Laporan Tutorial Blok 12 Modul 4
Laporan Tutorial Blok 12 Modul 4
MODUL 4 BLOK 12
ESTETIKA
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
MODUL 4
Jembatanku patah......
Karena adanya kontak prematur dan tekanan yang berlebihan dari gigi
antagonis sehingga gigi 35 sebagai penyangga tidak kuat dan mengakibatkan
goyang (mobility)
Klasifikasi Miller :
16. Kapan waktu kontrol GTC dan apa saja yang harus diperhatikan?
Dilakukan 1 minggu setelah pemasangan GTC
Analisa subjektif dan objektif
Objektif : OH, oklusi, inflamasi, perkusi, palpasi
Ke drg. Brigette
Pemeriksaan
Perawatan
Penatalaksanaan Jembatan
Jaringan sementara
V. Menentukan Learning Objective
Kunjungan ke-2 :
Persiapan untuk preparasi gigi penyangga
Preparasi gigi, penghalusan.finsihing, pemeriksaan hasil preparasi.
a. Anastesi local
b. Buat guiding groove untuk permukaan oklusal sedalam 1,5 – 2 mm
dengan round end tapered bur pada fossa sentral,mesial dan distal bidang
oklusal
c. Pengasahan permukaan oklusal dari mesial ke distal
d. Cek oklusi sentrik, tidak bersudut
e. Persiapan untuk preparasi bidang axial gigi penyangga
Pasang matrix band dan retainer untuk melindungi permukaan enamel
gigi di sebelah abutment
f. Preparasi bidang axial
g. Penghalusan/ finishing
h. Pemeriksaan hasil preparasi
Pengecekan hasil preparasi, Paralisme dinding aksial :
Makin paralel makin kuat
Pengerucutan preparasi dinding aksial 5-6 derajat
Bila sudut > 6 derajat makin mudah lepas
Bila sudut < 5 pada waktu penyemenan semen tidak dapat keluar
Pengecekan sudut preparasi dilihat dg 1 mata
Retraksi gingival
a. Bersihkan gigi dengan water spray dan air spray
b. Pasang benang retraksi dengan bantuan pinset dan plastis instrument.
Benang retraksi dicelupkan dlaam larutan aluminium klorida 25 %/
ephinephrineagak benang agak lunak dan tidak melukai gingival
c. Potong benang 5 cm, bentuk seperti huruf U
d. Lingkarkan mengelilingi gigi yang telah dipreparasi
e. Tekan benang ke dalam celah gusi dengan plastis instrument
f. Penekanan dari mesio-proksimal palatal distal mesioproksimal
g. Potong kelebihan benang.
h. Diamkan selama 5 sampai 10 menit
i. Keluarkan benang dari sulkus.
Mencetak fungsional/fisiologis
Pembuatan cetakan dari gigi yang telah dipreparasi untuk mendapatkan
model kerja
Caranya:
1. Bahan cetak double impression dengan tenik one stage/ phase
(direct)
- Putty (kotak) : aduk bahan putty, letakkan didasar sendok cetak
yang tujuannya untuk menstabilkan kedudukan sendok cetak didalam
mulut, ambil perbandingan 1:1 rubber base : katalis lalu aduk hingga
warna berubah hijau, lalu letakkan pada dasar sendok cetak dan pada
daerah yang telah dipreparasi harus dicekungkan untuk menyediakan
bahan yang kedua.
- Aduk light body, setelah homogen, masukkan kedalam injeksi
kemudian injeksikan ke gigi yang telah dipreparasi pada mulut pasien,
sisanya pada bagian yang dicekungkan tadi.
- Kemudian cetakkan kedalam mulut pasien
- Cor cetakan dengan hard stone.
2. Bahan double impression dengan teknik two phase
- Aduk bahan putty sampai homogen letakkan ke sendok cetak,
setelah rata masukkan ke dalam mulut pasien tanpa melepas crown
sementara. Pada bagian anterior gigi yang dipreparasi tidak perlu
dicekungkan. Setelah mengeras ambil sendok cetak tersebut dari mulut
pasien, kemudian aduk light body yang terdiri dari basa dan katalis,
setelah homogen masukan ke dalam injeksi kemudian injeksikan ke
gigi yang telah dipreparasi tadi. Masukkan cetakan putty tadi ke dalam
mulut. Setelah keras keluarkan dari mulut pasien.
Penentuan warna dengan shade guide
Pemilihan warna gigi : sesuai dengan warna gigi tetangga dengan bantuan
pedoman warna (shade guide) untuk menentukan value (tingkat warna
gelap ke terang), chroma(kepekatan warna), hue (merah atau kuning)
Pembuatan model kerja (lab)
Pembuatan catatan gigitan
Pembuatan mahkota sementara
1. Bahan cetak double impression dengan tenik one stage/ phase
(direct)
- Putty (kotak) : aduk bahan putty, letakkan didasar sendok cetak yang
tujuannya untuk menstabilkan kedudukan sendok cetak didalam mulut,
ambil perbandingan 1:1 rubber base : katalis lalu aduk hingga warna
berubah hijau, lalu letakkan pada dasar sendok cetak dan pada daerah yang
telah dipreparasi harus dicekungkan untuk menyediakan bahan yang
kedua.
- Aduk light body, setelah homogen, masukkan kedalam injeksi
kemudian injeksikan ke gigi yang telah dipreparasi pada mulut pasien,
sisanya pada bagian yang dicekungkan tadi.
- Kemudian cetakkan kedalam mulut pasien
- Cor cetakan dengan hard stone.
2. Bahan double impression dengan teknik two phase
- Aduk bahan putty sampai homogen letakkan ke sendok cetak, setelah
rata masukkan ke dalam mulut pasien tanpa melepas crown sementara.
Pada bagian anterior gigi yang dipreparasi tidak perlu dicekungkan.
Setelah mengeras ambil sendok cetak tersebut dari mulut pasien, kemudian
aduk light body yang terdiri dari basa dan katalis, setelah homogen
masukan ke dalam injeksi kemudian injeksikan ke gigi yang telah
dipreparasi tadi. Masukkan cetakan putty tadi ke dalam mulut. Setelah
keras keluarkan dari mulut pasien.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Jembatan Sementara
Menurut Prajitno (1994) Jembatan sementara yang baik ialah yang memenuhi
persyaratan sebagai perlindungan pulpa, stabilitas kedudukan, fungsi oklusal,
mudah dibersihkan, kekuatan dan retensi, dan estetika. Desain ovate pontic
pada restorasi sementara gigi tiruan jembatan posterior immediate dapat
mengembalikan fungsi mastikasi, sebagai pelindung soket pasca pencabutan,
menjaga higienis, stabilitas kedudukan, dan meretraksi gingiva untuk
menghasilkan bentuk bridge sesuai desain ovate pontic.
Sebuah Model dari dokter gigi yang diterima Central Lab RSGM Usakti
tahun 2015 dengan surat perintah kerja (SPK) pembuatan restorasi
sementara pra-pencabutan gigi premolar satu rahang atas kanan (imme-
diate bridge) satu hari selesai (one visit). Tata laksana kasus diawali
dengan mempersiapkan model untuk pekerjaan laboratorium. Model kerja
dari dokter gigi dibersihkan dari nodul-nodul, dan gigi yang direncanakan
untuk dicabut diberi tanda.
Tahap selanjutnya ialah menentukan batas mesial dan batas distal pada
model, lalu membuang gigi 4 dengan bantuan gergaji secara perlahan
sedikit demi sedikit, dan meradir dengan bantuan scapel hingga batas
bagian servical. Sisi bukal diradir 5 mm dan sisi palatal 3 mm, lalu
dilanjutkan pembentukan soket berbentuk cekungan membulat sedalam 2
mm
Pola malam dibentuk dengan menggunakan lecron pada bagian servikal,
mesial dan distal hingga bentuknya menyerupai gigi aslinya. Akhiran
servikal pontik diberi bentuk ovate p ontic dengan cara bagian servical
pontik masuk ke dalam soket gigi yang dibentuk sedalam ± 2 mm.
Selanjutnya model malam ditanam (flasking) dalam kuvet. Setelah
mengeras dilanjutkan dengan proses boiling out.
Pada prosedur boiling out ini seluruh sisa malam (wax) dibersihkan, tepi-
tepi bahan tanam yang tajam dirapihkan. Seluruh permukaan model
(mould space) diulas dengan larutan CMS untuk menghindari
perlengketan acrylic dengan bahan tanam sehingga protesa dapat
dikeluarkan dengan mudah.
Tahapan berikutnya adalah packing acrylic dengan menggunkan metode
dry pack, dengan cara meneteskan liquit dan dilanjutkan penaburan
powder sampai seluruh mould space terisi penuh. Selanjutnya permukaan
luar dilapisi selopan kemudian tutup dengan kuvet atas, dan dilanjutkan
dengan trial press perlahan-lahan. Kuvet dibuka kembali untuk membuang
kelebihan akrilik yang keluar dari batas mould space menggunakan lecron.
Kemudian dilakukan press kedua untuk memastikan tidak ada gelembung
udara yang terjebak (porus).
Tahap selanjutnya curring, yaitu memasak akrilik dalam air mendidih
selama 1,5 jam. Tahap ini merupakan tahap polimerisasi akrilik untuk
mendapatkan protesa dengan sifatsifat fisik yang baik.
Prosedur dilanjutkan mengeluarkan bridge dari kuvet, Fitting Margin,
Finishing, dan polishing. Kelebihan akrilik yang ada pada gigi dihilangkan
terutama dibagian incisal, mesial, distal, buccal/labial, dan servikal gigi
menggunakan bur fissure, serta diperhatikan kontak dengan gigi tetangga.
Semua permukaan protesa diratakan dengan amplas sampai tidak ada lagi
bagian yang tajam, dan bentuk anatomi gigi tidak berubah sampai
menyerupai gigi aslinya.
Selanjutnya, dilakukan pemolesan menggunakan feltcon dan sikat hitam
diulasi pumice secukupnya. Lalu, pergunakan white brush diulasi CaCO3
secara berulang. Proses pemolesan dilakukan secara berhati-hati sampai
permukaan licin, dan mengkilap.
Protesa yang telah selesai dibuat langsung dikirim ke dokter gigi untuk
segera dipasang di mulut pasien. Kontrol dilakukan setelah satu minggu
protesa dipasang, dan dilaporkan tidak ada keluhan pada pasien (tidak ada
komplain dari dokter gigi).
a. Mekanis
Mekanis, yang mencakup daya tahan restorasi terhadap gaya kunyah dan gaya
yang melepas serta dapat menjaga lengung antara gigi-gigi penyangga. Untuk
gigi yiruan jembatan sementara, daerah persambungan harus dipertebal atau
diperkuat supaya tidak mudah patah terutama bila gigi tiruannya panjang.
Restorasi cekat ini juga harus mempunyai kecekatan, retensi dan resistensi
yang cukup serta tidak mudah rusak walau dilepas dan dipasang berulang-
ulang
b. Biologis
Yaitu, harus dapat melindungi jaringan pulpa gigi dari iritasi luar setelah
preparasi gigi, menjaga kesehatan jaringan periodontal, mempunyai ketepatan
tepi dan kontur yang baik supaya tidak mudah terjadi retensi plak yang dapat
menyebabkan peradangan gingiva, mempunyai kecocokan oklusi dan kontak
yang baik dengan gigi tetangga serta dapat mencegah pecahnya email.
c. Estetis
H.R Prajitno. 1982. Ilmu geligi tiruan jembatan: pengetahuan dasar dan
rancangan pembuatan : EGC
Susaniawaty, yuli . 2015. Kegagalan estetik pada gigi tiruan cekat (esrhetic
failure in fixed denture) : Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Hasanuddin