Anda di halaman 1dari 8

Nama : Alfia Fitriani

NPM : C10190129
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Ekonomi Makro
Nama Dosen : Hj. Ening Wariningsih, Dra., M.Si.
Jawaban E-Learning pertemuan 8

 Esei dan Kuantitatif hal. 199-200


Esei
1.

- Aliran 1 : Perusahaan ingin memproduksi barang ABC. Untuk menghasilkan


barang dan jasa sektor perusahaan harus menggunakan faktor-faktor produksi.
Seluruh faktor produksi itu berasal dari sektor rumah tangga. Maka dari itu rumah
tangga menawarkan kepada perusahaan berupa label, land, capital dan skill untuk
memenuhi faktor-faktor produksi yang dibutuhkan. Setelah menerima tawaran
rumah tangga maka perusahaan mulai memproduksi barang ABC yang
dibutuhkan. Setelah mendapatkan hasil produksi barang ABC perusahaan pun
memberikan balas jasa berupa gaji dan upah atas label, sewa atas land, bunga atas
capital dan laba atas skill. Nilai seluruh produksi sektor perusahaan adalah sama
dengan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi.
- Aliran 2 : Di samping sebagai penyedia faktor-faktor produksi, sektor rumah
tangga merupakan konsumen dari barang dan jasa yang di produksi oleh
perusahaan. Setelah mendapatkan pendapatan, rumah tangga menggunakan
sebagai pengeluaran rumah tangga ( konsumsi ). Rumah tangga akan melakukan
pembelian atau perbelanjaan atas barang dan jasa yang di produksi perusahaan.
Maka nilai produksi perusahaan adalah sama jumlah seluruh pendapatan yang
diterima faktor-faktor produksi.
- Aliran 3 : Sebagian pendapatan sektor rumah tangga ditabung di Lembaga
keuangan.
- Aliran 4 : Oleh Lembaga Keuangan tabungan dipinjamkan kepada para Penanam
Modal .
- Aliran 5 : Para Penanam modal ( Investor ) akan meminjam dan menggunakan
tabungan tersebut untuk membeli barang-barang modal dari sektor perusahaan.
- Aliran 6 : Pembayaran oleh sektor perusahaan sekarang tidak hanya pembayaran
kepada sektor rumah tangga sebagai pendapatan kepada faktor-faktor produksi .
sektor perusahaan juga membayar pembayaran pajak pendapatan perusahaan
kepada pemerintah.
- Aliran 7 : Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua
sumber : dari pembayaran gaji dan upah,sewa,bunga dan untung dari sektor
perusahaan dan dari pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah.
- Aliran 8 : Pendapatan yang diterima rumah tangga ( Y ) akan digunakan untuk
memenuhi tiga kebutuhan : membayar dan membiayai pengeluran konsumsi ( C ),
disimpan sebagai tabungan ( S ), dan membayar pajak pendapatan rumah tangga
( T ). Dalam persamaan : Y = C+S+T.
- Aliran 9 : Pemerintah menerima pendapatan berupa pajak dari sektor perusahaan
dan rumah tangga. Pendapatan tersebut digunakan untuk membayar gaji dan upah
para pegawai dan membeli barang dan jasa.
- Aliran 10 : Pengeluaran Agrerat ( AE ) telah menjadi bertambah banyak jenisnya
yaitu disamping pengeluaran konsumsi ( C ) dan Investasi ( I ) sekarang termasuk
pula pengeluaran pemerintah ( G ), dalam persamaan AE = C+I+G.
Dalam perekonomian tiga sektor Investasi ( I ) dan Pengeluaran Pemerintah ( G ) adalah
suntikan ke dalam sirkulasi aliran pendapatan, sedangkan Tabungan ( S ) dan Pajak ( T )
adalah kebocoran. Dengan demikian keseimbangan dalam perekonomian tiga sektor adalah
Penawaran Agrerat = Pengeluaran Agrerat ( Y = AE ) atau Y = C + I + G.
2. a.
- Pajak langsung adalah Pajak yang secara langsung dipungut dari pembayaran
pajak contoh pajak pendapatan dan pajak keuntungan perusahaan.
- Pajak tidak langsung adalah Pajak yang dipungut dari seseorang atau sesuatu
perusahaan tetapi bebannya boleh dipindahkan kepada pihak lain contoh pajak
penjualan.
3 jenis pajak yang saya ketahui adalah
- Pajak Penghasilan (PPh)
PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun Pajak.
- Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa
Kena Pajak di dalam Daerah Pabean (dalam wilayah Indonesia).
-Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tertentu
PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan
atau bangunan. PBB merupakan Pajak Pusat namun demikian hampir seluruh
realisasi penerimaan PBB diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik Propinsi
maupun Kabupaten/Kota.
b. MPC adalah rasio di antara pertambahan konsumsi dengan pertambahan
∆C
pendapatan disposebel. dalam persamaan : MPC= .
∆Y d
MPCy adalah rasio di antara pertambahan konsumsi dengan pertambahan pendapatan
∆C
nasional. Dalam persamaan : MPCy =
∆Y
3. a. akibat pajak tetap ke atas fungsi konsumsi dan fungsi tabungan
pajak tetap T= T 0 ( dimisalkan fungsi konsumsi adalah C= a+b Y0 ) :
- fungsi konsumsi dan fungsi tabungan sebelum pajak :
C0 = a+bY dan S0 =-a+ (1-b ) Y

- fungsi konsumsi dan fungsi tabungan sesudah pajak :


C1 =a-B T 0 + bY dan S1 =-a- ( 1-b ) T 0 =-a+ ( 1-b ) Y

b. akibat pajak proporsional ke atas fungsi konsumsi dan fungsi tabungan


pajak proporsional T=tY (diandaikan fungsi konsumsi asal adalah C=a+ bY 0 d
- fungsi konsumsi dan fungsi tabungan sebelum pajak :
C0 = a+bY dan S0 =-a+ (1-b ) Y

- fungsi konsumsi dan fungsi tabungan sesudah pajak :


C1 = a+b ( 1-t ) Y dan S1 =-a+ ( 1-b )( 1-t ) Y

- proyeksi jumlah pajak yang diterima, tujuan-tujuan ekonomi yang akan dicapai
dan pertimbangan politik dan keamanan.

4. Menggunakan sistem pajak tetap


- Pendekatan Angka

Kolom 1,2,3 dan 4 adalah Pendapatan Nasional, Pajak, Konsumsi dan Tabungan.
Kolom 5 dan 6 adalah Investasi dan Pengeluaran Pemerintah. Kolom 7 merupakan
Pengeluaran Agrerat ( AE ) dalam perekonomian tiga sektor dan nilainya dihitung
dengan formula AE = C + I + G. Keseimbangan Pendapatan Nasional akan dicapai
pada Pendapatan Nasioanl sebanyak Rp 960 Triliun dimana keadaan pendapatan
nasional sama dengan Pengeluaran Agrerat.
- Grafik
grafik a menunjukan keseimbangan
pendapatan nasional menurut
pendekatan penawaran agrerat-
pengeluaran agrerat . fungsi konsumsi C
= 60+0,75Y dan fungsi perbelanjaan
agrerat adalah AE = 240 + 0,75Y. fungsi
konsumsi memotong garis 45 derajat
yaitu dimana Y=C pada Y = 240 dan
fungsi perbelanjaan agrerat AE
memotong garis 45 derajat apabila
pendapatan nasional mencapai
keseimbangan pada E dan pendapatan
nasional adalah Y = 960.

- Aljabar
Dalam pendekatan penawaran agrerat – permintaan agrerat, keseimbangan
pendapatan nasional dicapai apabila Y = C+I+G.
Y = C+I+G

Y = 60+0,75Y+120+60

0,25 Y = 240

Y = 960

Menggunakan sistem pajak proporsional


- Pendekatan Angka
Keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila Y = 1200 karena pada tingkat ini
pengeluaran agrerat sama dengan pendapatan nasional.
- Grafik

grafik a menunjukan keseimbangan


mengikut pendekatan penawaran
agrerat – pengeluaran agrerat. Fungsi
konsumsi C = 90+ 0,60Y dan fungsi
perbelanjaan agrerat adalah AE = 480
+ 0,60Y. fungsi konsumsi memotong
garis 45 derajat pada Y = 225 yaitu
pada ketika Y=C dan fungsi
perbelanjaan agrerat AE memotong
45 derajat apabila pendapatan
nasional mencapai keseimbangan Y =
1200.

- Aljabar
Menurut pendekatan penawaran agrerat – pengeluaran agrerat keseimbangan dicapai pada Y
= C+I+G. dengan demikian pendapatan nasional adalah:
Y = 90 + 0,60Y + 150 + 240
0,40 Y = 480
Y = 1200
5. A. Dalam perekonomian dua sektor hanya ada dua unsur yang terlibat yaitu
perusahaan dan rumah tangga sedangkan dalam perekonomian tiga sektor unsur
pemerintah turut serta dalam multiplier perekonomian itulah mengapa ada pajak di
dalamnya.
Contoh Angka Bagian 2
menggambarkan bagaimana
pajak proporsional akan
memengaruhi proses multiplier.
Pada tahap I dari proses
multiplier , pertambahan
Investasi akan menyebabkan
pertambahan pendapatan nasional yang sama besarnya yaitu ∆I= ∆ Y 1 =20 .
pertambahan nasional ini menyebabkan pajak bertambah sebanyak ∆ T=0,20 (20 )=4.
Pendapatan disposebel akan bertambah sebanyak ∆ Yd =20−4=16 . Kenaikan
pendapatan disposebel ini akan menambah konsumsi rumah tangga sebanyak
∆C= 0,75 (16) = 12 dan Tabungan sebanyak ∆S=0 , 25 (16 )=4. Kenaikan konsumsi
sebanyak AC = 12 akan menaikan pendapatan nasioanal lagi, yaitu sebanyak
∆C= ∆ Y1 =12 dan ini menciptakan tahap II.
B.belum
6. A. Penstabil Automatik adalah ciri sistem perpajakan atau peraturan pemerintah lain
yang sedang berlaku dalam perekonomian yang ciri-cirinya cenderung mengurangi
gerak konjungtur kegiatan ekonomi ( mengurangi siklikal kegiatan ekonomi). Jenis –
jenis penstabil automatic yang utama adalah
- Pajak Proporsional dan Pajak Progresif.
- Program Asuransi Pengangguran.
- Sistem Harga Minimum.
B. Kebijakan fiskal diskresioner dilakukan dengan menambah pengeluaran agrerat
pada waktu pengangguran, atau menguranginya pada waktu inflasi.
7. - Kebijakan fiskal untuk menghadapi pengangguran.

Grafik ( a ) menunjukkan efek kebiiakan fiskal apabila pengangguran berlaku dalam


perekonomian dan pertambahan pengeluaran pemerintah sebesar ΔG dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut. Sedangkan gambar ( b ) menunjukkan efek kebijakan
fiskal apabila perubahan itu dilakukan melalui penurunan pajak di mana ΔT = ΔG.
- Pemerintah menaikan pajak yang dipungutnya.
- Kekayaan masyarakat mendadak bertambah.
Kuantitatif
1. Belum
2. Belum
3. Belum

 Dalam perekonomian tiga sektor diketahui:


- Persamaan fungsi konsumsi C = 100 + 0,75Yd
- Persamaan fungsi pajak T = -200 + 1/3 Y
- Investasi = Pengeluaran Agrerat I = G = 100
- Pajak Tetap T = 100
Tentukan :
1. Pengeluaran keseluruhan ( AE ) pada saat T = -200 + 1/3 Y dan pada saat Pajak T =
100
2. Dalam sumbu yang sama gambarkan kondisi tersebut.
3. Diasumsikan data dalam suatu perekonomian sebagai berikut.
- C = 100 + 0,75Yd
- I = 100
- T = 100
- G = 150
( semua angka dalam miliaran dollar )
Y T Yd C S I G AE Keadaan Perekonomian
300 100 200 250 -50 100 150 500 EKSPANSI
500 100 400 400 0 100 150 650 EKSPANSI
700 100 600 550 50 100 150 800 EKSPANSI
900 100 800 700 100 100 150 950 EKSPANSI
110
100 1000 850 150 100 150 1100 SEIMBANG
0
130
100 1200 1000 200 100 150 1250 KONTRAKSI
0

Berdasarkan data diatas


a. Isilah kolom pada tabel tersebut disertai perhitungannya
Jawab : untuk T,I dan G sudah ada pada keterangan
Menghitung Yd = Y – T
- Yd = 300 – 100 = 200
- Yd = 500 – 100 = 400
- Yd = 700 – 100 = 600
- Yd = 900 – 100 = 800
- Yd = 1100 – 100 = 1000
- Yd = 1300 – 100 = 1200

Menghitung C = 100 + 0,75Yd


- C = 100 + 0,75 ( 200 ) = 250
- C = 100 + 0,75 ( 400 ) = 400
- C = 100 + 0,75 ( 600 ) = 550
- C = 100 + 0,75 ( 800 ) = 700
- C = 100 + 0,75 ( 1000 ) = 850
- C = 100 + 0,75 ( 1200 ) = 1000
Menghitung S = Yd – C
- S = 200 – 250 = - 50
- S = 400 – 400 = 0
- S = 600 – 550 = 50
- S = 800 – 700 = 100
- S = 1000 – 850 = 150
- S = 1200 – 1000 = 200
Menhitung AE = C + I + G
- AE = 250 + 100 + 150 = 500
- AE = 400+ 100 + 150 = 650
- AE = 550 + 100 + 150 = 800
- AE = 700 + 100 + 150 = 950
- AE = 850 + 100 + 150 = 1100
- AE = 1000 + 100 + 150 = 1250

b. Hitunglah besarnya perubahan persediaan yang tidak direncanakan


c. Berdasarkan tabel tersebut jelaskan bagaimana kondisi perekonomiannya
d. Pada sumbu yang sama gambarkan fungsi konsumsi,fungsi tabungan,fungsi investasi
dan fungsi C+I

Anda mungkin juga menyukai