Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PRINSIP-PRINSIP EVALUASI PEMBELAJARAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi nugas matakuliah Belajar

dan Pembelajaran yang dibina oleh

Ibu Erni Yulianti, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 4

1. Ayunin Nadhifah (170351616541)


2. Eva Silfiyah (170351616519)

Offering B

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN IPA
OKTOBER 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Proses pembelajaran memiliki serangkaian persiapan dan perlakuan
baik pada dasar maupun pengembangannya. Namun salah satu ciri dari
pembelajaran adalah adanya evaluasi, baik evaluasi yang dilakukan oleh diri
sendiri maupun evalusi oleh guru. Evaluasi merupakan hasil dari refleksi
belajar yang telah dilakukan. Tingkatan keberhasilan dalam belajar dikatakan
berhasil apabila semua tujuan belajar tercapai sesuai dengan apa yang
direncanakan.
Dalam melakukan sebuah evaluasi juga ada beberapa prinsip yang
harus diterapkan pula. Prinsip - prinsip evaluasi meliputi valid, berorientasi
pada kompetensi, berkelanjutan, menyeluruh, bermakna, adil dan objektif,
terbuka, ikhlas, praktis dan akurat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi pembelajaran ?
2. Apa tujuan dari evaluasi pembelajaran?
3. Apa fungsi dari evaluasi pembelajaran?
4. Apa saja prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan
evaluasi pembelajaran ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi pembelajaran.
2. Untuk mengetahui tujuan dari evaluasi pembelajaran.
3. Untuk mengetahui fungsi evaluasi pembelajaran.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EVALUASI
Menurut KBBI, evaluasi berarti penilaian. Sedangkan menurut
Arikunto (2004) evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.
Nurgiyantoro (1988) mengemukakan bahwa evaluasi merupakan
proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Ia juga menjelaskan bahwa
evaluasi yang bersinonim dengan penilaian tidak sama konsepnya dengan
pengukuran dan tes meskipun ketiga konsep ini sering didapatkan ketika masalah
evaluasi pendidikan dibicarakan. Menurutnya, penilaian berkaitan dengan aspek
kuantitatif dan kualitatif, pengukuran berkaitan dengan aspek kuantitatif
sedangkan tes hanya merupakan salah satu instrumen penilaian. Meskipun
berbeda, ketiga konsep ini merupakan satu kesatuan dan saling membutuhkan.
Evaluasi didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam
menentukan tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa. Terdapat dua
aspek penting dari definisi tersebut. Pertama, evaluasi menunjukkan pada proses
yang sistematik. Kedua, evaluasi mengasumsikan bahwa tujuan instruksional
ditentukan terlebih dahulu sebelum proses belajar mengajar berlangsung (Rizal,
2014).
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 21 dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan
adalah kegiatan pengendalian, penjaminan dan penetapan mutu pendidikan
terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang dan jenis
pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
Dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bab I pasal 1
ayat 17 dikemukakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Sehubungan dengan kedua istilah tersebut, Ditjen Dikdasmen Depdiknas (2003:1)
secara eksplisit mengemukakan bahwa antara evaluasi dan penilaian mempunyai
persamaan dan perbedaan. Persamaan dari keduanya adalah sama-sama

2
mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilai sesuatu. Adapun
perbedaannya terletak pada konsteks penggunaanya. Penilaian (assssment)
digunakan dalam konteks yang lebih sempit dan biasanya dilaksanakan secara
internal, yakni oleh orang-orang yang menjasi bagian atau terlibat dalam sistem
yang bersangkutan, seperti guru menilai hasi belajar murid atau supervisor
menilai guru. Baik guru maupun supervisor adalah orang-orang yang menjadi
bagian dari sistem pendidikan. Adapun evaluasi digunakan dalam konteks yag
lebih luas dan biasanya dilaksanakan secara eksternal (Arifin, 2010).
Terdapat tiga istilah yang biasa digunakan dalam evaluasi, yaitu tes,
pengukuran dan penilaian. Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir
besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui stimulus atau
pertanyaan. Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran dan
bagian tersempit dalam evaluasi (Daryanto, 2005).
Menurut Sudijono (2011) pengukuran adalah kuantifikasi atau
penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturan-
aturan tertentu. Keadaan individu ini bisa berupa kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor. Pengukuran memiliki konsep yang lebih luas dari tes. Selain dengan
tes pengukuran juga dapat dilakukan dengan pengamatan, skala rating atau cara
yang lain. Penilaian adalah menilai sesuatu, yaitu mengambil keputusan terhada
sesuatu dengan berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai
atau bodoh, dsb. Jadi penilaian itu bersifat kualitatif.
Sedangkan evaluasi mencakup pengukuran dan penilaian. Evaluasi
adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu. Untuk dapat menentukan nilai
dari ssuatu dilakukanlah pengukuran dan wujud dari pengukuran itu adalah
pengujian yang dalam dunuia pendidikan dikenal dengan istilah tes (Widoyoko,
2011).

Sebelum pendidik melakukan evaluasi pembelajaran, terlebih dahulu


melakukan pengukuran. Pengukuran dapat dilakukan dengan cara tes maupun non
tes. Setelah dilakukan tes maupun non tes akan diperoleh data-data atau hasil.
Dari hasil tersebut pendidik dapat melakukan pengukuran. Pada saat pengukuran,
juga diperoleh data-data atau hasil. Dari hasil pengukuran inilah pendidik dapat

2
melakukan penilaian. Setelah penilaian terlaksana, pendidik dapat melakukan
evaluasi.

Menurut Nuriyah (2014) evaluasi merupakan usaha untuk


memperoleh informasi tentang perolehan belajar siswa secarah menyeluruh, baik
pengetahuan, konsep, sikap, nilai maupun keterampilan proses. Hal tersebut
dilakukan oleh guru sebagai balikan maupun keputusan yang sangat diperlukan
dalam menentukan strategi belajar mengajar. Untuk maksud tersebut guru perlu
mengadakan penilaian, baik terhadap proses maupun hasil belajar siswa.
Menurut Sukmadinata (2005) evaluasi pembelajaran mencakup tiga
aspek, yaitu :
1. Ranah kognitif
Berisi tentang perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual seperti pengetahuan, pengertian dan keterampilan
berpikir.
2. Ranah afektif
Berisi tentang perilaku-perilaku yang menekankan perasaan dan
emosi seperti minat, sikap, apresiasi dan cara penyesuaian diri.
3. Ranah psikomotorik
Berisi tentang perilaku-perilaku yang menekankan aspek
keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang
dan mengoperasikan mesin.
Dalam evaluasi pembelajaran terdapat dasar-dasar yang sudah
ditetapkan sebagai standar penilaian dalam proses pembelajaran. oleh karena itu,
suatu evaluasi dapat dikatakan baik dan benar apabila dalam pelaksanaanya
menggunakan atau menerapkan dasar-dasar tersebut. Adapun dasa-dasar yang
telah ditetapkan sebagai standar penilaian dalam proses pembelajaran ini lebih
kita kenal dengan prinsip-prinip evaluasi.

2
B. TUJUAN EVALUASI PEMBELAJARAN
Menurut Sudirman bahwa tujuan penilaian dalam proses
pembelajaran adalah:
1. Mengambil keputusan tentang hasil belajar.
2. Memahami siswa
3. Memperbaiki dan mengembangkan program pengajaran.
C. FUNGSI EVALUASI
a. Dilihat dari segi siswa secara individu, evaluasi berfungsi sebagai:
mengetahui tingkat pencapaian siswa dalam suatu proses
pembelajaran yaitu:
1) Menetapkan keefektifan pengajaran dan rencana kegiatan.
2) Memberi basis Laporan kemajuan siswa
3) Menetapkan kenaikkan dan kelulusan
b. Dilihat dari segi program pengajaran, evaluasi berfungsi:
1) Memberi dasar pertimbangan kenaikan dan promosi siswa.
2) Memberi dasar penyusunan dan penempatan kelompok siswa
yang homogen.
3) Diagnosis dan remedial pekerjaan siswa.
4) Memberi dasar pembimbingan dan penyuluhan.
5) Dasar pemberian angka dan rapor bagi kemajuan belajar siswa.
6) Memberi motivasi belajar bagi siswa.
7) Mengidentifikasi dan mengkaji kelainan siswa.
8) Menafsirkan kegiatan sekolah ke dalam masyarakat
9) Untuk mengadministrasi sekolah.

D. PRINSIP-PRINSIP EVALUASI PEMBELAJARAN


Banyak pakar pendidikan yang mengulas tentang prinsip-prinsip
evaluasi dalam buku masing-masing. Diantaranya adalah Ramayulis (2002)
mengemukakan prinsip-prinsip evaluasi meliputi valid, berorientasi pada
kompetensi, berkelanjutan, menyeluruh, bermakna, adil dan objektif, terbuka,
ikhlas, praktis dan akurat.

2
Evaluasi pembelajaran dilaksanakan atas dasar prinsip -prinsip yang
jelas sebgai landasan pijak. Prinsip dalam hal ini berarti pedoman yang
seharusnya dipegangi oleh guru sebagai evaluatr dalam melaksanakan kegiatan
evaluasi pembelajaran. prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus.

Menurut Arifin (2012), untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih


baik, maka kegiatan evaluasi harus bertitik tolak dari prinsip-prinsip umum
sebagai berikut:

a. Kontinuitas
Evaluasi tidak boleh dilakukan seacara insidental, karena
pembelajaran itu sendiri adalah suatu proses yang kontinu.
Oleh sebab itu, pendidik harus melakukan evaluasi secara
kontinu. Hasil evaluasi yang diperoleh pada suatu waktu
harus senantiasa dihubungkan dengan hasil-hasil pada
waktu sebelumnya. Sehingga dapat diperoleh gambaran
yang jelas dan berarti tentang perkembangan peserta
didik.
b. Komprehensif
Dalam melakukankan evaluasi suatu objek, pedidik harus
mengambil seluruh objek itu sebagai bahan evauasi.
Misalnya, jika objek itu adalah peserta didik, maka
seluruh aspek kepribadian peserta didik itu harus
dieveluasi, baik yang menyangkut kognitif, afektif
maupun psikmotor. Begitu juga dengan objek-objek
evaluasi yang lain.
Komprehensif adalah evaluasi hasil belajar dapat
dikatakan terlaksana dengan baik apabila dilaksanakan
secara bulat, utuh dan menyeluruh. Evaluasi pembelajaran
tidak boleh dilakukan secar terpisah-pisah, harus dapat
mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan
atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada peserta

2
didik. Evaluasi pembelajaran harus mencakup aspek
kognitif atau proses berpikir, afektif atau aspek nilai dan
sikap dan psikomotorik atau aspek keterampilan
(Sudijono,2009).
c. Adil dan Objektif
Dalam melakukan evaluasi, semua eserta didik harus
berlaku adil tanpa pilih kasih. Semua pesrta didik harus
diperlakukan sama. Pendidik juga hendaknya bertindak
secara objektif, apa adana sesuai dengan kemampuan
peserta didik. Evaluasi harus didasarkan atas kenyataan
(data dan fakta) yang sebenarmya, bukan hasil manipulasi
atau rekayasa.
d. Kooperatif
Dalam melakukan evaluasi, pendidik hendaknya
bekerjasama dengan semua pihak, seperti orang tua
peserta didik, sesma guru, kepala sekolah termasuk
dengan peserta didik itu sendiri.hal ini dimaksudkan agar
semua pihak merasa puas dengan hasil evaluasi dan
merasa dihargai.
e. Praktis
Praktis mengandung arti mudah digunakan, baik bagi
pendidik yang menyusun alat evaluasi maupun peserta
didik yang akan menggunakan alat tersebut. Untuk itu,
pendidik harus memperhatikan bahasa dan petunjuk
mengerjakan soal.
Hal ini berarti, pendidik dalam melakukan evaluasi terhadap peserta
didik harus memperhatikan pedoman atau prinsip yang ada. Prinsip-prinsip
tersebut digunakan agar hasil evaluasi yang dihasilkan dapat sesuai dengan tujuan
pembelajaran, benar-benar sesuai dengan kemampuan peserta didik tanpa adanya
rekayasa dari pihak pendidik.
Dalam konteks belajar, Depdiknas (2003) mengemukakan prinsip-
prinsip umum penilaian adalah mengukur hasil-hasil yang telah ditentukan dengan

2
jelas dan sesuai dengan kompetensi serta tujuan pembelajaran, mengukur ampel
tingkah laku yang representatif dari hasil belajar dan bahan-bahan yang tercakup
dalam pengajaran, mencakup jenis-jenis instrumen penilaian yang paling ssuai
untuk mengukur hasil belajar yang diingikan, digunakan sedemikian rupa agar
hasilnya sesuai dengan yang digunakan. Secara khusus dibuat dengan reliabilitas
yang sebesar-besarnya dan harus ditafsirkan secara hati-hati dan dipakai untuk
memperbaiki proses dan hasil belajar.
Karena pada hakikatnya evaluasi pembelajaran dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah
dipelajarinya, untuk mengetahui kefektifan pembelajaran yang telah dilakukan.
Sedangkan menurut (Depdiknas, 2002) prinsip-prinsip evaluasi
pembelajaran dibedakan menjadi dua, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus.
 Prinsip-prinsip umum evaluasi
a. Valid
Evaluasi pembelajaran harus dapat memberikan informasi
yang akurat tentang proses dan hasil belajar peserta didik.
Teat tidaknya hasil evaluasi ini antara lain dipengaruhi oleh
penggunaan teknik dan instrument evaluasi.
b. Mendidik
Evaluasi pembelajaran harus memberi sumbangan positif
terhadap pencapaian belajar peserta didik. Hasil evaluasi bagi
peserta didik yang sudah berhasil lulus hendaknya dinyatakan
dan dapat dirasakan sebagai penghargaan, sedangkan bagi
yang kurang berhasil dapat dijadikan sebagai pemicu
semangat belajar.
c. Berorientasi pada kompetisi
Evaluasi pembelajaran harus mengacu pada rumusan
kompetensi-kompetensi yang telah dirumuskan di dalam
kurikulum dan diarahkan untuk menilai pencapaian
kompetensi tersebut.

2
d. Adil dan Objektif
Evaluasi pembelajaran harus adil terhadap semua peserta
didik dan tidak membedakan latar belakang peserta didik yang
tidak berkaitan dengan pencapaian hasil belajar. Objektivitas
penilaian tergantung dan dipengaruhi oleh faktor-faktor
pelaksana, kriteria untuk skoring dan pembuatan keputusan
pencapaian hasil belajar.
e. Terbuka
Ktiteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus
jelas dan terbuka bagi semua pihak sehingga keputusan
tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
f. Berkesinambungan
Evaluasi pembelajaran dilakukan secara berencana, bertahap
dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang
perkembangan kemajuan belajar peserta didik sebagai hasil
kegiatan belajarnya.
g. Menyeluruh
Evaluasi terhadap proses dan hasil belajar peserta didik harus
dilaksanakan secara menyeluruh, utuh dan tuntas yang
mencakup seluruh aspek kognitif, efektif dan psikomotorik
dengan menggunakan teknik dan prosedur yang komprehensif
dengan berbagai bukti hasil belajar peserta didik.
h. Bermakna
Evaluasi pembelajaran hendaknya mudah dipahami,
mempunyai arti, berguna dan bisa ditinjaklanjuti oleh pihak-
pihak yang berkepentingan.
 Prinsi-prinsip Khusus Evaluasi Pembelajaran
a. Evaluasi proses dan hasil belajar harus memungkinkan adanya
kesempatan yang terbaik bagi peserta didik untuk
menunjukkan apa yang mereka ketahui dan pahami, serta

2
mendemostrasikan kemampuannya. Prinsip khusus ini
berimplementasi sebagai berikut:
 Pelaksanaan evaluasi hendaknya dalam suasana
yang bersahabat dan tidak mengancam.
 Peserta didik mempunyai kesempatan dan
perlakuan yang sama.
b. Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur evaluasi
dan pencatatan secara tepat.

2
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Evaluasi merupakan proses atau kegiatan sistematis yang dilakukan
untuk memperoleh informasi tentang perolehan belajar siswa atau pemahaman
siswa terkait apa yang telah dipelajarinya secara menyeluruh, baik pengetahuan,
konsep, sikap, nilai maupun keterampilan proses. Evaluasi juga dilakukan untuk
mengetahui kefektifan kegiatan pembelajaran dan berhasil atau tidaknya proses
pembelajaran.
Dalam melakukan evaluasi pembelajaran, pendidik harus
memperhatikan beberapa hal atau prinsip-prinsip yang telah ditetapkan agar
evaluasi dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran,
yaitu dilakukan dengan kontinuitas, komprehensif atau menyeluruh, adil dan
objektif, kooperatif dan praktis.

2
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 2003. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementrian Agama.
Arikunto. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Asdi Mahastya.
Nurgiyantoro. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gajahmada
University Press.
Nuriyah. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Jurnal Edueksos. 1(3). 73‾86.
Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia.
Rizal. 2014. Evaluasi dalam Pembelajaran. Pontianak : Universitas Tanjungpura.
Sudjiono. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Press.
Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT.
Remaja Rsdakarya.
Widoyoko. 2011. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai