Anda di halaman 1dari 4

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

CONTOH RISET PENDEKATAN FENOMENOLOGI

Oleh :

RIF’ATUL FITRIYAH (041914253012)

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2019
Judul Artikel : URGENSI PERAN AKUNTANSI DALAM RUMAH TANGGA (Studi
Fenomenologis pada Dosen-Dosen Akuntansi di Universitas Widyatama Bandung)
Jurnal : Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika (JINAH). Vol. 3, No. 1 Tahun 2013.
Penjelasan :
Peneliti mencoba melakukan penelitian tentang peran akuntansi dalam rumah tangga.
Penelitian sebelumnya hanya menganggap akuntansi sebatas pada transaksi-transaksi dalam
laporan keuangan serta untung dan rugi saja, namu lebih dari itu, peneliti berusaha untuk
mengungkap peran penting akuntansi dalam rumah tangga (perencanaan penganggaran,
pencatatan, pengambilan keputusan dan perencanaan jangka panjang rumah tangga).
Penganggaran merupakan bagian terpenting, termasuk dalam rumah tangga. Penganggaran
dapat mengontrol perencanaan keuangan, pengendalian dan pengelolaan aset keluarga dalam
mencapai tujuan kolektif keluarga. Terdapat rumah tangga yang masih belum mampu
mengelola keuangannya sendiri, sehingga perlu dilakukan pembelajaran yang lebih lagi.
dampak bagi rmah tangga yang tidak mampu melakukan pengelolaan keuangannya sendiri
adalah kehancuran keuangan dan mendorong rumah tangga tersebut dalam hutang yang terus
menerus.
Manajemen keuangan dalam rumah tangga akan dianggap lebih baik apabila
dilakukan oleh seorang istri. Tidak ada seorang pun yang ingin mengalami kondisi keuangan
yang buruk, namun pada kenyataannya masih banyak ditemukan orang-orang yang tidak
menyadari bahwa pentingnya manajemen keuangan dalam rumah tangga. Empat kategori
praktek akuntansi dalam rumah tangga pada penelitian ini lebih difokuskan pada empat hal,
diantaranya adalah sebagai berikut: (1) penganggaran, (2) pencatatan, (3) pengambilan
keputusan dan (4) perencanaan keuangan jangka panjang.
Sumber data penelitian ini merupakan catatan hasil wawancara dengan informan,
pendalaman latar belakang informan, catatan hasil pengamatan serta dokumen-dokumen yang
mungkin masih terkiait dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan observasi langsung dan wawancara yang
mendalam kepada informan. Peneliti juga ikut berperan dengan terlibat mengikuti orang-
orang yang akan diteliti dalam kehidupan sehari-hari, melihat apa yang mereka lakukan,
kapan, dengan siapa, dalam keadaan apa dan menanyai mereka tentang tindakan mereka.
Kehadiran peneliti untuk berinteraksi secara langsung dengan informan diharapkan mampu
memberikan pemahaman lebih berkaitan dengan fenomena yang diamati.
Judul Artikel : Praktik Akuntansi untuk Aset Bersejarah Studi Fenomenologi pada Museum
Aceh
Jurnal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA). Vol. 2. No. 2
Tahun 2017.
Penjelasan :
Saat ini aset merupakan salah satu permasalahan akuntansi yang banyak mendapatkan
kendala atau kekurangan dalam penerapan akuntansinya. Salah satu bentuk akuntansi aset
yang masih menjadi isu perdebatan para ahli ekonom ialah akuntansi untuk aset bersejarah,
baik itu dari segi pengakuannya, metode penilaian yang digunakan maupun
pengungkapannya dalam laporan keuangan. Aset bersejarah juga merupakan sebuah aset
dengan kualitas sejarah, seni, ilmiah, teknologi, geofisik atau lingkungan yang dipegang dan
dipelihara untuk berkontribusi ideologis bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Permasalahan aset bersejarah dalam tahap pengakuan ialah masih adanya perdebatan
penggolongan aset bersejarah sebagai aset atau kewajiban dalam neraca. Sejumlah dewan
standar akuntansi nasional dan internasional sepakat menganggap bahwa aset bersejarah
merupakan aset dan dimasukkan dalam neraca untuk meningkatkan kualitas informasi yang
dilaporkan. Permaslaahan selanjutnya adalah tahap penilaian aset bersejarah. Setiap negara
memiliki metode penilaian masing-masing sesuai dengan kondisi dan situasi di masing-
masing negara dan untuk saat ini juga standar akuntansi nasional maupun internasional belum
mempunyai standar untuk metode penilaian aset bersejarah yang dapat digunakan secara
universal atau menyeluruh. Permasalahan aset bersejarah juga terdapat pada tahap
pengungkapan. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting, karena sebagai pengelola
dan pemelihara aset bersejarah pemerintah harus menyajikan laporan keuangan untuk
transparansi serta akuntabilitas terhadap manfaat yang mereka peroleh dari aset bersejarah
tersebut.
Pengungkaoan dilakukan untuk melihat kinerja pada aset bersejarah seperti
pemasukan dan pengeluaran yang dilakukan untuk aset bersejarah. Penelitian tentang
akuntansi untuk aset bersejarah belum banyak dilakukan di Indonesia. Hal ini terjadi karena
akibat adanya keterbatasan sumber daya informasi dan anggapan “tabu” mencampurkan
sejarah dengan hal ekonomi bagi sebagian ahli sejarah dan arkeolog di Indonesia. Berbeda
dengan di Indonesia, penelitian mengenai aset bersejarah telah banyak dilakukan di negara
lain, seperti Italia. Penelitian mengenai definisi aset bersejarah itu sendiri menjadi tantangan
besar bagi para ahli ekonomi. Pada hakikatnya, semua penelitian yang telah disebutkan
sebelumnya merupakan upaya menemukan perlakuan yang tepat untuk akuntansi aset
bersejarah, baik itu dari segi pengakuan, penilaian maupun pengungkapannya pada laporan
keuangan pemerintah daerah. Semakin tinggi nilai budaya, seni dan sejarahnyasemakin tinggi
pula tuntutan upaya pelestarian dan konservasinya. Penelititan ini berfokus pada praktek
penerapan akuntansi bagi aset bersejarah yang ada di Indonesia, khususnya di Provinsi Aceh,
baik dari segi pengakuan, penilaian dan pengungkapannya pada laporan keuangan. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, karena dengan metode
ini diyakini dapat memberi rincian yang kompleks mengenai fenomena yang ada.
Pendekatan fenomenologi dianggap sesuai dengan penelitian ini karena
bersinggungan dengan unsur sosial, budaya dan juga sejarah. Pendekatan fenomenologi
dalam penelitian ini juga digunakan untuk menjelaskan secara lebih mendalam tentang
fenomena yang terjadi pada objek penelitian, seperti pihak pengelola aset bersejarah.

Anda mungkin juga menyukai