Anda di halaman 1dari 16

Makalah

Dasar-dasar Ilmu Pendidikan

Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional

Oleh

Kelompok 7

1. Khafiza Sania ( 18031107 )


2.
3.

Dosen Pembimbing

Nurhafizah, S.Pd, M.Pd, Ph.D

Agnes Fitriah, M.Pd.

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Penyelenggaraan
sistem pendidikan nasional . Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
dari berbagai sumber yang di butuhkan, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini. Atas
perhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih.

20 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang...........................................................................................................................
B.     Rumusan Masalah.....................................................................................................................
C.     Tujuan Penulisan.......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Jalur, Jenjang, Jenis, pendidikan...............................................................................................
B. Standar pendidikan nasional.....................................................................................................
C. Dasar, fungsi, tujuan dan prinsip pendidikan nasional...........................................................
D. Peraturan/perundang-undangan yang mengatur tentang jenis dan jenjang......................
BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN........................................................................................................................
B.     SARAN...................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan pemerintah


mengesahkan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk mewujudkan amanat
tersebut pemerintah telah menyusun undang-undang no.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.

B. Rumusan masalah
1. Menjelaskan jalur, jenjang, jenis pendidikan
2. Menjelaskan standar pendidikan nasional
3. Menjelaskan dasar, fungsi, tujuan dan prinsip pendidikan nasional
4. Peraturan perundang-undangan yang menagatur tentang dan jenis.

C. Tujuan
1. Apa yang dimaksud dengan jalur, jenjang, jenis pendidikan ?
2. Apa yang dimaksud dengan standar pendidikan nasional ?
5. Apa yang dimaksud dengan dasar, fungsi, tujuan dan prinsip pendidikan nasional ?
3. Jelaskan yang dimaksud dengan Peraturan perundang-undangan yang menagatur tentang
dan jenis ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jalur, Jenjang, Jenis Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkam potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

1. Jalur Pendidikan

Jalur pendidikan terdiri dari jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling
melengkapi dan memperkaya.

Jalur pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang diselenggarakan melalui satuan pendidikan
dan memiliki jenjang yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.

Sebagai penyelenggara dari satuan pendidikan tersebut, dilaksanakan melalui dua jalur yaitu
melalui jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Pendidikan dalam keluarga
merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah.

Perbandingan antara jalur pendidikan sekolah dengan jalur pendidikan luar sekolah

No Aspek yang Jalur pendidikan


Sekolah Luar sekolah
Dibandingkan
1. Tempat Penyelenggaraan Sekolah Luar sekolah ( dalam
keluarga dan
masyarakat )
2. Sifat Fomal Informal ( dalam
keluarga ) non formal
(dalam masyarakat)
3. Pola Seragam secara nasional Sangat beragam
(heterogen) sesuai
tujuan.
4. Jenjang Pendidikan Berjenjang dan berkesinambungan Tidak berjenjang dan
tidak
berkesinambungan.
5. Kemampuan yabg Ijazah Non formal berupa
dikembangkan sertifikat

2. Kelembagaan jenjang dan program pendidikan

Pada dasarnya jalur pendidikan sekolah dilaksanakan dalam lembaga pendidikan dengan
mengikuti perjenjangan tertentu. Pelembagaan dan perjenjangan dengan mempertimbangkan
perkembangan anak didik , faktor-faktor sosial, kultural, ekonomi, dan kebutuhan
ketenagakerjaanserta keluasaan dan kedalaman bahan pengajaran dan cara penyajiannya.

Pendidikan umum dan kejuruan

Pendidikan umummerupakan program pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan


dan peningkatan keterampilan peserta didik dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat-
tingkat akhir masa pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam
bidang tertentu. Yang termasuk sekolah kejuruan antara lain sekolah menengah kejuruan (SMEA,
STM, SKKA, SMIK).

a. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta
memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam
masyarakat dan mempersiapakan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk
mengikuti pendidikan menengah.
b. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah berfungsi untuk mempersiapakan peserta didik untuk melanjutkan
dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan
lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan
lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.
c. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi diselenggarakan untik tujuan yang siifatnya majemuk. Pendidikan
tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk
menyiapkan peserta didik menjadi anggota yang memiliki kemampuan akademik dan atau
kemampuan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan atau menciptakan ilmu
pengetahuan, dan kesenian.
Satuan pendidikan menyelenggarakan pendidikan disebut perguruan tinggi yang dapat
berbentuk perguruan tinggi, akademik, politeknik, institut dan universitas.
d. Pendidikan Khusus
Pendidikan khusus berfungsi secara khusus menyiapkan pendidikan yang sesuai dengan
tujuan masing-masing program.
 Pendidikan Luar Biasa
Diselenggarakan untuk peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan atau mental
seperti sekolah dasar luar biasa (SDLB) dan pendidikan luar biasa (PLB) untuk jenjang
pendidikan menengah dengan masing-masing memiliki program anak tunanetra,
tunarungu, tunadaksa, tunagrahita.
 Pendidikan Kedinasan
Diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas kedinasan
bagi pegawai atau calon pegawaisuatu Departemen Pemerintah atau Lembaga
Nondepartemen. Pendidikan kedinasan diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan
dan pelaksanaan tugas kedinasan dilaksanakn di sekolah kedinasan atau pusat-pusat
latihan dan lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun oleh
swasta.
 Pendidikan Khusus Teknis
Pendidikan khusu teknis dilaksanakan pusat-pusat atau lembaga pendidikan khusu yang
diselenggrakan baik oleh pemerintah maupun oleh swasta.
 Pendidikan Khusus Keagamaan
dilaksanakan di sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat
sseperti : institut agama islam negeri, pendidikan guru agama, seminari, biara, sekolah
tinggi teknologi dan institut ilenda dharma. Fungsi dari pendidikan ini adalah untuk
mempersiapkan peserta didik untuk dapat melaksanakan peranan yang menuntut
penguasaan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan.

B. Standar Pendidikan Nasional

Pendidikan nasional memiliki fungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuannya
untuk mengembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam UU Sisdiknas ini juga disebutkan mengenai standar nasional pendidikan. Standar nasional
pendidikan ini merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Standar nasional pendidikan terdiri dari :

1. Standar isi

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria
tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus
pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

2. Standar kompetensi lulusan

Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

3. Standar proses

Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan

Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan
fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.

5. Standar sarana dan prasarana

Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria
minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber
belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi.

6. Satandar Pengelolaan
Standar ini meliputi perencanaan pendidikan, Pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan
pada tingkat satuan pendidikn, pengeloalaan pendidikan di tingkat kabupaten/kota, profinsi, dan
pada tingkat nasional. Tujuan dari standar ini ialah meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan.

7. Standar Pembiayaan

Standar ini merupakan standar nasional yang berkaitan dengan komponen dan besarnya biaya
operasi satuan pendidikan selama satu tahun.

8. Standar Penilaian

Standar ini merupakan standar nasional penilaian pendidikan tentang mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian yang dimaksud disini adalah penilaian
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang meliputi : penilaian hasil belajar oleh
pendidikan, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan penilaian hasil belajar oleh
pemerintah.

C. Dasar, Fungsi, Tujuan Dan Prinsip Pendidikan Nasional

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.Berkaitan dengan hal tersebut, lahirlah
pendidikan nasional di Negara Indonesia.

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang
berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.Untuk mewujudkan semua itu juga
perlu yang namanya system pendidikan yang merupakan satu keseluruhan yang terpadu dari
semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan
tercapainya tujuan pendidikan nasional tersebut.

1. Dasar pendidikan nasional

Dasar adalah sesuatu yang menjadi kekuatan bagi tetap tegaknya suatu bangunan atau lainnya,
seperti pada rumah atau gedung, maka pondasilah yang menjadi dasarnya.Begitu pula halnya
dengan pendidikan, dasar yang dimaksud adalah dasar pelaksanaannya, yang mempunyai peranan
penting untuk dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah-sekolah atau di
lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Tujuan pendidikan adalah suatu factor yang amat sangat
penting di dalam pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai atau yang
hendak di tuju oleh pendidikan. Begitu juga dengan penyelenggaraan pendidikan yang tidak
dapat dilepaskan dari sebuah tujuan yang hendak dicapainya. Hal ini dibuktikan dengan
penyelenggaraan pendidikan yang di alami bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan yang berlaku
pada waktu Orde Lama berbeda dengan Orde Baru. Demikian pula sejak Orde Baru hingga
sekarang, rumusan tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan dari pelita ke pelita sesuai
dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara Indonesia.

2. Fungsi pendidikan nasional

Fungsi pendidikan nasional adalah memberikan suatu pengajaran dengan ilmu pengetahuan untuk
membentuk karakter bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta mencetak karakter,
kreativitas dan kecerdasan anak sejak dini.

Dasar dan fungsi tujuan pendidikan sesuai dengan pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan
Undang-undang Nasar Negara Republik Indonesia Tahun 1924 Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sesuai yang tercantum Di dalam UU NO.20/2003 tentang
Sisdiknas, Bab II pasal 2-3: Dasar, Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional, melahirkan butiran-
butiran sebagai berikut:

a. Pasal 2

Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945.

b. Pasal 3

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta


peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Setidaknya ada dua Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang pernah dimiliki Indonesia
yaitu Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang selanjutnya lebih di kenal dengan nama UUSPN. Dan yang kedua
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang selanjutnya lebih
dikenal dengan nama UU SISDIKNAS, sebelum adanya kedua Undang-undang yang mengatur
tentang system pendidikan nasional, Indonesia hanya memiliki Undang-undang tentang pokok-
pokok pengajaran dan pendidikan yaitu Undang-undang Nomor 4 tahun 1950.Adanya perubahan
UUSPN No.2 tahun 1989 menjadi UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 dimaksudkan agar system
pendidikan nasional kita bisa menjadi jauh lebih baik dibanding dengan system pendidikan
sebelumnya.

Pendidikan adalah suatu rencana untuk membentuk generasi penerus bangsa dalam suasana
pembelajaran dengan memberikan ilmu pengetahuan agar tercapai kemampuan, spritual
keagamaan, kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia, serta pengendalian diri. Sistem pendidikan
yang telah berlangsung saat ini masih cenderung mengeksploitasi peserta didik, indikator yang
digunakanpun cenderung menggunakan indikator kepintaran, sehingga secara nilai dirapot
menunjukkan peserta didik akan mampu bersaing maupun bertahan di tengah gencarnya
industrialisasi yang berlangsung saat ini.

Tujuan pendidikan nasional ini tentulah kita sudah bisa mengatakan bahwasanya tujuan
pendidikan nasional ini sangatlah mulia, namun akan tetapi pada kenyataannya belum
sepenuhnya tercapai. Sebagaimana yang sering kita lihat di televisi tawuran pelajar yang sering
terjadi di mana-mana, tingkat koruptor yang sangat tinggi, tindak kejahatan yang tak bermoral,
dan lain sebagainya. Hal tersebut sudah menunjukkan potret dari ketidakberhasilan sistem
pendidikan nasional sepenuhnya. Ini menunjukkan harus adanya terobosan-terobosan baru yang
dapat mengatasi itu semua. Sementara di berbagai daerah, pendidikan pun masih berada dalam
kondisi keprihatinan. Mulai dari kekurangan tenaga pengajar, fasilitas pendidikan hingga
sukarnya masyarakat untuk mengikuti pendidikan karena permasalahan ekonomi dan kebutuhan
hidup. Pada beberapa wilayah, anak-anak yang memiliki keinginan untuk bersekolah harus
membantu keluarga untuk mencukupi kebutuhan hidup karena semakin sukarnya akses
masyarakat terhadap sumber kehidupan mereka. Karena pendidikan erat kaitannya dengan
permasalahan ekonomi, maka permasalahan ekonomi pun mempengaruhi pendidikan anak-anak
negeri ini.

Pendidikan juga saat ini telah menjadi sebuah industri. Hal ini mengakibatkan terjadinya
praktek jual-beli gelar, jual-beli ijasah hingga jual-beli nilai. Belum lagi diakibatkan kurangnya
dukungan pemerintah terhadap kebutuhan tempat belajar, pertumbuhan bisnis-bisnis pendidikan
itu yang mau tidak mau semakin membuat rakyat yang tidak mampu semakin terpuruk.
Pendidikan hanyalah bagi mereka yang telah memiliki ekonomi yang kuat, sedangkan bagi
kalangan miskin, pendidikan hanyalah sebuah mimpi. Betul adanya telah ada usah dari
pemerintah untuk mengusahakan pendidikan ini, semisal dari adanya beasiswa, bantuan
operasional siswa, pembaharuan kurikulum, dan lain sebagainya. Namun itu semua masih belum
seutuhnya mampu mengatasi masalah pendidikan yang sangat kompleks di Indonesia ini.

3. Tujuan pendidikan nasional

Tujuan Pendidikan Nasional harus sesuai dengan Tap MPRS No XXVI/MPRS/1966 tentang
Agama, pendidikan dan kebudayaan, sehingga dirumuskan bahwa tujuan dari pendidikan adalah
membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan pembukaan UUD 1945. Dalam UU No. 2 tahun
1989 juga ditegaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa
serta mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, dengan artian bahwa manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki budi pekerti luhur, memiliki keterampilan dan
pengetahuan, kesehatan jasmani dan rohani, memiliki pribadi yang baik, mandiri dan memiliki
rasa tanggung jawab kemasyarakatan, kebangsaan. Tujuan pendidikan nasional yaitu bertujuan
untuk membentuk karakter bangsa serta ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan-tujuan
terserbut dapat dipantau sejak anak atau seseorang memulai pendidikan dari awal hingga akhir,
dengan adanya suatu penilaian selama menjalani masa pendidikan.

Pendidikan nasional yang ada di Indonesia menggunakan sistem pendidikan yang diberikan
dengan memberikan pembelajaran atau mengajarkan materi tertentu, dan pada akhir materi akan
diberikan suatu penilaian untuk mengukur kemampuan siswa. Dengan adanya penilaian maka
dapat dipantau seberapa besar kemajuan, kemampuan dan tingkat pemahaman dari peserta didik.
Salah satunya yang selalu dijadikan penilaian dari pendidikan nasional Indonesia adalah melalui
Ujian Nasional (UN). Namun sebenarnya dengan Ujian Nasional belum dapat dijadikan sebagai
cara untuk mengukur tujuan pendidikan lainnya, seperti membentuk akhlak, spritual keagamaan,
kepribadian, dan lain-lain. Dengan Ujian Nasional di akhir pendidikan, yang dapat dinilai
hanyalah yang berhubungan dengan penyampaian materi selama masa pendidikan saja, bukan
karakter kepribadian.

4. Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Nasional

Sesuai Undang-Undang 20/2003 tentang Sisdiknas, ada 6 (enam) prinsip. Ketentuan ini, diatur
pada bab II pasal 4 yang diuraikan dalam 6 ayat.
 Pendidikan diselenggarakan secara demokrtis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan
kemajemukan bangsa.
 Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan system terbuka
dan multimakna.
 Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
 Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
 Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis dan
berhitung bagi segenap warga masyarakat.
 Pendidkan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat
melalui peran serta dalam penyelenggaraan

Pendidikan nasional yang ditetapkan dalam Undang-undang no 2 tahun 1989 mengungkapkan


prinsip-prinsip sebagai suatu system, yaitu

 Yang berakar pada kebudayan nasional dan berdasarkan Pancasila dan UUD 1995 ,serta
melanjutkan dan maeningkatkan pendidikan P4.
 Merupakan satu keseluruhan dan dikembangkan untuk ikut berusaha mencapai tujuan
nasional, yaiatu memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa demi
terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
 Mencakup jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah.
 Mengatur bahwa jalur pendidikan sekolah terdiri atas 3 jenjang utama, yaitu pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan perguruan tinggi yang masing-masing terbagi pula
dalam tingkatan.
 Mengatur bahwa kurikulum, peserta didik, dan tenaga kependidikan, terutama guru,
dosen, atau tenaga pengajar merupakan 3 unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam
kegiatan belajar mengajar.
 Mengatur secara terpusat, namun penyelenggaraan satuan dan kegiatan pendidikan
dilaksanakan secara tidak terpusat.
 Menyelenggarakan satuan dan kegiatan pendidikan sebagai tanggung jawab bersama
antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
 Mengatur bahwa satuan dan kegiatan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah
dan masyarakat berkedudukan serta diperlukan dengan penggunaan ukuran yang sama.

D. Peraturan Dan Perundang-Undangan Yang Mengatur Tentang Jenis Dan Jenjang


Pendidikan

Sistem pendidikan nasional diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Penggantian UU


Sistem Pendidikan Nasional No 2 Tahun 1989 menjadi UU No 20 Tahun 2003 disebabkan
adanya reformasi dalam pemerintahan yang bersifat sentralistik menjadi desentralistik ditandai
dengan adanya otonomi daerah. Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 terdiri dari 22
Bab dan 77 pasal, yaitu:

Bab 1. Ketentuan Umum. Bab 2. Dasar, Fungsi, dan Tujuan. Bab 3. Prinsip Penyelenggaraan
Pendidikan. Bab 4. Hak dan Kewajiban Warga Negara, Orang Tua, Masyarakat, dan Pemerintah.
Bab 5. Peserta Didik. Bab 6. Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan. Bab 7. Bahasa Pengantar. Bab
8. Wajib Belajar. Bab 9. Standar Nasional Pendidikan. Bab 10. Kurikulum. Bab 11. Pendidik dan
Tenaga Kependidikan. Bab 12. Sarana dan Prasarana Pendidikan. Bab 13. Pendanaan Pendidikan.
Bab 14. Pengelolaan Pendidikan. Bab 15. Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan. Bab 16.
Evaluasi, Akreditasi, dan Sertifikasi. Bab 17. Pendirian Satuan Pendidikan. Bab 18.
Penyelenggaraan Pendidikan Oleh Lembaga Negara Lain. Bab 19. Pengawasan. Bab 20.
Ketentuan Pidana. Bab 21. Ketentuan Peralihan. Bab 22. Ketentuan Penutup.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkam potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan nasional memiliki fungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuannya
untuk mengembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sistem pendidikan nasional diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Penggantian UU


Sistem Pendidikan Nasional No 2 Tahun 1989 menjadi UU No 20 Tahun 2003 disebabkan
adanya reformasi dalam pemerintahan yang bersifat sentralistik menjadi desentralistik ditandai
dengan adanya otonomi daerah

Saran

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disarankan sebaiknya sistem pendidikan hendaknya


harus melalui perencanaan-perencanaan yang tepat dalam menghadapai tuntutan zaman. Selain
itu sistem pendidikan juga harus lebih dinamis dan responsif.
DAFTAR PUSTAKA

Darmayati, Zuchdi. 2008. Humanisasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Redja, Mudyaharjo. 2006. Filasafat Ilmu Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai