Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 7 :

1. Alya Juniasti 1943057007


2. Andrianus Efriady 1943057004
3. Nurma Fitria 1943057052
4. Zulfikri Ramadhani 1943057053

Mata Kuliah : Praktikum Biofarmasetika Grup C

Dosen Pengampu : Sutriningsih,M.Farm,Apt

KUMPULAN PERTANYAAN DAN JAWABAN DISKUSI

MATERI “FORMULASI OBAT YANG MEMPENGARUHI DISOLUSI OBAT”

1. Pada video uji disolusi paracetamol dan sanmol menggunakan alat disolusi aparatus 2 .
Apa kelebihan dan kekurangan dan kekurang alat disolusi aparatus 2 ?
Jawab:
Apparatus 2 Metode paddle atau alat 2 terdiri atas suatu dayung yang dilapisi khusus,
yang berfungsi memperkecil turbulensi yang disebabkan oleh pengadukan. Dayung diikat
secara vertikel ke suatu motor yang berputar dengan suatu kecepatan yang terkendali.
Keterbatasan alat tipe 2:
1) Terlalu banyak hidrodinamika
2) Gerakan dari dayung menyebabkan aliran 3 dimensi yang rumit
3) Menggunakan pelarut dan surfaktan yang non-native untuk GI
4) Dampak signifikan dari transfortasi konvektif – kondisi kecepatan (50 – 100rpm)
aliran yang sangat berlebihan pada saluran pencernaan

Kelebihan alat tipe 2:


1) Apparatus 2 merupakan alat disolusi yang paling umum digunakan untuk sediaan
oral padat.
2) Mudah digunakan dan kuat
3) Bisa mengubah Ph
4) Dapat dengan mudah disesuaikan dengan komponen alat

Kekurangan alat tipe 2:


1) Bentuk sediaan yang mengambang diperlukan pemberat
2) Posisi tablet tidak menentu

2. Apakah pH larutan dapar sangat berpengaruh pada uji disolusi ?


Jawab:
Pemilihan media disolusi adalah hal penting dan kritis pada uji disolusi obat. Pada uji
disolusi diinginkan kondisi yang sama dengan kondisi pada saluran cerna. Salah satunya
yaitu pada pemilihan media disolusi dengan pH yang menggambarkan pH cairan pada
saluran cerna, untuk itu pada umumnya digunakan Larutan dapar (lebih tepatnya,
dapar pH atau dapar ion hidrogen) yaitu  larutan yang mengandung campuran asam
lemah dan basa konjugatnya, atau sebaliknya. Perubahan pH larutan ini sangat kecil,
ketika asam atau basa kuat ditambahkan, dalam jumlah sedikit atau sedang, ke dalam
larutan dapar. Oleh karena itu, larutan ini berguna untuk mencegah perubahan pH larutan.
Larutan dapar digunakan untuk mempertahankan pH pada nilai tertentu sehingga
diperoleh kelarutan obat yang sesuai.

3. Bagaimanakah prinsip kerja dari alat apparatus 2 ?


Jawab:
Prinsip kerja alat ini yaitu digunakan dayung yang terdiri dari daun (propellor) dan
batang sebagai pengaduk. Batang berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya
tidak lebih dari 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertikal wadah dan berputar dengan
halus tanpa goyangan yang berarti. Daun melewati diameter batang sehingga dasar daun
dan batang rata. Jarak 25mm ± 2mm antara daun dan bagian dalam dasar wadah
dipertahankan selama pengujian berlangsung. Untuk mencegah mengapungnya sediaan
digunakan sepotong kecil bahan inert seperti gulungan kawat berbentuk spiral.
4. Berapa pH dapar yang baik untuk uji disolusi obat dan bisakah menggunakan obat selain
Paracetamol dan sanmol dalam uji disolusi obat?
Jawab:
Pemilihan media disolusi salah satunya larutan dapar harus memiliki pH yang
menggambarkan pH cairan pada saluran cerna. Saliva pada rongga mulut mempunyai pH
sekitar 7, cairan esophagus mempunyai pH antara 5 dan 6, lambung saat puasa
mempunyai pH kira-kira 2-6, dengan adanya makanan pH lambung kira-kira 1,5-2 karena
adanya sekresi asam oleh sel parietal, duodenum mempunyai pH kira-kira 6-6.5, ileum
mempunyai pH sekitar 7, dan rectum mempunyai sedikit cairan dengan pH sekitar 7,
itulah juga rentang pH yang bisa digunakan sebagai gambaran pH cairan saluran cerna,
dan pada umumnya digunakan larutan dapar dengan pH 6.8.

Disolusi obat berfungsi untuk menentukan kesesuaian terhadap persyaratan pelepasan


obat, maka dari itu semua obat terutama sediaan oral selain parasetamol/sanmol perlu
melalui tahap disolusi.

5. Bagaimana cara kita mengetahui apakah tablet yang di uji ini memenuhi persyaratan
untuk uji disolusi ?
Jawab:
Persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan yang diuji sesuai
dengan table penerimaan. Pengujian dilakukan sampai tiga tahap. Pada tahap 1 (S1), 6
tablet diuji. Bila pada tahap ini tidak memenuhi syarat, maka akan dilanjutkan yaitu tahap
2 (S2). Pada tahap ini 6 tablet tambahan diuji lagi. Bila tetap tidak memenuhi syarat,
maka pengujian dilanjutkan lagi ke tahap 3 (S3). Pada tahap ini 12 ini tablet tambahan
diuji lagi.
Tahap Jumlah Yang di Uji Kriteria Penerimaan
S1 6 Tiap unit sediaan tidak
kurang dari Q+5%
S2 6 Rata – rata dari 12 unit (S1
+S2) adalah sama dengan
atau lebih besar dari Q dan
tidak satu unit dari sediaan
yang lebih kecil dari Q –
15%
S3 12 Rata – rata dari 24 Unit
(S1+S2+S3) adalah sama
dengan atau lebih besar dari
Q, tidak lebih dari @ unit
sediaan yang lebih keil dari
Q – 15% dan tidak satu unit
pun yang lebih kecil dari Q
– 25%

6. Mengapa pada proses pembuatan larutan dapar pHnya harus 6,8?


Jawab:
Pada dasarnya Pemilihan media disolusi salah satunya larutan dapar harus memiliki pH
yang menggambarkan pH cairan pada saluran cerna. Saliva pada rongga mulut
mempunyai pH sekitar 7, cairan esophagus mempunyai pH antara 5 dan 6, lambung saat
puasa mempunyai pH kira-kira 2-6, dengan adanya makanan pH lambung kira-kira 1,5-2
karena adanya sekresi asam oleh sel parietal, duodenum mempunyai pH kira-kira 6-6.5,
ileum mempunyai pH sekitar 7, dan rectum mempunyai sedikit cairan dengan pH sekitar
7, itulah juga rentang pH yang bisa digunakan sebagai gambaran pH cairan saluran cerna
dan pada umumnya digunakan larutan dapar dengan pH 6.8.

7. Apakah ada perbedaan pengaplikasian dari alat uji disolusi yang menggunakan basket
rotating dan dengan yang menggunakan paddle?
Jawab :

Perbedaan antara metode basket rotating dengan paddle yaitu pada basket rotating Alat
terdiri dari sebuah wadah tertutup yang terbuat dari kaca atau bahan transparan yang
inert, suatu batang logam yang digerakkan oleh motor dan keranjang yang berbentuk
silinder sedangkan Alat yang digunakan pada paddle adalah dayung yang terdiri dari daun
dan batang sebagai pengaduk. Batang berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya
tidak lebih dari 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertikel wadah dan berputar dengan
halus. Selain itu, kecepatan rotasi pada basket rotating adalah 50 – 120 rpm sedangkan
pada paddle 25-50 rpm

1. Pada video di atas suhu yang digunakan 37 derajat celcius. Yang ingin saya tanyakan
kenapa menggunakan suhu tersebut dan apakah suhu juga mempengaruhi uji disolusi?
suhu 37° C digunakan pada uji disolusi karena sama dengan suhu tubuh, sehingga uji
disolusi dpt memperkirakan waktu disolusi obat dlm lambung

Jawab :
Suhu medium dalam percobaan harus dikendalikan pada keadaan yang konstan umumnya

dilakukan pada suhu 37oC ± 0,50, sesuai dengan suhu tubuh manusia. Adanya kenaikan
suhu selain dapat meningkatkan gradien konsentrasi juga akan meningkatkan tetapan
difusi, sehingga akan menaikkan kecepatan disolusi

2. Ingin bertanya faktor apa saja yang mampu mempengaruhi uji disolusi ini bu?

Jawab :
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses disolusi tablet, diantaranya kecepatan
pengadukan, temperatur pengujian, viskositas, pH, komposisi medium disolusi, dan ada
atau tidaknya bahan pembasah.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Disolusi


1). Faktor Fisika yang Berpengaruh pada Uji Pelarutan In-vitro
a). Pengadukan, kondisi pengadukan akan sangat berpengaruh pada kecepatan disolusi
yang dikontrol difusi dengan ketebalan lapisan difusi berbanding terbalik pada kecepatan
putaran pengadukan. Kecepatan pengadukan mempunyai hubungan dengan tetapan
kecepatan disolusi
b). Suhu, umumnya semakin tinggi suhu medium akan semakin banyak zat aktif yang
terlarut. Suhu medium dalam percobaan harus dikendalikan pada keadaan yang konstan
umumnya dilakukan pada suhu 37oC, sesuai dengan suhu tubuh manusia. Adanya
kenaikan suhu selain dapat meningkatkan gradien konsentrasi juga akan meningkatkan
tetapan difusi, sehingga akan menaikkan kecepatan disolusi.

c). Medium Kelarutan, sifat medium larutan akan mempengaruhi uji pelarutan. Medium
larutan hendaknya tidak jenuh obat. Medium yang terbaik merupakan persoalan tersendiri
dalam penelitian. Beberapa peneliti telah menggunakan cairan lambung yang diencerkan,
HCL 0,1 N, dapar fosfat, cairan lambung tiruan, air dan cairan usus tiruan tergantung dari
sifat produk obat dan lokasi dalam saluran pencernaan dan perkiraan obat yang akan
terlarut.

d). Wadah, ukuran dan bentuk dapat mempengaruhi laju dan tingkat kelarutan. Untuk
mengamati kemaknaan dari obat yang sangat tidak larut dalam air mungkin perlu wadah
berkapasitas besar.

e)Vibrasi, vibrasi torsional adalah variasi berkala dari rpm dalam batas kecil dan
merupakan masalah dini dalam motor pengaduk. Vibrasi ini dapat menyebabkan
perubahan dalam pola aliran media disolusi. Selain itu juga dapat memasukkan energi
yang tidak dikehendaki pada sistem dinamik dimana keduanya mengakibatkan perubahan
dalam laju disolusi. Adanya vibrasi eksternal yang merupakan suatu variabel eksternal
yang secara serius dapat mengubah data setiap sistem disolusi. Farmakope Indonesia IV
menyatakan bahwa bagian dari alat, termasuk lingkungan tempat alat diletakan tidak
dapat memberikan getaran, goncangan atau getaran signifikan yang melebihi gerakan
akibat putaran alat pengaduk

2). Faktor yang Berkaitan dengan Sifat Fisikokimia Obat


Sifat–sifat fisikokimia dari obat yang mempengaruhi laju disolusi meliputi kelarutan,
bentuk kristal, bentuk hidrat solvasi dan kompleksasi serta ukuran partikel. Sifat–sifat
fisikokimia lain seperti kekentalan serta keterbatasan atau berperan pada permasalahan
yang umum pada disolusi dalam hal terbentuknya flokulasi dan aglomerasi.
3). Faktor yang Berkaitan dengan Formulasi Sediaan
Formulasi sediaan berkaitan dengan bentuk sediaan, bahan pembantu dan cara
pengolahan (prossesing). Pengaruh bentuk sediaan pada laju disolusi tergantung pada
kecepatan pelepasan bahan aktif yang terkandung didalamnya. Secara umum laju disolusi
akan menurun menurut urutan sebagai berikut: suspensi, kapsul, tablet, dan tablet salut.
Secara teoritis disolusi bermacam sediaan padat tidak selalu urutan dan masalahnya sama,
karena di antara masing-masing bentuk sediaan padat tersebut akan ada perbedaan baik
ditinjau dari segi teori maupun peralatan uji disolusi.

3. Mengapa pada pengujian disolusi kecepatan ditentukan dengan 50rpm bu?


Jawab :
kecepatan adukan 50 rpm, telah diatur di dalam literatur untuk melakukan uji disolusi,
contohnya ada pada farmakope indonesia edisi IV

4. Bagaimana prosedur kerja yang baik dari alat aparatus 2 sehingga tidak akan terjadi
kesalahan pada saat uji disolusi obat?
Jawab :
1. Persiapkan media disolusi dan sample yang akan dianalisa.
2. Isi chamber dissolution tester dengan air atau aquades sesuai dengan batas yang
telah ditentukan.
3. Pasangkan vessel pada chamber sesuai dengan kebutuhan. jika anda
menggunakan dissolution dengan jumlah chamber 6 atau 8, lakukan hingga semua
terpasang dengan baik kemudian kunci hingga rapat.
4. Naikan head unit hingga posisi paling tinggi.
5. Pasangkan gagang pengaduk (drive shaft), dayung (paddle) atau
keranjang(basket) dan komponen lainnya sesuai dengan kebutuhan analisa dengan
benar.
6. Turunkan kembali head unit dengan hati-hati hingga batas yang telah ditentukan.
7. Setting posisi batang pengaduk pada posisi tengah dengan ketinggian sekitar
2,5cm. (gunakan alat pendukung – lihat pada buku manual)
8. Masukan media disolusi dengan jumlah volume 900 ml atau sesuai dengan
kebutuhan.
9. Nyalakan dissolution tester dengan cara menekan tombol on. lalu setting
suhu(berkisar di 37C), kecepatan putaran dan lama waktu pengadukan.
10. Setelah suhu pada temperatur controller menunjukan di kisaran 37C, masukan
obat secara bersamaan dan tekan tombol start untuk memulai proses.
11. Tutup semua vessel untuk mencegah kotoran atau benda asing masuk kedalam
vessel.
12. Setelah mencapai waktu yang telah ditentukan, ambil sample secara
bersamaan(usahakan). Sample yang tersebut sudah bisa digunakan untuk analisa
pada alat spektrofotometer.
13. Jika anda melakukan pengambilan sample pada waktu terjeda, misal : di menit ke
lima, sepuluh dan lima belas. Pastikan menambahkan media disolusi sesuai
dengan jumlah yang di ambil pada periode sebelumnya.

5. Pada video uji grafik data semakin lamanya waktu semakin tinggi presentase obat
terdisolusi, apakah waktu sanggat menentukan panjang gelombang dan panjang
gelombang yang bagus harus selalu naik?
Jawab :
Pada spektrofotometri UV-Vis, interaksi yang diamati adalah adanya absorbsi pada
panjang gelombang tertentu didaerah Uv-Vis, oleh spesi kimia yang dianalisa.
Panjang gelombang maksimal merupakan panjang gelombang yang memiliki nilai
absorbansi paling besar. Penetuan panjang gelombang maksimum yang dilakukan saat
penelitian ini adalah menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
Sedangkan kurva panjang gelombang maksimum suatu sample umumnya telah diketahui
didalam literatur baik dalam Farmakope ataupun USP
6. Coba jelaskan spesifikasi dari alat kerja apparatus 2 bu?
Jawab :
Metode Dayung

Metode ini disebut juga metode Alat 2, yang pada dasarnya terdiri atas batang
dan daun pengaduk yang merupakan dayung berputar dengan dimensi tertentu sesuai
dengan radius bagian dalam labu dengan dasar bundar. Metode ini dapat mengatasi
berbagai kekurangan dari Alat tipe 1 dan dapat pula untuk diterapkan sistem
automatisasi.

7. Bagaimana cara menentukan pengujian disolusi yang tepat pada sediaan?


Jawab :
Penentuan uji disolusi sangat penting untuk suatu sediaan, penentuan uji tersebut dapat
dilihat pada literatur yang ada, uji dilakukan untuk menentukan kesesuaian dengan
persyaratan yang tertera dalam masing-masing monografi untuk sediaan tablet dan
kapsul, jadi pada umumnya metode yang dipakai, suhu dan kecepatan pengadukan, serta
panjang gelombang maksimum dapat dilihat pada literatur-literatur yang tersedia, dengan
ini uji disolusi akan dilakukan dengan tepat dan baik

8. Apa yang dimaksud dari disolusi apparatus?

Jawab:

Yang dimaksud aparatus disolusi adalah alat yang digunakan untuk uji disolusi obat.

16. Bagaimana menentukan uji disolusi dari suatu sediaan obat?

Jawab:

untuk sediaan padat digunakan alat model dayung atau keranjang dengan langkah-langkah
sebagai berikut:

1. periksa dan siapkan alat disolusi dan bahan yang akan digunakan
2. nyalakan penangas air lalu panaskan air hingga 37° C untuk media pemanasan

3. siapkan media yang akan digunakan sebanyak 600 mL tiap wadah, bila sample larut
dalam asam maka media air ditambahkan HCl sebanyak 0,1 N namun bila larut dalam
keadaan basa dapat ditambahkan NaCl hingga mencapai pH 6,8

4. atur pengaduk dengan jarak 2,5 cm dari dasar wadah lalu atur putaran sebesar 50 rpm

5. masukan sampel setelah tidak ada gelembung pada wadah

6. tentukan waktu disolusi sesuai dengan literatur yang sesuai

7. ambil cuplikan sampel dari wadah menggunakan spuit sebanyak 10 mL

8. ukur serapan sampel menggunakan spektrofotometri UV-Vis

17. Bagaimana cara penentuan persyaratan laju disolusi obat?

Jawab:

laju disolusi ditentukan dengan menghitung perbandingan antara jumlah obat yang larut
dalam satuan waktu di media tertentu

18. Pada video diatas saat uji disolusi digunakan menit-menit yang berbeda, apakah menit
tersebut berpengaruh pada uji disolusi obat dan menit tersebut dapat berubah atau sudah
merupakan ketetapan?

Jawab:

Waktu yang digunakan dalam uji disolusi telah ditetapkan dan tercantum dalam farmakope
indonesia
19. Mengapa uji disolusi dilakukan dalam kondisi sink

Jawab:

uji disolusi dilakukan dalam keadaan sink karena untuk menghindari faktor kelarutan
dalam media yang digunakan

20. Adakah alat lain yang digunakan untuk uji disolusi obat? dan apakah sediaan obat
mempengaruhi penentuan alat yang digunakan?

Jawab:

alat yang digunakan dalam disolusi tidak ada yang berbeda secara signifikan. Hal yang
berbeda adalah vessel yang digunakan serta metode yang akan digunakan dalam
menganalisa sampel yang berbeda-beda sesuai dengan literatur yang ada

21. Konsentrasi berapa saja dalam pembuatan larutan baku?


Jawab:
konsentrasi yang dipakai untuk larutan baku biasanya 10.000 ppm yang nantinya akan
diencerkan dan dibuat larutan seri yang berkisar dari 3 hingga 15 ppm

22. Dalam video pengukuran panjang gelombang mengunakan spektrofotometer UV


hanya 1 kali, tapi dalam praktikum biasanya dilakukan 3 kali (triplo), mohon
penjelasan?
Jawab:
Untuk mendapatkan hasil yang valid, pada pengukuran panjang gelombang mengunakan
spektrofotometer UV. percobaan harusnya dilakukan 3 kali, lalu dirata-ratakan sehingga
hasil benar-benar baik. Jika hanya dilakuakan 1 kali, biasanya hasilnya tidak dapat
mewakili, dan kesalahan pada pengukuran dan alat spektro tersebut. Jika harus dilakukan
3 kali maka sampel harus diperhitungkan agar mencukupi.
23. Pada PH larutan diatas apakah nanti akan berpengaruh terhadap hasil uji disolusi?
Jawab:
PH pelarut sangat berpengaruh pada kelarutan, zat-zat yang bersifat asam atau basa.
Untuk asam lemah, jika H+ kecil atau pH besar maka kelarutan zat akan meningkat,
dengan demikian kecepatan disolusi juga menigkat. Begitu juga untuk basa lemah jika
H+ besar atau pH kecil maka kelarutan akan meningkat sehingga kecepatan disolusi juga
meningkat.

24. Jika larutan dapar yang dimaksukan dalam alat kurang dari 900 ml, apakah ada
pengaruhnya terhadap uji disolusi yang dilakukan?
Jawab:
Ia sangat berpengaruh, terutama pada pH. Karna penambahan larutan tujuannya untuk
mendapatkan pH yang sesuai dengan pH tubuh manusia.

25. Bagaimana cara mengetahui kadar tablet paracetamol yang terlarut tersebut memenuhi
persyaratan uji disolusi?
Jawab:
Untuk mengetahui kadar paracetaol yang terlarut memenuhi persyaratan disolusi,
dilakuakn dengan kesesuaian dengan monografi/farmakope tentang tablet paracetamol,
dimulai dari tipe alat hungga metode analisis uji disolusi ini terdapat dalam monografi
tersebut.

26. Apakah temperature dapat mempengaruhiperubahan pH pada larutan dapar?


Jawab:
Ia. Suhu dapat mempengaruhi pH pada larutan dapar. Kalthoff dan tekelenburg
menyatakan istilah koefisien temperature pH yaitu perubahan pH akibat temperature,
(martin 1990). PH dapar asetat dijumpai meningkat dengan naiknya temperature. PH
dapar asam borat – natrium borat turun.
27. Dalam pengujian disolusi ini sebelum menentukan panjang gelombang max, mengapa
setiap pengambilan sampel diwaktu yang berbeda diganti dengan larutan dapar?
Jawab:
Ini dimaksudkan agar pengujian disolusi berada di bawah kondisi sink, atau kondisi tanpa
adanya pengaruh gradient kosentrasi

28. Dalam pengujian disolusi mengunakan zat aktif paracetamol, apabila digunakan
kombinasi misalnya Panadol. Hal apa yang harus diperhatiakan dalam uji disolusi?
Jawab:
Untuk obat yang mengandung lebih dari 1 jenis bahan obat. Yang menjadi perhatin dalam
uji disolusi adalah zat aktif yang terlarut dan terabsorsi kedalam peredaran darah yang
memiliki efek terapi. Hal yang harus diperhatikan adalah: ukuran dan bentuk yang akan
mempengaruhi laju dan tingkat kelarutan selain itu sifat media pelarut juga
mempengaruhi kelarutan.

Anda mungkin juga menyukai