Anda di halaman 1dari 21

1

EVALUASI PEMBELAJARAN
“KEDUDUKAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN”

OLEH
KELOMPOK V

1. SYAMSURIATI (A1K1 18 048)


2. FITRIANI (A1K1 16 019)
3. NUR INDAH (A1K1 16 133)
4. HENDRA ABIDIN (A1K1 18 102)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
2

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
karena atas rahmat dan hidayah-Nyalah kita masih diberikan kesempatan untuk
bisa dan terus menjalankna segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-
Nya. Shalawat dan salam tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad Saw yang telah menjadi Suru Tauladan yang baik bagi umat Islam
semoga kita bias menjadi Umat yang senantiasa berada di jalan Allah Swt.
Tak lupa pula penulis ucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang
telah memberi banyak masukkan demi kelancaran penyusunan makalah yang
berjudul “Kedudukan Penilaian Dalam Pembelajaran“. Dalam kesempatan ini
penyusun ingin mengucapkan banyak terimakasih bagi pihak-pihak yang banyak
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Mungkin saja dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan
maupun kekeliruan dalam penyusunan makalah ini penulis haturkan permohonan
maaf yang sebesar-besarnya, maka dari itu penulis meminta masukkan agar
kedepannya bisa lebih memperbaiki dalam penulisan makalah kedepannya.
Terima kasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada para pembaca.

Wasalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kendari, Maret 2020

Penyusun
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................
B. Rumusan masalah..........................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian penilaian dalam pembelajaran.....................................................


B. Karakteristik penilaian dalam pembelajaran.................................................
C. Komponen dan cakupan penilaian dalam pembelajaran...............................
D. Tujuan penilaian dalam pembelajaran...........................................................
E. Metode dan instrument penilaian dalam pembelajaran.................................
F. Prinsip-prinsip penilaian dalam pembelajaran..............................................
G. Jenis dan fungsi penilaian dalam pembelajaran............................................
H. Peranan penilaian dalam pembelajaran........................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
4

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta globalisasi
menimbulkan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Perubahan tersebut member pengaruh yang besarterhadap berbagai kegiatan
dan kebutuhan masyarakat, termasuk kebutuhan akan pendidikan. Pandangan,
kritikan, sumbangan, dan tuntutan terhadap pendidikan kini terus
mengalamipergeseran. Pendidikan kini telah menarik perhatian masyarakat
dalam pelaksanaan maupun penilaiannya serta hasil yang diperoleh.
Kegiatan utama dalam pendidikan adalah pelaksanaan pembelajaran.
Kegiatan inilah yang menjadi sorotan pertama masyarakat dalam memandang
pendidikan secara luas. Pelaksanaan pembelajaran terus diperhatikan dalam
pelaksanaanya. Kritikan-kritikan bermunculan mengenai pelaksanaan
pembelajaran yang dinilai kurang kondusif dalam menyiapkan peserta didik
untuk dapat menghadapi tantangan globalisai. Salah satu komentar yang
dikemukakan oleh Indra Djati (Anita: 2006) yaitu bahwa pendidikan belum
berhasil mengikuti perubahan yang terjadi di kalangan masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut maka sekolah harus mengkaji ulang pelaksanaan
pembelajaran yang sudah diadakan selama ini. Sekolah harus meningkatkan
perhatian dan melakukan perubahan terhadap aspek-aspek pembelajaran.
Pembelajaran menurut Ralph Tyler (Anita : 2006) memiliki empat
komponen utama, yaitu tujuan, materi, metode/ media, dan penilaian.
Keempat komponen tersebut saling berkaitan dan mendukung. Keempat
komponen ini juga menjadi sorotan besar masyarakat dalam menilai
pendidikan terutama terhadap penilaian. Tak jarang masyarakat menganggap
penilaian belum dilaksanakan sebagai mestinya. Sistem penilaian yang
dilakukan di sekolah sering kali mendapat keraguan masyarakat sehingga
memunculkan berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah.
5

Penilaian merupakan komponen yang tak kalah penting dibanding


dengan komponen pembelajaran yang lain. Penilaian bertujuan untuk
menentukan tingkat ketercapaian peserta didik dalam pembelajaran. Upaya
meningkatkan kualitas pendidikan dapat juga ditempuh melalui peningkatan
kualitas sistem penilaiannya. Sistem penilaian yang baik akan mendorong
pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi
peserta didik untuk belajar lebih baik. Oleh karena itu, dalam upaya
peningkatan kualitas pendidikan diperlukan perbaikan sistem penilaian yang
diterapkan. Untuk melaksanakan perbaikan tersebut pendidik perlu memahami
betul konsep dasar penilaian itu sendiri karena perkembangan konsep
penilaian yang ada pada saat ini menunjuk arah yang lebih luas. Pengetahuan
dan pemahaman yang mendalam terhadap konsep dasar penilain akan
membantu pendidik lebih mudah dalam melakukan perbaikan terhadap sistem
penilaian di sekolah. Pengetahuan dan pemahaman ini juga akan
meningkatkan kesadaran pendidik terhadap pentingnya peranan sistem
penilain yang baik dalam pembelajaran di sekolah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, permaalahan dalam
makalah ini sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari penilian dalam pembelajaran?
2. Bagaimana karakteristik penilaian dalam pembelajaran?
3. Apasaja komponen dan cakupan penilaian dalam pembelajaran?
4. Apa tujuan penilaian dalam pembelajaran?
5. Bagaimana metode dan instrument penilaian dalam pembelajaran?
6. Bagaimana prinsip-prinsip penilaian dalam pembelajaran?
7. Apa saja jenis dan fungsi penilaian dalam pembelajaran?
8. Bagaimana peranan penilaian dalam pembelajaran?
6

C. Tujuan
Berdasarkan permasalahan tersebut,amak tujuan penulisan makalah
ini adalah untuk:
1. Mengetahui pengertian dari penilian dalam pembelajaran
2. Mengetahui karakteristik penilaian dalam pembelajaran
3. Mengetahui komponen dan cakupan penilaian dalam
pembelajaran
4. Mengetahui tujuan penilaian dalam pembelajaran
5. Mengetahui metode dan instrument penilaian dalam
pembelajaran
6. Mengetahui prinsip-prinsip penilaian dalam pembelajaran
7. Mengetahui jenis dan fungsi penilaian dalam pembelajaran
8. Mengetahui peranan penilaian dalam pembelajaran
7

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian dalam Pembelajaran
Penilaian didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi tentang
kinerja siswa. Penilaian merupakan komponen yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat
ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem
penilaiannya.
Menurut Mardapi, (2004), penilaian dan pembelajaran adalah dua
kegiatan yang saling mendukung, upaya peningkatan kualitas pembelajaran
dapat dilakukan melalui upaya perbaikan sistem penilaian.
Sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar
yang baik. Kualitas pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil penilaiannya.
Selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk
menentukan strategi mengajar yang baik dalam memotivasi peserta didik
untuk belajar yang lebih baik (Fitriyani, 2014).
Penilaian pembelajaran erat kaitannya dengan istilah evaluasi dan
pengukuran. Banyak orang yang salah mengartikan bahkan menyamakan
ketiga istilah tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam suatu tulisan
tentang penilaian hasil belajar, Sudrajat (2008) mengemukakan banyak orang
mencampuradukkan pengertian evaluasi, pengukuran (measurenment), dan
penilaian (assessment), padahal keempatnya memiliki pengertian yang
berbeda. Berikut ini merupakan definisi dari evaluasi, pengukuran, dan
penilaian.
Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu
program yang direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak,
dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi
berhubungan dengan pengambilan keputusan nilai (value judgment). Inti dari
evaluasi adalah memberikan informasi untuk kepentingan pengambilan
8

keputusan. Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau


usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana seorang
peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu. Pengukuran berhubungan
dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif (nilai angka).
Sementara itu, penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan
penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang
sejauh mana proses penilaian peserta didik atau ketercapaian kompetensi
peserta didik. Esensi dari penilaian adalah dapat menjawab pertanyaan
tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik (Indrawati,
2015).

B. Karakteristik Penilaian Dalam Pembelajaran


Karakteristik penilaian dalam pembelajaran yaitu:
1. Belajar Tuntas
Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan
(KI-3 dan KI-4), peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan
berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur
yang benar dan hasil yang baik.Asumsi yang digunakan dalam belajar
tuntas adalah peserta didik dapat belajar apapun, hanya waktu yang
dibutuhkan yang berbeda. Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu
lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada
umumnya.
2. Otentik
Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian
otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah.
Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh
merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik
tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih
menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
3. Berkesinambungan
9

Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh


mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian
proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan
kelas).
4. Berdasarkan acuan kriteria
Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap
kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan,
misalnya ketuntasan minimal, yang ditetapkan oleh satuan pendidikan
masingmasing.
5. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk,
portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.

C. Komponen Penilaian Dalam Pembelajaran


Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang
jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama,
suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai
10

teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan


kemampuan peserta didik.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
10. Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan
pendidikan peserta didik.
(Asrul, 2014).

D. Tujuan Penilaian Dalam Pembelajaran


Pelaksanaan penilaian harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan
tersebut menjadi arah bagi pelaksanan evaluasi. Secara umum penilaian hasil
belajar bertujuan untuk membantu kemajuan dan pencapaian tujuan
pembelajaran yang dilaksanakan peserta didik. Menurut Nana Sudjana (2005)
tujuan penilain hasil belajar adalah untuk mengetahui:
1. Tingkat pencapaian hasil belajar setiap peserta didik
2. Faktor-faktor penyebab keberhasilan atau kegagalan siswa dalam
mengikuti pembelajaran
3. Ketepatan materi yang diajarkan bagi pencapaian tujuan pembelajaran
dan hasil belajar peserta didik
4. Kesesuaian penggunaan metode mengajar bagai peserta didik dan materi
pelajaran
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh CEA (Harun Rasyid &
Mansur: 2007) yaitu tujuan penilaian adalah (1) memberi wawasan tentang
belajar siswa kepada guru dan siswa; (2) meningkatkan kesuksesan untuk
semua; (3) membantu proses menetapkan tujuan;  (4) memungkinkan refleksi
secara kontinu terhadap apa yang siswa ketahui sekarang dan apa yang
mereka butuhkan untuk diketahui berikutnya; (5) mengukur apa yang dinilai;
11

(6) mempromosikan intervensi secara cepat dan menghubungkan dengan


penetapan tujuan pembelajaran; dan (7) meningkatkan yang diperoleh siswa
pada edges of capability.
Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian
dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik,
mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses
belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat
diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan
keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu sendiri.
Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran,
kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan atau perbaikan yang diperlukan
keberadaan pembelajaran atau kurikukulum itu sendiri.
Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, di
antaranya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi,
bimbingan, diagnosis, dan prediksi.
1. Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau
membedakan kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan
peserta didik lain. Penilaian ini akan menunjukkan kedudukan peserta
didik dalam urutan dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu,
fungsi penilaian untuk grading ini cenderung membandingkan anak
dengan anak yang lain sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan
norma (norm-referenced assessment).
2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara
peserta didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta
didik yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam
hal ini, fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk atau
tidak di sekolah tertentu.
3. Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar
peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya,
membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan
program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
12

4. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan


belajar yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa
dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang
perlu remidiasi atau pengayaan.
5. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi
yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang
pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari
penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.
6. Menggambarkan penguasaan kompetensi peserta didik.

E. Metode dan Intrumen Penilaian dalam Pembelajaran


Berbagai metode dan instrumen baik formal maupun nonformal
digunakan dalam penilaian untuk mengumpulkan informasi. Informasi yang
dikumpulkan menyangkut semua perubahan yang terjadi baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran
berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan
(penilaianhasil/produk). Penilaian informal bisa berupa komentar-komentar
guru yang diberikan/diucapkan selama proses pembelajaran.
Saat seorang peserta didik menjawab pertanyaan guru, saat seorang
peserta didik atau beberapa peserta didik mengajukan pertanyaan kepada guru
atau temannya, atau saat seorang peserta didik memberikan komentar
terhadap jawaban guru atau peserta didik lain, guru telah melakukan penilaian
informal terhadap performansi peserta didik tersebut. Penilaian proses formal,
sebaliknya, merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dirancang
untuk mengidentifikasi dan merekam pengetahuan dan keterampilan peserta
didik. Berbeda dengan penilaian proses informal, penilaian proses formal
merupakan kegiatan yang disusun dan dilakukan secara sistematis dengan
tujuan untuk membuat suatu simpulan tentang kemajuan peserta didik.
13

F. Prinsip-Prinsip Penilaian dalam Pembelajaran


Agar dalam melakukan penilaian atau evaluasi benar-benar dapat
memberi gambaran yang senenarnya tentang pencapaian hasil belajar siswa,
maka dalam melakukan penilaian guru perlu memperhatikan prinsi-prinsip
penilaian sebagai berikut:
1. Berorientasi pada pencapaian kompetensi, artinya penilaian yang
dilkukan harus berfungsi untuk mengukur ketercapaian siswa dalam
pencapaian kompetensi seperti yang telah ditetapkan dalam kurikulum,
2. Instrumen penilaian harus valid dan reliable, artinya penilaian yang
dilakukan harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk itu
guru guru memerlukan alat ukur yang data menghasilkan hasil
pengukuran yang valid dan reliable. Reliable artinya alat ukur tersebut
walaupun digunakan berluang ulang akan mendapat hasil yang sama.
3. Adil, artinya penilaian oleh guru harus adil kepad seluruh siswa
4. Obyektif, artinya dalam penilaian hasil belajar siswa guru haurs dapat
menjaga obyektifitas proses dan hasil belajar siswa.
5. Berkesinambungan (kontinuitas) artinya penilaian yang dilakukan harus
terencana, bertahap, teratur, terus menerus dan berkesinambungan untuk
memperoleh informasi hasil belajar dan perkembangan belajar siswa.
6. Menyeluruh, dalam arti bahwa penilaian yang guru lakukan harus mampu
menilai keseluruhan kompetensi yang terdapat dalam kurikulum yang
melitputi kognitif, afektif, dan psikomotor.
7. Terbuka, kriteria penilaian harus terbuka bagi berbagai kalangan
sehingga keputusan hasil belajar siswa jelas bagi pihak ihak yang
berkepentingan.
8. Bermakna, hasil penilaian harus bermakna bagi siswa, dan juga pihak
pihak yang berkepentingan.
(Fitriyani, 2014).

G. Jenis dan Fungsi Penilaian dalam Pembelajaran


Dalam dunia pendidikan khususnya disekolah, kita mengenal berbagai
macam atau jenis tes, misalnya tes seleksi, tes enempatan, pre test, post test,
test formtif, tes sumatif, tes diagnosis, tes unjuk kerja (erformance test). Jenis-
jenis tes tersebut mempunyai tujuan dan fungsi tertentu. Misalnya tes seleksi
dimaksudkan untuk menyeleksi atau memilih calon yang data diterima untuk
14

mengikuti suatu program, dengan demikian tes seleksi akan digunakan untuk
menghasilakan calon calon terpilih yang data diterima untuk mengikuti suatu
program.
Tes penematan dimaksudkan untuk menempatkan siswa sesuai dengan
kemampuannya, dengan demiian tes penempatan dapat digunakan untuk
mengelompokan siswadalam suatu kelompok yang relative sama (homogen)
kemampuan dan keterampilannya. Pre-test dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana siswa telah memahami materi pelajaran yang akan disampaikan,
sedangkan post-test dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat
mencapai tujuan program setelah mereka mengikuti program tersebut.
Dengan demikian pre test dan post test dapat digunakan untuk menilai
efektivitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, test formatif
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menguasai tujuan
pembelajaran yang baru saja diajarkan.
Jika banyak siswa yang belum dapat mencapai tujuan yang telah
ditetakan, maka program pembelajaran tersebut harus diulang. Dengan
demikian tes formatif dapat digunakan untuk memperbaiki proses
pembelajaran yang dilakukan. Tes diagnostic dimaksudkan untuk mengetahui
kesulitan yang dialami siswa dalam memahami materi pelajaran. Dengan
demikian tes diagnostic dapat dimanfaatkan sebagai awal untuk menetukan
dan memperbaiki atau menghilangkan pennyebab kesulitan siswa dalam
memahami suatu materi pelajaran. Tes sumatif, dimaksudkan untuk menilai
keberhasilan siswa setelah mengikuti seluruh rangkaian proses pembelajaran,
dengan demikian tes sumatif digunakan untuk menilai hasil belajar siswa.
Sedangkan tes untuk kerja menilai performance siswa dalam menghayati atau
menghasilkan suatu karya  atau hasil belajar.
a. tes seleksi dan fungsinya
Diberbagai media massa baik cetak maupun elektronik kita sering
mendengar, melihat atau membaca iklan tentang lowongan pekerjaan,
enerimaan siswa/mahasiswa baru yang dipasang oleh berbagai instansi,
sekolah dan perusahaan.
15

Agar instansi, sekolah dan perusahaan tersebut memperoleh


pegawai, atau siswa yang mengikuti syarat dan berkualitas dari sekian
banyak calaon yang melamar atau mendaftar, mka instansi, sekolah dan
perusahaan tersebut baiasanya mengadakan tes seleksi.
b. Tes Penempatan dan Fungsinya
Tujuan akhir dari suatu proses pembelajaran adalah setiap siswa
diharapkan dapat mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Kalau demikian maka semestinya setia individu siswa
diberi kesempatan yang sama untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai
dengan kecepatannya. Inilah yang sebenarnya menjadi konsep belajar
tuntas (mastery learning). Jika diberikan kesempatan yang cukup pada
dasarnya setiap individu siswa dapat mencapai semua tujuan pembelajaran
yang telah diteptakan. Yang membedakan adalah kecepatan setiap individu
siswa dalam mencaai tujuan tersebut.
Manfaat yang dapat dipetik dengan dilaksanakannya tes enempatan
adalah kita dapat memperoleh kelompok peserta program dengan
kemampuan yang relative homogeny sehingga program dapat
dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
c.  Pre test-post test dan fungsinya.
Dilihat dari nam tes tersebut kita sudah dapat mengetahui bahwa pre
test merupakan salah satu jenis tes yang dilaksanakan pada awal proses
pembelajaran dan post test merupakan salah satu jenis tes yang
dilaksanakan setelah proses embelajaran selesai. Jika dilihat dari
tujuannya, pre test bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah
menguasai materi yang akan diajarkan.
d. Tes diagnostik dan fungsinya
Tes diagnostic merupakan tes yang dilaksanakan untuk mengetahui
penyebab kesulitan yang dialami siswa. Ronlund dan lim (1990)
menyatakan bahwa “the fungsion of diagnostic is to diagnose learning
difficulities during instruction”. Karena tes diagnostic akan digunakan
untuk mengetahui dan menemukan kesulitan pemahaman konsep-konsep
16

yang sulit diahami maka materi tes diagnostik dikembangkan dari konsep
konsep yang sulit dipahami siswa. Dari hasil tes diagnostic guru akan
dapat menemukan kesultan belajar yang dialami siswa. Selanjutnya guru
harus beruapaya untuk mencari cara menghilangkan penyebab kesulitan
belajar itu sehingga siswa data berhasil menyelesaikan semua program
pembekajaran yang telah dirancang.     
e. Tes Formatif dan Fungsinya
Tes formatif merupakan salah satu jenis tes yang diberikan kepada
siswa setelah menyelesaikan satu unit pembelajaran. Tes formatif tidak
dimaksudkan untuk memberi nilai kepada siswa tetapi hasil tes formatif
akan dimanfaatkan untuk memonitor apakah proses pembelajaran yang
baru saja dilaksanakan telah dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran atau belum.
f.  Tes Sumatif dan Fungsinya
Jika tes formatif ebih dimaksudkan untuk memperbaiki
pembelajaran, maka tes sumatif merupakan jenis  tes yang dilakukan pada
akhir pembelajaran dan dimaksudkan untuyk mengukur keberhasilan siswa
dalam menguasai keseluruhan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Tujuan pembelajaran setiap meta pelajaran akan mencakup pengembangan
tiga kawasan (ranah) pada diri siswa yaitu pengembangan
kawasan  kognitif afektif dan psikomotor walaupun penekanan
pengembangan kawasan yang berbeda.

H. Peranan Penilaian Dalam Pembelajaran


Penilaian hendaknya dirancang sedemikian rupa, agar penilaian
menjadi bermakna bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya karena
penilaian memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran
1. Perlunya standar penilaian
Agar penilaian berfungsi dengan baik, maka sangat perlu untuk meletakan
standar, yang akan menjadi dasar dan pijakan bagi guru dan praktisi
17

pendidikan dalam melakukan kegiatan penilaian. Ada beberapa pihak yang


berkaitan langsung dengan pelaksanaan kegiatan ini, yaitu:
a. Peran Guru
Peranan guru sangat besar dalam menerapkan standar penilaian.
Guru perlu memahami dengan baik standar yang sudah ditetapkan serta
mampu menerapkannya dalam melakukan penilaian terhadap peserta
didik. Informasi hasil penilaian juga dapat dimanfaatkan guru lebih
efektif melalui umpan balik. Umpan balik merupakan sarana bagi guru
dan siswa untuk mengetahui sejauh mana kemajuan pembelajaran yang
telah dilakukan. Dari hasil reviuw literatur tentang umpan balik dan
hubungannya dengan motivasi siswa, Croks (dalam Harun Rasyid dan
Masur: 2007) menyimpulkan bahwa manfaat umpan balik agar dapat
memotivasi siswa, harus fokus pada
 Kualitas kerja anak-anak, dan bukan pada membandingkan dengan
anak-anak lain
 Cara-cara spesifik dimana pekerjaan anak dapat ditingkatkan
 Peningkatan pekerjaan anak harus dibandingkan dengan pekerjaan
sebelumnya
Seiring dengan hal tersebut, Clarke (dalam Harun Rasyid dan
Masur: 2007) menyarankan 6 prinsip dalam melakukan evaluasi yaitu
sebagai berikut:
a) Umpan balik harus fokus pada tugas-tugas tujuan pembelajaran
b) Guru memberikan pesan yang baik pada anak tentang kemampuan
mereka
c) Penilaian mengarah pada penurunan moril bagi yang mencapai prestasi
rendah dan kepuasan bagi prestasi yang tinggi
d) Penghargaan eksternal sama seperti grades  (tingkatan)
e) Perlunya umpan balik spesifik yang fokus pada kesuksesan dan
peningkatan dari pada mengoreksi
f) Anak-anak perlu kesempatan untuk membuat peningkatan atas
pekerjaan mereka.
18

b. Peran Siswa
Keikutsertaan siswa di dalam proses penilaian menjadi penting
apabila standar yang digunakan bisa diwujudkan untuk semua siswa. Rudd
dan Gunstone (dalam Harun Rasyid dan Mansur: 2007) mengidentifikasi
beberapa keuntungan yang diperoleh dengan perlibatan siswa dalam
proses penilaian diri sebagai berikut.
1. Mengembangkan kemampuan siswa untuk merencanakan dan berpikir
menyeluruh menyangkut hasil dan ketrampilan mereka
2. Menciptakan kesadaran siswa akan pentingnya menilai pekerjaan
mereka sendiri
3.  Mengembangkan kemampuan siswa untuk saling mengevaluasi
penilaian diri satu sama lain asalkan kritik membangun
4. Mengembangkan kemampuan siswa dalam mengatur sumber daya dan
waktu secara lebih efektif.
c. Peran Sekolah
Sekolah merupakan pusat kegiatan pembelajaran. Penilaian dan
pembelajaran merupakan dua hal yang sangat terkait, oleh karena itu
sekolah hendaknya menciptakan suasana (kultur) yang kondusif agar
penilaian dapat berjalan sesuai dengan fungsi dan tujuan masing-masing.

2. Siswa menjadi Pembelajar yang baik


Dukungan sekolah dan para guru hendaknya lebih memihak pada
kebutuhan siswa daripada memenuhi target kurikulum. Guru  sebaiknya
tidak terburu-buru dengan target harus selesai tepat pada waktunya tanpa
memperhatikan apakah siswa telah paham atau belum. Guru harus  fokus
dengan bagaimana penilaian yang mereka terapkan dapat mengungkap
permasalahan-permasalahan nyata yang dihadapi siswa mereka dan
menggunakan informasi tersebut untuk membantu para siswa menjadi
pebelajar yang lebih baik.
19

3. Penilaian dan Motivasi Belajar anak


Penilaian dan motivasi merupakan dua istilah yang melekat pada proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dan penilaian, motivasi siswa
akan mempengaruhi belajar siswa, jika lingkungan atau kondisi
mendukung hal tersebut.  Oleh karena itu, diperlukan kemauan guru untuk
menerapkan strategi penilaian yang membuat siswa bertanggungjawab
terhadap belajar mereka sendiri.
(Indrawati, 2015).
20

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Penilaian didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi tentang
kinerja siswa.
2. Karakteristik penilaian dalam pembelajaran yaitu belajar Tuntas, otentik,
berkesinambungan, berdasarkan acuan criteria dan menggunakan teknik
penilaian yang bervariasi
3. Komponen Penilaian Dalam Pembelajaran yaitu sahih,objektif, adil,
terpadu, terbuka, menyeluruh, sistematis, beracuan criteria, akuntabel, dan
edukatif
4. Tujuan penilian dalam pembelajaran diantaranya Tingkat pencapaian hasil
belajar setiap peserta didik
5. Metode dan intrumen penilaian dalam pembelajaran yaitu metode dan
instrumen baik formal maupun nonformal digunakan dalam penilaian
untuk mengumpulkan informasi. Informasi yang dikumpulkan
menyangkut semua perubahan yang terjadi baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
6. Prinsip penilaian dalam pembelajaran salah satunya yaitu berorientasi pada
pencapaian kompetensi
7. Jenis dan fungsi penilaian dalam pembelajaran yaitu tes seleksi, tes
enempatan, pre test, post test, test formtif, tes sumatif, tes diagnosis, tes
unjuk kerja (erformance test).
8. Perenan penilaian dalam pembelajaran terdiri atas perasn guru,peran siswa
dan peran sekolah
B. Saran
Saran yang dapat diajukan melalui makalah ini yaitu kiranya makalah
ini dapat menjadi bahan pembelajaran naik penulis, pembaca khususnya siswa
dan guru didalam meningkatkan proses pembelajaran yang lebih efektif dan
efisi
21

DAFTAR PUSTAKA

Asrul,dkk. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Ciptapusaka Media

Indrawati, dkk. 2015. Penilaian dalam pembelajaran. Kendari : Institute Agama


Islam Negeri

Fitriyani. 2014. Peranan Penilaian Dalam Pembelajaran. http: //fitriyani


180893.blogspot.com/2014/01/peranan-penilaian-dalam-
pembelajaran_2750.html

Anda mungkin juga menyukai