Kata Pengantar.......................................................................................................................................2
BAB 1....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................................3
BAB 2....................................................................................................................................................4
ISI...........................................................................................................................................................4
1. KEDATANGAN BANGSA PORTUGIS...................................................................................4
Di Malaka.......................................................................................................................................4
Di Maluku......................................................................................................................................4
Franciscus Xaverius.......................................................................................................................5
Ke Halmahera.................................................................................................................................6
2. AWAL MULA...........................................................................................................................9
A. ORGANISASI GEREJA PORTUGIS....................................................................................9
B. DON IOAO............................................................................................................................9
C. MARTIR KRISTIANI PERTAMA DI MALUKU.................................................................9
3. KEADAAN GEREJA PORTUGIS DI NUSANTARA............................................................10
A. KEPULAUAN MALUKU...................................................................................................10
B. PULAU SULAWESI............................................................................................................13
C. PULAU JAWA.....................................................................................................................16
D. GEREJA KRISTIANI PORTUGIS DI NUSA TENGGARA TIMUR.................................18
BAB 3..................................................................................................................................................19
KESIMPULAN....................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................21
Penulis
PENDAHULUAN
“Setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya”. Itulah sepenggal kata yang
sering kita dengar jika membahas mengenai sejarah. Sejarah Gereja Katolik Indonesia,
khususnya pada saat perdagangan bangsa Portugis di Nusantara 1 tidak lepas dari sejarah
perjalanan bangsa Indonesia sendiri, yang di dalamnya dipengaruhi oleh kebudayaan setempat
(kebudayaan Indonesia) sehingga corak dan pembawaan para misionaris atau imam untuk
menyebarkan agama Kristiani di bumi Nusantara harus disesuaikan juga dengan budaya
setempat. Juga, dipengaruhi oleh sejarah dunia (atau sejarah secara umum yang di dalamnya
termuat sejarah perkembangan beberapa bangsa yang terkenal), di mana perkembangan
bangsa Indonesia juga dipengaruhi oleh bangsa-bangsa yang datang untuk berdagang,
khususnya bangsa barat.
1
Sebutan untuk Indonesia pada waktu dulu. Sebutan untuk Indonesia nanti muncul belakangan ini, terlebih saat
para pemuda melakukan kongres sehingga melahirkan yang kita kenal “sumpah pemuda” yang di dalamnya
mencantumkan nama Indonesia, untuk keseluruhan tanah air.
Sejarah Gereja Katolik Indonesia | 3
mengenai Sejarah Gereja Katolik Indonesai: Zaman Portugis, selalu tak lepas dari bangsa
Portugis sendiri dan berpusat di Indonesia Timur, khususnya bagian Maluku.
BAB 2
ISI
Di Malaka
Dalam tahun 1509, sultan malaka menerima kabar bahwa ada utusan portugis
yang hendak menghadapi beliau. Karena mencium gelagat yang membahayakan, maka
daripada menyambut utusan itu di istana dengan makan-minun, beliau menyuruh
tentaranya menyambut mereka dilaut dengan hujan peluru. Akhirnya armada Portugis
melarikan diri.
Tahun 1511, armada yang lebih kuat datang dari Goa dan mengepung kota
Malaka. Akhirnya sultan pun menyerahkan diri, akibatnya Malaka didududi oleh
Portugis. Pelabuhan itu pun merosot karena banyak kapal menghindari pertemuan
dengan orang Portugis.
Di Maluku
Dalam tahun 1512, penduduk pulau Banda menyaksikan kedatangan armada
Portugis yang pertama tiba di Maluku. Armada itu terdiri dari beberapa kapal layar
dan dikomandokan oleh Antonio d’Abreu. Kemungkinan besar, berkat adanya mualim
Melayu atau Jawa, yang entah diculik atau disewa, mereka mencapai tempat asal
rempah-rempah yang sudah lama diidam-idamkan, setelah lebih dahulu singgah di
pelabuhan Gresik. Tak lama kemudian, penduduk Hitu di Ambon Utara melihat
sebuah kapal layar asing terdampar. Ternyata, kapal itu kesasar setelah terpisah dari
armada d’Abreu. Penduduk menyambut awak kapal yang orang Portugis itu dengan
baik, sebab melihat kesempatan untuk mendapatkan bantuan, dengan memukul
mundur orang Seram yang suka menyerang.
Dalam tahun 1522 penduduk Ternate melihat armada Portugis yang kedua datang
di Maluku dan berlabuh di pelabuhan. Komandannya Antonio De Britto. Karena
Sejarah Gereja Katolik Indonesia | 4
sultan yang sebelumnya mengadakan perjanjian telah wafat, maka janda almarhum
menyambut orang asing itu. Pada tanggal 24 Juni tahun itu juga, dari kejauhan
penduduk setempat dapat menyaksikan suatu upacara yang aneh dilangsungkan
diudara terbuka: orang Portugis mempersembahkan Misa pertama di pantai Ternate
dan meletakkan batu pertama benteng yang diberi nama Sao Paolo (Santo Paulus).
Franciscus Xaverius
Franciscus Xaverius (1506-0552) lahir di Navarra, Spanyol, dari keluarga
bangsawan suku Basque (Bask). Ketika belajar di Paris, beliau berkenalan dengan
Ignatius dari Loyola, dan termasuk dalam kelompok tujuh orang yang dalam tahun
1537 mengucapkan kaul untuk hidup miskin serta suci, berziarah ke Yerusalem dan
merasul di negeri yang penduduknya belum Kristiani. Setelah dithabiskan sebagai
imam, maka dalam tahun 1541 atas permintaan raja Portugal, beliau bertolak dari
Lisboa dan tiba di Goa pada tahun 1542. Dalam tahun 1545, Franciscus berlayar ke
Malaka, keuskupan sufragan Goa, lalu melanjutkan pelayaran menuju Ambon. Pada
tanggal 14 Februari 1546, beliau tiba di Ambon.
Di Ambon
Pada kesempatan itu ada seorang Portugis yang meminum minuman keras
sampai mabuk, lalu memeluk putri kepala kampung. Ketika dihalangi oleh ayah
putri itu, pria yang mabuk itu menjadi marah dan menampar sang kepala
kampung. Tentu penduduk menjadi berang, tetapi untunglah, kepala kampung
yang amat bijaksana itu dapat menenangkan rakyatnya dan si prajurit Portugis itu
disuruh pulang. Dalam sepucuk surat, sang kepala kampung memberitahukan
bahwa sahabatan mereka sudah putus.
Di pulau Nusa Laut, beliau membaptis seorang pemuda dari kalangan raja.
Agaknya beliau kecewa sekali karena tidak ada hasil yang lebih gemilang.
Sebelum naik perahu, ia membuka sepatunya, mengebaskan debu dari kakinya
dan menjelaskan bahwa ia tidak mau membawa pulan tanah seburuk itu.di Hatiwi,
ia bertemu dengan orang sebangsa dengannya, yaitu awak dan penumpang dari
sebuah armada Spanyol yang tersesat.
Ke Halmahera
Franciscus sudah mendengar berita mengenai banyaknya orang Kristiani di
Halmahera, wilayah Moro, yang sudah murtad dan teladan yang buruk dari prajurit
Portugis yang datang dari Ternate untuk merampas bahan makanan penduduk. Oleh
sebab itu, Franciscus rindu sekali pergi menemui jemaat Kristiani di sana.
Singgah di Ternate
Ia tiba di Ternate pada awal bulan Juni tahun 1546. Pada waktu itu, orang
Kristen di Ternate terdiri dari kira-kira enam puluh orang Portugis yang
bujangan, dan enam puluh lagi sudah berkeluarga, artinya pria Portugis yang
kawin dengan wanita setempat, sedangkan di luar perkampungan Portugis masih
ada kampung orang setempat yang Kristiani.
Ke Halmahera
Di Halmahera
Dan ketika dalam Misa tanggal 29 September, pesta Santo Mikail, terjadi
suatu gempa bumi tanpa merobohkan altar, beliau mengatakan bahwa Allah
memberi kuasa kepada malaikat Mikail untuk menghukum iblis yang hendak
menggangu kebaktian dan menyuruh dia kembali ke dalam neraka. Kemudian
sebelum ia meninggalkan Halmahera, ia berjanji akan mengirim imam untuk
bertugas di ternate. Sejumlah anak laki-laki diantarnya ke Ternate, untuk
kemudian dididik di Kolese Paulus di Goa.
Pulang ke Ternate
Meninggalkan Maluku
Sesudah masih sempat ikut merayakan hari raya Paskah yang meriah di
Ternate, Fransiscus berangkat dalam tahun 1547. Ada seorang rohaniwan
disuruhnya tinggal untuk melayani jemaat. Baltasar Veloso menitipkan sepucuk
surat untuk raja di Lisboa, dengan permintaan agar ia dijadikan panglima seumur
hidup sebagai balas jasa, antara lain karena Donna Isabel sudah menjadi
Kristiani. Fransiscus pun telah berjanji akan mendukung permintaannya itu.
Pada pertengahan bulan Mei 1547 empat perahu bertolak menuju Malaka. Pada
awal bulan Juli Fransiscus dengan rombongannya tiba disana.
B. DON IOAO
Menjelang tahun 1534 di sana-sini sudah ada orang Portugis yang
menetap di Maluku. Ada yang menawarkan tenaganya kepada raja sebagai
penasehat di bidang pembangunan, atau sebagai arsitek perahu. Di wilayah
Moro Halmahera Utara tinggalah seorang pria Portugis yang bernama
Gonsalo Veloso, yang bersahabat dengan kepala kampung Mamuaya.. kepala
kampung ini sering mengeluh karena ada sekelompok orang yang sering
mengganggu di wilayah kampungnya. Veloso menasehatinya agar meminta
perlindungan orang Portugis dan menjadi Kristiani.
Ternyata, dalam waktu itu pula Ternate, Tidore, dan Bacan bersekutu
mencari bantuan dari beberapa orang kepala suku Irian di pulau Waigama,
Misool, Waigeo, dan Gebe, untuk mengusir orang Portugis. Ditempat itu,
delapan orang Portugis ditewaskan, termasuk Simon Vaz. Rekannya, Alvarez,
berhasil melarikan diri ke Ternate dan tiba dengan selamat. Don Ioao pun
berhasil menyelamatkan diri. Akhirnya Don Ioao sendiri pun tertangkap, akan
tetapi tidak jadi dibunuh berkat adanya sahabat yang melindunginya.
A. KEPULAUAN MALUKU
1) MALUKU TENGAH
Sekitar tahun 1558 Manuel, mantan juru bahasa dan pembantu
Fransciscus Xaverius, bertugas sebagai kepala kampung Hatiwi. Ternyata,
pada waktu itu sudah ada banyak penduduk Kristiani di pulau Buru,
kepulauan Ulias dan pulau Ambon sendiri. Akibat persengketaan yang timbul
antara panglima Portugis dan sultan Ternate, maka tahun 1558 orang
Kristiani dituduh menjadi kaki tangan orang Portugis dan oleh sebab itu
dikejar-kejar. Bersama banyak penduduk lain, Manuel dapat bertahan dalam
sebuah benteng di pegunungan sampai tahun 1561, ketika bala bantuan
Portugis tiba. Kepala kampung yang setia itu pernah mengatakan: ‘saya
hanya mau mati dengan salib di tangan, seperti yang diajarkan Padre
Fransiscus kepada saya’. Pada tahun 1564 pula terpecahlah penganiayaan
tehadap jemaat Kristiani. Seorang misionaris yang lolos dan tiba di Goa,
menyaksikan bahwa banyak pedagang dan prajurit Portugis bersekongkol
dengan memperkaya diri sendiri, sehingga penduduk yang sudah Kristiani
menjadi korban. Raja Portugal menyuruh sebuah armada ke Maluku untuk
memulihkan keamanan.
Sejarah Gereja Katolik Indonesia | 10
Sementara itu hanya terdapat beberapa misionaris saja untuk melayani
jumlah orang Kristiani yang semakin bertambah banyak. Para misionaris pun
mengerti bahwa orang yang sudah menerima baptisan seharusnya mendapat
didikan lagi dalam hal agama tapi, muncul masalah yaitu jumlah misionaris
yang kurang. Seorang misionaris pernah meminta pendapat uskup Roma
tentang hal tersebut. Lalu paus Pius V (1566-1572) menjawab, bahwa
hendaklah misionaris berusaha hanya membaptis orang, yang kelangsungan
hidupnya dapat dirawat (dijamin).
2) PULAU BACAN
Ketika di pulau Bacan, isteri sultan, yang adalah putri dari sultan
Hairun di Ternate, meninggal ketika bersalin, sultan Bacan menjaga
kemungkinan rekannya di Ternate akan membalas dendam. Oleh sebab itu,
beliau meminta bantuan tentara Portugis. Bahkan, beliau sendiri bersama
keluarganya dan orang bangsawan menyerahkan diri untuk dibaptis.
Kemudian, pada suatu waktu beliau diracuni oleh orang Ternate; lalu
putranya bersama banyak rakyat kembali memeluk agama Islam.
3) MALUKU UTARA
Dalam tahun 1553 seorang misionaris di Halmahera meminta bantuan
tentara Portugis, sebab menurut pendapatnya orang Kristiani bergaul terlalu
akrab dengan orang yang bukan Kristiani. Bersama tentara Portugis datanglah
juga sultan Ternate; beliaupun tidak suka adanya pergaulan yang terlalu erat
antara penduduk yang bukan Kristiani dengan orang Kristiani.
1) SULAWESI UTARA
Manado dan sekitarnya (1563-1568)
Akhir Mei tahun 1563 armada Portugis berlabu di teluk Manado. Diego
de Magelhaes S.J yang ditunjuk untuk ekspedisi ini dithabiskan imam di
Malaka pada tahun 1561 dan tiba akhir tahun yang sama di Ambon. Dari
Ternate ia mengunjungi Minahasa, pantai utara Sulawesi dan pulau-pulau
Sangir. Kemudan ia bekerja lagi di Halmahera dan Morotai karena sakit, ia
terpaksa kembali ke Goa di mana ia meninggal pada tahun1573. Dalam surat
bertanggal 28 Juli 1563, ditulis di Manado, ia memberi laporan kepad
atasannya tentang pengalaman-pengalamannya di Sulawesi Utara. Orang-orang
Portugis diterima dengan senang hati di Manado. Semua minta dibaptis,
sehingga ia tinggal 14 hari di Manado di tengah-tengah mereka dan
memberikan pelajaran-pelajaran dasar, sesudah ia membaptis raja dan 1500
bawahannya. Juga raja Siau yang kebetulan tinggal di Manado, dibaptis.
Sesudah itu, ia berlayar ke Bolaang-Mongondow, di pantai Utara. Juga raja di
sana minta dibaptis, tetapi Magelhaes belum melaksanakannya karena raja itu
belum lama menjadi Islam. Dari situ, Magelheas menuju ke Kaodipan. Di situ
ada 3000 orang yang minta dibaptis tetapi Magelhaes hanya membaptis kepala-
kepala suku saja. Di Kaidipan, Magelheas membaptis 2000 orang. Dari
Kaidipan, Magelhaes menuju ke Toli-toli tetapi tidak ada yang meminta untuk
dibaptis. Kemudian, Magelhaes melanjutkan perjalanan menuju Manado.
Sebenarnya Magelhaes mau pergi ke Siau, namun karena terikat pada rute dan
skema perjalanan dari kapal itu, ia tidak dapat mengunjungi Siau. Magelhaes
mempunyai harapan baik dari karya misi di Sulawesi Utara. Ia berpendapat
bahwa Manadoharus menjad suatu pusat misi dengandua imam. Ia sadar bahwa
pelajarannya tidak cukup , tetapi ia harap bahwa dalam waktu dekat teaga-
tenaga yang dibutuhkan akan dilengkapi untuk Sulawesi Utara. Diego de
Magelhaes diperkirakan meninggalkan Manado pada tahun 1565 dan ia bekerja
kira-kira 20 bulan di Manado dan sekitarnya
Tetapi pastor tetap tinggil di Siau, bersama dengan sejumlah tentara. Pada
saat menuju ke Manado pada tahun 1568, datanglah utusa-utusan dari Sangir,
dengan permohonan untuk mengunjungi pulau mereka. Dengan ditemani oleh
Jeronimo, pada 4 Oktober 1568 ia berlayar ke Sangir dan diterima oleh raja
Sangir secara meriah. Sesudah itu raja, istrinya dan beberapa pemuka dari pulai
itu dipatis. Lalu didirikan suatu salib besar dan dipersiapkan sebidang tanah
yang atasnya akan didirikan sebuah gereja.
2) SULAWESI SELATAN
Di Sulawesi Selatan ada dua putra bangsawan bersaudara yang pada
tahun 1537 dibaptis di Ternate, Antonio dan Miguel Galvao. Kemudian
mereka menyebarluaskan agama Kristiani di negeri asal mereka, sehingga
banyak orang ingin dibaptis, mereka mengutus beberapa orang ke Ternate
C. PULAU JAWA
1) JAWA BARAT
Rupanya, di Jawa Timur pernah sudah ada dua tempat Kristiani
Chaldea, yaitu Gereja Nestorian yang induknya terdapat di Aisa Barat dan
telah bersatu kembali dengan gereja Roma; akan tetapi di Jawa, gereja itu
sudah lenyap tanpa meninggalkan bekas.
2) JAWA TIMUR
Dalam abad ke-15 sering ada kapal portugis berlabuh di pelabuhan
Panarukan. Sebenarnya, pemerintah kerajaan Hindu-Jawa di Balambangan
menginginkan persahabatan dan bantuan dari orang Portugis untuk melawan
kaum Islam dalam kerajaan Pasuruan yang makin mendesak di
perbatasannya. Bersama prajurit dan pedagang yang asing, misionaris pun
dibiarkan bergerak di dalam kerajaan itu.
Rupanya ada kira-kira enam ratus ribu orang dibaptis, antara lain
seorang putra raja, yang kemudian meninggal akibat penyakit cacar. Di antara
orang Kristiani tersebut ada pula seorang ayah dengan putranya, yang kedua-
duanya adalah keturunan raja, yang mendapat nama Don Antonio dan Don
Paschoal. Namun, kemudian Don Paschoal dituduh telah melakukan serong
oleh salah seorang putri raja. Sehingga dia dieksekusi, dan jenazahnya
dimakamkan di dalam gereja, tetapi kemudian dipindahkan ke Malaka.
KESIMPULAN
Melihat keadaan bahwa perdagangan India dikuasai oleh saudagar Arab, tahun 1510
benteng pertama berdiri di Goa. Sadar bahwa semua rempah-rempah berasal dari Malaka,
mereka pun mengirim kapal-kapal kesana untuk berdagang. Sultan di Malaka melawan
namun akhirnya dapat dikalahkan. Benteng Formosa pun menjadi benteng utama. Dengan
masuknya Portugis di Indonesia, angin segar untuk penyebaran iman Katolik pun mulai
terasa.
Tahun 1579 seorang misionaris Jesuit, Bernardino Ferrari berkunjung di sana dan
melayani orang Portugis di sana. Bahkan, pada tahun 1585 ada dua misionaris bertugas di
pelabuhan Panarukan dan dua lagi di Balambangan. Banyak orang dibaptis di sana bahkan
ada pula seorang ayah dan putranya yang merupakan keturunan raja, dibaptis menjadi Kristen
dan mendapat nama Don Antonio dan Don Paschoal. Di Nusa Tenggara Timur, kekristenan
Sejarah perkembangan Gereja Katolik di Indonesia, tak lepas juga dari usaha para
misionaris yang dengan rela menyebarkan iman. Bahkan ada yang mengalami kemartiran di
tanah misi.
Schie, G. Van. 1994. Rangkuman Sejarah Gereja Kristiani dalam Konteks Sejarah Agama-
agama Lain. Obor: Jakarta