Presentasi Sejarah Gereja Indonesia
Presentasi Sejarah Gereja Indonesia
KELOMPOK 9
JAYAPURA
2019
NAMA PESERTA
1 Gamaliel Wandamo IV E
2 Esau A. Patiran IV C
3 Rini Mayor IV B
4 Agustina Mansnandifu IV E
5 Lapas Wutwensa IV A
6 Yohana Mirino IV E
7 Densemina Moreni VIII B
8 Anace Warikar IV D
9 Jein Marisan IV A
10 Yuliana Mambobo IV A
11 Moses Syufi IV C
12 Erik Aliknoe IV A
13 Yohanis Ayomi IV C
14 Rio Sarwuna IV E
15 Lorena Sayori IV E
16 Albertina Rienggub IV A
PENGANTAR
Dengan demikian sejarah Gereja harus terus menerus mempelajarinya, sebab seorang
Kristen yang tidak tahu sejarah adalah ibarat seorang anak yang tidak mengenal latarbelakang
keluarganya atau identitasnya, terlebih sebagai penerus sejarah kekristenan di dunia ini.
Sehingga kalau kita mau berbicara tentang Sejarah Gereja sangat luas pengertiannya.
Sehingga sejarah Gereja yang kami bahas disini ialah sejarah “PEKABARAN INJIL DAN
GEREJA DI KALIMANTAN” Sejak Allah mau memasuki peradaban orang Kalimantan
yang lebih khusus kami akan fokusan tentang pembaharuan manusia Kalimantan dari
kehidupan lama dari agama suku Dayak, mengenai struktur masyarakat, hubungan dengan
pemerintah Belanda, metode kerja para zendeling, pola pemberitaan injil, soal penebusan dan
pertobatan suku dan juga perorangan kepada orang-orang di Kalimantan selatan, yakni daerah
Pesisir yang berbahasa Melayau dan pedalaman yang berbahasa Dayak.
Kiranya paparan ini, memberi informasi kepada kita tentang pekabaran Injil didaerah
Kalimantan sendiri. Semoga bermanfaat!
Kelompok 9
DAFTAR ISI
PENGANTAR........................................................................................................................................................... III
I. Tanggapan ..........................................................................................................................................15
Daftar Istilah................................................................................................................................................16
BAB I
A. Keadaan Geografis
Pulau Kalimantan terletak di sebelah utara pulau Jawa, sebelah Timur Selat Malaka,
sebelah Barat Pulau Sulawesi dan sebelah Selatan Filipina. Luas Pulau Kalimantan
adalah 743.330 km2 .1
1
Di unduh, Sabtu,30 Maret 2019, WIT 11:40, tersedia, http://tunasteologi.blogspot.com/2014/03/sejarah-
gereja-kekristenan-di-kalimantan.html
B. Struktur Masyarakat
Suku Dayak, terdiri dari enam rumpun suku,menurut Mallnckroft 3 yakni:Bahau, Ot
Donum, Iban, Moeroet, Klemantan dan Poenan. Kemudian W.Stohr membuat
penggolongan dalam tiga golongan, yakni: Golongan Ot Donum, Moeroet dan
Klemantan. Masyarakat di daerah Dayak ini terbagi dua bagian, yakni: golongan yang
memerintah, dan golongan budak (Suku Maanyan tidak mengenal perbudakan). Kelas
yang memerintah terdiri atas sultan dan keluarganya, kemudian menyusul para biokrat.
Menurut adat kebiasaan Banjar, pengganti raja adalah putra mahkota yang diangkat dari
putra sulung raja yang meninggal dengan permaisuri dari golongan bangsawan.
Golongan bangsawan kerajaan merupakan golongan yang dihormati dalam masyarakat.
Selain golongan bangsawan, golongan pedagang mempunyai kedudukan yang cukup
dihargai masyarakat. Pedagang-pedagang kaya mempunyai pengaruh yang besar dalam
masyarakat, bahkan juga pada pemerintahan kerajaan. 4 Hal ini pun di jelaskan oleh
Fridolin Ukur, dalam bukunya “tantangan suku Dayak”5 bahwa dalam masyarakat
Dayak menggunakan dengan istilah mitos dibudakan menurut mitology, yang
dikelompokan menjadi tiga bagian, yaitu: (1).Golongan Merdeka6, Golongan ini terdiri
dari Para bangsawan (Kaya), dan golongan miskin, (2) Golongan Budak7 Golongan ini
lahir dari Mitologi Dayak, bahwa kelas budak ini ada sejak dunia dan Manusia di
ciptakan (3) Golongan Imam, golongan ini bertujuan untuk memimpin upacara-upacara
keagamaan dalam bahasa Batak (utus olo balian, maka golongan ini kaum golongnan
religious).8
2
Th. van den End, Ragi Carita 1.( Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2016), hlm .188.
3
Fridolin Ukur, tantangan suku Dayak, (Jakarta BPK. Gunung Mulia, 1935), hlm 65
4
Th. van den End, Ragi Carita 1. (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2016), hlm .188-189
5
Ukur, Ibid, hlm52
6
Ibid, Van den End hlm 66
7
Ibid, hlm 67
8
Ibid., hal.68 et. seq. dan halaman 72
Upacara pembakaran mayat disebut tiwah dan abu sisa pembakaran diletakkan di
sebuah bangunan yang disebut Tambak.
Suku Dayak hidup terpencil dan mereka tetap berpegang pada agama suku mereka
(yang dikemudian hari disebut agama Keharingan). Mereka belum bergaul dengan
orang-orang Eropa berabad-abad lamanya, seperti orang-orang Minahasa, dan jugs
agama Kristen bagi mereka masih baru sama sekali. Tetapi karena pedagang-
pedagang dari pantai datang membeli hasil bumi dan jual barang-barang mereka
sampai ke hulu sungai-sungai, maka pengaruh Islam cukup besar. Pekabaran Injil
kelak mengalami halangan dari pihak pedagang-pedagang ini.9
9
Th. van den End, Ragi Carita 1. Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2016, hlm 188
10
Th. van den End, Ragi Carita 1. Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2016,
11
Ibid, hlm 188
12
Ibid, hlm, 192
Sejak tahun 1843 dimulailah usaha menebus para Pandeling itu. Usaha ini disebut
“kolonisasi”, yakni dengan menepatkan budak-budak yang berhasil ditebus itu
disuatu tempat kediaman misionaris, kemudian masing-masing misionaris menebus
dan menggumpulkan budak-budak tersebut diatasi. Para pandeling yang telah ditebus
ini harus mentati beberapa ketentuan, seperti:
13
Fridolin Ukur, Tantangan Suku Dayak, Jakarta BPK. Gunung Mulia, 1935, hlm 68-69
Metode ini hanya digunakan pada tahun 1843-1859. Namun pada tahun 1865,
system perbudakan ini dihapuskan oleh pemerintah Belanda. Sehingga metode ini pun
ikut berakhir. 14
14
Ibid, hlm 142-145
15
Th. van den End, Ragi Carita 1. Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2016, hlm 190
Beberapa badan zending yang lain yang pernah bekerja di Kalimantan, Yakni:
20
Fridolin Ukur, Tantangan Suku Dayak, Jakarta BPK. Gunung Mulia, 1935, hlm 96
21
Diunduh 16 Mei 2019, 11.WIT, tersedia di:
https://en.wikipedia.org/wiki/American_Board_of_Commissioners_for_Foreign_Missions
28
Ibid, Sihombing, Hlm 49.
29
Ibid. Ukur, hal.88 et. seq. halaman 72
31
Op.Sit, Ukur hlm 94
32
Op.Sit, Ukur hlm 100.
A. Penutup.
Perkembangan kekristenan tidak terlepas dari jerih lelah orang-orang Kristen
terdahulu, terutama badan misi dari RMG maupun BM, yang bekerja di bumi
Kalimantan walaupun ada kesulitan-kesulitan. Kita perlu belajar dari semangat dan
respon mereka dalam Pekabaran Injil, serta memberikan apresiasi atas perjuangan
dalam memberitakan Injil sampai lahirnya gereja Gereja Dayak Evangelis (GDE) yang
kemudian diganti menjadi “GEREJA KALIMANTAN EVANGELIS” (GKE).
Perjuangan dan kerja mereka adalah semangat misi Kristus. Jadi, Tuhan Yesus sangat
mengharapkan agar semua orang mendengar kabar sukacita dari-Nya dan mereka
beroleh keselamatan kekal.
1. Van den End. 1980. Ragi Carita 1 : Jakarta, (BPK Gunung Mulia),
2. Van den End. 1980. Ragi Carita 2 :Jakarta, (BPK Gunung Mulia)
3. Fridolin Ukur, 1935, Tantangan suku Dayak,: (Jakarta BPK. Gunung Mulia).
4. Rodger Lewis, 1993, Karya Kristus Di Indoensia, Bandung Yayasan Kalam Hidup,