUD Raja Ahmad Tabib Tanjungpinang Bali, 2Sub Divisi Obstetri & Ginekologi Sosial Bagian
Provinsi KEPRI Obstetri & Ginekologi/RSUD Wangaya, Denpasar–Bali
*Korespondensi: anggawiadnya99@gmail.com,
Latar belakang: Persalinan prematur adalah 081238125016
persalinan yang terjadi pada usia kehamilan setelah 20
minggu dan sebelum 37 minggu.1 Persalinan prematur Latar belakang: Kematian ibu merupakan
adalah penyebab utama kematian pada anak usia di masalah kesehatan yang harus diselesaikan bersama,
bawah 5 tahun. Menurut data WHO, diperkirakan 15 khususnya bagi negara berkembang. Angka kematian
juta bayi setiap tahun dilahirkan prematur dan jumlah ibu (AKI) merupakan indikator dalam menentukan
ini semakin meningkat, terutama di negara berkembang. derajat kesehatan masyarakat suatu negara. Upaya
Kejadian persalinan prematur 5% hingga 18% pada penurunan AKI terus dilakukan secara aktif dan
setiap kelahiran bayi. Data WHO 2018, menunjukkan membutuhkan dukungan seluruh pihak berwenang dan
Indonesia menduduki peringkat ke-5 dari 10 negara yang mempunyai kebijakan sehingga diharapkan dapat
dengan jumlah persalinan prematur terbesar.2 tercapai target secara keseluruhan dari segi penurunan
Inkompeten serviks termasuk salah satu faktor risiko jumlah maupun perbaikan kualitas hidup ibu.
terjadinya persalinan prematur. Pada kehamilan gemelli/ Tujuan: Mengetahui gambaran kasus kematian
multipel gestasi perlu mendapatkan perhatian lebih, ibu di RSUD Wangaya tahun 2016 - 2018.
mengingat kehamilan ini juga berperan dalam faktor Metode: Studi retrospektif deskriptif.
risiko persalinan prematur.3 Hasil: Jumlah kasus kematian ibu di RSUD
Tujuan: Menampilkan kasus penatalaksanaan Wangaya tahun 2016-2018 adalah 16 kasus.
kehamilan gemelli dengan riwayat persalinan prematur Berdasarkan karakteristik ibu, kematian ibu terbanyak
berulang dan inkompeten serviks dengan tatalaksana pada usia 20–35 tahun (62,50%) dan multiparitas (G>2)
sirkelase serviks dan mendapatkan hasil kelahiran hidup (62,50%). Penyebab kematian ibu terbanyak oleh karena
pada multipel gestasi. faktor non obstetrik (62,50%) dan faktor obstetrik
Laporan Kasus: Seorang wanita 22 tahun, (37,50%). Faktor obstetrik masih didominasi oleh
G3P2A0H0 gestasi 16 minggu, kehamilan gemelli perdarahan dan infeksi (18,75%), kasus kematian akibat
dengan riwayat persalinan prematur berulang dan preeklamsia pada 3 tahun berikut ini nihil dan penyebab
inkompeten serviks mengeluhkan nyeri perut bawah non obstetrik terbanyak Multiple Organ Failure
disertai keluarnya flek. Dilakukan USG transvaginal (25,00%), emboli (12,50%) dan lainnya seperti penyakit
dan didapatkan panjang serviks 15mm. Pasien jantung, penyakit paru, serebral dan Death on Arrival
dilakukan tatalaksana sirkelase serviks menggunakan (DOA) sebanyak (6,25%). Jumlah kasus kematian
teknik McDonald, pasien pulang tanpa komplikasi dan paling banyak (62,50%) terjadi pada masa nifas, dan
mendapatkan progesteron sediaan oral 2 x 200mg. sebagian besar bayi belum lahir sebanyak (37,50%).
Memasuki gestasi 34-35 minggu, pasien masuk rumah Kesimpulan: Jumlah kasus kematian ibu di RSUD
sakit dengan nyeri perut bawah, diikuti pecah ketuban. Wangaya mengalami fluktuasi pada tahun 2016-2018.
Pada pasien dilakukan operasi sesar segera karena salah Sebagian besar kasus kematian ibu disebabkan oleh
satu janin mengalami fetal distress. Kedua bayi pasien faktor non-obtetrik dengan jumlah kematian terbanyak
lahir dengan Apgar Score 7/9, berjenis kelamin terjadi pada masa nifas.
perempuan dan tidak didapatkan gangguan pernafasan.
Kesimpulan: AnteNatal Care sangat penting Kata kunci: AKI, kematian, ibu.
untuk mengetahui secara dini faktor-faktor risiko
185
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
KUALITAS PELAYANAN PRA-RUJUKAN DAN stromal edema. Mola komplit, parsial, dan invasive
RUJUKAN PADA KASUS KEMATIAN IBU DI mole merupakan bagian dari mola hidatidosa.
RSUP DR KARIADI SEMARANG TAHUN 2018 Tujuan: Untuk mengetahui perbandingan kejadian
mola komplit dan parsial 5 tahun terakhir di RSUP dr
Ferry Gunawan, Ratnasari Dwi Cahyanti Sardjito Yogyakarta.
Metode: Penelitian deskriptif yang dilakukan di
Departemen/KSM Obstetri Ginekologi, FK UNDIP Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP dr. Sardjito
/RSUP Dr. Kariadi Semarang Yogyakarta dari tahun 2014 - 2018. Kasus yang dicatat
adalah semua pasien yang didiagnosis mola hidatidosa
Tujuan: untuk mengidentifikasi kualitas dan belum mendapat tindakan serta terapi di fasilitas
pelayanan maternal pra-rujukan dan tempat rujukan kesehatan lain. Penelitian ini melihat kejadian mola
pada kasus kematian ibu di rumah sakit rujukan tersier. komplit dan parsial, gambaran usia pasien, paritas,
Metode: Penelitian retrospektif deskriptif dengan histopatalogi, serta kadar β - hCG sebelum dilakukan
menilai kualitas pelayanan kesehatan pra-rujukan dan tindakan.
rujukan pada kasus kematian ibu di RSUP Dr. Kariadi, Hasil: Didapatkan 25 subjek dengan diagnosis
Semarang. Data diambil dari 24 rekam medik pasien awal mola hidatidosa, namun dari diagnosis akhir
yang meninggal dan memenuhi definisi kematian ibu, berdasarkan hasil pemeriksaan patologi anatomi
selama periode 1 Januari 2018 – 31 Desember 2018. didapatkan 20 subyek (80%) dengan hasil histopatologi
Data kemudian dinilai penyebab kematian ibu dan mola hidatidosa, yaitu berupa 85% mola komplit, 5%
diidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap mola parsial, 5% invasive mola, dan 5% chorio-
kematian ibu. carcinoma. Diagnosis mola parsial pada penelitian ini
Hasil: Kematian ibu tertinggi di RSUP Dr. Kariadi selain dengan melihat hasil histopatologi, juga
Semarang tahun 2018 disebabkan oleh pre-eklampsia mempertimbangkan hasil ultrasonografi sebelum
dengan komplikasinya (37,5%). Kematian ibu di RSUP tindakan. Berdasarkan hal tersebut didapatkan kejadian
Dr. Kariadi terbanyak merupakan kematian ibu yang mola komplit lebih tinggi 5 kali dibandingkan dengan
dapat dicegah (87,5%). Tata kelola klinis yang tidak mola parsial dengan prosentase 75% dan 15%.
optimal di tempat pra-rujukan berkontribusi terbesar Mayoritas penderita mola komplit berusia 41 - 50 tahun
(66,7%) menyebabkan kematian ibu di tempat rujukan. (33,3%) sedangkan mola parsial berusia 31 - 40 tahun
Faktor lainnya adalah keterlambatan merujuk ke (66,6%). Sebagian besar mola komplit dan mola parsial
fasilitas kesehatan tersier (62.5 %) yang berkontribusi mempunyai paritas kurang dari 3, masing- masing
terjadinya kematian ibu. 73,3% dan 100%. Kadar awal β – hCG pada kelompok
Kesimpulan: Penelitian ini memberikan informasi mola komplit terbanyak di atas 100000 mIU/mL
tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap (53,3%), sedangkan mola parsial di bawah 100000
kematian ibu yang dapat dicegah. Perlunya peningkatan mIU/mL (66,6%).
kualitas pelayanan kesehatan pra rujukan agar mampu Kesimpulan: Kejadian mola komplit lebih banyak
memberikan penanganan yang optimal. daripada mola parsial. Mayoritas pasien mola komplit
dan parsial berusia 21 - 50 tahun dengan paritas kurang
Kata kunci: Kualitas pelayanan maternal, dari 3. Sebagian besar mola komplit mempunyai kadar
kematian ibu, pelayanan pra-rujukan dan rujukan. awal β – hCG di atas 100000 mIU/mL sedangkan pada
mola parsial di bawah 100000 mIU/mL.
Latar belakang: Mola hidatidosa merupakan Puskesmas Baruppu, Baruppu Selatan, Toraja Utara,
penyakit trofoblastik gestasional dengan karakterisitk Sulawesi Selatan, Indonesia
berupa proliferasi trofoblas dan vili koreales dengan
186
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Latar belakang: Program Indonesia Sehat dengan SUATU STUDI EPIDEMIOLOGI DAN TINJAUAN
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) merupakan salah satu PUSTAKA
program dari agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Salah Rahman Noor1, Edi Patmini2, Eugenius Phyowai G2
satu indikator Keluarga Sehat adalah keluarga meng-
1
ikuti program Keluarga Berencana (KB). Hanya ada Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis I
satu pertanyaan mengenai Keluarga Berencana (KB) di Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan
kuesioner Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah
Keluarga (PIS-PK), yaitu “Apakah saudara atau Mada, 2Staf Pengajar Program Pendidikan Dokter
pasangan Saudara menggunakan alat kontrasepsi atau Spesialis I Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran,
ikut program Keluarga Berencana?”. Tidak ada Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas
pertanyaan lanjutan mengenai Keluarga Berencana Gadjah Mada
(KB), seperti metode Keluarga Berencana (KB) yang
sedang aktif digunakan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Latar belakang: Mola hidatidosa merupakan
kecocokan pertanyaan tentang Keluarga Berencana kasus yang jarang. Insidensi di Amerika dan negara
dalam kuesioner Program Indonesia Sehat dengan berkembang kurang lebih 1 dari 1500 kelahiran hidup.
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di kecamatan Baruppu Komplikasi dari mola salah satunya adalah hipertiroid,
tahun 2018. prevalensinya di negara asia kurang lebih 7 %.
Metode: Penelitian ini merupakan deskriptif Tujuan: Untuk melihat persentase kejadian
kualitatif dengan pendekatan desain penelitian potong hipertiroid pada pasien mola hidatidosa dan
lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah pasangan dibandingkan dengan hasil penelitian di berbagai negara
usia subur (PUS) peserta KB di kecamatan Baruppu yang telah dipublikasikan.
tahun 2018, dengan besar sampel sebanyak 565. Data Metode: Penelitian deskriptif analitik dengan
diambil dari laporan kohort Keluarga Berencana (KB) menggunakan data rekam medis pasien mola hidatidosa
dan hasil rekapan pendataan Keluarga Sehat di yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode
kecamatan Baruppu tahun 2018. tahun 2014-2018. Pencarian literatur dilakukan secara
Hasil: Dalam penelitian ini didapatkan jumlah sistematis dengan kata kunci mole, hydatidiform mole,
keluarga yang mengikuti program Keluarga Berencana hyperthyroidism, dengan dengan mesin pencarian
(KB) di kecamatan Baruppu tahun 2018 adalah 400 dari pubmed dan cochrane
565 (70.8%) Pasangan Usia Subur (PUS). Berdasarkan Hasil: Penelitian menunjukkan kejadian mola
laporan kohort Keluarga Berencana (KB), 252 dari 400 hidatidosa di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun
(63%) Pasangan Usia Subur menggunakan KB Metode 2014-2018 sebanyak 25 kasus. Dari kasus tersebut
Jangka Pendek, yang terdiri dari Kondom, Suntik 3 persentase paling banyak pada usia ibu 20-35 (52%),
Bulan dan Pil. dengan sebagian besar pada usia kehamilan 9-16
Kesimpulan: Dari hasil rekapan pendataan minggu (59 %) dan rata-rata usia kehamilan 14 minggu.
Keluarga Sehat ini dapat terlihat bahwa indikator Persentase kejadian hipertiroid sebanyak 28 %. Dari
Keluarga Berencana (KB) telah mencapai target studi pustaka di dapatkan 2 penelitian tentang prevalensi
Keluarga Sehat, sehingga masuk kategori “Tidak hipertiroid pada mola, sementara pustaka lain berupa
Masalah”. Padahal peserta KB Aktif di kecamatan case report dan kajian pustaka. Presentase hipertiroid
Baruppu sebetulnya mayoritas KB Metode Jangka pada penelitian ini kurang lebih 3-10 kali lebih tinggi
Pendek dengan tingkat “berhenti pakai” yang tinggi. dibandingkan dengan studi pustaka di India, Romania
Sehingga, pertanyaan tentang KB di kuesioner PIS PK dan negara-negara asia pada umumnya dengan dengan
yang ada saat ini tidak cocok untuk menggambarkan persentase masing-masing 2,6%, 5 % dan 7%. Namun
angka Keluarga Berencana (KB) yang sesungguhnya demikian, hasil ini lebih rendah dibandingkan dengan
ada di masyarakat. Pertanyaan yang kurang mendetail penelitian yang diadakan di Turki (35%). Berdasarkan
ini memberikan data yang kurang akurat dan berujung usia kehamilan, rata-rata usia kehamilan saat ditegakan
pada tidak adanya intervensi yang sebetulnya diagnosis pada penelitian ini lebih tinggi di bandingakn
dibutuhkan. dengan rata-rata usia kehamilan pada penelitian di India
dan Turki.
Kata kunci: PIS-PK, BKKBN, KB. Kesimpulan: Persentase hipertiroid pada pasien
mola hidatidosa di RSUP Dr. Sardjito sebesar 28 %.
Persentase ini lebih tinggi dibandingkan dengan
TINGGINYA KEJADIAN HIPERTIROID PADA sebagian besar hasil temuan di literatur, tetapi lebih
MOLA HIDATIDOSA DI INDONESIA, APAKAH rendah dibandingkan dengan hasil temuan pada
KARENA KETERLAMBATAN DIAGNOSIS? penelitian yang dilakukan di Turki. Usia kehamilan saat
187
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
188
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
189
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
1
Dokter Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
MENENTUKAN CUT-OFF POINT KENAIKAN Permata Blora, 2Dokter Spesialis Obstetri dan
BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN UNTUK Ginekologi RSUD dr. R. Soetijono Blora
MEMPREDIKSI BAYI BERAT LAHIR RENDAH
PADA BAYI CUKUP BULAN DARI IBU DENGAN Latar belakang: Indikator terpenting dalam
INDEKS MASSA TUBUH KURANG rangka pembangunan kesehatan Indonesia adalah
Angka Kematian Ibu (AKI). Salah satu alat sebagai
Prayuna Putra, Vicky Admiral Aprizano, Risanto sarana dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan
Siswosudarmo untuk menurunkan dan mencapaian target AKI adalah
diterbitkannya buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas sebagai media meningkatkan pemahaman dan
Kedokteran, Universitas Gadjah Mada/RS Sardjito, pengawasan kesehatan sejak masa kehamilan. Faktanya
Yogyakarta buku KIA kurang digunakan secara efektif sehingga
hanya dijadikan aksesoris pencatatan saat antenatal care.
Tujuan: Untuk menentukan cut-off point kenaikan Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat
berat badan selama kehamilan (KBBSK) hubungannya gambaran deskriptif mengenai penggunaan serta
dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) pada bayi cukup pemahaman buku KIA oleh ibu hamil trimester III di
bulan dari ibu dengan indeks masa tubuh (IMT) kurang. RSU Permata Kabupaten Blora, sehingga dapat dijadi-
Metode: Merupakan penelitian potong lintang kan bahan evaluasi mengenai cara penggunaan buku
yang dilakukan di RS Sardjito dan 7 rumah sakit afiliasi KIA secara efektif.
di Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini memasukkan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian
120 perempuan yang memenuhi kriteria kelayakan. deskriptif kualitatif menggunakan survei kuesioner
Digunakan kurva ROC dan chi-square test untuk
analisis statistik. selama bulan April 2019. Sampel berjumlah 45
Hasil: Rerata dan deviasi standar IMT, KBBSK, menggunakan Teknik sampel seluruhnya (total
dan berat lahir bayi (BLB) masing-masing adalah 16,77 sampling) sesuai dengan kriteria inklusi.
± 0,93 kg/m2, 12,02 ± 4,60 kg dan 2942,14 ± 360,59 Hasil: Dari 45 responden 21 merupakan
gram. Jumlah bayi berat lahir rendah (BBLR < 2.500 primigravida dan 24 termasuk multigravida, 11% ibu
gram) adalah 8,3%. Kurva ROC menunjukkan bahwa hamil belum membaca sama sekali, masing-masing
cut-off point KBBSK dan kaitannya dengan bayi berat 16% dan 73% telah membaca seluruhnya dan hanya
lahir rendah adalah 9,5 kg. Analisis lanjut menunjukkan sebagian. Secara subyektif 51,1% telah paham
angka BBLR sebanyak 24,20% untuk KBBSK < 9,5 kg sedangkan 48,9% menyatakan belum paham. Secara
dibandingkan dengan 2,3% untuk KBBSK ≥ 9,5 kg. obyektif 35,5% memiliki pemahaman baik, 29%
Risiko terjadinya BBLR pada ibu dengan KBBSK ≥ 9,5 pemahaman sedang serta 35,5% pemahaman buruk.
kg lebih tinggi secara signifikan (RR 10,55; 95% CI Dari 35,5% yang memiliki pemahaman buruk mayoritas
2,36 – 47,11). adalah primigravida.
Kesimpulan: Cut-off point KBBSK untuk Kesimpulan: Secara garis besar penggunaan dan
menghindari kejadian bayi berat lahir rendah pada banyi pemahaman buku KIA oleh ibu hamil trimester III
cukup bulan pada ibu dengan IMT kurang adalah 9,5 masih belum efektif terutama ibu primigravida,
kg. Risiko memiliki bayi berat lahir rendah adalah 10,55 sehingga perlu dilakukan evaluasi metode penggunaan
kali lebih besar jika KBBSK di bawah 9,5 kg. buku KIA serta kemungkinan menyediakan aplikasi
KIA berbasis pada smartphone untuk meningkatkan
Kata kunci: BBLR, indeks masa tubuh kurang, minat membaca dan pemahaman KIA.
kenaikan berat badan selama kehamilan, bayi cukup
bulan. Kata kunci: Pemahaman, buku KIA, hamil
trimester III.
190
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
2
Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Undata, Objective: To define as significant, definable,
Palu2 structural and or developmental abnormalities observed
*Korespondensi: madeyudhaganesa@yahoo.com at birth.
Methods: The tests available are higly specific for
Latar belakang: Sectio caesarea (SC) adalah particular types of abnormalities. The accuracy of result
suatu tindakan pembedahan guna melahirkan janin and complication that might arise as aresult of these test
melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim. are highly operator-dependent. The closest to this ideal
Menurut World Health Organization (WHO), persalinan test in serum alpha feto protein (AFP) and serum ß-hCG
dengan tindakan sectio caesarea disejumlah negara quantitative measurements.
berkembang meningkat beberapa tahun terakhir. Result: Some anomalies are produced by
Tujuan: Untuk mengetahui jumlah persalinan identifiable environmental agents such as virus infection
dengan sectio caesarea di RSUD Undata pada tahun of the mother, specific chemical substances, including
2017, serta mengetahui karakteristik pasien yang hormones, or ionising radiation in utero (together they
menjalani sectio caesarea di RSUD Undata berdasarkan contribute 5 -6% or the total). Some are probably due to
usia, jumlah paritas, indikasi medis dan metode mutant gene (5%) on identifiable chromosomal
pembiayaan. aberration (10%), while 60 % are mulifactorial in origin.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode The incidence of anomalies of all types in human
penelitian deskriptif observasional. Sumber data fertilisation is probably much higher. Many estimate 60-
diperoleh melalui data sekunder berupa rekam medis 90 % of all infecundation to be lost early in gestasion. It
pasien yang menjalani persalinan sectio caesarea di is well accepted that from 45%-to 55% of all
RSUD Undata periode 1 Januari 2017 - 31 Desember spontaneous first trimester abortion have significant
2017. Teknik pengambilan sampel menggunakan chromosomal anomalies. Even though congenital
metode total sampling. malformation account for 2-7%of live born fetuses, they
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sectio account for about 20 %of perinatal mortality. Eighty per
caesarea dilakukan pada 132 pasien (27.27%) dari total cent, of these abnormalities occur in patients with no
484 persalinan pada tahun 2017 di RSUD Undata. risk factor and only 20% occur in women with risk
Sebagian besar pasien berada pada kelompok usia 20-34 factor. To date, we have no single ideal screening test to
tahun yaitu 90 kasus (68.18%), kelompok multiparitas detect all congenital abnormalities in all pregnant
sebanyak 64 kasus (48.49%), Indikasi sectio caesarea women.
terbanyak dengan faktor penyulit disproporsi kepala Conclusion: The number of conditions than can be
panggul sebanyak 21 kasus (15.90%) dan gawat janin detected antenatally is growing at a rapid rate. The
21 kasus (15.90%). Pasien bersalin dengan sectio obstetrician is responsible for identifying pregnant
caesarea di RSUD Undata periode tahun 2017 mayoritas women in need of genetic counselling and to refer these
menggunakan BPJS Kesehatan (96.97 %) sebagai patients at an appropriate time during gestation to the
sumber pembiayaan. proper facilities. Therefore, the obstetrician must be
Kesimpulan: Dari penelitian ini menunjukkan prepared 1) to identify specific genetic risks;n2) ti
bahwa angka sectio caesarea di RSUD Undata tahun discuss with the patient the implications of these the
2017 adalah sebesar 27.27 %. Sectio caesarea sebagian risks; and 3) to refer these patients at risk to adequate
besar dilakukan pada pasien yang berusia 20-34 tahun, facilities for expert counselling and further tests. The
kelompok multiparitas, dengan indikasi tersering akibat obstetrician should not assume the role of genetic
gawat janin dan disproporsi kepala panggul, serta counsellor because this is a medical skill that requires
mayoritas merupakan peserta BPJS Kesehatan. specialised training in human genetic.
Kata kunci: Karakteristik, sectio caesarea, RSUD Keywords: Mutant gene, chromosomal aberration,
Undata. genetic risks, genetic counsellor.
Department of Obstetrics and Gynecology, Faculty of Yonathan Siswo Pratama1, Zulkarnaen Tambunan2
Medicine Islamic University Syarif Hidayatullah,
Jakarta
191
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
1
Dokter Umum, Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan xyphoideus, batas bawah setinggi simfisis, batas kiri &
Nelayan, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo kanan LAA sinistra & dekstra, nyeri tekan (-), tanda
2
Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit cairan bebas (-). Inspekulo: portio livide, OUE tertutup,
Umum Daerah Tani dan Nelayan, Kabupaten Boalemo, fluor (-), fluxus (-), E/L/P (-). VT: portio lunak,
Provinsi Gorontalo posterior, pendataran 0%, dilatasi (-), kedua adneksa
tegang, teraba massa kistik, terfiksir. Dari USG
Salah satu penyebab komplikasi terbesar dari suatu didapatkan hamil 19 minggu janin gemeli hidup
kehamilan dan berujung pada kematian baik ibu ataupun intrauterin dengan Neoplasma ovarium kistik campur
bayi terbesar adalah preeklamsi. Tulisan ini bertujuan padat dekstra. CA 125 118.0 U/ml. Pasien didiagnosis
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi G1P0A0 hamil 19 minggu dengan neoplasma ovarium
terjadinya preeklamsi pada ibu hamil. Penelitian ini kistik campur padat dekstra janin tunggal hidup intra
merupakan penelitian deskriptif-analitik dengan uterin dan ditatalaksana dengan laparatomi + biopsi
pengambilan data secara case-control pada sampel potong beku.
kontrol 96 catatan rekam medik pasien ibu hamil yang Diskusi: Tumor adneksa pada kehamilan sangat
masuk ke IGD PONEK RSUD Tani dan Nelayan dan jarang. Massa atau kista ovarium pada kehamilan harus
sampel kasus 96 catatan rekaman medik ibu hamil dievaluasi secara akurat untuk mengidentifikasi pasien-
dengan diagnosis preeklamsia. Analisis data meliputi pasien yang membutuhkan tindakan pembedahan atau
analisis univariat dan analisis bivariat dengan pasien yang hanya perlu wait and see untuk terus
menggunakan chi-square. Hasil penelitian analisis dilakukan follow up. Ultrasonografi dan MRI
multivariat menggunakan regesi logistik dan hasilnya merupakan alat diagnostik yang akurat untuk mem-
menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kejadian bedakan lesi jinak dan ganas pada kasus tumor ovarium
preeklampsia adalah umur >35 tahun (OR: 2.96; 95% dalam kehamilan.2,12 Petanda tumor yang sering
CI: 1.519-5.782), jarak persalinan (OR: 2.61; 95% CI: dipakai untuk kanker ovarium: epitel (CA-125, CA 19-
1.368-4.994), obesitas (OR: 0.157) dan riwayat 9, CEA), Germ cell (AFP, HCG) dan sel granulosa
hipertensi (OR: 4.20; 95% CI: 2.042-8.642). Faktor (estradiol, alfa inhibin).16,19 Laparatomi eksplorasi
yang paling dominan berhubungan terhadap kejadian disertai dengan biopsi potong beku merupakan prosedur
preeklampsia pada ibu hamil adalah riwayat hipertensi. diagnostik paling berguna untuk memberikan penatala-
Saran yang dapat diberikan yaitu bagi instansi kesehatan ksanaan selanjutnya, apakah perlu kemoterapi dan
untuk dapat meningkatkan upaya promotif dan preventif kemudian akan dilanjutkan dengan surgical staging
dengan memberikan sosialisasi mengenai faktor-faktor setelah pasien melahirkan.
yang dapat menjadi risiko kejadian preeklampsia Kesimpulan: Keputusan untuk mengangkat tumor
sehingga kasus preeklampsia dapat dicegah secara dini. ovarium selama kehamilan harus dipertimbangkan
secara menyeluruh berdasarkan kondisi pasien.
Kata kunci: Preeklamsi, faktor penyebab pre-
eklamsi, hipertensi kehamilan.
Departement Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Moh. Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas
Hoesin Palembang Kedokteran, Universitas Gadjah Mada/RS Sardjito,
Yogyakarta
Latar belakang: Penggunaan ultrasonografi
(USG) rutin pada pelayanan antenatal dilaporkan Tujuan: Untuk menentukan cut-off point kenaikan
meningkatkan angka penemuan tumor ovarium.1 berat badan selama kehamilan (KBBSK) hubungannya
Laporan Kasus: Primigravida, 24 tahun datang dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) pada bayi cukup
dengan keluhan hamil kurang bulan dengan benjolan di bulan dari ibu dengan indeks masa tubuh (IMT) lebih.
perut yang semakin membesar sejak 2 bulan SMRS. Metode: Merupakan penelitian potong lintang
Status obstetri: Fundus uteri sulit dinilai, teraba massa yang dilakukan di RS Sardjito dan 7 rumah sakit afiliasi
(+), kistik, ± 44x22 cm, batas atas setinggi proc. di Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini memasukkan
192
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
205 perempuan yang memenuhi kriteria kelayakan. pembiayaan ditanggung oleh Jaminan Kesehatan
Digunakan kurva ROC dan chi-square test untuk Nasional (58,33%). Etiologi perdarahan pascasalin
analisis statistik. terbanyak adalah retensio plasenta (61,11%). Sebanyak
Hasil: Rerata dan deviasi standar IMT, KBBSK, 54,17% pasien perdarahan pascasalin pernah melakukan
dan berat lahir bayi (BLB) masing-masing adalah 27,44 1-4 kali kunjungan antenatal.
± 2,02 kg/m2, 10,57 ± 4,38 kg dan 3129,29 ± 406,67 Kesimpulan: Karakteristik pasien perdarahan
gram. Jumlah bayi berat lahir rendah (BBLR < 2.500 pascasalin yang tertinggi adalah pasien dengan usia 20-
gram) adalah 3.9%. Kurva ROC menunjukkan bahwa 35 tahun, multipara, kehamilan aterm, persalinan
cut-off point KBBSK dan kaitannya dengan bayi berat pervaginam, lulusan sekolah menengah pertama, dan
lahir rendah adalah 6,5 kg. Analisis lanjut menunjukkan ibu rumah tangga. Sebagian besar pasien bersalin di
angka BBLR sebanyak 15,2% untuk KBBSK < 6,5 kg puskesmas dan pembiayaan ditanggung oleh Jaminan
dibandingkan dengan 0,6% untuk KBBSK ≥ 6,5 kg. Kesehatan Nasional. Retensio plasenta merupakan
Risiko terjadinya BBLR pada ibu dengan KBBSK ≥ 6,5 penyebab utama perdarahan pascasalin. Sebanyak lebih
kg lebih tinggi secara signifikan (RR 24,20; 95% CI dari setengah pasien perdarahan pascasalin pernah
3,06 – 191,64). melakukan 1-4 kali kunjungan antenatal.
Kesimpulan: Cut-off point KBBSK untuk
menghindari kejadian bayi berat lahir rendah pada bayi Kata kunci: Perdarahan pascasalin, kematian ibu,
cukup bulan pada ibu dengan IMT lebih adalah 6,5 kg. retensio plasenta.
Risiko memiliki bayi berat lahir rendah adalah 24,20
kali lebih besar jika KBBSK di bawah 6,5 kg.
193
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
histopatologis pascaoperatif merupakan suatu masalah RSD Mangusada Badung periode 1 Januari 2016 – 31
dalam mengelola kasus tumor ganas ovarium. Desember 2018.
Tujuan: Melaporkan sebuah kasus karsinoma Metode: Penelitian Desktiptif yang dilakukan di
ovarium residif dengan kesan pemeriksaan histopatologi poliklinik kebidanan dan kandungan RSD Mangusada,
tidak ditemukan tanda keganasan pascaoperatif Badung dari 1 Januari 2016 – 31 Desember 2018.
sebelumnya. Sampel adalah semua kasus rujukan dari poliklinik
Laporan Kasus: Kami melaporkan kasus seorang kebidanan dan kandungan RSD Mangusada, Badung.
wanita usia 45 tahun dengan riwayat dua kali laparatomi Penelitian ini menggunakan data sekunder dari register
sebelumnya. Operasi pertama dilaksanakan bulan rujukan poliklinik kebidanan dan kandungan RSD
Februari tahun 2014 atas indikasi kista ovarium dekstra, Mangusada Badung dan rekam medis pasien.
didapatkan kesan pemeriksaan histopatologi “Follicular Hasil: Pada periode Januari 2016 – Desember
Cysts”. Operasi kedua dilaksanakan pada bulan Maret 2018, total pasien ginekologi di poliklinik obstetri dan
tahun 2015, dilakukan surgical staging tumor dengan ginekologi RSD Mangusada adalah 3876 pasien dengan
indikasi curiga tumor ovarium ganas dengan metastasis jumlah rujukan pasien adalah 451 pasien (12%).
secara klinis, akan tetapi dari pemeriksaan histopatologi Diagnosis kasus pada rujukan ginekologi terbanyak
didapatkan kesan “Cystadenoma Ovarii Muscinosum adalah kanker serviks, kista ovarium curiga ganas, dan
Multilokulare” dan “tidak tampak tanda keganasan”, kanker ovarium. Karakteristik pasien kanker serviks
sehingga pasien tidak ditatalaksana dengan kemoterapi adalah kelompok usia 41-50 memiliki jumlah terbesar
pascaoperatif. Pada bulan April 2019 pasien datang (40,3%), dengan stadium terbanyak adalah stadium III
dengan keluhan pertumbuhan massa baru, dari (59,2%), dan jenis histopatologi terbanyak adalah
pemeriksaan penunjang CT-Scan dan USG didapatkan epidermoid (71,7%). Untuk kanker ovarium, paling
kesan curiga tumor ovarium residif dengan metastase ke banyak ditemukan pada kelompok usia 41-50 (45,1%),
omentum serta asites masif. Pada tanggal 16 Mei 2019 dengan stadium terbanyak adalah stadium III (59,2%),
dilakukan optimal debulking dengan temuan residif dan jenis histopatologi terbanyak adalah epithelial
massa, asites, serta metastasis massa pada peritoneum (87,3%). Dan, kanker endometrium paling banyak
intra operatif. Dari hasil pemeriksaan histopatologi ditemukan pada kelompok usia 51-60 (53,9%), dengan
didapatkan kesan “ Muscinous Carcinoma dengan stadium terbanyak adalah stadium III (46,1%), dan jenis
metastasis ke umblikus, peritoneum, serta cairan asites” histopatologi terbanyak adalah adenokarsinoma (100%).
Dari seluruh kasus ginekologi yang dirujuk
Kata Kunci: Tumor ganas ovarium residif, merupakan kasus yang dicurigai suatu keganasan
Muscinous carcinoma ovarii maupun kasus yang telah terdiagnosis dengan
keganasan ginekologi dan memerlukan penanganan sub
divisi onkoginekologi serta pelayanan onkologi terpadu.
KARAKTERISTIK PASIEN RUJUKAN
ONKOGINEKOLOGI POLIKLINIK KEBIDANAN Kata Kunci: Rujukan, Onkologi ginekologi,
DAN KANDUNGAN RSD MANGUSADA pelayanan onkologi terpadu
BADUNG PERIODE JANUARI 2016-DESEMBER
2018
KEHAMILAN HETEROTOPIK: LAPORAN
Bagus Ngurah Brahmantara, Ida Bagus Made Kartha KASUS
194
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
compos mentis, tampak sakit sedang, tanda vital dalam perut semakin lama semakin membesar. Padap pasien
batas normal. Pada pemeriksaan abdomen, nyeri tekan ini dilakukan Histerektomi Total - Salpingoooforektomi
pada kuadran iliaka kiri. Tidak ada kelainan pada Sinistra dan Omentektomi. Hasil PA untuk tindakan
pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan ultrasonografi kedua ini adalah Malignant Luteinized Thecoma dengan
transvaginal menunjukan adanya massa adneksa dengan metastasis pada omentum.
hematokel dan kantong gestasi dengan fetus di dalam Kesimpulan: Kasus ini adalah ilustrasi dimana
uterus. Dalam observasi, pasien mengeluh nyeri perut sebuah tumor ovarium jinak dapat
hebat, sehingga dilakukan operasi laparotomi cito. berkembang menjadi ganas.
Penemuan intraoperatif didapatkan hematokel di tuba
kiri pars ampularis, sesuai dengan kehamilan ektopik Kata Kunci: Malignant Luteinized Thecoma,
lama, dilakukan salfingektomi tuba kiri. Post operatif, Thecoma
pasien stabil. Meskipun dalam beberapa kasus
pengangkatan fetus dapat ditunda beberapa minggu,
laparotomi dan pengangkatan fetus dilakukan secara FERTILITY SPARING SURGERY SEBAGAI
segera oleh karena adanya gejala akut abdomen. PILIHAN TERAPI PADA KANKER OVARIUM
Pemeriksaan histologi tidak dapat dilakukan oleh karena NON EPITELIAL USIA REPRODUKTIF:
keterbatasan fasilitas. Pasien dianjurkan untuk kontrol 2 TELAAH SISTEMATIS
minggu setelah operasi. Melalui laporan kasus ini, dapat
dipelajari bahwa deteksi dini dan terapi yang sesuai Erika Kusumawardani, M. Nailul Fahmi, Ardhanu
diperlukan dalam menatalaksana kehamilan heterotopik Kusumanto
terutama pada usia reproduktif.
Bagian Obstetri Dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran
Kata kunci: Kehamilan Heterotopik, Kehamilan Universitas Gadjah Mada, RSUP Dr. Sardjito
Kombinasi Yogyakarta
195
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
dibantu tersedia sebagai pilihan bagi pasien dengan Semarang. Adapun yang menjadi faktor resiko
kanker ovarium. Sedangkan untuk luaran onkologi kekambuhan adalah usia tua, nulipara, tidak memakai
berupa rekurensi dan kematian relatif kecil. KB dan jenis operasi suboptimal debulking.
Kata Kunci: ovarian cancer, fertility sparing Kata Kunci: kanker ovarii, rekuren, residif
surgery.
196
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
197
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
MULTIGRAVIDA HAMIL ATERM DENGAN seksio sesaria mengurangi angka perdarahan postpartum
MIOMA UTERI DI SEGMEN BAWAH RAHIM sebesar 10%. Penanganan pasien sudah cukup tepat
YANG DITATALAKSANA DENGAN SEKSIO sehingga menghasilkan luaran yang baik.
SESARIA DAN MIOMEKTOMI
Kata kunci: mioma uteri, seksio sesarea,
Riyan Wira Pratama, Amirah Novaliani, presentasi bokong
Peby Maulina Lestari
Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Moh. TINGKAT KEBERHASILAN PENGELOLAAN
Hoesin Palembang GERM CELL TUMOR OVARIUM DENGAN
MENGGUNAKAN OBAT-OBAT
Latar belakang: Mioma uteri pada kehamilan FORMULARIUM NASIONAL DI RSUP DR.
meningkatkan risiko abortus, dapat menghalangi KARIADI SEMARANG TAHUN 2014 – 2018
persalinan, meningkatkan risiko kelainan letak janin dan
implantasi plasenta, serta meningkatkan risiko atonia Indira Vitrianty1, T Mirza Iskandar2, Lubena3
uteri dan adesi plasenta.
1
Tujuan: Untuk melaporkan kasus kehamilan Residen PPDS-1 Obstetri dan Ginekologi Fakultas
dengan mioma uteri dan penatalaksanaannya kedokteran Universitas Diponegoro, RSUP Dr. Kariadi
Laporan Kasus: Seorang wanita, 31 tahun, Semarang, 2Staf Pengajar Divisi Ginekologi Onkologi
G3P2A0 hamil 38 minggu inpartu kala I fase aktif PPDS-1 Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
dengan riwayat pecah ketuban 6 jam + mioma uteri JTH Universitas Diponegoro, RSUP Dr.Kariadi Semarang
presentasi bokong anhidramnion. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan fundus uteri 2 cm di bawah processus Latar Belakang: Germ cell tumor ovarium adalah
xyphoideus (33 cm), memanjang, punggung kanan, pertumbuhan abnormal sel-sel germinal primitif dari
bokong, teraba massa padat di anterior uterus sebesar 13 indung telur dengan angka kejadian total sebesar 20-
x 10 cm, sementara dari pemeriksaan USG didapatkan 25% dari seluruh neoplasma ovarium dan mencakup 5%
kesan JTH 38 minggu presentasi bokong dengan massa dari seluruh neoplama ganas ovarium. Tatalaksana
hipoekoik berbatas tegas diduga mioma uteri pada penyakit dilakukan dengan melakukan surgical staging
corpus anterior segmen bawah rahim (13,2 x 9,0 cm) + untuk menentukan stadium penyakit dan kemoterapi. Di
anhidramnion dengan letak plasenta di corpus anterior. Indonesia, bleomycin, etoposide, cisplatin terdaftar
Intraoperatif dilakukan insisi pada segmen bawah rahim sebagai obat kemoterapi dalam formularium nasional
dibawah miom, melahirkan bayi dengan ekstraksi untuk pengobatan pasien germ cell tumor. namun
bokong. Lahir bayi hidup 2900 g. Mioma uteri penelitian efektivitas terapi germ cell tumor ovarium
subserosa pada corpus uteri anterior dengan ukuran 10 x dengan regimen formularium nasional di Indonesia
12 cm. Setelah plasenta lahir dilakukan ligasi arteri hingga saat ini masih terbatas
uterina bilateral dilanjutkan miomektomi. jumlah Tujuan: Mengetahui efektivitas pengelolaan germ
perdarahan 300 cc. tidak didapatkan perdarahan cell tumor ovarium dengan menggunakan obat-obatan
postpartum dan gangguan kontraksi uterus formularium nasional di RSUP Dr. Kariadi Semarang
Pada pasien ini, ditemukannya satu mioma uteri tahun 2014 – 2018
dengan ukuran>5 cm, terletak di segmen bawah rahim Metode: Penelitian ini adalah penelitian
merupakan indikasi untuk dilakukan miomektomi. observasional analitik dengan rancangan belah lintang,
Penundaan miomektomi pada pasien ini akan dilaksanakan di Bagian Kebidanan dan Penyakit
meningkatkan insiden partus prematurus, malpresentasi Kandungan di RSUP Dr. Kariadi Semarang, sejak
dan perdarahan postpartum pada kehamilan berikutnya. disetujui oleh komite etik hingga jumlah sampel
Dalam studi kasus, pasien dengan miomektomi selama terpenuhi. Sebanyak 68 orang dengan germ cell
operasi sesar, involusi uterus adalah normal pada semua karsinoma diikutkan kedalam penelitian. Status remisi,
pasien dan tidak ada perdarahan intraoperatif yang usia, jenis pengobatan dan korelasi antara pengobatan
secara signifikan lebih tinggi daripada kasus kontrol. dan residivitas kanker dilakukan analisis.
Studi lain telah menunjukkan bahwa miomektomi Hasil: Dari 76 pasien, 51 (67.1%) mengalami
sebagai operasi terpisah selama operasi sesar remisi dengan pengobatan dan 15 orang dari kelompok
meningkatkan tingkat perdarahan sebesar 10% remisi (19.7%) dinyatakan residif. Rentang usia germ
Kesimpulan: Kehamilan dengan mioma uteri cell tumor adalah 35-50 tahun, dimana sebagian besar
meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada ibu dan pasien menjalani terapi operasi dan kemoterapi.
janin. Seksio sesaria disertai miomektomi merupakan Terdapat korelasi negatif secara signifikan dengan
tindakan yang memerlukan pertimbangan, persiapan, kekuatan korelasi yang lemah antara pengobatan dan
serta kemampuan operator yang baik. Miomektomi saat status residif kanker.
198
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Latar belakang: Tumor trofoblastik gestasional Latar belakang: Leukemia granulositik kronik
adalah lesi malignan yang berasal dari vili plasenta dan (LGK) dikenal sebagai kelainan myeloproliferatif
trofoblas extravili. Tumor trofoblastik gestasional dengan ekspansi klonal dari sel-sel progenitor
Stadium I,II, dan III dengan skor FIGO <7 diobati hematopoetik primitif yang telah bertansformasi. LGK
dengan agen tunggal Methotrexate. Dalam kasus merupakan salah satu keganasan hematologis yang
resistensi, kemoterapi diubah menjadi actinomycin D paling sering ditemukan pada orang dewasa terutama
atau kemoterapi multiagen.. Resistensi kemoterapi ini pada kelompok usia yang lebih tua, dan jarang ditemui
menyebabkan pasien menerima siklus berulang pada wanita di usia reproduksi. Kehamilan dan kanker
kemoterapi yang tidak efektif. adalah situasi yang kompleks. Manajemen LGK pada
Tujuan: Menentukan faktor-faktor yang kehamilan merupakan masalah yang rumit karena
mempengaruhi resistensi kemoterapi agen tunggal berpotensi menyebabkan efek samping yang buruk pada
methotrexate pada tumor trofoblas gestasional stadium ibu dan fetus.
I, II, dan III dengan skor FIGO <7. Kasus: Seorang perempuan 25 tahun, nulipara
Metode: peneliitian ini merupakan penelitian dikonsulkan oleh departemen Penyakit Dalam dengan
observasional analitik dengan rancangan potong lintang. kecurigaan leukemia akut. Pasien mengeluh keringat
Data diambil secara retrospektif dari rekam medis malam hari dan kelelahan yang bersifat kronis, dan
pasien Tumor Trofoblas Gestasional stadium I, II dan nafsu makan berlebih semenjak kehamilan trimester
III dengan skor FIGO <7 yang menjalani kemoterapi pertama. Demam malam hari mencapai 38*C. Pada usia
methotrexate 50 mg agen tunggal di RSUP Dr. Hasan kehamilan 28 minggu, pasien mengeluh mual muntah,
Sadikin Bandung periode 1 Januari 2013 - 30 Desember ketidakmampuan menelan, dan dirawat di rumah sakit
2018 sebanyak 249 pasien, yang dikelompokkan setempat dengan nilai leukosit mencapai 100.000/µL
menurut respon klinis menjadi respon komplit dan tanpa investigasi lainnya. Pada usia kehamilan 35
resisten. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon minggu, pasien datang ke rumah sakit setempat dengan
klinis dianalisis menggunakan SPSS versi 24.0 for keluhan utama demam tinggi persisten. Pada
Windows. pemeriksaan lebih lanjut, nilai leukosit mencapai
Hasil: Respon komplit terhadap methotrexate 50 200.000/µL, dan pasien di rujuk ke Rumah Sakit Cipto
mg diselingi dengan pemberian folinic acid 15 mg Mangunkusumo (RSCM). Dilakukan pemeriksaan darah
selama 8 hari setiap dua minggu sebanyak 195 pasien, lengkap dengan hasil: nilai sel darah putih 308.510/µL;
dan 54 pasien resisten terhadap methotrexate sebagai hemoglobin 8.1 g/L; hematokrit 22.9%, volum rata-rata
agen tunggal kemoterapi diubah menjadi multiagen kopsular 81fL; lebar distribusi sel darah merah 17.2%,
dengan atau tanpa pembedahan. Perlawanan untuk platelet 628.000/µL. Pasien mengeluhkan sesak nafas,
kemoterapi methotrexate agen tunggal dikaitkan dengan pandangan kabur, kontraksi ireguler dan spotting yang
peningkatan β-hCG sebelum terapi (P=0.010), durasi semakin memburuk sejak 1 hari sebelum masuk rawat
interval penyakit (P=0.001), peningkatan stadium inap. Pasien didagnosa sebagai retinopati leukemik
dikarenakan oleh perdarahan bilateral dot blot dan Roth
199
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
GAMBARAN HASIL HPV TEST DENGAN PAP Latar belakang: Penyakit Trofoblastik
TEST PADA PASIEN DENGAN LESI Gestasional (PTG) merupakan sekelompok kondisi
PRAKANKER SERVIKS DI RSUP DR M DJAMIL kelainan dalam kehamilan yang spektrumnya dari mola
PADANG hidatidosa sampai keganasan yang disebut Penyakit
Trofoblastik Maligna (PTM). Pilihan rejimen terapi
Angga Trifianda Prima1*, Andi Friadi2 PTM didasarkan pada FIGO/WHO prognostic scoring
system. Pada kasus metastasis vagina dengan
1
Bagian Obstetri dan ginekologi, Fakultas Kedokteran perdarahan masif dapat dipertimbangkan pemberian
Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, radioterapi hemostasis dengan EBRT konvensional
Indonesia, 2Subbagian Ginekologi Onkologi, Bagian yang bersifat lokal terbatas pada vagina sehingga
Obstetri dan ginekologi, Fakultas Kedokteran diharapkan aman dan tidak menyebabkan kerusakan
Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, fungsi ovarium pada pasien wanita usia subur yang
Indonesia masih mengharapkan keturunan.
*Koresponden: angga_boujank@gmail.com Tujuan: Melaporkan keberhasilan kehamilan pada
kasus PTM low risk metastasis kornu kanan, adneksa,
Tujuan: Mengetahui gambaran hasil HPV Test dan vagina disertai perdarahan masif yang ditatalaksana
dengan PAP Test pada pasien dengan lesi prakanker dengan kemoterapi rejimen tunggal dan EBRT
serviks di RSUP Dr M Djamil Padang. konvensional.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode Kasus: Wanita 30 tahun, P1A1, memiliki riwayat
deskriptif dengan sampel seluruh pasien dengan lesi abortus (blighted ovum) 7 bulan yang lalu dan diagnosis
prakanker serviks yang memiliki hasil HPV test dan saat ini adalah PTM low risk (skor 4) metastasis kornu
PAP test di RSUP Dr. M. Djamil Padang selama kanan, adneksa, dan vagina. Hasil MRI menunjukkan
periode 1 Januari 2016 – 31 Desember 2018. Data massa padat di anterior vagina sugestif maligna. Terapi
diambil dari rekam medis pasien yang mencakup yang diberikan adalah kemoterapi rejimen tunggal
diagnosis, hasil PAP test dan HPV test. dengan metotreksat 0.4mg/kgBB/hari (intramuskular).
Hasil: Selama periode penelitian didapatkan 80 Terapi radiasi hemostasis dengan EBRT konvensional
pasien dengan hasil PAP test mengarah kepada lesi (dosis total 30 Gy terbagi dalam 10 fraksi) yang bersifat
prakanker serviks. Dari 80 pasien hanya 4 kasus dengan lokal terbatas pada vagina diberikan sewaktu pasien
hasil HPV test positif. mengalami perdarahan pervaginam masif saat menjalani
Kesimpulan: Pada penelitian ini banyak kemoterapi. Jarak antara batas atas paparan radiasi
didapatkan lesi prakanker serviks dengan hasil HPV test (serviks) dengan kedua adneksa adalah lebih dari 4cm.
negatif Setelah 4 siklus kemoterapi, terapi dilanjutkan dengan 2
200
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
siklus kemo-konsolidasi dan penggunaan kontrasepsi pada 115 (48,7%) kasus. Jenis Patologi Anatomi
oral selama 1 tahun. Pemantauan nilai βhCG selanjutnya tersering kanker ovarii adalah epithelial dan mencakup
dalam batas normal. Tepatnya 18 bulan pasca 180 (76,3%) kasus. Stadium kanker ovarium terbanyak
pengobatan, pasien hamil kembali dan telah melahirkan adalah stadium IIIC sebanyak 125 (53%) kasus.
bayi kembar. Rekurensi kanker ovarium ini didapatkan dari evaluasi
Kesimpulan: Penegakkan diagnosis PTM harus temuan USG berupa ascites maupun massa dan
dilakukan sedini mungkin. Adanya metastasis vagina peningkatan marker keganasan (Ca 125 atau LDH),
tidak meningkatkan skor risiko sesuai dengan secara berurutan pada 134 (56,7%), 49 (20,8%), dan 168
FIGO/WHO scoring. Dengan demikian, tatalaksana (71,2%) kasus.
dengan kemoterapi rejimen tunggal telah cukup Kesimpulan: Kanker Ovarium me-rupakan salah
adekuat. Pemberian EBRT konvensional pada kasus satu keganasan gineko-logi dengan tingkat kekambuhan
metastasis vagina dengan perdarahan masif yang cukup tinggi selama 3 tahun di RSUP Dr. Kariadi
menunjukkan luaran yang baik dalam hal hemostasis Semarang. Adapun yang menjadi faktor resiko
dan mempertahankan fungsi fertilitas. kekambuhan adalah usia tua, nulipara, tidak memakai
KB dan jenis operasi suboptimal debulking.
Kata kunci: Penyakit Trofoblastik Maligna
(PTM), kemoterapi, External Beam Radiation Therapy Kata kunci: Kanker ovarii, rekuren, residif.
(EBRT).
201
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
MALIGNANT LUTEINIZED THECOMA: Latar belakang: Germ cell tumor ovarium adalah
SEBUAH KASUS JARANG pertumbuhan abnormal sel-sel germinal primitif dari
indung telur dengan angka kejadian total sebesar 20-
Dwinda Rizary, Andi Friadi 25% dari seluruh neoplasma ovarium dan mencakup 5%
dari seluruh neoplama ganas ovarium. Tatalaksana
Divisi Onkologi Ginekologi Departemen Obstetri Dan penyakit dilakukan dengan melakukan surgical staging
Ginekologi, Rs Internasional M. Djamil, Padang, untuk menentukan stadium penyakit dan kemoterapi. Di
Sumatera Barat Indonesia, bleomycin, etoposide, cisplatin terdaftar
sebagai obat kemoterapi dalam formula-rium nasional
Latar belakang: Thecoma atau tumor sel teka untuk pengobatan pasien germ cell tumor. namun
merupakan neoplasma ovarium jinak yang terdiri dari penelitian efektivitas terapi germ cell tumor ovarium
hanya sel merupakan tumor yang memproduksi estogen dengan regimen formularium nasional di Indonesia
dan banyak terjadi pada wanita usia tua (usia rata-rata hingga saat ini masih terbatas
59 tahun; 84% setelah menopause), namun dapat terjadi Tujuan: Mengetahui efektivitas pengelolaan germ
pada usia berapa saja. Dalam beberapa kasus dapat cell tumor ovarium dengan menggunakan obat-obatan
terjadi pada usia ≤ 30 tahun (kebanyakan tipe luteinized formu-larium nasional di RSUP Dr. Kariadi Semarang
thecoma); namun jarang pada usia pubertas. pasien tahun 2014 – 2018
biasanya datang dengan keluhan perdarahan per- Metode: Penelitian ini adalah penelitian
vaginam. Rata-rata 20% penderita juga terkait dengan observasional analitik dengan rancangan belah lintang,
karsinoma endometrium. sebagai catatan, thecoma juga dilaksanakan di Bagian Kebidanan dan Penyakit
merupakan tumor yang bersifat androgenic sekitar 10% Kandungan di RSUP Dr. Kariadi Semarang, sejak
kasus. Malignant luteinized thecoma adalah merupaka disetujui oleh komite etik hingga jumlah sampel
kasus tumor ovarium yang sangat jarang. terpenuhi. Sebanyak 68 orang dengan germ cell
Tujuan: Melaporkan sebuah kasus jarang. karsinoma diikutkan kedalam penelitian. Status remisi,
Laporan kasus: Kami melaporkan senuah kasus usia, jenis pengobatan dan korelasi antara pengobatan
“malignant luteinized the-coma” pada wanita dan residivitas kanker dilakukan analisis.
postmenopause usia 53 tahun yang telah dilakukan Hasil: Dari 76 pasien, 51 (67.1%) mengalami
laparotomi atas indikasi tumor ovarium dengan hasil remisi dengan pengobatan dan 15 orang dari kelompok
PA: Thecoma. Saat ini pasien kembali datang mengeluh remisi (19.7%) dinyatakan residif. Rentang usia germ
perut semakin lama semakin membesar. Padap pasien cell tumor adalah 35-50 tahun, dimana seba-gian besar
ini dilakukan Histerektomi Total - Salpingoooforektomi pasien menjalani terapi operasi dan kemoterapi.
Sinistra dan Omentektomi. Hasil PA untuk tindakan Terdapat korelasi negatif secara signifikan dengan
kedua ini adalah Malignant Luteinized Thecoma dengan kekuatan korelasi yang lemah antara pengobatan dan
metastasis pada omentum. status residif kanker.
Kesimpulan: Kasus ini adalah ilustrasi dimana Kesimpulan: Pengelolaan germ cell tumor
sebuah tumor ovarium jinak dapat berkembang menjadi ovarium di RSUP Dr. Kariadi dengan obat-obatan
ganas. formularium nasional cukup efektif
Kata kunci: Malignant luteinized thecoma, Kata kunci: Germ cell tumor ovarium,
thecoma. formularium nasional, remis.
202
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Tendi Robby Setia, Siti Salima Nessyah Fatahan1, Laila Nuranna1, Gatot Purwoto1,
Widyaningsih2
Divisi Onkologi Ginekologi Dept Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas
Padjadjaran/RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung Kedokteran Universitas Indonesia, Poli IVA, Puskesmas
Kecamatan Senen, Jakarta Pusat
Latar belakang: Tumor trofoblastik gestasional
adalah lesi malignan yang berasal dari vili plasenta dan Latar belakang: Inspeksi Visual dengan Asam
trofoblas extravili. Tumor trofoblastik gestasional Asetat (IVA) adalah metode deteksi dini kanker serviks
Stadium I, II, dan III dengan skor FIGO <7 diobati untuk menemukan lesi prakanker serviks yang
dengan agen tunggal Methotrexate. Dalam kasus dinyatakan dengan IVA positif. Salah satu faktor
resistensi, kemoterapi diubah menjadi actinomycin D risikonya adalah riwayat infeksi menular seksual
atau kemoterapi multi-agen. Resistensi kemoterapi ini (termasuk HIV). Hal ini juga diduga berdampak pada
menyebabkan pasien menerima siklus berulang lama proses pemulihan paska krioterapi sebagai salah
kemoterapi yang tidak efektif. satu metode pengobatan IVA positif.
Tujuan: Menentukan faktor-faktor yang Tujuan: Untuk mengetahui keterlibatan HIV pada
mempengaruhi resistensi kemoterapi agen tunggal kesembuhan kasus IVA positif yang telah diterapi
methotrexate pada tumor trofoblas gestasional stadium dengan krioterapi.
I, II, dan III dengan skor FIGO <7. Laporan Kasus: Ny. A, 35 tahun datang ke poli
Metode: peneliitian ini merupakan penelitian IVA Puskesmas Kecamatan Senen setelah mendapat
observasional analitik dengan rancangan potong lintang. rujukan dengan hasil IVA positif. Klien mengeluhkan
Data diambil secara retrospektif dari rekam medis keputihan berbau, kental namun tidak gatal. Klien sudah
pasien Tumor Trofoblas Gestasional stadium I, II dan menikah selama 2 tahun dengan riwayat menikah 1 kali
III dengan skor FIGO <7 yang menjalani kemoterapi begitupun pasangannya. Pada pemeriksaan inspekulo,
methotrexate 50 mg agen tunggal di RSUP Dr. Hasan didapatkan keputihan kental yang menutupi serviks.
Sadikin Bandung periode 1 Januari 2013 - 30 Desember Pemeriksaan dilanjutkan untuk menilai infeksi menular
2018 sebanyak 249 pasien, yang dikelompokkan seksual (IMS) dan IVA. Hasil pemeriksaan didapatkan
menurut respon klinis menjadi respon komplit dan PMN positif, HIV negatif, IVA positif. Klien diterapi
resisten. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon dengan krioterapi selama 11 menit. Setelah pengobatan,
klinis dianalisis menggunakan SPSS versi 24.0 for pasien diedukasi tidak bersenggama selama 1 bulan dan
Windows. diberi antibiotik untuk mengobati IMS untuk klien
Hasil: Respon komplit terhadap methotrexate 50 maupun pasangan. Satu bulan kemudian, saat kontrol
mg diselingi dengan pemberian folinic acid 15 mg pertama, tampak serviks masih radang dan berdarah.
selama 8 hari setiap dua minggu sebanyak 195 pasien, Petugas medis mengarahkan untuk kontrol 2 minggu
dan 54 pasien resisten terhadap methotrexate sebagai setelah pengobatan krioterapi dan melakukan
agen tunggal kemo-terapi diubah menjadi multi-agen pemeriksaan HIV pada pasangan. Hasil inspekulo ke 2
dengan atau tanpa pembedahan. Perlawanan untuk tetap sama dan hasil pemeriksaan HIV suami positif.
kemoterapi methotrexate agen tunggal dikaitkan dengan Klien dan pasangan dirujuk ke poli VCT untuk
peningkatan β-hCG sebelum terapi (P=0.010), durasi mendapatkan terapi dan konseling lanjutan. Klien
interval penyakit (P=0.001), peningkatan stadium diminta untuk mengulang pemeriksaan HIV 3 bulan
(P=0.0001), dan histopatologi choriocarci-oma selanjutnya karena dicurigai dalam window periode.
(P=0.002). Saat klien melakukan pemeriksaan pada bulan ke empat
Kesimpulan: Peningkatan β-hCG sebelum terapi, didapatkan hasil HIV positif. Selanjutnya, klien dan
durasi interval penyakit, peningkatan stadium, dan pasangan mendapatkan terapi ARV, dan hasil
histopatologi choriocarcinoma mempengaruhi Resisten- pemeriksaan 6 bulan setelah krioterapi adalah IVA
si Kemoterapi Agen Tunggal Methotrexate. negatif.
Kesimpulan: Analisis kondisi pemulihan pasca
Kata kunci: Tumor trofoblas gestasional, pengobatan krioterapi yang memanjang perlu
methotrexate, resistensi. mempertimbangkan adanya faktor lain yang
203
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
mempengaruhi seperti keterlibatan penyakit infeksi evakuasi dalam menentukan potensi terjadinya TTG
menular yaitu HIV. (Tumor Trofoblas Gestasional) Penelitian bertujuan
mengetahui faktor risiko kejadian TTG pasca evakuasi,
Kata Kunci: HIV, IVA, Krioterapi. sehingga dapat digunakan untuk memprediksi penderita
molahidatidosa yang berkembang menjadi TTG atau
kembali normal.
TUMOR SEL JUVENILE SERTOLI-LEYDIG Metode: Menggunakan studi case control
DENGAN KLINIS MENSTRUASI MEMANJANG: retrospektif dalam waktu 1 Agustus 2013 - 1 Agustus
SEBUAH LAPORAN KASUS JARANG 2018. Populasi penelitian, penderita molahidatidosa
yang datang dan dirawat pada Obstetri dan Ginekologi
Jessica Octaviani, Sylahuddin RSHS. Kriteria inklusi, pasien molahidatidosa yang
berkembang menjadi TTG (kasus), pasien mola-
Tumor sel Sertoli-Leydig merupakan tumor stroma sex- hidatidosa yang mengalami regresi (kontrol), data
cord ovarium terkait seks yang berkembang dari sel-sel rekam medis pasien terisi lengkap dan dapat ditemukan.
induk ovarium. Tumor stroma sex-cord ovarium Kriteria eksklusi, pasien molahidatidosa yang ditata-
memiliki angka prevalensi sangat jarang (1,2% dari laksana dengan histerektomi, rekam medis pasien tidak
seluruh jenis sel kanker ovarium) dengan tumor sel terisi lengkap dan tidak ditemukan.
Sertoli-Leydig memiliki prevalensi < 0,5% dari semua Hasil: Terdapat 59 pasien high risk, dan 67 pasien
neoplasma ovarium primer. Tumor ini dapat low risk. Probabilitas 0,015 (< 0,05) terdapat hubungan
bermanifestasi jinak atau ganas, serta pada umumnya signifikan antara usia dengan kejadian tumor trofoblas.
ditemukan pada stadium I. Sekitar 75% jenis sel tumor Probabilitas 0,031, terdapat hubungan signifikan antara
ini terjadi pada wanita usia < 40 tahun dengan rerata paritas dengan kejadian tumor trofoblas. Dengan uji
usia 25 tahun. Tumor ini ditandai dengan manifestasi Fisher Exact didapatkan terdapat hubungan bermakna
androgenik (pada 80% penderita) dan virilisasi meski antara kadar βHCG praevakuasi dengan kejadian TTG
tidak semua neoplasma ini aktif secara fungsional. (OR=48,6 p value =0,000), dan hubungan bermakna
Manifestasi estrogenic juga dapat terjadi seperti antara gambaran PA dengan kejadian TTG (OR=56,00 p
pubertas prekoksia, hiperplasia endometrium, perdarah- value=0,000). Nilai OR gambaran PA terhadap kejadian
an uterus abnormal, polip endometrium, menstruasi TTG adalah 56,00. Dengan uji Spearman Correlation
memanjang, edema generalisata, peningkatan berat terdapat hubungan yang bermakna antara kadar βHCG
badan, dan hipertrofi payudara. Secara histopatologi, Praevakuasi dengan gambar an PA (OR= 6,85 p value
jenis sel ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu diferensiasi <0, 001).
baik, sedang, dan buruk dengan komponen heterogen. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna
Prognosis ditentukan oleh stadium saat pasien antara usia, paritas, BHCG, Patologi Anatomi, dengan
ditemukan. Kami melaporkan sebuah kasus anak remaja kejadian TTG pasca evakuasi molahidatidosa. Dari
muda dengan keluhan menstruasi memanjang, disertai analisis multivariat dengan uji regresi logistic
gejala virilisasi seperti hirsutisme dan klitoromegali. didapatkan bahwa BHCG dan PA yang merupakan
faktor risiko TTG.
Kata kunci: Sel Sertoli-Leydig, virilisme,
klitoromegali. Kata kunci: Molahidatidosa, tumor trofoblas
gestasional, faktor risiko.
Islami IPN, Suardi D, Syam HH, Ritonga MA Hari Sandi Sumardi Wiranegara, Hariyono Winarto
204
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
penyebab utama kematian akibat kanker pada Latar belakang: Kanker tuba fallopii primer
perempuan. Banyak bukti menunjukkan bahwa kanker (PFTC) adalah keganasan ginekologi yang langka.
ovarium umumnya dalam pengaruh stress oksidatif. Insidensi kanker ini bervariasi mulai dari 0,14 hingga
Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1,8% dari semua kanker ginekologi. Pasien mungkin
aktivitas stress oksidatif melalui pengukuran enzim asimptomatik atau datang dengan discharge serosa,
Superoxide Dismutase (SOD) dan kadar Malondi- perdarahan per vagina, dan nyeri atau massa perut.
aldehyde (MDA) pada penderita keganasan ovarium Kurangnya kecurigaan klinis, dan keterlambatan terapi
dibandingkan dengan penderita tumor jinak ovarium. dapat menyebabkan prognosis yang lebih buruk pada
Penelitian dilakukan dengan uji potong-lintang yang pasien.
dilaksanakan di Ruang Rawat Kebidanan Ginekologi Laporan Kasus: kami melaporkan kasus
RSCM Jakarta, RS Persahabatan Jakarta dan RS mengenai seorang wanita pasca menopause berusia 69
Fatmawati Jakarta pada Juli hingga Desember 2018. tahun dengan karsinoma tuba fallopii primer. Pasien
Seluruh penderita keganasan ovarium dan penderita mengeluh perdarahan vagina. Pap smear pasien normal,
tumor jinak ovarium yang memenuhi kriteria temuan ultrasonografi transvaginal (TV-US) memberi
diikutsertakan dalam penelitian ini. Sampel darah kesan sindrom asherman. Dari pemeriksaan
penderita tumor ovarium diambil sebelum dilakukan Hysteroscopic, hasilnya tidak meyakinkan. Dilakukan
operasi, lalu sampel dilakukan pengukuran kadar SOD histerektomi abdominal total, salfingooforektomi
dan MDA. Terdapat 35 penderita keganasan ovarium bilateral (TAH-BSO). Hasil histopatologisnya adalah
dan 43 penderita tumor jinak ovarium yang karsinoma tuba fallopii endometrioid berdiferensiasi
diikutsertakan dalam penelitian ini. Rerata atau median sedang-berat. Setelah operasi, pasien melakukan
kadar SOD dan MDA pada penderita keganasan kemoterapi berbasis platinum (6 siklus).
ovarium adalah 1,23 (0,24 – 5,709) dan 0,803 ± 0,316, Kesimpulan: pembedahan adalah terapi pilihan
sementara rerata atau median kadar SOD dan MDA untuk PFTC dan dilanjutkan dengan siklus kemoterapi
pada penderita tumor jinak ovarium adalah 0,488 yang memadai sangat penting untuk meningkatkan
(0,101-1,86) dan 0,634 ± 0,266. terdapat perbedaan prognosis pasien.
kadar SOD dan MDA yang bermakna antara penderita
keganasan ovarium dengan penderita tumor jinak Kata kunci: Kanker tuba fallopii primer,
ovarium. Rerata kadar SOD pada penderita keganasan ginekologi, TAH-BSO, kemoterapi.
ovarium stadium awal dan keganasan stadium lanjut
adalah 1,064 ± 1,093 dan 1,972 ± 1,466. Sementara
rerata kadar MDA pada pada penderita keganasan TATALAKSANA PENYAKIT TROFOBLAS
ovarium stadium awal dan keganasan stadium lanjut MALIGNA RESIKO RENDAH DENGAN
adalah 0,803 ± 0,325 dan 0,801 ± 0,313. KEMOTERAPI METOTREKSAT
Kesimpulan: Pada penelitian ini terdapat
peningkatan kadar SOD dan MDA yang bermakna pada Fendy Frans Elya Cohen Manalu1, Hendra Tandra1,
penderita keganasan ovarium dibanding penderita tumor Kartiwa Hadi Nuryanto1,2
jinak ovarium. Pada penelitian ini terdapat peningkatan
1
kadar SOD yang bermakna pada penderita keganasan Divisi Onkologi Ginekologi, Departemen Obstetri dan
ovarium stadium lanjut dibandingkan pada penderita Ginekologi, FKUI-RSCM, 2SMF Obstetri dan
stadium awal. Sementara pada pemeriksaan MDA tidak Ginekologi RS Bhayangkara Tk. I Raden Said Sukanto
terdapat perbedaan bermakna antara penderita stadium
awal dengan stadium lanjut. Latar belakang: Salah satu komorbiditas pasca
kehamilan mola adalah penyakit trofoblas maligna
Kata kunci: SOD, MDA, ROS, keganasan (PTM). Pemantauan β-hCG pasca evakuasi mola
ovarium, tumor jinak ovarium. hidatidosa secara berkala harus dilakukan untuk
mendeteksi secara dini komorbiditas ini. Bila ditemukan
peningkatan β-hCG atau menetap maka pemberian
KANKER TUBA FALLOPII PRIMER: SEBUAH kemoterapi metotreksat (MTX) diperlukan dan akan
LAPORAN KASUS memberikan hasil luaran yang baik.
Tujuan: Melaporkan kasus penyakit trofoblas
Sumulyo G1, Budiman B2 maligna resiko rendah yang ditatalaksana dengan
kemoterapi MTX sebanyak 2 siklus dan kemo-
1
Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas konsolidasi MTX sebanyak 3 siklus.
Kedokteran Universitas Indonesia Laporan Kasus: Ny. BT 36 tahun, P2A1 datang
2
Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit dengan keterangan pasca kuretase mola hidatidosa ke
Persahabatan, Jakarta, Indonesia Poli Onkologi Ginekologi RS Bhayangkara Tk. I Raden
205
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Said Sukanto pada Desember 2018. Pada bulan Juli Kesimpulan: Portal TeleDoVIA dinilai cukup
2018 telah dilakukan kuretase di RS Swasta di Jakarta efektif sebagai media komunikasi, konsultasi, dan
atas indikasi mola hidatidosa dengan hasil PA mola pendampingan kepada praktisi medis baik yang baru
hidatidosa. Pasca tindakan kuretase tidak dilakukan maupun yang telah lama mengikuti pelatihan skrining
pemantauan β-hCG. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kanker serviks metode IVA.
tanda-tanda vital dalam batas normal dan tidak
ditemukan adanya kelainan pada paru. Pada status Kata kunci: IVA, DoVIA, TeleDoVIA, skrining
ginekologi didapatkan uterus membesar ukuran kanker serviks.
10x5x7cm. Pada pemeriksaan USG didapatkan massa
kompleks ireguler intrakavum ukuran 64x34x52mm
dengan arus darah intramassa hingga menginfiltrasi GAMBARAN NEOPLASMA OVARIUM PADA
miometrium kemungkinan berasal dari massa PTM, POPULASI WANITA SANGAT MUDA (< 30
ovarium, hepar dan kedua ginjal dalam batas normal TAHUN) DI RUMAH SAKIT CIPTO
serta β-hCG 10.437 mlU/mL. Pasien saat itu didiagnosis MANGUNKUSUMO (RSCM) PADA TAHUN 2010
dengan PTM resiko rendah dan diberikan kemoterapi – 2018
MTX. Hasil β-hCG pasca kemoterapi pertama 93.82
mlU/mL dan β-hCG pasca kemoterapi kedua 2.4 Andrew Wijaya, Ghina Adiyarianni, Shaninca Divana
mlU/mL. Selanjutnya diberikan kemoterapi konsolidasi Harun, Fitriyadi Kusuma
dengan MTX sebanyak 3 siklus dengan β-hCG pasca
kemo-konsolidasi <1.2 mlU/mL dan 2.4 mlU/mL. Departemen Obstetri dan Ginekologi, Divisi Onkologi
Kesimpulan: PTM resiko rendah menghasilkan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
luaran yang baik apabila diberikan kemoterapi MTX Jakarta
sesuai dengan protokol yang berlaku.
Tujuan: Neoplasma ovarium banyak terjadi pada
Kata kunci: Penyakit trofoblas maligna, mola wanita postmenopause dan seringkali sudah
hidatidosa, kemoterapi metotreksat. bermanifestasi pada stadium lanjut, namun neoplasma
ovarium juga dapat terjadi pada populasi wanita muda.
Angka kejadian neoplasma ovarium pada populasi
KEMAMPUAN PRAKTISI MEDIS DALAM sangat muda (< 30 tahun) hanya berkisar antara 2,6 per
MEMANFAATKAN PORTAL TELEDOVIA 100.000 wanita. Gambaran klinis dan histopatologis
pada populasi sangat muda (<30 tahun) berbeda dengan
Annisa Hadisty Sukana populasi wanita dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran neoplasma ovarium pada
Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas populasi sangat muda di RSCM pada tahun 2010-2018.
Kedokteran Universitas Indonesia Metode: Penelitian ini merupakan studi potong
lintang retrospektif deskriptif dengan menggunakan data
Tujuan: Untuk menilai kemampuan praktisi medis demografik, presentasi klinis dan gambaran histopato-
dalam memanfaatkan Portal (grup konsultan) Tele logi seluruh pasien tumor ovarium di bawah usia 30
DoVIA (Telemedicine Documentation of Visual tahun dan dilakukan pemeriksaan histopatologi pada
Inspection of Acetic Acid) sebagai media komunikasi, Januari 2010 – Desember 2018 yang didapatkan dari
konsultasi, dan diskusi hasil DoVIA (Documentation of rekam medis registrasi kanker RSCM.
Visual Inspection of Acetic Acid) melalui aplikasi Hasil: Sebanyak 44 wanita yang menjadi subjek,
WhatsApp Messenger yang ada di Smartphone. didapatkan 16 wanita (36,4%) penderita berada di atas
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian usia sangat dini (< 20 tahun). Keluhan yang paling
deskriptif. Dilaksanakan dalam periode Juli 2018- sering dinyatakan oleh pasien adalah pembesaran perut
Januari 2019 dengan mengikut sertakan 50 praktisi sebanyak 20 subjek (45,45%), benjolan di perut
medis dengan 50 hasil DoVIA berupa foto dokumentasi sebanyak 11 subjek (25%) dan nyeri perut sebanyak 10
IVA subjek (22,73%). Jenis neoplasma terbanyak berupa
Hasil: Praktisi medis yang memanfaatkan Portal germ cell tumor sebanyak 23 subjek (52,27%) diikuti
TeleDoVIA tersebar diseluruh wilayah Indonesia. oleh epithelial sebanyak 20 subjek (45,45%) dan
Sebesar 70% berprofesi sebagai bidan, dan hanya stromal sebanyak 1 subjek (2,27%). Jenis tumor ter-
sebesar 30% yang berprofesi sebagai Dokter umum. banyak pada populasi yang pernah hamil adalah jenis
Hasil DoVIA memiliki ketajaman foto serviks sebesar epithelial, yaitu sebanyak 8 subjek (72,7%), sedangkan
82%, dan ketepatan diagnosis yang ditegakkan oleh pada populasi yang belum pernah hamil adalah germ
praktisi medis terhadap diagnosis yang ditegakkan oleh cell tumor sebanyak 20 subjek (60,61%)
konsultan mencapai 88%.
206
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Kata kunci: Kanker ovarium, wanita muda. Divisi Onkologi Ginekologi, Departemen Obstetri dan
Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia
LAPORAN KASUS: NEOPLASMA OVARIUM
KISTIK (NOK) PERMAGNA SUSPEK MALIGNA Latar belakang: Sarkoma uterus merupakan suatu
penyakit jarang hanya sekitar 10% dari seluruh
Adiputra W1, Purwoto G2 keganasan uterus. Sedangkan Endometrial Stromal
Sarcoma (ESS) merupakan salah satu sarkoma uterus
1
Faculty of Medicine, University of Indonesia memiliki angka kejadian yang sangat kecil, yaitu 0.2%
2
Department of Obstetrics and Gynecology Cipto dari seluruh keganasan uterus. Oleh karena itu sering
Mangunkusumo Hospital, Jakarta, Indonesia tidak terdeteksi sejak awal dan sering rancu dengan
penyakit tumor uterus yang lain, seperti misalnya
Latar belakang: Neoplasma ovarium kistik mioma uteri, karena mempunyai gejala klinis yang sama
(NOK) merupakan salah satu bentuk kista ovarium yaitu pendarahan uterus abnormal, nyeri perut, dan
dengan diameter lebih dari 10 cm. NOK permagna saat pembesaran uterus. Namun low grade endometrial
ini sudah jarang ditemukan karena diagnosis dilakukan stromal sarcoma (LG-ESS) mempunyai risiko
dengan cepat dengan ketersediaan modalitas pencitraan kekambuhan antara 10-20%. Rekomendasi standar
yang baik. Laporan kasus ini bertujuan untuk untuk ESS adalah terapi pembedahan total histerektomi
menunjukan bagaimana massa kista besar dapat abdominal dan salpingo-ooforektomi bilateral, dengan
memberikan persepsi yang salah mengenai asites. Selain bedah sitoreduktif radikal untuk keterlibatan ekstra-
itu, faktor-faktor yang berhubungan dengan NOK uterin. Tindakan pembedahan yang komplit akan
permagna juga didiskusikan. memiliki tingkat kekambuhan yang lebih rendah.
Ilustrasi kasus: Ny S, 26 tahun dengan keluhan Laporan Kasus: Ny. 42 tahun, P1A0, datang ke
utama pembesaran perut sejak 7 bulan sebelum masuk RSCM pada Oktober 2018 dengan keluhan perut yang
rumah sakit. Perut terlihat semakin membesar dalam 3 kembali membesar sejak 2 bulan. Sebelumnya pada
bulan terakhir tanpa adanya nyeri perut. Gangguan tahun 2014 pasien pernah didiagnosis sebagai mioma
makan dan aktivitas fisik disangkal oleh pasien. Pada uteri dan dilakukan histerektomi subtotal. Selama 4
perabaan, ditemukan massa kistik dengan bagian padat tahun hanya kontrol di RS pasca operasi sebanyak dua
(2 jari di atas pusat) yang dapat digerakan tanpa disertai kali dan tidak mengambil hasil pemeriksaan
rasa nyeri. Sedangkan pemeriksaan USG menunjukan histopatologi. Pasien datang sendiri ke RSCM dengan
massa kistik pada ovarium kiri dengan diameter 35cm hasil laboratorium: CA-125: 231,8 U/mL dan β-hCG:
dan bagian padat 11.84 cm, multilokuler disertai asites <1.2 mIU/mL. Pada pemeriksaan USG didapatkan
masif. Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) pelvik massa padat diuterus dengan bagian kistik inhomogen
tidak teraba. berukuran 164 x 141 x 160 mm pada tunggul serviks
Diskusi: NOK permagna mempengaruhi berbagai kranial. Pemeriksaan MRI whole abdomen dengan
aspek kesehatan wanita. Diagnosis asites dapat kontras didapatkan massa yang memenuhi rongga pelvis
terlewatkan karena NOK permagna memiliki efek hingga mendesak buli inferoanterior dan rektum di
masking sehingga berbagai gejala dan tanda keganasan posterior. Dengan diagnosis tumor ovarian kistik suspek
ovarium tidak dapat dikenali secara efektif. Penilaian malihna, kemudian dilakukan relaparotomi (Trachel-
NOK permagna terhadap keganasan merupakan fokus ectomi = histerektomi serviks dan ovarektomi bilateral).
dari pengobatan karena tatalaksana yang berbeda Didapatkan hasil histopatologi ternyata endometrial
sekaligus penentuan prognosis yang berdampak besar stromal sarcoma low grade pada jaringan kistik tersebut,
terhadap kualitas hidup seorang wanita. kedua ovarium normal.
Kesimpulan: Pemeriksaan histopatologi sangat
Kata kunci: NOK permagna, maligna, asites. penting untuk dievaluasi apabila akan dilakukan
tindakan relaparotomi. Jenis tindakan relaparotomi akan
lebih lengkap atau komplit bila hasil Histopatologi
nsudah diketahui sebelumnya. Pada kasus ini,
ketidaktajaman diagnosis preoperative yang pertama
207
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
serta tidak mengevaluasi hasil histopatologi yang sudah SERI KASUS: PASIEN DENGAN
ada menjadikan operasi berulang dan memperburuk KEMORESISTEN GTN BAGIAN OBSTETRI DAN
prognosis. Diagnosis dan Penanganan ESS yang GINEKOLOGI RSUP DR. SARDJITO TAHUN
adekuat dengan pembedahan yang tepat akan menurun- 2018
kan angka rekurensi dan memperbaiki prognosis.
Lilik Gretta Damaianty, Ardhanu Kusumanto
Kata kunci: Endometrial stromal sarcoma,
histerektomi, abdominal mass. Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan
Universitas Gadjah Mada-RSUP dr. Sardjito
FERTILITY SPARING SURGERY SEBAGAI Yogyakarta
PILIHAN TERAPI PADA KANKER OVARIUM
NON EPITELIAL USIA REPRODUKTIF: Latar belakang: Tumor trofoblastik gestasional
TELAAH SISTEMATIS (Gestational trophoblastic neoplasia, GTN) merupakan
suatu penyakit yang disebabkan oleh proliferasi
Erika Kusumawardani, M. Nailul Fahmi, abnormal jaringan trofoblastik, yang jarang terjadi tapi
Ardhanu Kusumanto termasuk keganasan ginekologik yang agresif pada
wanita usia reproduktif. GTN merupakan salah satu
Latar belakang: Kanker ovarium non epitelial penyakit yang paling respon terhadap kemoterapi dan
diperkirakan berjumlah 10% dari total kanker ovarium. keganasan yang sangat dapat disembuhkan. Pada
Ada dua tipe tumor yaitu germ cell tumor (GCT) dan keadaan yang jarang, ditemukan kasus kemoresisten
sex cord-stromal tumor (SCST).1 Dewasa ini, terapi GTN. Kemoresisten GTN terjadi saat terjadi peningkat-
konservatif pada tatalaksana kanker ini semakin an kadar βhCG atau menetap, dengan atau tanpa temuan
berkembang. Fertility sparing surgery (FSS) menjadi metastasis baru, seringkali saat pasien sedang dalam
pilihan pada pasien usia reproduktif, dan angka terapi.
keberhasilan konsepsi relatif baik. Pada pasien dengan Tujuan: Mengidentifikasi gambaran pasien
stadium lanjut atau dengan rekurensi, kemoterapi kemoresisten yang dapat ditemukan pada pasien-pasien
setelah pembedahan menjadi terapi utama.2,3 ini
Tujuan: Untuk menelaah luaran reproduktif dan Metode: Pengambilan data bertempat di RSUP Dr.
luaran onkologi pada kanker ovarium non epitelial yang Sardjito, Yogyakarta tahun 2018. Pengolahan data
telah dilakukan FSS. menjadi bentuk deskriptif, mempresentasikan faktor
Metode: sebuah telaah sistematis tentang FSS terkait Kemoresisten GTN.
pada kanker ovarium non epitelial. Studi terhadap 16 Hasil: Jumlah kasus pasien dengan Kemoresisten
penelitian dimana melibatkan 1095 pasien sebagai GTN tahun 2018 sebanyak 5 pasien dari 31 kasus GTN
subjek penelitian. atau sebanyak 16.1%. Rerata usia pasien adalah 38,09
Hasil: Dari 16 studi tersebut, total pasien dengan tahun. Riwayat kehamilan mola sebanyak 20%, aterm
kanker ovarium non epitelial yang mendapatkan 40% dan abortus sebanyak 40%. Kadar terendah B-Hcg
tatalaksana FSS sebanyak 1095 pasien dengan stadium sebelum terapi adalah 5378 mIU/ml dan kadar tertinggi
yang bervariasi yaitu dari stadium I-IV. Beberapa studi sebelum terapi 925.900 mIU/ml. Pasien kemoresisten
tidak menjelaskan tentang kehamilan dan rekurensi GTN dengan hasil PA Mola sebelumnya adalah 80%
kanker ovarium tersebut. Dari 16 studi ini, diketahui dan koriokarsinoma sebanyak 20%, dilakukan tindakan
konsepsi sebanyak 248 pasien (40,79%), menstruasi TAH-BSO/TAH sebanyak 50%. Ditemukan kasus
regular sebanyak 203 pasien (58,84%), rekurensi dengan metastasis ke paru sebanyak 20%, dan pasien
sebanyak 98 pasien (13,24%) dan kematian sebanyak 20 meninggal 20%.
pasien (4,4%). Kesimpulan: Pada seri kasus ini, gambaran pasien
Kesimpulan: FSS menjadi pilihan pada kanker dengan kemoresisten GTN di RSUP sardjito terbanyak
ovarium non epitelial usia reproduktif. Data saat ini ditemukan pada wanita dengan usia > 35 tahun,
menunjukkan bahwa FSS aman dan menjanjikan untuk memiliki riwayat kehamilan mola sebelumnya pada
luaran reproduktif. Selanjutnya teknologi reproduktif semua pasien, kadar B-Hcg sebelum terapi > 106 IU/ml
dibantu tersedia sebagai pilihan bagi pasien dengan ditemukan hanya pada 1 orang, manajemen dengan
kanker ovarium. Sedangkan untuk luaran onkologi pendekatan pembedahan ditemukan pada 2 orang,
berupa rekurensi dan kematian relatif kecil. metastasis ke organ lain ditemukan pada 1 orang dan
pasien meninggal 1 orang.
Kata kunci: Ovarian cancer, fertility sparing
surgery. Kata kunci: Tumor trofoblastik gestasional,
GTN, kemoresisten.
208
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Kata kunci: PTFC, kanker tuba, kanker ovarium, Latar belakang: Kanker vulva merupakan
histopatologi. keganasan ginekologi keempat pada organ genitalia
wanita. Pada kanker vulva stadium 4b, kanker menyebar
luas, sehingga tidak ada terapi standard untuk stadium
TINJAUAN SISTEMATIS EKSPRESI ANNEXIN ini. Yang dapat dilakukan hanya terapi paliatif untuk
A2 PADA KANKER OVARIUM meningkatkan kualitas hidup pasien. Tindakan operatif
paliatif untuk mengurangi gejala pasien seperti
William Alexander S1, AA Gde Kiki Sanjaya Dharma2, perdarahan, infeksi, dan lain-lain.
IG Ayu Putri Hitasari3, IB Agung Widnyana Putra4, Tujuan: Melaporkan kasus kanker vulva stadium
Firdy Liwang5 4b yang dilakukan tindakan bedah paliatif.
209
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Laporan Kasus: Ny. S, 43 tahun, Muslim, Ibu Results and discussion: From 1st January 2016 –
Rumah Tangga, mengeluhkan perdarahan dari bibir 31st December 2018, there were 3876 gynaecology
kemaluan, keputihan dan gatal juga dialami > 1 tahun. patients in obstetrics and gynaecology outpatient clinic
Pasien sebelumnya sudah dilakukan pemeriksaan Mangusada hospital, Badung. Referred case were 451
histopatologi dengan hasil squamous cell carcinoma o/t patients (12%). Top three most referred case were
vulva, well differentiated. Dari hasil pemeriksaan cervical cancer, ovarian cyst with malignancy suspected
laboratorium, didapat Hb : 6,1 g/dL, leukosit : 44.720 x and ovarian cancer. For Cervical cancer, most of the
103/µL, Ht : 18,6 x 103/µL, trombosit 583 x 103/µL. patients are in group age 41-50 years old (40,3%), in
Ditemukan pembesaran kelenjar getah bening inguinal stadium III (59,2%) and squamous cell type (71,7%).
femoral bilateral, ukuran 6cm x 6cm, massa eksofitik For ovarian cancer, most of the patients are in group age
pada vulva kiri. Pemeriksaan MRI abdomen, didapatkan 41-50 years old (45,1%), in stadium III (59,2%), and
vulva labium mayor-minor bilateral dengan infiltrasi ke epithelial type cell (87,3%). For endometrial cancer,
dinding vagina dan limfadenopati inguinal bilateral. most of the patients are in group age 51-60 years old
Dari MSCT thorax, dijumpai lesi multipel metastasis (53,9%), in stadium III (46,1%) and adenocarcinoma
paru dengan limfadenopati paratrakeal dan cell type (100%). All of the referred case were
mediastinum. Pasien didiagnosis dengan kanker vulva malignancy or suspected malignancy, and needed
stadium 4b. Dilakukan vulvektomi dan limfadenektomi oncogynaecology care.
inguinal dengan rekonstruksi flap pedicle ALT. Hasil
pemeriksaan histopatologi berupa sel skuamousa Keywords: Referred case, gynaecology oncology,
berkeratin vulva, diferensiasi sedang, vaskular oncology center.
ditemukan, dan nodul tumor pada KGB inguinal kanan.
Kondisi pasien setelah operasi membaik.
Kesimpulan: Dilaporkan kasus kanker vulva FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUMOR
stadium 4b dengan metastasis paru, dilakukan tindakan TROFOBLAS GESTASIONAL PASCA
bedah paliatif berupa vulvektomi, limfadenektomi EVAKUASI MOLAHIDATIDOSA
inguinal dan rekonstruksi flap. Tujuan tindakan ini
untuk mengurangi keluhan perdarahan, infeksi dan Indah Permata Noer Islami
meningkatkan kualitas hidup pasien.
Latar belakang: Molahidatidosa adalah penyakit
Kata kunci: Kanker vulva, stadium 4b, bedah trofoblas gestasional (PTG) dimana terjadi kehamilan
paliatif. abnormal yang sebagian atau seluruh vili korialisnya
mengalami degenerasi berupa gelembung yang
menyerupai anggur. Trofoblas gestasional didefinisikan
CHARACTERISTIC OF PATIENTS REFERRED sebagai suatu proses neoplastik, yang berasal dari
FROM OBSTETRICS AND GYNAECOLOGY korion janin selama kehamilan. Termasuk di dalamnya
OUTPATIENT CLINIC MANGUSADA suatu spektrum penyakit yang meliputi kehamilan mola,
HOSPITAL, BADUNG FROM JANUARY 2016 – mola invasif persisten, koriokarsinoma gestasional dan
DECEMBER 2018 tumor trofoblast sisi-plasenta. Beberapa variabel klinis
yang menjadi faktor risiko kejadian tumor trofoblas
Bagus Ngurah Brahmantara, Ida Bagus Made Kartha gestasional adalah usia, paritas, kadar β human
chorionic gonadtropin ( βHCG ) praevakuasi, ukuran
Obstetrics and Gynaecology Departement, Mangusada uterus, hasil analisis patologi anatomi. Tujuan penelitian
Hospital Badung-Bali mengetahui faktor-faktor risiko pasien molahidatidosa
yang berkembang menjadi Tumor Trofoblas Gestasional
Background: Every year, there is an increase of (TTG) pasca evakuasi molahidatidosa di Rumah Sakit
malignancy cases in the world. In women, malignancy Hasan Sadikin Bandung.Rancangan penelitian ini
is the second most cause of death. Gynecologic menggunakan studi case control (retrospektif) pada
malignancy is can be found in all women reproductive penderita molahidatidosa yang berkembang menjadi
tract, including cervix, ovary, uterus, vagina and vulva. Tumor Trofoblas Gestasional (TTG) dan yang kembali
Most of women death from gynecologic malignancy menjadi normal dan memenuhi kriteria inklusi
occured in developing countires, this is due to lack of penelitian.Hasil penelitian kadar βHCG praevakuasi dan
acces for early detection and treatment. Patologi Anatomi memiliki pengaruh signifikan
Objective: Reporting characteristic of patients terhadap kejadian tumor trofoblas. Dengan arah
referred from obstetrics and gynaecology outpatient hubungan yang positif mengartikan bahwa semakin
clinic Mangusada hospital, Badung from January 2016 – tinggi kadar βHCG dan Patologi Anatomi maka akan
December 2018. semakin berisiko terhadap kejadian tumor trofoblas
210
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
(perhatikan nilai koefisien beta). Sementara itu usia dan pasien. Jenis kemoterapi pada pasien ini adalah paxus
paritas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap dan carboplatin sebanyak 6 seri yang diberikan setiap 3
kejadian tumor trofoblas. Namun, arah hubungannya minggu. Tidak terjadi komplikasi selama pasien
positif yang berarti bahwa semakin tinggi usia dan menjalani kemoterapi. Follow up 9 bulan post
paritas maka akan semakin berisiko terhadap kejadian kemoterapi menunjukkan hasil pemeriksaan fisik,
tumor trofoblas. Dengan demikian faktor risiko yang laboratorium, penanda tumor, dan radiologi yang
sangat berpengaruh terhadap kejadian tumor trofoblas normal serta tidak terjadi kekambuhan.
adalah βHCG dan Patologi Anatomi. Kesimpulan: Selain dalam hal tata laksana,
penentuan prognosis kasus inipun menjadi dilema.
Kata kunci: molahidatidosa, kadar & βHCG, Penanganan agresif yakni pembedahan dan kemoterapi
TTG. kombinasi perlu dilakukan pada kasus ini tanpa melihat
stadium dari karsinoma tuba fallopi, serta pemantauan
jangka panjang untuk penentuan prognosis.
KARSINOMA TUBA FALLOPI TIPE
NEUROENDOKRIN Kata kunci: Karsinoma, tuba fallopi,
neuroendokrin.
I Nyoman Gde Dwipa Mahardhika, I Nyoman Gede
Budiana, Ni Putu Sri Widyani, Ida Bagus Putra
Adnyana, Putu Doster Mahayasa, Anak Agung Gede INFERIOR VENA CAVAL SYNDROM IN
Putra Wiradnyana PARAAORTIC METASTASTIC LESSION OF
OVARIAN DYSGERMINOMA IN PREGNANCY
Departemen Obstetrik dan Ginekologi, Fakultas MANAGE WITH CHEMOTHERAPY : A CASE
Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum REPORT
Pusat Sanglah, Denpasar-Bali
Madona Utami Dewi, Syamel Muhammad
Latar belakang: Karsinoma tuba fallopi primer
tipe neuroendokrin merupakan kasus keganasan Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas
reproduktif wanita yang sangat langka. Lokasi tumor Kedokteran Universitas Andalas Padang, RSUP Dr. M.
primer pada tuba fallopi jarang ditemukan disertai tipe Djamil Padang
neuroendokrin yang juga sangat jarang berkembang dari
organ reproduksi wanita membuat kasus ini mejadi Latar belakang: Sindrom vena kava inferior
langka. Hal ini menjadi tantangan dalam diagnosis dan merupakan kasus yang jarang terjadi dan fatal, salah
tata laksana bagi penderita. satu penyebabnya adalah penekanan massa tumor yang
Kasus: Perempuan 35 tahun menjalani sectio bermetastasis ke kelenjar getah bening paraaorta yang
caesarea dan tanpa sengaja ditemukan tumor pada tuba dapat berasal dari keganasan di ovarium.1 Disgermi-
fallopi kiri kemudian dilakukan tindakan salfingektomi noma merupakan tumor ovarium jenis germ cell
sinistra. Hasil pemeriksan patologi anatomi (PA) massa terbanyak, sekitar 3-5% dari seluruh keganasan
tumor menunjukkan tumor with atypical monotonous ovarium. Insiden metastasis disgerminoma ke KGB
cell and brisk mitosis dd/ monodermal teratoma dd/ adalah 28%, dari semua germ cell ovarian tumor
luteoma. Dengan hasil PA yang meragukan, dilanjutkan disgerminoma paling sering bermetastasis ke KGB.
pemeriksaan imunohistokimia dengan hasil karsinoma KGB level pertama metastasis disgerminoma adalah
neuroendokrin derajat III. Tidak terdapat keluhan pada KGB paraaorta. Namun insiden yang jelas tidak
pasien dan pemeriksaan laboratorium, penanda tumor, diketahui karena belum adanya penelitian mengenai
thorax foto, USG ginekologi serta CT scan abdomen pola metastasi disgerminoma.2,3 Disgerminoma biasa
dalam batas normal. Tata laksana pasien dimulai dengan terjadi pada usia muda, usia kurang dari 30 tahun.
laparotomi complate surgical staging (Total abdominal Etiologi pasti belum diketahui, secara molekuler
histerektomi - Salfingoovorektomi bilateral - disebabkan oleh kehilangan fungsi gen supresor tumor
Limfadenektomi pelvis bilateral - Omentektomi - TRC 8/ RNF 139, penyebab lain antara lain kelainan
limfadenektomi paraaorta - Biopsi dinding peritonium). kromosom Y dan disgenesis gonad.4 Permasalahan
Hasil surgical staging menunjukkan karsinoma tuba muncul ketika disgerminoma terjadi pada wanita hamil
fallopi IA, dimana tata laksana hanya mencakup yang secara klinis menunjukkan gejala dan tanda
surgical staging yang optimal. Namun dengan hasil penekanan vena kava inferior yang membutuhkan
imunohistokimia menunjukkan karsinoma neuro- manajemen yang tepat dan efektif
endokrin derajat III, dimana belum terdapat banyak Tujuan: Membahas sindrom vena cava inferior
literatur mengenai penatalaksanaanya, diputuskan untuk akibat kompresi massa tumor dan metastasis dis-
melakukan pembedahan sekaligus kemoterapi pada germinoma ke kelenjar getah bening (KGB) paraaorta
211
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
serta manajemen kemoterapi disgerminoma dalam Dian Siregar, Cherry Kumalasari, Muhammad Rusda,
kehamilan Elida Sidabutar, Edy Ardiansyah, Roy Yustin
Laporan kasus: Seorang perempuan usia 32 tahun Simanjuntak, Dudy Aldiansyah
datang ke IGD RSUP dr. M Djamil Padang rujukan
RSUD Batusangkar dengan diagnosis G3P2A0H2 Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas
gravid preterm 25-26 minggu + disgerminoma + obs. Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Dispnu. Dari anamnesis pasien mengeluhkan sesak
nafas, mudah lelah dan kaki bengkak. Dari pemeriksaan Latar belakang: Kista ovarium merupakan salah
fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, HR 120x/menit, RR satu jenis tumor jinak pada ovarium yang sering terjadi,
35x/menit, T 37 C. Abdomen: FUT teraba 2 jari diatas mencakup 7% populasi dunia. Kelainan pada ovarium
pusat, ballotement (+), DJJ 150-158x/menit. Genitalia: I masih menjadi masalah karena deteksinya yang
V/U tenang, PPV (-), Ekstremitas oedem +/+. Dari seringkali terlambat. Dibutuhkan suatu metode deteksi
pemeriksaan USG ditemukan gravid + tumor ganas dini yang sensitive, spesifik dan non-invasif terhadap
ovarium residif dengan penekanan vena kava inferior + tumor jinak ovarium khususnya kista ovarium. Human
metastasis paraaorta. Pasien didiagnosis dengan Epididymis Protein-4 (HE4) adalah protein dengan
sindroma vena kava inferior e.c kompresi massa tumor besar molekul sebesar 11-kDa yang dapat terdeteksi
+ metastasis disgerminoma ke KGB paraaorta pada pada serum maupun urin. Sampai saat ini penelitian
G3P2A0H2 gravid preterm 25-26 minggu. Pasien mengenai HE4 termasuk ekspresinya pada kista
diberikan kemoterapi BEP dan setelah 2x kemoterapi ovarium masih relatif sedikit, padahal HE4 berpotensi
dengan regimen Bleomisin-Etopusid- Cisplatin (BEP) sebagai marker untuk deteksi dini tumor jinak ovarium.
keluhan klinis membaik. Pasien kembali ke rumah sakit Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan kadar HE4
pada usia kehamilan 34-35 minggu dengan keluhan urin wanita dengan kista ovarium dibandingkan dengan
inpartu, his 3-4x/40/K, DJJ 150-159, pembukaan 7-8 wanita dengan ovarium normal.
cm, ketuban (-) sisa jernih. Karena indikasi obstetri Metode: Penelitian ini merupakan penelitian
pasien dilakukan SCTPP lahir bayi perempuan berat analitik dengan rancangan case control yang dilakukan
badan 1800 gram, PB 45 cm, A/S 7/8, tidak ditemukan pada bulan September 2017 – Februari 2018 dimana
kelainan kongenital pada bayi. Follow up setelah empat puluh pasien kista ovarium jinak dan empat puluh
melahirkan keluhan tidak ada tapi dari USG ditemukan pasien dengan ovarium normal dari RSUP H. Adam
metastasis ke corpus uteri dan CT scan ditemukan Malik dan RS lainnya dibawah Departemen Obstetri-
metastasis ke KGB paraaorta + metastasis uterus. Pasien Ginekologi Fakultas Kedokteran USU dijadikan sampel.
menyelesaikan 4 siklus kemoterapi dengan respon yang Dilakukan pemeriksaan kadar HE4 urin pada seluruh
baik. sampel. Kemudian data dianalisis dengan uji Mann-
Kesimpulan: Sindroma vena kava inferior Whitney.
merupakan kasus yang jarang terjadi dan fatal, bisa Hasil: Nilai mean rank kadar HE4 urin pada
disebabkan oleh kompresi oleh masa tumor disgermin- kelompok pasien kista ovarium adalah 56,35, dengan
oma ataupun pembesaran KGB paraaorta akibat median 76,41, nilai min-max 42,40-92,80. Sementara
metastasis disgerminoma. Diagnosis disgerminoma pada pasien dengan ovarium normal, nilai mean rank
adalah dari pemeriksaan patologi anatomi. Tatalaksana kadar HE4 urin sebesar 24,64, median 49,11, dan nilai
disgerminoma adalah operatif/surgical staging dan min-max 30-69. Dengan uji Mann-Whitney, nilai p =
pemberian regimen kemoterapi 3-4 siklus. Regimen 0,000 (p<0,05), menunjukkan perbedaan yang
kemoterapi BEP (Bleomisin-Etopuside-Cisplatin) aman signifikan.
diberikan pada kehamilan trimester 2 dan 3. Kesimpulan: Kadar rata-rata HE4 urin pada
Disgerminoma mempunyai respon yang baik terhadap pasien dengan kista ovarium secara signifikan lebih
kemoterapi dengan survival rate 96% tinggi dibanding pada wanita dengan ovarium yang
normal.
Kata kunci: Sindrom vena kava inferior, KGB
paraaorta, disgerminoma. Kata kunci: HE4 Urin, kista ovarium, tumor jinak
ovarium.
212
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Niken Septia Nita, Yuri Feharsal, Fara Vitantri Diah Latar belakang: kanker serviks masih menjadi
Candrani penyebab kematian terbanyak pada perempuan yang
menderita kanker ginekologi. Prosedur standar
Divisi Ginekologi Onkologi, KSM Obstetri and penatalaksanaan kanker serviks stadium awal adalah
Ginekologi, Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening
Jakarta pelvik yang dapat dilakukan dengan laparaskopi
maupun laparatomi.
Latar belakang: kanker serviks masih menjadi Tujuan: untuk mengetahui perbandingan angka
penyebab kematian terbanyak pada perempuan yang kesintasan-2 tahun pasien kanker serviks yang
menderita kanker ginekologi. Prosedur standar dilakukan tindakan laparaskopi histerektomi radikal
penatalaksanaan kanker serviks stadium awal adalah (TLRH) dengan laparatomi histerektomi radikal
histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening (TARH) pada pasien kanker serviks stadium awal di
pelvik yang dapat dilakukan dengan laparaskopi Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jakarta.
maupun laparatomi. Metode: kohort prospektif dan analisis kesintasan.
Tujuan: untuk mengetahui perbandingan Dilakukan pengelompokkan yang terdiri dari kelompok
perdarahan dan lama operasi pada tindakan laparaskopi TLRH dengan kelompok TARH. Lalu dilakukan
histerektomi radikal (TLRH) dan laparatomi perbandingan angka kesintasan-2 tahun dengan analisis
histerektomi radikal (TARH) pada pasien kanker serviks Kaplan-Meier.
stadium awal di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Hasil: didapatkan 36 subjek pada kelompok
Jakarta. TLRH dan 50 subjek pada kelompok TARH. Dari
Metode: kohort prospektif. Dilakukan pembagian analisis Kaplan-Meier, didapatkan angka kesintasan-2
menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok TLRH dengan tahun kelompok TLRH adalah 84%, sedangkan TARH
kelompok TARH. Kemudian, dilakukan perbandingan adalah 75%.
karakteristik klinis usia, ukuran tumor, jumlah Kesimpulan: angka kesintasan-2 tahun pasien
perdarahan dan lama operasi. kanker serviks yang dilakukan TLRH lebih tinggi secara
Hasil: didapatkan 36 subjek pada kelompok bermakna dibandingkan TARH
TLRH dan 50 subjek pada kelompok TARH.
Didapatkan perbedaan usia pada kelompok TLRH vs Kata kunci: Kanker serviks, histerektomi radikal,
TARH (47.08±7.34 vs 47.58±9.06; 0.497, IK95% - angka kesintasan.
3.148 - 4.141); perbandingan ukuran tumor (ukuran ≤ 4
cm: 24[45.3%] vs 29[54.7%]; ukuran > 4 cm:
12[36.4%] vs 21[63.6%], p: 0.415); perbedaan jumlah KARAKTERISTIK PASIEN DAN PROFIL
perdarahan (400[50-1200] vs 1000[200-4000]; p:0.000); HISTOPATOLOGIS KANKER OVARIUM DI
dan lama operasi (300[240-540] vs 180[40-336]; RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN
p:0.000). 2018
Kesimpulan: TLRH menyebabkan perdarahan
yang lebih sedikit namun dengan durasi operasi yang Dewanto Suryoningrat1, Teguh Prakosa2
lebih lama secara bermakna dibandingkan TARH
1
Program Pendidikan Dokter Spesialis, 2KSM Obstetri-
Kata kunci: Kanker serviks, laparaskopi, Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
histerektomi radikal. Maret/RSUD Dr. Moewardi Surakarta
213
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
pasien kanker ovarium pada periode Januari 2018 – Diskusi: Elongatio colli (EC) adalah keadaan
Desember 2018. patologis yang bisa diidentifikasi secara inspeksi.
Hasil: Hasil dari penelitian ini, terdapat 69 Ukuran serviks normal ± 2,5cm. Pada pasien didapatkan
(27,49%) pasien kanker ovarium dari 251 kasus kanker serviks ±5 cm (dari pemeriksaan inspekulo dan VT) dan
ginekologi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Distribusi 4,17 cm (USG). Meskipun jarang, pemanjangan serviks
profil kanker ovarium berdasarkan umur terbanyak pada dalam kehamilan dapat menyebabkan persalinan
usia 41 – 50 (33,33%), jumlah paritas < 2 (72,47%), dan prematur, robekan minor serviks, retensi urin, ulserasi
Index Masa Tubuh (IMT) rata-rata normal (47,83%). hingga kematian maternal. Pasien disarankan tirah
Stadium paling banyak adalah stadium IIIC (43,48%), baring. Persalinan seksio sesarea elektif tidak
dengan subtipe histopatologi terbanyak adalah sepenuhnya efektif untuk mencegah elongatio colli
adenokarsinoma ovarii serosum (43,48%) dan sel asal namun dapat mengurangi risiko komplikasi seperti
tumor terbanyak dari sel epitel permukaan (94,20%). laserasi serviks atau ruptur segmen bawah uterus.
Kesimpulan: Dari penelitian dapat disimpulkan Komplikasi nifas yang mungkin adalah infeksi dan
bahwa kanker ovarium merupakan kanker ginekologi perdarahan post-partum akibat inersiauteri. Pilihan
kedua terbanyak di RS Dr. Moewardi. Dengan profil pembedahan tergantung apakah pasien akan
pasien terbanyak pada rentang umur 41 – 50 tahun, mempertahankan fertilitasnya atau tidak. Jika masih
paritas < dua, dengan indeks masa tubuh normal, pada menginginkan kehamilan maka dilakukan manajemen
stadium IIIC dengan subtipe histopatologi konservatif.
adenokarsinoma ovarii serosum asal tumor sel epitel Kesimpulan: Kehamilan dengan elongatio dapat
permukaan. meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada ibu.
Kata kunci: Kanker ovarium, karakteristik, tipe Seksio sesarea elektif dapat mengurangi risiko
histopatologi. komplikasi intrapartum seperti laserasi serviks atau
ruptur segmen bawah uterus
MULTIGRAVIDA HAMIL 31 MINGGU BELUM Kata kunci: Elongatio colli, seksio sesarea,
INPARTU DENGAN KETUBAN PECAH DINI, ketuban pecah dini, oligohidramnion.
OLIGOHIDRAMNION DAN ELONGATIO COLLI
YANG DITATALAKSANA DENGAN SECTIO
CAESAREA GAMBARAN KEMAMPUAN INTERPRETASI
HASIL IVA SEBELUM DAN SETELAH
Ceza Kautsar, Abraham Martadiansyah PEMAPARAN MATERI CD-INTERACTIVE IVA
PADA PELATIHAN DETEKSI DINI KANKER
Divisi Uroginekologi Departemen Obstetri dan SERVIKS DI DKI JAKARTA TAHUN 2018-2019
Ginekologi, RS. Dr. Mohammad Hoesin / Universitas
Sriwijaya Palembang Hanni Dayang Puspitasari2, Kartiwa Hadi Nuryanto1,
Yovella Medhira Fujiasti2
Latar belakang: Elongatio colli adalah sebuah
1
keadaan patologis di mana terjadi perpanjangan atau Divisi Onkologi, Departemen Obstetri dan Ginekologi,
hipertrofi serviks menuju introitus dengan jaringan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia
2
penunjang uterus lainnya masih dalam keadaan baik. Female Cancer Program, Fakultas Kedokteran,
Elongatio colli Universitas Indonesia, RS Cipto Mangunkusumo
dalam kehamilan merupakan kasus yang sangat
langka Latar belakang: Kanker serviks merupakan
Tujuan: Menyajikan diskusi tentang diagnosis dan penyakit keganasan yang paling banyak ditemukan pada
tatalaksana pasien multigravida hamil 31 minggu belum perempuan. Di Indonesia diperkirakan sebanyak 23,4
inpartu dengan ketuban pecah dini dan elongatio dan per 100.000 penduduk. Kanker serviks dapat dicegah
oligohidramnion dengan sectio caesarea dengan cara deteksi dini. Sayangnya untuk mendeteksi
Kasus: Multigravida, 27 tahun, G2P1A0 hamil 31 lesi pra kanker belum sepenuhnya dilakukan oleh tenaga
minggu belum inpartu dengan ketuban pecah dini dan kesehatan.
elongatio colli. Pada pemeriksaan, ditemukan panjang Tujuan: Mengetahui gambaran kemampuan
serviks ±5 cm. Pemeriksaanfisik dan USG menunjukkan tenaga kesehatan terhadap interpretasi hasil IVA
kesan hamil 31 minggu presentasi kepala dengan (Inspeksi Visual dengan Asam asetat) sebelum dan
oligohidramnion dan elongatio colli. Pasien setelah pemaparan materi CD-interactive pada pelatihan
direncanakan terminasi perabdominam. Intraoperatif deteksi dini kanker serviks.
didapatkan bayi laki-laki hidup BB 1900 g, PB 45 cm, Metode: Deskriptif kuantitatif dengan mengambil
AS 8/9 FT AGA. data hasil interpretasi IVA sebelum dan setelah
214
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
pemaparan materi CD- interactive sejak April 2018 actinomycin-D, carboplatin dan etoposide (paling sering
hingga April 2019 pada pelatihan deteksi dini kanker dipergunakan ifosfamide dan etoposide). Radiasi
serviks dari puskesmas di seluruh DKI Jakarta. dipergunakan untuk pasien dengan tumor inoperabel
Berdasarkan teknik total sampling didapatkan jumlah dan atau margin operasi yang positif serta memiliki
responden penelitian sebanyak 108 orang. respon histologi yang buruk. Setelah kemo yang
Hasil: Berdasarkan analisi data yang didapatkan, berhasil atau dan radioterapi, tingkat kelangsungan
rerata persentase peningkatan kemampuan tenaga hidup 5 tahun hanya 7,6-8%
kesehatan dalam menginterpretasi hasil IVA adalah Tujuan: Laporan kasus ini bertujuan melaporkan
sebesar 23% dengan persentasi peningkatan kemampu- dua kasus PNET pada kanker ginekologi di RSUD DR
an terendah dan tertinggi adalah 0% dan 150%. Sutomo yaitu pada ovarium dan juga pada serviks uteri.
Sebanyak 43 responden (38,81%) tidak mengalami Kasus pertama, seorang perempuan usia 21 tahun,
peningkatan sebelum dan setelah pemaparan materi CD- belum menikah dengan keluhan benjolan di perut dan
interactive, sedangkan sebanyak 8 responden (7,41%) sulit BAB. Tumor marker yang meningkat LDH 5.189
mengalami peningkatan kemampuan sebesar 150%. U/L, Ca 19-9 596,26. Intraoperasi ditemukan tumor
Sebanyak 23 responden (21,29%) menjawab benar kistik campur solid pada ovarium sinistra ukuran 20
seluruh pertanyaan baik sebelum maupun setelah cm, uterus normal, ovarium dextra terdapat tumor
pemaparan materi CD- interactive. Nilai interpretasi ukuran 7 cm. Penatalaksanaan saat itu dengan
IVA terendah dan tertinggi pada responden sebelum melakukan USO (S) dan ooforektomi parsial (D). Hasil
pemaparan materi CD- interactive adalah 40 dan 100. VC germ cell tumor sehingga diputuskan untuk
Sedangkan nilai interpretasi IVA terendah dan tertinggi melakukan konservatif surgical staging. Hasil
adalah 80 dan 100. histopatologi paraffin coupe dengan pengecatan HE
Kesimpulan: Dari hasil penelitian ini didapatkan tampak sel dengan inti bulat kecil membentuk roset
bahwa terdapat peningkatan kemampuan interpretasi dikonfirmasi dengan pemeriksaan imunohistokimia
hasil IVA dengan rata-rata sebesar 23% setelah menunjukkan tumor positif pada vimentin dan CD 99
pemaparan materi CD-interactive dalam pelatihan yang menunjukkan kea rah PNET, pasien disarankan
deteksi dini kanker serviks. untuk melakukan kemoterapi ifosfamide dan etoposide,
tetapi pasien menolak dan setelah diagnosis hingga saat
Kata kunci: Interpretasi, CD-Interactive, pelatihan ini pasien lost of follow up. Kasus kedua, Seorang
IVA. perempuan usia 56 tahun dengan keluhan perdarahan
pascamenopause, pada saat inspekulo massa di serviks
dengan ukuran 7 cm, lunak dan mudah berdarah,
TUMOR NEUROEKTODERMAL PRIMITIF infiltrasi mencapai 1/3 proksimal vagina dan mengenai
(PNET) PADA OVARIUM DAN SERVIKS UTERI parametrium. Diagnosis awal kanker serviks 3B dan
DI RSUD DR SUTOMO SURABAYA dilakukan biopsi. Hasil histopatologi menunjukkan
diagnosis banding PNET dan SCC karena gambaran
Irma Savitri, Primandono Perbowo, Grace Ariani, khas dari PNET tidak terlalu jelas dari sediaan biopsi,
untuk membuktikan maka dilakukan pemeriksaan
Divisi Onkologi Ginekologi Departemen Obstetri imunohistokimia menunjukkan hasil tumor positif pada
Ginekologi FK UNAIR vimentin dan CD 99, sedangkan CK negatif yang
mengarah pada PNET sehingga SCC bisa disingkirkan.
Latar Belakang: Tumor Neuroektodermal Pasien disarankan untuk kemoterapi cisplatin dan
Primitif (PNET) termasuk dalam kelompok tumor yang radiasi, tetapi pasien hanya sempat menjalankan
sangat ganas dan langka serta angka mortalitas tinggi. kemoterapi 1 kali. Pasien meninggal 5 bulan setelah
Tumor ini terdiri dari sel-sel bulat kecil berasal dari diagnosis karena kegagalan multi organ tanpa
neuroektodermal. Dikategorikan dalam keluarga tumor menyelesaikan terapinya.
yang sama dengan Sarkoma Ewing yang muncul pada Kesimpulan: PNET merupakan tumor yang
tulang, sedangkan PNET paling sering muncul pada sangat jarang, agresif, dengan angka kelangsungan
jaringan lunak. Sejumlah kecil kasus PNET yang timbul hidup rendah dan dapat menjadi salah satu diagnosis
pada ovarium dan serviks uteri telah dilaporkan. Saat ini banding pada kasus tumor di ovarium ataupun di serviks
tidak ada pedoman pengobatan standar yang diterima uteri. Diagnosis PNET sulit dengan menggunakan
secara universal. Strategi pengobatan untuk PNET pemeriksaan rutin dengan pewarnaan HE saja, harus
meliputi reseksi bedah, kemoterapi ajuvan, dan terapi berdasarkan atas kombinasi morfologi dan karakteristik
radiasi. Sebagian besar rejimen kemoterapi yang immunohistokimia. Sampai saat ini tidak ada protokol
dilaporkan berdasarkan pada terapi PNET pada tulang. perawatan standar yang seragam .
Agen kemoterapi yang umum digunakan termasuk
vincristine, cyclophosphamide, cisplatin, doxorubicin,
215
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Kata kunci: PNET, kanker ginekologi, agresif Sub Divisi Gineko Onkologi – Bagian Obstetri
tumor. Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas,
Rumah Sakit Internasional DR. M. Djamil Padang –
Sumatera Barat
KEHAMILAN HETEROTOPIK: LAPORAN
KASUS Latar belakang: Tumor ganas ovarium saat ini
masih menjadi penyebab kematian nomor satu dan
Florencia Adeline, Alfi Rustina Yuniati insiden nomor dua terbanyak untuk kasus tumor ganas
ginekologi. Prinsip-prinsip penatalaksanaan kanker ova-
RSUD dr. Ben Mboi, Ruteng, Nusa Tenggara Timur rium adalah sama dengan prinsip penanganan penyakit
keganasan lainnya yaitu pengobatan terhadap lesi
Latar belakang: Kehamilan hetero-topik adalah primer secara operatif dan penanganan tempat potensial
komplikasi yang jarang ditemukan, dimana metastasis tumor dengan kemoterapi. Pemeriksaan
ditemukannya ke-hamilan intra dan ekstrauterin. Insiden histopatologi sampai saat ini masih dianggap sebagai
pada kehamilan yang tidak diinduksi sebesar 1 dari baku emas untuk diagnosis dan terapi definitif tumor
30.000 kehamilan. ganas ovarium. Jika didapatkan hasil histopatologi
Laporan kasus: Kami melaporkan kasus dari ibu merupakan suatu keganasan maka pasien akan
usia 28 tahun, gravida 4, para 2, abortus 1, yang datang direncanakan untuk menjalani kemoterapi pascaoperatif.
ke IGD rumah sakit kami dengan keluhan nyeri Ketidaksesuaian antara gambaran klinis preoperatif, dan
abdomen dan perdarahan per vaginam berupa bercak intra-operatif, dengan hasil pemeriksaan histopatologis
sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien pascaoperatif merupakan suatu masalah dalam
compos mentis, tampak sakit sedang, tanda vital dalam mengelola kasus tumor ganas ovarium.
batas normal. Pada pemeriksaan abdomen, nyeri tekan Tujuan: Melaporkan sebuah kasus karsinoma
pada kuadran iliaka kiri. Tidak ada kelainan pada ovarium residif dengan kesan pemeriksaan histopatologi
pemeriksaan labora-torium. Pemeriksaan ultrasonografi tidak ditemukan tanda keganasan pascaoperatif
transvaginal menunjukan adanya massa adneksa dengan sebelum-nya.
hematokel dan kantong gestasi dengan fetus di dalam Laporan kasus: Kami melaporkan kasus seorang
uterus. Dalam observasi, pasien mengeluh nyeri perut wanita usia 45 tahun dengan riwayat dua kali laparatomi
hebat, sehingga dilakukan operasi laparotomi cito. sebelumnya. Operasi pertama dilaksanakan bulan
Penemuan intraoperatif didapatkan hematokel di tuba Februari tahun 2014 atas indikasi kista ovarium dekstra,
kiri pars ampularis, sesuai dengan kehamilan ektopik didapatkan kesan peme-riksaan histopatologi Follicular
lama, dilakukan salfingektomi tuba kiri. Post operatif, Cysts. Operasi kedua dilaksanakan pada bulan Maret
pasien stabil. Meskipun dalam beberapa kasus peng- tahun 2015, dilakukan surgical staging tumor dengan
angkatan fetus dapat ditunda beberapa minggu, indikasi curiga tumor ovarium ganas dengan metastasis
laparotomi dan pengangkatan fetus dilakukan secara secara klinis, akan tetapi dari pemeriksaan histopatologi
segera oleh karena adanya gejala akut abdomen. didapatkan kesan Cystade-noma Ovarii Muscinosum
Pemeriksaan histologi tidak dapat dilakukan oleh karena Multilokulare dan tidak tampak tanda keganasan,
keterbatasan fasilitas. Pasien dianjurkan untuk kontrol 2 sehingga pasien tidak ditatalaksana dengan kemoterapi
minggu setelah operasi. Melalui laporan kasus ini, dapat pascaoperatif. Pada bulan April 2019 pasien datang
dipelajari bahwa deteksi dini dan terapi yang sesuai dengan keluhan pertumbuhan massa baru, dari
diperlukan dalam menatalaksana kehamil-an heterotopik pemeriksaan penunjang CT-Scan dan USG didapat-kan
terutama pada usia reproduktif. kesan curiga tumor ovarium residif dengan metastase ke
omentum serta asites masif. Pada tanggal 16 Mei 2019
Kata kunci: Kehamilan heterotopik, kehamilan dilakukan optimal debulking dengan temuan residif
kombinasi. massa, asites, serta metastasis massa pada peritoneum
intra operatif. Dari hasil pemeriksaan histo-patologi
didapatkan kesan Muscinous Carcinoma dengan
TUMOR GANAS OVARIUM RESIDIF metastasis ke umblikus, peritoneum, serta cairan asites.
METASTASIS KARSINOMA MUSIN KE
UMBILIKUS, PERITONEUM, DAN CAIRAN Kata kunci: Tumor ganas ovarium residif,
ASITES TANPA DITEMUKAN TANDA muscinous carcinoma ovari.
KEGANASAN PADA PEMERIKSAAN
HISTOPATOLOGIS PASCA OPERATIF
SEBELUMNYA
216
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
217
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
1
Departemen Obstetri dan Ginekologi, 2Divisi Metode: Penelitian ini merupakan penelitian
Uroginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi, observasional analitik dengan desain potong lintang,
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dilakukan dengan mengambil data rekam medis rawat
inap pasien di Instalansi Rekam Medik RSUP Dr
Tujuan: Mengetahui perbedaan jumlah bakteriuria Kariadi Semarang selama Januari 2018 hingga Februari
sebelum dan sesudah terapi amoxicillin pada ibu hamil 2019. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
trimester III di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam consecutive sampling. Analisis univariat dilakukan
Malik Medan untuk mendeskripsikan karakteristik pasien, ditampilkan
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persen.
analitik dengan pendekatan pre dan post test design Analisis bivariat untuk melihat hubungan dilakukan
dengan jumlah sampel 20 orang ibu hamil trimester III dengan uji Chi-square dan uji Fisher exact jika tidak
di Poli Ibu Hamil RSUP HAM Medan. Dilakukan memenuhi syarat.
pemeriksaan pada urin porsi tengah secara clean catch, Hasil: Terdapat 75 kasus prolaps organ panggul
kemudian dilakukan kultur urin pada waktu sebelum yang dirawat di bangsal Obstetri Ginekologi di RSUP
pemberian terapi amoxicilin untuk menentukan adanya Dr. Kariadi selama Januari 2018 hingga Februari 2019
bakteriuria dan 7 hari sesudah terapi amoxicillin selama yang memenuhi kriteria inklusi. Frekuensi terbanyak
5 hari. Analisa data dilakukan dengan mengunakan uji T pada pasien usia 50-64 tahun(56%), paritas lebih dari 2
untuk menilai perbedaan jumlah bakteriuria sebelum (76%), jumlah persalinan vaginal lebih dari 2 (76%),
dan sesudah terapi amoxicillin. tidak pernah persalinan sesar (97,3%), BMI ≥25
Hasil: Sampel terbanyak pada kelompok umur 21- (66,67%), pekerjaan ibu rumah tangga (57,33%). Jenis
35 tahun sebanyak 16 orang. Kelompok paritas prolaps organ panggul terbanyak adalah prolaps uteri
terbanyak pada multigravida 16 orang dan uropatogen dengan sistorektokel (64%), diikuti prolaps uteri dengan
yang tersering adalah Klebsiella pneumoniae pada 12 sistokel (17,33%), prolaps uteri (10,67%), sistokel
sampel. Melalui uji sensitivitas pada kultur urin (6,67%) dan sistorektokel (1,33%). Terdapat hubungan
didapatkan semua pasien resisten terhadap amoxicillin yang bermakna antara usia (p= 0,012), paritas
dan ampicillin, dan sebagian besar sensitif terhadap (p=0,029), jumlah persalinan vaginal (p=0,029), jumlah
golongan kuinolon dan cephalosporin. Tidak terdapat persalinan sesar (p=0,038) dan BMI (p=0,014) dengan
perbedaan rerata jumlah bakteriuria sebelum pemberian kejadian prolapsus organ panggul, sedangkan pekerjaan
tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan
bakteriuria 1 minggu setelah pemberian amoxicillin kejadian prolapsus organ panggul (p=0,704).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara usia,
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan jumlah paritas, jumlah persalinan vaginal, jumlah persalinan
bakteriuria sebelum dan sesudah terapi amoxycillin sesar dan BMI dengan kejadian prolapsus organ
pada ibu hamil trimester III di RSUP HAM Medan. panggul.
Kata Kunci: bakteriuria, amoxicillin, ibu hamil Kata kunci: prolaps organ panggul, karakteristik
trimester III
218
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Tujuan: Melaporkan kasus kehamilan uterus komplikasi pasca operasi seperti inkontinensia urin,
didelfis yang tidak terdiagnosis pada kehamilan dispareunia, hematoma, infeks, dan erosi.
preterm. Tujuan: Untuk menginvestigasi apakah
Laporan Kasus: Perempuan 21 tahun dengan penambahan jaringan sintetik (mesh) memiliki risiko
diagnosis gravida 1 para 0 abortus 0 gravid 36 minggu 2 terjadinya komplikasi pasca operasi
hari dengan Ketuban pecah Dini dan Presentasi Bokong Metodologi: Seluruh jurnal dari PubMed dan
datang dengan keadaan umum baik dengan tanda vital Scopus dikumpulkan untuk penelitian ini. Setelah
dalam batas normal. Pada pemeriksaan USG didapatkan melakukan skrining abstrak berdasarkan kriteria inklusi
janin tunggal hidup, intrauterin, presentasi bokong, dan eksklusi, delapan jurnal dipilih untuk penelitian ini.
punggung kiri dengan taksiran berat janin 2009 gram, Appraisal kemudian dilakukan berdasarkan Guyatt et
Single Deepest Pocket 4 cm, dan biometri janin sesuai al’s User’s Guide to Medical Literature.
usia gestasi 31 minggu 5 hari. pemeriksaan laboratorium Hasil: Terdapat delapan jurnal yang sesuai kriteria
dalam batas normal. Dilakukan tindakan konservatif inklusi dan eksklusi digunakan dalam studi ini. Seluruh
atas pertimbangan risk dan benefit berkaitan dengan studi merupakan randomized controlled trials yang
usia gestasi dan taksiran berat janin berdasarkan USG. memiliki tingkatan level of evidence 1b yang
Selama 2 hari observasi, air ketuban ternyata mengalir membandingkan penggunaan jaringan sintetik (mesh)
aktif dan pada follow up USG didapatkan SDP 1,8 cm dan non-mesh pada tatalaksana pembedahan pasien
sehingga diputuskan untuk dilakukan terminasi secara dengan prolaps organ panggul untuk mencegah kejadian
Seksio Sesarea Transperitoneal Profunda dengan hasil rekurensi serta komplikasi yang terjadi pasca operasi.
luaran bayi laki-laki, 2100 gram, apgar score 8/10 dan Secara keseluruhan, penggunaan mesh mengurangi
Kecil Masa Kehamilan. Pada operasi didapatkan uterus risiko kejadian rekurensi prolaps organ panggul
didelfis, pemeriksaan lanjutan setelah operasi dibandingkan dengan teknik non-mesh, akan tetapi
didapatkan septum pada kedua vagina dengan cervix terdapat risiko komplikasi pasca operasi seperti
pada kedua vagina setelah inspekulo. inkontinensia urin, dispareunia, hematoma, infeks, dan
Kesimpulan: Uterus didelfis merupakan erosi pada penggunaan mesh.
malformasi uterus yang sering dikaitkan dengan abortus Kesimpulan: Pada pasien dengan Prolaps Organ
spontan, Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), Panggul, penggunaan mesh dapat menurunkan risiko
persalinan prematur, ketuban pecah dini, presentasi terjadinya rekurensi namun lebih banyak ditemukan
bokong, dan meningkatnya kejadian seksio sesarea. komplikasi pasca operasi penggunaan mesh seperti
tetapi merupakan malformasi yang dikaitkan dengan inkontinensia urin, dispareunia, hematoma, infeks, dan
kehamilan yang berhasil erosi.
Kata Kunci: malformasi uterus, didelfis Kata Kunci: prolaps organ panggul, mesh,
komplikasi
Latar Belakang: Prolaps Organ Panggul (POP) Latar belakang: Inkontinensia urin (IU) adalah
dapat ditatalaksana konservatif maupun operatif. kondisi yang umum terjadi pada wanita. Wanita dengan
Tindakan pembedahan yang digunakan dapat IU melaporkan kualitas hidup yang lebih rendah
menambahkan jaringan sintetik (transvaginal mesh) daripada wanita yang tidak mengalami IU. Namun,
atau tanpa jaringan sintetik (non-mesh). Walaupun kurang dari setengah wanita dengan gejala IU
kejadian rekurensi dilaporkan lebih sering terjadi pada berkonsultasi pada dokter ataupun tenaga medis, dan
jaringan sintetik, namun penggunaan mesh memiliki hingga saat ini faktor determinan terhadap perilaku
pencarian pelayanan kesehatan belum dipahami dengan
219
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
baik. Meskipun publikasi sebelumnya telah banyak Laporan Kasus: Kasus di RSUD Ulin
meneliti mengenai perilaku pencarian pelayanan Banjarmasin, Kalimantan Selatan, seorang perempuan,
kesehatan pada wanita dengan IU, hanya sedikit yang wanita usia 49 tahun datang sendiri dengan
mengevaluasi wanita dari segala usia dengan semua mengeluhkan benjolan di kemaluan sejak 2 bulan lalu.
jenis IU, terutama di Asia. Pasien mengeluhkan benjolan yang keluar dari
Tujuan: Tinjauan sistematis ini bertujuan untuk kemaluan semakin membesar. Pasien memiliki dua
menelaah perilaku pencarian pelayanan kesehatan orang anak dengan usia anak terkecil berusia 19 tahun,
untuk gejala IU pada wanita Asia dari segala usia dengan pernikahan satu kali selama 28tahun. Riwayat
dengan semua jenis IU. penggunaan KB suntik tiga bulan namun sudah berhenti
Metode: Telaah PubMed dan MEDLINE menggunakan KB sejak 20 tahun lalu. Saat ini pasien
dilakukan secara sistematis. Pencarian difokuskan pada sudah tidak menstruasi dengan menstruasi terakhir
studi yang diterbitkan dalam bahasa Inggris antara 1 tanggal 02 Desember 2018. Saat masuk RSUD Ulin
Januari 2000 dan 30 Mei 2019. Sebanyak 415 judul tekanan darah 120/80mmHg, denyut nadi 88x/m,
teridentifikasi, dan 18 studi ditelaah lebih lanjut. respirasi nafas 18x/m, suhu tubuh 36,7 oC. Pada
Kualitas terhadap metodologi penelitian dinilai dengan pemeriksaan vagina ditemukan flour dan pada sondase
menggunakan alat uji yang berbeda. didapatkan panjang uterus 13cm. Pasien ditatalaksana
Hasil: Perilaku pencarian pelayanan kesehatan dengan diagnosis Elongatio Colli dan direncanakan
untuk IU masih buruk. Mayoritas hasil menunjukkan untuk dilakukan amputasi serviks dengan metode
bahwa subyek tidak mencari bantuan medis untuk Manchester Fothergill.
gejala IU. Beberapa penelitian menyebutkan wanita Kesimpulan: Metode operasi Manchester
percaya bahwa IU adalah bagian alami dari penuaan Fothergill dapat dilakukan pada kasus elongatio colli
dan konsekuensi dari persalinan pervaginam, dan yang ingin mempertahankan uterus.
bahwa tidak ada penyembuhan atau perawatan yang
efektif. Faktor-faktor yang terkait dengan perilaku Kata kunci: Manchester Fothergill, Elongatio
pencarian pelayanan kesehatan adalah penurunan colli.
kualitas hidup, rasa malu, dan pilihan terapi. Usia, jenis
IU, dan tingkat keparahan IU berhubungan signifikan
dengan perilaku pencarian pelayanan kesehatan pada PERSALINAN SPONTAN PADA UTERUS
sebagian besar penelitian. BIKORNU DAN SEPTUM VAGINA
Kesimpulan: Kekhawatiran terhadap pengaruh LONGITUDINAL
inkontinensia terhadap kesehatan secara keseluruhan
adalah alasan penting bagi perempuan untuk mencari Richo L Kaesmetan1, R Bagus Prakoso1, Amir Fauzi2
pengobatan. Disarankan untuk memberdayakan tenaga
1
medis di tingkat primer dalam pemberian perawatan, RSUD Sultan Muhammad Jamalludin 1, Kabupaten
dan meningkatkan pengetahuan perempuan mengenai Kayong Utara, Kalimantan Barat, 2Departemen
IU, dan modalitas pencegahan maupun terapi. Obstetri dan Ginekologi, Universitas Sriwijaya,
Palembang, Sumatera Selatan
Kata kunci: pencarian layanan kesehatan, email: richo_kaesmetan@yahoo.com
inkontinensia urin, asia, wanita
Latar belakang: Uterus bikornu adalah kelainan
fusi dari duktus Mulleri, mempunyai dinding di
METODE MANCHESTER FOTHERGILL dalamnya dan terbagi dua di bagian luarnya. Defek
DALAM PENANGANAN KASUS ELONGATIO kongenital ini biasanya terjadi antara 6-22 minggu in
COLLI. SEBUAH LAPORAN KASUS utero. Anomali ini terjadi pada 1-10% dari populasi
acak, 2-8% dari populasi wanita infertil, dan 5-30% dari
Rizky Yusnida Amelia, wanita dengan riwayat keguguran. Insiden abortus
Pribakti Budinurdjaja spontan dan persalinan prematur 66%. Septum vagina
longitudinal terjadi karena defek fusi lateral dan dari
Bagian Obstetri & Ginekologi, Fakultas Kedokteran absorpsi yang tidak sempurna dari bagian sinus
Universitas Lambung Mangkurat (ULM) - RSUD Ulin urogenital.
Banjarmasin Tujuan: Untuk mengetahui diagnosis dan
penanganan pada kasus persalinan spontan dengan
Tujuan: Mendiskusikan sebuah laporan kasus uterus bikornu dan septum vagina longitudinal.
tentang manajemen elongatio colli menggunakan Laporan Kasus: Seorang perempuan berusia 29
metode Manchester Fothergill tahun, Gravida 2 Para 1 Abortus 0 dengan usia
kehamilan 33 minggu dirujuk ke RSUD dengan
220
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
pembukaan lengkap. Bayi perempuan dilahirkan dalam batas normal. Dilakukan tindakan konservatif
spontan pervaginam dengan berat badan 1940 gram. atas pertimbangan risk dan benefit ber-kaitan dengan
Pada pemeriksaan post partum didapatkan septum usia gestasi dan taksiran berat janin berdasarkan USG.
vagina longitudinal dan pemeriksaan USG trans- Selama 2 hari observasi, air ketuban ternyata meng-alir
abdominal dan transvaginal didapatkan gambaran uterus aktif dan pada follow up USG di-dapatkan SDP 1,8 cm
bikornu dengan serviks tunggal dan pada ginjal bilateral sehingga diputuskan untuk dilakukan terminasi secara
normal. Seksio Sesarea Transperitoneal Profunda dengan hasil
Diskusi: Kehamilan dengan uterus bikornu dapat luaran bayi laki-laki, 2100 gram, apgar score 8/10 dan
menyebabkan persalinan prematur ataupun Kecil Masa Kehamilan. Pada operasi didapatkan uterus
pertumbuhan janin yang terhambat karena ukuran rahim didelfis, pemeriksaan lanjutan setelah operasi
hanya berukuran setengah dari normal. Pada uterus didapatkan septum pada kedua vagina dengan cervix
bikornu tidak selalu diperlukan intervensi bedah dan pada kedua vagina setelah inspekulo.
menimbulkan hanya sedikit masalah reproduksi. Pada Kesimpulan: Uterus didelfis merupakan
pasien ini, vagina dengan septum longitudinal tidak malformasi uterus yang sering dikaitkan dengan abortus
menghalangi jalannya persalinan dan juga tidak spontan, Per-tumbuhan Janin Terhambat (PJT), per-
ditemukan kelainan anorektal dan kelainan ginjal. salinan prematur, ketuban pecah dini, presentasi
Kesimpulan: Kasus ini mengilustrasikan suatu bokong, dan meningkatnya kejadian seksio sesarea.
konsepsi spontan dan persalinan spontan dapat terjadi tetapi merupakan malformasi yang dikaitkan dengan
tanpa komplikasi pada pasien dengan uterus bikornu kehamilan yang berhasil
dan septum vagina longitudinal. Bayi yang kecil
mungkin menjadi salah satu faktor keberhasilan Kata kunci: Malformasi uterus, didelfis.
persalinan ini tanpa komplikasi.
Kata kunci: Persalinan spontan, uterus bikornu,
septum vagina longitudinal PIJAT TRADISIONAL PASCA SALIN
MERUPAKAN TRADISI DI ASIA, KHUSUSNYA
INDONESIA
KEHAMILAN UTERUS DIDELFIS YANG TIDAK
TERDIAGNOSIS PADA KEHAMILAN Andro JW Karubuy, Devi Marischa Malik
PRETERM: LAPORAN KASUS
Departemen Obstetri dan Ginekologi, Universitas
Karina Goysal, Darma Syanty, Sharvianty Arifuddin Indonesia, Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan -
Jakarta
Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar Latar belakang: Ruptur buli post-partum
merupakan kondisi medis yang jarang dan dapat
menyebabkan komplikasi pada masa nifas. Penegakkan
Latar belakang: Uterus didelfis memiliki proporsi diagnosa merupakan tantangan bagi para dokter dan ini
kejadian 10% merupa-kan malformasi uterus yang merupakan kasus kegawatdaruratan yang dapayt
diakibatkan oleh fusi abnormal dari duktus para- menyebabkan kematian. Kami mendapati ruptur buli
mesonefrik selama kehidupan embrionik dari Mullerian. dikarenakan pijat tradisional yang menyebabkan nyeri
Malformasi ini diketahui berkaitan dengan abortus perut hebat. Tidak hanya pijat tradisional, retensi urin
spontan, Per-tumbuhan Janin Terhambat (PJT), yang tidak diatasi dan infeksi saluran kemih
persalinan prematur, ketuban pecah dini, presentasi memungkinkan menjadi penyebab kegawatdaruratan
bokong, dan meningkatnya kejadian seksio sesarea. ini.
Tujuan: Melaporkan kasus kehamilan uterus Tujuan: Diagnosis dan tatalaksana ruptur buli
didelfis yang tidak terdiagnosis pada kehamilan pada masa nifas.
preterm. Kasus: Wanita, 28 tahun, Paritas 2, Postpartum
Kasus: Perempuan 21 tahun dengan diagnosis spontan diluar 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasca
gravida 1 para 0 abortus 0 gravid 36 minggu 2 hari melahirkan mengeluh sulit berkemih, perut terasa penuh
dengan Ketuban pecah Dini dan Presentasi Bokong dan tidak nyaman. Pasien melaku-kan pijat tradisional.
datang dengan keadaan umum baik dengan tanda vital Sesaat setelah dipijat pasien mengeluh nyeri perut hebat
dalam batas normal. Pada pemeriksaan USG didapatkan disertai perut yang semakin membesar. Dilakukan
janin tunggal hidup, intrauterin, presentasi bokong, laparatomi eksplorasi cito, didapatkan robekan 15
punggung kiri dengan taksiran berat janin 2009 gram, centimeter pada kubah buli. Robekan dijahit 2 lapis dan
Single Deepest Pocket 4 cm, dan biometri janin sesuai pasien rawat jalan 15 hari pasca operasi.
usia gestasi 31 minggu 5 hari. pemeriksaan laboratorium
221
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Kesimpulan: Proses persalinan yang lama dan dasar panggul atau senam Kegel pada masa kehamilan
penjahitan perineum merupakan faktor risiko terjadi dan setelah persalinan. Namun, latihan otot dasar
retensi urin yang dapat berakhir pada ruptur buli. panggul atau senam Kegel pada masa kehamilan dan
Penegakkan diagnosa dan tatalaksana yang tepat dapat setelah persalinan terbukti efektif dalam pencegahan
mengurangi morbiditas dan mortalitas karena kondisi dan pengobatan terhadap terjadinya inkontinensia urin
tersebut. tekanan yang menetap pasca persalinan dibandingkan
dengan yang tidak melakukan.
Kata kunci: Ruptur buli, nifas, trauma.
Kata kunci: Senam kegel, latihan otot dasar
panggul, inkontinensia urin tekanan pasca persalinan.
LATIHAN OTOT DASAR PANGGUL PADA
MASA KEHAMILAN DAN PASCA PERSALINAN
TERHADAP KEJADIAN INKONTINENSIA URIN PERBANDINGAN KEJADIAN KOMPLIKASI
MENETAP PASCA PERSALINAN PASCA OPERASI ANTARA PENGGUNAAN
TRANSVAGINAL MESH DAN KOLPORAFI
Tyas Priyatini, Siti Rafika ANTERIOR TRADISIONAL PADA PASIEN
DENGAN PROLAPS ORGAN PANGGUL
Departemen Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia Ethelind R1, Priyatini T1,2
1
Latar belakang: Inkontinensia urin (IU) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,
didefinisikan sebagai keluhan atas kebocoran urin Indonesia, 2Departemen Medik Kebidanan dan
involunter yang menimbulkan masalah sosial dan Kandungan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,
hygiene, serta secara objektif tampak nyata. Jakarta, Indonesia
Inkontinensia urin merupakan masalah kesehatan serius
yang dapat menyebabkan morbiditas fisik, fungsional Latar belakang: Prolaps Organ Panggul (POP)
dan psikologi yang erat hubungannya dengan penurunan dapat ditatalaksana konser-vatif maupun operatif.
kualitas hidup pasien. Kejadian inkontinensia urin yang Tindakan pem-bedahan yang digunakan dapat me-
menetap pada perempuan seringkali dihubungkan nambahkan jaringan sintetik (trans-vaginal mesh) atau
dengan kejadian SUI selama kehamilan dan pasca tanpa jaringan sintetik (non-mesh). Walaupun kejadian
persalinan. rekurensi di-laporkan lebih sering terjadi pada jaringan
Tujuan: Kajian ini bertujuan untuk mengetahui sintetik, namun penggunaan mesh memiliki komplikasi
efektivitas latihan otot dasar panggul pada masa pasca operasi seperti inkontinensia urin, dispareunia,
kehamilan dan setelah persalinan sebagai pencegahan hematoma, infeks, dan erosi.
dan pengobatan terhadap terjadinya inkontinensia urin Tujuan: Untuk menginvestigasi apakah pe-
tekanan yang menetap pasca persalinan. nambahan jaringan sintetik (mesh) memiliki risiko
Metode: Melalui desain uji klinis acak terkontrol terjadinya kompli-kasi pasca operasi.
(tidak blinding) dengan kerangka konsep etiologik, data Metodologi: Seluruh jurnal dari PubMed dan
dianalisis dengan metode analisis bivariat kategorik Scopus dikumpulkan untuk penelitian ini. Setelah
tidak berpasangan dua kelompok. Populasi penelitian melakukan skrining abstrak berdasarkan kriteria inklusi
yaitu semua ibu hamil dengan gejala inkontinensia urin dan eksklusi, delapan jurnal dipilih untuk penelitian ini.
tekanan. Dalam kurun waktu penelitian didapatkan Appraisal kemudian dilaku-kan berdasarkan Guyatt et
sampel sebanyak 70 ibu hamil dengan gejala al’s User’s Guide to Medical Literature.
inkontinensia urin tekanan pasca persalinan. Hasil: Terdapat delapan jurnal yang sesuai kriteria
Hasil: Dari hasil penelitian ini, didapatkan adanya inklusi dan eksklusi digunakan dalam studi ini. Seluruh
hubungan yang bermakna pada ibu hamil yang studi merupakan randomized controlled trials yang
diberikan latihan otot dasar panggul baik sejak masa memiliki tingkatan level of evidence 1b yang
kehamilan (p-value = 0.002) maupun pasca persalinan membandingkan penggunaan jaringan sintetik (mesh)
(p-value = 0.006) dengan yang tidak latihan otot dasar dan non-mesh pada tatalaksana pembedahan pasien
panggul. Namun, tidak didapatkan adanya hubungan dengan prolaps organ panggul untuk mencegah kejadian
yang bermakna pada kelompok ibu hamil yang rekurensi serta kompli-kasi yang terjadi pasca operasi.
diberikan latihan otot dasar panggul sejak masa Secara keseluruhan, penggunaan mesh meng-urangi
kehamilan dengan yang diberikan latihan pasca risiko kejadian rekurensi prolaps organ panggul
persalinan p-value = 1.000. dibandingkan dengan teknik non-mesh, akan tetapi
Kesimpulan: Pada penelitian ini tidak didapatkan terdapat risiko komplikasi pasca operasi seperti
adanya perbedaan yang bermakna antara latihan otot
222
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
inkontinensia urin, dispareunia, hematoma, infeks, dan Caroline Gladys Puspita, Surahman Hakim
erosi pada penggunaan mesh.
Kesimpulan: Pada pasien dengan Prolaps Organ Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Panggul, penggunaan mesh dapat menurunkan risiko Kedokteran Universitas Indonesia, RSUPN Cipto
terjadinya rekurensi namun lebih banyak ditemukan Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia
komplikasi pasca operasi penggunaan mesh seperti *Korespondensi: gladys.puspita@gmail.com
inkontinensia urin, dispareu-nia, hematoma, infeks, dan
erosi. Tujuan: Untuk mengetahui insidens inkontinensia
alvi pada primipara dan faktor-faktor yang mem-
Kata kunci: Prolaps organ panggul, mesh, pengaruhi saat persalinan serta menentukan
komplikasi. kemungkinan terjadinya inkontinensia alvi pasca salin.
Metode: Penelitian kohort prospektif ini dilakukan
secara konsekutif di rumah sakit dr. Cipto
TEHNIK KUSTNER PADA KASUS INVERSIO Mangunkusumo, Jakarta pada primipara yang bersalin
UTERI AKUT KARENA MIOMA UTERI sejak Januari hingga Desember 2017. Sebanyak 279
perempuan dengan kehamilan tunggal dan cukup bulan
Muhammad Assadul Malik Oesman, Trika Irianta, diikuti selama enam minggu dan tiga bulan pasca salin
Retno Farid untuk dinilai kejadian inkontinensia alvi menggunakan
kuesioner Wexner. Faktor-faktor risiko berupa indeks
Divisi Uroginekologi dan Bedah Rekonstruksi Panggul, massa tubuh, cara persalinan, durasi kala dua, berat lahir
Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas bayi, episiotomi, dan cedera sfingter ani dilakukan
Kedokteran Universitas Hasanuddin analisis multivariat untuk mengetahui perannya
terhadap inkontinensia alvi pasca salin. Persentase
Latar belakang: Inversio uteri ginekologi besarnya risiko inkontiensia alvi kemudian dinilai
merupakan kasus yang jarang terjadi, 150 kasus yang berdasarkan faktor-faktor yang berperan.
dilaporkan sejak 1887–2006. Penyebab terbanyak Hasil: Insidens inkontinensia alvi sebesar 4.3%
inversio uteri ginekologik adalah mioma uteri pada enam minggu dan menurun menjadi 2.5% pada
submukosa, leiomiosarkoma, rhabdomiosarkoma, tumor tiga bulan pasca salin. Berat lahir ≥ 3.097,5 gram
ganas mullerian dan polip endometrium. (p=0,033; RR=6,5, IK95% 1,19-19,76), persalinan
Tujuan: Melaporkan sebuah kasus inversio uteri dengan alat (p= 0,01; RR=6,5; IK95% 1,96-24,99), dan
akut karena mioma uteri yang direposisi pervaginam cedera sfingter ani (p<0,001; RR=58,50; IK95% 10,6-
menggunakan tehnik kustner. 322,48) memiliki peran terhadap inkontinensia alvi
Laporan Kasus: Perempuan 35 tahun, Para 2 pasca salin. Sebaliknya, indeks massa tubuh, episiotomi
Abortus 0. Datang dengan keluhan keluar massa dari dan durasi kala dua tidak mempengaruhi. Kemungkinan
jalan lahir. Didapatkan keluhan sulit berkemih dan terjadinya inkotinensia alvi pasca salin dibagi menjadi
buang air besar. Pasien merasa lemah dan kesulitan rendah (0,67%-4,44%), sedang (20,15%-26,12%) dan
beraktifitas dari hari ke hari. Pada pemeriksaan fisik tinggi (65,77%-92,97%) bergantung dari tiga variabel
kami mendapatkan massa yang keluar dari jalan lahir yang berperan tersebut.
dengan ukuran 19 x 15 cm berupa inversio uteri yang Kesimpulan: Inkontinensia alvi pasca salin pada
disebabkan oleh mioma uteri submukosa. Haemoglobin primipara sebesar 4.3% akan menurun menjadi 2.5%
5,5 gr/dL dan dilakukan transfusi PRC sebanyak 6 pada tiga bulan pasca salin. Indeks massa tubuh,
kantong. Dilakukan tindakan miomektomi transvaginal episioomi dan durasi kala dua tidak berperann pada
dan reposisi uterus dengan tehnik kustner. kejadian inkontinensia alvi. Cedera sfingter ani,
Kesimpulan: Dapat dilakukan tindakan persalinan pervaginam, dengan alat dan berat lahir lebih
miomektomi transvaginal dan tehnik kustner pada kasus dari 3,097.5 gram merupakan faktor yang dapat
ini dan memberikan hasil yang memuaskan. digunakan untuk menentukan kemungkinan terjadinya
inkontinensia alvi.
Kata kunci: Inversio uteri, mioma uteri
submukosa, tehnik kustner. Kata kunci: Inkontinensia alvi, persalinan,
primipara.
223
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Rizky Yusnida Amelia, Pribakti Budinurdjaja Laporan Kasus: Perempuan, para 3 abortus 0, 35
tahun, dengan keluhan keluar darah dari uretra tiap
Bagian Obstetri & Ginekologi, Fakultas Kedokteran bulan yang dirasakan sejak tahun 2017. Pasien berkemih
Universitas Lambung Mangkurat (ULM) - RSUD Ulin dengan lancar dan mengalami amenore pasca operasi.
Banjarmasin Riwayat operasi seksio sesarea tahun 2010, 2011 dan
2016. Keadaan umum dan tanda vital dalam batas
Tujuan: Mendiskusikan sebuah laporan kasus normal. Pemeriksaan luar abdomen dan Pemeriksaan
tentang manajemen elonga-tio colli menggunakan dalam vagina dalam batas normal. Dilakukan Dye test
metode Manchester Fothergill. dari kanalis servikalis dengan metilen biru, didapatkan
Laporan Kasus: Kasus di RSUD Ulin hasil positif di kateter urine. Pada pemeriksaan
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, seorang perempuan, Sistoskopi didapatkan fistula pada dinding posterior
wanita usia 49 tahun datang sendiri dengan mengeluh- vesika urinaria sebesar 2 cm. Pada pasien ini
kan benjolan di kemaluan sejak 2 bulan lalu. Pasien didiagnosis Fistula Vesikouterina dan dilakukan operasi
mengeluhkan benjolan yang keluar dari kemaluan repair fistula perabdominal dan dipasang drain
semakin membesar. Pasien memiliki dua orang anak intraperitoneal. Perawatan pasca operasi pasien
dengan usia anak terkecil berusia 19 tahun, dengan per- diberikan antibiotik, analgetik, perawatan kateter selama
nikahan satu kali selama 28tahun. Riwayat penggunaan 14 hari, perawatan drain ,mobilisasi dan monitoring
KB suntik tiga bulan namun sudah berhenti meng- produksi urin.
gunakan KB sejak 20 tahun lalu. Saat ini pasien sudah Kesimpulan: Teknik repair fistula perabdominal
tidak menstruasi dengan menstruasi terakhir tanggal 02 dapat dilakukan pada kasus Fistula Vesikouterina dan
Desember 2018. Saat masuk RSUD Ulin tekanan darah memberikan hasil yang memuaskan.
120/80mmHg, denyut nadi 88x/m, respirasi nafas Kata kunci: Fistula vesikouterina, youssef’s
18x/m, suhu tubuh 36,7oC. Pada pemeriksaan vagina syndrome, repair fistula perabdominal.
ditemukan flour dan pada sondase didapatkan panjang
uterus 13cm. Pasien ditatalaksana dengan diagnosis
Elongatio Colli dan direncanakan untuk dilakukan PREVALENSI INKONTINENSIA URIN TIPE
amputasi serviks dengan metode Manchester Fothergill. TEKANAN PADA TENAGA KESEHATAN
Kesimpulan: Metode operasi Manchester PEREMPUAN DI RSUP DR. KARIADI
Fothergill dapat dilakukan pada kasus elongatio colli SEMARANG TAHUN 2019
yang ingin mempertahankan uterus.
Muhammad Syukri1, Arufiadi Anityo Mochtar2
Kata kunci: Manchester fothergill, elongatio colli.
1
Mahasiswa PPDS Program Studi Obstetri dan
Ginekologi, 2Staf pengajar Program studi Obstetri dan
FISTULA VESIKOUTERINA PASCA OPERASI Ginekologi, Divisi Uroginekologi dan Rekonstruksi
SEKSIO SESAREA: LAPORAN KASUS Departemen Obstetri dan Ginekologi, FK UNDIP –
RSUP Dr. Kariadi, Semarang
Anggrainy Kouwagam, Trika Irianta, Imam Ahmadi
Farid, David Lotisna Latar belakang: Inkontinensia urin didefinisikan
sebagai keluarnya urin tanpa disadari. Studi telah
Divisi Uroginekologi dan Bedah Rekonstruksi Panggul, membuktikan bahwa inkontinensi urin merupakan
Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas gangguan dua sampai tiga kali lebih umum dijumpai
Kedokteran Universitas Hasanuddin pada wanita. Inkontinensia urin tipe tekanan merupakan
keluarnya urin yang didahului oleh meningkatnya
Latar belakang: Fistula Vesikouterina adalah tekanan intra abdomen. Tekanan ini biasanya
saluran abnormal antara vesika urinaria dan uterus, diakibatkan oleh batuk, bersin, tertawa, perubahan
dengan insidens 1-4% dari seluruh kasus fistula posisi dan mengangkat beban. Terhadap ketahanan
urogenitalia. Paling umum terjadi setelah cedera iatro- tubuh, ada dugaan bahwa stress terhadap pekerjaan
genik selama operasi seksio sesarea (83%-93% kasus). berhubungan baik secara fisik maupun psikis membawa
Sindrom Youssef secara klasik muncul sebagai trias pengaruh buruk terhadap tenaga medis menghadapi
hematuria siklikal, amenore dan kontinensia urin, yaitu beban kerja yang berlebihan. Di RSUP Dr. Kariadi
tidak ada kebocoran urin melalui vagina. Sistoskopi, Semarang belum mempunyai data mengenai prevalensi
dan Histerosalpingografi (HSG) memainkan peran inkontinensia urin, terutama tipe tekanan pada tenaga
penting dalam penegakan diagnosis. kesehatan perempuan.
Tujuan: Melaporkan kasus Fistula Vesikouterina
pada pasien dengan riwayat operasi seksio sesarea.
224
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
Tujuan: Mengetahui prevalensi inkontinensia urin pada pasien usia 50-64 tahun(56%), paritas lebih dari 2
tipe tekanan pada tenaga kerja kesehatan di RSUP Dr. (76%), jumlah persalinan vaginal lebih dari 2 (76%),
Kariadi Semarang tidak pernah persalinan sesar (97,3%), BMI ≥25
Metode: Deskriptif yang menggunakan survey (66,67%), pekerjaan ibu rumah tangga (57,33%). Jenis
dengan menggunakan The Questionnaire for Urinary prolaps organ panggul terbanyak adalah prolaps uteri
Incontinence Diagnosis (QUID) dengan sistorektokel (64%), diikuti prolaps uteri dengan
Hasil: Ada 101 responden yang ditemui yang sistokel (17,33%), prolaps uteri (10,67%), sistokel
bersedia mengisi kuesioner QUID dengan mayoritas (6,67%) dan sistorektokel (1,33%). Terdapat hubungan
responden berusia 20-29 tahun (45,5%), nullipara yang bermakna antara usia (p= 0,012), paritas
(35,6%) yang sudah bekerja 5-10 tahun (38,6%). Dari (p=0,029), jumlah persalin-an vaginal (p=0,029), jumlah
penelitian ini prevalensi tenaga kesehatan yang persalinan sesar (p=0,038) dan BMI (p=0,014) dengan
mengalami inkontinensia tipe tekanan 6 responden kejadian prolapsus organ panggul, sedangkan pekerjaan
(5,9%) tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan
Kesimpulan: Prevalensi inkontinensia urin tipe kejadian prolapsus organ panggul (p=0,704).
tekanan pada tenaga kerja kesehatan di RSUP Dr. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara usia,
Kariadi Semarang sebanyak (5,9%) dengan sebagian paritas, jumlah persalinan vaginal, jumlah persalinan
besar tenaga kesehatan tidak mengalami inkontinensia sesar dan BMI dengan kejadian prolapsus organ
urin tipe tersebut (94,1%) dan tidak mempunyai keluhan panggul.
sama sekali (47,6%).
Kata kunci: Prolaps organ panggul, karakteristik.
Kata kunci: Inkontinensia urin tipe tekanan,
tenaga kesehatan, kuesioner QUID.
PERBEDAAN JUMLAH BAKTERIURIA
SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN AMOXICILLIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER
DENGAN ANGKA KEJADIAN PROLAPS ORGAN III DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI
PANGGUL DI RSUP DR KARIADI SEMARANG ADAM MALIK MEDAN
225
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
golongan kuinolon dan cephalo-sporin. Tidak terdapat dianjurkan untuk operasi rekonstruksi vagina setidaknya
perbedaan rerata jumlah bakteriuria sebelum pemberian 4-6 bulan sebelum pasien merencanakan pernikahannya.
Kesimpulan: Gambaran yang diperlihatkan pasien
bakteriuria 1 minggu setelah pemberian amoxicillin sesuai dengan Sindro-ma Mayer Rokitansky- Küster-
( Hauser. Pasien memerlukan tindakan rekonstruksi
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan jumlah vagina beberapa bulan menjelang per-nikahan, telah
bakteriuria sebelum dan sesudah terapi amoxycillin dilakukan konseling kepada orangtua dan keluarga
pada ibu hamil trimester III di RSUP HAM Medan. pasien.
Kata kunci: Bakteriuria, amoxicillin, ibu hamil Kata kunci: Agenesis vagina, Mayer-Rokitansky-
trimester III. Küster-Hauser, anomali duktus müllerian.
Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Widayat, Berriandi Arwan, Bobby Indra Utama
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, RSUP Prof. Dr.
R. D. Kandou Program Pendidikan Dokter Spesialis 1, Bagian
Manado Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas Padang
Latar belakang: Agenesis vagina adalah kondisi
yang langka dengan angka insidensi yang berkisar Latar belakang: Overactive Bladder (OAB)
antara 1 dalam 4.000 hingga 1 dalam 10.000 merupakan kumpulan gejala komplek yang terdiri dari
perempuan. Etiologi yang paling umum adalah sindrom urgensi (keinginan yang sangat kuat untuk berkemih
Rokitansky-Kuster-Hauser-Mayer (RKHM) yang yang datang secara mendadak dan sulit ditahan), dengan
digambarkan sebagai bawaan tidak adanya uterus dan atau tanpa inkontinensia urin, biasanya disertai dengan
vagina pada individu dengan normal genotipe wanita, frekuensi (berkemih hingga lebih dari 8 kali dalam
karakteristik seksual sekunder normal dan ovarium sehari) dan nokturia (terbangun untuk berkemih lebih
normal. Angka insi-densi agenesis cervicovaginal dari 1 kali).
(CVA) tidak diketahui, dan jumlahnya kurang dari 200 Tujuan: penelitian ini untuk melihat angka
kasus yang diterbitkan, di mana hanya 7% dari kasus kejadian Overactive Bladder (OAB) pada pasien poli
memiliki jaringan endometrial yang masih fungsional. KIA Puskesmas Pauh Kota Padang dengan
Sonografi sering-kali merupakan modalitas pencitraan menggunakan Overactive Bladder Symptomps Score
awal untuk evaluasi, pencitraan MRI/CT -Scan adalah (OABSS) Blaivas.
modalitas yang sangat baik untuk mengevaluasi Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif. Analisis
agenesis vagina. data dilakukan secara univariat. Teknik pengambilan
Tujuan: Melaporkan kasus agenesis vagina sampel secara purposive sampling dengan
dengan uterus yang berfungsi. mempertimbangkan kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria
Hasil: Dilaporkan seorang wanita berusia 13 tahun inklusinya adalah wanita usia reproduksi ideal (20-35
datang ke poliklinik dengan riwayat amenore primer tahun) yang sudah pernah melahirkan spontan, tidak
dan nyeri panggul kronis-siklik. Dari pemeriksaan fisik dalam kondisi hamil, tidak menderita gangguan
ditemukan karakteristik seksual sekunder normal neurologi, diabetes melitus, post operasi kandung kemih
dengan kesan agenesis vagina. Selanjutnya dilakukan dan atau infeksi saluran kemih serta tidak dalam terapi
pemeriksa-an diagnostik USG dan CT Scan abdomen Overactive Bladder (OAB), sedangkan kriteria
pelvik, dilanjutkan laparaskopi diagnostik, didapatkan ekslusinya adalah tidak bersedia mengikuti penelitian.
agenesis renal sinistra, uterus sedikit membesar, dengan Penelitian dilaksanakan di Poli KIA Puskesmas Pauh
hematometra dan hematosalping, ovarium normal; kasus Kota Padang selama bulan Januari 2019. Variabel pada
ini dikenal sebagai Sindrom Mayer Rokitansky Kuster penelitian ini adalah Overactive Bladder (OAB).
Hauser. Telah dilaku-kan pemeriksaan hormonal: FSH, Hasil: Pada penelitian ini didapatkan (97,22%)
LH, estrogen, prolaktin dan diperoleh testos-teron responden mengalami keluhan Overactive Bladder
<127,8 ng/dl. Telah dilakukan konseling mengenai (OAB), (97,14%) mengalami keluhan urgensi, serta
prognosis kesuburan di masa mendatang, pasien hanya sebagian kecil (2,86%) responden yang
dijadwalkan untuk dilakukan histerektomi elektif, dan mengalami inkontinensia urin. Hasil penelitian ini
226
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
menunjukkan responden yang tidak mengalami keluhan yang luas, letak mioma di anterior serviks dan operator
Overactive Bladder (OAB) adalah responden dengan yang merupakan ahli uroginekologi.
paritas terkecil (paritas 1).
Kesimpulan: Sebagian besar responden Kata kunci: Miomektomi pervaginam, mioma
mengalami keluhan Overactive Bladder (OAB) dan servikalis.
urgensi, serta hanya sebagian kecil responden yang
mengalami inkontinensia urin. Hasil penelitian ini
menunjukkan responden yang tidak mengalami keluhan PENGARUH SUPLEMENTASI VITAMIN D3
overactive bladder (OAB) adalah responden dengan TERHADAP KEKUATAN OTOT LEVATOR ANI
paritas terkecil (paritas 1). PADA PRIMIPARA DENGAN DEFISIENSI
VITAMIN D3 PASCA SALIN
Kata kunci: Overactive Bladder (OAB), Urgensi
urin, Overactive Bladder Symptom Scores (OABSS). Devi Novianti, dr
227
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
228
Vol. 27, Special Issue 1, 2019 Abstract PIT POGI XXIV
________________________________________________________________________________
KEHAMILAN ATERM DENGAN DIDELPHYS Daerah Bumi Panua, dengan riwayat sectio caesarea 1
UTERUS DAN PASCA SECTIO CAESAREA tahun lalu di rumah sakit provinsi lain, direncanakan
untuk tindakan operatif segera. Pada pemeriksaan
Anggi Lewis Reso Putro1,2, Josua Hisar Simanjuntak1, obstetrik didapatkan kehamilan aterm, dengan janin
Agus Hasan1, Budi Wiweko2,3 intra uterine tunggal hidup dengan presentasi kepala,
pembukaan 8-9 cm, konsistensi lunak, penurunan kepala
1
Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Bumi hodge II, penipisan 70-80%, ketuban sudah pecah, air
Panua Pohuwato, Gorontalo, 2Human Reproductive, ketuban jernih. Dilakukan tindakan sectio caesarea
Infertility and Family Planning Research Center, segera, pada intra-operatif ditemukan pada pasien dua
Indonesia Medical Education and Research Institute buah uterus dengan satu saluran rahim, disertai ovarium
(IMERI), Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia disetiap sisi uterus dan terdapat uterus dekstra yang
3
Klinik IVF Yasmin, Rumah Sakit Dr. Cipto gravid disertai uterus sinistra yang non-gravid, pada
Mangunkusumo, Universitas Indonesia uterus sinistra tampak sikatriks di segmen bawah rahim.
Satu minggu pasca operasi dilakukan pemeriksaan
Latar belakang: Kelainan duktus mullerian ultrasonografi abdomen untuk memastikan diagnose,
adalah kelainan kongenital pada sistem reproduksi dipastikan uterus yang bicornu, uniserviks tanpa adanya
wanita, yang terjadi ketika perkembangan embriogenik septum dan kelainan lain pada kedua ginjal.
duktus mullerian. Didelphys uterus atau uterus ganda, Kesimpulan: Didelphys uterus merupakan kasus
adalah salah satu kelainan yang sangat langka dibanding yang jarang ditemukan, dengan penegakan diagnosa dan
kelainan kongenital pada duktus mullerian lainnya, manajemen yang sulit, dan sering disalah artikan
Didelphys uterus dapat disertai dengan kelainan septum menjadi kelainan ginekologis lainnya. Seperti mioma
vagina longitudinal, ataupun septum vagina transversal ataupun kista urogenital. Dibandingkan dengan kelainan
yang dapat menyebabkan obstruksi hemivagina. Pada duktus mullerian yang lain, didelphys uterus memiliki
kasus ini didapat kehamilan aterm dengan didelphys prognosis yang lebih baik. Jika disertai pemeriksaan
uterus tanpa ada obstruksi maupun septum pada vagina, yang menyeluruh dan asuhan antenatal yang baik.
dengan post sectio caesarea satu tahun sebelumnya.
Tujuan: Mendiskusikan kehamilan dengan
kelainan duktus mullerian
Laporan Kasus: Seorang wanita 18 tahun,
G2P1A0 dengan gravida aterm, Inpartu kala 1 fase aktif.
Datang ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
229