Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI POLI KIA


PUSKESMAS JAGIR SURABAYA

Penyusun :
NAJMIYATU ZUHRIYAH
NIM 1120021155

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2022
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Kehamilan

1. Definisi
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari : ovulasi,
migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi ( implantasi )
pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.
(Manuaba, 2010 ; 84)
Kehamilan normal adalah dari konsepsi sampai lahirnya janin dengan kehamilan 280
hari ( 40 minggu ) dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Sarwono, 2007; 84)
2. Proses Kehamilan
a. Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya ovum dan sperma
paling sering adalah didaerag ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka akan
terjadi 3 fase yaitu:
1) Tahap penembusan korona radiata
Dari 200 – 300 juta hanya 300 – 500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa
menembus korona radiata karena sudah mengalami proses kapasitasi.
2) Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pellusida, tetapi hanya satu
terlihat mampu menembus oosit.
3) Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid
(44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX unutk wanita
dan XY untuk laki - laki)
b. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel , 8 sel, sampai
dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah gumpalan bersusun
longgar. Setelah 3 hari sel – sel tersebut akan membelah membentuk morula (4 hari).
Saat morula masuk rongga rahim, cairan mulai menembus zona pellusida masuk
kedalam ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur – angsur ruang
antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga/blastokel sehingga
disebut blastokista (4 – 5 hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel diluar
disebut trofoblas. Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga trofoblast bisa
masuk endometrium dan siap berimplantasi (5 – 6 hari) dalam bentuk blastokista
tingkat lanjut.
c. Nidasi / implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista) kedalam
dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri
bagian anterior/posterior. Pada saat implantasi selaput lendir rahim sedang berada
pada fase sekretorik ( 2 – 3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim dan
pembuluh nadi menjadi berkelok – kelok. Jaringan ini mengandung banyak cairan.
3. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
a. Masa pre embrionic
Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi proses
pembelahan sampai dengan nidasi. Kemudian bagian inner cell mass akan
membentuk 3 lapisan utama yaitu ekstoderm, endoderm serta mesoderm.
b. Masa embrionic
Berlangsung sejak 2 – 6 minggu sistem utama didalam tubuh telah ada didalam
bentuk rudimenter. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut. Seringkali
disebut masa organogenesis/ masa pembentukan organ.
c. Masa fetal
Berlangsung setelah 2 minggu ke-8 sampai dengan bayi lahir
1) Minggu ke-12 : Panjang tubuh kira – kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi tubuh
berfungsi secara penuh, tractus renalis mulsi berfungsi, terdapat refleks
menghisap dan menelan, genitalia tampak dan dapat ditentukan jenis kelaminnya.
2) Minggu ke 16 : Panjang badan 16 cm, berat 10 gram, kulit sangat transparan
sehingga vaso darah terlihat, deposit lemak subkutan lemak terjadi rambut mulai
tumbuh pada tubuh.
3) Minggu ke 20 : Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh PB, wajah
nyata, telinga pada tempatnya, kelopak mata, lais dan kuku tumbuh sempurna.
Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar X kelenjar minyak telah aktif dan
verniks kaseosa akan melapisi tubuh fetus, gerakan janin dapat ibu setelah
kehamilan minggu ke 18, traktus renalis mulai berfungsi dan sebanyak 7 – 17 ml
urine dikeluarkan setiap 24 jam.
4) Minggu ke 24 : Kulit sangat keriput, lanugo menjadi lebih gelap dengan vernix
kaseosa meningkat. Fetus akan menyepak dalam merespon rangsangan.
5) Minggu ke 28 : Mata terbuka, alis dan bulu mata telah berkembang dengan
baik, rambut menutupi kepala, lebih banyak deposit lemak subkutan
menyebabkan kerutan kulit berkurang, testis turun ke skrotum.
6) Minggu ke 32 : Lanugo mulai berkurang, tubuh mulai lebih membulat karena
lemak disimpan disana, testis terus turun.
7) Minggu ke 36 : Lanugo sebagian besar terkelupas, tetapi kulit masih tertutup
verniks kaseosa, testis fetus laki – laki terdapat didalam skrotum pada minggu ke
36 ovarium perempuan masih berada di sekitar batas pelvis, kuku jari tangan dan
kaki sampai mencapai ujung jari, umbilikus sekarang terlihat lebih dipusat
abdomen.
8) Minggu ke 40 : Osifikasi tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi
keadaan ini merupakan keuntungan dan memudahkan fetus melalui jalan lahir.
Sekarang terdapat cukup jaringan lemak subkutan dan fetus mendapatkan
tambahan BB hampir 1 kg pada minggu tersebut.
4. Tanda dan Gejala Kehamilan
a. Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan ini baru
dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
b. Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal
electrocardiograf ( misalnya doppler)
c. Bagian bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki)
dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester akhir)
d. Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
5. Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan
Pemeriksaan diagnostik kehamilan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
emastikan seorang wanita sedang hamil atau tidak. Pemeriksaan ini terdiri atas
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul serta pemeriksaan laboratorium.
a. Anamnesis
Dari anamnesis dapat diketahui tanda – tanda sebagi berikut ini.
1) Terhentinya menstruasi/amenore
2) Mual dan muntah
3) Tingling (dilep), tegang, berbenjol – benjol, pembesaran payudara, dan pelebaran
puting susu.
4) Peningkatan frekuensi berkemih
5) Kelelahan
6) Perubahan warna pada payudara
7) enonjolnya kelenjar Montgomer
8) Peningkatan suhu basal tubuh tanpa adanya infeksi
9) Pengeluaran kolostrum dari puting susu
10) Salivasi berlebihan
11) Tanda chadwick
12) Quickening biasanya UK 16 – 18 mg.
13) Pigmentasi kulit.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Pengeluaran kolostrum
2) Perubahan warna pada payudara
3) Pembesaran pada abdomen
4) Teraba garis janin
5) Ballotement
6) Gerakan janin
7) Bunyi jantung janin
c. Pemeriksaan Pelvis
1) Pembesaran uterus
2) Perubahan bentuk uterus
3) Tanda piskacek
4) Tanda hegar
5) Tanda goodell
6) Teraba kontraksi baxton hicks
7) Tanda chadwick
d. Tes laboratorium dan pemeriksaan penunjang
1) Tes kehamilan positif
2) USG tampak keberadaan janin
3) Tampak rangkan jani pada rontgen (x-ray film)
WOC MATERNITAS

Fertilitas Konsepsi Morulla Nidasi

Blastula, trofoblas, desidua Ansietas

Embriogenesis
Kurang Pengetahuan
Organogenesis

Perubahan Fisiologis Kehamilan Perubahan Psikologis Krisis Situasi

System Kardiovaskuler Sistem Respirasi Payudara Sistem Muskuloskeletal Peningkatan


Berat Badan Sistem Reproduksi

Peningkatan Desakan Uterus Estrogen meningkat Peningkatan Beban Mekanik Janin Berkembang
Peningkatan Ke Diafragma massa Abdominal Kedepan
produksi Aktifitas Otot
Estrogen
hormone Meningkat Untuk
Menstimulasi Perubahan
steroid oleh Rongga Penekanan Menopang Berat Sistem Urinaria
Adrenal Jaringan Mamae
plasenta dan Dada Sempit Syaraf Lumbal Tulang Belakang badan
kortek adrenal Tertarik
Komplin Paru Terbatas Suplai Darah Penekanan
Meransang Peningkatan
Sekresi Aldosteron Meningkat Upaya Ibu Vesika Urinaria
Reseptor Nyeri Penggunaan Energi
Ventilasi Meningkat Prifer Menyeimbangkan
Payudarah Membesar Posisi Tubuh
Retensi Air dan Na˖ Energi Menurun Peningkatan
Pernafasan Meningkat dan Tegang
Impuls Nyeri Frekwensi BAK
Ke Otak Lordosis
Volume Darah Meningkat Keletihan
Nafas Pendek
dan Dangkal Gangguan Ganguan
Rasa Nyaman
Hemodelusi Peningkatan Nyeri Akut Eliminasi Urine
Gangguan Intoleransi
Tekanan Darah Citra Tubuh
Pola Nafas Tidak Efektif Aktifitas
Anemia Relatif Perubahan
Preload dan Afterload

Hb & O2 Menurun Hipertensi Ventrikel

Pusing Resiko
Decompensasi Cordis

Resiko Jatuh
Penurunan
Curah Jantung
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL
1. Pengkajian Data
a. Data Subyektif
1) Biodata.
Nama suami/istri : Memudahkan mengenali ibu dan suami serta mencegah
kekeliruan
Umur : kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan
sangat menentukan proses kelahirannya. Proses pembuahan,
kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita usia reproduksi
Agama : Mengetahui kepercayaan sebagai dasar dalam memberikan
asuhan saat hamil dan bersalin
Pendidikan : Mengetahui tingkat pengetahuan untuk memberikan
konseling sesuai pendidikannya. Tingkat pendidikan ibu
hamil juga sangat berperan dalam kualitas perawatan
bayinya.
Pekerjaan : Mengetahui kegiatan ibu selama hamil. Penelitian
menunjukkan bahwa ibu yang bekerja mempunyai tingkat
pengetahuan lebih baik daripada ibu yang tidak bekerja
Alamat : Mengetahui lingkungan ibu dan kebiasaan masyarakatnya
tentang kehamilan serta untuk kunjungan rumah jika
diperlukan.
Penghasilan :Mengetahui keadaan ekonomi ibu, berpengaruh apabila
sewaktu – waktu ibu dirujuk. Juga sangat berpengaruh
terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil
2) Alasan datang
Untuk mengetahui alasan pasien datang apakah untuk kontrol atau kunjungan
ulang ataupun ada keluhan.
3) Keluhan utama
Mengetahui keadaan ibu saat datang, keluhan yang sering terjadi, pada saat hamil
adalah sering buang air kecil (TM I dan III), Hemoroid (TM II dan III), Keputihan
(TM I,II, dan III), Sembelit (TM II dan III), Kram kaki (TM II dan III), napas
sesak (TM II dan III), Nyeri ligamentum rotundum (TM II dan III), Pusing/sinkop
(TM II dan III), mual muntah (TM I), sakit punggung (II dan III)
4) Riwayat Kesehatan
Selama hamil, ibu dan janin dipengaruhi oleh kondisi medis/sebaliknya. Kondisi
medis dapat dipengaruhi oleh kehamilan. Bila tidak diatasi dapat berakibat serius
bagi ibu.
Hipertensi dapat mempredisposisikan pada trombosit vena profilasi dan
selanjutnya embolisme paru. Kondisi lain seperti asma, epilepsi, infeksi
memerlukan pengobatan dan dapat menimbulkan efek samping pada janin.
Komplikasi media utama seperti DM, jantung memerlukan keterlibatan dan
dukungan spesialis medis.
Menurut Poedji Rouhjati, 2003 riwayat kesehatan yang dapat berpengaruh pada
kehamilan antara lain:
a) Anemia (kurang darah), bahaya jika Hb < 6 gr % yaitu kematian janin dalam
kandungan, persalinan prematur, persalinan lama dan perdarahan postpartum.
b) TBC paru, janin akan tertular setelah lahir. Bila TBC berat akan menurunkan
kondisi ibu hamil, tenaga bahkan ASI juga berkuran. Dapat terjadi abortus,
bayi lahir prematur, persalinan lama dan perdarahan postpartum
c) Jantung, bahayanya yaitu payah jantung bertambah berat, kelahiran prematur/
lahir mati
d) Diabetes melitus, bahayanya yaitu dapat terjadi persalinan premature,
hydraamnion, kelainan bawaan,BBL besar, kematian janin dalam kandungan.
e) HIV/AIDS, bahayanya pada bayi dapat terjadi penularan melalui ASI dan ibu
mudah terinfeksi.
5) Riwayat kesehatan Keluarga.
Jika dalam keluarga ibu terdapat riwayat penyakit hipertensi, TBC, jantung, DM,
Asma akan berpotensi menurun kepada ibu dan akan berdampak pada kehamilan.
6) Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
a) Kehamilan
Pengkajian mengenai masalah/gangguan saat kehamilan seperti hyperemesis,
perdarahan pervaginam, pusing hebat, pandangan kabur, dan bengkak –
bengkak ditangan dan wajah.
b) Persalinan
Cara kelahiran spontan atau buatan, aterm atau prematur, perdarahan dan
ditolong oleh siapa. Jika wanita pada kelahiran terdahulu melahirkan secara
bedah sesar, untuk kehamilan saat ini mungkin melahirkan pervaginam.
Keputusan ini tergantung pada lokasi insisi di uterus, jika insisi uterus berada
dibagian bawah melintang, nukan vertikal maka bayi diupayakan untuk
dikeluarkan pervaginam.
c) Nifas
Adakah panas, perdarahan, kejang – kejang, dan laktasi. Kesehatan fisik dan
emosi ibu harus diperhatikan
7) Riwayat haid.
Anamnese haid memberikan kesan tentang faal alat reproduksi / kandungan,
meliputi hal – hal seperti ; umur menarche (pada wanita indonesia umumnya
sekitar 12 – 16 tahun) , lamanya(frekuensi haid bervariasi 7 hari atau lebih),
siklus haid ( lebih awal atau lebih lambat dari siklus normal 28 hari), banyaknya
darah, HPHT(membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran) , keluhan saat
haid(keluahn yang disampaikan dapat menunjukkan diagnose tertentu, seperti
sakit kepala sampai pingsan atau jumlah darah yang banyak)
8) Riwayat pernikahan
Ditanyakan nikah atau tidak, berapa kali menikah, usia pertama menikah dan
berapa lama menikah..Jika hamil diluar nikah dan kehamilan tersebut tidak
diharapkan, maka secara otomatis ibu akan sangat membenci kehamilannya
9) Riwayat kehamilan sekarang.
Trimester I : berisi tentang bagaimana awal mula terjadinya kehamilan,
ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil muda, obat
yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
Trimester II : berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama
hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
Sudah atau belum merasakan gerakan janin, usia berapa
merasakan gerakan janin(gerakan pertama fetus pada
primigravida dirasakan pada usia 18 minggu dan pada
multigravida 16 minggu), serta imunisasi yang didapat.
Trimester III : berisi tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama
hamil muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
10) Riwayat KB.
Apakah selama KB ibu tetap menggunakan KB, jika iya ibu menggunakan KB
jenis apa, sudah berhenti berapa lam, keluhan selama ikut KB dan rencana
penggunaan KB setelah melahirkan. Hal ini untuk mengetahui apakah kehamilan
ini karena faktor gagal KB atau tidak.,
11) Pola kebiasaan sehari-hari.
a) Pola Nutrisi.
Energi 2300 kkal, protein 65 gram, kalsium 1,5 gram/hari( trimester akhir
membutuhkan 30 – 40 gram), zat besi rata –rata 3,5 mg/hari, fosfor 2gr/hari
dan vit A 50 gram. Dapat diperoleh dari 3xmakan dengan komposisi 1 entong
nasi, satu entong nasi, satu potong daging/telur/tahu/tempe, satu mangkuk
sayuran dan satu gelas susu dan buah.
b) Pola Istirahat
Ibu hamil membutuhkan istirahat yang cukup baik siang maupun malam untuk
menjaga kondisi kesehatan ibu dan bayinya, kebutuhan istirahat ibu hamil:
Malam + 8-10 jam/hari
Siang + 1-2 jam/hari
c) Pola eliminasi.
BAB pada TM II mulai terganggu, relaksasi umum otot polos dan kompresi
usus bawah oleh uterus yang membesar. Sedangkan untuk Bak ibu trimester III
mengalami ketidaknyamanan yaitu sering kencing.
d) Pola Aktifitas.
Ibu hamil dapat melakukan aktivitas sehari-hari nemun tidak terlalu lelah dan
berat karena dikhawatirkan mengganggu kehamilannya, ibu hamil utamanya
trimester I dan II membuuhkan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
agar tidak terlalu lelah. Kelelahan dalam beraktifitas akan banyak
menyebabkan komplikasi pada setiap ibu hamil misalnya perdarahan dan
abortus.
e) Pola seksual
Trimester I : Tidak boleh terlalu sering karena dapat menyebabkan abortus
Trimester II : Boleh melakukan tetapi harus hati-hati karena perut ibu yang
mulai membesar.
Trimester III : Tidak boleh terlalu sering dan hati-hati karena dapat
menyebabkan ketuban pecah dini dan persalinan prematur.
12) Riwayat Psikososial
Faktor – faktor situasi, latar belakang budaya, status ekonomi sosial, persepsi
tentang hamil, apakah kehamilannya direncanakan/diinginkan. Bagaimana
dukungan keluarga. adanya respon positif dari keluarga terhadap kehamilannya
akan mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima perannya
13) Pola Seksual
Gairah seksual menurun pada awal – awal kehamilan, kemudian meningkat pada
trimester kedua karena ibu sudah dapat menyesuaikan diri dengan perubahan
tubuhnya.

b. Data Obyektif.
1) Pemeriksaan Umum.
K/U : Baik/ tidak, cemas/tidak, untuk mengetahui keadaan umum
pasien secara keseluruhan
Kesadaran : Composmentis/apatis/letargis/somnolen
TD : tekanan darah pada orang normal rata – rata 120/80 mmHg
dengan diastole maksimal 140 mmHg dan sistole maksimal 90
mmHg. (Patricia,2005; 759). Pada ibu hamil tekanan darah
menurun hingga pertengahan kehamilan. Tekanan sistolik menurun
hingga 8 – 10 mmHg sedangkan diatolik mengalami penurunan 12
poin
Nadi : N= 70x/menit, ibu hamil 80 – 90x/menit.
Suhu : Normal (36,5oC-37,5oC) (Patricia,2005:759) bila suhu tubuh
hamil > 37,5 C dikatakan demam, berarti ada infeksi dalam
kehamilan.
RR : Normal (12-20 x/menit) Jumlah pernapasan, kapasitas vital, dan
kapasitas napas maksimum tidak terpengaruh selama kehamilan
berlangsung.(Varney,2007:500). Ibu hamil akan bernapas lebih
dalam sekitar 20 – 25 % dari biasanya
BB : ... Kg (trimester I bertambah 4 kg, trimester II dan III bertambah
0,5kg/hari)
TB : < dari 145 cm.(resiko meragukan, berhubungan dengan
kesempitan panggul)
Lila : > 23,5 cm. Jika <23,5 merupakan indikator status gizi kurang.
2) Pemeriksaan Fisik.
a) Inspeksi.
Rambut : bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah rontok/tidak
Muka : Muka bengkak/oedem tanda eklampsi, terdapat cloasma
gravidarum sebagai tanda kehamilan. Muka pucat tanda anemia,
perhatikan ekspresi ibu, kesakitan atau meringis.
Mata : Konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu yang akan
mempengaruhi kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan, Sclera
icterus perlu dicurugai ibu mengidap hepatitis
Hidung : Simetris, adakah sekret, ada kelainan lain.
Mulut&gigi: Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda
dehidrasi, sariawan tanda ibu kekurangan vitamin C. Caries gigi
menandakan ibu kekurangan kalsium.
Leher : Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan ibu
kekurangan iodium, sehingga dapat menyebabkan terjadinya
kretinisme pada bayi dan bendungan vena jugularis/tidak
Dada : bagaimana kebersihannya, Terlihat hiperpigmentasi pada areola
mammae tanda kehamilan, puting susu datar atau tenggelam
membutuhkan perawatan payudara untuk persiapan menyusui.
Adakah striae gravidarum
Genetalia : bersih/tidak, varises/tidak, ada condiloma/tidak keputihan/tidak.
Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai
adanya hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus,
varises.tidak, kaki sama panjang/tidak memepengaruhi jalannya
persalinan.
b) Palpasi.
Tujuan: - untuk mengetahui umur kehamilan
(1)Untuk mengetahui bagian bagian janin
(2)Untuk mengetahui letak janin
(3)Janin tunggal atau tidak
(4)Sampai dimana bagian terdepanjanin masuk kedalam rongga panggul
(5)Adakah keseimbangan antara ukuran kepala dan janin
(6)Untuk mengetahui kelainan abnormal ditubuh
Letak palpasi
Kepala : adakah benjolan abnormal
Leher : Tidak tampak pembesaran vena jugularis. Jika ada hal ini
berpengaruh pada saat persalinan terutama saat mengejan. Hal ini
dapat menambah tekanan pada jantung. Potensial terjadi gagal
jantung. Tidak tampak pembesaran kelanjar tiroid, jika ada potensial
terjadi kelahiran prematur, lahir mati, kretinisme dan keguguran.
Tidak tampak pembesaran limfe, jika ada kemungkinan terjadi infeksi
oleh berbagai penyakit misal TBC, radang akut dikepala
Dada : Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya Kanker payudara
dan menghambat laktasi. Kolostrum mulai diproduksi pada usia
kehamilan 12 minggu tapi mulai keluar pada usia 20 minggu.
Abdomen :
Leopold I : Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan TFU dan bagian
yang teraba di fundus uteri.
Pengukuran tinggi fundus uteri
- Sebelum bulan III tinggi fundus uteri belum bisa diraba
- 12 minggu TFU 1 – 2 jari diatas symphisis
- 16 minggu TFU pertengahan antara symphisi dan pusat
- 20 minggu TFU 3 jari dibawah pusat
- 24 minggu TFU setinggi pusat
- 28 minggu TFU 3 jari diatas pusat
- 32 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus
xymphoideus
- 36 minggu TFU 3 jari dibawah procesus xymphoideus
- 40 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus
xymphoideus
- Tanda kepala : keras, bundar, melenting
- Tanda bokong: lunak, kurang bundar,kurang melenting.
Leopold II : Menentukan letak punngung anak pada letak memanjang dan
menentukan letak kepala pada ketak lintang
Leopold III: Menentukan bagian terbawah janin, dan apakah bagian terbawah
sudah masuk PAP atau belum.
Leopold IV : Seberapa jauh bagian rerbawah masuk PAP,
Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai
adanya hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus.
c) Auskultasi
Tujuan :
- Menentukan hamil atau tidak,
- Anak hidup atau mati
- Membantu menentukan habitus,
- Kedudukan punggunh anak,
- Presentasi anak tunggal/ kembar yaitu terdengar pada dua tempat dengan
perbedaan 10 detik.
Dada : Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya asma atau
TBC yang dapat memperberat kehamilan.
Abdomen : DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur dan reguler.
d) Perkusi.
Reflek patella : Reflek patella negatif menandakan ibu kurang vit B1
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman b/d gangguan adaptasi kehamilan
1) Gejala dan Tanda Mayor
Subyektif: Mengeluh tidak nyaman
Obyektif: Gelisah
2) Gejala dan tanda minor
Subyektif
a) Mengeluh sulit tidur
b) Tidak mampu rileks

c) Mengeluh kedinginan/kepanasan

d) Merasa gatal

e) Mengeluh mual

f) Mengeluh Lelah

Obyektif
a) Menunjukan gejala distres
b) Tampak merintih/menangis
c) Pola eliminasi berubah

d) Postur tubuh berubah

e) Iritabilitas

b. Konstipasi b.d penurunan motilitas gastrointestinal


1) Gejala tanda mayor
Subyektif : Defekasi kurang dari 2 kali seminggu,
Pengeluaran fases lama dan sulit
Obyektif : Feses keras,
Peristalitik usus menurun
2) Gejala tanda minor
Subyektif : Mengejan saat defekasi
Obyektif : Distensi abdomen
Kelemahan umum
Teraba massa pada rektal
c. Gangguan eliminasi urine b.d penurunan kapasitas kandung kemih
1) Subyektif:
a) Desakan berkemih (urgensi)
b) Urin menetes (dribbling)
c) Sering buang air kecil
d) Nocturia (buang air kecil pada malam hari)
e) Mengompol
f) Enuresis (tidak dapat menahan kencing)
2) Obyektif:
a) Distensi kandung kemih
b) Berkemih tidak tuntas (hesistancy)
c) Volume residu urin meningkat
3. Intervensi Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman b.d gangguan adaptasi kehamilan
Tujuan: Status kenyamanan meningkat
Kriteria
1) Keluhan tidak nyaman menurun
2) Gelisah menurun
3) Intervensi:
Observasi
- Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan berkonsentrasi, atau
gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif
- Identifikasi Teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
- Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan Teknik sebelumnya
- Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum dan
sesudah Latihan
- Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu
ruang nyaman, jika memungkinkan
- Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi
- Gunakan pakaian longgar
- Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
- Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau Tindakan
medis lain, jika sesuai
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, Batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia (mis: musik,
meditasi, napas dalam, relaksasi otot progresif)
- Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
- Anjurkan mengambil posisi nyaman
- Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
- Anjurkan sering mengulangi atau melatih Teknik yang dipilih
- Demonstrasikan dan latih Teknik relaksasi (mis: napas dalam, peregangan, atau
imajinasi terbimbing)
b. Konstipasi b.d penurunan motilitas gastrointestinal
Tujuan: Eliminasi fekal membaik
Kriteria:
1) Kontrol pengeluaran feses meningkat
2) Keluhan defekasi lama dan sulit menurun
3) Mengejan saat defekasi menurun
4) Konsistensi feses membaik
5) Frekuensi BAB membaik
6) Peristaltik usus membaik
Intervensi :
Observasi
- Periksa tanda dan gejala konstipasi
- Periksa pergerakan usus, karakteristik feses (konsistensi, bentuk, volume, dan
warna)
- Identifikasi faktor risiko konstipasi (mis: obat-obatan, tirah baring, dan diet
rendah serat
- Monitor tanda dan gejala rupture usus dan/atau peritonitis
Terapeutik
- Anjurkan diet tinggi serat
- Lakukan masase abdomen, jika perlu
- Lakukan evaluasi feses secara manual, jika perlu
- Berikan enema atau irigasi, jika perlu
Edukasi
- Jelaskan etiologi masalah dan alasan Tindakan
- Anjurkan peningkatan asupan cairan, jika tidak ada kontraindikasi
- Latih buang air besar secara teratur
- Ajarkan cara mengatasi konstipasi/impaksi
Kolaborasi
- Konsultasi dengan tim medis tentang penurunan/peningkatan frekuensi suara usus
- Kolaborasi penggunaan obat pencahar, jika perlu
c. Gangguan eliminasi urine b.d penurunan kapasitas kandung kemih
Tujuan: Eliminasi urin membaik
Kriteria hasil:
- Sensasi berkemih meningkat
- Desakan berkemih (urgensi) menurun
- Distensi kandung kemih menurun
- Berkemih tidak tuntas (hesistancy) menurun
- Volume residu urin menurun
- Urin menetes (dribbling) menurun
- Nokturia menurun
- Mengompol menurun
- Enuresis menurun
Intervensi:
Observasi
- Identifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia urin
- Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau inkontinensia urin
- Monitor eliminasi urin (mis. frekuensi, konsistensi, aroma, volume, dan warna)
Terapeutik
- Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
- Batasi asupan cairan, jika perlu
- Ambil sampel urin tengah (midstream) atau kultur
Edukasi
- Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran berkemih
- Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urin
- Ajarkan mengambil spesimen urin midstream
- Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih
- Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot panggul/berkemihan
- Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontraindikasi
- Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat supositoria uretra, jika perlu
Daftar Pustaka

Kementerian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta : Katalog
Dalam Terbitan.

Kumalasari, I. (2017). Perawatan Antenatal, Intranatal, Postnatal Bayi Baru Lahir &
Kontrasepsi. Jakarta: EGC

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik,


Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.

Anda mungkin juga menyukai