Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PERIOPERATIF 4

“DISCHARGE PLANING PADA PASIEN POST COLOSTOMY “

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perioperatif 4


Yang dibimbing oleh Ibu Tavip Dwi Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kes

Oleh :

Bramunanto Suprayoga NIM P17211175005

Romida Khurotin A’Yuni NIM P17211175007

Mochammad Fuad Badawi NIM P17211175011

Nurbidadari NIM P17211175013

Andhi Naufal Muhaimin NIM P17211175015

Made Agung Eko Buono NIM P17211175017

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
DIV KEPERAWATAN ALIH JENJANG
Oktober 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “discharge
planing pada pasien post Colostomy“sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas
seminar mata kuliah Perioperatif 4 di Program Studi DIV Keperawatan Alih Jenjang Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai Perioperatif 4
khususnya pada discharge planing pada pasien kolostomi yang disajikan berdasarkan 
pengamatan dari berbagai sumber informasi dan referensi. Semoga tugas ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan  pemikiran  kepada pembaca
khususnya para mahasiswa Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang. 

Dalam penulisan tugas makalah ini, kami tidak lepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang


2. Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
3. Ketua Program Studi DIV Keperawatan Alih Jenjang
4. Ibu Tavip Dwi Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kes dan Tim dosen selaku dosen mata
kuliah Perioperatif 4
5. Semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuannya selama
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan pembuatan tugas di masa yang akan datang.

Malang, 03 Oktober 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kolostomi merupakan sebuah lubang yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding
abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991 dalam Murwani, 2009). Lubang
kolostomi yang muncul dipermukaan yang berupa mukosa kemerahan disebut dengan stoma.
Kolostomi dapat dibuat secara permanen ataupun temporer (sementara) yang disesuaikan
dengan kebutuhan pasien (Murwani, 2009). Perawatan stoma harus diajarkan pada pasien dan
keluarga bersamaan dengan bagaimana menerapkan drainase kantung dan melaksanakan
irigasi. Karena singkatnya masa perawatan (2-4 minggu), pasien belum dapat sepenuhnya
terlatih dalam teknik perawatan stoma sebelum pulang (Smeltzer & Bare, 2002). Dalam
penelitian Panusur dan Nurhidayah (2007), sebagian besar responden pasien kolostomi
(58,33%) mempunyai gambaran diri negatif setelah tindakan kolostominya ketika pasien akan
pulang dari perawatan. Pasien dengan kolostomi akan menganggap bahwa stoma mereka akan
tetap dapat terlihat oleh orang lain walaupun sebenarnya tidak terlihat sehingga mereka
merasa takut akan di tolak oleh pasangan, teman dekat ataupun orang–orang disekitarnya.

Menurut Friedman (1986, dalam Setiawan & Dermawan, 2008), salah satu fungsi
keluarga adalah fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan yang merupakan
fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan. Tujuan dari fungsi ini adalah untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit (Suprajitno, 2004).
Berkembangnya kemampuan seseorang terjadi melalui tahapan tertentu, yang dimulai dari
pembentukan pengetahuan, sikap, sampai dimilikinya keterampilan baru (Suliha, dkk, 2001)

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana perencanaan pulang pada pasien post kolostomi?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui mengenai perencanaan pulang pada pasien post kolostomi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Discharge planning (perencanaan pulang) adalah serangkaian keputusan dan aktivitas-
aktivitasnya yang terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan yang kontinu dan
terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan (Potter & Perry,
2005:1106).
Menurut Kozier (2004), discharge planning didefinisikan sebagai proses
mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain di
dalam atau di luar suatu agen pelayanan kesehatan umum.
2.2 Manfaat
a. Dapat memberikan kesempatan untuk memperkuat pengajaran kepada pasien yang
dimulai dari rumah sakit
b. Dapat memberikan tindak lanjut secara sistematis yang digunakan untuk menjamin
kontinuitas perawatan pasien
c. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada penyembuhan pasien dan
mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan perawatan baru
d. Membantu kemandirian dan kesiapan pasien dalam melakukan perawatan di rumah

2.3 Dasar-dasar Rencana Penyuluhan

1. Monitor Kondisi
a. Stoma di monitor sekurang-kurangnya setiap 8 jam (warnanya pink ke merah, lembab
seperti warna bagian rongga mulut dan melekat dengan baik pada kulit disekitarnya)
b. Kulit diperiksa ada tidaknya iritasi disekitar kantung ostomy

2. Membuang feses dan mengganti kantung


a. Ganti kantong setiap 3-7 hari atau setiap 10-14 hari atau tergantung dari instruksi
produk kantong yang digunakan
b. Ganti juga kantong bila merasa gatal, kantung bocor, atau sensasi perih atau terbakar
c. Mengganti kantong rutin akan memberikan rasa nyaman dan mencegah kantong bocor
atau iritasi jarena feses (kotoran) dan cairan pencernaan bersifat iritasi bagi kulit
sekitar perut
d. Kosongkan kantong ketika sudah 1/3 untuk mencegah kelebihan daya tampung
kantong sehingga dapat tumpah dan menyebabkan iritasi
e. Setiap kali kantong dikosongkan bagian dalam dari ujung kantong harus bersih dan
kering sebelum diklem kembali
f. Jangan lupa bawa ekstra kantong bila bepergian atau kontrol ke dokter untuk
memberikan rasa aman
3. Bila terjadi iritasi:
a. Bersihkan kulit dengan kain atau kasa lembab
b. Keringkan
c. Taburi bedak khusus untuk iritasi, bisa dikonsultasikan dengan dokter agar
diberikan resep obat untuk mengatasi iritasi
d. Pasang kantong dan pastikan bedak atau barrier kulit sudah menempel atau
diserap baik karena akan melapisi kulit pastikan kantong tidak bocor

2.4 Rencana Pulang Pada Pasien Post Colostomy

Rencana Pemulangan (RP) merupakan bagian pelayanan perawatan, yang bertujuan untuk
memandirikan klien dan mempersiapkan pasien untuk untuk mandiri dalam perawatan
Colostomy. Waktu yang terbaik untuk memulai rencana pulang adalah hari
pertama masuk rumah sakit. Klien belum dapat dipulangkan sampai dia mampu
melakukan apa yang diharapkan darinya ketika di rumah. Oleh karena itu rencana
pemulangan harus didasarkan pada :
1. Kemampuan klien untuk melakukan aktifitas sehari-hari dan seberapa jauh tingkat
ketergantungan pada orang lain
2. Ketrampilan, pengetahuan dan adanya anggota keluarga atau teman
3. Bimbingan perawat yang diperlukan untuk memperbaiki dan mempertahankan
kesehatan, pendidikan, dan pengobatan.

Dalam rencana pemulangan yang perlu dianjurkan antara lain:

1. Melakukan personal hygiene


2. Melakukan diet teratur
3. Pernapasan dada seperti, batuk efektif
4. Latihan penguatan otot perut
5. Posisi nyaman untuk istirahat dan istirajat cukup
6. Permudahan gerakan badan dari berdiri ke jalan
7. Tehnik relaksasi seperti, teknik nafas dalam, latihan kaki (leg excercise)
8. Aktifitas yang jangan dilakukan diantaranya, jangan mengangkat berat, melakukan sit
up secara berlebihan

2.5 Instruksi Post Op Colostomy

1. Bekerja
Mendiskusikan dengan dokter atau perawat kapan dapat bekerja. Kebanyakan orang
setelah menjalani operasi dapat kembali bekerja. Jika pekerjaan itu berat konsultasikan
terlebih dahulu kepada dokter, barangkali ada pilihan lain. Memang membutuhkan
waktu untuk menyesuaikan diri dengan kolostomi. Semua orang tidak perlu tahu anda
memiliki kolostomi jadi tidak perlu mau dengan kolostomi karena itu bagian dari diri
anda. Ungkapkan apa yang menjadi kecemasan anda kepada perawat atau dokter
2. Kehidupan Sosial
Seseorang dengan kolostomi masih bisa melakukan aktifitas sosial seperti biasa.
Kolostomi tidak mengganggu, pastikan kantong utuh dan tidak bocor untuk
menambah rasa nyaman dan rasa percaya diri. Mampu mengosongkan kantong
kolostomi secara mandiri
3. Berpakaian
Pada seseorang dengan kolostomi tidak perlu memakai baju khusus, jika merasa
kantong stoma terlihat menonjol dibalik baju konsultasikan dengan perawat untuk
pemulihan kantong yang sesuai dengan baju. Berpakaian yang tebal tidak akan
membuat sakit stoma.
4. Aktifitas / latihan
Ada periode dimana aktifitas harus dibatasi setelah operasi untuk benar-benar
memulihkan kesehatan diri. Jangan menyetir kendaraan minimal 3 minggu setelah
operasi. Jangan mengangkat benda berat minimal 6 minggu setelah operasi, karena
operasi pada area perut menyebabkan posisi duduk atau menahan benda berat berisiko
menimbulkan nyeridi area perut dan tegangnya otot perut. Setelah pulih seharusnya
kolostomi tidak mengganggu olahraga tapi sebaiknya konsultasikan 2 jenis olahraga.
Olahraga yang dianjurkan berjalan kaki atau senam, olahraga dengan kontak fisik
seperti main bola, karate, gulat, harus dihindari karena berpotensi menyebabkan cidera
pada stoma.
5. Kebersihan (Mandi)
Jangan khawatir kantong stoma anti air (waterproof). Kantong stoma dapat dipakai
saat mandi. Jika lemnya bagus maka dapat mandi, berenang dan berendam. Setelah
mandi keringkan kulit secara merata dan bisa menggunakan pengering rambut dengan
panas paling rendah untuk mengeringkan sisi-sisi kantong.
6. Bepergian
Bepergian boeh saja, tapi jangan lupa jika bepergian membawa ekstra kantong stoma
(Stoma bag). Jangan lupa simpan kantong dan perawatan untuk stoma care di bagasi
yang sejuk.
7. Perawatan luka post kolostomi
Luka harus tetap bersih dan kering sampai pada waktu kontrol. Pasien diberitahukan
untuk tidak pantang makanan (kecuali ada riwayat alergi) karena dapat mempengaruhi
proses penyembuhan luka.
8. Diet makanan
a. Makanan yang dapat membuat feses padat: nasi, selai kacang, saus apel, roti
panggang, marsmallows
b. Makanan yang dapat membuat feses lebih sedikit, cair, lebih sering keluar: salad,
kopi, makanan yang digoreng, makanan pedes, jus jeruk
c. Makanan yang jumlahnya harus dibatasi atau dikunyah dengan lembut karena
berisiko menyebabkan penyumbatan: kol, kubis, jagung, jamur, kacang, biji-bijian
dan kulit sayur
d. Makanan yang dapat menyebabkan bau yang kuat (gas): kol, brokoli, bawang
putih, kacang, asparagus, makanan pedes, makanan berminyak, keju
e. Makanan yang dapat mengurangi bau: seledri, persely, mint, ciantro, kemangi dll.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KOLOSTOMI

1. Pengkajian
a. Keadaan stoma :
1) Warna stoma (normal warna kemerahan).
2) Tanda-tanda perdarahan (perdarahan luka operasi).
3) Tanda-tanda peradangan (tumor, rubor, color, dolor, fungsi laese).
4) Posisi stoma.
b. Apakah ada perubahan eliminasi tinja :
1) Konsistensi, bau, warna feces.
2) Apakah ada konstipasi / diare ?
3) Apakah feces tertampung dengan baik ?
4) Apakah pasien/ keluarga dapat mengurus feces sendiri ?
c. Apakah ada gangguan rasa nyeri :
1) Keluhan nyeri ada/ tidak.
2) Hal-hal yang menyebabkan nyeri.
3) Kualitas nyeri.
4) Kapan nyeri timbul (terus menerus / berulang).
5) Apakah pasien gelisah atau tidak.
d. Apakah kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi
1) Tidur nyenyak/ tidak.
2) Apakah stoma mengganggu tidur/tidak.
3) Adakah faktor lingkungan mempersulit tidur.
4) Adakah faktor psikologis mempersulit tidur ?
e. Bagaimana konsep diri pasien ?
1) Bagaimana persepsi pasien terhadap: identitas diri, harga diri, ideal diri, gambaran
diri, & peran.
f. Apakah ada gangguan nutrisi :
1) Bagaimana nafsu makan klien.
2) BB normal atau tidak.
3) Bagaimana kebiasaan makan pasien.
4) Makanan yang menyebabkan diare.
5) Makanan yang menyebabkan konstipasi.
g. Apakah pasien seorang yang terbuka ?
1) Maukah pasien mengungkapkan masalahnya.
2) Dapatkah pasien beradaptasi dgn lingkungan setelah tahu bagian tubuhnya diangkat.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma jaringan
b. Kerusakan intregitas kulit berhubungan dengan pemasangan kolostomi
c. Gangguan konsep diri/citra diri berhubungan dengan perubahan anatomis
d. Gangguan istirahat tidur berhubungna dengan luka insisi akibat tindakan colostomy
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya luka pasca bedah di abdomen
f. Nutrisi kuarang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi tidak adekuat
    INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN/KH INTERVENSI RASIONAL

Gangguan rasa TUJUAN: 1. Kaji keluhan dan skala nyeri 1.Untuk mengetahui sifat dan


nyaman nyeri Diharapkan rasa nyeri2. Motivasi untuk melakukan tingkat nyeri sehingga memudahkan
berhubungan berkurang/hilang tekhnik pengaturan nafas dan dalam memberikan tindakan
dengan trauma KH: mengalihkan perhatian 2. Relaksasi dan retraksi dapat
-   Skala nyeri 0-10
jaringan 3. Hindari sentuhan seminimal mengurangi rangsangan nyeri 
- Wajah tampak rilek
mungkin untuk mengurangi 3. Sentuhan dapat meningkatkan
rangsangan nyeri rangsangan nyeri
4.  Pertahankan puasa 4.Untuk mengistirahatkan usus 
5.  Berikan analgetik sesuai 5. Analgesik membantu memblok jaras
dengan program medis nyeri 
Kerusakan Tujuan : 1.      Jelaskan pentingnya 1.      Meningkatkan pengetahuan pasien
intregitas kulit  dapat mempertahankan merawat luka pada pasien tentang kondisinya dan tindakan yang
berhubungan integritas kulit kolostomi akan dilakukan
dengan Kriteria hasil : 2.      Observasi luka, catat 2.      Perdarahan pasca operasi terjadi
pemasangan -          Iritasi berkurang karakteristik drainase selama 48 jam pertama, dimana infeksi
kolostomi -          Luka kering . 3.      Kosongkan irigasi dan dapat terjadi
bersihkan kantong kolostomi 3.      Menghilangkan bakteri dan
secara ritun mengurangi resiko infeksi
4.      Kolaborasi pemberian 4.      Mengurangi resiko infeksi
antibiotik
Gangguan konsep Tujuan : 1.      Catat perilaku menarik 1.      Dengan masalah pada penilaian
diri/citra diri Menyatakan diri, peningkatan yang dapat memerlukan evaluasi lebih
berhubungan penerimaan diri sesuai ketergantungan, lanjut dan terapi lebih dekat
dengan perubahan situasi manipulasi/tidak terlibat 2.      Menyentuh stoma menyakinkan
anatomis dalam perawatan pasien/keluarga bahwa hal itu tidak
Kriteria hasil : 2.      Berikan kesempatan mudah rusak dan gerakan pada stoma
-          Menerima pada pasien atau orang merupakan peristaltic yang normal
perubahan kedalam terdekat untuk memandang 3.      Ketergantungan pada perawatan diri
konsep diri tanpa harga atau menyentuh stoma, membantu untuk memperbaiki
diri yang negative gunakan kesempatan untuk kepercayan diri dan penerimaan situasi
-         Menunjukkan memberikan tanda positif 4.      Meningkatkan rasa control dan
penerimaan dengan tentang penyembuhan memberikan pesan pada pasien bahwa ia
melihat / menyentuh penampilan normal dsb. dapat menangani masalah tersebut,
stoma dan berpartisipasi Tingkatkan pasien bahwa meningkatkan harga diri
dalam perawatan diri penerimaan memerlukan
-         Menyatakan waktu, baik secara fisik dan
perasaan tentang emosi
stoma / penyakit 3.      Berikan kesempatan
Mulai menerima situasi pasien menerima kolostomi
secara konstruktif melalui partisipasi perawatan
diri
4.      Jadwalkan aktivitas
perawatan dengan pasien
Gangguan Tujuan : 1.      Jelaskan perlunya 1.      Pasien lebih dapat mentoleransi
istirahat tidur Kebutuhan istirahat dan pengawasan fungsi usus gangguan dari staf bila ia memahami alas
berhubungna tidur terpenuhi. dalam operasi awal an/pentingnya perawatan
dengan luka insisi Kriteria Evaluasi : 2.      Berikan system kantong 2.      Flatus/feses berlebihan terjadi
akibat tindakan -          KIien dapat tidur adekuat, kosongkan kantong meski diintervensi, pengosongan pada
colostomy tenang (6-8 jam sehari). sebelum tidur, bila perlu pada jadwal teratur meminimalkan kebocoran
-          Tidak ada faktor jadwal yang teratur 3.      Pasien akan mampu beristirahat
lingkungan dan 3.      Biarka pasien lebih baik bila merasa aman tentang
psikologis yang mengetahui bahwa stoma kolostomi stomanya
mempersulit tidur. tidak akan cedera bila tidur 4.      Nyeri mempengaruhi kemampuan
-          Klien kelihatan 4.      Dukung kelanjutan pasien untuk jatuh/tetap tidur. Obat yang
segar (tidak kebiasaan ritual sebelum tidur tepat waktu dapat meningkatkan
mengantuk). 5.      Kolaborasi berikan istirahat/tidur selama periode awal pasca
analgesic, sedative saat tidur operasi. Catat jaras nyeri pada otak ada
dipusat tidur dan dapat memmpengaruhi
pasien menjadi terbangun
Intoleransi Tujuan : 1.      Jelaskan pentingnya 1.      Gerakan mengurangi spasme otot
aktivitas Diharapkan pasien gerakan/aktivitas bagi pasien akibat bedrest
berhubungan dapat melaukan 2.      Bantu dan latih pasien 2.      Meningkatkan rasa kepercayaan dan
dengan adanya aktivitas sesuai untuk melakukan meminimal resiko dekubitus
luka pasca bedah kondisinya aktivitas/gerakan 3.      Perubahan posisi menurunkan
di abdomen KH: 3.      Ubah posisi secara insiden komplikasi kulit
-          Px mampu mika- periodic sesuai kondisi pasien 4.      Meningkatkan rasa percaya diri dan
miki tanpa bantuan 4.      Motivasi pasien untuk untuk semangat sembuh
-          Px dapat duduk tetap melakukan latihan
sendiri
Nutrisi kurang Tujuan : 1.      Jelaskan pentingnya 1.      Nutrisi dapat mempercepat
dari kebutuhan Diharapkan nafsu nutrisi pada pasien penyembuhan luka
berhubungan makan pasien 2.      Jelaskan makanan yang 2.      Mencegah kondisi yang buruk pada
dengan asupan meningkat dianjurka dan yang pasien
nutrisi tidak KH: dipantangkan 3.      Menurunkan resiko mual, muntah
adekuat -          Bebas tanda 3.      Monitor makanan dalam 4.      Mencegah timbulnya keracunan
malnutrisi porsi sedikit tapi sering makanan atau kondisi pasien yang buruk
-           Pola makan 3 4.      Monitor makanan- 5.      Membantu mengkaji kebutuhan
kali sehari makanan yang dikonsumsi nutrisi pasien dalam perubahan
5.      Kolaborasi dengan ahli pencernaan dan funngsi usus
gizi
h. Evaluasi
Hasil yang diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
1.    Informasi kesehatan terpenuhi
2.    Tidak mengalami injuri pascaprosedur bedah reseksi kolon
3.    Nyeri berkurang atau teradaptasi
4.    Intake nutrisi optimal sesuai tingkat toleransi individu
5.    Infeksi luka operasi tidak terjadi
6.    Kecemasan berkurang
7.    Peningkatan konsep diri atai gambaran diri
8.    Peningkatan aktivitas
DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN POST OP COLOSTOMY

NAMA PASIEN : Tn. N NOMOR REGISTER : 13013

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV


Pengetahuan Tindakan Pertemuan Keluarga Rencana Tindakan Lanjut
Elemen Kegiatan Elemen Kegiatan Elemen Kegiatan Elemen Kegiatan
Edukasi Edukasi Edukasi Edukasi
Aktivitas - Latihan gerak Perawatan - Perawatan Risiko kolostomi Diskusi Perawatan luka - Cara
- Mobilisasi dini luka luka operasi - Iritasi kulit ringan tentang risiko kolostomi mengganti
- Batuk efektif kolostomi - Berkembangnya kolostomi dan
hernia parastomal membersihkan
- Matinya jaringan kantong
pada stoma kolostomi
- Prolaps stoma
- Retraksi dan
obstruksi stoma
Perawatan - Mandi Latihan - Latihan nafas Nutrisi - Jenis makanan
diri - Cara dalam untuk pasien
membersihkan - Latihan batuk post op
kantong efektif kolostomi
kolostomi Latihan jalan
- Cara mengganti
kantong
kolostomi
Nutrisi - Nutrisi post op Obat-obatan - Obat yang
kolostomi dilanjutkan di
- Larangan rumah
makan
- Obat-obatan
yang harus
dikonsumsi
No. Reg. 13013
DISCHARGE PLANNING Nama : Tn. N
Jenis Kelamin : Laki laki
Tanggal MRS : 10-10-2016 Tanggal KRS : 17-10-2016
Bagian : Bagian :
Dipulangkan dari RSU X dengan keadaan
Sembuh
Meneruskan dengan obat jalan
Kontrol : 2 hari setelah pulang dari RS
Waktu : 08.00-11.30
Tempat : poli bedah
Lanjutan keperawatan di rumah (luka operasi, pemasangan gift, pengobatan dan
lain-lain
Melakukan diet teratur
Melakukan personal hygiene
Stres control sebagai pencegahan kekambuhan
Relaksasi untuk pengurangan nyeri
Melakukan tehnik penggantian/pemasangan kantong kolostomi yang baik dan benar
Tehnik perawatan stoma dan kulit sekitar stoma
Aturan diet/nutrisi :
Jadwal makan atau pola makan yang harus dilakukan untuk menyesuaikan kondisi pasien
Memberikan berbagai jenis makanan yang bergizi yang harus dikonsumsi (makanan yang
cukup serat)
Menghindari makanan pedas
Menghindari makanan setengah matang
Menghindari makanan yang mengandung gas
Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya :
Obat antibiotik 10 tablet
Obat antiemetik 6 tablet (jika mual)
Obat analgetik 10 tablet (jika nyeri)
Aktivitas dan istirahat :
Berbagai aktifitas yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh pasien (pasien
tidak boleh melakukan aktifitas berat)
Istirahat yang teratur
Menghindari stress
Hal yang dibawa pulang (hasil laboratorium, foto, EKG, obat, lainnya) :
Hasil lab (USG abdomen, poto polos abdomen 3 posisi, kolonoskopi)
Obat antibiotik
Obat analgesik
Obat antiemetik
Zink Saleb
Leaflet tentang personal hygiene, penggantian/pemasangan kantong kolostomi yang baik
dan benar
Lain-lain :
Malang, 17 Oktober 2016
Pasien/Keluarga Ners

( ) ( )
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bagi pasien post colostomy, perawatan stoma harus diajarkan pada pasien dan
keluarga bersamaan dengan bagaimana menerapkan drainase kantung dan melaksanakan
irigasi. Karena singkatnya masa perawatan (2-4 minggu), pasien belum dapat sepenuhnya
terlatih dalam teknik perawatan stoma sebelum pulang. Pasien dengan kolostomi akan
menganggap bahwa stoma mereka akan tetap dapat terlihat oleh orang lain walaupun
sebenarnya tidak terlihat sehingga mereka merasa takut akan di tolak oleh pasangan, teman
dekat ataupun orang–orang disekitarnya.
3.2 Saran
Perencanaan pulang terhadap pasien post kolostomi hendaknya bertujuan untuk
memandirikan klien dan mempersiapkan pasien untuk untuk mandiri dalam perawatan
Colostomy. Waktu yang terbaik untuk memulai rencana pulang adalah hari pertama masuk
rumah sakit. Klien belum dapat dipulangkan sampai dia mampu melakukan apa yang
diharapkan darinya ketika di rumah.
DAFTAR PUSTAKA

A patient’s guide to colostomy care. 2007. Northwestern memorial hospital.


Brunner and Suddarth.2001. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 vol 2.
      Jakarta: EGC
Effendi, Nasrul. 1998. Dasar Keperawatan Edisi 2. Jakarta: EGC
Hariana, Drs H. Arif. 2005. Resep Mengobati Penyakit Swadaya 

Anda mungkin juga menyukai