Anda di halaman 1dari 4

STROKE ISKEMIK

Definisi
Stroke yang terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak.

Klasifikasi
1. Aterotrombotik (80%)
2. Emboli (20%)

Faktor Resiko
1. Hipertensi kronis
2. Diabetes Melitus
3. Fibrilasi atrium
4. Kolesterol
5. Alkohol
6. Merokok

Patogenesis
Trombus / emboli pada pembuluh darah

Penurunan perfusi oksigen dan nutrisi ke otak

Sel-sel saraf mengalami iskemik

Jika sel saraf mengalami iskemik 80% atau lebih


(CBF 10 ml/100gr jaringan otak/menit)

Kerusakan ireversibel dalam beberapa menit

Tanpa pasokan darah yang memadai, sel-sel


otak kehilangan kemampuan produksi ATP

Penurunan ATP, pompa NaK berhenti berfungsi

Neuron membengkak
Peningkatan konsentrasi kalium intrasel (kompensasi tubuh)

terjadi proses eksitotoksisitas (sel-sel otak melepaskan


neurotransmiter eksitatorik glutamat dalam jumlah banyak

Merangsang aktivitas kimiawi dan listrik di sel otak lain dengan


melekat ke suatu molekul di neuron lain, reseptor N-metil-D-aspartat

Pengaktivan enzim NOS, terbentuknya molekul gas NO

Penguraian dan kerusakan struktur-struktur sel yang vital melalui


perlemahan DNA neuron

Pengaktivan enzim PARP

Mempercepat eksitoksitas setelah iskemik

Deplesi energi yang hebat dan kematian sel (apoptosis)

Sel-sel otak mati

Jaringan otak yang mengalami infark, bengkak dan dapat


menimbulkan tekanan dan distorsi serta merusak batang otak

Gejala dan Tanda


1. Munculnya mendadak satu atau lebih defisit neurologis fokal
2. Baal/lemas mendadak di wajah, lengan/tungkai terutama di salah satu sisi tubuh
3. Gangguan penglihatan seperti penglihatan ganda/kesulitan melihat pada satu/kedua mata
4. Bingung mendadak
5. Tersandung selagi berjalan, pusing bergoyang, hilangnya keseimbangan atau koordinasi
6. Nyeri kepala mendadak tanpa sebab yang jelas
Diagnosis
1. Anamnesa
 Ditemukan kelumpuhan anggota gerak sebelah badan, mulut mencong atau bicara pelo,
dan tidak dapat berkomunikasi dengan baik. Timbul sangat mendadak.
 Faktor resiko, obat-obat yang sedang dipakai, RPK dan penyakit lainnya.
 Pada kasus-kasus berat, yaitu dengan penurunan kesadaran-koma, dilakukan pencatatan
perkembangan kesadaran sejak serangan dimulai.
2. Pemeriksaan fisik
 Setelah penentuan keadaan kardivaskular pasien serta tanda vital, tentukan juga tingkat
kesadaran pasien. Jika kesadaran menurun, tentukan dengan penilaian GCS. Jika pasien
sadar, tentukan berat kerusakan neurologis yang terjadi, disertai pemeriksaan saraf otak
dan motorik apakah fungsi komunikasi masih baik atau adakah disfasia.
 Refleks-refleks batang otak
 Refleks pupil terhadap cahaya
 Refleks kornea
 Refleks okulosefalik
 Refleks respirasi
 Apakah terdapat pernafasan Cheyne Stoke
 Hiperventilasi neurogen
 Apneustik dan ataksik
3. Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium
 Pemeriksaan darah rutin
 Pemeriksaan kimia darah lengkap
- Gula Darah Sewaktu

Pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia reaktif. Gula darah dapat mencapai
250mg dalam serum dan kemudian berangsur turun.

- Kolesterol, ureum, kreatinin, asam urat, fungsi hati, enzim SGOT/SGPT?CPK,


dan profil lipid (TGA, LDL-HDL kolesterol serta total lipid).
 Pemeriksaan hemostasis

PT, APTT, kadar fibrinogen, D-dimer, INR, vikositas plasma.

 Pemeriksaan tambahan dilakukan atas indikasi

Protein S, C, ACA, hemosistein

 Pemeriksaan neurokardiologi

Pada sebagian kecil pasien stroke, terdapat juga perubahan EKG.

 Pemeriksaan radiologi
- CT-scan: segera memperlihatkan perdarahan intraserebral.
- Foto toraks: apakah terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu
tanda hipertensi kronis pada pasien stroke.

Penatalaksanaan
1. Meminimalisasi kerusakan otak

2. Menekan mortalitas

3. Mencegah dan mengobati komplikasi

4. Menhindari kecacatan yang lebih berat

5. Memaksimalkan fungsi

6. Mencegah stroke berulang

7. Mempercepat masa perawatan di rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai