A. Hasil
Fasilitas yang tersedia antara lain: intalasi rawat jalan, instalasi farmasi,
Laparatomy, Fraktur, CHF, CKR, Abses Hepar dan Batu Ureter. Kasus
dari dua rumah sakit rujukan milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
84
85
RSUD Abdul Wahab Sjahranie ini antara lain Instalasi Rawat Jalan,
Instalasi farmasi, ruang rawat inap. fisioterapi, dan IGD 24 jam. Untuk
Mawar, Bougenvil, Teratai, ICU, ICCU, HCU, Stroke Centre, dan Sakura.
a. Pengkajian
klien 1 dan klien 2 ditemukan ada persamaan seperti nyeri pada daerah
dari motor, kaki kiri terasa nyeri .Sedangkan data klien 2, klien
pada tanggal 25 April 2019. Data dari pengkajian data psikososial pada
klien 1 dan klien 2, ekspresi ke dua klien pada penyakitnya yaitu tidak
Tabel 4.2 Hasil observasi dan pemeriksaan fisik pada Klien 1 di RSUD
dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan dan klien 2 di
88
dapat mengerjakan
sendiri kegiatan yang
lain)
Makan: 1 (perlu diolong
memotong makanan)
Berubah sikap dari
berbaring ke duduk: 2
(bantuan)
Berpindah/berjalan: 1
(bisa pindah dengan
kursi roda)
Memakai baju: 1
(sebagian dibantu)
Naik turun tangga: 1
(butuh pertolongan)
Mandi: 0 (tergantung
orang lain)
Total Skor: 11
(Ketergantungan
sedang).
Perkusi :
Sonor, bat as paru hepar
ICS 5 dekstra
Auskultasi :
Suara nafas vesikuler
dan tidak ada suara nafas
tambahan.
Perkusi
Shifting Dullness tidak
ditemukan
Tidak ada nyeri pada
pemeriksaan perkusi
ginjal
mampu
menggerakkan
bahu dan melawan
tekanan
- N12 : Pasien
mampu
menjulurkan lidah
dan menggerakkan
lidah keberbagai
arah
kenyamanan dan nyeri pada klien 1 didapatkan nyeri pada kaki kiri
jika digerakkan, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada kaki kiri yang
patah, skala nyeri 5, nyeri terasa saat digerakkan dan hilang saat
pada klien 2 didapatkan data bahwa klien mandi 1 kali sehari, tidak
Pemeriks aan
Penunjang Klien 1 Klien 2
g. Ureum 30,4
pada klien 1 didapatkan nilai hemoglobin rendah yaitu 11.11 dan nilai
Klien 1 Klien 2
Masalah
No
Data Etiologi Keperawata
.
n
1. Data Subjektif : Agen pencedra fisik Nyeri akut
a) Klien mengatakan
nyeri pada kaki
sebelah kiri mulai
terasa
P: nyeri pada kaki
kiri
Q: nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R: nyeri pada paha
kiri di area operasi
S: skala nyeri 5
T: nyeri yang
dirasakan hilang
timbul
Data Obyektif:
a) Ekspresi wajah
sesekali meringis
menahan nyeri
b) Klien tampak
bersikap protektif
c) TTV:
TD: 120/70 mmHg
N: 78x/menit
S: 36,60C
RR: 20x/menit
2. Subyektif Prosedur invasive Gangguan
(tidak tersedia) integritas kulit/
Obyektif jaringan
a) Terdapat luka
jahitan operasi di
betis kiri, tidak ada
rasa panas dan
pembengkakan,
terdapat sedikit
kemerahan di area
luka operasi.
b) Klien tampak
sesekali meringis
akibat nyeri.
3. Subyektif gangguan Gangguan
100
Masalah
No
Data Etiologi Keperawata
.
n
a) Klien mengatakan musculoskeletal mobilitas fisik
kaki kirinya belum
bisa digerakkan
tetapi masih bisa
merasakan
sentuhan dan jari-
jari kaki bisa
digerakkan.
b) Klien mengatakan
susah untuk
melakukan miring
kiri dan miring ke
kanan
c) Klien mengatakan
nyeri pada kaki
sebelah kiri mulai
terasa
Obyektif
a) Kekuatan otot
b) 5 5
5 2
c) Total skor
pada
mobilisasi
barthel
indeks: 11
(ketergantung
an sedang)
d) Pergerakan
sendi terbatas
4. Subyektif kondisi pasca operasi Risiko jatuh
-
Obyektif
a) Terpasang infus di
tangan kanan, DC
b) Total skor risiko
jatuh dalam skala
morse: 45 (risiko)
c) Pergerakan sendi
terbatas
d) Kekuatan otot
5 5
5 2
101
Tabel 4.6
Analisa data pasien II ( Tn. B ) dengan post fraktur femur
di ruang cempaka RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda tahun 2019
No
Data Etiologi Masalah Keperawatan
.
Data Subjektif : Agen pencedra fisik (D. 0077) Nyeri akut
a. Pasien mengatakan
nyeri pada kaki
kanan bagian paha
nyeri yang
dirasakan pasien
seperti ditusuk
tusuk dengan
sekala nyeri 5 dan
nyeri yang
1. dirasakan hilang
timbul dengan
durasi nyeri saat
nyeri muncul
sekitar 1 – 2 menit
Data Objektif :
a. Wajah pasien
terlihat meringis
b. Terpasang perban
dikaki kanan
c. Pasien menderita
fraktur femur
2. Data Subjektif : Gangguan (D.0054) Gangguan
a. Pasien mengatakan Muskulosekletal mobilitas fisik
sulit bergerak
karena keadaan
kakinya yang
fraktur
b. Pasien mengatakan
tidak bisa
beraktivitas normal
seperti biasanya
karena fraktur
tersebut
c. Pasien mengatakan
belum bias
menapakan telapak
kaki kanannya
d. Pasien mengatakan
kesulitan berpindah
dari duduk ke
berdiri
Data Objektif :
a. Pasien menderita
fraktur pada kaki
kanan
b. Aktivitas pasien
102
No
Data Etiologi Masalah Keperawatan
.
telihat dibantu oleh
keluarga
c. Pasien terlihat
kesulitan
membolak balikan
posisi
d. Kekutan otot pada
kaki kanan 3 selain
itu 5
e. Tepasang balutan
perban pada paha
kanan
Data Subjektif : Penurunan Aliran (D.0009) Perfusi Perifer
a. Pasien mengatakan Arteri dan /atau Vena Tidak Efektif
nyeri ekstremitas (edema)
b. Pasien mengtakan
kadang kadang
kakinya keram
3.
c. Pasien mengatakan
kakinya bengkak
Data Objektif :
a. Terlihat edema
pada kaki kanan
pasien
4. Data Subjektif : Kelemahan (D.0109) Defisit
a. Pasien Perawatan Diri
mengatakan sulit
untuk merawat diri
karena
keterbatasan
pergerakan
b. Pasien
mengatakan sehari
hanya 1 kali di
seka
Data Objektif :
a. Pasien dalam
memenuhi
kebutuhan
personal hygiene
dibatu oleh
keluarga
b. Pasien untuk
kebutuhan toileting
menggunakan
diapers
c. Pasien terpasang
cateter
d. Skor barthel indeks
dengan kategori
tingkat
ketergantungan
103
No
Data Etiologi Masalah Keperawatan
.
total dengan skor 3
b. Diagnosa Keperawatan
Klien 1 Klien 2
Hari/ Hari/
No. Diagnosa Diagnosa
tanggal tanggal
Keperawatan Keperawatan
ditemukan ditemukan
Post Operatif
1 Rabu, 4 Nyeri akut b.d agen Kamis,2 (D.0077) Nyeri akut
Maret 2020 pencedera fisik Mei 2019 berhubungan dengan
(prosedur operasi ) agen pencedera fisik
dibuktikan dengan
wajah pasien tampak
meringis dan pasien
mengeluh nyeri pada
kaki kanan dengan
sekala nyeri 6 dan
durasi nyeri saat timbul
1-2 menit.
Maret 2020 fisik b.d gangguan Mei 2019 Perifer Tidak Efektif
musculoskeletal berhubungan dengan
penurunan aliran arteri
dan/atau vena
4 Rabu, 4 Risiko jatuh d.d kondisi (D.0109) Defisit
Maret 2020 pasca operasi perawatan diri
berhubungan dengan
kelemahan yang
dibuktikan pasien tidak
mampu
mandi,menggunakan
pakaian,makan, ke
toilet, dan berhias
secara mandiri, dan
minat untuk melakukan
peawatan diri kurang
5 Kamis,2 (D.0143) Risiko Jatuh
Mei 2019 yang dibuktikan
dengan sekala morse
pada pasien 55 ( resiko
tinggi), dan pasien
menggunakan atau
terpasang selang
katater dan infus.
April 2019 dan klien 2 tanggal 2 Mei 2019. Pada klien 1 muncul 4
keperawatan.
105
b. Perencanaan
Klien 2
Kamis, 2 (D.0077) Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
Mei 2019 Nyeri akut keperawatan selama 3x8 Observasi
berhubungan jam maka tautan nyeri 1.1 Identifikasi factor
dengan agen meningkat dengan kriteria pencetus dan pereda
pencedera hasil: nyeri
fisik. 1. Melaporkan nyeri 1.2 Monitor kualitas nyeri
107
d. Pelaksanaan
Waktu
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Pelaksanaan
Senin,
8 April 2019 Melakukan pengkajian DS:
14.30 Wita 1.1 Mengidentifikasi lokasi , 1) Klien mengatakan selesai
karakteristik,durasi , operasi sekitar jam 14.00
frekuensi ,kualitas dan 2) Klien mengatakan masih
intesitas nyeri terasa nyeri pada kaki kiri
1.2 Mengidentifikasi skala nyeri P: nyeri pada kaki kiri jika
1.3 Mengidentifikasi respon nyeri digerakkan
non verbal Q: nyeri seperti ditusuk-
2.1 Mengidentifikasi tusuk
karakteristik luka R: nyeri pada paha kiri yang
3.1 mengidentifikasi patah
kemampuan klien dalam S: skala nyeri 5
mobilisasi T: nyeri terasa saat kaki
3.2 Memonitor ttv digerakkan dan hilang saat
4.1 Mengidentifikasi factor diistirahatkan
110
DS :
19.10 1.5 Memberikan teknik 1) Klien mengatakan merasa
nonfarmakologis untuk sedikit nyaman setelah
mengurangi rasa nyeri melakukan tenik nafas
3.3 Melibatkan keluarga untuk dalam
membantu klien dalam DO:
meningkatan pergerakan 1) Keluarga klien membant
4.4 Mengatur tempat tidur dalam pengaturan posisi
mekanis posisi rendah. klien yaitu posisi semi
fowler
2) Tempat tidur dalam posisi
rendah
Ds:
20.45 1.1 Mengidentifikasi lokasi , 1) P : Klien mengatakan nyeri
karakteristik,durasi , dirasa ketika kaki
frekuensi ,kualitas dan digerakkan
intesitas nyeri Q : Klien mengatakan nyeri
1.2 Identifikasi skala nyeri seperti ditusuk-tusuk
1.3 Mengidentifikasi respon R : klien megatakan nyeri di
nyeri non verbal bagian kaki kiri
3.2 Memonitor ttv S : Klien mengatakan skala
nyeri 5
T : klien mengatakan nyeri
dirasa hilang timbul
2) Klien mengatakan bersedia
untuk di periksa
DO:
1) Sesekali klien tampak
meringis dan gelisah akibat
nyeri
2) TTV:
TD : 140/80 mmHg
N : 99 x/menit
R : 21 x/menit
S : 36.6 c
Selasa, 9 April
2019
14.30 Visite keperawatan S:
1.1 Mengidentifikasi lokasi , 1) Klien mengatakan nyeri
karakteristik,durasi , pada kaki sebelah kiri mulai
frekuensi ,kualitas dan terasa
intesitas nyeri P: nyeri pada kaki kiri
112
5 1
5) Pergerakan sendi terbatas
6) Total skor pada mobilisasi
barthel indeks: 7
(ketergantungan berat)
7) Total skor risiko jatuh
dalam skala morse: 55
(risiko)
A:
1) Nyeri akut belum teratasi
2) Gangguan integritas
kulit/jaringan belum teratasi
3) Gangguan mobilitas fisik
belum teratasi
4) Risiko jatuh belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
DX 1, DX 2, DX 3, DX 4
Rabu, 10 April
2019
12.00 1.2 Mengidentifikasi skala nyeri DS:
1.3 Mengdentifikasi respon nyeri 1) Klien mengatakan skala
non verbal nyeri 3
1.8 Mengkolaborasi pemberian DO:
analgetik 1) Klien sesekali tampak
4.3 Memasang handrall tempat meringis akibat nyeri
tidur. 2) Kolaborsi pemberian
analgetik: ketorolac
3) Hanndrall tempat tidur
tampak terpasang
5 1
5) Ttv :
TD : 130/80 mmHg
N : 89 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36.5 c
6) Fall morse scale klien
adalah 45 (resiko)
yaitu dari tanggal 8 April 2019 sampai tanggal 10 april 2019. Pelaksanaan
Klien dapat
12.30 WITA 1.6 Mengajarkan klien teknik melakukan teknik
rileksasi nafas dalam nafas dalam untuk
mengurangi rasa nyeri
Klien mengatakan
lebih nyaman setelah
14.00 WITA 1.7 Memberikan obat injeksi diberikan injeksi obat
santagesik 2 mg melalui IV
sesuai resep dokter
Klien mengtakan
diseka dua kali sehari
14.15 WITA 4.1 Melihat dan menanyakan dengan bantuan istri
kebiasaan aktivitas perawatan
diri sesuai usia
Skala morse klien 55
resiko tinggi
14.20 WITA 5.3 Menghitung resiko jatuh dengan
menggunakan skala morse
119
Klien melakukan
10.40 WITA 2.7. Menganjurkan klien melakukan gerakan mengogyang
mobilisasi dini goyangkan jari
kakinya agar tidak
kaku
Klien menggunakan
12..00 WITA 4.3 Menanyakan pada klien apakah pagar tempat tidur
membutuhkan alat bantu untuk sebgai alat bantu untu
latihan mobilisasi duduk
TD : 120/70 MMhg
13.00 WITA 2.3 Menanyakan dan memeriksa N : 87x/menit
kondisi umum klien RR 18x/menit
T : 36,4
Klien mengtakan
13.10 WITA 4.8 Menganjurkan klien melakukan sudah melakukan
perawatan diri secara konsisten perawatan diri
sesuai kemampuan meskipun ada bantuan
dari keluarganya
Klien mengtakan
13.20 WITA 1.7 Memberikan injeksi obat nyaman setelah
Santagesik 2 mg melalu IV diberikan injeksi
sesuai resep dokter santagesik
Klien mengtakan
3.7 Memberikan injeksi obat keadaanya merasa
ceftriaxone 1 gr melalu IV resep lebih baikan
dokter Roda tempat tidur
5.5 Memastikan roda tempat tidur terlihat terkunci
terkunci
3. Sabtu, 4 Mei 2019 1.2 Menanyakan kualitas nyeri Nyeri yang dirasakan
10.00 WITA klien sudah tidak
120
e. Evaluasi
S:
Selasa, 09 Nyeri akut b.d agen
1) P : Klien mengatakan nyeri dirasa ketika kaki
April 2019 pencedera fisik
digerakkan
(prosedur operasi)
Q : Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R : klien megatakan nyeri di bagian kaki kiri
S : Klien mengatakan skala nyeri 3
T : klien mengatakan nyeri dirasa hilang
timbul
2) Klien mengatakan suhu lingkungan sudah
tidak terlalu dingin serta lingkungan nya tidak
bising
O:
1) Sesekali klien masih tampak meringis dan
gelisah
2) Lingkungan klien sudah tampak nyaman dan
tidak ada kebisingan
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Observasi
1.1 Identifikasi lokasi , karakteristik,durasi ,
frekuensi ,kualitas dan intesitas nyeri
1.2 Identifikasi skala nyeri
1.3 Identifikasi respon nyeri non verbal
1.4 Identifikasi factor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Terapeutik
1.5 Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
1.1 Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
123
gangguan mobilitas fisik sebagian teratasi pada 10 April 2019, dan risiko
2019 , gangguan mobilitas fisik teratasi pada tanggal 4 Mei 2019, Perfusi
Perifer Tidak Efektif teratasi pada tanggal 4 Mei 2019, defisit perawatan
diri teratasi pada 4 Mei 2019 dan risiko jatuh sebagian teratasi pada 4 Mei
2019.
B. Pembahasan
dan evaluasi.
1. Pengkajian
1 umur 54 tahun dilakukan pada tanggal 8 April 2019 dan pada pasien 2
keluhan yang sama dengan teori seperti nyeri pada daerah yang
merupakan tanda dan gejala dari fraktur yang terjadi karena adanya
mengatakan jatuh dari motor, kaki kiri terasa nyeri. Di IRD pasien
08 April 2019.
perawatan cempaka.
perlukaan kulit
133
lingkungan luar.
pada pasien 1 pemeriksaan kaki kanan, tangan kanan dan tangan kiri
kekuatan otot 2 dan terpasang spalk pada kaki kiri. Sedangkan pada
pasien 2 pada pemeriksaan kaki kiri, tangan kanan dan tangan kiri
dextra.
jaringan.
2. Diagnosa Keperawatan
SDKI DPP PPNI, 2017). Berdasarkan hal tersebut peneliti dalam kasus
a. Post Operatif
antara lain:
1) Nyeri akut
data pada kedua pasien yaitu skala nyeri, ekspresi wajah tampak
yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka
2017).
(a)Data subjektif :
(b)Data Objektifnya :
dan pasien mengeluh nyeri pada kaki kanan dengan sekala nyeri
a) Data subjektif :
b) Data Objektif :
sesuatu.
a) Data subjektif :
Tidak tersedia
141
b) Data objektif :
kiri serta terdapat luka lecet dan sedikit bengkak pada telapak
hemoglobin.
atau tidak teraba, akral teraba dingin, warna kulit pucat dan
2017).
4) Risiko jatuh
keperawatan yang sama dengan teori post operasi hanya dua. Pada
pasien 2 saat post operasi ditemukan diagnosa yang sama dengan teori
diagnosa yang sama dengan teori sedangkan pada teori terdapat sepuluh
diagnosa, berarti terdapat kesenjangan antara teori dan actual, itu terjadi
karena tidak selalu masalah yang ditegakkan sesuai dengan teori, dan
masalah yang ditegakkan kembali lagi dari kondisi pasien atau adanya
tersebut.
3. Perencanaan
keperawatan.
a. Post Operatif
1) Nyeri akut
Kusuma, 2016).
dalam waktu 3x24 jam dengan skala nyeri 1-2 seiring dengan
148
dirasakan.
a) Observasi
b) Terapeutik
memperberat nyeri.
149
c) Edukasi
d) Kolaborasi
tindakan nyeri akut yang telah disusun pada klien 1 dan klien 2
nyeri akut yang telah disusun pada klien 1 yaitu dimana penerapan
terjadi dalam waktu 0-3 hari, fase proliferasi terjadi dalam waktu
3-14 hari dan fase maturasi dimulai pada hari ke-20 dan berlanjut
1-2 tahun. Dimana dalam waktu 0-3 hari pada fase inflamasi
a) Observasi
b) Terapeutik
c) Edukasi
151
mobilisasi dini miring kanan miring kiri dalam waktu 6-8 jam,
teratasi.
a) Obsevasi
monitor ttv
b) Terapeutik
meningkatan pergerakan.
c) Edukasi
tidur ke kursi).
pasca operasi adalah dengan latihan rentang gerak baik secara aktif
a) Observasi
b) Terapeutik
infeksi.
c) Edukasi
d) Kolaborasi
pada diagnosa perfusi perifer tidak efektif yang telah disusun pada
yang ada.
a) Observasi
157
b) Terpeutik
c) Edukasi
kemampuan.
tindakan pada deficit perawatan diri yang telah disusun pada klien
Indonesia).
6) Risiko jatuh
hasil : Tidak jatuh dari tempat tidur meningkat, tidak jatuh saat
meningkat.
tempat tidur, lantai tidak licin, tempat tidur tidak terlalu tinggi dan
kekuatan otot.
a) Obsrvasi
b) Terapeutik
c) Edukasi
ditegakkan dari awal yang telah disusun sesuai dengan teori yang
(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Serta pada penerapan dan
kriteria hasil pada klien 1 belum sesuai dengan teori yang terdapat
pada SLKI.
160
4. Pelaksanaan
Februanti, 2019.
April 2019 sampai 10 April 201. Pada hari pertama pasien mengatakan
non farmakologi yaitu tehnik nafas dalam untuk mengurangi rasa nyeri.
dalam.
dimana korteks cerebri sebagai pusat nyeri, yang bertujuan agar pasien
dapat mengurangi nyeri selama nyeri timbul. Adapun hal-hal yang perlu
pikiran pasien harus tenang dan lingkungan yang tenang. Suasana yang
(Maliya, 2016).
harus tenang dan lingkungan yang tenang. Suasana yang rileks dapat
muncul segera setelah operasi, pasien telah sadar dan berada di ru- ang
ambulasi dan berjalan karena luka bekas operasi dan luka bekas trauma.
pasien paska operasi dimulai dari bangun dan duduk disisi tempat tidur
sampai pasien turun dari tempat tidur, berdiri dan mulai belajar berjalan
operasi.
data terdapat luka jahitan di paha kiri ± 25 cm, luka sudah mulai tampak
disekitar luka.
dan megajarkan terapi non farmakologi yaitu tehnik nafas dalam. Pasien
dengan skal nyeri 3, klien terlihat sudah bisa duduk sendiri dengan
5. Evaluasi Keperawatan
kesehatan lainnya.
hanya dua masalah yang teratasi yaitu nyeri akut dan resiko jatuh. Pada
164
diagnosa resiko jatuh, masalah dapat teratasi ditandai dengan klien tidak
tempat tidur pasien selalu terpasang. Serta dua diagnosa yang sebagian
berkurang serta tidak ada tanda dan gejala infeksi di sekitar luka.
teratasi ditandai dengan klien sudah bisa miring kiri dan miring kanan
Hasil evaluasi yang dilakukan oleh peneliti pada pasien 2 dari lima
teratasi.
berkurang, klien tampak rileks, skala nyeri 3 dan klien terlihat tiak
perfusi prefer tidak efektif, masalah dapat teratasi ditndai dengan klien
mengatakan kakinya sudah tidak bengkak lagi dan edem pada kaki
dengan klien mengatakan kaki kanan nya mulai bisa bergeerak, handrall