479-File Utama Naskah-1457-2-10-20180119 PDF
479-File Utama Naskah-1457-2-10-20180119 PDF
1
November 2011
KUKUK YUDIONO
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Katolik Widya Karya Malang
ABSTRAK
Prinsip dasar ekstraksi dengan teknik subcritical water adalah untuk
menurunkan polaritas solvent air sehingga mendekati polaritas solut antosianin,
dilain fihak juga menyebabkan penurunan tegangan permukaan air sehingga
meningkatkan difusitasnya. Dalam kondisi demikian sifat kelarutan solut oleh
solvent menjadi meningkat disamping itu molekul-molekul air akan bergerak bebas
ke/dari jaringan tanaman yang diekstrak dan transfort solut antosianin keluar sel
menjadi lebih cepat.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengetahui performance penggunaan
suhu subcritical dan non subcritical water untuk ekstraksi antosianin ubijalar
Ayamurasaki, 2) Mendapatkan pH optimal untuk ekstraksi antosianin, 3)
Mendapatkan pengaruh simultan suhu, pH, dan waktu ekstraksi dengan metode
subcritical water terhadap ekstraksi antosianin, 4) Mengetahui performance metoda
ekstraksi subcritical water untuk antosianin pada scale up, dan 5) Mendapatkan
stabilitas ekstrak antosianin pada berbagai pH pelarut
Hasil penelitian dengan RAL Pola Tersarang bahwa dalam perlakuan
berbagai suhu ekstraksi, pada suhu 115oC didapat total antosianin tertinggi (0,474
mg/g) dengan viskositas 3,07 mPas. Perlakuan berbagai pH pelarut pada pH 2 (suhu
115oC) didapat viskositas terendah ( 2,86 mPas) dengan total antosianin tertinggi
(0,475 mg/g). Hasil optimasi suhu, waktu, dan pH dengan Response Surface
Methodology didapat (115oC, 20 mnt, dan 2) didapat total antosianin sebesar 0,59
mg/g. Uji t-test didapat total antosianin dan aktifitas antioksidan skala besar (20 L)
dengan skala laboratorium (200 ml) tidak ada perbedaan. Uji stabilitas antosianin
dengan Rancangan Faktorial selama 15 hari pada pH 2 paling stabil .
20-25 ton/ha, sedang varietas lokal total senyawa fenol. Pigmen ini
15-20 ton/ha), maupun warna berperan terhadap timbulnya warna
ungunya yang lebih pekat dan merah hingga biru pada beberapa
merata keseluruh bagian umbinya bunga, buah, dan daun. Antosianin
mulai dari kulit sampai dagingnya. bersifat polar sehingga dapat
Dengan demikian ubi jalar dilarutkan pada pelarut polar seperti
Ayamurasaki sangat potensial untuk etanol, aceton, dan air. Dalam
dijadikan bahan baku antosianin. penelitian ini untuk ekstraksi
Berkembangnya industri digunakan pelarut air karena lebih
pengolahan pangan akan memacu aman, murah, dan ketersediaanya
penggunaan pewarna sintetis yang melimpah. Namun bila dilihat
tidak aman untuk konsumsi karena tingkat polaritasnya antara
mengandung logam berat (timah, antosianin sebagai zat terlarut dan
besi dan alumunium) yang air sebagai pelarut tidak seimbang.
berbahaya bagi kesehatan. Untuk itu Menurut Ricter et al., (2006)
diperlukan pencarian alternatif tingkat polaritas antosianin
pewarna alami seperti antosianin digolongkan semipolar (dielektrik
(Hanum , 2000). Antosianin konstan 30-40) sedang air adalah
merupakan pewarna alami yang sangat polar (dielektrik konstan 80).
tersebar luas dalam tumbuhan Karena itu untuk meningkatkan
(bunga, buah-buahan, sayuran, dan efisiensi ekstraksi antosianin
ubi-ubian). Antosianin sebagai polaritas air sebagai pelarut harus
pewarna alami dapat diaplikasikan diturunkan sampai mendekati
pada minuman ringan, permen, dan polaritas antosianin. Menurut King
produk berbasis susu seperti yogurt, (2009) peningkatan suhu akan
dan keju (Anonymous, 2004). menurunkan polaritas air.
Menurut Maga and Tu (1994) Metode konvensional untuk
antosianin cocok untuk mewarnai ekstraksi antioksidan alami
makanan dengan pH asam, hal ini (antosianin) dari tanaman umumnya
terkait dengan kestabilan antosianin dilakukan dengan pelarut organik
dalam kondisi asam. (metanol, aseton, etanol). Namun
Antosianin adalah bagian penggunaan pelarut ini
senyawa fenol yang tergolong kemungkinan akan menyebabkan
flavonoid. Menurut Durst dan masalah residu dan mempunyai
Wrolstad (2005) bahwa antosianin pengaruh yang merusak/buruk
jumlahnya sekitar 90 – 96 % dari terhadap unsur pokok dalam pangan
2
Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1
November 2011
5
Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1
November 2011
6
Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1
November 2011
Viskositas Larutan
Viskositas merupakan implikasi dari
terjadinya gelatinisasi pati terutama
pada produk berpati tinggi akibat
Gambar 2. Grafik rata-rata
perlakuan pada suhu tinggi. Dalam
viskositas larutan (mPas) terekstrak
penelitian ini tingginya viskositas
dari ekstraksi ubi jalar Ayamurasaki
akan berdampak negatif terhadap
pada berbagai suhu (oC) ekstraksi
jumlah antosianin terekstrak.
subcritical water
9
Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1
November 2011
11
Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1
November 2011
13
Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1
November 2011
14
Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1
November 2011
15
Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1
November 2011
18
Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1
November 2011
19
Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1
November 2011
60
Antosianin (%)
pH 2
40
Degradasi
pH 3
20
0 pH 4
1 5 10 15 pH 5
hari pH 6
22
Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1
November 2011
150
Retensi Antosianin
pH 2
100
pH 3
50
(%)
pH 4
0
1 5 10 15 pH 5
pH 6
hari
23
Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1
November 2011
26
Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1
November 2011
27
Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1
November 2011
28
Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1
November 2011
29
Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1
November 2011
30