Anda di halaman 1dari 10

PETER AGUNG DAN WESTERNISASI RUSIA

Anita Oktaviani, Obed Simon Jody, Sausan Huwaida

Pendidikan Sejarah C 2017

A. PENDAHULUAN

Masa kekuasaan Peter Agung menjadi sebuah kenangan yang sangat


membekas bagi masyarakat Rusia pada kala itu. Sebuah terobosan yang dilakukan
Peter Agung telah berhasil merubah Rusia menjadi negara yang kuat. Perubahan
ini menjadi titik balik Rusia dari keterpurukan pengetahuan yang selama ini
tertinggal oleh Eropa saat masa pencerahan dimulai.

Reformasi Peter membawa bidang kemiliteran dan persenjataan Rusia


selangkah lebih maju. Rusia yang sedang dilanda perang yang cukup memakan
waktu dengan kekuatan Swedia telah banyak menghabiskan sumber daya alam
serta manusia. Hal ini diakibatkan perbedaan kekuatan kemiliteran dan
persenjataan antara Rusia dan Swedia. Peter yang mengerti tentang hal tersebut
langsung mengambil tindakan, sebuah reformasi. Hal ini berhasil dilakukan
dengan cepat, tetapi banyak hal yang harus dikorbankan untuk meraih pembaruan.
Pembaruan Peter berjalan manis sesuai dengan rencananya, Peter berhasil
mengalahkan Swedia di tahun 1709.

Reformasi Peter tidak hanya sampai itu saja, bidang arsitektur mengalami
kemajuan juga sampai membuat sebuah kota yang menjadi gambaran di Eropa
pada kala itu, St. Petersburg. Mulai dibangun pada tahun 1703, kota ini didirikan
di wilayah hasil perebutan Rusia dan Swedia sebelumnya.

Tujuan Penulisan

Tulisan ini dibuat untuk memberikan pengetahaun tentang westernisasi


(reformasi) yang dilakukan oleh Peter Romanov (Peter Agung). Dalam
westernisasi tersebut akan dijelaskan mengenai latar belakang, jalan, serta
dampaknya dilihat dari sudut pandang sosial dan ekonomi.

Rumusan Masalah

 Siapa itu Peter Agung ?


 Apa latar belakang westernisasi yang dilakukan oleh Peter Agung ?
 Apa dampak westernisasi yang dilakukan oleh Peter Agung dalam
kehidupan masyarakat ?

B. PEMBAHASAN
1. Peter Agung

Peter Agung menjadi sebuah nama yang membekas dalam ingatan masyarakat
Rusia dan tidak dapat dihilangkan. Seorang pemimpin yang terbilang sangat
ambisius yang berhasil membawa kemajuan pada Rusia pada masanya. Selama
kurang lebih tiga ratus tahun setelah kepemimpinan ia, tidak ada pemimpin lain
yang mampu melakukan kemajuan pada Rusia yang lebih besar dari ia.

Peter Agung lahir pada 30 Mei 1672 dari pasangan Tsar Aleksey
Mikhailovich dengan istri keduanya, Natlya Kirilovna Naryshkina. Saat naik ke
tahta, Peter barulah berusia sepuluh tahun. Saat berumur enam tahun ayahnya
meninggal dunia dan membuat perebutan tahta antara istri pertama dan istri
kedua, dari pengalaman inilah yang mebuat Peter menjadi seorang yang keras
terhadap musuh-musuhnya dan akan mempegaruhi kebijakan yang ia buat
kedepannya. Tidak seperti pemimpin-pemimpin sebelumnya yang dibekali dengan
ilmu humaniora seperti filsafat, Peter lebih menyukai hal yang bersifat teknik
seperti pertukangan, perkapalan, perang, dan sebagainya.1

Pembaruan yang dilakukan Peter lebih berfokus pada bidang militer. Dia
mendirikan sekolah teknis untuk menghasilkan spesialis yang dibutuhkan Rusia
1
Ahmad Fahrurodji, Rusia Baru Menuju Demokrasi, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2005, h. 68.
untuk pasukan modern, serta Akademi Ilmu Pengetahuan nasional untuk
mempromosikan pembelajaran yang lebih tinggi. Dia juga mendorong pendirian
industri modern , termasuk tambang dan pabrik metalurgi yang diperlukan untuk
membangun senjata modern. Hasilnya Peter menuangkan sumber daya yang
sangat besar ke dalam militer Rusia, modernisasi tentara dan menciptakan
angkatan laut dari awal.2 Kemauan Peter untuk melakukan pembaruan di bidang
militer ialah akibat kekalahan perangnya melawan Swedia pada tahun 1700 dalam
memperebutkan daerah pantai Baltik. Padahal saat perang tersebut Rusia
berperang bersama Aliansinya, tetapi masih belum cukup untuk menumbangkan
Swedia.

Pengetahuan Peter dalam melakukan Pembaruan di negaranya didapatkan dari


sebuah perjalan ke Eropa Barat pada tahun 1697. Peter mengikuti perjalanan
tersebut secara diam-diam dan mempelajari banyak hal dari Eropa Barat,
khususnya dalam kemiliteran, persenjataan, dan perkapalan. Hal ini membuahkan
hasil yang manis karena dengan perjalanan ini Peter berhasil melakukan
pembaruan kemiliteran dan persenjataan negaranya seperti Eropa yang menuntun
mereka memenangkan pertempuran dengan Swedia di tahun 1710.

Dalam melakukan pembaruannya, Peter terbilang sangat menyengsarakan


rakyat kecil karena menarik pajak yang cukup tinggi untuk biaya pembaruannya
dan mengikatkan perbudakan dengan cepat. Dia juga menipu puluhan ribu orang
yang tidak beruntung untuk masuk ke dalam pasukannya, proyek konstruksinya,
dan untuk pabrik-pabrik baru Rusia , di mana mereka mengalami kondisi yang
mengerikan.3 Perlakuannya ini tidak hanya pada rakyat kecil, pada bangsawanpun
ia menghukum siapapun yang berani melanggar perintahnya. Ia memerintahkan
bangsawan tidak hanya belajar mengenai Eropa, tetapi harus berpakaian seperti
orang Eropa. Hukuman bagi yang melanggar sangatlah bervariatif tergantung
keinginan Peter, ada yang dicukur janggutnya supaya terlihat seperti orang Eropa,
ada juga yang langsung dihukum mati.

2
Mikhael Kort, Nation In Trasnsition, Russia Third Edition, Library of Congress Cataloging-in-
Publication Data, New York, 2004, h. 16-17.
3
Ibid h. 17.
Kekejamannya tidak hanya itu saja, dalam pendirian kota St. Petersburg yang
dianggap sebagai “eden” tetapi tidak bagi masyarakatnya, bagi mereka itu adalah
neraka. Ia mempekerjakan secara keras puluhan ribu pekerja dan sekitar 30.000
pekerja tewas, orang mebutnya sebagai “kota yang didirikan di atas tulang”. Saat
kotanya terkena banjir, Peter malah menulis surat dengan riang kepada salah satu
penasihatnya yang berisi kegembiraanya melihat rakyatnya naik ke atas pohon
untuk menghindari banjir.

Peter Agung memang menjadi seorang pemimpin yang berhasil melakukan


pembaruan untuk negaranya tetapi menjadi sebuah mimpi buruk bagi
masyarakatnya. . Kehidupan pribadi Peter dipenuhi dengan minuman keras,
episode humor kasar dan kejam, dan petualangan seksual yang memalukan.
Selama hidupnya, ia dibenci atau dicintai; tidak mungkin bersikap netral tentang
Peter Romanov.4

2. Westernisasi pada Masa Peter Agung

Pengertian Westernisasi

Westernisasi berkaitan dengan gaya atau tingkah laku seseorang yang


kebarat-barat an, penyebab nya karena masuknya budaya barat dan akulturasi
budaya, memiliki keinginan untuk menguasai dunia, dengan mengirimkan paham-
paham yang mereka anut ke berbagai negara terutama negara berkembang.

Sejarah Westernisasi Rusia pada Masa Peter Agung

Tsar Peter the Great naik tahta pada tahun 1682 ketika umurnya baru
sepuluh tahun, sehingga ia harus berbagi kekuasaan dengan saudara-saudara
tirinya. Ia baru memerintah Rusia secara mutlak sejak tahun 1689-1725. Sebelum
Tsar Peter the Great berkuasa, pengaruh Barat sebenarnya sudah masuk ke Rusia,
yaitu sekitar abad ketujuh belas. Namun pengaruh yang masuk hanya dalam
bidang kesenian dan kebudayaannya saja tidak diikuti oleh masuknya teknologi
barat yang justru penting sekali. Hal itu sangat disayangkan, karena tidak merubah

4
Mikhael Kort, Nation In Transition, Russia Third Edition, Library of Congress Cataloging-in-
Publication Data, New York, 2004, h. 15.
keadaan Rusia yang tertinggal dari negara-negara Eropa lainnya terutama dalam
bidang teknologi dan ilmu pengetahuannya sehingga kehidupan masyarakat Rusia
sangat menyedihkan. Modernisasi Tsar Peter the Great bisa dibilang sangat
penting bagi perjalanan sejarah Rusia, karena telah berhasil mengubah kondisi
Rusia dan mendorong terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat Rusia, baik
itu perubahan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, maupun agama. Misi keliling
Eropa yang dilakukannya pada tahun 1697 merupakan faktor pendorong yang
menyebabkan Tsar Peter the Geat memodenisasi Rusia.

Rusia pada abad ke-17 merupakan daerah terbelakang, tertinggal dari


Eropa Barat selama berabad-abad hampir di semua hal. Di sana terdapat lebih
sedikit kota jika dibandingkan dengan di wilayah Barat. Perbudakan terjadi di
seluruh penjuru negeri, melibatkan orang-orang yang memiliki kekuasaan dengan
orang-orang miskin di wilayahnya. Rusia seakan tidak pernah mengalami
Renaissance dan Reformasi. Ilmu pengetahuan tidak bekembang, keinginan
masyarakat untuk mempelajarinya pun tidak ada, bahkan sains cenderung
dipandang rendah.

Pada 1697 sampai 1698, Peter Agung melakukan perjalanan cukup


panjang ke wilayah Eropa Barat membawa serta 250 orang. Dengan menggunakan
nama samaran Pyotr Mikhaylov, dirinya dapat mempelajari banyak hal, yang
tidak dapat dilakukan jika menggunakan nama aslinya. Selama perjalanannya, ia
pernah bekerja sebagai tukang kayu kapal VOC di Belanda, bekerja di galangan
kapal angkatan laut Inggris, dan mempelajari persenjataan di Prusia. Peter Agung
juga mempelajari sebanyak-banyaknya kebudayaan, sains, industri, dan
pemerintahan di wilayah Eropa Barat.

Pada 1698, Peter Agung kembali ke Rusia dan memulai serangkaian


reformasi untuk merancang sistem modernisasi dan westerniasai di wilayah Rusia.
Ia membawa banyak orang Barat ke Rusia sebagai langkah mempercepat
perkenalan teknologi dan industri di negaranya. Serta mengirim banyak pemuda
Rusia ke Eropa Barat untuk mempelajari berbagai bidang. Oleh karena itu, setelah
kembali dari perjalannya Tsar Peter the Great langsung menyusun rancangan yang
menyangkut pembaharuan, memodernisasi dan mewesternisasi Rusia. Rancangan
pembaharuannya menyangkut bidang ekonomi, pendidikan, sosial, militer serta
bidang-bidang lain yang dianggap perlu untuk dimoderrnisasi. Dalam bidang
ekonomi misalnya, Tsar Peter the Great menggairahkan pembangunan industri
dan perdagangan, kota-kota industri pun berkembang dan bertambah banyak,
salah satunya adalah kota St. Petersburg yang nantinya dijadikan sebagai ibukota
Rusia sampai tahun 1924. Alasan utama yang menyebabkan Tsar Peter the Great
memindahkan ibukota dari Moscow ke St. Petersburg karena Tsar Peter the Great
menganggap kota St. Petersburg sebagai jendela utama menuju Eropa Barat.

Di bawah kekuasaannya, kota-kota di Rusia bertambah besar dan kaum


borjuis bertambah banyak. Di bidang militer, Peter Agung berhasil membentuk
angkatan laut Rusia pertama, dan membenahi angkatan daratnya mengikuti gaya
Barat. Pasukan Rusia mulai dilengkapi dengan seragam dan senjata modern, serta
latihan militer yang lebih maju seperti di Barat.

Peter Agung menerapkan sistem administrasi sipil Rusia, terutama


pegawai negeri berdasarkan kemampuannya, bukan tingkat keturunannya. Dalam
hal sosial, ia memerintahkan para pria memakai pakaian ala Barat, serta
dianjurkan untuk merokok dan meminum kopi. Walau sempat mendapat
pertentangan, namun efek jangka panjang dari kebijakannya itu adalah banyak
aristokrat Rusia yang akhirnya mengembangkan budaya Barat.

3. Kehidupan Sesudah Westernisasi Di Rusia

Melihat dari segi budaya Rusia memiliki warisan budaya yang telah
berusia lebih dari 1.000 tahun, dalam perjalanan sejarah mereka yang bergejolak.
Orang-orang Rusia telah menunjukkan kreativitas dalam bidang sastra, musik,
tari, seni, teater, dan film. Disini pengaruh barat sudah masuk ke rusia sekitar abad
ke-17, namun pengaruh yang masuk hanya bidang kesenian dan kebudayaan saja
tidak dengan bidang teknologi dan hal itu membuat kehidupan rusia tertinggal
dengan bangsa barat. Dalam hal ini literatur akar sastra Rusia kembali ke tradisi
cerita rakyat lisan lagu, puisi, dan kisah yang berasal dari sebelum era Kievian,
Mereka umumnya bercerita tentang para pahlawan melawan musuh-musuh Rusia
dan lain sebagainya. Karya-karya pertama dari tradisi tradisi sastra tertulis Rusia
berasal dari Kiev Karya paling dramatis dan paling indah dari era Kievian adalah
The Tale of the Host of Igor, ditulis pada akhir abad ke-12. Selama awal abad ke-
20, Rusia menghasilkan penulis yang luar biasa seperti Andrei Bely (1880–1934),
Aleksandr Blok (1880–1921), dan Maxim Gorky (1868–1936). Dua penyair yang
luar biasa yang jiwanya membentang di kedua tsar dan era Soviet adalah Osip
Mandelstam (1891–1938) dan Anna Akhmatova (1889–1966). Masyarakat rusia
pada saat itu memiliki kecintaan pada musik, musik Rusia awal adalah musik
rakyat atau musik gereja. Rusia terus menghasilkan musisi klasik yang luar biasa,
terutama sekarang akademi musik negara bebas dari Kontrol komunis. Di bidang
lukisan, Pelukis Rusia yang paling awal membuat lukisan dinding dan mosaik
untuk menghias gereja-gereja Ortodoks negara, menggunakan teknik yang mereka
pelajari dari Kekaisaran Bizantium. Pelukis Rusia mulai beralih ke lukisan sekuler
dan tidak melukis ikon, Ikon adalah gambar dengan tema religius apa adanya
dilukis di atas kayu. Namun pada abad ke-17 seiring berjalannya waktu, terutama
setelah masa pemerintahan Peter Agung mereka dipengaruhi oleh gaya Barat.
Selama paruh kedua Abad ke-19, sekolah seni lukis realis mendominasi oleh seni
Rusia. Arsitektur telah menjadi sarana mengekspresikan warisan budaya Rusia
sejak zaman Kievian dengan ciri khas memiliki bentuk kubah berbentuk khas
Gereja-gereja Rusia. Namun seiring waktu, arsitek selama era Kievian desain
Bizantium disesuaikan dengan kondisi Rusia. Gereja-gereja Rusia dan bangunan
umum lainnya semakin mencerminkan pengaruh Italia dan Prancis. Ini khususnya
setelah Peter Agung menjadi tsar. Dua dari Rusia yang paling penting harta
arsitektur adalah Istana Musim Dingin dan Biara Smolny, keduanya dirancang
oleh arsitek Italia Bartolomeo Rastrelli. 5

Di bidang Ekonomi Rusia selama era Gorbachev, untuk mereformasi dan


merestrukturisasi sosialisme gaya Soviet. Ekonomi Soviet diciptakan oleh
dorongan industrialisasi Stalin yang dimulai pada akhir 1920-an dan memuncak

5
Mikhael Kort, Nation In Transition, Russia Third Edition, Library of Congress Cataloging-in-
Publication Data, New York, 2004, h. 59
pada 1930-an. Fitur utama kebijakan itu adalah penghapusan properti pribadi dan
pasar bebas, penekanan pada pengembangan industri berat yang mampu
membangun mesin militer modern, kolektivisasi pertanian, dan sistem
perencanaan terpusat yang dikendalikan oleh pemerintah di Moskow. Ketika Uni
Soviet runtuh berakhirnya reformasi ekonomi yaitu Sosialisme Soviet, sistem
yang coba direformasi oleh Gorbachev, sudah mati. Lalu digantikan oleh
Kebijakan Yeltsin yaitu transformasi ekonomi menjadi sistem yang sepenuhnya
baru yang menitikberatkan sebuah ekonomi pasar kapitalis. Mulai pertengahan
1994, pemerintah Yeltsin memulai fase kedua privatisasi dikenal sebagai
privatisasi uang. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan uang untuk pemerintah
dengan menjual perusahaan negara besar di lelang ke penawar tertinggi.
Kemudian datanglah kehancuran ekonomi tahun 1998. Selama tahun 1990-an,
pemerintah Rusia telah menutupi defisit pendapatan-pengeluaran. Namun
perlahan mulai pulih. Sementara itu, harga minyak internasional mulai naik.
Investor asing, ingin masuk ke lantai dasar, berinvestasi di industri minyak Rusia.
Ini membantu perusahaan minyak Rusia memodernisasi peralatan mereka dan
meningkatkan produksi dan ekspor mereka. Pada tahun 1999 ekonomi Rusia
tumbuh sebesar 3,2 persen. Ini tumbuh sebesar 9 persen pada tahun 2000, sekitar
5 persen pada tahun 2001. 6

Dalam bidang ekonomi, timbulnya perusahaan multinasional memfasilitasi


proses globalisasi, di berbagai belahan dunia. Dalam aspek sosial dan budaya,
banyak hal-hal modern yang digunakan di Amerika dan Eropa dengan cepat
digunakan oleh masyarakat di Asia, Afrika dan Timur Tengah yang pada akhirnya
sedikit demi sedikit menguras identitas budaya lokal dan diganti dengan nilai dari
budaya global village (yang mana merupakan nilai dan budaya universal dunia
barat).

C. KESIMPULAN

6
Mikhael Kort, Nation In Transition, Russia Third Edition, Library of Congress Cataloging-in-
Publication Data, New York, 2004, h. 89-136
Westernisasi yang dilakukan Peter Agung berhasil membawa Rusia menjadi
negara yang kuat akan kemiliteran dan persenjataan mereka sehingga dapat
memenangkan perang dan merebuat banyak daerah, akan tetapi menjadi sebuah
mimpi buruk bagi rakyatnya. Perbudakan, pemaksaan kerja, pajak yang tinggi,
serta pemaksaan adaptasi budaya Eropa telah membuat rakyatnya sangat
menderita. Peter Agung menjadi seorang yang dicintai, sekaligus dibenci oleh
rakyatnya sendiri. Tetapi memang tidak dapat dipungkiri bahwa westernsisasi
yang dilakukan oleh Peter menjadi sebuah perubahan dan kemajuan besar bagi
Rusia kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/potongan-nostalgia/peter-
agung-dan-kebangkitan-rusia-27431110790543920 (diakses pada 2 April 2020)

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://a-
research.upi.edu/operator/upload/s_sej_060364_chapter1.pdf&ved=2ahUKEwiTz
bKi9MjoAhVTAXIKHZcwBFwQFjADegQIAxAB&usg=AOvVaw2KxYakpcK4
oz0RMxVnvRZ3 (diakses pada 2 April 2020)

Fahrurodji, Ahmad. 2005. Rusia Baru Menuju Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.

Kort, Mikhael. 2004. Nation In Transition, Russia Third Edition. New York:
Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.

Anda mungkin juga menyukai