Anda di halaman 1dari 11

Rambu-Rambu Penilaian Diskusi

 Jika mahasiswa menunjukkan pendapat sesuai dengan teori,


bersumber dari BMP, data yang valid maka mahasiswa diberikan
skor 80 – 100.
 Jika mahasiswa menunjukkan pendapat disertai dengan dua unsur
berikut: sesuai teori, bersumber dari BMP, data valid maka
mahasiswa diberikan skor 60-80.
 Jika mahasiswa menunjukkan pendapat disertai dengan satu unsur
berikut: sesuai teori, bersumber dari BMP, data valid maka
mahasiswa diberikan skor 40-60.
 Jika mahasiswa menunjukkan pendapat tanpa disertai unsur
penguat, seperti: sesuai teori, bersumber dari BMP, data valid maka
mahasiswa diberikan skor 20-40
 Jika mahasiswa hanya memberi pendapat penguatan pendapat
teman lainnya mahasiswa diberikan skor 0-20

 kusikanlah !!
 Masalah ketahanan Nasionnal bukan saja dari ketahanan Militer saja, namun
pada bidang lainnya, seperti ekonomi, sosial, dan agama, nah dari hal
tersebut bagaimanakah pandangan saudara terkait ketahanan nasional
Indonesia, salah satu contoh marakya pencurian ikan di laut NKRI oleh
nelayan bangsa lain bukti bahwa salah satu bidang pertahanan kelautan kita
perlu di evaluasi. Apa pandangan anda terkait hal tersebut dan jelaskan
upaya apa saja yang perlu dilakukan agar tidak terjadi hal serupa......

Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara Indonesia di rancang atas


dasar pertimbangan

 Melakukan pertahanan dari setengah musuh


.
Should not have been checked.
 Bersaing dengan negara tetangga
.
Should not have been checked.
 Untuk melaksanakan perluasan ke negara tetangga
.
Should not have been checked.
 Perkirakan bahaya musuh ke depan
.
C o r r e c t a n s w e r .
C o r r e c t a n s w e r .
Benar

Menurut Ivan S. Bloch, selama kurun waktu 3357 tahun terdapat 227 tahun tenang
dan 3130 tahun perang. Data ini bermakna bahwa

 Jika ingin tenang maka siaplah untuk berperang


.
Should not have been checked.
 Perang ialah kehidupan normal
.
Should not have been checked.
 perang ialah kelajutan dari politik
.
Should not have been checked.
 Umat insan cenderung sukaberperang
.
Should not have been checked.

You got 1 out of 1 points


1/1
Capacity Building ialah seni administrasi untuk meningkatkan kinerja
pemerintah supaya lebih efisien dan efektif serta

 Responsive
.
C o r r e c t a n s w e r .
C o r r e c t a n s w e r .
Benar
Should have been checked.
 Dapat dipercaya
.
Should not have been checked.
 Mampu menjalankan tugas
.
Should not have been checked.
 mempersembahkan pelayanan

Good Governance menggambarkan perubahan kiprah pemerintah dari


mempersembahkan pelayanan pada masyarakat menjadi...

 Inisiator
.
Should not have been checked.
 Fasilitator
.
C o r r e c t a n s w e r .
C o r r e c t a n s w e r .
alasannya yaitu menjadi fasilitator (enabler)
Should have been checked.
 Dinamisator
.
Should not have been checked.
 regulator

Salah satu kendala pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia yaitu....

 Kuatnya aparatur birokrasi


.
Should not have been checked.
 Lemahnya konrol wakil rakyat
.
C o r r e c t a n s w e r .
Benar
Should have been checked.
 Sentralisasi pemerintahan
.
Should not have been checked.
 Struktur permintaanyang berjenjang

Tugas.1
Buatlah artikel dengan tema sebagai berikut  (pilih salah satu tema ) :

1. KETAHANAN NASIONAL BID MILITER (NATUNA DALAM ANCAMAN NEGARA


ASING/CHINA)
2. PERANAN PENGAMALAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI
3. PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA MERUPAKAN ANCAMAN BAGI KETAHANAN
NASIONAL

Adapun ketentuan artikel sbb:

1. Minimal 7 halaman dan  maksimal 10 halaman


2. Tidak boleh plagiat
3. Daftar pustaka yang digunakan minimal bersumber dari modul mkdu 4111, jurnal
ilmiah dilingkungan UT, dan minimal 5 buku lainnya
4. Susunan artikel : Pendahuluan, kajian Pustaka, pembahasan, penutup ( Meliputi
simpulan dan saran )
5. Artikel ditulis dengan huruf Time News Roman Ukuran 12, halaman depan diberi
kover yang berisi judul artikel, logo UT,dan  identitas mahasiswa
6. Waktu pengerjaan 2 minggu
Politik nasional adalah asas, haluan dan kebijaksanaan negara tentang
pembinaan serta penggunaan potensi nasional dalam bangnas untuk
mencapai tujuan nasional. Politik nasional mencakup politik dalam negeri,
politik ekonomi, politik pertahanan dan keamanan. Faktor yang
mempengaruhi politik nasional ialah ideologi, ekonomi, sosial budaya dan
Hankam.
Stranas adalah “tata cara” untuk melaksanakan politik/kebijaksanaan
nasional untuk mencapai sasaran dan tujuan nasional. Kebijaksanaan
nasional (National Policies) yaitu rencana alokasi sumber kemampuan bangsa,
dari rincian langkah-langkah dan tahapan waktu yang diperlukan untuk
mencapai sasaran nasional. Sasaran nasional (National Objectives) yaitu
kondisi nyata yang hendak dicapai dengan melibatkan usaha dan sumber
kemampuan yang tersedia yang telah ditetapkan melalui kebijaksanaan
nasional. Sasaran nasional ini kemudian diwujudkan melalui sejumlah
kegiatan nasional (National Commitment). Landasan politik dan strategi
nasional ialah Tannas, Wasantara, UUD 1945, dan Pancasila. Sistem
perencanaan strategik adalah perangkat untuk mengendalikan seluruh tingkat
perencanaan dalam upaya mencapai sasaran nasional. Untuk itu, diperlukan
perencanaan strategik guna menghadapi masa depan yang merupakan
alternatif strategi terbaik dalam menghadapi ATHG yang mungkin timbul
demi membangun kemampuan dan ketangguhan. Polstranas pada hakikatnya
adalah kebijaksanaan nasional dalam menentukan cita-cita, tujuan, sasaran,
program, dan cara-cara mencapainya.
Wujud Polstranas dalam negara kesatuan Republik Indonesia adalah GBHN
yang ditetapkan oleh MPR. Untuk melaksanakan GBHN tersebut MPR
menugaskan kepada Presiden/Mandataris MPR. Selain melaksanakan GBHN,
MPR menugaskan kepada Presiden/Mandataris MPR menyusun dan
menetapkan Repelita. Presiden menetapkan arahan landasan kerja, tugas
pokok, dan sasaran untuk melaksanakan GBHN. Lembaga pemerintah
departemental dan non-departemental sesuai dengan arahan Presiden
menyusun rencana strategik sesuai dengan bidang pembangunan sebagai
bahan Repelita untuk kemudian dijabarkan dalam pelaksanaan pembangunan
tahunan (APBN).Untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional tersebut maka
dilakukan bangnas secara berkelanjutan (era pembangunan nasional).
Bangnas yang berkelanjutan tersebut dibuat secara berjenjang yaitu jangka
panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Ketiga kategori penjenjangan
pembangunan ini berkaitan satu sama lain, di mana pembangunan jangka
pendek (tahunan dalam bentuk RAPBN) merupakan implementasi bangnas
untuk mencapai arah, sasaran, dan kebijaksanaan pembangunan yang
tertuang dalam jangka menengah (Repelita). Demikian pula halnya, Repelita
untuk mencapai arah, sasaran dan kebijaksanaan pembangunan pada periode
(babakan) pembangunan jangka panjang (PJPT).

Tugas 2
1).Mengapa Polstranas merupakan suatu kebijakan nasional dalam
menentukan cita cita, dan tujuan, bangsa untuk mewujudkan dan
menjalankan/ mengawal pembangunan bangsa jelaskan ?

Jawab:  Karena dalam politik strategi nasional (Polstranas) terdapat


asas,haluan,kebijaksanaan, dan usaha negara tentang pembinaan
( perencanaan, pengembangan, pemeliharaan dan pengendalian) serta
penggunaan secara totalitas dari potensi yang efektif untuk mencapai tujuan
nasional (cita-cita nasional). Poltranas berfungsi sebagai pedoman  yang
memberikan arah atau haluan(pola umum) dan tata cara pelaksanaannya.

Di dalam strategi yang baik juga terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema,


mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip
pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki
taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.

Dasar penyusunan Polstranas adalah bersumber kepada:

geopolitik Indonesia, geostrategi indonesia, wawasan nusantara, ketahanan


nasional, dan tata bina nasional.

2). Apakah ada perbedaan strategi Polstranas dari tiap pimpinan


pemerintahan pada setiap pergantian jabatan pemerintahan, misalnya orde
lama  ke orde baru,  orde reformasi jelaskan kalau ada. tiap tiap periode
menekankan pada bidang apa ?

Jawab:  ada, prinsip-prinsip strategi mengalami banyak variasi dari masa ke


masa yang tentunya juga mengalami pembaharuan dengan datangnya abad
kesejagatan ini. Perkembangan dan permasalahan yang akan dihadai
senantiasa meningkat dan kompleks.

Hingga saat ini Indonesia telah mengalami pergantaian masa dari masa Orde
Lama yaitu pemerintahan Soekarno (1945-1965), masa Orde Baru yaitu
kepemimpinan Soeharto (1966-1998), masa Reformasi (1999-2003) dan masa
Pasca Reformasi (2004-sekarang)

Pada awal-awal Republik Indonesia terbentuk, tahun 1945-1965 adalah


periode kepemimpinan Soekarno dengan demokrasi terpimpin. Kedudukan
Presiden Soekarno menurut UUD 1945 adalah Kepala Negara sekaligus Kepala
Pemerintahan (presidensiil/single executive), namun pada masa revolusi
kemerdekaan (November 1945) berubah menjadi semi-presidensiil/double
executive dengan Sutan Syahrir sebagai Kepala Pemerintahan/Perdana
Menteri. Polstranas pada masa-masa ini sangat kental dengan unsur-unsur
kediktatoran, karena politik dan strategi nasional hanya berpusat pada satu
orang, tanpa kontrol yang memadai dari pihak manapun. Efek dari
kediktatoran ini adalah perekonomian menjadi tidak maju, partisipasi masa
sangat dibatasi, penghormatan terhadap HAM rendah dan masuknya militer
ke dalam tubuh pemerintahan. Proses pemerintahan menjadi tidak sehat dan
pada akhirnya masyarakat yang merasakan imbas keterpurukan dari sistem
ini.

Presiden Soeharto diangkat menjadi Presiden oleh MPRS pada tahun 1966
dan lengser pada tahun 1998. Pada 32 tahun kekuasaannya, Soeharto
menggunakan GBHN sebagai acuan politik dan strategi nasional yang
sebelumnya telah disusun oleh MPR. Sebagian besar anggota MPR pada masa
itu adalah orang-orang pilihan Soeharto sehingga dapat dipastikan bahwa
polstranas pada saat itu adalah polstranas pesanan Soeharto. Pemerintahan
yang dipimpinnya memang sukses dalam memajukan ekonomi makro, namun
ekonomi mikro sangat lemah. Pembangunan cenderung berpusat di
pemerintahan pusat.

Pada tahun 1998-1999 Presiden B. J. Habibie, tahun 1999-2001 Abdurrahman


Wahid, kemudian tahun 2001-2004 menjabat Megawati Soekarno Putri
sebagai Presiden Republik Indonesia. Masa-masa ini merupakan masa
euphoria reformasi. Indonesia seperti dilahirkan kembali, menjadi sebuah
bangsa yang terbebas dari berbagai macam ketidakadilan pemerintah.
Reformasi dipublikasikan di segala bidang. Selama kurang lebih enam tahun
masa reformasi ini polstranas Indonesia masih mengacu kepada GBHN yang
dibuat dan ditetapkan oleh MPR. Pada kurun waktu ini bangsa Indonesia
mengalami perubahan hampir di seluruh aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara. Merupakan masa-masa transisi dari orde baru milik Soeharto
menuju pemerintahan yang demokratis di seluruh aspek kehidupan.

Terpilihnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pemilihan umum


secara langsung tahun 2004 menandai pula perubahan dalam perumusan
polstranas. Pada masa ini polstranas disusun berdasarkan visi dan misi
langsung Presiden dalam pidato kenegaraan di hadapan segenap anggota
MPR, DPR dan anggota lembaga tinggi negara lainnya. Visi dan misi inilah
yang dipergunakan sebagai politik strategi nasional dalam menjalankan
pemerintahan dan melaksanakan pembangunan selama lima tahun. Sampai
pada akhirnya terpilih kembali pada tahun 2009.

Meskipun pada saat ini polstranas tidak disusun langsung oleh MPR, lembaga
ini tidak bisa lepas tangan terhadap realisasi politik dan strategi nasional
berdasarkan visi dan misi Presiden. MPR dan DPR adalah pengawal segala
kebijakan yang berkaitan dengan hajat hidup masyarakat. Mengaspirasikan
kepentingan masyarakat. Membuat undang-undang yang bertujuan
mensejahterakan masyarakat luas, dan menjaga kestabilan pemerintan.
Antara eksekutif, legislatif dan yudikatif tidak dapat berdiri sendiri. Ketiga
unsur ini diharapkan mampu bekerjasama dalam kaitannya dengan
mewujudkan tujuan negara Indonesia.
 

Tiap-tiap periode menekankan pada bidang seperti orde lama menekanan


ke bidang  politik, orde baru ke bidang pembangunan
infrastruktur, orde reformasi ke bidang kebebasan pers, orde
pasca refomasi menekankan ke bidang sektor hukum dan politik
etnis, bidang hubungan international,bidang swasembada dan
kedaulatan hukum.

3). Apakah negara luar dapat mempengaruhi Polstranas,  kalo ada contohkan
dan jelaskan.

Jawab: ya mempengaruhi,  contoh dalam bidang ekonomi  Tentu saja negara


lain dapat mempengaruhi politik dan strategi nasional. misalakan dengan
banyaknya produk luar yang masuk ke dalam negeri ini membuat pemerintah
harus bisa memutar otak untuk menstabilkan ekonomi indonesia agar produk
dalam negeri dapat bersaing dengan produk luar. bagaimana membentuk
strategi agar produk dalam negeri tetap menjadi pilihan sebagai produk
kebutuhan pokok yang tidak tergantikan dengan produk luar. bagai mana
beras impor dapat berkurang penjualannya dengan adanya beras dalam negeri
dengan harga yang lebih rendah tapi tetap memiliki kualitas yang baik.
pemerintah perlu menyusun strategi agar hal tersebut dapat terwujud. itu
adalah salah satu contoh bahwa negara luar dapat mempengaruhi polstranas.

Dalam bidang pertahanan dan keamanan contohnya adalah dengan gencarnya


terorisme di barat, mempengaruhi strategi nasional untuk mengkondisikan
dan memilih strategi yang tepat agar kita tidak terjebak dengan terorisme
yang dasarnya adalah sebuah propaganda. melaluil terorisme, politik akan
menjadi kacau dan ketahanan nasional akan diuji. bagaimana sikap
pemerintah dalam menyikapi hal tersebut merupakan pengaruh negara luar
dalam menyusul politik dan strategi nasonal.

Dalam bidang sosial budaya pengaruh kebudayaan barat yang sangat kuat di
Indonesia dapat membuat kita menjadi kebarat-baratan. Tanpa selektif jati
diri kita sebagai bangsa Indonesia akan hilang. Contohnya: di negara luar
,umumnya mereka memakai gaun pada saat acara pernikahan atau acara –
acara resmi negara mereka . Di negara kita (Indonesia) kebaya adalah ciri
khas bangsa kita, dahulu selalu dipakai pada saat acara besar seperti
pernikahan,acara kenegaraan dsb nya. Tetapi sekarang sudah banyak
masyarakat kita yang mulai mengikuti budaya barat yaitu dengan berpikir
lebih praktis jika menggunakan gaun daripada kebaya. Itu menunjukan secara
perlahan kebudayaan kita akan tergeser dengan kebudayaan asing yang
masuk ke negara kita.
4). Apakah pembangunan sekarang ini sudah memperhatikan rakyat kecil?
Jelaskan

Jawab: belum, Pemerintah lebih mementingkan stabilitas ekonomi dan


pembangunan di kelas atas dan menutup mata untuk pembangunan serta
stabilitas ekonomi untuk wilayah pinggiran.

Pemerataan hasil pembangunan di Indonesia masih sangat memprihatinkan.


Ketidakmerataan juga menjadi masalah dunia. Menurut data World
Development Report 2006, 15,7% penduduk Indonesia pada tahun 1996
berada di bawah garis kemiskinan. Jumlah penduduk yang berada di bawah
garis kemiskinan meningkat menjadi 27,1 % pada tahun 1999. Gini Index
untuk pemerataan penghasilan Indonesia adalah 0,34, hal ini menunjukkan
adanya ketidakmerataan penghasilan yang cukup besar di Indonesia. Gini
index merupakan ukuran tingkat penyimpangan distribusi penghasilan, Gini
index diukur dengan menghitung area antara kurva Lorenz dengan garis
hipotesis pemerataan absolut. Gini Index untuk pemerataan kepemilikan
tanah di Indonesia mencapai 0,46, nilai ini menunjukkan adanya
ketidakmerataan kepemilikan tanah yang cukup besar.

Dari segi pendidikan, Indonesia masih mengalami masalah ketidakmerataan


pendidikan. Gini Index untuk pemerataan pendidikan di Indonesia mencapai
0,32, angka ini menunjukkan adanya ketidakmerataan pendidikan. Jelas
berbeda sekali pendidikan di tingkat ibu kota dengan pendidikan di tingkat
kabupaten ataupun kecamatan.  Rendahnya tingkat pendidikan akan
mengakibatkan rendahnya produktivitas dan berakibat pula pada rendahnya
tingkat pendapatan, hal ini terus menjadi lingkaran setan (vicious circle).
Kesenjangan tingkat pendidikan mengakibatkan adanya kesenjangan tingkat
pendapatan yang semakin besar. Kesenjangan ini juga akan mengakibatkan
kerawanan sosial.

Di Indonesia persentase balita yang kekurangan gizi mencapai 27,3% pada


tahun 2000. Angka ini cukup besar dan harus menjadi perhatian yang serius
bagi pemerintah. Tingkat gizi yang rendah akan mempengaruhi produktivitas
sehingga tingkat pendapatan akan rendah. Fasilitas kesehatan yang kurang
menjangkau ke daerah terpencil di Indonesia menyebabkan rendahnya
kualitas kesehatan masyarakat. Tingginya tingkat mortalitas balita yaitu 41
kematian balita per 1.000 balita dan tingkat mortalitas ibu yang mencapai 230
kematian ibu per 100.000 kelahiran menunjukkan masih rendahnya kualitas
kesehatan.

Pemerataan hasil pembangunan di samping pertumbuhan ekonomi perlu


diupayakan supaya pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh rakyat
Indonesia. Pemerataan pendidikan dan pemerataan fasilitas kesehatan
merupakan salah satu upaya penting yang diharapkan meningkatkan
pemerataan hasil pembangunan dengan menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas.

5). Bagaimana Pandangan anda mengenai Polstranas Pemerintahan sekarang


( Joko Widodo/Jokowi) negatif /positifnya ?

Jawaban :

aspek positif itu meliputi : agresif membangun infrastruktur transportasi yang


dilalaikan oleh pemerintahan sebelumnya dengan target menurunkan ‘biaya
logistik’ di Indonesia. Aktif memulai pembangunan di Papua dan
keberpihakan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla terhadap daerah
tertinggal lain di Indonesia. Agresif dan konsisten memberantas ilegal fishing.

“Kemudian, aktif membangun dan menyelesaikan berbagai bendungan dan


irigasi untuk membangun ketahanan pangan Indonesia. Berupaya nyata
meningkatkan produktifitas petani dan menekan impor pangan, kontras
dengan pemerintahan sebelumnya yang sangat agresif melakukan impor
pangan,” ungkapnya.

Lalu, lanjutnya, ada upaya nyata dan itikad baik memberantas mafia BBM,
jauh berbeda seperti langit dengan bumi dengan masa pemerintahan SBY,
walaupun masih menggantung dan belum tuntas.

“Terakhir keberanian dan kecepatan Presiden dan Wapres dalam mengambil


keputusan, apalagi yang sulit dan tidak populer, sangat kontras dengan
karakter kepemimpinan nasional sebelumnya,” kilahnya.

Untuk 14  aspek Negatif (Kegagalan) menurutnya meliputi :

1. Defisit fiskal, anggaran dan transaksi berjalan, defisit neraca


pembayaran dan berbagai permasalahan yang diwariskan Pemerintahan
sebelumnya tidak diantisipasi dan direspon dengan baik sehingga
mengakibatkan mundurnya perekonomian nasional.
2. Meningkatnya kemiskinan dan semakin tinggi kesenjangan sosial (Gini
Ratio).
3. Meledaknya inflasi akibat lonjakan harga barang dan jasa.
4. Lemahnya penegakan hukum dan supremasi hukum sehingga tidak
mendorong terciptanya ‘lingkaran kebaikan’ pada institusi penegak hukum.
5. Hutang luar negeri melonjak sangat drastis bertolak belakang dengan
janji saat kampanye. Pemerintahan Jokowi-JK harusnya ightiar maksimal
menggenjot pendapatan migas dan non migas. Jika meminjam harusnya dari
dalam negeri dengan menghimpun dana masyarakat.
6. Korupsi yang massif di pusat dan daerah pada masa pemerintahan
sebelumnya, berpotensi semakin melonjak karena intervensi Presiden lewat
Inpres/Keppres.
7. Pemberantasan illegal mining, illegal logging, illegal impor dan sejenis,
tidak agresif seiring sejalan dengan pemberantasan illegal fishing.
8. Pembakaran lahan yang tidak tuntas pada pemerintahan sebelumnya
tidak diantisipasi sesuai dengan janji, mengakibatkan penderitaan rakyat yang
luar biasa.
9. Penyerapan anggaran pemerintahan Jokowi-JK sangat rendah dan
lambat.
10. Transparansi dan akuntabilitas berbagai ‘Mega Proyek’ bermasalah,
serta melanggar asas-asas Good Government Governance seperti misalnya
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
11. Penyertaan modal negara (PMN) kepada BUMN yang sudah mencapai
80 Trilyun dan akan terus meningkat, sangat rawan dikorupsi.
12. Kualitas dan kompetensi para Menteri kurang memadai menghadapi
kompleksnya permasalahan bangsa dan negara saat ini. Menurutnya
Mayoritas Menteri tidak berani melakukan terobosan penyegaran dan
penggantian para pejabat eselon 1 s/d 3 yang menjadi eksekutor di lapangan.
13. Banyaknya janji baik pada saat kampanye Pilpres maupun janji setelah
dilantik, tidak atau belum direalisasikan.
14. Pemerintahan Jokowi-JK harus menahan diri untuk tidak mudah
berjanji kepada rakyat, meskipun bisa dipahami alasan dan tujuannya untuk
kebaikan.

Sedangkan Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan (ATHG) bagi


Pemerintahan Jokowi-JK :

1. Ancaman konflik laten bernuansa SARA di beberapa wilayah Nusantara


yang sesungguhnya disebabkan karena kecemburuan sosial atau ditunggangi
kepentingan tertentu.
2. Berbagai tantangan, antara lain adanya polarisasi dua kutub koalisi di
DPR (KIH dan KMP). Terbentuknya 2 kubu di kalangan publik, khususnya
segmen elite dan intelektual, yakni ‘lovers’ dan ‘haters’ (sangat nyata di media
sosial). Lingkaran dalam Presiden Jokowi memblokir media dan pengamat
yang kritis terhadap Presiden Jokowi (seharusnya teman dipelihara, lawan
dirangkul, bukan dimusuhi).
3. Berbagai hambatan internal antara lain adanya “unsur tinggal” dari
pemerintahan sebelumnya, seperti para pejabat setingkat badan, pejabat
eselon 1 s/d 3 di pusat dan para pejabat di daerah, yang memiliki sejarah
khusus dan loyalitas kepada kepemimpinan nasional yang sebelumnya;
apalagi ‘the rulling party’ sebelumnya berambisi memenangkan Pemilu 2019
nanti. Lambannya dan tidak efisiennya kultur dan kinerja birokrasi
pemerintahan. Rendahnya kapasitas dan kompetensi para Menteri teknis
sehingga tidak mampu dan tidak adaptif merespon berbagai masalah
kompleks di Indonesia yang sudah lama belum terurai dan terpecahkan.
4. Gangguan dari dalam negeri dan gangguan dari luar negeri (negara
asing maupun institusi), para spekulan bisa membuat depresiasi dan apresiasi
kurs Rupiah terhadap US Dollar seperti ‘roller coaster’, naik dan turun dalam
tempo singkat. Gangguan terselubung dari luar negeri yakni semua ATPM
(asing) menaikkan harga jual mobil setiap tahun rata-rata 10% sejak dahulu
hingga sekarang, sehingga otomatis setiap tahun Rupiah terdepresiasi dan
menyumbang inflasi. Gangguan lain dari dalam negeri yakni lawan politik
atau kubu yang tidak sehaluan, seolah-olah mendukung atau tidak
menentang, tetapi sesungguhnya menjerumuskan.
5. Demokrasi selalu ditandai dengan peranan rakyat yang lebih dominan dalam pembuatan keputusan negara, baik
melalui perwakilannya maupun rakyat secara langsung menyampaikan aspirasinya.

6. Perekembangan demokrasi di Indonesia saat ini:

7. Demokrasi merupakan hasil dari berbagai pengalaman dalam penataan kehidupan bersama (kontrak sosial)
masyarakat dan mengalami pasang surut. Demokrasi juga dikaitkan dengan Teori Kedaulatan Rakyat. Menurut teori
ini bahwa segala kekuasaan di suatu negara bersumber pada individu-individu. dengan demikian, kekuasaan
tertinggi dari suatu negara bersumber dari atau berasal dari rakyat, para pemimpin negarpun dipilih atas kehendak
rakyat. Suatu negara yang pemerintahnya berdasarkan kedaulatan rakyat ini dinamakan negara demokrasi.

8. Istilah demokrasi berasal dari kata demos yang artinya rakyat, dan cratos yang berarti berkuasa. Demokrasi dapat
diartikan rakyat yang berkuasa. Demokrasi sebagai proses pelaksanaan demokrasi dalam kehidupan politik
kenegaraan dan kemasyarakatan.

9. Secara umum demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan di mana rakyat diikutsertakan dalam pemerintahan
negara sebagai penentu keputusan dan kebijakan tertinggi dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan serta
sebagai pengontrol terhadap pelaksanaannya, baik secara langsung oleh rakyat atau lembaga perwalian.

10. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia saat ini:

11. Periode 1999- sekarang, masa demokrasi Pancasila era Reformasi dengan berakar pada kekuatan multi partai yang
berusaha mengembalikan perimbangan kekuatan multi partai yang berusaha mengembalikan perimbangan kekuatan
antara lembaga Negara, aksekutif, legeslatif dan yudikatif. Pada masa ini peran partai politik kembali menonjol,
sehingga iklim demokrasi memperoleh nafas baru. Jikalau esensi demokrasi adalah kekuasaan di tangan rakyat,
maka praktek demokrasi tatkala Pemilu memang demikian, namun dalam pelaksanaanya setelah pemilu banyak
kebijakan tidak mendasarkan pada kepentingan rakyat, melainkan lebih kea rah pembagian kekuasaan antara
preside dan partai politik dalam DPR. Dengan lain perkataan model demokrasi era reformasi dewasa ini kurang
mendasarkan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (walfare state).  

12. Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap menganut Demokrasi Pancasila. Namun
perbedaanya terletak pada aturan pelaksanaannya. Berdasarkan peraturan perundang-undangan dan praktek
pelaksanan Demoksrasi, terdapat beberapa perubahan pelaksanaan demokrasi pada era reformasi sekarang ini,
yaitu:

13. 1. Pemilihan umum lebih demokratis

14. 2. partai politik lebih mandiri

15. 3. Lembaga demokrasi lebih berfungsi

16. 4. konsep trias politika (3 Pilar kekuasaan Negara)

17.  Apakah aspirasi rakyat sudah tersampaikan, dengar, serta ditindaklanjuti  dengan baik?

Anda mungkin juga menyukai