Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

KIMIA ORGANIK LANJUTAN

OLEH :

1. Muhammad Rayhan Firas NIM. 03031281924027


2. Umara’ Akbar NIM. 03031281924029

DOSEN PENGAMPU :
Ir. Pamilia Coniwanti, M.T.
NIP. 195512151985032001

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2020
BAB 11
ALDEHIDA DAN KETON
A. Defenisi Aldehida dan Keton
Aldehida dan keton merupakan nama dua golongan senyawa organic yang
masing-masing mengandung unsur-unsur C,H, dan O. Kedua golongan
senyawa ini mempunyai gugus fungsi C=O, oleh karena itu diantara keduanya
terdapat beberapa persamaan sifat.
Rumus umum aldehida adalah R-CHO dan untuk keton adalah R-C(=O)R’.
Dari rumus umum tersebut dapat diketahui perbedaan antara atom/gugus yang
terikat pada gugus karbonil dalam aldehida dan keton. Perbedaan inilah yang
mengakibatkan aldehida dan keton tidak memiliki sifat-sifat identic.
B. Tata nama Aldehida dan Keton
Nama IUPAC Aldehida
Secara sederhana, tata nama IUPAC untuk senyawa aldehida adalah dengan
mengubah akhiran -a pada alkana dengan -al untuk aldehida dengan Panjang
rantai karbon yang sama. Sebagai contoh, jika dalam alkana ada senyawa
etana, maka pada aldehida dengan panjang rantai karbon yang sama (2 atom
karbon) disebut etanal.
Ada juga aldehida yang mempunyai atom H tersubstitusi dengan atom lain.
Maka substituent tersebut dinomori sesuai urutan atom karbon yang
mengikatnya.

Nama Trivial Aldehida


Nama trivial untuk golongan aldehida sangat tergantung dari senyawa hasil
oksidasi aldehida yang bersangkutan.
Sebagai contoh, CH3COOH dapat
diperoleh dari oksidasi senyawa
CH3CHO. Oleh karena itu
CH3COOH disebut dengan asam asetat, maka CH3CHO disebut dengan
asetaldehida. Dengan cara yang sama, maka dapat diketahui bahwa asam
benzoate berasak dari oksidasi benzaldehida. Substitusi atom H juga
dipertimbangkan untuk nama trivial. Untuk nama trivial aldehida, substituent
dinomori dengan symbol α, β, γ dan seterusnya contoh:

Inilah perbandingan nama IUPAC dan trivial aldehida :


IUPAC Trivial
Metanal Formaldehida

Etanal Asetaldehida

Propanal Propionaldehida

Nama IUPAC Keton

Tata nama IUPAC pada keton hanya mengganti akhiran -a pada alkana dengan
-on untuk keton dengan jumlah rantai karbon yang sama. Sebagai contoh, jika
dalam alkana ada propane, maka dalam keto nada propanon, yang masing-
masing mempunyai jumlah rantai karbon yang sama, yaitu tiga. Keton
merupakan salah satu senyawa karbonil, yang artinya mempunyai gugus
karbonil (C=O) pada strukturnya. Oleh karena rumus umum keton adalah
R(C=O)R’, maka keton yang paling pendek adalah propanon.
Nomor posisi gugus karbonil dalam rantai karbon ditulis di bagian depan. Jika
ada gugus fungsi lain, maka penomoran dimulai dari atom C ujung yang
berdekatan dengan gugus karbonil.

Contoh:

Nama Trivial Keton


Pemberian nama trivial untuk keton menggunakan cara yang sama untuk eter,
yaitu dengan cara menyebutkan gugus-gugus yang terikat pada gugus
karbonil, kemudian diikuti dengan menyebutkan kata keton.

Ada juga nama populer


untuk keton. Sebagai contoh, dimetil keton sering disebut aseton, sedangkan
fenil metal keton dengan asetofenon.
Inilah rumus struktur asetofenon.

Nama trivial untuk keton juga dapat menggunakan sistem α, β, γ sesuai dengan
posisi substituent yang terikat dihitung dari posisi gugus karbonil. Contoh
C. Pembuatan Aldehida dan Keton
Aldehida dan keton merupakan senyawa organic yang bermanfaat dalam
kehidupan. Salah satu aldehida yang paling terkenal adalah formaldehida yang
digunakan untuk pengawetan di dunia media.
Inilah reaksi pembuatan aldehida dan keton:
1. Ozonolisi Alkena
Alkena bereaksi dengan ozon membentuk ozonida yang diikuti
pembelahan reduktif dengan serbuk zink dan air atau H2/Pd menghasilkan
aldehida, keton maupun campuran keduanya tergantung pola substitusi
alkena yang digunakan.

Serbuk zink dapat digunakan untuk mengeliminasi molekul H2O2 yang


terbentuk saat reaksi, yang selanjutnya dapat mengoksidasi aldehida
membentuk asam karboksilat. Dengan alkena yang sesuai, maka aldehida
dan keton yang diharapkan dapat terbentuk.

2. Hidrasi Alkuna
Etuna jika direaksikan dengan air dengan adanya H2SO4 dan HgSO4
membentuk asetaldehida. Hidrasi alkuna yang lain pada kondisi yang sama
akan juga dapat menghasilkan keton. Contoh :

3. Oksidasi Toluena
Oksidasi suatu senyawa aromatic yang mengikat gugus metil pada cincin
benzena dengan adanya krom trioksida (CrO3) dan anhidrida asetat diikuti
dengan hidrolisis menghasilkan benzaldehida.
Oksidasi lebih lanjut benzaldehida menghasilkan asam benzoate dapat
dicegah dengan anhidrida asetat sebagai turunan benziliden diasetat tak-
teroksidasi. Reaksi ini dinamakan reaksi Etard.
4. Reaksi Nitril
Reduksi parsial senyawa nitril dengan timah klorida terasamkan
(SnCl2/HCl) pada temperature kamar menghasilkan aldehida. Pada tahap
pertama imina hidroklorida terbentuk yang selanjutnya terhidrolisis
dengan air mendidih menghasilkan aldehida. Jenis spesifik reduksi nitril
disebut reaksi reduksi Stephen.

Dengan cara yang sama, benzonitrile menghasilkan benzaldehida

5. Oksidasi Alkohol
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana untuk mensistensis
aldehida dan keton. Reaksi oksidasi alcohol primer akan membentuk
aldehida, sedangkan alcohol sekunder mengasilkan keton.

D. Sifat Fisis Aldehida dan Keton


Aldehid dan keton adalah kelas senyawa organik yang memiliki gugus
karbonil yaitu ikatan rangkap karbon-oksigen (-C = O). Karena mereka tidak
memiliki gugus reaktif lain seperti –OH atau -Cl yang terikat pada atom karbon
dalam gugus karbonil, mereka adalah senyawa yang sangat sederhana. Secara
kimia aldehida dan keton sangat dipengaruhi oleh adanya gugus karbonil.
Titik didih: Titik didih metanal adalah -19o C dan untuk etanal adalah + 21o C.
Dari sini kita dapat mengatakan bahwa titik didih ethanal dekat dengan suhu
kamar. Umumnya titik didih aldehid dan keton meningkat dengan meningkatnya
berat molekul. Titik didih tergantung pada kekuatan gaya antarmolekul.
Gaya dispersi Vander Waals: Saat molekul bertambah panjang dan jumlah
elektron bertambah, tarikan di antara mereka juga meningkat. Untuk aldehid
maupun keton, titik didih meningkat dengan bertambahnya jumlah atom karbon.
Daya tarik dipol-dipol Vander Waals: Karena adanya ikatan rangkap karbon-
oksigen baik aldehid maupun keton bersifat polar. Akan ada tarikan antara dipol
permanen serta molekul yang dekat dengannya. Ini adalah alasan aldehid dan
keton memiliki titik didih lebih tinggi dari hidrokarbon berukuran serupa.
Kelarutan: Aldehida dan keton larut dalam air tetapi kelarutannya berkurang
dengan bertambahnya panjang rantai. Metanal, etanal dan propanon adalah
aldehid dan keton yang berukuran kecil dan mudah larut dengan air dalam hampir
semua proporsi.
Aldehida dan keton tidak dapat membentuk ikatan hidrogen dengan dirinya
sendiri tetapi mereka dapat memiliki ikatan hidrogen dengan molekul air dan ini
membentuk dasar untuk kelarutan yang baik dari aldehid dan keton dalam air. Ini
juga karena gaya dispersi dan interaksi dipol-dipol. Aldehida dan keton banyak
digunakan di berbagai industri. Mereka banyak digunakan dalam pembuatan
polimer, campuran parfum dan juga sebagai agen penyedap.

E. Sifat spectral aldehida dan keton


1. Spektra inframerah
Spektra inframerah berguna untuk mendeteksi karbonil dalam suatu keton
atau aldehida. Resapan C=O dari aldehida dan keton tampak sekitar 1700
cm-1 (sekitar 5,8 µm).

2. S
pekta Nmr
Electron dalam suatu gugus karbonil, seperti electron dalam ikatan
rangkap atau awan pi aromatic, akan digerakkan oleh suatu medan
magnet luar. Medan imbasan molecular yang dihasilkan mempunyai
efek yang dihasilkan mempunyai efek yang dalam pada absorpsi nmr
(dari) proton aldehida

F. Reaksi-reaksi Adisi Aldehida dan Keton


1. Reaksi dengan Air (hidrasi)
Air bereaksi dengan aldehida membentuk hidrat RCHO.H 2O atau
RC(OH)2H. sedangkan apabila bereaksi dengan keton membentuk hidrat
RC(O)R.H2O atau RC(OH)2R. Hidrat ini merupakan geminal (gem) diol,
artinya kedua gugus hidroksil berada pada atom karbon yang sama. Gem-
diol dapat mengeluarkan molekul air menjadi aldehida atau keton. Gem-
diol banyak disukai pada aldehida sederhana, maka berbeda dengan keton
yang hanya mengandung sedikit gem-diol

Mekanisme reaksi adisi air sebagai berikut :

Pada reaksi hidrasi diatas aldehida dan keton dihidrasi dengan katalis
asam. Selain itu reaksi hidrasi senyawa tersebut bisa menggunakan katalis
basa. Namun asam atau basa tidak mempengaruhi kesetimbangan reaksi
hanya mempengaruhi kecepatan reaksi.
2. Adisi Alkohol
Adisi alcohol pada aldehida dan keton juga menggunakan asam sebagai
katalis karena alcohol merupakan nukleofil yang lemah sehingga
reaktivitas gugus karbonil akan meningkat sehingga adisi alcohol dapat
terjadi dengan cepat. Hasil dari adisi 1 molekul alcohol kedalam 1 molekul
aldehida dan keton adalah hemiasetal, yaitu senyawa yang mempunyai
gugus -OH dan -OR dalam satu karbon. Hemiasetal dihasilkan dapat
bereaksi lagi dengan alcohol menghasilkan asetal, suatu senyawa dengan
dua gugus -OR terikat pada satu karbon.
Adisi dari mol pertama R’OH:
Reaksi umum pembuatan hemiasetal dan asetal:

3. Adisi hidrogen sianida


Hidrogen sianida (HCN) merupakan asam lemah, berwujud cairan atau gas
yang beracun pada temperature kamar. Senyawa aldehida dan keton dapat
bereaksi dengan HCN menghasilkan sianohidrin, suatu senyawa dengan
-OH dan -CN terikat pada suatu atom karbon yang sama. Reaksi ini
biasanya menggunakan katalis basa.
4. Adisi dari Reagen Grignard
Suatu senyawa aldehida dan keton yang direaksikan dengan pereagen
Grignard(RMgX) akan menghasilkan alcohol.

Reagen Grignard bereaksi dengan formaldehida menghasilkan alkohol


primer, sedangkan jika bereaksi dengan aldehida lain akan menghasilkan
alkohol sekunder

G. Reduksi Aldehida dan Keton


Aldehida dapat direduksi menjadi alkohol primer, sedangkan keton dapat
direduksi menjadi alkoho sekunder. Umumnya reaksi ini dilakukan dengan
hibrida logam. Hibrida logam yang paling sering digunakan mereduksi senyawa
karbonil adalah litium aluminium hibrida (LiAlH4) dan natrium borohidrida
(NaBH4).
H. Oksidasi Aldehida dan Keton
Aldehida lebih mudah dioksidasi dari pada keton. bila aldehida dioksidasi
akan menghasilkan asam karboksilat atau ion karboksilat.

Keton dapat dioksidasi dengan menggunakan asam peroksi yang


menghasilkan ester dan asam karboksilat.

I. Reaktivitas Hidrogen Alfa


Ikatan karbon-hidrogen biasanya stabil, nonpolar dan pasti tidak bersifat asam.
Tetapi dengan adanya suatu gugus karbonil terjadilah hidrogen alfa yang
bersifat asam. Jika sesuatu hidrogen berposisi alfa terhadap dua gugus
karbonil, maka hidrogen ini cukup asam sehingga dapat dibentuk garam
dengan mengolah senyawa itu dengan suatu alkoksida. pKa etil asetoasetat
(CH3COCH2CO2CH2CH3) sama dengan 1:1;ester ini lebih asam daripada
etanol (pKa = 16) atau air (pKa = 15,7). Pengolahan senyawa β-dikarbonil ini
dengan natrium etoksida (atau basa kuat lain, seperti NaH atau NH2) akan
menghasilkan garam natrium. (biasanya natrium hidroksida tidak digunakan
untuk keto ester karena gugus ester akan mengalami hidrolisis dalam NaOH
dan air)
Hidrogen yang berposisi alfa terhadap gugus karbonil bersifat asam karena
berdekatan dengan satu atau lebih atom karbon yang positif sebagian. Karbon
alfa itu juga ikut mengambil sebagian muatan positif ini (efek induktif oleh
penarikan-elektron), sebagian ikatan C-H menjadi dilemahkan.

Stabilitas-resonansi dari ion enolat, yakni anion yang terbentuk bila proton
terlepas. Dari struktur resonansi, tampak bahwa muatan negative diemban oleh
oksigen-oksigen karbonil maupun oleh karbon alfa. Delokalisasi muatan ini
menstabilkan ion enolat dan mendorong pembentukannya.

J. Tautomeri
Atom karbon yang letaknya berdekayan dengan gugus karbonil disebut
karbon-α, dan atom hidrogen yang terikat pada karbon-α disebut hidrogen-α.
Suatu senyawa karbonil yang setidaknya memiliki satu hidrogen-α akan
mengalami kesetimbangan dalam bentuk keto-enol.
Senyawa aldehyde dan keton yang memiliki paling sedikit satu atom
hidrogen-α dapat mengalami kesetimbangan dalam bentuk keto dan bentuk
enol. Perbedaan dari dua bentuk ini yaitu terletak pada letak hidrogen dan
ikatan rangkapnya.
Jenis isomer structural ini disebut tautomerisasi.

Pada senyawa keton, jika terdapat dua macam hidrogen-α, maka akan terdapat
dua macam bentuk enol.

K. Halogenasi Alfa
Keton mudah dihalogenasi pada karbon α. Reaksi ini menuntut suasa basa atau
suatu katalis asam.
Dalam suasana basa :

Dalam suasana asam :

L. Contoh Soal
1. Soal senyawa dengan rumus molekul C7H6O mempunyai spektrum nmr seperti
terlihat dalam gambar dibawah ini. Bagaimana struktur senyawa ini?

Jawab : C6H5COH
2. Urutan aldehida berikut ini menurut naiknya kereaktivas CH3, CHO,
ClCH2CHO, Cl2CHCHO, Cl3CCHO
Jawab : Cl bersifat menarik electron. Karbo karbonil akan makin positif dan
makin reaktif bila makin banyak atom Cl ditambahkan pada atom α. Oleh
karena itu, urutan kereaktifan adalah seperti telah tercantum diatas, dengan
CH3CHO paling kurang reaktif dan Cl3CCHO paling reaktif.
3. Senyawa mana berikut ini yang membentuk hidrat yang stabil? jelaskan.
Jawab : a) karena Cl bersifat menarik electron.
4. Reagensia Grignard mana yang dapat digunakan untuk mempengaruhi
perubahan berikut ini?
a) Formadehida menjadi benzil alcohol ; b) sikloheksanon menjadi 1-
propilsikloheksanol

Jawab : a) C6H5MgBr ; b) CH3CH2CH2MgBr

5. Ramalkan apa produk reaksi sikloheksanon dengan :


a) CH3NH2 b) (CH3)2NH

Jawab :
BAB 12
ASAM KARBOKSILAT

Asam karboksilat adalah suatu senyawa organic yang mengandung gugus


karboksil, -CO2H. Gugus karboksil mengandung sebuah gugus karbonil dan
sebuah gugus hidroksil; antar-aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu
kereaktivan kimia yang unik untuk asam karboksilat.
A. Tata Nama Asam Karboksilat
Menurut sistem IUPAC, penataan nama asam karboksilat diturunkan dari
nama alkana, di mana akhiran -a diganti -oat dan ditambah kata asam sehingga
asam karboksilat digolongkan sebagai alkanoat.
Rumus Nama Trivial Nama IUPAC
H–COOH Asam format Asam metanoat
CH3–COOH Asat asetat Asam etanoat
CH3–CH2–COOH Asam propionat Asam propanoat
CH3–(CH2)2–COOH Asam butirat Asam butanoat
CH3–(CH2)3–COOH Asam valerat Asam pentanoat
CH3–(CH2)4–COOH Asam kaproat Asam heksanoat
CH3–(CH2)5–COOH Asam enantat Asam heptanoat
CH3–(CH2)6–COOH Asam kaprilat Asam oktanoat
CH3–(CH2)7–COOH Asam pelargonat Asam nonanoat
CH3–(CH2)8–COOH Asam kaprat Asam dekanoat
Pemberian nomor atom karbon pada asam karboksilat menurut sistem IUPAC
dimulai dari atom karbon gugus karbonil dengan angka 1,2,3, dan seterusnya.
Adapun trivial menggunakan huruf unani, seperti α, β, γ dan dimulai dari atom
karbon nomor 2 dari sistem IUPAC.

Contoh penataan nama asam karboksilat :

B. Sifat Asam Karboksilat


1. Wujud, suku-suku rendah berupa zat cair, sedangkan suhu yang lebih
tinggi berupa zat padat.
2. Kelarutan dalam air, suku-suku rendah (c1-c4) mudah larut, namun makin
banyak atom C dalam molekul kelarutan makin berkurang, dan senyawa
yang berbentuk padat tidak dapat larut. atom C5-C9 berbentuk cairan
kental dan asam karboksilat bersuku tinggi C10 berbentuk padatan.
3. Titik tinggi dan titik leleh tinggi, karena antar molekul terdapat ikatan
hidrogen.
4. Merupakan asam lemah, makin panjang rantai C makin lemah asamnya.
Contoh:
HCOOH               Ka = 1,0 × 10-4
CH3COOH           Ka = 1,8 × 10-5
CH3CH2COOH    Ka = 1,3 × 10-5
Ditinjau dari gugus fungsionalnya, asam karboksilat umumnya bersifat polar,
tetapi kepolaran berkurang dengan bertambahnya rantai karbon. Makin
panjang rantai atom karbon, makin berkurang kepolarannya, akibatnya
kelarutan di dalam air juga berkurang.
Sebagaimana alkohol, empat deret pertama asam karboksilat (format, etanoat,
propanoat, dan butanoat) dapat larut baik di dalam air. Asam pentanoat dan
heksanoat sedikit larut, sedangkan asam karboksilat yang rantai karbonnya
lebih panjang tidak larut.
Asam karboksilat juga dapat larut di dalam pelarut yang kurang polar, seperti
eter, alkohol, dan benzena. Kelarutan di dalam pelarut kurang polar ini makin
tinggi dengan bertambahnya rantai karbon. Oleh karena itu, lemak dapat larut
di dalam benzena dan eter (lemak adalah ester dari asam karboksilat).
Akibat kepolaran dan struktur dimer dari molekul asam karboksilat
menimbulkan titik didih dan titik beku lebih tinggi dibandingkan alkohol
dengan massa molekul yang relatif sama.
Senyawa Titik Beku (°C) Titik Didih (°C)
Format 8 100,5
Asetat 16,6 118
Propionat –22 141
Butirat –6 164
Valerat –34 187
Kaproat –3 205
Laurat 44 225
Miristat 54 251
Palmitat 63 269
Stearat 70 287

Sifat kimia yang paling menonjol (dari) asam karboksilat ialah


keasamannya.Dibandingkan dengan asam mineral seperti HCl dan HNO3 (pKa
sekitar 1 atau lebih rendah), asam karboksilat adalah asam lemah (pKa yang
khas adalah sekitar 5).Namun asam karboksilat lebih besifat asam daripada
alcohol atau fenol, terutama karena stabilitas-resonansi anion karboksilatnya,
RCO2-.
C. Spektra Inframerah
Asam karboksilat, baik secara cairan murni ataupun dalam larutan dengan
konsentrasi diatas 0,01 M, berada terutama dalam bentuk dimer berikatan
hidrogen, bukannya dalam bentuk monomer diskrit (discrete). Karena itu
spectrum inframerah asam karboksilat adalah spectrum dari dimernya.Karena
adanya ikatan hidrogen, resapan uluan OH (dari) asam-asam karboksilat
sangat lebar dan intensif. Resapan OH ini mulai sekitar 3300 cm -1 (3,0  μm)
dan melandai kedalam daerah resapan karbon-hidrogen alifatik. Lebarnya pita
OH asam karboksilat seringkali dapat mengaburkan resapan CH aromatic dan
alifatik, maupun resapan OH atau NH lainnya didalam spectrum itu.

Resapan karbonil dijumpai pada kira-kira 1700-1725 cm-1 (5,8-5,88 μm),


dengan intensif yang cukup kuat. Konjugasi menggeser resapan ini ke
frekuensi yang lebih rendah: 1680-1700 cm-1 (5,9-5,95 μm).

Daerah sidik jari dalam spectrum inframerah suatu asam karboksilat seringkali
menunjukkan uluran C-O dan tekukan OH. Getaran tekukan OH lainnya (dari)
dimer itu menimbulkan resapan lebar di dekat 925 cm-1 (10,8 μm).

Gambar 2. Spektrum inframerah fenil butanoat (ilmukimia.org)


Dalam spektrum nmr, resapan proton asam (dari) suatu asam karboksilat
Nampak sebagai suatu singlet jauh dibawah medan (δ = 10-13 ppm), diluar
dari skala dari rentang spektra yang biasa. Proton alfa hanya sedikit sekali
dipengaruhi oleh gugus C=O; resapannya sedikit dibawah medan (sekitar 2,2
ppm) karena efek induktif (dari) karbon karbonil yang positif parsial. Tidak
terdapat pola penguraian yang unik, yang dikaitkan dengan gugus asam
karboksilat tidak mempunyai tetangga proton.

Gambar 3.NMR fenil butanoat (ilmukimia.org)

Tabel 3. Resapan inframerah karakteristik untuk asam-asam karboksilat

Posisi Resapan
Tipe Getaran
cm-1 μm
Uluran O-H 2860-3300 3,0-3,5
Uluran C=O 1700-1725 5,8-5,88
Uluran C-O 1210-1330 7,5-8,26
Tekukan O-H 1300-1440 6,94-7,71
Tekukan O-H (dimer) ~925 ~10,8

D. Pembuatan Asam Karboksilat


1. Hidrolisis
a. Hidrolisis ester
b. Hidrolisis amida

c. Hidrolisis anhidrida
CH3COOCOCH3 + H2O = 2CH3COOH
d. Hidrolisis halida asam
CH3COCl + H2O = CH3COOH + HCl
e. Hidrolisis Nitril
CH3CH2CN + 2H2O = CH3CH2COOH + NH3
2. Oksidasi
a. Oksidasi alkohol primer
CH3CH2OH + Alkaline KMnO4 → CH3COOH
b. Oksidasi aldehid

c. Oksidasi alkena
CH3CHCH2 + [O] → CH3COOH
d. Oksidasi alkilarena
Ar-R + [O] → ArCOOH
e. Oksidasi metal keton
CH3COCH3 + 3/2Cl2 → CH3COOH + CHCl3

3. Reaksi Grignard
E. Reaksi Asam Karboksilat
1. Netralisasi (Pembentukan garam dari asam dan basa)
CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
2. Esterifikasi

3. Reduksi

4. Pembentukan anhidrida

5. Dekarboksilasi asam β-keto

6. Pembentukan Halida asam


7. Halogenasi-α
CH3CH2COOH + Cl2 → CH3CHClCOOH

F. Contoh Soal
1. Tuliskan reaksi dan hasil reduksi asam asetat dengan LiAlH4!
Jawab:

2. Tuliskanr reaksi dan hasil oksidasi dari benzaldehid!


Jawab:

3. Tuliskan reaksi dan hasil reduksi asam-p metal benzoate dengan LiAlH4!
Jawab:
4. Tuliskan secara lengkap reaksi dan hasil reaksi asam asetat dengan
natrium karbonat!
Jawab:

5. Tuliskan reaksi dan hasil reaksi hidrolisis C6H5COOC2H5!


Jawab: C6H5COOH & C2H5OH

BAB 13
DERIVAT ASAM KARBOKSILAT
Derivat asam karboksilat merupakan turunan asam karboksilat, dimana
ditinjau dari strukturnya senyawa yang diperoleh dari hasil pergantian gugus –OH
dalam rumus struktur RCOOH oleh gugus –NH2, -OR, atau –OOCR. Dalam
derivat asam karboksilat ini lebih spesifik membahas halida asam, anhidrida asam,
ester, amida, dan nitril. Semua turunan asam karboksilat mempunyai gugus fungsi
asil (RCO-) atau aroil (ArCO-) dan bila dihidrolisis menghasilkan asam
karboksilat. Oleh karena itu adanya gugus karbonik menyebabkan turunan asam
karboksilat bersifat polar, dan kepolaran ini yang berpengaruh terhadap sifat-sifat
yang ada pada turunan asam karboksilat.

A. Kereaktifan Derivat Asam Karboksilat


Derivat asam karboksilat ialah senyawa yang menghasilkan asam karboksilat
apabila dihidrolisis. Tidak seperti aldehida dan keton, turunan dari asam
karboksilat mengandung gugus yang tinggal, gugus elektronegatif yang dapat
hilang sebagai anion (X- atau RCO2-) atau sebagai anion terprotonasi (ROH
atau R2NH).

Dan perlu diketahui bahwa semua derivat mengandung gugus asil, RCO-,
kecuali nitril. Dalam derivat asam karboksilat mengandung gugus pergi yang
terikat pada karbon asil, sedangkan aldehida dan keton tidak. Biasanya
reagensia mengadisi pada gugus karbonil dari keton atau aldehida, tetapi
mensubstitusi pergi tersebut dalam derivat asam.

B. Sifat Spektral Derivat Asam Karboksilat


Spektra nomor dari derivat asam karboksilat memberikan sedikit informasi
mengenai fungsionalitas dibandingkan dengan spektra inframerah yang
memberikan lebih banyak informasi mengenai tipe gugus fungsional.
1. Klorida asam
Absorpsi inframerah karbonil dari klorida asam dijumpai pada frekuensi
yang sedikit lebih tinggi daripada resapan untuk derivat asam lainnya.
2. Anhidrida
Pada umumnya anhidrida menunjukkan peak karbonil rangkap dalam
spektrum inframerahnya.
Gambar : spektrum inframerah dekanoil klorida

Gambar : spektrum inframerah anhidrida asam propanoat


3. Ester
Absorpsi inframerah karbonil dari ester alifatik sekitar 1740 cm -
1
 (5,75 mm), tetapi ester terkonjugasi menyerap pada frekuensi sedikit
lebih rendah.
4. Amida
Posisi resapan gugus karbonil suatu amida beranekaragam dan tergantung
pada sejauh mana pengikatan hidrogen antara molekul-molekul. Spektrum
inframerah dari suatu amida cair murni menunjukkan suatu peak yang
disebut pita amida I. Dalam amida ini dibedakan dengan amida primer,
amida sekunder, dan amida tersier.

Gambar : spektrum inframerah sek-butil propanoat

Gambar : spektrum inframerah amida primer

Gambar : spektrum inframerah amida sekunder


Gambar : spektrum inframerah amida tersier

Gambar : spektrum inframerah pentananitril


5. Nitril
Resapan CºN dijumpai dalam daerah ikatan rangkap tiga dari spektrum
inframerah(2200-2300 cm-1; 4,3-4,5 µm) dan dengan intensitas antara
medium ke lemah.
C. Halida Asam
1. Tatanama Klorida Asam
Klorida asam diberi nama menurut nama asam karboksilat induknya,
dengan imbuhan asam-at diubah menjadi –il klorida.
Contoh:

2. Pembuatan Klorida AsamKlorida asam dapat diperoleh langsung dari


asam karboksilat induk melalui reaksi dengan tionil klorida (SOCl2) atau
zat penghalogen lainnya, seperti PCl3.
3. Reaksi Klorida Asam
Halida asam merupakan yang paling reaktif diantara semua derivat asam
karboksilat. Oleh karena itu ketika terikat pada karbon positif dari gugus
karbonil, ion ini lebih mudah ditukargantikan dari pada bila terikat pada
karbon alkil.
a. Reaksi dengan alkohol
Klorida asam bereaksi dengan alkohol untuk menghasilkan ester dan
HCl dalam suatu reaksi yang beranologi langsung hidrolisis. Biasanya
HCl segera dibuang dari dalam campuran reaksi setelah terbentuk, dan
piridina ditambahkan sebagai penyapu HCl.

b. Reaksi dengan amonia dan amina


Produk organik dari reaksi adalah suatu amida.

c. Reaksi dengan senyawa organologam


Suatu klorida asam bereaksi dengan keanekaragaman nukleofil,
termasuk senyawa organologam. Seperti reagensia grignard.

D. Anhidrida Asam Karboksilat


Asam anhidrida mempunyai dua molekul asam karboksilat di mana sebuah
molekul airnya dihilangkan. (Anhidrida berarti ”suatu senyawa tanpa
air”). Misalnya dua molekul asam etanoat dan menghilangkan satu molekul air
maka didapat anhidrida etanoat (nama lama: anhidrida asetat).
1. Tata Nama Anhidrida
Anhidrida simetris diberi nama dengan menambahkan kata anhidrida di
depan nama asam karboksilat induknya.

2. Pembuatan Anhidrida
Salah satu pengeculian, anhidrida asam tidak dapat dibentuk langsung dari
asam karboksilat induknya, tapi harus dibuat dari derivat asam karboksilat
yang lebih reaktif. Ada dua cara pembuatan anhidrida, yang pertama
menggunakan klorida asam dan suatu karboksilat. Yang kedua dengan
mengolah asam karboksilat dan anhidrida asam asetat, reaksinya
reversibel. Letak kesetimbangan dapat di geser ke kanan dengan
menyuling asam asetat segera setelah asam ini terbentuk.

3. Reaksi Anhidrida
Asam anhidrida mengalami reaksi yang sama seperti pada asam halida,
tetapi reaksinya lebih lambat. Mekanisme untuk reaksi substitusi
nukleofilik dari anhidrida sama dengan reaksi untuk asam halida.
Reaksi dengan alkohol atau fenol
E. Ester Asam Karboksilat
Ester adalah salah satu senyawa organik yang sangat berguna, dapat diubah
menjadi anekaragam senyawa lain. Ester adalah suatu senyawa organik yang
terbentuk melalui penggantian satu atau lebih atom hidrogen pada gugus
hidroksil dengan suatu gugus organik. Ester banyak dijumpai dalam alam
misalnya lemak dan lilin. Ester atsiri menyebabkan dalam banyak buah dan
parfum.
Nama T.d.˚
Struktur Bau
trivial C
metil CH3CO2CH3 enak 57,5
asetat
propil CH3CO2CH2CH2CH3 Seperti buah 102
asetat pear
isobutil CH3CH2CO2CH2CH(CH3)2 seperti rum 137
propiona
t
metil seperti 220
salisilat gandapura
(wintergreen
)
Citarasa sintetik jarang dapat menyamai citarasa alamiah yang sesungguhnya.
1. Tata Nama Ester
Nama suatu ester terdiri dari dua kata yang pertama nama gugus alkil yang
terikat pada oksigen ester, yang kedua berasal dari nama asam
karboksilatnya, dengan menghilangkan kata asam (inggris: -ic acid
menjadi –ate)
IUPAC: asam propanoat natrium propanoat metil propanoate
trivial: asam propionat natrium propionat metil propionate
2. Pembuatan Ester
Berbagai metode untuk mensintesis ester.
Dari asam karboksilat dan alkohol
3. Reaksi Ester
Dalam larutan asam, oksigen karbonil dari suatu ester dapat diprotonkan.
Kemudian karbon yang bermuatan positif parsial, dapat diserang oleh
nukleofil lemah seperti air.
Protonasi:
Bila larutan basa, karbon karbonil suatu ester apat diserang oleh suatu
nukleofil yang baik tanpa protonasi sebelumnya. Jalan adisi-eleminasi ini
sama dengan yang untuk klorida asam dan anhidrida.
F. Lakton
Asam hidroksi mengandung dua gugus fungsi yang diperlukan dalam
pembuatan ester. Jika kedua gugus tersebut dapat bersentuhan melalui
pembengkokan rantai keduanya dapat saling bereaksi satu sama lain
membentuk ester siklik disebut juga lakton.
Asam karboksilat yang gugus hidroksilnya dalam posisi α ataupun β tidak
mudah untuk membentuk lakton siklik yang biasa sebab akan dihasilkan
cincin tegang sedangkan dengan gugus hidroksil lebih jauh dari
posisi γ atau δ tidak hanya membentuk lakton tetapi lakton asam-asam
hidroksi ini dapat disintesis seperti yang digunakan untuk
esterifikasi. Esterifikasi dengan menggunakan larutan encer asam hidroksi
dalam suatu pelarut lamban (inert), jika yang digunakan larutan pekat maka
akan menghasilkan poliester.
G. Poliester
Poliester adalah suatu kategori polimer (sebuah rantai dari unit yang berulang-
ulang) yang mengandung gugus fungsional ester dalam rantai utamanya,
meski banyak sekali terdapat poliester, istilah ”poliester” merupakan sebuah
bahan yang spesifik lebih sering merujuk pada PET. Poliester termasuk zat
kimia yang alami dan zat kimia yang sintesis sehingga memiliki banyak
kegunaan. 
Pembuatan poliester sebagai sebuah contoh polimerisasi kondensasi yaitu
dibuat dari sebuah reaksi yang melibatkan 2 gugus –COOH dan sebuah
alkohol dengan 2 gugus –OH kemudian kita bentuk senyawa-senyawa diatas
secara bergantian dan membuat ester. Dimana masing-masing dari ke-2 gugus
itu kehilangan satu molekul air setiap kali sebuah sambungan terbentuk.
H. Amida
Amida merupakan turunan dari asam karboksilat yang paling tidak reaktif,
amida yang paling penting adalah protein. Suatu amida diberi nama dari asam
karboksilat dengan mengganti akhiran –oat atau -at dari nama asamnya
dengan akhiran amida.
IUPAC: metanamida etanamida
trivial: formamida asetamida
Amida bereaksi dengan mikrofili / dihidrolisis dengan air. Reaksi ini
berlangsung lambat, sehingga diperlukan pemanasan yang lama atau dengan
katalis asam atau basa. Amida dapat direduksi oleh litium aluminium hibrida
akan menghasilkan amina.
Senyawa yang berhubungan dengan amida:
1) Barbiturat
Biasa dipakai sebagai sedatif (pemenang), adalah amida siklik yang
mempunyai berbagai substituen pada satu karbon.
2) Urea
Digunakan pupuk dan bahan dasar untuk sintesis polimer dan obat-obatan,
termasuk barbiturat. Senyawa yang mendekati yaitu karbamat, senyawa
yang mengandung gugus amida-ester, didapat dalam obat-obatan dan
insektisida.
I. Poliamida
Contoh poliamida yang paling penting ialah protein. Contoh poliamida yang
dibuat manusia ialah poliamida sintetik nilon6,6 yang dibuat dari asam adipat
(suatu dwi asam) dan heksametilenadiamina (suatu diamida) seperti rekasi
pada poliester.
J. Nitril
Nitril merupakan senyawa organik yang mengandung rangkap 3 antara atom
karbon dan nitrogen. Gugus fungsional dalam nitril adalah gugus siano.
1. Tata nama nitril
Dalam sistem IUPAC, banyaknya atom karbon menentukan induk
alkananya, nama alkana itu diberi akhiran –nitril. Pemberian nama dengan
menggantikan imbuhan asam –at menjadi akhiran –nitril, atau –onitril.
IUPAC: etananitril benzenakarbonitril
trivial: asetonitril benzinitril
2. Reaksi Nitril
Nitril dapat dihidrolisis dengan memanaskannya dengan asam atau basa
berair.
K. Penggunaan Derivat Asam Karboksilat dalam Sintesis
Derivat asam karboksilat bersifat dapat diubah satu menjadi yang lain secara
sintetik. Yang paling sempurna dari turunan asma karboksilat yakni halida
asam dan anhidrida, karena keduanya lebih reaktif daripada senyawa karbonil
lain.
1) Halida asam dan anhidrida dapat digunakan untuk mensintesis ester yang
terintangi
2) Ester berguna dalam sintesis alkohol dan bahan awal yang berharga dalam
mensintesis molekul rumit.
3) Sintesis nitril untuk memperpanjang rantai karbon alifatik dengan satu
rantai lagi, atau untuk menambahkan suatu gugus karboksil atau suatu
gugus NH2.
L. Contoh Soal
1. Tuliskan Reaksi Pembuatan aspirin!
Jawab:

2. Tuliskan salah satu reaksi transesterifikasi!


Jawab:
3. Tunjukkan dengan persamaan bagaimana CH3(CH3)14CH2OH dapat dibuat
dari tripalmitin.
4. Asam laktat (asam 2-hidrosipropanoat) tidak membentuk lakton. Namun
bila dipanaskan asam ini membentuk ester siklik dimer, yang disebut suatu
laktida. Bagaimana struktur laktida tersebut ?
Jawab :

5. Tuliskan rumus untuk propananitril !


Jawab : CH3CH2CN

Anda mungkin juga menyukai