Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

POST OPERASI HERNIA INGUINAL DEKSTRA REPONIBILIS

PADA Tn. B USIA 44 TAHUN DI RUANG DAHLIA RSUD dr. GUNAWAN


MANGUNKUSUMO KABUPATEN SEMARANG

(Diajukan untuk memenuhi tugas Praktik Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah Kasus
Perioperatif)

Dosen Pengampu : Ns. M. Jamaluddin, M.Kep

CI Pembimbing : Ns. M. Tafrikhan, S.Kep

Disusun oleh:

Antonita Lintang Pawestri 1903015

SARJANA ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KARYA HUSADA SEMARANG

2022/2023
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Tanggal Pengkajian : 17 November 2022

Ruang/ Kelas : Dahlia

Nomor Register : 020202

Diagnosa Medis : Hernia Inguinalis Dextra Reponibilis

Tanggal Masuk : 16 November 2022

A. Identitas Klien
Klien bernama Tn. J berusia 44 tahun, lahir di Ambarawa pada 06 Februari 1966.
Klien berjenis kelamin laki – laki, status pernikahan kawin, beragama Islam, suku bangsa
Jawa, dan bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Pendidikan terakhir klien D
III, klien bekerja sebagai PNS. Klien bertempat tinggal di Jl. Balekambang 01/03.
Sumber biaya berasal dari Askes. Informasi didapat dari klien, keluarga klien, dan status
klien.

B. Resume
Tn. B usia 44 tahun datang ke RSUD dr. Gunawan Mangunkusumo pada tanggal
16 November 2022 pukul 09.00 WIB ke poli bedah dengan keluhan adanya benjolan
dilipatan paha sebelah kanan dan klien merasakan nyeri pada benjolan tersebut sejak 2
minggu sebelum masuk rumah sakit, timbulnya keluhan secara bertahap. Setelah
dilakukan pemeriksaan oleh dokter bedah didapatkan diagnosa medis Hernia Inguinalis
Dextra Reponibilis dengan rencana tindakan operasi cito pada hari itu juga dan klien
menyatakan setuju.
Klien diantar keruang operasi pukul 10.00 WIB dan dilakukan operasi pukul 10.30
WIB dan selesai pukul 11.20 WIB. Pukul 11.30 WIB klien dijemput oleh perawat ruang
Dahlia. Berdasarkan pengkajian pada tanggal 17 November 2022 didapatkan data klien,
yaitu klien mengatakan terdapat luka operasi perut kanan bawah, nyeri pada daerah luka
operasi, klien mengeluh kesulitan untuk melakukan aktivitas seperti makan, minum, dan
eliminasi. Terdapat luka operasi pada daerah inguinal dextra, keadaan luka bersih dan
ditutup verban, aktivitas klien dibantu keluarga dan perawat seperti makan, minum, dan
eliminasi. Klien terpasang infus Ka-EN 3B 20 tpm dan terpasang kateter. TD: 120/ 80
mmHg, N: 80 x/ menit, RR: 22 x/ menit, S: 36 o C. Dari data diatas ditemukan diagnosa
keperawatan nyeri (akut) berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat
pembedahan, resiko infeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganisme sekunder
terhadap luka post operasi, serta keterbatan aktivitas berhubungan dengan efek sekunder
terhadap luka post operasi.
Instruksi post operasi:
1. Observasi TTV setelah diruangan;
2. Bed rest total sampai dengan pukul 18.00 WIB pada tanggal 16 November 2022;
3. Bila sadar klien diperbolehkan makan dan minum.
Penatalaksanaan:
1. Cinam 2 x 1,5 mg amp IV
2. Vit. C 1x 400 mg
3. Ketorolac 3 x 30 mg amp IV
4. Ka-EN 3B 20 tpm

C. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan utama klien saat masuk rumah sakit yaitu adanya benjolan dilipatan
paha sebelah kanan dan klien merasakan nyeri pada benjolan tersebut sejak 2
minggu sebelum masuk rumah sakit. Klien mengatakan factor pencetus adanya
benjolan tersebut karena klien sering mengendarai sepeda motor untuk bekerja serta
untuk mengantar jemput anak dan istrinya. Timbulnya benjolan tersebut secara
bertahap dan sudah ada sejak 1 tahun yang lalu. Benjolan tersebut hilang dan
mengecil saat berbaring. Upaya yang dilakukan klien selama ini untuk mengatasi
keluhanya ialah dengan pergi berobat ke poli bedah.
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi, baik alergi obat, makanan,
binatang, maupun lingkungan. Klien tidak memiliki riwayat kecelakaan, klien juga
belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya. Klien tidak memiliki riwayat
alergi obat.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keterangan:
: laki – laki : hubungan keluarga

: perempuan : hubungan perkawinan

: meninggal : tinggal satu rumah

: klien

Klien mengatakan pada saat ini tidak ada keluarganya yang sedang sakit.
Klien juga mengatakan tidak ada keluarganya yang mengidap penyakit hernia
sebelumnya. Jadi, klien tidak beresiko mengidap penyakit hernia karena faktor
keturunan.
4. Riwayat Psikososial Dan Spiritual
Orang terdekat klien saat ini adalah istrinya. Interaksi dalam keluarga
harmonis dengan pola komunikasi terbuka, pembuat keputusan adalah keluarga atau
secara musyawarah, dan klien mengikuti kegiatan kemasyarakatan. Dampak
penyakit klien terhadap keluarga ialah keluarga menjadi sangat khawatir dengan
kondisi klien saat ini. Keluarga klien terlihat sangat mensupport klien agar cepat
sembuh. Keluarga perhatian penuh terhadap perawatan klien dan menginginkan
perawatan yang terbaik untuk kesembuhan klien. Masalah yang mempengaruhi klien
adalah penyakit yang dideritanya. Mekanisme koping klien terhadap stress yaitu
dengan pemecahan masalah. Hal yang sangat dipikirkan klien saat ini adalah luka
bekas operasinya, klien berharap ingin cepat sembuh dari penyakitnya agar dapat
kembali beraktivitas lagi seperti biasanya. Perubahan yang dirasakan klien setelah
jatuh sakit ialah klien merasa takut untuk melakukan aktivitas karena taku akan luka
bekas operasinya. Tugas perkembangna klien menurut usia saat ini ialah bekerja.
Tidak ada nilai – nilai yang bertentangan kesehatan klien, aktivitas keagamaan yang
biasa dilakukan klien ialah shalat lima waktu dan berdoa kepada Allah SWT.
5. Kondisi Lingkungan Rumah
Klien mengatakan kondisi rumahnya bersih, selalu disapu dan dipel setiap
hari. Lingkungan sekitar rumah klien padat, tetapi tidak kumuh. Rumah klien jauh
dari polusi udara dan bising perusahaan atau pabrik.
6. Pola Kebiasaan Sehari – Hari Sebelum Sakit
Pola nutrisi klien sebelum dirawat dirumah sakit baik, yaitu makan 3 x/ hari,
nafsu makan baik, porsi makan dihabiskan. Jenis makan dirumah yaitu 4 sehat 5
sempurna. Klien mengatakan tidak ada makanan yang tidak disukai, tidak ada alergi
atau pantangan makanan. Kebiasaan klien sebelum makan adalah cuci tangan dan
berdoa.
Pola eliminasi klien sebelum dirawat dirumah sakit yaitu kilen terbiasa BAK
dengan frekuensi 4 – 5 x/ hari, berwarna kuning jernih dan tidak ada keluhan saat
BAK. Kebiasaan BAB 1x/ hari pada waktu pagi hari dengan warna kuning
kecoklatan, bau khas, konsistensi setengah padat, tidak ada keluhan saat BAB dan
tidak menggunakan laksatif atau obat pencahar.
Klien mandi 2 x/ hari menggunakan sabun pada pagi dan sore hari. Oral
hygine 3x/ hari menggunakan pasta gigi pada pagi, sore, dan sebelum tidur. Klien
mencuci rambut 2x/ minggu dengan menggunakan shampo.
Lama tidur klien 6 jam/ hari mulai dari pukul 23.00 – 05.00 WIB. Klien jarang
tidur siang karena bnayak melakukan aktivitas pada siang hari. Kegiatan dalam
pekerjaan ialah klien sebagai pegawai disalah satu perusahaan di Ambarawa. Klien
bekerja pada pagi hingga sore hari. Klien sering melakukan olah raga, khususnya
badminton. Klien terbiasa bermain badminton 2 x/ minggu. Klien tidak memiliki
keluhan dalam beraktivitas. Klien tidak memiliki kebiasaan yang dapat
mempengaruhi kesehatannya, seperti merokok, minum – minuman keras, dan
ketergantungan obat.
7. Pola Kebiasaan Di Rumah Sakit
Saat dirumah sakit klien makan 3 x/ hari, nafsu makan klien baik, klien
menghabiskan porsi makanan yang diberikan oleh rumah sakit. BB klien 57 kg dan
TB 165 cm, diit makanan lunak.
Klien mandi 2 x/ hari pada pagi dan sore hari, oral hygiene 2 x/ hari
menggunakan pasta gigi pada pagi dan sore hari, klien tidak mencuci rambut.
Lama tidur klien 7 jam/ hari mulai dari pukul 22.00 – 05.00 WIB. Saat
dirumah sakit klien tidur siang selama 1 jam mulai dari pukul 13.00 – 14.00 WIB.
Keluhan klien dalam beraktivitas ialah klien merasa takut melakuakn aktivitas
karena adanya luka operasi, klien merasa kesulitan dalam pergerakan tubuh,
mengenakan pakaian, makan, minum, dan eliminasi sehingga aktivitas tersebut
dibantu keluarga dan perawat.

D. Pengkajian Fisik
1. Sistem Penglihatan
Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata normal,
konjungtiva merah muda, korne normal, sklera anikterik, pupil isokor, oto – otot
mata tidak ada kelainan, fungsi penglihatan baik, tidak ada tanda – tanda radang,
tidak menggunakan kaca mata maupun lengsda kontak, reaksi terhadap cahaya baik.
2. Sistem Pendengaran
Daun telinga normal, kondisi telingan normal, tidak ada cairan dari telinga,
tidak ada perasaan penuh ditelinga, tidak ada tinitus, fungsi pendengaran normal,
tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
3. Sistem Wicara
Klien tidak ada kesulitan dalam wicara.
4. Sistem Pernapasan
Jalan napas klien bersih, napas tidak sesak, tidak menggunakan otot bantu
pernapasan, frekuensi pernapasan 20 x/ menit, irama teratur, kedalaman pernapasan
dalam, klien tidak batuk, suara napas vesikuler.
5. Sistem Kardiovaskular
Sirkulasi perifer, nadi 72 x/ menit dengan irama teratur dan denyut lemah, TD:
120/ 80 mmHg, tidak ada distensi vena jugularis pada kanan dan kiri, temperatur
kulit hangat, warna kulit kemerahan, pengisian kapiler < 3 detik, tidak ada edema.
Kecepatan denyut apical 72 x/ menit dengan irama teratur, tidak ada kelainan bunyi
jantung, dan tidak ada rasa sakit pada dada.
6. Sistem Hematologi
Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 26 Januari 2010, yaitu:
Hb : 15, 6 gr/ dl Ht : 47 vol% leukosit: 13, 2 ribu/ ul
Eritrosit: 5, 25 juta/ ul trombosit: 193 ribu/ul
Klien tidak mengeluh kesakitan.
7. Sistem Saraf Pusat
Tingkat kesadaran klien compos mentis, tidak terjadi peningkatan tekanan
intra kranial.
8. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut klien tidak ada caries pada gigi, tidak menggunakan gigi palsu,
tidak ada stomatitis, lidah tidak kotor, salifa normal, klien tidak mual dan tidak
muntah, nafsu makan baik. Klien mengeluh nyeri pada daerah luka post operasi.
Klien mengatakan nyeri datang pada saat mengubah posisi dari berbaring untuk
duduk, namun setelah lama berdiam pada satu posisi nyeri hilang. Klien tyampak
mengerutkan wajahnya jika sedang mengubah posisi. Karakteristik nyeri seperti
ditusuk – tusuk dengan skala nyeri 6, klien tampak melindungi area yang nyeri, tidak
ada rasa penuh pada perut. Kebiasaan BAB 1 x/ hari, bising usus 6 x/ menit, klien
tidak megalami diare, warna feses kuning dengan konsistensi lembek, hepar tidak
teraba, dan abdomen baik.
9. Sistem Endokrin
Napas tidak berbau keton, klien tidak mengalami poliuri, polidipsi, poliphagia,
dan polinefritis.
10. Sistem Urogenital
Klien terpasang kateter, BAK 4 – 5 X/ hari dengan volume 1500 cc/ hari,
warna kuning jernih, tidak ada distensi pada kandung kemih, tidak ada keluha sakit
pinggang.
11. Sistem Integumen
Turgor kulit elastis, warna kulit kemerahan, terdapat loka post operasi dengan
8 jahitan sepanjang 12 cm, keadaan luka tertutup verban, dan tampak bersih. Pada
lengan sebelah kiri terpasang infus Ka- EN 3B 20 tpm, keadaan rambut bersih
dengan tekstur baik.
12. Sistem Muskuloskeletal
Klien mengalami kesulitan dalam pergerakan karena adanya luka post operasi
pada daerah inguinal dextra. Tidak ada sakit pada tulang dan sendi, tidak ada fraktur,
tidak ada kelainan bentuk tulang sendi.
13. Sistem Kekebalan Tubuh
Suhu 36, 4O C, BB sebelum sakit 57 kg, BB setelah sakit 56 kg, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening.

E. Pelaksanaan

Terapi yang diberikan yaitu:

1. Cinam 2 x 1,5 mg amp IV


2. Vit. C 1x 400 mg
3. Ketorolac 3 x 30 mg amp IV
4. Ka-EN 3B 20 tpm
DATA FOKUS

Nama Klien/ Umur : Tn. B/ 44 tahun

No. RM/ Ruang : 020202/ Dahlia

Data Subyektif Data Obyektif


 Klien mengatakan ada luka operasi pada  Terdapat luka post operasi pada daerah
perut sebelah kanan bawah inguinal dextra dengan 8 jahitan, sepanjang
 Klien mengeluh nyeri pada daerah luka 12 cm
operasi  Luka ditutup dengan verban
 Klien mengatakan nyeri datang pada saat  Luka operasi tampak bersih
mengubah posisi dari berbaring untuk duduk  Klien tampak mengerutkan wajahnya saat
dan setelah lama berdiam pada satu posisi sedang mengubah posisi
nyeri hilang  Klien tampak melindungi area yang nyeri
 Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk –  Kesadaran compos mentis
tusuk  Klien tidak dapat melakukan aktivitas
 Skala nyeri 6 sendiri, seperti mengenakan pakaian,
 Klien mengatakan takut melakukan aktivitas makan, minum, dan eliminasi
karena ada luka operasi  Aktivitas klien dibantu keluarga dan
 Klien mengatakan merasa kesulitan dalam perawat
pergerakan tubuh, mengenakan pakaian,  TTV : TD : 120/ 80 mmHg
mandi, makan, dan eliminasi N : 72 x/ menit
RR: 20 x/ menit
S : 36, 40 C
- Hasil lab tanggal 7 November 2022
Leukosit: 13, 2 ribu/ ul
ANALISA DATA

Nama Klien/ Umur : Tn. J/ 44 tahun

No. RM/ Ruang : 020202/ Dahlia

No. Data Masalah Etiologi


1 DS: Nyeri akut Diskontuinitas
 Klien mengatakan ada luka operasi jaringan akibat
pada perut sebelah kanan bawah pembedahan
 Klien mengeluh nyeri pada daerah luka
operasi
 Klien mengatakan nyeri datang pada
saat mengubah posisi dari berbaring
untuk duduk dan setelah lama berdiam
pada satu posisi nyeri hilang
 Klien mengatakan nyeri seperti
ditusuk – tusuk
 Skala nyeri 6
DO:
 Terdapat luka post operasi pada daerah
inguinal dextra dengan 8 jahitan,
sepanjang 12 cm
 Klien tampak mengerutkan wajahnya
saat sedang mengubah posisi
 Klien tampak melindungi area yang
nyeri
 TTV : TD : 120/ 80 mmHg
N : 72 x/ menit
RR: 20 x/ menit
S : 36, 40 C
2 Resiko infeksi Masuknya
mikroorganisme
DS: sekunder terhadap
 Klien mengatakan ada luka operasi luka post operasi
pada perut sebelah kanan bawah
DO:
 Terdapat luka post operasi pada daerah
inguinal dextra dengan 8 jahitan,
sepanjang 12 cm
 Luka ditutup dengan verban
 Luka operasi tampak bersih
 TTV : TD : 120/ 80 mmHg
N : 72 x/ menit
RR: 20 x/ menit
S : 36, 40 C
- Hasil lab tanggal 7 November 2022
3 Keterbatasan Efek sekunder
Leukosit: 13, 2 ribu/ ul
aktivitas terhadap luka post
-Skala nyeri 6
operasi

DS:
 Klien mengatakan takut melakukan
aktivitas karena ada luka operasi
- Klien mengatakan merasa kesulitan
dalam pergerakan tubuh, mengenakan
pakaian, mandi, makan, dan eliminasi
 DO:
Klien tidak dapat melakukan aktivitas
sendiri, seperti mengenakan pakaian,
makan, minum, dan eliminasi
 Aktivitas klien dibantu keluarga dan
perawat
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat pembedahan
2. Resiko infeksi berhubungan dengan masuknya moikroorganisme sekunder terrhadap
luka post operasi
3. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan efek sekunder terhadap luka post operasi

INTERVENSI KEPERAWATAN

NO TGL/JAM SDKI KRITERIA INTERVENSI ( SIKI) TTD


HASIL

1. 17-11- Nyeri (akut) Setelah - Observasi TTV;


2022 berhubungan dilakukan - Kaji intensitas dan
dengan tindakan skala nyeri,catat

08.30 diskontuinitas keperawatan lokasi, serta


jaringan akibat selama 2 x 24 karakteristik nyeri;
pembedahan. jam, diharapkan - Anjurkan klien
nyeri hilang istirahat ditempat
atau berkurang. tidur;
- Atur posisi klien
Kriteria hasil:
senyaman mungkin;
- Rasa nyeri - Ajarkan teknik
berkurang relaksasi dan napas
atau hilang; dalam;
- TTV dalam - Berikan analgetik
batas sesuai program:
normal Ketorolac 3 x 30 mg/
- TD: 120/80 bolus (Ka-EN 3B)
mmHg
120/
80mmHg
- N:
80x/menit
80 x/ menit

- RR: 20x/menit

- S: 360 – 36, 70
360 – 36, 70 C

- Skala nyeri 0
–3

- Klien tampak
tenang dan
rileks.

2. 17-11- Resiko infeksi Setelah - Observasi TTV;


2022 berhubungan dilakukan - Observasi tanda –
18.30 dengan tindakan tanda infeksi;
masuknya keperawatan - Lakukan perawatan
mikroorganisme selama 2 x 24 luka dengan tehnik
sekunder jam, diharapkan aseptic;
terhadap luka tidak terjadi - Ganti balutan luka
post operasi. infeksi. operasi secara teratur
dan sewaktu – waktu
Kriteria hasil:
bila kotor;
- Tidak ada - Berikan antibiotik
tanda – sesuai program,
tanda Cinam 2 x 1,5 mg/
infeksi; bolus (Ka-EN 3B) dan
- Luka bersih, Vit. C 1 x 400 mg/
tidak bolus (Ka-EN 3B)
lembab, dan
kotor;
- TTV dalam
batas
normal.
- TD : 120/
80mmHg
- N : 80 x/
menit
- RR : 20 x/
menit
- S : 360 –
36, 70 C

3. 17-11- Keterbatasan Setelah - Kaji keadaan umum


2022 aktivitas dilakukan klien;
21.00 berhubungan tindakan - Kaji
dengan efek keperawatan ketidakmampuaan
sekunder selama 2 x 24 klien dalam
terhadap luka jam, diharapkan beraktivitas;
post operasi. klien dapat - Berikan istirahat yang
melakukan cukup;
aktivitasnya - Bantu klien dalam
secara mandiri. memenuhi kebutuhan
diri;
Kriteria hasil:
- Berikan latihan
- Mampu aktivitas secara
memenuhi bertahap.
kebutuhan
diri;
- Mampu
melakukan
aktivitas
tanpa
dibantu;
- Mampu
melakukan
aktivitas
tanpa nyeri;
- Skala nyeri
0 – 3.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO TGL/ SDKI IMPLEMENTASI TTD


JAM

1. 18-11- DX 1 - Observasi TTV;


2022 - Kaji intensitas dan skala nyeri,catat
Nyeri (akut)
13.20 lokasi, serta karakteristik nyeri;
berhubungan
- Anjurkan klien istirahat ditempat
dengan
tidur;
diskontuinitas
- Atur posisi klien senyaman mungkin;
jaringan akibat
- Ajarkan teknik relaksasi dan napas
pembedahan.
dalam;
- Berikan analgetik sesuai program:
Ketorolac 3 x 30 mg/ bolus (Ka-EN
3B)

2. 18-11- DX II - Observasi TTV;


2022 - Observasi tanda – tanda infeksi;
Resiko infeksi
14.00 - Lakukan perawatan luka dengan
berhubungan
tehnik aseptic;
dengan
- Ganti balutan luka operasi secara
masuknya
teratur dan sewaktu – waktu bila
mikroorganisme
kotor;
sekunder
terhadap luka - Berikan antibiotik sesuai program,
post operasi. Cinam 2 x 1,5 mg/ bolus (Ka-EN 3B)
dan Vit. C 1 x 400 mg/ bolus (Ka-EN
3B)

3. 18-11- DX III - Kaji keadaan umum klien;


2022 - Kaji ketidakmampuaan klien dalam
Keterbatasan
19.00 beraktivitas;
aktivitas
- Berikan istirahat yang cukup;
berhubungan
- Bantu klien dalam memenuhi
dengan efek
kebutuhan diri;
sekunder
- Berikan latihan aktivitas secara
terhadap luka
bertahap.
post operasi.

EVALUASI

NO TGL/JAM SDKI EVALUASI TTD

1. 19-11-2022 DX 1 S: - Klien mengatakan nyeri sudah


berkurang
18.00 Nyeri (akut)
berhubungan - Skala nyeri 2
dengan
- Nyeri datang pada saat mengubah
diskontuinita
posisi dari berbaring untuk duduk
s jaringan
akibat O: - Klien tampak mengerutkan dahinya
pembedahan. jika sedang mengubah posisi

- TTV: TD: 110/ 70 mmHg

N: 80 x/ menit
RR: 20 x/ menit

S: 36, 40 C

A: Masalah belum teratasi

Tujuan tercapai sebagian

P: Intervensi dilanjutkan di rumah


dengan terapi dari dokter:

- Mefinal 3 x 1 tablet

- Amoxyclav 2 x 1 tablet

2 19-11-2022 DX II S: - Klien mengatakan ada luka operasi


pada perut daerah kanan bawah
18.20 Resiko
infeksi O: -Terdapat luka operasi pada daerah
berhubungan inguinal dextra dengan 8 jahitan,
dengan sepanjang 12 cm
masuknya
- Luka ditutup dengan verban
mikroorganis
me sekunder - Luka operasi tampak bersih
terhadap luka
- Tidak ada rembesan darah pada balutan
post operasi.
luka

- Tidak ada tanda – tanda infeksi

- TTV: TD: 120/ 80 mmHg

- N: 80 x/ menit

- RR: 20 x/ menit

- S: 36, 40 C

A: Masalah teratasi

Tujuan tercapai
P: Intervensi dipertahankan klien
dirumah

3. 19-11-2022 Keterbatasan S: -Klien mengatakan nyeri berkurang


aktivitas pada saat mengubah posisi dari berbaring
19.00
berhubungan untuk duduk
dengan efek
- skala nyeri 2
sekunder
terhadap luka -Klien mengatakan beberapa
post operasi. aktivitasnya, seperti mandi dan eliminasi
belum bisa dilakukannya sendiri

O: -Sebagian aktivitas klien masih


dibantu keluarga dan perawat, seperti
mandi dan eliminasi.

-Klien sudah mampu mengubah


posisinya dari berbaring untuk duduk
tanpa dibantu.

A: Masalah belum teratasi

Tujuan tercapai sebagian

P: Intervensi dilanjutkan klien di rumah

Anda mungkin juga menyukai