Anda di halaman 1dari 24

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah/Satuan Pendidikan: SMA Negeri 4 Pekalongan


Mata Pelajaran: Prakarya dan Kewirausahaan
Kelas/Semester: X / Ganjil
Materi Pokok: Kerajinan inspirasi budaya lokal benda
dan non benda
Alokasi Waktu: 8 x 45 menit (8 JP)

A. Kompetensi Inti
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial (peduli, responsif, tanggung
jawab, dan proaktif) dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan
melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
KI3 :
Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4 :
Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI DASAR DARI KI 3


INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.3. Menganalisis sistem produksi kerajinan dengan inspirasi budaya lokal non benda
dan material daerah sekitar berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh daerah
setempat

3.3.1 Menjelaskan macam-macam kerajinan budaya lokal benda dan non benda
3.3.2 Mengidentifikasi budaya lokal non benda berupa tarian lokal
3.3.3 Mengidentifikasi kerajinan yang berasal dari inspirasi budaya non benda
3.3.4 Menjelaskan bahan, alat, teknik dan
proses pembuatan benda kerajinan dari
inspirasi budaya lokal non benda
3.3.5 Menjelaskan materi pengemasan karya
kerajinan dari inspirasi budaya lokal non benda
KOMPETENSI DASAR DARI KI 4
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
4.3 Memproduksi kerajinan dengan inspirasi budaya lokal non benda dan material dari
daerah sekitar berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh daerah setempat

4.3. 1 Merancang prosedur kerja produksi kerajinan gantungan kunci berdasarkan


inspirasi budaya lokal non benda
4.3.2 Membuat kerajinan gantungan kunci
4.3.3 Membuat rancangan kemasan produk kerajinan gantungan kunci
4.3.4 Membuat kemasan produk kerajinan gantungan kunci dengan inspirasi budaya
lokal non benda

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Project Base
Learning dengan pendekatan saintifik, peserta didik dapat merancang prosedur kerja
dalam memproduksi kerajinan gantungan kunci dari inspirasi budaya lokal non benda
secara individu dengan bertanggung jawab dan proaktif, serta peserta didik dapat
memasarkan produk kerajinan gantungan kunci, dengan percaya diri serta pantang
menyerah.

D. Materi Pembelajaran
• Kerajinan budaya lokal benda dan non benda
• Tarian budaya lokal tradisional di Indonesia
• Macam-macam kerajinan yang dapat dibuat dari inspirasi tarian budaya lokal
• Alat dan bahan pembuatan kerajian gantungan kunci dari inspirasi budaya lokal non
benda
• Cara pembuatan gantungan kunci
• Pengemasan kerajinan gantungan kunci

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan: Saintifik
2. Model Pembelajaran : Project Based Learning
3. Metode: Diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan

F. Media, Alat/Bahan, Sumber Pembelajaran


1. Media : Video tarian budaya lokal, Contoh gambar hasil kerajinan dengan
inspirasi non benda, contoh design kemasan dan Presentasi (Ppt)
2. Alat/Bahan : Laptop, LCD Proyektor, Corel Draw dan Photoshop, Media cetak, Media
internet (disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan)
3. Sumber Pembelajaran : Buku Pegangan Guru Kurikulum 2013, Buku Prakarya dan
Kewirausahaan kelas X, Media Cetak dan Media Internet.
Link :
Kewirausahaanku: cara membuat gantungan kunci dari fiberglass
xiagama2cholifah.blogspot.co.id
Kebudayaan indonesia masuk budaya asing. - YouTube www.youtube.com
pembuatan gantungan kunci dari resin - YouTube www.youtube.com

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan ke
Deskripsi kegiatan
Alokasi waktu
Pertemuan Pertama

2x 45 menit

A. Kegiatan Pendahuluan
1. Guru memberikan salam
2. Peserta didik menjawab salam guru, berdoa, dan mengondisikan diri siap belajar
(guru mengkondisikan siswa secara fisik dan mental untuk siap belajar)
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan penjelasan tentang manfaat
menguasai materi pembelajaran.
4. Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran

B. Kegiatan Inti
1. Guru menugaskan peserta didik untuk mengamati budaya lokal Indonesia dan budaya
asing lewat video tayang
2. Guru bertanya pada peserta didik
“coba sebutkan budaya asing yang sudah masuk ke Indonesia dan berhasil mencuri hati
para pemuda-pemudi generasi Indonesia?”
3. Peserta didik menjawab pertanyaan guru dengan jawaban yang bervariasi
4. Guru mencoba mengarahkan peserta didik agar bisa mengidentifikasi budaya benda
dan non benda (2 dimensi dan 3 dimensi)
5. Guru memberikan ruang berpendapat kepada peserta didik untuk menanggapi fenomena
tentang budaya lokal yang ada di Indonesia dengan budaya asing yang lebih populer
6. Guru menampilkan video tarian budaya lokal Indonesia (tari topeng ireng)
7. Penentuan pertanyaan mendasar
Guru bertanya kepada peserta didik
“apa yang harus kalian lakukan ketika budaya kita sendiri tidak dikenal oleh
generasi penerusnya? Bagaimanakah cara kalian mengenalkan budaya kita agar lebih
populer dibandigkan dengan budaya asing? Coba buatlah kerajinan budaya benda yang
terinspirasi dengan video tersebut?
8. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil. 1 kelompok terdiri atas 4 orang
9. Guru menugaskan peserta didik untuk diskusi mencari jenis tarian budaya lokal
dan asal daerahnya, cara mengenalkan budaya lokal daerah Boyolali dan mencari ide
mengenai kerajinan yang akan dibuat. Syarat kerajinan yang dibuat harus memberikan
informasi bahwa tarian budaya topi ireng berasal dari daerah Boyolali
10. Peserta didik melakukan diskusi kelompok
11. Guru menugaskan peserta didik mengumpulkan hasil diskusi dan menyampaiakan
hasil diskusinya

C. Kegiatan penutup
1. Peserta didik bersama kelompok menyampaikan hasil diskusi yang dilakukan
2. Peserta didik saling memberikan umpan balik
3. Guru bersama peserta didik menyepakati kerajinan budaya lokal benda yang dibuat
adalah gantungan kunci
4. Guru menugaskan peserta didik mendesain perencanaan proyek (alat, bahan, teknik
pembuatan gantungan kunci, dan teknik pengemasan)
5. Guru merefleksi kembali materi pelajaran yang sudah dibahas
5 menit

80 menit

5 menit
Pertemuan Kedua

2x45 menit
A. Kegiatan Pendahuluan
1. Peserta didik menjawab sapaan guru, berdoa, dan mengondisikan diri siap belajar
(guru mengkondisikan siswa secara fisik dan mental untuk siap belajar)
2. (Guru merefleksi pengetahuan pada pertemuan sebelumnya)
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan penjelasan tentang manfaat
menguasai materi pembelajaran.
4. Guru menyampaikan pokok-pokok/cakupan materi pembelajaran
5. Guru menugaskan peserta didik untuk berkelompok sesuai dengan kelompok masing-
masing

B. Kegiatan Inti
Selanjutnya Guru membimbing siswa untuk membuat proyek yaitu kerajinan gantungan
kunci dengan inspirasi tarian yopeng ireng asal Boyolali
1. Penentuan pertanyaan mendasar
Bagaimana rancangan produk kerajinan dan kemasan yang akan kalian buat? Apakah
kalian sudah memberi nama proyek kerajinan yang akan kalian kerjakan? Apakah
kerajinan yang kalian akan buat sesuai dengan syarat yang harus dipenuhi?
2. Mendesain Perencanaan Proyek
a. Peserta didik bersama dengan kelompok menyelesaikan rancangan produk kerajinan
dan rancangan design kemasan produk yang telah diberikan tugas sebelumnya.
b. Peserta didik menentukan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan
kerajinan gatungan kunci, menentuka biaya dan membagi tugas masing-masing anggota
3. Penyusunan jadwal Pelaksanaan Proyek
a. Peserta didik bersama kelompok menentukan kapan bahan dan alat sudah tersedia,
menentukan hari, tanggal dan jam untuk pemilihan bahan pembuatan, pembelian alat
dan bahan, dan penentuan bentuk/ motif

C. Kegiatan penutup
1. Guru menggali kesulitan kesulitan yang ditemui peserta didik pada saat
merencanakan proyek
2. Peserta didik lain memberikan pendapatnya untuk mengatasi hambatan tersebut
3. Guru memberikan penguatan kepada siswa untuk menyiapkan keperluan proyek yang
akan dilaksanakan pada pertemuan yang akan datang
5 menit

80 menit
5 menit

Pertemuan Ketiga

2x 45 menit

A. Kegiatan Pendahuluan
1. Peserta didik menjawab sapaan guru, berdoa, dan mengondisikan diri siap belajar
(guru mengkondisikan siswa secara fisik dan mental untuk siap belajar)
2. (Guru menanyakan kepada siswa hambatan apa yang ditemui saat merencanakan proyek
dan bagaimana mengatasi hambatan tersebut.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan penjelasan tentang manfaat
menguasai materi pembelajaran.

B. Kegiatan Inti
Monitoring kegiatan peserta didik
a. Guru memonitor kegiatan siswa dalam penyiapan alat dan bahan pembuatan gantungan
kunci
b. Peserta didik melakukan proses produksi sesuai dengan rancangan proses produksi
dan jadwal yang telah dibuat. Pengerjaan kelompok tetapi tiap individu membuat 1
gantungan kunci
c. Peserta didik mencatat setiap hal yang dilakukan sebagai bahan evaluasi
d. Guru mencatat kemajuan proses produksi
C. Kegiatan Penutup
a. Guru menggali kesulitan kesulitan yang ditemui peserta didik pada saat pembuatan
gantungan kunci
b. Peserta didik lain memberikan pendapatnya untuk mengatasi hambatan tersebut
c. Guru memberikan penguatan kepada siswa untuk menyiapkan keperluan proyek
pengemasan yang akan dilaksanakan pada pertemuan yang akan datang
5 menit

80 menit

5 menit
Pertemuan Keempat

2x 45 menit
1. Kegiatan Pendahuluan
1. Peserta didik menjawab sapaan guru, berdoa, dan mengondisikan diri siap belajar
(guru mengkondisikan siswa secara fisik dan mental untuk siap belajar)
2. Guru menanyakan kepada siswa kesiapan untuk memulai proyek pegemasan sesuai
dengan jadwal yang telah direncanakan
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan penjelasan tentang manfaat
menguasai materi pembelajaran.

2. Kegiatan Inti
1. Guru memberikan materi pengemasan kepada peserta didik sebelum mengerjakan
pengemasan gantungan kunci
2. Peserta didik melakukan pengemasan sekreatif mungkin
3. Pengujian hasil proyek
a. Peserta didik menjual kerajinan gantungan kunci secara terbatas
b. Peserta didik mempresentasikan hasil kerajinan gantungan kunci
4. Evaluasi Pengalaman
a. Peserta didik melaporkan hasil kerajinan gantungan kunci hasil karya sendiri.
Presentasi tiap kelompok
b. Peserta didik yang lain menanggapi kelebihan dan kekurangan proses dan hasil
kerajinan gantungan kunci

3. Kegiatan Penutup
1. Guru menggali kesulitan kesulitan yang ditemui peserta didik pada saat melakukan
proses produksi kerajinan gantungan kunci
2. Peserta didik lain memberikan pendapatnya untuk mengatasi hambatan tersebut
3. Guru memberikan penguatan kepada siswa agar bisa selalu berkarya sambil
melestarikan budaya lokal Indonesia dan bisa membuka usaha sendiri
5 menit

80 menit

5 menit

H. Penilaian
• Teknik penilaian untuk KD 3.3 menggunakan Tes Tulis untuk KD 4.3 menggunakan
Unjuk Kerja
• Bentuk Instrumen Penilaian untuk KD 3.3 menggunakan bentuk Uraian dan KD. 4.3.
menggunakan Lembar pengamatan

Mengetahui,
Kepala SMA N 4 Pekalongan

Yulianto Nurul Furqon, M.Pd


NIP. 197207082002121005
Pekalongan, 17 Juli 2017
Guru Mata pelajaran

Liinah Safiinatunnajah, S.Pd


NIP. -

Lampiran 1
Bahan Ajar
Budaya tradisional dapat dikelompokkan menjadi budaya nonbenda dan artefak/objek
budaya. Budaya nonbenda di antaranya pantun, cerita rakyat, tarian, dan upacara
adat. Artefak/objek budaya di antaranya pakaian daerah, wadah tradisional, senjata
dan rumah adat. Pada kehidupan sehari-hari, produk budaya tradisional nonbenda
maupun artefak tidak dipisah-pisahkan melainkan menjadi satu kesatuan dan saling
melengkapi.

Sebuah tarian tradisional bisa saja merupakan ritual Upacara, menggunakan pakaian
tradisional dan diiringi oleh musik yang dimainkan oleh alat musik tradisional.
Contohnya Tari Belian Bawo, dari Suku Dayak Benuaq, awalnya merupakan upacara
Belian Bawo yang bertujuan untuk mengobati orang sakit, membayar nazar dan lain
sebagainya. Setelah diadaptasi menjadi tarian, tari ini sering dibawakan pada
acara-acara penerimaan tamu dan acara kesenian. Pada tarian ini, biasanya terdapat
peran penyembuh dan pembantunya dan orang sakit. Tarian ini ditarikan baik oleh
laki-laki dan maupun perempuan.

Tarian, simbol, pakaian, musik dan alat musik tersebut dapat menjadi sumber
inspirasi dari pembuatan kerajinan. Upacara, tarian, simbol dan musik merupakan
produk budaya nonbenda, sedangkan pakaian, perlengkapan upacara dan alat musik
merupakan artifak/objek budaya.

Setiap jenis budaya tradisi baik nonbenda maupun artefak/objek budaya dapat menjadi
sumber inspirasi untuk dikembangkan menjadi produk kerajinan. Setiap daerah dapat
mengembangkan kerajinan khas daerah yang mengambil inspirasi dari budaya tradisi
daerahnya masing-masing. Kekayaan budaya tradisi Indonesia adalah kearifan lokal
(local genius) yang dapat menjadi sumber inspirasi yang tidak ada habisnya.

Kerajinan dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal

Objek budaya lokal dan material serta teknik khas daerah merupakan potensi yang
harus dikembangkan sehingga lestari dan menjadi manfaat bagi daerah. Setiap daerah
di lndonesia memiliki objek budaya lokal yang berbeda-beda. Pengembangan dari
setiap objek budaya lokal tersebut akan menjadi kekayaan bersama yang luar biasa,
yang akan memberikan warna bagi kemajuan bangsa Indonesia di masa depan. Salah satu
kekayaan pengembangan objek budaya lokal adalah melalui pengembangan kerajinan.
Proses perancangan kerajinan diawali dengan pemilihan sumber inspirasi dan
pencarian ide produk kerajinan, pembuatan sketsa ide, pembuatan studi model
kerajinan, dilanjutkan dengan pembuatan petunjuk produksi. Ide kerajinan dengan
inspirasi objek budaya lokal akan dikembangkan menjadi produk kerajinan yang akan
diproduksi dan siap dijual. Dengan demikian, produk yang dihasilkan harus memiliki
nilai estetik dan inovasi agar diminati pasar.

Objek budaya lokal dapat berupa objek 2 (dua) dimensi seperti relief dan motif atau
3 (tiga) dimensi seperti bangunan, alat musik dan senjata. Beberapa objek budaya
seperti pakaian tradisional dan perhiasan dikenakan oleh manusia. Kerajinan dengan
inspirasi objek budaya tradisional dapat berupa miniatur objek budaya, benda
hiasan, atau produk kerajinan dengan fungsi baru.

Contoh Budaya lokal non benda


Nama-nama tarian tradisional Indonesia
1. Tarian yang berasal dari Provinsi Nangroe Aceh Darusalam seperti Tari Seudati,
Tari Saman Meusekat, dan lainnya.
2. Tarian yang berasal dari Provinsi Sumatera Utara seperti Tari Serampang Dua
Belas, Tari Tor-tor dan yang lainnya.
3. Tarian yang berasal dari Provinsi Sumatera Barat seperti Tari Piring, Tari
Payung dan yang lainnya.
4. Tarian yang berasal dari Provinsi Riau seperti Tari Tandak, Tari Makan Sirih,
dan yang lainnya.
5. Tarian yang berasal dari Provinsi Kepulauan Riau seperti Tari Serampang Dua
Belas, dan yang lainnya.
6. Tarian yang berasal dari Provinsi Jambi seperti Tari Sekapur Sirih, Tari
Selampir Delapan, dan yang lainnya.
7. Tarian yang berasal dari Provinsi Bengkulu seperti Tari Andun, Tari Bidadari
Teminang Anak, dan lainnya.
8. Tarian yang berasal dari Provinsi Sumatera Selatan seperti Tari Tanggai, Tari
Putri Bekhusek, dan yang lainnya
9. Tarian yang berasal dari Provinsi Bangka Belitung seperti Tari Campak dan yang
lainnya.
10. Tarian yang berasal dari Provinsi Lampung seperti Tari Jangget, Tari Melinting,
dan yang lainnya.
11. Tarian yang berasal dari Provinsi Banten seperti Tari Merak, Tari Cokek, dan
yang lainnya.
12. Tarian yang berasal dari Provinsi DKI Jakarta seperti Tari Topeng, Tari Yopong,
dan lainnya.
13. Tarian yang berasal dari Provinsi Jawa Barat seperti Tari Jaipong, Tari Topeng
Kuncaran, Tari Merak, dan yang lainnya.
14. Tarian yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah seperti Tari Serimpi, Tari
Blambang Cakil, dan yang lainnya.
15. Tarian yang berasal dari Provinsi DI Yogyakarta seperti Tari Serimpi Sanggu
Pati, Tari Bedhaya, dan yang lainnya.
16. Tarian yang berasal dari Provinsi Jawa Timur seperti Tari Remong, Tari Reog
Ponorogo, dan yang lainnya.
17. Tarian yang berasal dari Provinsi Bali misalnya Tari Legong, Tari Kecak, Tari
Pendet, dan lainnya.
18. Tarian yang berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Barat seperti tari Mpa
Lenggogo, Tari Gandrung, dan yang lainnya.
19. Tarian yang berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Timur seperti Tari Perang, Tari
Caci, dan yang lainnya.
20. Tarian yang berasal dari Provinsi Kalimantan Barat seperti Tari Monong, Tari
Zapin Tembung, dan yang lainnya.
21. Tarian yang berasal dari Provinsi Kalimantan Tengah seperti Tari Tambun dan
Bungai, Tari Balean Dadas, dan yang lainnya.
22. Tarian yang berasal dari Provinsi Kalimantan Selatan seperti Tari Baksa
Kembang, Tari Radab Rahayu, dan yang lainnya.
23. Tarian yang berasal dari Provinsi Kalimantan Timur seperti Tari Gong, Tari
Perang, dan yang lainnya.
24. Tarian yang berasal dari Provinsi Kalimantan Utara seperti Tarian Kancet Ledo,
dan yang lainnya.
25. Tarian yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan seperti Tari Kipas, Tari
Bosara, dan yang lainnya.
26. Tarian yang berasal dari Provinsi Sulawesi Tengah seperti Tari Lumense, Tari
Moduai, Tari Peule Cinde dan yang lainnya.
27. Tarian yang berasal dari Provinsi Sulawesi Tenggara seperti Tari Balumpa, Tari
Dinggu, dan yang lainnya.
28. Tarian yang berasal dari Provinsi Sulawesi Utara seperti Tari Maengket, Tari
Polo dan yang lainnya.
29. Tarian yang berasal dari Provinsi Sulawesi Barat seperti Tari Toerang Batu, dan
yang lainnya.
30. Tarian yang berasal dari Provinsi Gorontalo seperti Tari Saronde, dan yang
lainnya.
31. Tarian yang berasal dari Provinsi Maluku seperti Tari Lenso, Tari Cakelele, dan
yang lainnya.
32. Tarian yang berasal dari Provinsi Maluku Utara seperti Tari Perang, Tari Nahar
Ilaa, dan yang lainnya.
33. Tarian yang berasal dari Provinsi Papua seperti Tari Selamat Datang, Tari
Musyoh, dan yang lainnya.
34. Tarian yang berasal dari Provinsi Papua Barat seperti Tari Suanggi, Tari Perang
Papua, dan yang lainnya.
Macam-macam kerajinan dari inspirasi budaya lokal non benda
Kerajinan Budaya Lokal Daerah Setempat
Sekarang ini, Indonesia punya banyak pengrajin dan berbagai macam jenis produk
kerajinan tangan atau handmade. Tapi, dari sekian banyak jenis kerajinan tangan,
ada beberapa kerajinan yang sangat lekat dan identik dengan Indonesia. Dengan kata
lain, ketika mendengar jenis kerajinan ini, nama Indonesia pasti sempat terlintas
di kepalamu. Selain identik dengan Indonesia, kerajinan ini juga bisa dibuat
menjadi berbagai macam produk handmade yang disukai baik oleh masyarakat lokal
maupun mancanegara. Kerajinan di bawah ini dibuat berdasarkan inspirasi budaya
lokal non benda.
1. Tarian
Insipirasi pembuatan kerajian budaya lokal non benda dapat memunculkan ide
wirausaha dengan pembuatan boneka penari Bali dan gantungan kunci topeng ireng

Gambar. Boneka Bali terinspirasi dari seorang penari Bali

Gambar. Gatungan kunci terinspirasi dari tarian topeng ireng

2. Pertunjukan wayang
Wayang adalah seni pertunjukkan asli Indonesia yang berkembang pesat di Pulau Jawa
dan Bali. Pertunjukan ini juga populer dibeberapa daerah seperti Sumatera dan
Semenanjung Malaya juga memiliki beberapa budaya wayang yang terpengaruh oleh
kebudayaan Jawa dan Hindu.
UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan
wayang sebagai pertunjukkan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, sebuah warisan
mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and
Intangible Heritage of Humanity).
Sebenarnya, pertunjukan boneka tak hanya ada di Indonesia karena banyak pula negara
lain yang memiliki pertunjukan boneka. Namun pertunjukan bayangan boneka (Wayang)
di Indonesia memiliki gaya tutur dan keunikan tersendiri, yang merupakan mahakarya
asli dari Indonesia. Untuk itulah UNESCO memasukannya ke dalam Daftar Representatif
Budaya Takbenda Warisan Manusia pada tahun 2003.
Gambar. Undangan pernikahan terinspirasi dari pertunjukan wayang
Alat bahan dan prosedur pembuatan Gantungan Kunci Fiberglass
Fiberglass banyak digunakan untuk membuat : Hiasan dinding Hiasan lemari es
Gantungan kunci Aksesoris mobil/sepeda Speedboat,dll

Bahan dasar yang digunakan :

1. Resini
Resin merupakan bahan utama untuk membuat Fiberglass. Di jual dalam bentuk cairan
kental berwarna bening. Fungsi utamanya sebagai bahan baku pembentuk polimer.Jenis
resin bermacam-macam. Untuk bahan aksesoris fiberglass, umumnya menggunakan resin
bening atau keruh. Resin yag diperlukan untuk pembuatan ganci ini yaitu 15 cc
2. Catalis oil/minyak katalis
Zat berwujud cairan ini adalah campuran resin, katalis berwarna bening dan berbau
agak menyengat. Katalis berfungsi untuk mempercepat proses pengerasan polimerasi
resin, semakin banyak katalis maka akan semakin cepat Resin mengeras. Bila kena
kulit akan teras panas sehingga bila dicampur dengan resin akan menghasilkan adonan
yang terasa panas juga.Katalis dibutuhkan dalam jumlah relatif sedikit.tapi
menentukan kecepatan pengeringan/ reaksi. Penggunaan katalis 1% dr resin dalam
kondisi dingin. kalau cuaca panas cukup 0.8% dari resin. Cukup 5-10 tetes katalis
yag digunakan.

Alat-alat yang disiapkan :

1. Cetakan (terbuat dari plastik/logam/kaca)


2. Kapas
3. Minyak goreng
4. Foto/gambar penari topeng ireng /pernak-pernik
5. Tempat adukan
6. Lidi (untuk mengaduk)
7. Amplas halus
8. Compond/pengkilat

Cara Membuat :

1. Siapkan semua alat & bahan diatas meja. ~ bila ingin menggunakan foto/gambar
sebagai isi fiberglass,maka foto/gambar tersebut harus di potong/di gunting dulu
disesuaikan dengan cetakan yang akan digunakan. ( foto/gambar harus lebih kecil
dari cetakan ).
2. Olesi bagian dalam cetakan dengan minyak goreng agar tidak lengket,kemudian
ambil kapas kering dan usaplah cetakan untuk mengurangi minyak yang berlebihan agar
fiberglass yang dihasilkan bening.
3. Masukkan resine & catalis oil kedalam tempat adukkan,lalu aduk hingga rata
selama 1 menit. Setelah itu dituang kedalam cetakan, lalu masukkan foto/gambar
dengan posisi terbalik (foto/gambar menghadap ke bawah)
4. Taruh ditempat datar dan diamkan selama 30 menit. Setelah 30 menit keluarkan
hasilnya dari cetakan,lalu angin-anginkan selama mungkin (semakin lama semakin
keras/baik hasilnya).
5. Ambilah amplass yang sudah dicelupkan air,lalu amplasslah bagian fiberglass yang
belum halus (biasanya bagian belakang). ~ terakhir gosoklah fiberglass dengan
Compond agar betul-betul terlihat bening seperti kaca.
6. Bila sudah jadi, tinggal kita buat lubang untuk memasang besi gantungan
kuncinya. Melubangi bisa pakai bor kecil atau paku yang diputar sambil ditekan.
Macam-macam pengemasan

Kemasan dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal antara lain:


1. Frekuensi Pemakaian
• Kemasan Sekali Pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah
satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik es, bungkus permen, bungkus daun, karton
dus, makanan kaleng.
• Kemasan yang Dapat Dipakai Berulang Kali (Multi Trip), seperti beberapa jenis
botol minuman (limun, bir) dan botol kecap. Wadah-wadah tersebut umumnya tidak
dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk
kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik.
• Kemasan yang Tidak Dibuang (Semi Disposable). Wadah-wadah ini biasanya digunakan
untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai, misalnya kaleng biskuit,
kaleng susu, dan berbagai jenis botol. Wadah-wadah tersebut digunakan untuk
penyimpanan bumbu, kopi, gula, dan sebagainya.
2. Struktur Sistem Kemas Berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas di
dalam system kemasan keseluruhan dapat dibedakan atas :
• Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kalengsusu,
botol minuman, bungkus tempe)
• Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan
lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk
wadah buah-buahan yang dibungkus, keranjangtempe, dan sebagainya.
• Kemasan Tersier dan Kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi pengemasan
setelah kemasan primer, sekunder dan tersier. Umumnya digunakan sebagai pelindung
selama pengangkutan.
3. Sifat Kekakuan Bahan Kemas
• Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan, misalnyaplastik,
kertas, foil.
• Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan,
patah bila dipaksa dibengkokkan. Misalnya kayu, gelas, dan logam.
• Kemasan semi kaku/semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang memiliki sifat-sifat
antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku, seperti botol plastik (susu, kecap,saus)
dan wadah bahan yang berbentuk pasta.
4. Sifat Perlindungan Terhadap Lingkungan
• Kemasan Hermetis, yaitu wadah yang secara sempurna tidak dapat dilalui olehgas,
misalnya kaleng dan botol gelas.
• Kemasan Tahan Cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya
kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang
mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan yang difermentasi.
• Kemasan Tahan Suhu Tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan pangan yang memerlukan
proses pemanasan, sterilisasi, atau pasteurisasi.
5. Tingkat Kesiapan pakai
• Wadah Siap Pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang
telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah
kaleng, dan sebagainya.
• Wadah Siap Dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan yang masih
memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk
lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau
plastik.

Macam-macam Bahan kemasan:

a. Kain Blacu
• Digunakan untuk mengemas bahan pangan tepung, seperti tepung terigu atau tepung
tapioka. Dibuat dalam bentuk kantung-kantung yang berkapasitas 10 – 50 kg.
• Kelebihannya adalah tidak mudah sobek/ kuat kainnya, flesibel, mudah dicetak dan
murah harganya.
• Kelemahannya : memiliki permiabilitas udara yang jelek dan tidak kedap air.
b. Kertas
• Kertas “greaseproof” : dapat digunakan sebagai pengemas utama mentega, margarin,
daging, kopi, dan gula-gula. Mirip kertas karton namun memiliki kekedapan terhadap
perembesan lemak.
• Kertas “glassine” : dibuat 80% dari kertas greaseproof namun memiliki ketahanan
terhadap udara dan lemak yang kuat, permukaanya halus, serta mengkilat. Sering
digunakan untuk mengemas roti yang berkadar lemak tinggi.
• Kertas “kraft” : kertas yang dibuat dari bubur sulfat dan kayu kraft (yang
berasal dari Swedia dan Jerman). Memiliki sifat yang lebih kuat dari kertas
Glassine, sehingga bahan pangan yang dibungkus dengan kertas ini akan tetap kering
lebih-lebih bila permukaannya dilem dengan resin. Kertas ini biasanya digunakan
untuk mengemas keju di Negara-negara eropa.
c. Gelas
• Terbuat dari campuran pasir C2O, soda abu, dan alumina.
• Bersifat inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan)
• Kuat (tahan terhadap kerusakan akibat pengaruh waktu)
• Transparan (bentuk dan warna bahan pangan dapat dilihat).
• Kelemahannya adalah mudah pecah, tidak dapat digunakan untuk bahan pangan yang
peka terhadap sinar.
• Agar tidak mudah pecah sebaiknya bagian permukaan gelas dilapisi dengan lilin
(wax) dan silika yang halus.
d. Metal / Logam
• Bahan yang sering dipakai : Kaleng (tin plate) dan almunium.
• Tin plate adalah wadah yang terbuat dari baja yang dilapisi timah putih yang
tipis, bagian dalamnya juga dilapisi dengan lapisan email.
• Lapisan email tersusun atas senyawa oleoresin, fenolik, vinil, dan lilin. Fungsi
email adalah untuk mencegah korosi dan mencegah kontak antara metal dengan bahan
pangan. Misal email fenolik digunakan untuk melapisi kaleng pengemas bahan ikan dan
daging.
e. Aluminium
• Aluminium memiliki keuntungan sebagai bahan pengemas, yaitu memiliki berat yang
lebih ringan dibanding baja.
• Aluminium juga mudah dibentuk sesuai keinginan.
• Aluminium lebih tahan korosi karena bisa membentuk aluminium oksida.
• Kelemahan aluminium adalah mudah berlubang dibanding baja dan lebih sukar
disolder sehingga sambungan kemasan tidak benar-benar rapat.
f. Plastik
Penggunaan plastik dalam pengemasan sebenarnya sangat terbatas tergantung dari
jenis makanannya. elemahan plastik adalah tidak tahan panas, tidak hermetis
(plastik masih bisa ditembus udara melalui pori-pori plastik), dan mudah terjadi
pengembunan uap air didalam kemasan ketika suhu turun.
Jenis plastik yang digunakan dalam pengemasan antara lain : polietilen, cellophan,
polivinilklorida (PVC), polivinil dienaklorida (PVDC), polipropilen, poliester,
poliamida, dan polietilentereptalat (PET).
• Polietilen : adalah jenis plastik yang harganya paling murah dan memiliki
beberapa varian antara lain : Low Density Polyetilene (LDPE), High Density
Polyetilene (HDPE), dan Polietelentereptalat (PET). Polietilen memiliki sifat kuat
bergantung variannya, transparan, dan dapat direkatkan dengan panas sehingga mudah
dibuat kantong plastik.
• Cellophan : sebenarnya terbuat dari serat selulosa yang disulfatasi. Cellophan
dapat dipergunakan untuk membungkus sayuran, daging, dan beberapa jenis roti.
Cellophan yang dilapisi nitroselulosa mempunyai sifat yang tahan terhadap uap air,
fleksibel, dan mudah direkatkan dengan pemanasan. Cellophan yang dilapisi PVDC
tahan terhadap uap air dan kedap oksigen sehingga baik untuk mengemas makanan yang
mengandung minyak atau lemak.
• Polivinilklorida (PVC) : jenis plastik yang kuat, namun memiliki kelemahan yaitu
dapat berkerut (Shrinkable) dan sering digunakan untuk mengemas daging atau keju.
• Polivinildienaklorida (PVDC) : jenis plastik yang kuat, tahan terhadap uap air
dan transmisi udara. Sering dugunakan dalam pengemasan keju dan buah-buahan yang
dikeringkan.

g. Edible film
Edible film adalah bahan pengemas organik yang dapat dimakan sekaligus dengan bahan
pangan yang dikemasnya, biasa terbuat dari senyawa polisakarida dan turunan lemak.
ahan yang digunakan antara lain polisakarida yang berasal dari rumput laut
(agarose, karaginan, dan alginat), polisakarida pati, amilosa film, gelatin, gum
arabik, dan turunan monogliserida. Contoh pengemasan edible film adalah pada sosis,
permen, kapsul minyak ikan, sari buah dan lain-lain.
h. Karton
Karton sebenarnya merupakan bagian dari kertas namun lebih sering berfungsi sebagai
wadah luar atau sebagai penyokong wadah utama dalam pengemasan bahan pangan agar
lebih kuat, dan rigid. arton memiliki kelebihan antara lain elastisitas lebih baik
dibanding kayu, dapat dicetak pada permukaannya, dapat dikerjakan secara masinal,
pemakaiannya mudah, dan dapat dilipat sehingga tidak memerlukan ruang luas.

Bahan Pengemas Tradisional:


a. Daun
Digunakan secara luas, bersifat aman dan bio-degradable, yang biasanya berupa daun
pisang, daun jati, daun bambu, daun jagung dan daun palem. Lebih aman digunakan
dalam proses pemanasan dibanding plastik.
b. Gerabah
Digunakan sejak zaman dahulu, aman bagi bahan pangan asal tidak mengandung timbal.
Gerabah yang diglasir bersifat kedap air, kedap udara, mampu menghambat mikrobia,
dan bersifat dingin sehingga cocok untuk mengemas bahan pangan seperti saus, madu,
anggur, minyak, curd/dadih dll.

Cara Pengemasan :
• Secara manual, dengan menggunakan tangan tanpa bantuan alat/mesin. Contohnya :
membungkus tempe dengan daun atau plastik, kembang gula, membungkus teh dalam
kemasan kertas, dan sebagainya.
• Semi mekanik, menggunakan tangan dengan dibantu peralatan tertentu, misalnya
menutup botol kecap/minuman, penggunaan heat sealer untuk merekatkan plastik.
• Mekanis, dengan mesin kemas yang digerakkan oleh tenaga listrik/motorberkecepatan
tinggi. Umumnya proses pengemasan bersamaan dengan proses pengisian bahan dalam
satu unit mesin seperti pengisian botol minuman ringan, obat-obatan, dan
sebagainya.

Lampiran 2
Kisi- kisi Soal
IPK
Materi Pembelajaran
Indikator Soal
Teknik Penilaian
Bentuk Insrumen
Nomor Soal
3.3.1 Menjelaskan macam-macam kerajinan budaya lokal benda dan non benda

3.3.2 Mengidentifikasi budaya lokal non benda berupa tarian lokal kerajinan dari
bahan tekstil.
3.3.2. Mengidentifikasi kerajinan yang berasal dari inspirasi budaya non benda
3.3.3. Menjelaskan bahan, alat, teknik dan
proses pembuatan benda kerajinan dari
inspirasi budaya lokal non benda
3.3.5 Menjelaskan materi pengemasan karya Kerajinan dari inspirasi budaya lokal
non benda
- Macam-macam kerajinan budaya lokal benda dan non benda
- Tarian budaya lokal di Indonesia
- Macam-macam inspirasi budaya lokal on benda dan kerajinanya
- Alat dan bahan pembuatan ganci fiberglass
- Prosedur pembuatan ganci fiberglass
- Macam-macam pengemasan

1. Disajikan macam-macam budaya lokal benda dan non benda yag ada di Indonesia,
peserta didik dapat mengidentifikasi kelompok budaya lokal yang benda dan non benda

2. Diberikan uraian tentang tarian di Indonesia, siswa dapat menyebutkan tarian


budaya lokal di Indonesia dan asal daerahnya

3. Disajikan gambar salah satu budaya lokal non benda, siswa dapat menemuka
inspirasi kerajinan dari budaya lokal non benda tersebut.
4. Disajikan Gambar gantungan kunci feberglass, siswa ditugaskan untuk menuliskan
alat bahan dan prosedur kerja cara membuat ganci tersebut
5. Disajikan beberapa contoh kerajian. Siswa dapat mengidentifikasi jenis kemasan
yang dipakai dalam kerajinan tersebut
Tes Tertulis

Tes Tulis

Tes Tulis
Tes Tulis

Tes Tulis
Uraian

Uraian

Uraian

Uraian
Uraian
1.

3.

4.

5.
4.3. 1 Merancang prosedur kerja produksi kerajinan gantungan kunci berdasarkan
inspirasi budaya lokal non benda
4.3.2 Membuat kerajinan gantungan kunci
4.3.3 Membuat rancangan kemasan produk kerajinan gantungan kunci
4.3.4 Membuat kemasan produk kerajinan gantungan kunci dengan inspirasi budaya
lokal non benda

1. Ditampilkan contoh ganci fiberglass siswa dapat memproduksi ganci fiberglass


siswa
2. Ditampilkan contoh kemasan fiberglass siswa dapat membuat kemasan fiberglass
Unjuk Kerja

Unjuk Kerja

Lembar Pengamatan

Lembar pengamatan

5
Lampiran 1: Rumusan soal

1. Perhatikan budaya lokal berikut


a. Pantun
b. Candi
c. Senjata
d. Upacara adat
e. Tarian
f. Pakaian daerah
g. Rumah adat
h. Cerita rakyat
i. Mitos
Kelompokan budaya lokal diatas menjadi budaya lokal benda dan non benda

2. Indonesia mempunyai berbagai jenis tarian di berbagai daerah. Coba sebutkan


tarian daerah yang kamu ketahui dan dari manakah tarian tersebut berasal? Jelaskan
asal usul atau sejarah terciptanya tarian tersebut.

3. Perhatikan gambar dibawah ini

Coba kalian pikirkan kerajinan budaya lokal apa yang bisa kalian buat berdasarkan
inspirasi budaya lokal seperti gambar diatas. Idetifikasilah alat bahan serta cara
pembuatanya.

4. Proses yang benar menghasilkan produk yang berkualitas maka jelaskan langkah-
langkah produksi kerajinan ganci yang berkualitas.
5. Perhatikan gambar berikut.

Identifikasilah jenis kemasan apa yang cocok untuk kedua kerajinan diatas. Jelaskan

Kunci / rambu-rambu jawaban


1. Kebudayaan budaya lokal benda : candi, senjata, pakaian daerah, rumah adat
Kebudayaan budaya lokal non benda : pantun, upacara adat, tarian, cerita rakyat,
mitos

2. Sejarah
Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat, kesenian Topeng Ireng mulai
berkembang di tengah masyarakat lereng Merapi Merbabu sejak zaman penjajahan
Belanda dan dilanjutkan. perkembangannya tahun 1960-an. Pada saat zaman
Pemerintahan Belanda, pemerintah jajahan pada masa lalu melarang masyarakat
berlatih silat sehingga warga mengembangkan berbagai gerakan silat itu menjadi
tarian rakyat.Tarian itu diiringi dengan musik gamelan dan tembang Jawa yang
intinya menyangkut berbagai nasihat tentang kebaikan hidup dan penyebaran agama
Islam. Setelah itu perkembangan Seni Pertunjukan Topeng Ireng berkembang apabila
umat Islam membangun masjid atau mushola, sebelum mustaka (kubah) dipasang maka
mustaka tersebut akan diarak keliling desa. Kirab tersebut akan diikuti seluruh
masyarakat disekitar masjid dengan tarian yang diiringi rebana dan syair puji-
pujian. Dalam perjalanannya kesenian tersebut berkembang menjadi kesenian Topeng
Ireng. Tari topeng ini berasal dari Boyolali

Etimologi

Nama Topeng Ireng sendiri berasal dari kata Toto Lempeng Irama Kenceng. Toto
artinya menata, lempeng berarti lurus, irama berarti nada, dan kenceng berarti
keras. Oleh karena itu, dalam pertunjukan Topeng Ireng para penarinya berbaris
lurus dan diiringi musik berirama keras dan penuh semangat. Tarian ini sebagai
wujud pertunjukan seni tradisional yang memadukan syiar agama Islam dan ilmu
beladiri atau pencaksilat. Tak heran, Topeng Ireng selalu diiringi dengan musik
yang rancak dan lagu dengan syair Islami.

3. Gunungan makanan
Ide : membuat patung/miniatur/replika gununungan makanan

4. Bahan dasar yang digunakan :


1. Resin
2. Catalis oil/minyak katalis

Alat-alat yang disiapkan :


1. Cetakan (terbuat dari plastik/logam/kaca)
2. Kapas
3. Minyak goreng
4. Foto/gambar penari topeng ireng /pernak-pernik
5. Tempat adukan
6. Lidi (untuk mengaduk)
7. Amplas halus
8. Compond/pengkilat
Cara Membuat :

1. Siapkan semua alat & bahan diatas meja. ~ bila ingin menggunakan foto/gambar
sebagai isi fiberglass,maka foto/gambar tersebut harus di potong/di gunting dulu
disesuaikan dengan cetakan yang akan digunakan. ( foto/gambar harus lebih kecil
dari cetakan ).
2. Olesi bagian dalam cetakan dengan minyak goreng agar tidak lengket,kemudian
ambil kapas kering dan usaplah cetakan untuk mengurangi minyak yang berlebihan agar
fiberglass yang dihasilkan bening.
3. Masukkan resine & catalis oil kedalam tempat adukkan,lalu aduk hingga rata
selama 1 menit. Setelah itu dituang kedalam cetakan, lalu masukkan foto/gambar
dengan posisi terbalik (foto/gambar menghadap ke bawah)
4. Taruh ditempat datar dan diamkan selama 30 menit. Setelah 30 menit keluarkan
hasilnya dari cetakan,lalu angin-anginkan selama mungkin (semakin lama semakin
keras/baik hasilnya).
5. Ambilah amplass yang sudah dicelupkan air,lalu amplasslah bagian fiberglass yang
belum halus (biasanya bagian belakang). ~ terakhir gosoklah fiberglass dengan
Compond agar betul-betul terlihat bening seperti kaca.
6. Bila sudah jadi, tinggal kita buat lubang untuk memasang besi gantungan
kuncinya. Melubangi bisa pakai bor kecil atau paku yang diputar sambil ditekan.

5. Kemasan untuk boneka perikahan dapat menggunakan kemasan berbahan plastik mika.
Plastik mika dalam hal ini termasuk kemasan yang tergolong :
- Kemasan Sekali Pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah
satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik es, bungkus permen, bungkus daun, karton
dus, makanan kaleng.
- Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kalengsusu,
botol minuman, bungkus tempe)
- Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan, misalnyaplastik,
kertas, foil.
- Wadah Siap Dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan yang masih
memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian
Plastik mika disini terbuat dari bahan polietilena.
Polietilen : adalah jenis plastik yang harganya paling murah dan memiliki beberapa
varian antara lain : Low Density Polyetilene (LDPE), High Density Polyetilene
(HDPE), dan Polietelentereptalat (PET). Polietilen memiliki sifat kuat bergantung
variannya, transparan, dan dapat direkatkan dengan panas sehingga mudah dibuat
kantong plastik.
Lampiran 2 : Instrumen Penilaian
A. Instrumen Penilaian Sikap
1. Lembar Observasi Sikap
• Sikap yang menjadi fokus penilaian adalah tanggung jawab, proaktif, percaya diri
dan pantang menyerah.
• Jurnal Penilaian Sikap:
No
Hari / Tanggal
Nama Peserta Didik
Kelas
Kejadian/ prilaku
Butir sikap
Kategori
Tindak lanjut

+
-

1.

2.

3.
4.

5.

6.

7.

Dll.

Catatan:
Hasil penilaian sikap dalam jurnal akan direkap dalam satu semester dan diserahkan
ke wali kelas, untuk dipertimbangkan dalam penilaian sikap dalam rapor (menunjang
penilaian sikap dari guru PAI dan guru PPKN).
2. Lembar Penilaian Diri

Penilaian Diri Pertemuan Ke V


Tugas : ..............................................
Nama : ..............................................
Kelas : ..............................................

Petunjuk :
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda “v” pada kolom yang sesuai
dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.

NO
PERNYATAAN
YA
TIDAK
1.
Saya melakukan tugas dengan berkerja sama dengan teman satu kelompok

2.
Saya mencatat data dengan teliti dan sesuai dengan fakta

3.
Saya menyelesaikan tugas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

4.
Saya melaksanakan tugas dengan terlebih dahulu dengan membaca petunjuk yang telah
diberikan

Lampiran 5
Penilaian Unjuk Kerja

Nama Proyek :
Alokasi Waktu : -
Nama Kelompok :
Kelas/SMT :

No
Tahapan
Skor ( 10 – 100 )*
1
Tahap Perencanaan Bahan

2
Tahap Proses Budidaya :
a. Persiapan alat dan bahan
b. Teknik Pembuatan
c. K3 (Keselamatan kerja, keamanan dan kebersihan)

3
Tahap Akhir (Hasil Produk)
a. Kualitas
b. Kuantitas
TOTAL SKOR

Catatan :
*)Skor diberikan dengan rentang skor 10 (sepuluh) sampai dengan 100 (seratus)
dengan berpedoman pada rubrik penilaian.

Mengetahui,
Kepala SMAN 4 Pekalongan

Yulianto Nurul Furqon, M.Pd


NIP. 197207082002121005

Pekalongan, 17 Juli 2017


Guru Mata pelajaran

Liinah Safiinatunnajah, S.Pd


NIP. -

Anda mungkin juga menyukai