Anda di halaman 1dari 9

Etika adalah pedoman atau aturan moral dalam membingkai.

Setiap aktivitas
manusia.Etika juga merupakan pengetahuan. Tentang asas-asas akhlak. Perawat
adalah salah satu profesi yang berhubungan erat dengan penggunaan komunikasi
sebagai salah satu bentuk sarana yang sangat efektif dalam memudahkan untuk
melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik sehingga berkontribusi dalam
memperbaiki derajat kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat melalui pemahaman
yang lebih besar tentang hubungan timbal balik melalui perubahan tingkah laku sehat
kearah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik.

PENGERTIAN ETIKA KOMUNIKASI


Secara etimologi (bahasa) “Etika” berasal dari bahasa Yunani “ethos” dalam bentuk
tunggal, “ethos” berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan,
adat, akhlak, perasaan, cara berpikir. Dalam bentuk jamak,“ta etha” berarti adat,
kebiasaan. Dalam istilah filsafat, etika berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan
atau ilmu tentang adat kebiasaan. Dalam pembahasan ini, etika dapat diartikan sebagai
nilai-nilai atau norma yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Etika
manusia ditentukan oleh bermacam-macam norma.Etika menolong manusia untuk
mengambil sikap
terhadap semua norma dari luar dan dari dalam, supaya manusia mencapai kesadaran
moral yang otonom dalam berbagai kesempatan, komunikasi diperlihatkan sebagai ilmu
yang berhubungan dengan berbagai macam Ilmu pengetahuan yang lain.Ini
menandakan bahwa
komunikasi menyentuh berbagai macam bidang kehidupan manusia. Etika komunikasi
mencoba untuk mengeleborasi standar etis yang digunakan oleh komunikator dan
komunikan. Sifat manusia yang paling mendasar adalah kemampuan berpikir dan
kemampuan menggunakan simbol. Ini berarti bahwa tindakan manusia yang benar-
benar manusiawi adalah berasal dari rasionlitas yang sadar atas apa yang dilakukan
dan dengan bebas untuk memilih melakukannya, (MuhamadMufid,2009). Etika
keperawatan merujuk pada standar etik yang menentukan dan menuntun perawat
dalam praktik sehari-hari,
yaitu bersikap jujur terhadap pasien, menghargai pasien, dan beradvokasi atas nama
pasien. Perawat berdasarkan sifat pekerjaannya selalu dalam situasi yang menyangkut
hubungan antara manusia, terjadi proses interaksi serta saling mempengaruhi dan
dapat memberikan dampak terhadap tiap-tiap individu yang bersangkutan. Perawat
dalam melaksanakan perannya untuk melakukan proses keperwatan perlu
mengidentifikasi aspek
hukum dan etik terhadap pelaksanaan tindakan keperawatan sehingga harus
memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut : hak dan kewajiban klien, hak dan
kewajiban-kewajiban perawat atau dokter, kode etik keperawatan, dan hukum
keperawatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat dalam menjaga etika
berkomunikasi adalah:
1. Tidak menyentuh wilayah privasi pasien yang dapat menyinggung perasaannya.
2. Menghindari pembicaraan SARA yang bisa menciptakan konflik antar pasien
3. Menghargai pasien yang usianya jauh lebih tua agar tetap menjaga sopan
santun dalam berkomunikasi
4. Jangan menggunakan cara pemaksaan yang berlebihan dalam menginstruksi
pasien.
5. Menjaga kerahasiaan penyakit perawat dalam pengertian tidak membicarakan
kepada orang lain yang tidak berkaitan dengan tugas pelayanan keperawatan.

TUJUAN ETIKA KEPERAWATAN


Menurut American Ethics Commision Bureau on Teaching, tujuan etika
profesi keperawatan adalah mampu:
1. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik keperawatan.
2. Membentuk strategi/cardan menganalisis masalah moral yang terjadi dalam
praktik keperawatan.
3. Menghubungkan prinsip moral/pelajaran yang baik dan dapat dipertanggung
jawabkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan kepada Tuhan, sesuai
dengan kepercayaannya.
Kode etik keperawatan menurut American Nurses Association (ANA) adalah sebagai
berikut:
1. Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat kemanusia
dan keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan-pertimbangan status
sosial atau ekonomi atribut personal, atau corak masalah kesehatannya.
2. Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh infomarsi
yang bersifat rahasia.
3. Perawat melindungi hak klien dan publik bila Kesehatan dan keselamatannya
terancam oleh Praktik seseorang yang tidak berkompeten, tidak etis, atau ilegal.
4. Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan
yang dijalankan masing-masing individu.
5. Perawat memelihara kompetensi keperawatan
6. Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan mengunakan
kompetensi dan kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahkan
konsultasi, menerima tanggung jawab, dan melimpahkan kegiatan keperawatan
kepada orang lain.
7. Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu pengembangan pengetahuan
profesi.
8. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan
meningkatkan standar keperawatan.
9. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan membina
kondisi kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas.
10. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik terhadap
informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas perawat.
11. Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga
masyarakat lainnya dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan nasional
untuk memenuhi kebutuhan kesehatan publik.
12. Tanggung jawab keperawatan, tanggung jawab menunjukkan kewajiban ini
mengarahkepada kewajibanyang harusdilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan
secara profesional. Perawatyang profesional akan bertanggung jawab
atassemua bentuk tindakanklinis keperawatan atau kebidananyang dilakukan
dalam lingkup tugasnya.
Tanggung jawab diperlukan untuk memenuhi kebutuhandan kinerjayang ditampilkan
guna memperoleh hasil pelayanan keperawatan yang berkualitas tinggi.Yang perlu
diperhatikan dari pelaksanaan tanggung jawab adalah memahami secara jelas tentang
uraian tugasdan spesifikasinya sertadapat dicapai berdasarkan standaryang berlaku
atauyangdisepakati. Hal ini berarti perawat mempunyai tanggung jawabyangdilandasi
oleh komitmen, dimana meraka harus bekerja sesuai fungsi tugasyang
dibebankankepadanya tanggung jawab utama perawa tadalah meningkatkan
kesehatan,mencegah timbulnya penyakit, memelihara kesehatan, dan mengurangi
penderitaan. Untuk melaksanakan tanggung jawab utama tersebut, perawat harus
menyakini bahwa:

1.Kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan diberbagai tempat.

2.Pelaksanaan praktik keperawatan dititik beratkanpada penghargaan terhadap


kehidupan yang bermartabatdan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

3.Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan atau keperawatan kepada individu,


keluarga, kelompok,dan masyarakat, perawat mengikut sertakan kelompok dan instansi
terkait.

4.Nilai nilai keperawat an.

Pada tahun1985,“ t he American Assocat ion Collegesof nursing” melaksanakan suatu


proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai keperawatan. Perkumpulan ini
mengidentifikasi nilai nilai keperawatan, yaitu:

1.Aesthetics ( keindahan)

Kualitas objek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang memberikankepuasan


termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi, sensitifitas, dan kepedulian.

2.Altruism (mengutamakan oranglain)

Kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan atau


kebidanan, komitmen arahan, kedermawanan atau kemurahan hati serta ketekunan.
3.Equality (kesetaraan)

Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap asertif,
kejujuran, harga diri dan toleransi.

4.Freedom (Kebebasan)

Memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk percaya diri, harapan, disiplin serta
kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.

5.Human dignity (Martabat manusia)

Berhubungan dengan penghargaan yang lekat terhadap martabat manusia sebagai


individu termasuk didalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan dan penghargaan
penuh terhadap kepercayaan.

6.Justice (Keadilan)

Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal termasuk objektifitas, moralitas,


integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran.

7.Truth (Kebenaran)

Menerima kenyataan dan realita, termasuk akontabilitas, kejujuran, keunikan dan


reflektifitas yang rasional.

TANTANGAN ETIKA PROFESI KEPERAWATAN

Tantangan terhadap etika profesi keperawatan untuk bisa antisipasi adalah sebagai
berikut:

1. Dasar-dasar moral makin memudar


2. Dasar dan sendi-sendi Negara makin menipis
3. Penelitian dan perkembangan ilmu dan tehknologi keperawatan semakin
berkembang pesat
4. Dokter dan perawat tidak mungkin mengusai semua kemajuan ilmu dan
tehknologi keperawatan yang berkembang pesat
5. Globalisasi yang ditandai dengan persaingan dan perang ekonomi disegala
bidang
6. Berbagai kemajuan dan perkembangan masyarakat sebagai pengguna jasa
kesehatan
7. Perubahan-perubahan yang terjadi didalam masyarakat perawat sendiri
8. Meningkatkan kesadaran masyarakat menggunakan jasa pengacara untuk
memperoleh dan membela hak-haknya dalam perawatan kesehatan
Dalam upaya mendorong profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai oleh
pasien, masyarakat atau profesi lain, maka harus memanfaatkan nilai-nilai
keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam
mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian keperawatan menerima
tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara etis profesional.
Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, keadaan tersebut akan
dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak
pasien, akan berdampak terhadap hak-hak pasien, akan berdampak terhadap
peningkatan kualitas asuhan keperawatan.

HUBUNGAN ETIKA DENGAN PRAKTIK KEPERAWATAN

Aplikasi dalam praktik klinis bagi perawat diperlukan untuk menempatkan etika, nilai-
nilai dan perilaku kesehatan pada posisinya. Perawat bisa menjadi sangat frustasi
bila membimbing atau memberikan konsultasi kepada pasien yang mempunyai nilai-
nilai dan perilaku kesehatan yang sangat rendah. Hal ini disebabkan karena pasien
kurang memperhatikan status kesehatannya. Pertama-tama yang dilakukan oleh
perawat adalah berusaha membantu pasien untuk mengidentifikasi etika dan nilai-
nilai dasar kehidupannya sendiri.

Perawat memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan yang berkualitas
berdasarkan standar perilaku etika yang etis dalam praktik asuhan keperawatan.
Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat dan berlanjut
pada diskusi formal maupun informal dengan sejawat. Perilaku yang etis mencapai
puncaknya bila perawat mencoba dan mencontoh perilaku pengambilan keputusan
yang etis untuk membantu memecahkan masalah etika. Dalam hal ini, perawat
seringkali menggunakan dua pendekatan yaitu:

1. Pendekatan berdasarkan Prisip


Pendekatan berdasarkan prinsip, sering dilakukan dalam etika untuk menawarkan
bimbingan untuk tindakan khusus. Beauchamp Childress (1994) menyatakan
empat pendekatan prinsip dalam etika antara lain:
1. Sebaiknya mengarah langsung untuk bertindak sebagai penghargaan
terhadap kapasitas otonomi setiap orang
2. Menghindarkan berbuat suatu kesalahan
3. Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan
segala konsekuensinya.
4. Keadilan menjelaskan tentang manfaat dan resiko yang dihadapi

2. Pendekatan berdasarkan Asuhan Keperawatan


Ketidakpuasaan yang timbul dalam pendekatan berdasarkan prinsip dalam etika
mengarahkan banyak perawat untuk memandang “care”atau asuhan sebagai
fondasi dan kewajiban. Hubungan perawat dengan pasien merupakan pusat
pendekatan berdasarkan asuhan, dimana memberikan langsung perhatian
khusus kepada pasien, sebagaimana dilakukan sepanjang kehidupannya
sebagai perawat. Perspektif asuhan memberikan arah dengan cara bagaimana
perawat dapat membagi waktu untuk dapat duduk bersama dengan pasien,
merupakan suatu kewajaran yang dapat membahagiakan bila diterapkan
berdasarkan etika.
Karakteristik perspektif dari asuhan menurut Taylor (1993) meliputi:
1. Berpusat pada hubungan interpersonal dalam asuhan
2. Meningkatkan penghormatan dan penghargaan terhadap martabat klien atau
pasien sebagai manusia
3. Mau mendengarkan dan mengolah saran-saran dari oranglain sebagai dasar
yang mengarah pada tanggung jawab profesional
4. Mengingat kembali arti tanggung jawab moral yang meliputi kebijakan seperti:
kebaikan, empati, perasaan kasih sayang, dan menerima kenyataan.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa etika dalam praktik


keperawatan sangat berhubungan penting sebagai dasar atau landasan yang
mengatur bagaimana cara perawat melakukan asuhan keperawatan
berdasarkan etika keperawatan agar dapat melakukan sesuai konsep dan
teori keperawatan.

KONSEP MORAL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

Praktik keperawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan perawat dalam mengatasih
masalah keperawatan dengan menggunakan metode ilmiah, bila membicarakan
prakltik keperawatan tidak lepas dari fenomena keperawatan dan hubungan pasien dan
perawat. Fenomena keperawatan merupakan penyimpangan/tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial, dan spiritual), mulai dari tingkat
individu untuk sampai pada tingkat masyarakat yang juga tercermin pada tingkat sistem
organ fungsional sampai subseluler (Henderson, 1978, lih, Ann Mariner, 2003).

Asuhan keperawatan merupakan bentuk dari praktik keperawatan, di mana asuhan


keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan praktik keperawatan yang
diberikan pada pasian dengan menggunakan proses keperawatan berpedoman pada
standar keperawatan, dilandasi etika dan etiket keperawatan. Asuhan keperawatan
ditujukan untuk memandirikan pasien, (Kozier, 1991).

Keperawatan merupakan bentuk asuhan keperawatan kepada individu, keluarga dan


masyarakat berdasarkan ilmu dan seni dan mempunyai hubungan perawat dan pasien
sebagai hubungan professional (Kozier,1991). Hubungan professional yang dimaksud
adalah hubungan terapiutik antara perawat pasien yang dilandasi oleh rasa percaya,
empati, cinta, otonomi, dan di dahulu adanya kontrak yang jelas dengan tujuan
membantu pasien dalam proses penyembuhan dari sakit (Kozier, 1991).

Prinsip- prinsip moral dalam praktik keperawatan :

1. Menghargai otonomi (facilitate autonomy). Suatu bentuk hak individu dalam


mengatur kegiatan/perilaku dan tujuan hiduo individu. Kebebasan dalam memilih
atau menerima suatu tanggung jawab terhadap pilihannya sendiri. Prinsip
otonomi menegaskan bahwa seseorang mempunyai kemerdekaan untuk
menentukan keputusan dirinya menurut rencana pilihannya sendiri. Bagian dari
apa yang diperlukan dalam ide terhadap respect terhadap seseorang, menurut
prinsip ini adalah menerima pilihan individu tanpa memperhatikan apakah pilihan
seperti itu adalah kepentingannya. (Curtin,2002). Permasalahn sari penerapan
prinsip ini adalah adanya variasi kemampuan otonomi pasien yang dipengaruhi
oleh banyak hal, sepeti tinglkat kesadaran, usia, penyakit, lingkungan Rumah
Sakit, ekonomi , tersedianya informasi dan lain-lain (Prihaji, 1995). Contoh :
kebebasan pasien untuk memilih pengobatan dan siapa yang berhak
mengobatinya sesuai dengan yang diinginkan.
2. Kebebasab (freedom). Perilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu
tanpa tekanan atau paksaan pihak lain (Facione et all, 1991). Bahwa siapapun
bebas menentukan pilihan yang menurut pandangannya sesuatu yang terbaik.
Contoh : Klien mempunyai hak untuk menerima dan menolak asuhan
keperawatan yang diberikan
3. Kebenaran (Veracity). Melakukan kegiatan/ tindakan sesuai dengan nilai-nilai
moral dan etikan yang tidak bertentangan (tepat, lengkap). Prinsip kejujuran
menurut Veatch dan Fry (1987) didefinisikan sebagai menyatakan hal yang
sebenarnya dan tidak bohong. Suatu kewajiban untuk mengatakan yang
sebenraanya atau untuk tidak membohongi orang olain. Kebenaran merupakan
hal yang fundametal dalam membangun hubungan saling percaya dengan
pasien. Perawat sering tidak memberitahukan kejadian sebenarnya pada pasien
yang memang sakit parah. Namun dari hasil penelitian pada pasien dalam
keadaan terminal menjelaskan bahwa pasien ingin diberitahu tentang kondisinya
secara jujur (Veatch, 1978). Contoh : Tindakan pemasangan infus harus
dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku dimana klien dirawat
4. Keadilan (Justice). Hak setiap orang untuk diperlakukan sama (faciobe et all,
1991). Merupakan suatu prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua individu.
Artinya individu mendapat tindakan yang sama mempunyai kontribusi yang
relative sama untuk kebaikan kehidupan seseorang.
5. Kemurahan Hati (Benefiecence). Menyeimbangkan hal-hal ynag menguntungkan
dan merugikan/ membahayakan dari tindakan yang dilakukan. Melakukan hal-hal
yang baik untuk orang lain. Merupakan prinsip untuk melakukan yang baik dan
tidak merugikan orang lain/pasien. Prinsip ini sering kali sulit diterapkan dalam
praktik keperawatan. Berbagai tindakan yang dilakukan sering memberikan
dampak yang merugikan pasien, serta tidak adanya kepastian yang jelas apakah
perawat bertanggung jawab atas semua cara yang menguntungkan pasien.
Contoh : Setiap perawat harus dapat merawat dan memperlakukan kelien
dengan baik dan benar.
6. Kesetiaan (Fidelity). Memenuhi kewajiban dan tugas dengan penuh kepercayaan
dan tanggung jawab, memenuhi janji-janji. Veatch dan Fry mendifinisikan
sebagai tanggung jawab untuk tetap setiap pada suatu kesepakatan. Tanggung
jawab dalam konteks hubungan perawat dan pasien meliputi tanggung jawab
menjaga janji, mempertahankan konfidensi dan memberikan perhatian/
kepedulian. Peduli pada pasien merupakan salah satu dari prinsip ketataatan.
Peduli pada pasien merupakan komponen paling penting dalam dari praktik
keperawatan, tertaman pada pasien dalam konsisi terminal (Fry, 1991). Rasa
kepedulian perawat diwujudkan dalam memberi asuhan keperawatan dengan
pendekatan individual, bersikap baik, memberikan kenyamanan dan
menunjukkan kemampuan profesional. Contoh : Bila perawat sudah berjanji
untuk meberikan suatu tindakan, maka tidak boleh mengingkari janji tersebut.
7. Kerahasiaan (Confidentiality). Melindungi informasi yang bersifat pribadi, prinsip
bahwa perawat menghargai semua informasi tentang pasien dan perawat
menyadari bahwa pasien mempunyai hak istimewa dan semua yang
berhubungan dengan informasi pasien tidak untuk disebarkluaskan secara tidak
tepat (Aiken, 2003). Contoh : Perawat tidak boleh menceritakan rahasia klien
pada orang lain, kecuali seijin klien atau seijin keluarga demi kepentingan
hukum.
8. Hak (Right). Berperilaku sesuai dengan perjanjian hukum, peraturan-peraturan
dan moralitas, behubungan dengan hukum legal. (Webster’s, 1998). Contoh :
Klien berhal untuk mengentahuo informasi tentang penyakit dan segala sesuatu
yang perlu diketahuonya. Hak-hak perawat, menurut Claire dan Fagin (1975),
bahwa perawat berhak :
a. Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya.
b. Mengembangkan diri melaui kemampuan kompetensinya sesuai dengan latar
pendidikannya.
c. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan serta standar kode etik profesi.

Anda mungkin juga menyukai