TGS G LNKGN
TGS G LNKGN
TENTANG
KEKERINGAN
Disusun Oleh :
MAWAR HARIANTO
11514A0005
2020
i
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam
karena nikmat dan Hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami
buat kurang tepat baik dari segi isi maupun bahasanya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, Oleh karena itu kami dengan senang hati dapat menerima dan
mengharapkan saran dan kritik dari dosen dan temen-temen mahasiswa. yang bersifat
"KEKERINGAN", yang menurut penulis dapat memberikan manfaat yang besar baik
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................................................... 2
A. Pengertian Kekeringan.......................................................................................... 3
B. Jenis-Jenis Kekeringan.......................................................................................... 5
A. Kekeringan............................................................................................................ 8
D. Dampak Kekeringan.............................................................................................. 11
E. Politik.................................................................................................................... 13
BAB VI PENUTUP............................................................................................................ 21
A. Simpulan ................................................................................................................ 21
B. Saran....................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non
pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana, kerentanan, dan kemampuan yang di
Posisi geografis menyebabkan Indonesia berada pada belahan bumi dengan iklim
monsoon tropis yang sangat sensitif terhadap anomali iklim El-Nino Southern Oscillation
laut di Pasifik Equator bagian tengah hingga timur menghangat (El Nino).
ini muncul bila suatu wilayah secara terus-menerus mengalami curah hujan di bawah
rata-rata. Musim kemarau yang panjang akan menyebabkan kekeringan karena cadangan
air tanah akan habis akibat penguapan (evaporasi), transpirasi, ataupun penggunaan lain
oleh manusia.
wilayah kehilangan sumber pendapatan akibat gangguan pada pertanian dan ekosistem
yang ditimbulkannya. Dampak ekonomi dan ekologi kekeringan merupakan suatu proses
1
sehingga batasan kekeringan dalam setiap bidang dapat berbeda-beda. Namun demikian,
suatu kekeringan yang singkat tetapi intensif dapat pula menyebabkan kerusakan yang
signifikan.
B. Rumusan Masalah
5 Bagaimana usaha untuk mitigasi untuk menangani bencana kekeringan baik pra
C. Tujuan
5 Untuk mengetahui usaha mitigasi untuk menangani bencana kekeringan baik pra
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Defenisi Kekeringan
Kekeringan sulit untuk dapat didefinisikan secara tepat, secara umum kekeringan
merupakan suatu kondisi dimana terjadi kekurangan air untuk memenuhi kebutuhan
(Bayong, 2004). Adapun definisi lain kekeringan merupakan suatu fenomena yang
kekeringan merupakan hal yang sulit karena sangat bergantung pada perbedaan wilayah,
kebutuhan, sudut pandang disiplin ilmu. Secara garis besar, kekeringan terjadi akibat
kurangnya curah hujan yang turun selama beberapa kurun waktu tertentu dan
Kekeringan merupakan salah satu masalah serius yang sering muncul ketika
musim kemarau tiba. Banyak tempat di Indonesia mengalami masalah kekurangan air
atau defisit air atau kekeringan. Dari perspektif kebencanaan kekeringan didefinisikan
sebagai kekurangan curah hujan dalam periode waktu tertentu (umum-nya dalam satu
musim atau lebih) yang menyebabkan kekurangan air untuk berbagai kebutuhan (UN-
ISDR, 2009). Kekurangan air tersebut berpengaruh terhadap besarnya aliran permukaan
pada suatu DAS. Pada umumnya bencana kekeringan tidak dapat diketahui mulainya,
namun dapat dikatakan bahwa kekeringan terjadi saat air yang ada sudah tidak lagi
kekeringan sangat luas dan nilai ekonomi kerugian cukup besar. Secara umum kejadian
kekeringan dapat ditinjau dari aspek: hidro- meteorologi, pertanian, dan hidrologi
3
(Wilhite, 2010). Dari aspek hidro- meteorologi kekeringan timbul dan disebabkan oleh
berkurangnya curah hujan selama periode tertentu. Dari aspek pertanian dinyatakan
kekeringan jika lengas tanah berkurang sehingga tanaman kekurangan air. Lengas tanah
Ketersediaan lengas tanah juga erat kaitannya dengan tingkat kesuburan tanah. Secara
hidrologi kekeringan ditandai dengan berkurang-nya air pada sungai, waduk dan danau
pada kondisi yang sering dianggap “normal”.Kekeringan juga berkaitan dengan waktu
(adanya penundaan pada awal musim penghujan, sehingga periode musim kemarau lebih
panjang) dan tingkat keefektifitasan hujan (yaitu intensitas curah hujan, jumlah kejadian
hujan).Faktor iklim lainnya seperti temperatur yang tinggi, angin kencang dan
Dipole) dan El Nino mempunyai dampak terhadap curah hujan di Indonesia (Bayong,
2008). Fenomena IOD disebabkan oleh interaksi atmosfer – laut di Samudera Hindia
Ekuatorial, dimana terjadi perbedaan beda temperatur permukaan laut antara Samudera
Hindia tropis bagian barat atau pantai Afrika Timur dan Samudera Hindia Tropis bagian
Samudera Pasifik ekuator dan pantai barat Amerika Selatan El Nino mempengaruhi
aktivitas curah hujan terutama di bagian timur dari pada bagian barat Kontinen Maritim
Nino, sirkulasi zonal di atas Indonesia divergen, sehingga terjadi subsidensi udara atas.
4
Divergensi massa udara mengakibatkan penyimpangan awan-awan yang terbentuk
bergeser ke Pasifik tengah dan timur (Bayong, 2003). Fenomena El Nino dapat
menimbulkan bencana kekeringan, banjir, dan bencana lain yang dapat mengacaukan dan
Dampak dari kekeringan muncul sebagai akibat dari kurangnya air, atau
perbedaan antara permintaan dan persediaan air. Kekeringan paling sering dihubungkan
dengan curah hujan yang rendah atau iklim semi kering, sementara kekeringan juga
terjadi pada daerah-daerah dengan jumlah curah hujan yang biasanya besar. Manusia
sudah biasa. Dengan demikian, setelah bertahun-tahun hidup dengan curah hujan di atas
rata-rata, manusia bisa menganggap tahun pertama sewaktu curah hujan rata-rata kering
terjadi kekeringan. Lebih jauh lagi,tingkat curah hujan yang bisa memenuhi kebutuhan
seorang peladang mungkin merupakan kekeringan yang serius bagi seorang petani yang
dengan baik karakteristik meteorologi dan juga persepsi manusia tentang kondisi-kondisi
kekeringan.
B. Jenis-Jenis Kekeringan
wilayah yang satu dengan wilayah lainnya. Kekeringan dibagi menjadi beberapa jenis,
yaitu:
Kekeringan ini berkaitan dengan besaran curah hujan yang terjadi berada
5
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Intensitas kekeringan
hujan antara 70% -85% dari kondisi normal (curah hujan dibawah normal) 2. Sangat
kering : apabila curah hujan antara 50% - 70% dari kondisi normal (curah hujan jauh
dibawah normal) 3. Amat sangat kering : apabila curah hujan < 50% dari kondisi
normal (curah hujan amat jauh dibawah normal) Menurut (The National Drought
khusus karena kondisi atmosfer yang mengakibatkan kekurangan curah hujan sangat
curah hujan kurang dari threshold yang telah ditetapkan.Langkah ini hanya cocok
untuk ambang pintu daerah yang karakteristik dengan curah hujan yang turun
sepanjang tahun seperti wilayah hutan hujan tropis, beriklim lembab subtropics, atau
b) Kekeringan Pertanian
Drought) yang berpengaruh pada pertanian dengan fokus pada kekurangan curah
hujan, perbedaan antara evapotranspirasi potensial dan aktual, deficit air tanah,
berkurangnya air tanah atau tingkat reservoir, dsb. Kebutuhan air untuk tanaman
bergantung pada kondisi cuaca, karakteristik biologis dari tanaman tertentu, tahap
pertumbuhan, dan sifat-sifat fisis dan biologis tanah. Definisi yang baik mengenai
6
agricultural drought harus dapat menjelaskan variabel kerentanan tanaman selama
c) Kekeringan Hidrologis
Menurut BNPB pada tahun 2014, kekeringan ini terjadi berhubungan dengan
dari ketinggian muka air sungai, waduk, danau dan air tanah. Ada jarak waktu antara
berkurangnya curah hujan dengan berkurangnya ketinggian muka air sungai, danau
dan air tanah, sehingga kekeringan hidrologis bukan merupakan gejala awaln
terjadinya kekeringan.
1 Kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran dibawah periode
5 tahunan.
2 Sangat Kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran jauh
3 Amat Sangat Kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran
7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kekeringan
ini muncul bila suatu wilayah secara terus-menerus mengalami curah hujan di bawah
permukaan dan air tanah. Kekeringan ini diukur berdasarkan elevasi muka air
sungai, waduk, danau dan air tanah. Kekeringan Hidrologis bukan merupakan
tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas yang
8
C. Faktor-Faktor Terjadinya Kekeringan
Dengan lapisan tanah yang tipis, air hujan yang terkandung dalam tanah tidak
akan bertahan lama. Hal ini dapat terjadi karena air akan lebih cepat mengalami
daerah pegunungan kars, karena di daerah ini memiliki lapisan tanah atas yang tipis.
Air hujan yang jatuh pada saat musim penghujan, akan meresap jauh ke
dalam lapisan bawah tanah mengingat selain hanya mampu menyimpan air dengan
intensitas yang terbatas, tanah juga tidak mampu menyimpan air dengan jangka
waktu yang lebih lama.Hal ini menyebabkan aliran-aliran air di bawah tanah (sungai
bawah tanah) yang dalam, sehingga tanaman tidak mampu menyerap air pada saat
kemarau, karena air yang terdapat jauh di bawah lapisan tanah tidak mampu
naik, sehingga kalaupun ada sumber mata air yang tidak mengalami kekeringan pada
Tekstur tanah yang kasar, tidak mampu menyimpan air dengan jangka waktu
yang lama. Karena air hujan yang turun akan langsung mengalir ke dalam, karena
tanah tidak mampu menahan laju air. Di lain sisi, air yang terkandung dalam tanah
yang memiliki tekstur yang kasar akan mengalami penguapan relatif lebih
9
cepat, karena rongga-rongga tanah jelas lebih lebar dan sangat mendukung terjadinya
proses penguapan.
4 Iklim
alam yang tidak menentu akan berpengaruh terhadap kondisi iklim yang
kemarau.
5 Vegetasi
vegetasi tertentu seperti ketela pohon yang menyerap air tanah dengan intensitas
air dalam tanah. Dan lebih parahnya, penanaman ketela pohon banyak terjadi di
sangat rumit, dan menutupi permukaan tanah (lapisan tanah atas) di sekitar bambu
demikian tanaman yang seharusnya berfungsi untuk menyimpan air tidak ada atau
terbatas jumlahnya.
10
6 Topografi
kandungan air tanah yang dimiliki. Biasanya daerah yang rendah akan memiliki
kandungan air tanah yang lebih banyak daripada di daerah dataran tinggi. Hal ini
disebabkan karena air hujan yang diserap oleh tanah akan mengalir dari tempat yang
tinggi ke tempat yang rendah. Oleh karena itu air akan lebih banyak terserap oleh
tanah di dataran yang lebih rendah. Dengan kata lain.di dataran tinggi kemungkinan
D. Dampak Kekeringan
a. Fisik
pandang).
7. Keadaan suhu siang hari pada saat kekeringan akibat musim kemarau
menjadikan suhu udara sangat tinggi dan sebaliknya pada malam hari suhu udara
sangat dingin. Perbedaan suhu udara yang berganti secara cepat antara siang dan
11
b. Non Fisik
1. Ekonomi
perikanan.
kekeringan.
lembaga-lembaga keuangan.
2. Sosial Budaya
a. Saat terjadi kekeringan, tanah menjadi kering dan pasir lembut atau debu
mudah terbawa angin. Hal ini menyebabkan debu ada dimana, sehingga
12
f. Ketidakadilan dalam distribusi akibat dampak-dampak kekeringan dan
bantuan pemulihan.
pencaharian.
negeri.
E. Politik
bencana kekeringan. Badan khusus penanggulangan bencana juga harus dibentuk, seperti
Bencana).
3. Pembentukan pokja dan posko kekeringan pada tingkat pusat dan daerah.
13
5. Pengembangan/perbaikan jaringan pengamatan iklim pada daerah-daerah rawan
kekeringan.
Jika lebih dirincikan, tahap mitigasi bencana kekeringan adalah sebagai berikut:
1. Pra bencana
a) Memanfaatkan sumber air yang ada secara lebih efisien dan efektif.
Panen air merupakan cara pengumpulan atau penampungan air hujan atau air
aliran permukaan pada saat curah hujan tinggi untuk digunakan pada waktu curah
hujan rendah. Panen air harus diikuti dengan konservasi air, yakni menggunakan air
yang sudah dipanen secara hemat sesuai kebutuhan. Pembuatan rorak merupakan
contoh tindakan panen air aliran permukaan dan sekaligus juga tindakan konservasi
air.
Daerah yang memerlukan panen air adalah daerah yang mempunyai bulan
kering (dengan curah hujan < 100 mm per bulan) lebih dari empat bulan berturut-turut
dan pada musim hujan curah hujannya sangat tinggi (> 200 mm per bulan). Air yang
berlebihan pada musim hujan ditampung (dipanen) untuk digunakan pada musim
14
kemarau. Penampungan atau 'panen air' bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan air
tanaman, sehingga sebagian lahan masih dapat berproduksi pada musim kemarau
a. Rorak
kedalaman 30-80 cm, yang digunakan untuk menampung sebagian air aliran
permukaan. Air yang masuk ke dalam rorak akan tergenang untuk sementara dan
secara perlahan akan meresap ke dalam tanah, sehingga pengisian pori tanah oleh air
akan lebih tinggi dan aliran permukaan dapat dikurangi. Rorak cocok untuk daerah
dengan tanah berkadar liat tinggi-di mana daya serap atau infiltrasinya renda dan
b. Saluran buntu
Saluran buntu adalah bentuk lain dari rorak dengan panjang beberapa meter
(sehingga disebut sebagai saluran buntu). Perlu diingat bahwa dalam pembuatan
rorak atau saluran buntu, air tidak boleh tergenang terlalu lama (berhari-hari) karena
dari kekurangan air. Sistem 'catch pit' merupakan lubang kecil untuk menampung air,
sehingga kelembaban tanah di dalam lubang dan di sekitar akar tanaman tetap tinggi.
Lubang harus dijaga agar tidak tergenang air selama berhari-hari karena akan
15
d. Embung
Embung adalah kolam buatan sebagai penampung air hujan dan aliran
permukaan. Embung sebaiknya dibuat pada suatu cekungan di dalam daerah aliran
sungai (DAS) mikro. Selama musim hujan, embung akan terisi oleh air aliran
permukaan dan rembesan air di dalam lapisan tanah yang berasal dari tampungan
mikro di bagian atas/hulunya. Air yang tertampung dapat digunakan untuk menyiram
tanaman, keperluan rumah tangga, dan minuman ternak selama musim kemarau.
Embung cocok dibuat pada tanah yang cukup tinggi kadar liatnya supaya
peresapan air tidak terlalu besar. Pada tanah yang peresapan airnya tinggi, seperti
tanah berpasir, air akan banyak hilang kecuali bila dinding dan dasar embung dilapisi
Cek dam adalah bendungan pada sungai kecil yang hanya dialiri air selama
musim hujan, sedangkan pada musim kemarau mengalami kekeringan. Aliran air dan
sedimen dari sungai kecil tersebut terkumpul di dalam cekdam, sehingga pada musim
hujan permukaan air menjadi lebih tinggi dan memudahkan pengalirannya ke lahan
pertanian di sekitarnya. Pada musim kemarau diharapkan masih ada genangan air
Air hujan dari atap rumah dapat ditampung di dalam bak atau tangki untuk
tanaman. Untuk minum sebaiknya digunakan air dari mata air karena pada awal
16
Antisipasi penanggulangan kekeringan dapat dilakukan melalui dua tahapan
3. Pengaturan operasi dan pemanfaatan air waduk untuk wilayah sungai yang
mempunyai waduk.
di hulu.
sungai.
7. Penertiban pengguna air tanpa ijin dan yang tidak taat aturan.
17
c. Saat terjadi Bencana
(4) Pengaturan pemberian air bagi pertanian secara darurat (seperti gilir giring).
Untuk penanganan dampak, perlu dilakukan secara terpadu oleh sektor terkait
a) Dampak Sosial:
kekeringan.
b) Dampak Ekonomi:
(2) Peningkatan efisiensi penggunaan air melalui gerakan hemat air, daur ulang
pemakaian air.
18
(4) Meningkatkan pendapatan petani, dan perdagangan hasil pertanian melalui
c) Dampak Keamanan:
api.
d) Dampak Lingkungan:
(c) Membangun waduk-waduk baru untuk menambah cadangan air pada musim
kemarau.
2. Pasca Bencana
pembawa, dll.
19
f) Penciptaan alat-alat sanitasi yang hemat air.
mengurangi/meminimalkan dampak.
20
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
disebabkan oleh aktivitas alam tetapi aktivitas alam ini sangat menggangu dan
merugikan banyak aspek seperti aspek fisik dan non fisik (sosial budaya, ekonomi,
politit). kerugian fisik yang di timbulkan misalnya terutama rusaknya tanaman petani
yang menggakibatkan gagal panen dan kelaparan, selain itu kerugian fisik selalu
menggarah pada manusia karena kekeringan menyebabkan kekurangan air bersih yang
memaksa orang untuk mengkonsumsi air yang tidak sehat, bahkan banyak hewan,
tanaman dan manusia mati karena kekurang air yang sangat di butuhkan untuk bertahan
hidup. Kerugian non fisik yaitu terjadi kerugian terhadap pemasukan negara dan
ekonomi.
yang tejadi apabila masyarakat menggunakan air berlebihan diluar batas kebutuhan.
B. Saran
Gunakanlah air secukupnya atau sesuai kebutuhan. Menurut keagamaan kekeringan itu
di sebabkan oleh tingkah laku manusia sendiri yang terlalu serakah serta faktor
21
DAFTAR PUSTAKA
indices, Proceedings of an Expert Meeting 2-4 June. Murcia, Spain, WMO, Geneva.
September 2017.
22