Anda di halaman 1dari 3

DEFINISI

Hipertrofi adenoid adalah suatu kondisi obstruktif yang berkaitan dengan pembesaran kelenjar
adenoid. Hipertrofi adenoid bersifat nonfisiologis dan merupakan kelainan yang sering
menyebabkan obstruksi saluran napas pada anak

EPIDEMIOLOGI

Indonesia

Hingga saat ini belum ada data yang dapat memaparkan angka kejadian hipertrofi adenoid secara
pasti di Indonesia. Penelitian yang dilakukan di RS Dr. Saiful Anwar Malang menunjukkan
kejadian hipertrofi adenoid pada anak paling banyak terjadi pada usia 5-10 tahun dan 70,8%
penderita berjenis kelamin laki-laki.

Penelitian serupa yang dilakukan di RS Dr. Hasan Sadikin Bandung juga menunjukkan hasil
serupa. Sebanyak 63.6% penderita hipertrofi adenoid berjenis kelamin laki-laki. Pada kelompok
dewasa, predileksi penyakit lebih banyak dialami usia 20-29 tahun. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa umumnya penderita hipertrofi adenoid dewasa juga memiliki faktor
predisposisi berupa rhinitis alergi dan refluks laringofaring
ETIOLOGI INFEKSI
Etiologi infeksi berkaitan dengan proses infeksi yang terjadi secara kronis dan berulang sehingga
menyebabkan aktivasi respon imun yang juga bersifat kronis. Infeksi bakteri yang berkaitan
dengan hipertrofi adenoid adalah Streptococcus sp, Haemophilus influenzae, Moraxella
catarrhalis, dan Staphylococcus aureus. Selain bakteri, beberapa jenis virus, seperti Epstein-barr
virus, Human Bocovirus (HBoV), Human Papilomavirus jenis WUPyV dan KIPyV juga berperan
dalam menyebabkan hipertrofi adenoid. Pada usia dewasa, infeksi Human Immunodeficiency
virus  dapat menyebabkan hipertrofi reaktif pada adenoid

PATOFISIOLOGI HIPERTROFI ADENOID

Reaksi imun memegang peranan penting dalam patofisiologi hipertrofi adenoid. Proses penyakit
diawali dengan adanya stimulus berulang dan kronis yang dicetuskan oleh agen patogen.
Stimulus akan mengaktivasi sel monosit dan makrofag, serta meningkatkan produksi sitokin.
Peningkatan produksi sitokin menyebabkan stimulasi sistem imun dan proliferasi sel endotel dan
fibroblas. Akibatnya, terjadi hiperplasia pada parenkim dan degenerasi fibrinoid yang berujung
pada obstruksi kripta. Adenoid yang mengalami hipertrofi memiliki jaringan limfoid dan fibrotik
lebih banyak dibandingkan yang berukuran normal.

Secara histologi, jaringan adenoid yang mengalami hipertrofi memiliki jumlah limfosit, serta
ukuran dan jumlah pusat germinal yang lebih besar yang berimplikasi pada bertambahnya jumlah
sel limfosit.

DIAGNOSIS HIPERTROFI ADENOID

Anamnesis

Pada anamnesis, pasien dengan hipertrofi adenoid dapat mengeluhkan gejala obstruktif, seperti
hidung tersumbat, lebih sering menggunakan mulut dibandingkan hidung untuk bernapas, rasa
tidak nyaman di telinga terkait dengan disfungsi tuba Eustachius, dan mendengkur saat tidur.
Keluhan lain dapat berupa kesulitan makan, suara napas yang kencang, sering terbangun saat
tidur pada malam hari, hipersomnolens, night terror, serta perubahan perilaku dan gangguan
prestasi sekolah.

PENATALAKSANAAN HIPERTROFI ADENOID

Penatalaksanaan hipertrofi adenoid dapat terbagi menjadi dua, yaitu tata laksana farmakologi dan
tindakan pembedahan. Tindakan pembedahan dapat dipertimbangkan pada pasien yang
mengalami gangguan tidur akibat obstruksi jalan napas.

Farmakologi

Tata laksana farmakologi pada hipertrofi adenoid dapat menggunakan antibiotik, steroid, dan
antileukotrien.

PROGNOSIS HIPERTROFI ADENOID

Prognosis hipertrofi adenoid ditentukan oleh derajat, durasi penyakit, adanya komorbid, serta
kondisi sosial ekonomi.
Komplikasi
Kondisi hipertrofi adenoid yang berkepanjangan, melebihi 2 tahun, terbukti dapat menyebabkan
gangguan pada fungsi respirasi yang ditunjukkan dengan perburukan FEV dan FEV/FVC dalam
pemeriksaan spirometri.

Anda mungkin juga menyukai