Makalah Psikologi Pendidikan (Behavioral)
Makalah Psikologi Pendidikan (Behavioral)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan yang diampu oleh :
Dr. Riski Setiawan, M.Pd.
Disusun oleh :
1. Rizki Yuliana Ningsih 19406241015
2. Dido Ardelia Azzahra 19406241031
3. Dwi Widyanti 19406244011
I
Kata Pengantar
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat izin karunia dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Pembuatan
makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Adapun masalah-masalah yang di bahas yaitu “Pendekatan Behavioral dan Kognitif
Sosial dalam Pembelajaran”. Selain itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada Dr. Riski Setiawan, M.Pd. Sebagai dosen pengampu mata kuliah tersebut. Tak
lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis
II
DAFTAR ISI
Halaman Sampul........................................................................................................ i
Kata Pengantar........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan................................................................................................... 11
III
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan dan menanamkan
pengetahuan tentang sikap yang baik agar peserta didik mampu menjadi seseorang
yang berpengetahuan dan beretika (Ani Siti Anisah, 2016:01). Dalam pembelajaran
selayaknya menanamkan nilai kemandirian, kerja keras dan kreatifitas agar peserta
didik mampu mempertahankan atau menentukan nasibnya sendiri dengan keputusan
rasional. Dari sinilah pentingnya menerapkan pendidikan afektif yang harus dilakukan
dalam pembelajaran. Tujuannya agar pendidikan tercapai dalam belajar dapat di
tentukan oleh strategi atau pendekatan yang di lakukan oleh guru. Salah satunya
pendekatan yang biasa di lakukan oleh guru adalah pendekatan Behavioral Operant
Conditioning yang ditemukan oleh Burrhusm Frederic Skinner (Agustina Rahayu, dkk
2018 :172). Teori ini merupakan sebuah teori pembelajaran yang lebih menekankan
pada perubahan perilaku yang bertujuan untuk menghilangkan perilaku buruk dan
meningkatkan perilaku baik.
1
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Behavioral Klasik dan Operant Untuk Pembelajaran
Pendekatan mengenai belajar dapat di kemukakan beberapa pendapat psikolog
pendidikan yang pada hakikatnya satu dengan yang lain mempunyai kemiripan. Salah
satu pendekatannya yaitu pendekatan Behavioral yang di kemukakan oleh Ormod
bahwa ada tiga pendekatan atau perspektif psikologi mengenai belajar yaitu
pendekatan bahaviorisme, kognitive sosial dan psikologi kognitive (Ormrod ,Jeanne
Allis, 2003:191). Teori belajar behaviorime mencakup pembiasaan klasik,
koneksionisme thorndike dan pengondisian operan. Namun pada pembahasan ini
hanya membahas tentang pendekatan behavioral klasik. Behavioral klasik ini
bertujuan untuk memprediksi dan mengontrol perilaku yang di amati dalam psikologi,
pemberian stimulasi ini harus di tentukan sehingga dapat di prediksi responnya.
Adapun teori belajar dalam behavioral di antaranya :
1. Generaslisasi perangsang
3
mirip akan dibangkitkan pula. Generalisasi perangsang akan mengacu pada
proses respons yang dikondisikan berpindah ke perangsang lain yang mirip
dengan rangsangan kondisi yang asli. Contoh, misal dalam agama Islam
diajarakan bahwa ketika ada yang membaca Al-Qur’an, mengumandangkan
adzan, maka kita harus diam untuk mendengarkan.
2. Diskriminasi
Diskriminasi ini merujuk pada suatu proses yang dipelajari tidak untuk
merespon stimulus-stimulus yang mirip dengan cara yang sama. Pembedaan
berbanding terbalik dengan generalisasi, karena generalisasi merespon
dengan cara yang sama terhadap dua stimulus yang berbeda, sedangkan
diskriminasi bermaksud untuk merespon dengan cara berbeda dua stimulus
yang mirip. Misalkan contohnya siswa mempunyai masalah dalam belajar,
jika mereka tidak dapat menceritakan perbedaan garis lingkaran dengan garis
kurva, atau tidak dapat membedakan antara huruf v dengan huruf u, tanda-
tanda tersebut menandakan bahwa siswa mempunyai masalah dalam
membaca.
3. Eksisting
4
2. Membantu siswa mengatasi secara bebas dan sukses situasi-situasi yang
mencemaskan atau menegangkan. Misal mendorong siswa yang pemalu untuk
mengajarkan siswa yang lain agar memahami materi pelajaran. Selain itu, memberi
dorongan siswa untuk berani berbicara di tempat umum.
2. Punishment (Hukuman)
5
tersebut berusaha mengerjakan tugasnya agar terhindar dari hukuman. Hal
tersebut dapat mendorong siswa agar lebih rajin dalam belajar.
6
yang lebih jelas dalam membedakan kasus. Lalu respons harus dilakukan
secara khusus dan mesti memperoleh penekanan. Contohnya Angga yang
memberikan penguatan dengan tertawa atas ceritanya lucu di suatu tempat,
maka Angga akan mengulang cerita yang sama namun di tempat berbeda.
Seseorang akan belajar menceritakan leluconnya di tempat atau dalam
kondisi yang riuh dan banyak orang agar lebih ramai dan menyenangkan.
1. Mempelajari keadaan kelas. Jadi seorang guru harus berusaha mencari dan
menemukan perilaku positif dan negatif pada siswa, agar seorang guru dapat
memperkuat perilaku positif dan perilaku negatif akan diperlemah.
7
dapat menentukan perilaku spesifik yang perlu untuk diubah dan diganti. Yang kedua,
menentukan tujuan behavioralnya, memperkuat perilaku yang telah dipilih,
melakukan program manajemen perilaku dan mngevaluasi kesuksesan maupun
kegagalan dari program tersebut (Anisa Safitri dan Sofi Saifiyah: 2017). Ada tiga
penggunaan penting analisis perilaku terapan dalam bidang pendidikan. Tiga
penggunaan penting tersebut yaitu:
8
Dorongan (prompit) ialah isyarat tambahan yang diberikan sebelum
respon dan meningkatkan kemungkinan respon itu akan terjadi. Pembentukan
(shaping) merupakan suatu pengajaran perilaku baru yang diperkuat dengan
perilaku sasaran.
3. Mengurangi perilaku yang tidak diharapkan
Ketika seorang pendidik atau guru ingin mengurangi suatu perilaku dari
peserta didik yang tidak diharapkan (seperti perilaku peserta didik yang sering
mengejek, mengganggu berjalannya diskusi kelas, atau merasa lebih mampu
dalam beberapa hal) yang harus dilakukan menurut analisis perilaku terapan
yaitu yang pertama adalah menggunakan penguatan diferensial. Dalam
penguatan diferensial, pendidik memperkuat perilaku yang lebih tepat atau
yang tidak sesuai dengan perilaku peserta didik. Yang kedua, menghentikan
penguatan (pelenyapan). Strategi ini menarik penguatan atau perilaku positif
terhadap perilaku yang tidak diinginkan atau yang tidak tepat. Ketiga dengan
menghilangkan stimulan yang lebih diinginkan. Yang terakhir adalah dengan
memberikan atau menyajikan stimulan yang tidak diinginkan (hukuman).
9
Sehingga dalam penerapannya anak bisa berpikir bagaimana cara memperoleh hadiah
sepeda secara sistematis. Ini berarti anak tersebut sudah dapat mengaplikasikan ilmu
yang ia dapat di Sekolah.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan Behavioral klasik
ini bertujuan untuk memprediksi dan mengontrol perilaku yang di amati dalam
psikologi, pemberian stimulasi ini harus di tentukan sehingga dapat di prediksi
responnya. Sedangkan Operant Conditioning merupakan bentuk pembelajaran dimana
konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas
perilaku itu akan diulang.
11
Daftar Pustaka
Ani Siti Anisah, “ Pendekatan Pembelajaran Analisis Nilai Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep dan Sikap Kepedulian Sosial Siswa Pada Mata Pelajaran
Ilmu Sosial”, Vol. 09, No. 01, 2016, Hal 01 diakses pada tanggal 10 Februari
2020 pukul 10.30
Anisa Safitri, Sofi Saifiyah. (2017). “Pendekatan Perilaku dan Kognitif Sosial”.
Artikel Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
12