Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nike Fadillah

Nim : 1900078
Kelas : D3-2B
Kuis Teknologi Liquid dan Semi Solid Pertemuan 7

INFUSA

1. Defini Infusa
Menurut Farmakope Indonesia Ed. III, infusa merupakan sediaan cair yang
dibuat dengan mengekstraksi (menyari) simplisia nabati dengan air pada suhu 90°C
selama 15 menit. Pembuatan dilakukan dengan cara mencampur simplisia dengan
kehalusan yang sesuai dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 15
menit terhitung mulai suhu mencapai 90°C sambil sesekali diaduk. Serkai selagi
panas melalui atau dengan menggunakan kain flanel, serta tambahkan air panas
secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki.

2. Cara Pembuatan
Jadi prosedur pembuatan infusa dalam garis besamya adalah sebagai berikut:
a. Simplisia yang berupa tanaman dengan derajat halus tertentu ditimbang (misalnya
10 g), kemudian dimasukkan ke dalam panci atas diberi air "secukupnya".
Maksud dari "secukupaya" adalah diperhitungkan terhadap kadur ekstrak yang
hendak kita inginkan, jadi misalnya kita ingin membuat ekstrak berkadar zat aktif
10%, maka serbuk tanaman yang dibutuhkan adalah 10 g bersama air 100g (100
cc), sementara kalo kita menggunakan air sebanyak 200 cc dan serbuknya tetap 10
g, maka kadar ekstrak yang akan kita peroleh menjadi S% saja. Begitu setenusaya.
b. Setelah panci atas siup untuk diproses, maka masukkan panci beserta isinya segera
ke dalam panci hawah yang telah berisi air. Setelah itu panci bawah dipunaskan di
atas api langsung dan dihiarkan sampai mendidih (artinya suhu mencapai 100°C).
Diharapkan maka suha air di panci atas akan mencapai 90°C.
c. Permanasan dilakukan selama 15 menit terhitung mulai air di panci hawah
mendidih (suhu panci atas mencapai 90°C), sambil sekali-sekali diaduk.
d. Waktu 15 menit itu adalah aturan umum yang diberikan oleh buku-huku farmasi
resmi seperti Farmakope.
e. Setelah cukup 15 menit, maka panci atas ditursunkan dan disaring selagi masih
panas melaltui kain flanel.
f. Apabila ternyata volume akhir yang didapat kurang dari 100 cc (air semula 100
cc) maka pertu ditambahkan air punas secukupnya melalui ampas hingga
diperoleh volume infusa yang dikehendaki yaitu 100 cc.
g. Cara menambahkan air itu harus menurat aturan kuantitatif, yaitu hasil saringan
tadi dipindah ke gelas ukur, kemudian kekurangan air yang dipertukan,
ditambahkan sampui volume akhir mencapai batas skala 100 cc (jadi tidak boleh
mengukur air sesuai dengan kurangnya air, namun yang diukur adalah hagian air
yang akan ditambuhi).

3. Hal hal yang harus diperhatikan untuk membuat sediaan infusa :


a. Jumlah simplisia
b. Derajat halus simplisia
c. Banyaknya air ekstra
d. Cara menyerkai
e. Penambahan bahan bahan lain ditunjukan untuk menambah kelarutann menambah
kestabilan dan untuk menghilangkan zat zat yang menyebabkan efek lain.

Kecuali dinyatakan lain, infuse yang mengandung bukan bahan berkhasiat keras
dibuat dengan 10% (Pusmarani, Jastria. 2017).

a. Kadar simplisia (Pusmarani, Jastria. 2017) :


b. Kulit Kina: 6%
c. Daun Digitalis: 0,5%
d. Akar Ipeka: 0,5%
e. Sekale Kornutum: 3%
f. Daun Kumis Kucing: 0,5%
g. Daun Senna: 4%
h. Temu lawak: 4%

Derajat halus simpliasia yang digunakan untuk infuse harus mempunyai derajat
halus sebagai berikut (FI Edisi III. 1979) :
a. Serbuk (5/8): Akar manis, daun kumis kucing, daun sirih, daun sena
b. Serbuk (8/10): Dringo, kelembak
c. Serbuk (10/22): Laos, akar, valerian, temulawak, jahe
d. Serbuk (22/60): Kulit kina, akaripeka, sekale kornutum
e. Serbuk (85/120): Daun digitalis

Untuk infusa daun sena dan infusa daun simplisia yang mengandung minyak
atsiri, diserkai setelah dingin, sedangkan infuse yang mengandung lendir, misalnya
infuse daun sena. Infuse asam jawa tidak boleh diperas. Infuse kulit kina ditambah
asam sitrat % dari bobot bahan berkhasiat. Pada pembuatan infuse yang mengandung
glikosida antar kuinon ditambahkan natrium karbonat 10% dari bobot simplisia
(Pusmarani, Jastria. 2017).

Banyak air yang dibutuhkan dalam pembuatan infusa yaitu (FI Edisi III. 1979) :
1. Untuk simplisia segar = Jumlah infusa yang dibuat
2. Untuk simplisia ½ kering = Jumlah infusa yang dibuat + (1 x berat simplisia)
3. Untuk simplisia kering = Jumlah infusa yang dibuat + (2 x berat simplisia)
Syarat-syarat infusa yang baik (Syamsuni. 2006) :
1. Aman, tidak menyebabkan iritasi jaringan dan efektoksis
2. Jernih, berarti tidak ada partikel padat
3. Tidak berwarna, kecuali obatnya memang berwarna
4. Sedapat mungkin isohidlis, pH larutan sama dengan darah dan cairan tubuh
lain yaitu 7,4
5. Sedapat mungkin isotonis, artinya mempunyai tekanan osmosis yang sama
dengan darah atau cairan tubuh yang lain. Tekanan osmosis cairan tubuh
seperti darah, air mata, cairan lumbai dengan tekanan osmosis larutan NaCl
0,9%
6. Harus steril, suatu bahan dinyatakan steril bila sama sekali bebas dari
mikroorganisme hidup dan pathogen maupun non pathogen
7. Bebas pirogen, karena cairan yang mengandung pirogen dapat menimbulkan
demam

Cara menyerkai :

 Umumnya infus diserkai selagi panas. Kecuali infus simplisia yang mengandung
minyak atsiri, infus condurango corteks dan infus daun sena diserkai setelah
dingin.
 Infus cundorango diserkai dingin, karena zat berkhasiatnya larut dalam keadaan
dingin.
 Infus daun sena harus diserkai setelah dingin karena infus daun sena mengandung
zat yang dapat menyebabkan sakit perut
 Untuk asam jawa sebelum dibuat infus dibuang bijinya dan diremas dengan air
hingga massa seperti bubur.
 Infus daun sena, infus asam jawa dan infus simplisia lain yang mengandung lendir
tidak boleh diperas.
 Untuk buah adas manis dan buah adas harus dipecah terlebih dahulu.

Penambahan bahan bahan lain :

 Pada pembuatan infus kulit kina ditambahkan asam sitrat 10% dari bobot bahan
berkhasiat dan pada pembuatan infus simplisia yang mengandung glikosida
antrakinon, ditambahkan natrium karbonat 10% dari bobot simplisia, dengan
tujuan untuk memperbesar kelarutan zat berkhasiat dalam air.

Alat yang digunakan dalam pembuatan infus:


 Panci untuk merebus simplisia
 Penyaring dari kalin flanel atau kapas
 Alat pengaduk

Anda mungkin juga menyukai