Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Nama asam asetat berasal dari kata Latin asetum, “vinegar”. Asam asetat,
asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang
laboraturium dan dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan.
H C C
H O H
Bentuk murni dari asam asetat ialah asam asetat glacial. Asam asetat glasial
mempunyai ciri-ciri tidak berwarna, mudah terbakar (titik beku 17°C dan titik
didih 118°C) dengan bau menyengat, dapat bercampur dengan air dan banyak
pelarut organik. Dalam bentuk cair atau uap, asam asetat glacial sangat korosif
terhadap kulit dan jaringan lain suatu molekul asam asetat mengandung gugus –
OH dan dengan sendirinya dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air. Karena
adanya ikatan hidrogen ini, maka asam asetat yang mengandung atom karbon satu
walaupun demikian, keasaman asam asetat tetap lebih tinggi dibanding dengan
Asam asetat atau lebih di kenal sebagai asam cuka (CH3COOH) adalah suatu
senyawa berbentuk cairan, tak berwarna, berbau menyengat, memiliki rasa asam
yang tajam dan larut di dalam air, alkohol, gliserol, dan eter. Pada tekanan
asmosferik, titik didihnya 118,1 oC. Asam asetat mempunyai aplikasi yang sangat
luas di bidang industri dan pangan. Di Indonesia, kebutuhan asam asetat masih
Asam asetat merupakan salah satu produk industri yang banyak dibutuhkan
di Indonesia. Saat ini di Indonesia harus mengimpor asam asetat dalam jumlah
yang besar, pada tahun 1993 jumlah impornya sebesar 31.613.115,200 M ton
Beberapa anggota awal dari deret asam karboksilat yakni asam asetat
berwujud cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Asam asetat yang menyusun
sekitar 4-5% cuka, memberi ciri bau dan cita rasanya. Asam karboksilat tergolong
polar dan dapat membentuk ikatan hidrogen dengan sesamanya atau dengan
molekul 5 lain. Jadi asam karboksilat seperti asam asetat memiliki titik didih
dalam air, menghasilkan anion karboksilat dan ion hidronium. Atom hidrogen (H)
dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga memberikan sifat asam. Asam asetat
Asam asetat adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air dan etanol.
Asam asetat bercampur dengan mudah dengan pelarut polar atau nonpolar lainnya
seperti air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur dari
asam asetat ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri kimia dan
Asam asetat mudah menguap di udara terbuka, mudah terbakar, dan dapat
menyebabkan korosif pada logam. Asam asetat jika di reaksikan dengan karbonat
Sifat fisika dari asam asetat adalah bentuk cairan jernih, tidak berwarna,
titik beku 16,6 oC, titik didih 118,1 oC dan larut dalam air, alkohol, dan eter.
Pembuatan dengan cara ini bisa digunakan dalam pembuatan cuka. Asam asetat
mempunyai rumus molekul CH3COOH dan bobot molekul 60,05 (Depkes RI,
1995).
Asam asetat dapat dibuat dari substrat yang mengandung etanol, yang dapat
diperoleh dari berbagai macam bahan seperti buah-buahan,kulit nanas, pulp kopi,
dan air kelapa. Tersedianya air kelapa dalam jumlah besar di Indonesia, yaitu dari
900 juta liter per tahun merupakan potensi yang belum dimanfaatkan secara
maksimal. Saat ini pemanfaatan air kelap belum optimal, selain sebagai bahan
baku nata de coco, air kelapa dapat dibuat cuka secara tradisional oleh
masyarakat. Pembuatan asam asetat dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
secara sintesis atau khemis dan secar mikrobiologis atau fermentasi, namun
demikian cara fermentasi lebih disukai, karena lebih murah, lebih praktis dan
resiko kegagalan relatif lebih kecil. Pada fermentasi asam asetat dari substrat cair
umumnya hanya dilakukan dua tahap fermentasi yaitu fermentasi alkohol dan
fermentasi asam asetat. Fermentasi alkohol dilakukan jika bahan yang digunakan
kaya akan gula namun tidak mengandung alkohol. Pada bahan yang miskin gula
menambahkan gula untuk diubah menjadi alkohol. Penggunaan teknik kolom bio-
oksidasi dalam upaya meningkatkan efisiensi produksi asam asetat dengan bahan
baku air kelapa, dan mengetahui pengaruh kecepatan aerasi dan tinggi partikel
dalam kolom berikut interaksinya terhadap pembentukan asan asetat. Kolom bio-
oksidasi diisi dengan kerikil atau partikel yang dapat menyangga kehidupan
asetat) yang kenaikannya relatif konstan, maka digunakan sistem kontinyu (kultur
asetat dari air kelapa secara fermentasi kontinyu dengan menggunakan kolom
bakteri asetobacter dan dibuat dengan bantuan udara pada suhu 35 oC.
Reaksinya :
Asetobacter (3 c)
C2H5OH + O2 CH3COOH + H2O
Pada proses fermentasi alkohol ini, asam asetat didapat dari bahan yang
kaya gula seperti anggur, apel, malt, gula, dan sebagainya (A.O.A.C, 1970).
Asam asetat termasuk asam organik yang dapat dibuat dengan banyak cara, empat
diantaranya yaitu: oksidasi alkohol primer atau aldehid, oksidasi rantai samping
alkil pada cincin aromatik, dengan karbon dioksida, dan hidrolisis alkil sianida
karbon monoksida atau oksida etilen. Bahan asal dari reaksi ini di sintesa dari gas
wadah yang tertutup rapat, diletakkan di tempat yang terhindar dari sinar
matahari lansung dan pada suhu ruangan atau tidak lebih dari 40oC (Depkes RI,
1995).
Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting
produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat,
maupun berbagai macam serat dan kain. Asam asetat digunakan sebagai pengatur
keasaman dalam industri makanan. Asam asetat encer juga sering digunakan
sebagai pelunak air di rumah tangga. Penggunaan asam asetat lainnya, termasuk
Asam asetat digunakan untuk rumah tangga, industri dan kesehatan yaitu
sebagai berikut :
klorida.
Asam asetat pekat bersifat korosif, sehingga harus digunakan dengan penuh
hati-hati. Asam asetat dapat menyebabkan luka bakar, kerusakan mata permanen,
Asam asetat encer, seperti pada cuka, tidak berbahaya, namun konsumsi
asam asetat yang lebih pekat adalah berbahaya bagi manusia maupun hewan,
yang mematikan pada keasaman darah. Asam asetat dalam cuka secukupnya
dilarutan sehingga tidak korosif, walaupun demikian, jika terus menerus makan
makanan yang mengandung cuka akan dapat merusak email gigi (Hewitt, 2003).
Indonesia
No. Persyaratan
Cemaran logam
2.5.Titrimetri
Titrimetri atau volumetri adalah salah satu cara pemeriksaan jumlah zat kimia
yang luas pemakaiannya. Hal ini disebabkan karena beberapa alasan. Pada satu
segi, cara ini menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan cepat, ketelitian
dan ketepatannya cukup tinggi. Pada segi lain, cara ini menguntungkan karena
dapat digunakan untuk menentukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat
yang berbeda-beda.
Dalam proses bagian demi bagian pentiter ditambahkan ke dalam larutan zat
yang akan ditentukan dengan bantuan alat yang disebut buret sampai tercapai titik
kesetaraan. Titik kesetaraan adalah titik pada saat pereaksi dan zat yang
dekat titik kesetaraan . Jumlah volume pentiter yang terpakai untuk mencapai titik
kadar pentiter dan faktor stoikiometri, maka jumlah zat yang ditentukan dapat
(Raymond. C, 2004).
Menurut Arrhenius :
Asam ialah zat yang melarutkan ke dalam air untuk memberikan ion-ion H+,
dan basa ialah zat yang melarutkan ke dalam air untuk memberikan ion-ion H-.
Contoh :
Asam Basa
Asam sebagai suatu donor proton dan basa sebagai penerima proton.Bila
suatau asam menyumbangkan sebuah proton, asam ini akan menjadi basa
konjugatnya sendiri, yang dapat menerima proton. Bila suatu basa menerima
proton, basa ini akan menjadi asam konjugatnya sendiri, yang dapat
konjugat.
Menurut Lewis :
Asam adalah penerima pasangan elektron dan basa adalah donor pasangan
Contoh Reaksi :
Menurut Arrhenius :
(Syukri.S, 1999).
Menurut BronstedLowry :
demikianreaksiasam-basamenurutBronsted:
Menurut Lewis :
Asam lemah dan basa lemah yang ada dalam produk makanan dan
untuk tubuh manusia. Oleh karena itu, mungkin kamu bisa mengetahui secara
langsung sifat asam dan basa yang terkandung di dalamnya. Tetapi tidak demikian
dengan asam kuat dan basa kuat karena jika terkena kontak langsung dengan
tubuh dapat membahayakan. Ada cara lain yang lebih aman dan akurat untuk
(Hewitt, 2003).
larutan sesuai dengan pH larutan. Contohnya adalah lakmus yang berwarna merah
dalam larutan bersifat asam dan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa.
Indikator asam-basa biasanya merupakan asam atau basa lemah, atau secara
Disini In menunjukkan basa pasangan dari HIn (indikator asam lemah). Seperti
terlihat dari persamaan diatas, asam dan basa pasangannya mempunyai warna
larutan. Dalam larutan yang bersifat asam, bentuk yang banyak jumlahnya adalah
bentuk yang terikat proton HIn, sedangkan dalam larutan yang bersifat basa
Indikator asam basa adalah alat yang digunakan untuk mengetahui sifat
asam dan basa dari suatu larutan. Ada beberapa jenis indikator yang dapat
digunakan untuk membedakan sifat asam basa, antara lain kertas lakmus, pH
Ada dua jenis kertas lakmus, yaitu kertas lakmus merah dan lakmus biru.
Dalam larutan yang bersifat asam, warna kertas lakmus biru akan menjadi merah,
sedangkan kertas lakmus merah tetap. Dalam larutan basa, warna kertas lakmus
merah akan menjadi biru sedangkan kertas lakmus biru tetap. Jika tidak terjadi
perubahan pada warna kedua kertas lakmus tersebut berarti larutan tersebut
bersifat netral. Kelemahan dari kertas lakmus adalah kurang praktis dan tidak
itu cocokkan warna dengan tabel warna yang telah disediakan. Dengan demikian
c. Indikator Alami
Indikator alami dapat diperoleh dari beberapa jenis tumbuhan. Namun sebelum
dan ditambahkan sedikit air. Ekstrak dari tumbuhan seperti kunyit, mahkota bunga
sepatu, kol merah akan berubah warna dalam lingkungan asam atau basa.
tersebut.
warna yang berbeda tergantung pada pH larutan. Salah satu indicator yang
universal adalah indicator yang terdiri atas berbagai macam indikator yang
memiliki warna berbeda untuk setiap nilai pH 1-14. Indikator universal ada yang
pH 1-14.
1. Celupkan kertas indicator universal pada larutan yang akan diselidiki nilai pH-
Dari Ke
Timol Biru Merah Kuning 1,2 – 2,8
pH Meter adalah jenis alat ukur unruk mengukur derajat keasaman atau
kebasaan suatu cairan, pada pH Meter ada elektroda khusus yang berfungsi untuk
sebuah alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai pH. Probe adalah
larutan atau zat kita dapat menggunakan indikator asam basa. Tetapi indikator
asam basa kurang efektif dalam mengukur nilai pH dari suatu larutan. Sebelum
penggunaan normal kalibrasi harus dilakukan pada awal setiap hari . Alasan untuk
ini adalah bahwa elektroda kaca tidak memberikan gagal direproduksi selama
periode waktu yang lebih lama . Kalibrasi harus dilakukan dengan setidaknya dua
larutan buffer standar yang mencakup rentang nilai pH yang akan diukur . Untuk
tujuan umum buffer pada pH 4,01 dan pH 10,00 dapat diterima . Sehingga