BAB414113140042
BAB414113140042
1.Ceramah
Kegiatan ceramah ini dilakukan oleh Kyai Jauhar kepada para
santrinya yang dilaksanakan satu minggu sekali yaitu setiap hari Jum’at
pagi di Pondok Pesantren Al-Jauhariyah. Materi yang beliau sampaikan
berupa mauidzoh hasanah yang diambil dari kitab Syarah Ihkam dan
kitab Ihya. Dalam pengajian beliau ini biasanya dilengkapi dengan cerita
dan disertai dalil-dalil yang mendukungnya. Hal ini agar dapat
memudahkan para santrinya untuk bisa memahami maksud dari isi
pengajian tersebut.
2. Sorogan
Kegiatan pengajian sorogan ini Kyai Jauhar menggunakan kitab-
kitabklasik seperti kitab Safinatun Najah, Sullamut Taufiq dan Mabadiul
Fiqhiyah. Metode pengajiannya dilakukan dengan cara beliau
membacakan makna satu persatu dari kitab yang akan dikaji dengan
menggunakan bahasa Arab pegon dan diikuti oleh para santrinya
menulis dan memaknai kitab. Setelah itu, salah seorang santri
mendatangi beliau untuk membacakan beberapa baris kitab yang telah
dimaknainya. Hal ini bertujuan agar para santri Kyai Jauhar secara
langsung dapat membaca dan memahami isi kitab tersebut. Waktu
yang dipergunakan untuk pengajian ini dilakukan setiap hari setelah
Maghrib kecuali malam Jum’at dengan kitab yang telah ditentukan.
3. Bandongan
Sistem pengajian bandongan adalah sekelompok murid
mendengarkan seorang guru yang membaca, menerjemahkan,
menerangkan dan sering kali mengulas buku-buku Islam dalam bahasa
Arab. Sistem bandongan ini pula yang diterapkan oleh Kyai Jauhar di
pesantren Al-Jauhariyah. Dalam pengajian bandongan, Kyai Jauhar
menggunakan kitabJawahirul Maknunyang akan beliau kaji kepada para
santrinya dengan menyampaikan maksud dari kitab tersebut dengan
mengkolaborasikan dengan kitab lain seperti kitab At-Taktsir. Hal ini
agar mempermudah para santri untuk dapat memahami pengajian yang
disampaikannya. Biasanya pengajian ini dilakukan pada waktu pagi hari.
4.Klasikal
Model klasikal mulai diperkenalkan di pondok pesantren Al-
Jauhariyah oleh KH. Muhammad Jauhar Arifin pada tahun 1895. Sistem
klasikal tidak lagi menggunakan halaqoh (berkelompok). Dalam
pengajian ini guru menjelaskan materi pembelajaran di depan kelas dan
murid-murid duduk menerima pengajaran yang disampaikan gurunya.
Kegiatan klasikal ini di samping dilakukan oleh Kyai Jauhar sendiri
juga dilakukan oleh pengurus, anak-anak dan cucu beliau yang memiliki
kompeten dan mendapat kepercayaan dari Kyai Jauhar untuk mengabdi
danmengembangkan ilmunya kepada para santri. Untuk kelas
disesuaikan dengan kadar kemampuan santri masing-masing mulai dari
kelas I sampai dengan kelas III. Kegiatan ini dilakukan pada ba’da
Shubuh dan ba’da Maghrib.
1. Pengajian Umum
Pengajian umum yang dibawakan oleh Kyai Jauhar diadakan di
masjid Pesantren Al-Jauhariyah dengan sistem ceramah. Pengajian ini
dilaksanakan satu minggu sekali yaitu setiap hari Jum’at pagi. Materi
yang beliau sampaikan berupa mauidzah hasanah yang diambil dari
kitab Syarah Hikam dan Kitab Ihya. Banyak masyarakat yang datang
untuk mengikuti pengajian ini bahkan para alumni pesantren Al-
Jauhariyah sendiri seperti Kyai Amin Sepuh Babakan Ciwaringin.
Meskipun Kyai Amin telah menjadi seorang kyai di daerahnya, namun
beliau ingin tabarukkan ilmu dengan gurunya yakni Kyai Jauhar.
2. Amalan-amalan Kyai Jauhar
Amalan-amalan yang diberikan Kyai Jauhar kepada keluarga,
santri dan masyarakat di antaranya yaitu:
a. Sholawat Adrikni
َ ْ سو
ِل الله ُ سيِّدِيْ يَا َر
َ ك يَاَ ْ م ع َلَي
ُ ساَلَّ صاَل ة ُ وَ ال َّ اَل
َ
ِل اللهَ ْ سو
ُ يَا َر ْ ِ حيْلَتِيْأدْرِكْن
ي ِ ت ْ َّ خذ ْ بِيَدِيْقَل
ُ
Artinya:
“Rahmat dan sejahtera semoga melimpah kepadamu, wahai
junjunganku Rasulallah.
Peganglah tanganku, sedikit sekali upayaku maka temukanlah aku.”
1) Kewajiban
a) Melakukan Shalat dengan Berjama’ah
Shalat adalah salah satu kegiatan ibadah yang wajib
dilakukan oleh setiap orang Islam karena merupakan rukun Islam
yang kedua setelah membaca dua kalimat syahadat. Oleh karena
itu, shalat menjadi dasar yang harus ditegakkan dan ditunaikan
sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang ada.2 Hal ini
sebagaimana yang telah dijelaskan dalam firman Allah SWT yaitu:
Artinya:
“… Maka dirikanlah shalat itu. Sesungguhnya sholat itu
adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang
yang beriman” (QS. An-Nisa: 103)
1
Asrori bin Ahmad bin Kholil, Kitab Nurud Duja fi Tarjamah Safinatun Najah,
(Kudus: Menara Kudus, 1961), hlm. 6-7.
2
Ahmad Thib Raya dan Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk Beluk Ibadah dalam
Islam, (Bogor: Kencana, 2003), hlm 175.
Dalam pelaksanaannya, shalat sangat dianjurkan
dilaksanakan secara berjama’ah baik bagi laki-laki maupun
perempuan. Hal ini karena sangat besarnya faedah yang
terkandung dalam shalat berjamaah. Sebagaimana diterangkan
dalam hadits Nabi Saw, yaitu:
َ
ُ xxصلَّى الل
ه َ ِل الله َ ْ سوُ ن َرَّ ما أَ ُه ع َنْهُ ي الل
َ ض ِ م َر َرَ ُن عِ ْ َن ع َبْد ِ اللهِ ب
ْ ع
َ ِ ذ ِّ بxَالَةِ الْفxص
ب ْ ِعxس َ ن ْ مِ لُ xض َ ْةِ اَفxَ ماع َ الَة ُ اْلxص
َ ج َ :ل َ اxxَم ق ّ َّ سل
َ َع َلَيْهِ و
نَ ْ عشْ رِي ِ َو
متفق عليه.ة
ً ج
َ د َ َر
Artinya:
“Dari Abdillah bin Umar Ra. Bahwasannya Rasulallah saw
bersabda: Shalat berjama’ah lebih baik dari pada shalat sendirian
dengan 27 derajat. Muttafaq alaih”.3
3
Al-Hafidz bin Hajar Al-‘Asqalani, Bulughul Maram, (Semarang: Pustaka Al-
Alawiyyah, T.T), hlm. 79.
yaitu dilakukan antara shalat Isya dan Maghrib serta waktu sahur
(pagi menjelang Shubuh). Sebab mendalami ilmu atau mengulang
pelajaran pada waktu tersebut membawa banyak keberkahan dan
mengantar kepada pintu kesuksesan.4Sebagaimana yang tertulis
dalam sya’ir berikut:
ارتَفَعَا َ س قَا
ْ َم و ُ ْ فَالْعِل# ه
ِ م بِا الد َّ ْر ُ ُس اَل تُفَارِق َ ْ ِدَاو
ِ م ع َلى الد َّ ْر
Artinya:
Lestarikan belajarmu
Jangan kau merusak dirimu
Dengan belajar, itulah dirimu
Ilmu tegak, menanjak martabatmu.5
فِ ُّ ه بِتَلّط
ُ ْ م يَعْقِل
ْ َ مال
َ ِ ل ع َلَيْهِ وَتَفَهُّم
َ َ ما اَشْ ك
َ َال
ِ سؤ ُ نْ م
ِ ى
َ حِ َ ستْ َ ن اَل ي
ْ َا
َن
ِ هع ُ xxُجه ْ َن َرقَّ و ْ م َ لَ xxْ د ْ قِيxxَ وَق،َال
ٍ ؤxxس ٍ َ اب وَاَدxx
ُ َب و ٍ َ خط ِ ن ِ xxس ْ ح ُ َو
ه ُ ْسؤ َالِظَهَ َر نَق
ُ ص ُّ ال
ال
ِ جَ الر
ِّ اع
ِ م
َ ِ جت
ْ عنْد َ ا
ِ
Artinya:
“Janganlah merasa malu seorang murid untuk menanyakan
sesuatu yang dianggapnya susah dan belum ia pahami dengan
tutur kata yang baik dan berakhlak” dan dikatakan juga
“Barangsiapa yang jarang bertanya maka kekurangannya akan
tampak dihadapan orang lain”.6
ن
ْ م
ِ ف ْ َ ل فَاَل ت
ْ ِ ستَنْك ِ ِ سائ َ ن اْل
َ م َ مِ ٍسئَلَة
ْ م َ م ُر فِى ْ َ ك ااْل
َ ْ ل ع َلَي
َ َ وَاِذ َا اَشْ ك
تْ َ وَاِذ َا اَشْ كَل،مهَاِ ْه فِى فَه ُ َمعَ كَ ِك لِتَشْ تَر
َ ِ حد ِ اِخْوَان َ َ ضهَا ع َلَى ا ِ ع َْر
كَ ْ ع َلَي
َ ُ
الx
ِ xمَ َ ب وَالْك
ِ َ اأْل دxxِ تَاذ ِ بx س
ْ ن اأْل
َ م ْ ُ اطْلxxَا فxxَة بَعْد َ تَقْرِيْرِه
ِ ب ٌ َ ساَل
ْ م
َ
اِع َادَتَهَا.
Artinya:
“Apabila engkau mengalami kesulitan dalam suatu masalah
jangan segan menunjukkannya kepada salah seorang temanmu,
supaya engkau bisa memahaminya bersamanya. Apabila engkau
mengalami kesulitan tentang suatu masalah yang telah
diterangkan, maka mintalah dengan sopan agar guru mau
mengulanginya”.7
6
Muhammad Hasyim Asy’ari, Adabul ‘Alim wal Muta’allim, (Jombang: Maktabah
Islami, T.T), hlm. 48.
7
Muhammad Syakir, Washoyal Aba’ lil Abna’, (Semarang: Pustaka Alawiyah, T.T),
hlm 40.
Dari keterangan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
perbanyaklah seorang murid untuk mencari ilmu selagi ilmu itu
masih dapat untuk dicari dan banyaklah bertanya dalam suatu
perkara yang dianggap belum dimengerti, seperti halnya dalam
sebuah pepatah yang berbunyi “Malu bertanya sesat dijalan”.
2)Larangan
a) Jangan Sering Pulang
Menurut Kyai Jauhar, orang yang menuntut ilmu tidak boleh
sering pulang karena akan menimbulkan perasaan tidak betah di
pesantren dan selalu ingin pulang. Begitu juga santri yang sering
pulang akan ketingalan pelajaran sehingga santri tidak akan
maksimal dalam belajarnya serta ilmu yang didapatinya tidak akan
sempurna.
94.
Hindari tidur melulu
Waspadailah!
Terhadap perut kenyangmu.10
2) Menghormati Tamu
10
A. Mudjab Mahali dan Umi Mujawazah Mahali, Kode Etik Kaum Santri, op,cit.,
hlm. 74.
11
Faisal Fahmi. 2014. Makalah Akhlaq (Akhlaqul Mahmudah/Akhlaqul Karimah dan
Akhlaqul Mazmumah (online), (http://semogabermanfaat8.blogspot.com/makalah-akhlaq-
akhlaqul-mahmudah-dan.html?m=1, diunduh 1 Juli 2015 pukul 20.00 WIB).
Banyak ajaran Nabi saw yang dapat dijadikan petunjuk bagi
manusia untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan tujuan
menjadi seorang muslim yang dicintai Allah. Salah satu ajaran Nabi
saw dalam bergaul dengan sesama manusia adalah dengan
memuliakan tamu. Sebagaimana hadits Nabi saw:
ه
ُ َضيْف
َ م ِ َ ن بِاللهِ وَ الْيَوْم ِ اآْل
xْ ِخرِ فَلْيُكْر ُ م َ ن كَا
ِ ْ ن يُؤ ْ م
َ
Artinya:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
muliakanlah tamunya.”12
12
Lili Hidayati dan Solehudin, Abah Masruri Abdul Mughni Merangkul Umat dengan
Mulang dan Memuliakan Tamu, (Semarang: Effhar Offset, 2012), hlm. 45.
13
Wawancara langsung dengan KH. Muhammad Faqih, cucu dari KH. Jauhar di Pondok Pesantren Al-
Jauhariyah pada tanggal 29 Juni 2015, pukul 11.00 WIB.
Kaum dlu’afa adalah golongan manusia yang hidup dalam
kemiskinan, kesengsaraan, kelemahan, ketidakberdayaan,
ketertindasan dan penderitaan yang tiada putus. Kaum dlu’afa sendiri
terdiri dari orang-orang yang terlantar, fakir miskin dan anak-anak
yatim.14
KH. Muhammad Jauhar Arifin memberikan pesan baik kepada
para santrinya maupun masyarakat untuk menyantuni kaum dlu’afa
(kaum yang lemah), karena seorang muslim adalah saudara muslim
yang lain dan siapa saja yang memenuhi kebutuhan saudaranya Allah
akan memenuhi kebutuhannya.
Wizaradnan.
14
2009. Kepedulian Terhadap Kaum Dhuafa (online),
(http://wizaradnan.blogspot.com/kepedulian-terhadap-kepada-kaum-dhuafa. html?m=l,
diunduh 1 Juli 2015 pukul 16.00 WIB).
Selain itu, peranan Kyai Jauhar dalam bidang sosial juga dapat
terlihat dari kesenangan beliau dalam bergaul dengan masyarakat yang
kurang mampu. Kesibukan beliau di dalam pesantren tidak
menghalanginya untuk berkumpul dengan orang-orang miskin. Beliau
selalu menyempatkan waktunya untuk berkumpul dengan mereka,
sehingga beliau dapat memberi kemudahan dalam urusan masyarakat
melalui nasehat-nasehatnya. Maka Kyai Jauhar adalah seorang tokoh
kyai/ulama yang sangat disegani oleh masyarakat pada umumnya.
Kancah Sejarah untuk Melacak Perang Nasional Kedondong 1802-1919, op.cit., hlm. 108.
16
Yana. 2013. Sejarah Perkebunan Tebu di Cirebon dan Sekitarnya (online),
(http://indramayutradisi.blogspot.com/sejarah-perkebunan-tebu-di-cirebon-dan.html, diunduh 2 Juli 2015 pukul
09.00 WIB).
terjadi pada tahun 1848 oleh R. Twiss yang didirikan di Desa Gempol yang
berada di distrik Palimanan.
Dengan didirikannya Pabrik Gula oleh Belanda, maka sikap
sewenang-wenang Belanda terhadap masyarakat mulai dirasakan.
Terbukti bertahun-tahun mereka memperkerjakan masyarakat pribumi
untuk mengelola gula dengan upah yang sangat kecil. Hingga pada
masanya Kyai Jauhar (tahun 1880-an), beliau tergugah untuk dapat
menyelamatkan masyarakat Palimanan dari ketidakadilan sikap Belanda.
Maka, secara diam-diam beliau menghimpun sebagian santrinya untuk
merusak mesin di Pabrik Gula tersebut. Dengan hal ini, selama berhari-
hari mesin yang digunakan untuk pembuatan gula menjadi rusak dan
masyarakat Palimanan dapat terbebas dari cengkraman Belanda.17
Hasil wawancara langsung dengan KH. Muhammad Faqih, cucu dari KH. Jauhar di
17
Pondok Pesantren Al-Jauhariyah pada tanggal 29 Juni 2015, pukul 11.00 WIB.
18
Hasil wawancara langsung dengan Ibu Hj. Ma’fiyah, menantu dari KH. Amin
sekaligus cucu KH Jauhar di pondok pesantren Al-Amin pada tanggal 24 Januari 2015
pukul 09.00 WIB.
3. Al-Amin, di bawah pengasuh KH. Abdul Rasyid Ridlo
4. Al-Jadid, di bawah pengasuh KH. Mahfudz Yasin
5. Uswatun Hasanah, di bawah pengasuh KH. Abdullah Salim
6. Al-Majdiyah, di bawah pengasuh KH. Wildan Jauhari.
Namun, dengan banyak didirikannya pondok pesantren lambat laun
pesantren Al-Jauhariyah yang merupakan pesantren pertama ini
mengalami kemunduran dan tidak seperti dahulu lagi yang sangat ramai.
Kemunduran pesantren dapat dilihat dari jumlah santri yang pada masa
sekarang ini berjumlah kurang lebih 70 santri yang berasal dari berbagai
daerah. Begitu pula para keluarga yang telah mendirikan pondok
pesantren hanya mengurusi pesantren mereka masing-masing tanpa ikut
serta memajukan pondok pesantren Al-Jauhariyah.
Pada tahun 1970 M, di sekitar pesantren telah dibangun sekolah
madrasah formal seperti sekolah SMP YAPIDA (Yayasan Perguruan Islam
Darus Salamah), SMK Basuraga dan MTS Nurul Hidayah.19Sehingga sistem
pendidikan di pesantren ini kini mengikuti perkembangan zaman, namun
tetap pada tujuannya yaitu mengembangkan agama dan mempelajari
kitab-kitab kuning serta memasukkan pelajaran umum dan keterampilan-
keterampilan lainnya sebagai penunjang para santri dalam menuntut ilmu.
Untuk penerus pesantren sekarang ini dipegang oleh cucu dari KH.
Jauhar sendiri yang bernama KH. R. Anom Kusumajati dan KH. Muhammad
Faqih sejak tahun 2008 sampai sekarang yang merupakan generasi ke-
tujuh dalam memimpin pesantren.20
19
Hasil wawancara langsung dengan salah satu pengurus pondok pesantren Al-
Jauhariyah pada tanggal 4 Februari 2015, pukul 09.00 WIB.
20
Arsip desa Balerante.