BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1
3) Nidasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium
blastokista) kedalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi
pada pars superior korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada saat
implantasi selaput lendir rahim sedang berada pada fase sekretorik ( 2 – 3
hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi
menjadi berkelok – kelok. Jaringan ini mengandung banyak
cairan(Marjati,dkk.2010 ; 37)
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
1) Masa pre embrionic
Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi proses
pembelahan sampai dengan nidasi. Kemudian bagian inner cell mass akan
membentuk 3 lapisan utama yaitu ekstoderm, endoderm serta mesoderm.
2) Masa embrionic
Berlangsung sejak 2 – 6 minggu sistem utama didalam tubuh telah ada
didalam bentuk rudimenter. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai
berdenyut. Seringkali disebut masa organogenesis/ masa pembentukan
organ.
3) Masa fetal
Berlangsung setelah 2 minggu ke-8 sampai dengan bayi lahir
Minggu ke-12 : Panjang tubuh kira – kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi
tubuh berfungsi secara penuh, tractus renalis mulsi berfungsi, terdapat
refleks menghisap dan menelan, genitalia tampak dan dapat ditentukan
jenis kelaminnya.
Minggu ke 16 : Panjang badan 16 cm, berat 10 gram, kulit sangat
transparan sehingga vaso darah terlihat, deposit lemak subkutan lemak
terjadi rambut mulai tumbuh pada tubuh.
Minggu ke 20 : Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh PB,
wajah nyata, telinga pada tempatnya, kelopak mata, lais dan kuku tumbuh
sempurna. Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar X kelenjar minyak
telah aktif dan verniks kaseosa akan melapisi tubuh fetus, gerakan janin
dapat ibu setelah kehamilan minggu ke 18, traktus renalis mulai berfungsi
dan sebanyak 7 – 17 ml urine dikeluarkan setiap 24 jam.
2
Minggu ke 24 : Kulit sangat keriput, lanugo menjadi lebih gelap dengan
vernix kaseosa meningkat. Fetus akan menyepak dalam merespon
rangsangan.
Minggu ke 28 : Mata terbuka, alis dan bulu mata telah berkembang
dengan baik, rambut menutupi kepala, lebih banyak deposit lemak
subkutan menyebabkan kerutan kulit berkurang, testis turun ke skrotum.
Minggu ke 32 : Lanugo mulai berkurang, tubuh mulai lebih membulat
karena lemak disimpan disana, testis terus turun.
Minggu ke 36 : Lanugo sebagian besar terkelupas, tetapi kulit masih
tertutup verniks kaseosa, testis fetus laki – laki terdapat didalam skrotum
pada minggu ke 36 ovarium perempuan masih berada di sekitar batas
pelvis, kuku jari tangan dan kaki sampai mencapai ujung jari, umbilikus
sekarang terlihat lebih dipusat abdomen.
Minggu ke 40 : Osifikasi tulang tengkorak masih belum sempurna,
tetapi keadaan ini merupakan keuntungan dan memudahkan fetus melalui
jalan lahir. Sekarang terdapat cukup jaringan lemak subkutan dan fetus
mendapatkan tambahan BB hampir 1 kg pada minggu tersebut.
1.1.1.2 Emesis Gravidarum
Emesis Gravidarum adalah gejala yang sering terjadi pada kehamilan
trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat juga terjadi setiap
saat dan malam hari (Wiknjosastro, 2007).
Emesis Gravidarum adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan pada
ibu hamil trimester I. Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari tetapi
dapat pula timbul setiap saat pada malam hari (Prawiharjo, 2010).
Emesis Gravidarum merupakan keluhan umum yang disampaikan pada
kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada
wanita karena terdapat peningkatan hormon esterogen, progesteron, dan
dikeluarkanya human chorionic gonadothropine hormone. Hormon-hormon inilah
yang diduga menyebabkan terjadinya emesis gravidarum (Manuaba,2010).
Jadi, emesis gravidarum adalah keluhan umum yang dirasakan pada
kehamilan muda berupa mual-mual dan muntah sampai usia kehamilan 4 bulan.
1.1.2 Etiologi
1. Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh peningkatan hormon
kelamin yang diproduksi selama hamil.
3
2. Penyebab hampir dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon
kehamilan. Tetapi, akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami
tekanan emosional. Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain,
karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan
semalaman.
3. Penyebabnya adalah perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan, terutama di pagi hari .
4. Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan karena selama hamil
muda pergerakan usus menjadi lambat, karena pengaruh hormon hipofise
5. Penyebab yang pasti masih belum diketahui diduga karena pengaruh perubahan
psikologis dan adanya pengaruh perubahan hormonal selama kehamilan
(Suririnah, 2009).
1.1.3 Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa
terjadi pada trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi
dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.Emesis gravidarum
ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Karena okisidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik, dan aseton
dalam darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan
plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu, dehidrasi
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal
ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula
tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Di samping dehidrasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan
lambung ( sindroma mollary-weiss ), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
4
1.1.4 Web Of Caution (WOC)
B5 (bowel) Dehidrasi
MK : Gangguan
nutrisi kebutuhan
tubuh
Cairan eksta seluler dan plasma Hemokonsentrasi
5
B4(bladder) Aliran darah ke jaringan menurun
MK : Gangguan
keseimbangan
cairan dan
elektrolit Metabolisme intra sel menurun
jaringan otak
1.1.6 Komplikasi
Sekitar 2-5% keadaan muntah dan mual semakin menghebat, dan begitu
menghebatnya sehingga memerlukan rawat inap di rumah sakit. Salah satu
komplikasi yang paling sering dialami adalah dehidrasi atau disebut juga
kekurangan cairan. Andaikata dehidrasi tersebut tidak segera diganti dengan
cairan yang cukup dan benar maka sudah dipastikan akan mempengaruhi janin
yang ada dalam kandungan (Admin, 2005).
6
1 USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin
dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi
plasenta.
2 Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
3 Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis
dan menyingkirkan diagnosis banding. Pemeriksaan yang dilakukan adalah darah
lengkap, urinalisis, gula darah, elektrolit, USG (pemeriksaan penunjang dasar),
analisis gas darah, tes fungsi hati dan ginjal. Pada keadaan tertentu, jika pasien
dicurigai menderita hipertiroid dapat dilakukan pemeriksaan fungsi tiroid dengan
parameter TSH dan T4. Pada kasus hiperemesis gravidarum dengan hipertiroid
50-60% terjadi penurunan kadar TSH. Jika dicurigai terjadi infeksi
gastrointestinal dapat dilakukan pemeriksaan antibodi Helicobacter pylori.
Pemeriksaan laboratorium umumnya menunjukan tanda-tanda dehidrasi dan
pemeriksaan berat jenis urin, ketonuria, peningkatan Blood Urea Nitrogen,
kreatinin dan hematokrit. Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk mendeteksi
adanya kehamilan ganda ataupun mola hidatidosa.(Prawiroharjho, 2008).
1.1.8 Penatalaksanaan
1. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang ibu hamil muda yang selalu
dapat disertai emesis gravidarum akan berangsur-angsur berkurang sampai
umur kehamilan 4 bulan.
2. Dinasehatkan agar tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur, sehingga
tercapai adaptasi aliran darah menuju susunan saraf pusat.
3. Nasehat diet, dianjurkan makan dengan porsi kecil, tetapi lebih sering.
Makanan yang merangsang timbulnya mual dan muntah dihindari.
4. Obat-obatan, pengobatan ringan tanpa masuk rumah sakit pada emesis
gravidarum :
1) Vitamin yang diperlukan : (Vitamin B kompleks, mediamer B6 sebagai
vitamin dan antimuntah)
2) Pengobatan
Anti mual muntah : Stimetil, primperan, emetrol dan lainnya.
3) Nasehat Pengobatan
(1) Banyak minum air atau minuman lain
(2) Hindari minuman atau makanan yang asam untuk mengurangi iritasi
lambung
7
4) Nasehat Kontrol Antenatal :
(1) Pemeriksaan hamil lebih sering
(2) Segera datang bila terjadi keadaan abnormal (Manuaba,2010)
8
Urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai konsentrasi tinggi sebagai
akibat dehidrasi, aseton menunjukkan asedosis.
(5) B5 Eliminasi alvi (Bowel)
Mual muntah yang berlebuh (4-8 minggu), nyeri epigastrium, pengurangan
berat badan (5-10 kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht
rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah
kering.
(6) B6 Tulang otot-Integumen (Bone)
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma.
9
1.2.3 Intervensi Keperawatan
10
8. Catat intake terapi parenteral, muntah yang berlebih.
8.Untuk mempertahankan
jika intake oral tidak dapat
keseimbangan nutrisi.
diberikan dalam periode
9.Untuk mengetahui integritas
tertentu.
mukosa mulut.
9. Inspeksi adanya iritasi atau
10. Untuk mempertahankan
lesi pada mulut.
integritas mukosa mulut.
10. Kaji kebersihan oral dan
11. Mengidenfifikasi adanya
personal hygiene serta
anemi dan potensial
penggunaan cairan pembersih
penurunan kapasitas
mulut sesering mungkin.
pembawa oksigen ibu.
11. Pantau kadar Hemoglobin
Klien dengan kadar Hb < 12
dan Hemotokrit.
12. Test urine terhadap aseton, mg/dl atau kadar Ht rendah
albumin dan glukosa. dipertimbangkan anemi
13. Ukur pembesaran uterus.
pada trimester I.
12. Menetapkan data dasar
;dilakukan secara rutin
untuk mendeteksi situasi
potensial resiko tinggi
seperti ketidakadekuatan
asupan karbohidrat dan
Hipertensi karena
11
kehamilan.
13. Malnutrisi ibu berdampak
terhadap pertumbuhan janin
dan memperberat
penurunan komplemen sel
otak pada janin, yang
mengakibatkan kemunduran
perkembangan janin dan
kemungkinan-kemungkinan
lebih lanjut.
2. Gangguan keseimbangan Mengembalikan volume cairan 1. Tentukan frekuensi atau 1.Memberikan data berkenaan
cairan dan elektrolit b.d agar normal kembali. beratnya mual/muntah. dengan semua kondisi.
2. Tinjau ulang riwayat
kehilangan cairan dan elektrolit Peningkatan kadar Hormon
kemungkinan masalah medis
secara berlebih Chorionik
lain (misalnya Ulkus
Gonadotropin(HCG),
peptikum, gastritis).
perubahan metabolisme
3. Kaji suhu badan dan turgor
karbohidrat dan penurunan
kulit, membran mukosa, TD,
motilitas gastrik
input/output dan berat jenis
memperberat mual/muntah
urine. Timbang BB klien dan
pada trimester I.
bandingkan dengan standar.
2.Membantu dalam
4. Anjurkan peningkatan asupan
12
minuman berkarbonat, mengenyampingkan
makan sesering mungkin penyebab lain untuk
dengan jumlah sedikit. mengatasi masalah khusus
Makanan tinggi karbonat dalam mengidentifikasi
seperti : roti kering sebelum intervensi.
3.Sebagai indikator dalam
bangun dari tidur.
membantu mengevaluasi
tingkat atau kebutuhan
hidrasi.
4.Membantu dalam
meminimalkan mual/muntah
dengan menurunkan
keasaman lambung.
3. Cemas b.d Koping tidak Menurunkan tingkat kecemasan 1. Kontrol lingkungan klien dan 1. Untuk mencegah dan
efektif, perubahan psikologi klien. batasi pengunjung. mengurangi kecemasan.
2. Kaji tingkat fungsi psikologis 2. Untuk menjaga intergritas
kehamilan
klien. psikologis.
3. Berikan support psikologis. 3. Untuk menurunkan
4. Berikan penguatan positif.
kecemasan dan membina
5. Berikan pelayanan kesehatan
rasa saling percaya.
yang maksimal.
4. Untuk meringankan
pengaruh psikologis akibat
13
kehamilan.
5. Penting untuk
meningkatkan kesehatan
mental klien.
4. Intoleransi aktifitas Meningkatkan toleransi aktivitas. 1. Anjurkan klien membatasi 1. Menghemat energi dan
berhubungan dengan aktifitas dengan isrirahat menghindari pengeluaran
kelemahan. yang cukup. tenaga yang terus-menerus
2. Anjurkan klien untuk
untuk meminimalkan
menghindari mengangkat
kelelahan/kepekaan uterus.
berat. 2. Aktifitas yang ditoleransi
3. Bantu klien beraktifitas
sebelumnya mungkin tidak
secara bertahap.
dimodifikasi untuk wanita
4. Anjurkan tirah baring yang
beresiko.
dimodifikasi sesuai indikasi.
3. Aktifitas bertahap
meminimalkan terjadinya
trauma serta meringankan
dalam memenuhi
kebutuhannya.
4. Tingkat aktifitas mungkin
perlu dimodifikasi sesuai
indikasi.
(Prawiroharjho, 2008)
14
1.2.4 Implementasi Keperawatan
Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut
diterapkan dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Tindakan keperawatan harus mendetail. Agar semua tenaga keperwatan dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat dapat langsung memberikan
pelayanan kepada ibu dan atau dapat juga didelegasikan kepada orang lain yang
dipercayai dibawah pengawasan yang masih seprofesi dengan perawat (Rustam
Mochtar, 2008).
1.2.5 Evaluasi Keperawatan
Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut
diterapkan dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Tindakan keperawatan harus mendetail, agar semua tenaga keperawatan dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat dapat langsung memberikan
pelayanan kepada ibu dan atau dapat juga didelegasikan kepada orang lain yang
dipercayai dibawah pengawasan yang masih seprofesi (Rustam Mochtar, 2008).
18
BAB 2
TINJAUAN KASUS
15
Ruangan Praktik : Rg. KIA UPTD Puskesmas Pahandut
Tanggal & Jam Pengkajian : 14 April 2015 & Pukul 08.00 WIB
16
2.1.3.1 Alasan Kunjungan / Keluhan Utama :
Pasien mengatakan “saya tidak nafsu makan dikarenakan setiap makan
saya mengalami mual dan muntah, terutama di pagi hari”
2.1.3.2 Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) :
Ny. N juga mengatakan kepalanya terasa pusing dengan skala nyeri 4
(sedang) dan badan terasa lemah. Penanganan yang di lakukan di rumah
tidak ada, suami langsung membawa pasien ke UPTD Puskesmas
Pahandut Palangka Raya dan diberikan penanganan dengan pemeriksaan
tanda-tanda vital: tekanan darah 100/80 mmhg, Suhu 36,2 oC, nadi 92
x/menit, respirasi 23 x/menit; Berat badan 38 kg; Tinggi badan 150 cm;
Usia kehamilan 5 minggu; G:2 P:1 A:0; Palpasi belum teraba, LILA
(Lingkar Lengan Atas) 22,5 cm.
17
HPHT : 11-02-2015
Taksiran Persalinan : 18-11-2015
2.1.4.2 Riwayat Perkawinan (suami dan isteri) :
Usia Pernikahan : 15 tahun
Lamanya Pernikahan : 4 tahun
Pernikahan Ke : 1 (pernikahan pertama)
2.1.4.3 Riwayat Keluarga Berencana :
Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil : tidak menggunakan
alat kontrasepsi
Waktu dan lamanya penggunaan : -
Apakah ada masalah dengan cara tersebut : tidak ada
Jenis, kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan sekarang : Suntik
Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga : 3 anak.
Riwayat Obstetri :
2.1.3.1 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G2 P1 A0
Keadaan
Tgl Umur Jenis Tempat/ Jenis Masalah
No BB Anak
partus hamil partus Penolong kelamin
Hamil Lahir Nifas Bayi
1 2014 41 mg Partus Bidan di Laki-laki 2600 g Tidak Tidak Tidak Tidak Sehat
Spontan PKM ada ada ada ada
(Normal)
Keterangan :
Masa hamil : tekanan darah rendah/tinggi, bengkak, infeksi saluran perkemihan,
perdarahan, premature, dll
Masalah Lahir/persalinan : SC atas indikasi, perdarahan, kejang-kejang, dll
Masalah Nifas : perdarahan, infeksi, anemia, dll
Masalah bayi : pernapasan, makanan, ikterus, cacat, meninggal dalam kandungan,
meninggal setelah lahir, dll
Keadaan Anak : hidup / mati, sebab kematian : tidak ada
2.1.3.2 Riwayat Kehamilan Sekarang
Amenorhoe : 11 Februari 2015
Keluhan waktu hamil : pusing, lemah, mual muntah
Gerakan anak pertama di rasakan : tidak ada
18
Imunisasi : lengkap
Penambahan BB selama hamil : tidak ada penambahan berat badan
Pemeriksaan kehamilan : jarang dilakukan pemeriksaan
Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan : praktek bidan, hamil (+)
2.1.5 Pemeriksaan Fisik
Subjektif Objektif
0
2.1.5.1 Keadaan Umum Suhu 36,2 C
BB sebelum hamil 38 kg Nadi 92 x/menit
Tekanan Darah 100/80 mmHg
BB 38 kg
Tinggi Badan 150 cm
Kesadaran compos mentis (sadar
penuh)
Turgor Kulit baik
19
2.1.5.7 Telinga Keadaan : cukup bersih
Keluhan : tidak ada keluhan Fungsi pendengaran : baik
2.1.5.14 Ekstremitas atas dan Tidak ada edema, turgor kulit elastis,
bawah pengisian kapiler 2 detik, tidak ada
2.1.5.15 Pemeriksaan Panggul varises
Ukuran panggul luar : tidak dilakukan
pemeriksaan
- Distantia spinarum, tidak
dilakukan
- Distantia cristarum, tidak
dilakukan
- Conjugata externa, tidak
dilakukan
- Lingkar panggul, tidak
dilakukan
Ukuran panggul dalam : tidak
dilakukan pemeriksaan
- Promonotorium, tidak dilakukan
- Linea inominata, tidak
20
dilakukan
- Dinding samping, tidak
dilakukan
- Spina Ischiadika, tidak
dilakukan
- Sacrum, tidak dilakukan
- CV, tidak dilakukan CD, tidak
dilakukan
21
2.1.6.6 Ketergantungan fisik :
Merokok : tidak ada
Minuman Keras : tidak ada
Obat-obatan : tidak ada
Lain-lain : tidak ada
22
3) Yang tinggal serumah : pasien tinggal serumah dengan suami dan anak-
anaknya serta mertuanya
4) Adat istiadat yang dianut : Adat Banjar
5) Yang memegang peranan penting dalam keluarga : suami.
6) Motivasi dari suami : suami selalu memberikan dukungan dan motivasi
selama kehamilan.
7) Apakah suami perokok : Iya.
8) Kesulitan dalam keluarga : tidak ada
2.1.6.5 Kebiasaan seksual
1) Gangguan hubungan seksual : tidak ada .
2) Pemahaman terhadap fungsi seksual : cukup memahami
2.1.6.6 Sistem Nilai – Kepercayaan
1) Siapa dan apa sumber kekuatan : Tuhan dan doa.
2) Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda : pasien mengatakan
agama dan kepercayaan sangat penting.
3) Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan frekuensi) :
kegiatan sholat 5 waktu
Sebutkan kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama di
RS : tidak ada
1) Pemeriksaan tambahan
TTT/NST: tidak dilakukan TTO/OCT : tidak dilakukan
USG: tidak dilakukan Amnioscopy : tidak dilakukan
TORCH : tidak ada Rontgent : tidak ada
2.1.8 Pengobatan
23
Pemberian terapi yang di berikan :
Oral:
No Therapy Dosis Rute Farmakologi
1 B12 3x1 Oral Perkembangan saraf dan fungsi otak janin
2 Paracetamol 3x1 Oral Analgetik
3 Kalk 1x1 Oral Suplemen tulang
DATA Masalah
24
1. DS: Pasien mengatakan; “saya tidak nafsu Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
makan dikarenakan setiap makan saya berhubungan dengan anoreksia, mual
mengalami mual dan muntah, terutama di muntah.
pagi hari”
DO: Pasien tampak lemas, kesadaran
compos mentis. Tanda-tanda vital:
TD : 100/80 mmHg
S : 36’2ºC
N : 92 x/ menit
RR : 23 x/menit
- Usia Kehamilan 5 minggu
- LILA : 22,5 cm
- Palpasi: belum teraba
- Turgor kulit : elastis
- Kungjungtiva : pucat
- Pengisian kapiler < 2 detik
- BB sebelum hamil : 40 kg
- BB setelah hamil : 38 kg
- Tinggi Badan:150 cm
- BBI : TB – 100 x 90% : 45 kg
2. DS: Pasien mengatakan; “kepala terasa Gangguan rasa nyaman (pusing)
pusing dan badan terasa lemah” berhubungan dengan peningkatan asam
“Pasien mengatakan ada mual dan muntah lambung
sejak tadi pagi
DO: Pasien tampak lemas, kesadaran
compos mentis,tanda-tanda vital:
- TD : 100/80 mmHg
- S : 36,2ºC
- N : 92 x/ menit
- RR : 23 x/menit
- Skala nyeri 4 Sedang (0-10)
3. DS: Pasien mengatakan; “saya kurang Kurang pengetahuan berhubungan
paham tentang gizi yang di perlukan ibu dengan kurangnya informasi tentang gizi
hamil ”. pada ibu hamil.
DO: Pasien tampak bingung, tidak bisa
menjawab pertanyaan tentang gizi
pada ibu hamil ketika ditanya dan
sering bertanya tentang gizi yang
diperlukan ibu hamil.
Palangka Raya, 14 April 2015
Yang Mengkaji,
25
( Meida Sinta Araini)
2.3 Prioritas Masalah
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual muntah.
2. Gangguan rasa nyaman
(pusing) berhubungan dengan peningkatan asam lambung
3. Kurang pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya informasi tentang gizi pada ibu hamil.
26
26
2.4 Intervensi/Implementasi
Tabel 2.4 Intervensi/Implementasi
27
hari dan sebelum 5. BB setelah hamil : 38
tidur. Menganjurkan pasien untuk kg
5. menghindari makanan Tinggi Badan:150 cm
Anjurkan untuk yang berlemak. Kungjungtiva : anemis
menghindari Terapi obat
makanan yang 6. Vitamin B12 3 x 1 hr/
berlemak. Menganjurkan Oral, Kalk 1x1 hr/ Oral
6. mempertahankan terapi A: Masalah belum teratasi
Pertahankan terapi obat yang di programkan P: Lanjutkan Intervensi minum
obat yang di dengan menganjurkan obat sesuai dengan advis
programkan. pasien untuk meminum dokter.
vitamin yang diberikan
dokter
7.
Menganjurkan pasien
7. kunjungan/kontrol ulang
Kontrol kunjungan kembali bila mual
ulang kembali bila muntah masih berlanjut.
mual muntah
masih berlanjut.
Selasa, 14 April 1. 1. Kaji skala nyeri. 1. Mengkaji skala nyeri. S: Pasien mengatakan, “Kepala
2015 Gangguan rasa nyaman 2. Ukur tanda-tanda 2. Mengukur tanda-tanda saya masih terasa pusing”
08.15 WIB (pusing) vital. vital. O: - Tanda-tanda vital:
berhubungan 3. Anjurkan pasien 3. Menganjurkan pasien TD: 100/80 mmHg
dengan peningkatan istirahat atau istirahat atau membatasi S : 36º,2C
28
asam lambung membatasi aktivitas bila terasa N : 92 x/menit
aktivitas bila terasa pusing. RR : 23 x/menit
pusing. 4. Melakukan kolaborasi Konjungtiva anemis
4. Kolaborasi dalam dalam pemberian - Skala nyeri 4 sedang
pemberian analgetik yaitu obat (0-10)
analgetik paracetamol. - Terapi obat
paracetamol 3x 500
mg/oral
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi 3 dan 4
Selasa, 14 April 5. Kurang 1. Kaji pemahaman 1. Mengkaji pemahaman S: Pasien mengatakan, “saya
2015 pengetahuan pasien tentang pasien tentang informasi sudah paham tentang gizi
08.30 WIB berhubungan dengan informasi gizi pada gizi pada ibu hamil. pada ibu hamil”
kurangnya informasi ibu hamil. O: Pasien tampak tenang,
tentang gizi pada ibu 2. Jelaskan pada 2. Menjelaskan pada pasien ketika diberikan
hamil. pasien mengenai mengenai masalah gizi pendidikan kesehatan
masalah gizi yang yang di alami sekarang. pasien menyimak dan
di alami sekarang. 3. Memberikan pendidikan
koperatif, pasien bisa
3. Berikan pendidikan kesehatan mengenai gizi
menjawab ketika di tanya
kesehatan pada ibu hamil.
tentang gizi pada ibu
mengenai gizi pada 4. Menanyakan kembali
hamil.
ibu hamil. tentang pengetahuan dan
A: Masalah teratasi
4. Tanyakan kembali informasi yang telah di
P: Pertahankan Intervensi
tentang jelaskan
pengetahuan dan
informasi yang
telah di jelaskan
29
REFERENSI
http://d3kebidanan.blogspot.com/2009/11/emesis-gravidarum.html
30