Latar Belakang
Rozzano C. Locsin, RN; PhD, FAAN adalah Profesor Emeritus dari Florida Atlantic
University dan Profesor Keperawatan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Biomedis, Universitas
Tokushima Sekolah Pascasarjana, Universitas Tokushima, Jepang. Dia memegang posisi
Visiting profesor di perguruan tinggi Keperawatan di Thailand, Uganda, dan Filipina. Dia
menulis teori Kompetensi teknologi sebagai Merawat di Keperawatan, Awalnya diterbitkan
oleh Sigma Theta Tau International Press pada tahun 2005, diterjemahkan ke dalam bahasa
Jepang pada tahun 2009, dan saat ini sedang diterbitkan pada nya 4thPencetakan. Sebuah
versi revisi diterbitkan oleh Silliman University Press, Dumaguete City, Filipina pada tahun
2017. Bidang penelitian fokus pada masalah disiplin pada teknologi, peduli, dan
keperawatan.
Para robot telah dating, dan mereka akan mengubah masa depan pekerja selamanya,
namun sampai mereka sedikit lebih mirip denan manusia, mereka tetap membutuhkan kita
disisinya.
Locsin dan Ito tahun 2018 telah membahas ancaman terhadap praktik keperawatan
dengan perawat manusia digantikan oleh robot humanoid. Asuhan keperawatan rutin didikte
sendiri oleh prosedur yang ditentukan dan pemenuhan tugas keperawatan akan baik
dilakukan oleh mesin. Dengan praktek masa depan keperawatan di masa depan berteknologi
maju melampaui pelaksanaan tindakan keperawatan untuk mencapai hasil diprediksi
bagaimana perawat manusia dapat tetap relevan sebagai praktisi keperawatan? Perawat harus
terlibat dalam menentukan aspek praktek mereka dapat didelegasikan kepada teknologi.
Perawat harus mengawasi pengenalan teknologi otomatis artinya intelijen resmi memastikan
praktek mereka untuk menjadi lebih lanjut tentang aspek universal keperawatan manusia
terus dibawah system baru. Pendidikan keperawatan dan penelitian keperawatan akan
berubah untuk mencakup permintaan dibedakan untuk praktek keperawatan professional
dengan dan bukan untuk robot dalam keperawatan kesehatan.
Salah satu alasan utama mengapa mesin cerdas tampaknya mengancam profesi
keperawatan adalah kemungkinan bahwa hal itu akan mengungguli pemikiran manusia.
Namun, mesin ini tidak bisa benar-benar mengungguli pemikiran manusia karena kinerja
termasuk sifat subjektif terus berubah dan khususnya individu yang paling scenario. Hari ini,
daerah dimana kecerdasan buatan resmi gagal untuk bersaing dalam proses pembelajaran
dimana individu secara terus menerus mengambil informasi baru dan memperluas database
pribadi mereka. Hal ini karena kecerdasan buatan resmi tidak dapat secara independen
membentuk konteks baru dan belajar seperti manusia. Karena itu apa yang mungkin akan
terjadi adalah kombinasi dari tenaga manusia yang optimal dan kecerdasan buatan.
Menggabungkan analisis canggih dari kecerdasan buatan dengan pengalaman, pengetahuan
dan keterampilan berpikir kritis perawat akan mengakibatkan membuat penalaran klinis yang
lebih baik dan pengambilan keputusan klinis yang meningkatkan perawatan pasien dengan
biaya lebih rendah.