Anda di halaman 1dari 22

ASSALAMU’ALAIKUM

WR.WB
Ketua : Fitria Rahma (1102019085)
Sekretaris : Aqillah Munawwarah (1102019029)
Anggota :
1. Ananda Putri Yandika (1102019015)
2. Fahmi Yudin (1102019071)
3. Denis Dida Fahrezzi (1102019057)
SKENARIO 1 4. Camila Irianti Hadi Putri (1102019043)
5. Izzatul Dadang Eryando (1102019099)
6. Ade Ruslan (1102019001)
7.M. Iqbal Abdurrahman H. (1102019113)
8. Rihadatul Ais Kaziah (1102018117)
3
HIPOTESIS

Tetanus adalah kondisi kaku diseluruh tubuh akibat bakteri Clostridium tetani, yang dapat ditularkan dengan Luka yang
disebabkan oleh benda menusuk kulit seperti paku, serpihan kaca, jarum, luka bakar, prosedur operasi, gigitan serangga.
Untuk mencegah penyakit tetanus harus diberikan vaksin. Vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh
untuk menghasilkan kekebalan. Jenis vaksinasi tetanus yaitu Difteri dan tetanus(DT); Difteri,tetanus,dan pertusis
(DTaP); Vaksin tetanus dan difteri (Td); Tetanus, difteri , dan pertusis (Tdap). Vaksinasi tetanus dapat diberikan saat 2
pekan sebelum menikah, 1 bulan setalah suntik pertama, 6 bulan setelah suntik kedua, 12 bulan setelah suntik ketiga, 12
bulan setelah suntik keempat. Vaksinasi dapat diberikan dengan suntikan intramuscular, intradermal, subkutandan
peroral. Cara kerja vaksin tetanus yaitu ketika diberikan vaksin tetanus, sistem kekebalan tubuh akan membentuk zat
antibodi terhadap toksin yg dihasilkan. Efeksamping pemberian vaksin dpt terjadi bintil sementara ditempat suntikan,
kemerahan, pembengkakan dan rasa nyeri bisa menyebabkan alergi tetapi jarang. Vaksinasi tetanus diberikan pada
pasangan yg ingin menikah untuk mencegah penyakit tetanus yang dapat terjadi pada bayi akibat pemotongan tali pusar
yg tidak higenis, dan melindungi ibu terhdapat kemungkinan tetanus apabila terluka.
SASARAN BELAJAR
Sasaran Belajar
LI. 1. Memahami dan Mempelajari Imunitas Tubuh
1.1. Klasifikasi
1.2. Ciri-ciri
1.3. Mekanisme terbentuknya kekebalan
LI. 2. Memahami dan Mempelajari Antigen dan Antibodi
2.1 Definisi
2.2 Klasifikasi
2.3 Proses menstimulasi kekebalan
LI. 3. Memahami dan Mempelajari Imunisasi dan Vaksinasi
3.1 Klasifikasi dan mekanisme imunisasi aktif dan pasif
3.2 Jenis, komposisi, waktu pemberian, cara, dan efeksamping vaksinasi tetanus
LI .4 Memahami dan mempelajari Pandangan Islam Terhadap Vaksinasi
LI. 1 Memahami dan Mempelajari Imunitas Tubuh
1.1 Klasifikasi

• Non Spesifik
Daya tahan terhadap berbagai bibit penyakit yang tidak selektif, artinya tubuh
seseorang harus mengenal dahulu jenis bibit penyakitnya dan tidak harus
memilihnya satu bibit penyakit tertentu saja untuk dihancurkannya. Sistem imun
ini bertindak sebagai lini pertama dalam menghadapi infeksi dan tidak perlu
menerima pajanan sebelumnya, bersifat tidak spesifik karena tidak ditunjukkan
terhadap patogen atau mikroba tertentu, telah ada dan berfungsi sejak lahir.
Mekanisme pertahanan ini berperan sebagai garis pertahanan pertama dan
penghambat kebanyakan patogen potensial sebelum menjadi infeksi yang tampak.
• Spesifik

Daya tahan tubuh yang khusus untuk jenis bibit penyakit tertentu saja.
Hal ini mencakup pengenalan dahulu terhadap bibit penyakit, kemudian
memproduksi antibodi atau T-limfosit khusus yang hanya akan bereaksi
terhadap bibit penyakit tersebut (Irianto, 2012). Respon sistem imun
spesifik lebih lambat karena dibutuhkan sensitisasi oleh antigennamun
memiliki perlindungan lebih baik terhadap antigen yang sama. Sistem
imun ini diperankan oleh Limfosit B dan Limfosit T yang berasal dari sel
progenitor limfoid.

7
8
L.O. 1.2 Ciri-ciri
L.O. 1.3 Mekanisme terbentuknya
kekebalan
• Non Spesifik
Sistem imun alami merupakan pertahanan tubuh yang pertama kali bekerja
saat terdapat invasi. Sistem ini umumnya aktif sampai 12 jam pertama sejak
invasi organisme. Sel yang berperan dalam sistem imun alami di antaranya
adalah makrofag dan natural killer cell. Sel-sel tersebut dinamakan fagosit
karena akan melawan invasi dengan cara fagositosis (penelanan organisme
asing).
• spesifik
Aktivasi dari respon imun pada umumnya berawal dari masuknya patogen ke
dalam tubuh. Kemudian makrofag akan mencerna(memakan), memproses, dan membuat
fragmen antigen pada tubuh mereka. Makrofag dengan pengenalan fragmen pada tubuhnya
disebut Antigent Presenting Cell (APC). Kemudian sel T helper akan mendeteksi fragmen
tersebut dan membentuk interaksi dengan fragmen di permukaan APC. Saat proses interaksi,
APC akan menegeluarkan sinyal kimia dalam bentuk Interleukin-1 yang merangsang sel T
helper untuk melepas Interleukin-2. Zat kimia Interleukin ini akan merangsang proliferasi dari
sel T efektor jenis sel T sitotoksin dan sel B. Respon imun dalam poin ini kemudian akan
terbagi menjadi dua jalur, yaitu: sel T sitotoksin dan sel B.

11
LI.2 Memahami dan Mempelajari Antigen dan Antibodi
2.1 Definisi

Antigen
Antigen adalah bahan yang berinteraksi dengan produk respons imun yang dirangsang
oleh immunogen spesifik seperti antibody atau TCR. Antigen lengkap adalah antigen
yang menginduksi baik respons imun maupun bereaksi dengan produknya. Yang disebut
dengan antigen inkomplit atau hapten, tidak dapat dengan sendiri menginduksi respons
imun, tetapi dapat bereaksi dengan produknya seperti antibodi. Hapten dapat dijadikan
imunogen melalui ikatan dengan molekul besar yang disebut molekul atau protein
pembawa.

Antibodi
Antibodi adalah bahan glikoprotein yang diproduksi sel B sebagai respons terhadap
rangsangan immunogen. Merupakan molekul sistem kekebalan. Molekul ini berikatan
dengan antigen untuk kemudian dikenali, diingat dan dihancurkan karena dikenali
sebagai benda asing yang merugikan tubuh kita.
12
L.O. 2.2 Klasifikasi
Antigen dapat dibagi menurut :
• epitop (atau determinan antigen, yaitu bagian dari antigen
yang dapat membuat kontak fisik dengan reseptor antibodi,
menginduksi pembentukan antibodi yang dapat diikat dengan
spesifik oleh bagian dari antibodi atau oleh reseptor antibodi)
• Spesifisitas
• ketergantungan terhadap sel T
• Sifat kimiawi

13
2.3 Proses menstimulasi kekebalan
1) Antibodi terbentuk secara alami di dalam tubuh manusia dimana substansi tersebut
diwariskan dari ibu ke janinnya melalui intraplasenta. Antibodi yang dihasilkan pada bayi
yang baru lahir titer masih sangat rendah, dan nanti antibodi tersebut berkembang seiring
perkembangan seseorang

2) Pembentukan antibodi karena keterpaparan dengan antigen yang menghasilkan reaksi


imunitas, dimana prosesnya adalah: Misalnya bakteripatogen. Saat antigen (bakteri patogen)
masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan meresponnya karena itu dianggap sebagai benda asing.
karena bakteri ini sifatnya interseluler maka dia tidak sanggup untuk di hancurkan dalam
makrofag karena bakteri ini juga memproduksi toksin sebagai pertahanan tubuh. Oleh karena itu
makrofag juga memproduksi APC yang berfungsi mempresentasikan antigen terhadap limfosit,
agar respon imun berlangsung dengan baik. Ada dua limfosit yaitu limfosit B dan limfosit T.

14
LI. 3 Memahami dan mempelajari Imunisasi dan Vaksin

3.1 Klasifikasi dan mekanisme imunisasi dan vaksin

• Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif terdiri dari induksi tubuh untuk mengembangkan
pertahanan terhadap penyakit dengan merangsang sistem imun untuk
menghasilkan antibodi dan respon imun seluler yang memberi
perlindungan terhadap agen infeksi. Disini tubuh secara aktif
memproduksi sendiri antibodinya
• Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif terjadi bila seseorang menerima antibodi atau produk sel dari
orang lain yang telah mendapat imunisasi aktif (Baratawidjaja, 2012). Imunisasi
pasif terdiri dari pemberian proteksi sementara melalui pemberian antibodi yang
dihasilkan secara eksogen. Imunisasi pasif bisa terjadi melalui pemindahan
antibodi transplasenta pada janin, yang memberi proteksi terhadap penyakit
selama 3-6 bulan pertama kehidupan, dan injeksi imunoglobulin untuk tujuan 15
pencegahan infeksi. Agen imunisasi yang digunakan adalah imunoglobulin dan
antitoksin
Vaksinasi

1. Vaksin yang dilemahkan


Vaksin jenis ini memerlukan replikasi organismenya ( terutama virus ) pada penerimaan vaksin untuk
meningkatkan rangsangan antigen. Proses melemahkan antigen tersebut dilakukan melalui pembiakan sel,
pertumbuhan jaringan embrionik pada suhu rendah.
Contoh : Polio Sabin, Meales, Mumps, Rubella, Varicella, Yellow fever, BCG, Ty21a ( Vaksin oral tofoid).

2. Vaksin yang dimatikan


Vaksin ini mengandung organisme yang tidak aktif setelah melalui proses pemanasan atau penambahan
bahan kimiawi ( misalnya : aseton, formalin, timerosal, fenol ). Biasanya pemberian vaksin ini perlu beberapa
dosis dan diperlukan bahan anjuvan untuk meningkatkan respon imunologis
Contoh : Polio Salk, Influenza, Hepatitis A, Pertussis, Cholera, Antraks.

16
3.2 Jenis, komposisi, waktu pemberian, cara, dan efeksamping
vaksinasi tetanus

17
Vaksin Toksoid Tetanus :
Vaksin TT adalah vaksin yang mengandung toksoid tetanus yang telah
dimurnikan yang teradsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal
0.1 mg/ml digunakan sebagai pengawet. Satu dosis 0.5 ml vaksin mengandung
potensi sedikitnya 40 lU. Vaksin TT digunakan untuk pencegahan tetanus pada
bayi yang baru lahirdengan mengimunisasi wanita subur,dan juga untuk
pencegahan tetanus.

Komposisi :
Setiap ml mengandung:
Toksoid tetanus yang dimurnikan 20Lf, Aluminum fosfat 3 mg, Thimerosal
0.1mg

18
Cara Pemberian, Dosis dan Jadwal:
Vaksin harus dikocok dulu sebelum digunakan untuk menghomogenkan suspensi.Vaksin harus
disuntikkan secara intramuskular atau subkutan dalam.

Imunisasi TT untuk pencegahan terhadap tetanus/tetanus neonatal dari 2 dosis primer 0.5ml yang
diberikan secara intramuskuler atau subkutan yang dalam, dengan interval 4 minggu kemudian
dilanjutkan dengan dosis ke-3, pada 6-12 bulan berikutnya.

Untuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada wanita usia subur (WUS), maka
dianjurkan diberikan 5 dosisTT .Dosis ke-4 diberikan 1 tahun setelah dosis ke-3, dan dosis ke-5
diberikan 1 tahun setelah dosiske-4. ImunisasiTT dapat diberikan selama masa kehamilan, bahkan
pada periode trimester pertama.

Tujuannya, untuk melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum, melindungi ibu terhadap
kemungkinan tetanus apabila terluka, pencegahan penyakit pada ibu hamil dan bayi kebal terhadap
kuman tetanus, serta untuk mengeliminasi penyakit tetanus pada bayi baru lahir.
Pemberian vaksin : Pada WUS (wanita usia subur) usia 15-39 tahun, pada anak SD kelas II & III
pada program BIAS
19
TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan dosis 0,5 cc disuntikkan secara intramuskuler atau
subkutan.
20
Efek samping:
Lazim: rasa nyeri ringan pada tempat suntikan sampai beberapa
hari. Tidak lazim: sakit kepala, letargi, malaise, pegal-pegal dan
demam. Sangat jarang terjadi: anafilaksis, urtikaria, peripheral
neuropathy.
22

Anda mungkin juga menyukai