Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN (RESUME) PADA KLIEN Ny.

R DENGAN
GANGGUAN KEBUTUHAN ELIMINASI (KONSTIPASI)

Oleh :
SULASTRI WAHYUNI UMASUGI
(G3A019193)

Penanggung Jawab :
NS. ARIF YANTO, M.KEP

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SEMARANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
ANALISA KASUS PEMICU
I. PENGKAJIAN
Biodata: Seorang perempuan, Ny. R (53 tahun), pekerjaan: Petani. No.RM: 0015022016.
Diagnosa Sementara: Konstipasi, Suspec Illeus Obstruktive
A. Keluhan Utama: Tidak bisa buang angin/flatus dan BAB sealam 1 minggu.
B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sebelumnya: Pasien sebelumnya belum pernah mengalami
keluhan seperti ini. Pasien pernah sakit diare dan typoid sekitar 6 bulan yang lalu.
Pasien pernah dirawat karena penyakit tersebut selama 1 minggu, dan sampai
sekarang tidak pernah kambuh lagi. Pasien tidak mempunyai riwayat sakit
haemoroid, illeus, dan tidak pernah operasi daerah abdomen.
2. Riwayat Kesehatan saat ini: Sejak tanggal 10 Februari 2016 pasien mengataka
belum BAB. Pola BAB sebelumnya: 1 hari sekali teratur setiap pagi hari. Pasien
sudah berupaya makan buah pepaya sekitar ¼ kg tapi belum berhasil juga. Pasien
aktifitas sehari-hari sendiri, mobilisasi jalan, bekerja aktif. Pasien mulai
merasakan hasrat ingin BAB sejak tadi malam, sudah berupaya ke toilet, BAB
mengejan juga belum berhasil. Karena tidak tahan menahan sakit perut dan hasrat
BAB, pasien periksa ke poliklinik penyakit dalam karena sudah 5 hari belum
BAB.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga: Bapak klien menderita Tumor Abdomen.
C. Pengkajian Pola Fungsional (Gordon) didapatkan data:
 Pola pemenuhan kebutuhan Cairan:
Sebelum sakit: minum 5-6 gelas sehari, dengan variasi: pagi 1 gelas teh manis,
selainnya air putih. Sejak 3 hari terahir 3-4 gelas sehari karena merasa perut
mulai tak nyaman.
 Pola pemenuhan Nutrisi dan Metabolik:
Sebelum sakit, Pasien mengatakan makan 3x sehari, porsi habis 1 piring. Menu
nasi, lauk-pauk, dan pasien jarang konsumsi sayur karena gigi sudah ompong,
susah ngunyah sayur.. Sejak kemarin sore tidak makan lagi karena perut terasa
penuh dan tegang, sakit, dan begah.

 Pola Aktivitas dan Mobilisasi:


Pasien mengatakan tidak ada perubahan dalam aktivitas antara sebelum dan
sesudah sakit. Pasien bisa melakukan aktivitas mandiri: berjalan, mandi, berhias,
memasak, dll.
 Pola Persepsi sensory dan kognitif:
Saat ini: pasien mengeluh nyeri di daerah perut bawah. Nyeri dirasakan tegang,
panas di daerah perut bawah. Nyeri skalai 4-5, hilang timbul. Tidak bisa buang
angin/kentut sejak kemarin sore.
Pasien mengatakan tidak tahu penyebab gangguan BABnya. Sudah berupaya
makan pepaya tapi belum berhasil BAB juga.
D. Pemeriksaan Fisik:
Wajah: menyeringai kesakitan, pasien menyeringai saat kandung kemih di palpasi.
Mata: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik. Keringat banyak keluar. Palpasi
abdomen: Inspeksi: cembung, tegang, tak ada bekas operasi, tak ada venektasi.
Auskultasi: peristaltik 4x/mnt, lemah. Palpasi: tegang, teraba masa di daerah kuadran
kiri. Perkusi: Redup/dullness pada kuadran 3 dan empat, hypertympani. Ada Nyeri
tekan daerah kuadran kiri. Rectum: tidak adapolip, haemoroid. Tekanan darah:
130/80 MmHg, Nadi: 87 x/mnt, reguler, kuat. Pernafasan: 27 x/mnt, reguler, Suhu:
36,5 derajat celcius.
E. Diagnosa sementara: Konstipasi/ Suspek Illeus Obstruktive
F. Data Fokus

DS :

 Klien mengatakan tidak bisa buang angin/flatus dan BAB selam 1 minggu.
 klien mengatakan sudah berupaya ke toilet dan mengejan.
 Klien mengatakan sejak 3 hari terakhir minum 3-4 gelas sehari.
 Klien mengatakan perut tidak merasa nyaman
 Klien mengatakan sebelum sakit jarangan mengonsumsi sayur
 Klien mengatakan sejak kemarin tidak makan lagi
 Klien mengatakan perut terasa penuh dan tegang, sakit dah begah.
 Klien mengeluh nyeri
P = saat ditekan
Q = tegang dan panas
R = abdomen bawah
S = 4-5
T = hilang timbul
 Klien mengatakan tidak tahu penyebab gangguan BAB

DO :

 Klien tampak menyeringai kesakitan


 Klien tampak keringat banyak keluar
 Abdomen klien tampak cembung dan tegang
 Peristaltic 4x/menit, lemah
 Teraba massa di kudran kiri
 TD : 130/80 MmHg
Nadi: 87 x/mnt, reguler, kuat.
Pernafasan: 27 x/mnt, reguler.
Suhu: 36,5o C.
II. Masalah yang Muncul
1. Konstipasi
2. Defisit nutrisi
3. Nyeri akut
4. Defisit pengetahuan
III. Analisa Data
No. DATA Etiologi MASALAH
1. DS : Kelemahan otot abdomen Konstipasi
 Klien mengatakan Sejak
3 hari terakhir minum 2-
Jumlah serat kurang
3 gelas perhari
 Klien mengatakan tidak
makan lagi Tinja kering dan sulit keluar
 klien mengatakan mual,
muntah.
 Klien mengatakan perut Konstipasi
terasa kembung
 Klien mengatakan
belum bisa BAB
DO :
 Peristaltic 4x/menit,
lemah.
 Abdomen klien tampak
cembung dan tegang

2. DS : Ketidakmampuan menelan Defisit Nutrisi


 klien mengatakan mual, makanan
muntah
 Klien mengatakan perut Nafsu makan menurun
kembung.
 Klien mengeluh nyeri
abdomen Mual muntah
 Napsu makan menurun
 Klien mengatakan perut
Suplai nutrisi menurun
terasa penuh dan tegang,
sakit dan begah.
Defisit Nutrisi
DO :
 Peristaltic 4x/menit,
lemah.

3. DS : Konsistensi tinja yang keras Nyeri akut


 Klien mengeluh nyeri
P = saat ditekan
Distensi abdomen
Q = tegang dan panas
R = perut bawah
S=4–5 Rangsangan nyeri
T = hilang timbul
DO :
 Tampak meringis Nyeri dipersepsikan
 Sulit tidur
 TD : 150/90 MmHg
Nyeri akut

4. DS : Kurang terpapar Informasi Defisit Pengetahuan


 Klien mengatakan tidak
tahu penyebabnya
DO :-

IV. Diagnosa Keperawatan


1. konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot abdomen
2. nyeri akut berhubungan dengan distensi abdomen
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
V. Intervensi Keperawatan
1. Konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot abdomen ditandai dengan :
 manajmen eliminasi fekal
 edukasi diet
 idukasi toilet training
 pelatihan elimansi fekal
 manajmen cairan
 manjmen nutrisi
 manjmen nyeri
 manjmen prolapsus rectum
 pemantauan cairan
 pemberian obat
2. Nyeri akut berhubungan dengan distensi abdomen ditandai dengan :
 edukasi Manjmen nyeri
 edukasi teknik fanas
 manjmen kenyamana lingkungan
 pemantauan nyeri
 terapi relaksasi
3. Deficit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan ditandai
dengan :
 manjemn nutrisi
 edukasi diet
 pemantauan cairan
 pemantauan nutrisi
 manajmen cairan
 manjemn eliminasi fekal
 manajemen gangguan makan
 pemantauan tanda vital
 pemberian makanan
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
 edukasi kesehatan
 Edukasi BB efektif
 edukasi diet
 edukais nutrisi
 edukasi manjmen stress
 toilet trening edukasi program pengobatan

VI. Pathway

Pelepasan bakteri
dan toksin di usus

Fungsi sekresi &


VII.Data yang belum terkaji
 foto polos abdeomen : harus harus dikerjakan pada penderita konstipasi untuk
mendeteksi adanya pemadatan tinja atau tinja keras yang menyumbat bahkan
melubangi usus.
 colon skopi : karena ada riwayat keluarga dengan tumor abdomen
 colok dubur : Untuk mengetahui adanya tegangan otot, adanya timbunan tinja, atau
adanya darah.
 pemerikasaan laboratorium : dikaitkan dengan upaya mendeteksi faktor resiko
kostipasi seperti gula darah, kadar hormone tiroid, eletrolit, anemia akibat keluarnya
darah dari dubur.

Anda mungkin juga menyukai