Oleh :
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “discharge
planing pada pasien post Colostomy“sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas
seminar mata kuliah Perioperatif 4 di Program Studi DIV Keperawatan Alih Jenjang Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai Perioperatif 4
khususnya pada discharge planing pada pasien kolostomi yang disajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber informasi dan referensi. Semoga tugas ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca
khususnya para mahasiswa Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
Dalam penulisan tugas makalah ini, kami tidak lepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Kolostomi merupakan sebuah lubang yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding
abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991 dalam Murwani, 2009). Lubang
kolostomi yang muncul dipermukaan yang berupa mukosa kemerahan disebut dengan stoma.
Kolostomi dapat dibuat secara permanen ataupun temporer (sementara) yang disesuaikan
dengan kebutuhan pasien (Murwani, 2009). Perawatan stoma harus diajarkan pada pasien dan
keluarga bersamaan dengan bagaimana menerapkan drainase kantung dan melaksanakan
irigasi. Karena singkatnya masa perawatan (2-4 minggu), pasien belum dapat sepenuhnya
terlatih dalam teknik perawatan stoma sebelum pulang (Smeltzer & Bare, 2002). Dalam
penelitian Panusur dan Nurhidayah (2007), sebagian besar responden pasien kolostomi
(58,33%) mempunyai gambaran diri negatif setelah tindakan kolostominya ketika pasien akan
pulang dari perawatan. Pasien dengan kolostomi akan menganggap bahwa stoma mereka akan
tetap dapat terlihat oleh orang lain walaupun sebenarnya tidak terlihat sehingga mereka
merasa takut akan di tolak oleh pasangan, teman dekat ataupun orang–orang disekitarnya.
Menurut Friedman (1986, dalam Setiawan & Dermawan, 2008), salah satu fungsi
keluarga adalah fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan yang merupakan
fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan. Tujuan dari fungsi ini adalah untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit (Suprajitno, 2004).
Berkembangnya kemampuan seseorang terjadi melalui tahapan tertentu, yang dimulai dari
pembentukan pengetahuan, sikap, sampai dimilikinya keterampilan baru (Suliha, dkk, 2001)
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui mengenai perencanaan pulang pada pasien post kolostomi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Discharge planning (perencanaan pulang) adalah serangkaian keputusan dan aktivitas-
aktivitasnya yang terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan yang kontinu dan
terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan (Potter & Perry,
2005:1106).
Menurut Kozier (2004), discharge planning didefinisikan sebagai proses
mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain di
dalam atau di luar suatu agen pelayanan kesehatan umum.
2.2 Manfaat
a. Dapat memberikan kesempatan untuk memperkuat pengajaran kepada pasien yang
dimulai dari rumah sakit
b. Dapat memberikan tindak lanjut secara sistematis yang digunakan untuk menjamin
kontinuitas perawatan pasien
c. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada penyembuhan pasien dan
mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan perawatan baru
d. Membantu kemandirian dan kesiapan pasien dalam melakukan perawatan di rumah
1. Monitor Kondisi
a. Stoma di monitor sekurang-kurangnya setiap 8 jam (warnanya pink ke merah, lembab
seperti warna bagian rongga mulut dan melekat dengan baik pada kulit disekitarnya)
b. Kulit diperiksa ada tidaknya iritasi disekitar kantung ostomy
Rencana Pemulangan (RP) merupakan bagian pelayanan perawatan, yang bertujuan untuk
memandirikan klien dan mempersiapkan pasien untuk untuk mandiri dalam perawatan
Colostomy. Waktu yang terbaik untuk memulai rencana pulang adalah hari
pertama masuk rumah sakit. Klien belum dapat dipulangkan sampai dia mampu
melakukan apa yang diharapkan darinya ketika di rumah. Oleh karena itu rencana
pemulangan harus didasarkan pada :
1. Kemampuan klien untuk melakukan aktifitas sehari-hari dan seberapa jauh tingkat
ketergantungan pada orang lain
2. Ketrampilan, pengetahuan dan adanya anggota keluarga atau teman
3. Bimbingan perawat yang diperlukan untuk memperbaiki dan mempertahankan
kesehatan, pendidikan, dan pengobatan.
1. Bekerja
Mendiskusikan dengan dokter atau perawat kapan dapat bekerja. Kebanyakan orang
setelah menjalani operasi dapat kembali bekerja. Jika pekerjaan itu berat konsultasikan
terlebih dahulu kepada dokter, barangkali ada pilihan lain. Memang membutuhkan
waktu untuk menyesuaikan diri dengan kolostomi. Semua orang tidak perlu tahu anda
memiliki kolostomi jadi tidak perlu mau dengan kolostomi karena itu bagian dari diri
anda. Ungkapkan apa yang menjadi kecemasan anda kepada perawat atau dokter
2. Kehidupan Sosial
Seseorang dengan kolostomi masih bisa melakukan aktifitas sosial seperti biasa.
Kolostomi tidak mengganggu, pastikan kantong utuh dan tidak bocor untuk
menambah rasa nyaman dan rasa percaya diri. Mampu mengosongkan kantong
kolostomi secara mandiri
3. Berpakaian
Pada seseorang dengan kolostomi tidak perlu memakai baju khusus, jika merasa
kantong stoma terlihat menonjol dibalik baju konsultasikan dengan perawat untuk
pemulihan kantong yang sesuai dengan baju. Berpakaian yang tebal tidak akan
membuat sakit stoma.
4. Aktifitas / latihan
Ada periode dimana aktifitas harus dibatasi setelah operasi untuk benar-benar
memulihkan kesehatan diri. Jangan menyetir kendaraan minimal 3 minggu setelah
operasi. Jangan mengangkat benda berat minimal 6 minggu setelah operasi, karena
operasi pada area perut menyebabkan posisi duduk atau menahan benda berat berisiko
menimbulkan nyeridi area perut dan tegangnya otot perut. Setelah pulih seharusnya
kolostomi tidak mengganggu olahraga tapi sebaiknya konsultasikan 2 jenis olahraga.
Olahraga yang dianjurkan berjalan kaki atau senam, olahraga dengan kontak fisik
seperti main bola, karate, gulat, harus dihindari karena berpotensi menyebabkan cidera
pada stoma.
5. Kebersihan (Mandi)
Jangan khawatir kantong stoma anti air (waterproof). Kantong stoma dapat dipakai
saat mandi. Jika lemnya bagus maka dapat mandi, berenang dan berendam. Setelah
mandi keringkan kulit secara merata dan bisa menggunakan pengering rambut dengan
panas paling rendah untuk mengeringkan sisi-sisi kantong.
6. Bepergian
Bepergian boeh saja, tapi jangan lupa jika bepergian membawa ekstra kantong stoma
(Stoma bag). Jangan lupa simpan kantong dan perawatan untuk stoma care di bagasi
yang sejuk.
7. Perawatan luka post kolostomi
Luka harus tetap bersih dan kering sampai pada waktu kontrol. Pasien diberitahukan
untuk tidak pantang makanan (kecuali ada riwayat alergi) karena dapat mempengaruhi
proses penyembuhan luka.
8. Diet makanan
a. Makanan yang dapat membuat feses padat: nasi, selai kacang, saus apel, roti
panggang, marsmallows
b. Makanan yang dapat membuat feses lebih sedikit, cair, lebih sering keluar: salad,
kopi, makanan yang digoreng, makanan pedes, jus jeruk
c. Makanan yang jumlahnya harus dibatasi atau dikunyah dengan lembut karena
berisiko menyebabkan penyumbatan: kol, kubis, jagung, jamur, kacang, biji-bijian
dan kulit sayur
d. Makanan yang dapat menyebabkan bau yang kuat (gas): kol, brokoli, bawang
putih, kacang, asparagus, makanan pedes, makanan berminyak, keju
e. Makanan yang dapat mengurangi bau: seledri, persely, mint, ciantro, kemangi dll.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KOLOSTOMI
1. Pengkajian
a. Keadaan stoma :
1) Warna stoma (normal warna kemerahan).
2) Tanda-tanda perdarahan (perdarahan luka operasi).
3) Tanda-tanda peradangan (tumor, rubor, color, dolor, fungsi laese).
4) Posisi stoma.
b. Apakah ada perubahan eliminasi tinja :
1) Konsistensi, bau, warna feces.
2) Apakah ada konstipasi / diare ?
3) Apakah feces tertampung dengan baik ?
4) Apakah pasien/ keluarga dapat mengurus feces sendiri ?
c. Apakah ada gangguan rasa nyeri :
1) Keluhan nyeri ada/ tidak.
2) Hal-hal yang menyebabkan nyeri.
3) Kualitas nyeri.
4) Kapan nyeri timbul (terus menerus / berulang).
5) Apakah pasien gelisah atau tidak.
d. Apakah kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi
1) Tidur nyenyak/ tidak.
2) Apakah stoma mengganggu tidur/tidak.
3) Adakah faktor lingkungan mempersulit tidur.
4) Adakah faktor psikologis mempersulit tidur ?
e. Bagaimana konsep diri pasien ?
1) Bagaimana persepsi pasien terhadap: identitas diri, harga diri, ideal diri, gambaran
diri, & peran.
f. Apakah ada gangguan nutrisi :
1) Bagaimana nafsu makan klien.
2) BB normal atau tidak.
3) Bagaimana kebiasaan makan pasien.
4) Makanan yang menyebabkan diare.
5) Makanan yang menyebabkan konstipasi.
g. Apakah pasien seorang yang terbuka ?
1) Maukah pasien mengungkapkan masalahnya.
2) Dapatkah pasien beradaptasi dgn lingkungan setelah tahu bagian tubuhnya diangkat.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma jaringan
b. Kerusakan intregitas kulit berhubungan dengan pemasangan kolostomi
c. Gangguan konsep diri/citra diri berhubungan dengan perubahan anatomis
d. Gangguan istirahat tidur berhubungna dengan luka insisi akibat tindakan colostomy
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya luka pasca bedah di abdomen
f. Nutrisi kuarang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi tidak adekuat
INTERVENSI KEPERAWATAN
( ) ( )
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bagi pasien post colostomy, perawatan stoma harus diajarkan pada pasien dan
keluarga bersamaan dengan bagaimana menerapkan drainase kantung dan melaksanakan
irigasi. Karena singkatnya masa perawatan (2-4 minggu), pasien belum dapat sepenuhnya
terlatih dalam teknik perawatan stoma sebelum pulang. Pasien dengan kolostomi akan
menganggap bahwa stoma mereka akan tetap dapat terlihat oleh orang lain walaupun
sebenarnya tidak terlihat sehingga mereka merasa takut akan di tolak oleh pasangan, teman
dekat ataupun orang–orang disekitarnya.
3.2 Saran
Perencanaan pulang terhadap pasien post kolostomi hendaknya bertujuan untuk
memandirikan klien dan mempersiapkan pasien untuk untuk mandiri dalam perawatan
Colostomy. Waktu yang terbaik untuk memulai rencana pulang adalah hari pertama masuk
rumah sakit. Klien belum dapat dipulangkan sampai dia mampu melakukan apa yang
diharapkan darinya ketika di rumah.
DAFTAR PUSTAKA