Kelompok 6 Pneumatik Hidrolik
Kelompok 6 Pneumatik Hidrolik
D
I
S
U
S
U
N
OLEH KELOMPOK 3 :
NAMA: NIM:
1. TIMOTIUS FERNANDO TARIGAN (5143122025)
2. SURUHEN PRATAMA SITEPU (5132122013)
3. EGIA ALOI TARIGAN (5143122011)
Penulis
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan........................................................................................................................1
C. Metode Penulisan........................................................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORI....................................................................................................................2
PNEUMATIK RANGKAIAN SIRKUIT OTOMATIS....................................................................2
A. Pengertian Pneumatik..............................................................................................................2
B. Pengertian Teknik Otomatisasi................................................................................................2
C. Diagram Alir...............................................................................................................................3
D. Efektifitas Pneumatik...............................................................................................................3
E. Konstruksi Pneumatik..............................................................................................................4
1. Unit Tenaga (Power Pack)....................................................................................................4
2. Unit Pengatur......................................................................................................................6
3. Unit Penggerak (actuator)...................................................................................................6
F. Aliran Fluida..............................................................................................................................8
G. Software Fluid Simulation Pneumatik......................................................................................9
BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................................10
A. Pengendalian Gerak Otomatis Silinder Kerja Ganda :..........................................................10
Pintu bus dengan dengan kontrol pneumatik..........................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pneumatik merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang bergerak, keadaan-
keadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat keseimbangan. Kata pneumatik itu berasal
dari bahasa Yunani, yaitu “pneuma” yang berarti “udara” atau “nafas”. Jadi pneumatik berarti
terisi udara atau digerakkan oleh udara mampat.
Prinsip kerja pneumatik tergantung pada kompresi udara. Piranti yang digunakan pada
sistem ini berdasarkan hukum fisika dasar. Pengaturan pada sistem pneumatik dilakukan
dengan mengatur tekanan udara dan arah aliran udara, yang diatur dengan valve (katup)
B. Tujuan Penulisan
Mahasiswa mampu memahami tentang pneumatik rangkaian sirkuit otomatis dan dapat
mengetahui nama-nama komponennya.
C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode literatur, dimana bahan-
bahan penulisan berasal dari buku-buku pedoman, materi kuliah, maupun sumber lain yang
masih berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.
21
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pneumatik
Pneumatik adalah ilmu yang mempelajari gerakan atau perpindahan udara dan
gejala atau fenomena udara. Dengan kata lain pneumatik berarti mempelajari
tentang gerakan angin (udara) yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga dan
kecepatan.
21
dilaksanakan oleh tenaga asing (tanpa perantaraan tenaga manusia).
C. Diagram Alir
Diagram Rangkaian harus digambar dengan tata cara penggambaran yang benar.
Karena hal ini akan memudahkan seseorang untuk membaca rangkaian, sehingga
mempermudah pada saat merangkai atau mencari kesalahan sistem pneumatik.
D. Efektifitas Pneumatik
Sistem gerak dalam pneumatik memiliki optimalisasi/efektifitas bila
digunakan pada batasbatas tertentu. Adapun batas-batas ukuran yang dapat menimbulkan
optimalisasi penggunaan pneumatik antara lain: diameter piston antara 6 s/d 320 mm,
panjang langkah 1 s/d 2.000 mm, tenaga yang diperlukan 2 s/d 15 bar, untuk
keperluan pendidikan
biasanya berkisar antara 4 sampai dengan 8 bar, dapat juga bekerja pada tekanan
udara di bawah 1 atmosfer.
Misalnya untuk keperluan mengangkat plat baja dan sejenisnya melalui katup
karet hisap flexibel. Adapun efektifitas penggunaan udara bertekanan dapat dilihat pada
grafik berikut :
21
Gambar 3. Efektifitas udara bertekanan (Werner Rohrer, 1990)
E. Konstruksi Pneumatik
Secara umum komponen-komponen konstruksi pneumatik dapat dikelompokkan
menjadi 3 (tiga) yaitu :
A. Unit tenaga,
B. Unit pengatur dan
C. Unit penggerak.
21
Gambar 4. Kompresor yang digunakan
21
2. Unit Pengatur
Unit pengatur merupakan bagian pokok yang menjadikan sistem pneumatik
termasuk sistem otomasi. Karena dengan unit pengatur ini hasil kerja dari sistem
pneumatik dapat diatur secara otomatis baik gerakan, kecepatan, urutan gerak, arah
gerakan maupun kekuatannya. Dengan unit pengatur ini sistem pneumatik dapat didesain
untuk berbagai tujuan otomatis dalam suatu mesin industri.
Fungsi dari unit pengatur ini adalah untuk mengatur atau pengendalikan jalannya
penerusan tenaga fluida hingga menghasilkan bentuk kerja (usaha) yang berupa tenaga
mekanik. Unit pengatur ini berupa katup kontrol arah. Jenis jenis katup kontrol arah
antara lain:
1. Katup 3/2 Geser Dengan Tangan ( Hand Slide Valve )
2. Katup 3/2 dengan tuas roller
3. Katup kontrol 5/2
4. Katup ganti/ katup"Atau".
5. Katup kontrol aliran satu arah
21
a. Silinder Pneumatik
Dalam sistem pneumatik, silinder penggerak dibedakan menjadi:
1). Silinder Kerja Tunggal
Silinder ini mendapat suplai udara hanya dari satu sisi saja. Untuk mengembalikan
keposisi semula biasanya digunakan pegas. Silinder kerja tunggal hanya dapat memberikan
tenaga pada satu sisi saja. Gambar berikut ini adalah gambar silinder kerja tunggal.
b. Gaya Piston
Gaya piston yang dihasilkan oleh silinder bergantung pada tekanan udara, diameter
silinder dan tahanan gesekan dari komponen perapat. Gaya piston secara teoritis dihitung
menurut rumus berikut:
21
c. Kebutuhan Udara
Untuk menyiapan udara dan untuk mengetahui biaya pengadaan energi, terlebih dahulu
harus diketahui konsumsi udara pada sistem. Pada tekanan kerja, diameter piston dan
langkah tertentu, konsumsi udara dihitung sebagai berikut:
Kebutuhan udara = Perbandingan kompresi x Luas penampang piston x Panjang langkah
F. Aliran Fluida
Aliran fluida untuk hidrolika dan pneumatika pada kecepatan rendah pada dinding-
dinding pipa dan aliran yang paling tinggi dipusat pipa. Ini dikenal dengan aliran laminer
21
atau streamline.
Sifat aliran ditentukan pada bilangan Reynolds, Re, yang diberikan oleh persamaan :
21
A. Pengendalian Gerak Otomatis Silinder Kerja Ganda :
Silinder kerja ganda adalah apabila langkah kerja terjadi pada kedua belah sisi
piston. Jadi udara mampat dapat mendorong pada sisi depan maupun sisi belakang secara
bergantian.
a. Aplikasi pneumatik dalam proses produksi
Pintu bus dengan dengan kontrol pneumatik
Silinder pneumatik penggerak ganda diletakkan di sisi dalam salah satu
daun pintu lipat bus. Bagian pangkal silinder penggerak ganda diikatkan pada
bodi mobil mekakui engsel, demikian pula pada ujung batang torak silinder,
sehingga gerakan maju mundur stang torak akan memudahkan pintu bus
membuka dan menutup dengan fleksibel. Pintu bus akan menutup bila batang
torak silinder pneumatik penggerak ganda bergerak maju (A+), sedangkan pintu
bus akan membuka bila batang torak silinder pneumatik penggerak ganda tersebut
bergerak mundur (A -). Agar dapat bekerja seperti di atas, maka rangkaiannya
adalah sebagai berikut:
Diagram Rangkaian Kontrol Pintu Bus Otomatis
21
Tabel Keterangan Rangkaian Kontrol Pintu Bus Otomatis
21
a. Cara Kerja Rangkaian Pintu Bus dengan Kontrol Pneumatik
Pada saat bus sedang menunggu penumpang di terminal, halte ataupun
tempat-tempat pemberhentian bus lainnya, maka pintu dikondisikan terbuka terus.
Hal ini dimungkinkan dengan mengoperasikan katup S4. Ketika katup S4
dioperasikan, saluran 1 terbuka, saluran 3 tertutup, aliran udara dari saluran 1 ke
saluran 2 menuju saluran 1.2 (X) pada katup V4 melalui katup V3. Aliran udara
pada katup V4 adalah udara masuk saluran 1 keluar saluran 2 menuju saluran
silinder bagian depan melalui katup V6. Udara mendorong silinder ke belakang
(A-). Udara dalam silinder bagian belakang didorong keluar menuju saluran 4 dan
21
keluar saluran 5 pada katup V4 melalui katup V5. Dengan gerakan A- (silinder
mundur) maka pintu bus akan terbuka.
Pada saat kondisi pintu bus terbuka maksimal, akan mengaktifkan katup S1.
Sehingga aliran udara pada katup S1 adalah saluran 1 terbuka, saluran 3 tertutup,
udara mengalir dari saluran 1 ke saluran 2 dan selanjutnya diteruskan ke katup
V1. Aliran udara ini akan mengaktifkan katup V1 sehingga udara dari kompresor
akan mengalir ke katup V4 melalui saluran 1.4 (Y). Pada saat yang bersamaan,
pada saluran 1.2 (X) masih terdapat udara mampat sehingga kondisi ini tidak
akan mempengaruhi posisi katup V4. Posisi silinder masih dalam kondisi awal
dan posisi pintu bus masih dalam keadaan terbuka terus. (lihat gambar 5)
Pada saat bus akan berangkat, sopir/kondektur bus harus menutup pintu bus
terlebih dahulu. Untuk itu maka katup S4 harus dikembalikan ke posisi semula.
Saluran 1 tertutup dan saluran 3 terbuka. Udara mampat pada saluran 1.2 (X)
akan mengalir ke katup V3 menuju saluran 2 dan dibuang melalui saluran 3 pada
katup S4. Akibatnya udara pada saluran 1.4 (Y) akan mendorong katup V4
sehingga aliran udara pada katup V4 adalah udara dari kompresor masuk saluran
21
1 diteruskan ke saluran 4 menuju katup V5 dan kemudian masuk ke saluran
silinder bagian belakang. Udara pada bagian depan akan didorong ke luar
melewati katup V6 menuju saluran 2 dan dibuang melalui saluran 3 pada katup
V4. Dengan gerakan maju ini (A+), pintu bus akan segera tertutup (lihat gambar
6)
Apabila di tengah perjalanan ada penumpang yang akan turun, maka untuk
membuka pintu, penumpang tinggal menekan katup S2. Pada waktu katup S2
ditekan maka saluran 1 terbuka dan saluran 3 tertutup. Aliran udara dari saluran 1
menuju saluran 2 untuk selanjutnya diteruskan ke V2 dan V3, kemudian menuju
ke katup V4 melalui saluran 1.2 (X). Aliran udara pada katup V4 udara masuk
saluran 1 menuju saluran 2 kemudian diteruskan ke katup V6. Selanjutnya
diteruskan ke silinder melalui saluran bagian depan. Udara mendorong silinder ke
belakang. Udara pada bagian belakang silinder akan didorong ke luar melalui
katup V5 menuju saluran 4 dan dibuang melalui saluran 5. Silinder bergerak
mundur (A-) dan pintu bus terbuka (lihat gambar 7).
21
Gambar 7. Membuka pintu bus dengan menggunakan katup S2
Pada waktu pintu terbuka maksimal maka akan mengaktifkan katup S1.
Dengan terbukanya katup S1, maka katup V1 akan mengalirkan udara dari
kompresor menuju katup V4 melalui saluran 1.4 (Y). Pada saat udara masuk ke
saluran 1.4 (Y), pada saluran 1.2 (X) tidak ada udara mampat karena pada saat
katup S2 dilepas maka posisi akan kembali ke posisi awal. Sehingga udara pada
saluran 1.2 (X) akan segera dibuang ke udara bebas melalui saluran 3 pada katup
S2. Akibatnya silinder akan bergerak maju (A+) dan pintu bus akan segera
menutup kembali (lihat gambar 8).
21
Gambar 8. Menutup pintu bus dengan menggunakan katup S2
21
Gambar 9. Membuka pintu bus dengan menggunakan katup S3
21
Gambar 10. Menutup pintu bus dengan menggunakan katup S3
21
PENUTUP
SARAN
Dari hasil review kami, kami menemukan beberapa penggunaan komponen yang
sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan didalam sistem pneumatic untuk mesin pengamplas kayu
ini otomatis. Berikut ini kami membuat rangkaian sistem pneumatic untuk mesin pengamplas
kayu otomatis yang lebih sederhana
4 2
5 3
1
1 3 2
1 1
2
2
1 3
1 3
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
21
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman agar memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Erlangga. (2008). Teknik Produksi Mesin Industri untuk SMK Jilid 3. Jakarta.
21