Anda di halaman 1dari 19

Orientasi Kesehatan Penderita Hemofilia dalam Proses Pengobatan

(Studi Kualitatif Tentang Tindakan Sosial Penderita Hemofilia di RSUD Dr.


Soetomo Surabaya)

Disusun oleh

Yolanda Aufa Wiraga Ayu

071311433095

PROGRAM STUDI S1 SOSIOLOGI

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2016

1
Abstrak
Hemofilia merupakan gangguan pembekuan darah, sehingga pada penderita
Hemofilia darah akan sukar untuk membeku. Hemofilia diturunkan dari orangtua
kepada anaknya walau demikian 30% penderita Hemofilia tidak memiliki riwayat
keluarga melainkan kemungkinan terjadi mutasi genetik.
Hemofilia sendiri tidak dapat disembuhkan namun dapat dikelola dengan baik
agar penderita dapat hidup secara normal.Oleh sebab itu, dalam penelitian ini
orientasi kesehatan dipilih untuk mengetahui mengenai sikap-sikap yang dipilih
subyek terhadap Hemofilia. Penelitian ini memfokuskan pada orientasi kesehatan
yang dilakukan penderita Hemofilia dalam proses pengobatan serta hal yang
melatarbelakangi penderita menentukan tempat pengobatanyang ditinjau melalui
teori tindakan sosial dari Max Weber.
Paradigma yang digunakan untuk memahami permasalahan dalam penelitian
ini adalah paradigma definisi sosial dengan pendekatan kualitatif. Subyek dalam
penelitian ini adalah sejumlah tujuh orang yang menjalani pengobatan di RSUD Dr.
Soetomo Surabaya. Metode penentuan subyek yang digunakan adalah purpossive.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara langsung dengan
menggunakan instrumen penelitian pedoman wawancara.
Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini antara lain: 1) sistem pengobatan
yang dipilih oleh penderita Hemofilia antara lain lebih berorientasi kepada sistem
pengobatan ilmiah dan kombinasi (ilmiah dan populer) 2) orientasi tindakan dalam
memilih sistem pengobatan dilatarbelakangi oleh efektivitas pengobatan, sistem
kepercayaan, ekonomi dan kondisi sosial.

Kata kunci : penderita Hemofilia, proses pengobatan, orientasi kesehatan, efektivitas


pengobatan, kondisi sosial

2
Abstract
Hemophilia is a disorder in which the sufferer’s blood doesn’t clot normally.
Hemophilia is passed down from the parents to their children, although 30% of
hemophilia sufferer doesn’t have the family history of hemophilia and it is most
likely caused by genetic mutations.
Hemophilia itself can’t be healed, but it can be well managed so the sufferer
can live normally.In this research health orientation is chosen to acknowledge the
attitude chosen by the subject on hemophilia. This research focuses on the health
orientation of hemophilia sufferer on the medication process and what caused the
sufferer to choose where the medication would take place based on Social Action
Theory from Max Weber.
The research paradigm used in this research is social definition paradigm with
qualitative approach. The Subjects in this research are seven people who are having
treatment in RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Subject determination method used is
purposive method. The data collecting method used in this research is direct interview
by using interview guidelines as the instrument.
The findings are: 1) medication system chosen by hemophilia sufferer is more
oriented to scientific based system and combination system (scientific and popular) 2)
action orientation in choosing medication system is based on the effectiveness of the
medication, the belief system, economy and social conditions.

Keywords: hemophilia sufferer, medication process, health orientation, medication


effectiveness, social condition

3
Pendahuluan melainkan kemungkinan terjadi mutasi
Setiap manusia pada umumnya genetik2 spontan pada penderita,
menginginkan hidup sehat untuk penyakit Hemofilia ini sendiri dapat di
dirinya dan seluruh anggota golongkan menjadi 2 jenis yaitu
keluarganya. Namun, dalam Hemofilia A dan hemofilia B, dimana
kenyataannya beberapa penyakit yang pada penderita Hemofilia A dikenal
di derita seseorang karena keturunan dengan hemofilia klasik terjadi
dari orang tuanya, sehingga sejak lahir kekurangan faktor pembekuan darah
telah mengidap suatu penyakit. FVIII, sedangkan pada Hemofilia B
Penyakit keturunan itu sendiri adalah dikenal dengan Christmas Disease
penyakit yang disebabkan oleh terjadi karena kekurangan faktor
kelainan genetik yang diturunkan dari pembekuan darah F IX.
orang tua kepada anaknya, salah satu Hemofilia A dan B dapat di
penyakit keturunan yang disebabkan golongkan dalam 3 kategori, yaitu
kelainan genetik dan diturunkan dari Hemofilia golongan berat, sedang dan
orang tua kepada anaknya adalah ringan3. Dalam Hemofilia golongan
Hemofilia. berat ini memiliki faktor pembekuan
Hemofilia merupakan darah F VIII/ F IX hanya 1% atau
gangguan pembekuan darah, sehingga kurang dengan kondisi kepemilikan
jika penderita mengalami pendarahan faktor dibawah 1% ini penderita
akan sulit untuk diberhentikan. Seperti memiliki gejala seperti sering lebam-
halnya dengan penyakit keturunan lebam, bengkak, atau nyeri sendi
lain, Hemofilia diturunkan dari gen X, akibat trauma ringan, dan juga bisa
yang artinya diturunkan dari Ibu terjadi karena sebab yang jelas, kurang
(Sebagai carrier) kepada anak laki- lebih 2-4 kali/ bulan serta pendarahan
lakinya sejak di lahirkan1 walau yang sulit berhenti akibat operasi kecil.
demikian 30% penderita Hemofilia Pada penderita Hemofilia golongan
tidak memiliki riwayat keluarga sedang memiliki 1-5% faktor

2
Kiswari, Rukman. 2014. Hematologi dan
1
Dipa Care.2011. Booklet Hemofilia. Jakarta. PT Transfusi, Jakarta:Erlangga
3
Dipa Pharmalab Intersains. www.hemofilia.or.id

4
pembekuan darah dengan kondisi hanya membutuhkan pengobatan
kepemilikan faktor F VIII/ F IX 1-5% secara rutin namun juga membutuhkan
ini penderita memiliki gejala sering dukungan baik materil maupun moril
lebam-lebam, bengkak atau nyeri sendi dari keluarga dan lingkungan sekitar
akibat trauma atau benturan ringan, agar memiliki kepercayaan diri dan
dan juga bisa terjadi tanpa sebab yang semangat untuk tetap sehat.
jelas kurang lebih 1 kali sebulan serta Namun seringkali pemahaman
pendarahan yang sulit berhenti karena dan kesadaran masyarakat mengenai
operasi kecil dan pada penderita Hemofilia masih sangat rendah dan
Hemofilia dengan golongan ringan terbatas sehingga seringkali terjadi
memiliki 5-40% faktor pembekuan keterlambatan diagnosis. Hal ini dapat
darah, dimana pada penderita dengan terlihat hingga pada tahun 2015 di
golongan ini terjadi pendarahan karena Indonesia baru terdiagnosis sekitar
operasi kecil seperti sunat atau cabut 1.025 penderita dari jumlah penderita
gigi. yang di prediksi sekitar 25.000 jiwa di
Hemofilia dipilih dalam Indonesia5
penelitian ini karena sejauh ini Keterlambatan yang seringkali
Hemofilia dianggap sebagai penyakit terjadi pada penderita Hemofilia
yang tidak dapat disembuhkan4 namun seringkali berpengaruh terhadap
jika mendapatkan penanganan yang orientasi kesehatan yang dipilih oleh
baik dan dikelola dengan baik penderita, dalam kaitannya dengan
penderita dapat hidup secara normal fokus model perilaku kesehatan
selain mengenai pengelolaan yang baik menurut E.A.Suchman6 bahwa aspek
dan benar, baik pasien maupun sosial budaya berpengaruh terhadap
keluarga pentingnya mendapatkan keputusan seseorang untuk akses
pengetahuan yang mendalam agar terhadap pelayanan kesehatan. Dalam
benar-benar memahami mengenai
5
Hemofilia, karena penderita tidak Republika.2015. Pengobatan Hemofilia Butuh
Waktu Lama [Diakses 23 Maret 2016]. Web:
www.republika.co.id
4 6
Sindo. 2015. Mengelola Penyakit Hemofilia Muzaham, Fauzi. 1995. Memperkenalkan
[Diakses 20 April 2016] Web: Sosiologi Kesehatan. Jakarta:Penerbit Universitas
www.lifestyle.sindonews.com Indonesia. Hal 44-47

5
hipotesisnya, terdapat hubungan antara begitu saja, dalam pemilihan orientasi
orientasi kesehatan dengan interaksi kesehatan baik ilmiah maupun popular
dan hubungan sosial atau struktur terjadi karena tindakan seseorang yang
kelompok, dalam catatannya yang dapat mencerminkan orientasi
terpenting dalam model Suchman kesehatan tersebut, tindakan yang
adalah bahwa pola sosial dari perilaku diambil seseorang pun tidak terlepas
sakit terlihat pada upaya mencari dari unsur sosial budaya yang ada di
menemukan dan melakukan perawatan sekitarnya hal ini disebabkan oleh
kesehatan. kondisi masyarakat yang masih berada
Selain itu Suchman dalam masa transisi menuju
berpendapat bahwa perilaku kesehatan masyarakat modern. Meskipun
mencerminkan orientasi kesehatan dan masyarakat Indonesia telah mengenal
afiliasi masing-masing kelompok modernitas namun hingga saat ini
sosial, yang mana orientasi kesehatan belum dapat meninggalkan nilai-nilai
sendiri dapat dibedakan atas orientasi yang masih bersifat tradisional.
ilmiah dan orientasi kesehatan popular, Sejauh ini, penyakit Hemofilia
dapat diketahui bahwa orientasi belum ditemukan obat yang dapat
kesehatan ilmiah atau popular dapat menyembuhkan, sehingga seperti yang
diukur oleh beberapa hal yaitu tingkat telah dikatakan sebelumnya bahwa
pengetahuan mengenai penyakit, Hemofilia tidak dapat disembuhkan,
skeptisisme terhadap perawatan medis, hanya saja dapat dikelola dengan baik.
ketergantungan individu akibat Hal yang paling penting yang harus
penyakit. Dalam realitanya, pada dilakukan oleh penderita Hemofilia
masyarakat Indonesia orientasi adalah beristirahat yang cukup dan
kesehatan popular banyak terjadi menghindari kegiatan fisik yang
termasuk pada penderita Hemofilia mengandung resiko besar. Namun, jika
sehingga menyebabkan keterlambatan terjadi pembengkakan atau pendarahan
diagnosis. pada penderita Hemofilia hal pertama
Kedua kategori orientasi yang harus dilakukan adalah
kesehatan tersebut tidak terjadi secara

6
RICE7(rest, ice, compression, Pengobatan di RSUD Dr. Soetomo
elevation) Surabaya?
Penanganan pertama jika tidak 2. Apa yang menjadi latar
efektif, penderita Hemofilia dapat belakang penderita Hemofilia
melakukan terapi Hemofilia yaitu menentukan pilihan tempat
dengan mengganti faktor pembekuan pengobatan?
darah yang kurang melalui intravena. Penelitian ini bertujuan untuk
Faktor pembekuan darah ini dapat mengidentifikasi dan memberikan
diperoleh dari beberapa produk seperti pemahaman mengenai orientasi
darah segar, Cryopresipitat8, kesehatan yang dikembangkan oleh
konsentrat faktor pembekuan penderita Hemofilia serta hal yang
(FVIII/FIX). melatarbelakangi penderita Hemofilia
Studi ini mengkaji mengenai dalam proses dan pemilihan tempat
orientasi kesehatan yang pengobatan
dikembangkan oleh penderita Kajian Teoritik
Hemofilia dalam proses pengobatan, Max Weber (1864-1920) merupakan
meskipun penyakit Hemofilia tidak seorang sosiolog beraliran klasik yang
dapat disembuhkan hanya dapat mengembangkan beberapa teori makro
dikelola dengan baik agar penderita dalam sosiologi. Max Weber juga
dapat hidup normal. Oleh karena itu merupakan salah satu tokoh yang
fokus permasalahan dalam penelitian memiliki teori yang berparadigma
ini adalah : definisi sosial. Weber mendefinisikan
1. Bagaimana Orientasi sosiologi sebagai ilmu yang berusaha
Kesehatan yang dikembangkan untuk memberi pemahaman dan
penderita Hemofilia dalam Proses penafsiran tindakan sosial serta
hubungan sosial hingga ke arah sebab-
7
Dipa Care.2011. Booklet Hemofilia. Jakarta. PT akibat. Dalam pengertian ini terdapat
Dipa Pharmalab Intersains
8
Diperoleh dengan mencairkan plasma beku segar dua konsep dasar yaitu mengenai
pada 40C dan mengandung faktor VIII dan
fibrinogen pekat. Digunakan sebagai terapi konsep tindakan sosial dan konsep
penggantian pada Hemofilia A dan penyakit Van
Willebrand (sumber: www.askep12- penafsiran dan pemahaman, kedua
kesehatan.blogspot.co.id)

7
konsep ini saling berkaitan dimana Tindakan sosial juga dapat dibedakan
konsep mengenai penafsiran dan dari sudut waktu yang dapat dibedakan
pemahaman ini menyangkut metode menjadi waktu sekarang, waktu lalu
untuk menerangkan konsep tindakan dan waktu yang akan datang.
sosial. Bagi Weber mempelajari
Tindakan sosial yang tindakan sosial dapat melalui
dimaksudkan oleh Weber adalah penafsiran dan pemahaman, baginya
tindakan yang dapat berupa tindakan jika seseorang hanya meneliti perilaku,
yang secara nyata diarahkan kepada weber tidak yakin bahwa perbuatan itu
orang lain. Juga dapat berupa tindakan memiliki arti subyektif dan diarahkan
yang bersifat subyektif yang terjadi kepada orang lain. Weber sendiri juga
karena situasi tertentu. Atau tindakan menyebutkan bahwa sosiologi
berulang yang dilakukan secara merupakan ilmu yang berupaya
sengaja sebagai akibat dari situasi memahami tindakan sosial. Individu
yang serupa atau berupa persetujuan melakukan suatu tindakan
secara pasif dalam situasi tertentu. berdasarkan atas pengalaman yang
Dalam penelitian sosiologi ada lima dimiliki oleh masing-masing, serta
ciri pokok tindakan sosial yaitu9: 1) berdasarkan pengalaman, persepsi,
tindakan manusia yang bagi actor pemahaman, dan pernafsirannya atas
mengandung makna subyektif yang suatu obyek stimulus atau situasi
meliputi berbagai tindakan nyata 2) tertentu. Tindakan individu tersebut
tindakan nyata yang bersifat subyektif merupakan tindakan sosial yang
3) tindakan yang sengaja diulang rasional, yaitu sebuah tindakan yang
karena pengaruh situasi tertentu 4) mencapai tujuan atau sasaran
tindakan yang diarahkan kepada dengan saran-sarana yang tepat.
seseorang 5) tindakan itu Weber memperkenalkan empat tipe
memperhatikan tindakan orang lain tindakanyang penting untuk
dan terarah kepada orang lain itu. memahami teori Weber mengenai

9
Ritzer, George. 2003.Sosiologi Ilmu Pengetahuan
Berparadigma Ganda. Jakarta:Rajawalipers

8
tindakan sosial manusia. Tindakan Tindakan rasional nilai merupakan
10
sosial Weber digolongkan menjadi tindakan sosial yang rasional. Namun,
1. Rasional instrumental (Zweck- menyandarkan diri pada suatu nilai-
rational) nilai absolut tertentu. Nilai-nilai yang
Rasional Instrumenntal (Zweck dijadikan sandaran ini bisa nilai etis,
rational) Tindakan rasional estetis, keagamaan atau pula nilai-nilai
instrumental yaitu tindakan sosial lain. Sehingga dalam tindakan rasional
yang melandaskan diri kepada nilai ini manusia selalu menyandarkan
pertimbangan-pertimbangan manusia tindakannya yang rasional pada suatu
yang rasional ketika menanggapi keyakinan terhadap suatu nilai
lingkungan eksternal (juga orang- tertentu. Dalam konteks ini dapat
orang lain di luar dirinya dalam dimisalkan dengan tindakan seorang
upayanya untuk memenuhi individu yang sedang mengalami sakit
kebutuhan hidup). Dengan kata lain, pergi ke pengobatan alternatif yang di
tindakan rasional instrumental ini percaya oleh lingkungan atau
adalah suatu tindakan sosial yang leluhurnya sebagai pengobatan terbaik.
ditujukan untuk mencapai tujuan 3. Afektual
semaksimal mungkin dengan Tindakan afektual merupakan sebuah
menggunakan dana serta daya tindakan yang dilakukan atau timbul
seminimal mungkin hal ini karena dorongan motivasi yang
diperhitungkan dan dikejar secara bersifat emosional. Tindakan afektual
rasional. Dalam konteks ini dapat di ditentukan oleh keadaan emosional
misalkan dengan tindakan seorang sang aktor. Misalnya adalah tindakan
individu yang sedang mengalami sakit, kerabat atau keluarga kepada
pergi ke dokter untuk mendapatkan seseorang yang sedang mengalami
pengobatan yang memiliki tujuan akhir sakit dengan membawanya ke dokter
memperoleh kesembuhan untuk memperoleh kesembuhan,
2. Rasional nilai (Wert-rational) tindakan yang dilakukan ini didasari

10
oleh dorongan kasih sayang
Siahaan, Hotman M. 1986.Pengantar ke Arah
Sejarah dan Teori Sosiologi. Jakarta: Erlangga. 4. Tradisional
Hal 200-201

9
Tindakan tradisional merupakan pada tindakan mereka. Analisis
tindakan sosial yang didorong oleh sosiologis, menurut weber mencakup
tradisi masa lampau dan berorientasi penafsiran tindakan dari segi makna
pada masa lampau. Tradisi dalam subyektifnya12dalam teorinya
pengertian ini adalah suatu kebiasaan mengenai tindakan sosial weber
bertindak yang berkembang di masa berfokus pada tindakan individual,
lampau dan berlandaskan hokum- bukan kolektif. Namun disisi lain
hukum normatif yang telah ditetapkan Weber tidak memungkiri pentingnya
secara tegas oleh masyarakat. Dapat di tindakan kolektif dalam tindakan
misalkan dengan seseorang yang seorang individu, meskipun demikian,
sedang sakit berusaha mengobati Weber kembali menegaskan bahwa
dirinya dengan meminum obat-obat sosiologi tindakan pada akhirnya
tradisional yang di percaya turun- memperhatikan para individu, bukan
temurun dapat menyembuhkan kolektivitas-kolektivitasnya dengan
penyakit. demikian, tindakan yang muncul dari
Secara garis besar, teori Weber seorang individu bukan suatu yang
didasarkan pada konsep tindakan instan dan terjadi begitu saja, namun
sosial yang digagasnya sendiri11 dalam melalui serangkaian proes yang
hal ini, Weber lebih memberikan melibatkan aspek-aspek di luar
perhatian pada tindakan yang lebih maupun di dalam diri individu.
kompleks dan melibatkan proses Pembahasan
pemikiran. Tindakan tersebut memiliki Studi ini melibatkan tujuh
makna yang dihasilkan diantara orang informan sebagai sumber data
kejadian yang melibtkan proes utama satu orang subyek berjenis
stimulus respon.Tindakan dapat kelamin perempuan dan enam orang
dikatakan terjadi ketika para individu subyek berjenis kelamin laki-laki.
melekatkan makna-makna subyektif Empat dari tujuh penderita Hemofilia
12
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi: Dari
11 Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terkahir
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi: Dari
Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terkahir Postmodern (Edisi Kedelapan). Yogyakarta:
Postmodern (Edisi Kedelapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pustaka Pelajar.

10
memiliki pekerjaan sedangkan dua Orientasi kesehatan yang
subyek masih menempuh pendidikan dikembangkan oleh penderita
tinggi dan satu subyek tidak bekerja Hemofilia sangat beragam Pada
dan tidak menempuh pendidikan subyek BNF, yang memiliki latar
apapun. Berikut adalah daftar subyek belakang keluarga modern dan
yang diwawancara dalam penelitian ini memiliki pemikiran terbuka serta tidak
: memiliki masalah secara ekonomi.
Tindakan awal yang dilakukannya
Tabel I.1
Daftar Subyek adalah melakukan pemeriksaan ke
N Na U Peker Kondis Tipe rumah sakit di Kota Surabaya karena
o ma mu jaan i dan
Su r Ekono Kateg di Kota asal BNF, rumah sakit daerah
bye mi ori
k Hemo tidak memiliki peralatan yang cukup
filia memadai untuk melakukan
1 HN 20 Tida Menen Tipe
k gah A, pengecekan hal ini merupakan
beker Atas Berat
tindakan rasional instrumental karena
ja
2 MS 24 Beke Menen Tipe terlihat bahwa BNF dan keluarga
Z rja gah A,
Sedan menginginkan kesembuhan yang
g ditempuh dengan cara yang rasional
3 BN 21 Tida Menen Tipe
F k gah A, BNF melakukan injeksi faktor darah di
Beke Sedan
rja g RSUD Dr. Soetomo karena merupakan
4 AG 26 Tida Menen Tipe rumah sakit terbaik di kota Surabaya ia
k gah A,
Beke Bawah Berat dan keluarga mendatangi dokter
rja
dengan harapan kepada dokter yang
5 BD 21 Beke Menen Tipe
rja gah A, lebih ahli dalam bidang kesehatan,
Sedan
g BNF dalam menempuh pengobatan
6 H 50 Beke Menen Tipe sejak awal tidak melakukan
W rja gah A,
Atas Berat pergantian, ia tetap melakukan
7 RY 35 Beke Menen Tipe
pengobatan dengan jalan medis.
rja gah A,
Bawah Berat Dalam hal ini terlihat bahwa orientasi
kesehatan yang di jalani oleh BNF

11
merupakan orientasi kesehatan ilmiah sehingga HN melakukan pengobatan
yang mana menurut Suchman bersifat lain yaitu mengkonsumsi obat-obat
obyektif, professional dan impersonal. tradisional seperti sarang semut, jamu-
jamuan dan susu kambing etawa
Tak jauh berbeda dengan tipe
namun lagi-lagi HN dan keluarga
keluarga dari BNF, yang merupakan
merasa bahwa obat-obatan tradisional
keluarga modern dan memiliki
tersebut kurang efektif sehingga HN
pemikiran terbuka, pada subyek HN,
kembali pada pengobatan medis
MSZ dan HW, dan RY Tindakan awal
namun bukan lagi tranfusi darah
yang dilakukan adalah melakukan
melainkan injeksi faktor VIII pada
pemeriksaan di rumah sakit. Pada
tubuh setiap minggunya.
subyek HN yang tumbuh dan
berkembang dalam keluarga modern, Pada subyek MSZ yang berasal
berpendidikan tinggi dan berada pada dari keluarga kelas menengah di kota
kelas menengah atas melakukan Pasuruan , berpendidikan terakhir
pemeriksaan di rumah sakit di Kota sarjana, serta bekerja dan hidup di
Surabaya merupakan tindakan awal dalam keluarga yang sebagian besar
yang dilakukan keluarganya, bekerja sebagai seorang guru membuat
melakukan pengecekan darah keluarga MSZ memiliki pemikiran
lengkap, tidak hanya kepada dirinya yang cukup terbuka dengan hal-hal
namun kepada kakak laki-laki HN, baru. Pada saat usia MSZ 13 tahun
setelah di periksa keduanya menderita ditemukannya ia terluka karena
Hemofilia dan melakukan tranfusi terkena kerikil dan pendarahan yang
darah untuk menganti darah yang tak kunjung berhenti, tindakan awal
keluar karena pendarahan, tindakan yang dilakukan oleh keluarga adalah
awal yang dilakukan HN ini membawanya ke rumah sakit untuk
merupakan tindakan yang melakukan pemeriksaan dan
mencerminkan orientasi kesehatan memperoleh pengobatan yang terbaik.
ilmiah. Namun, tindakan awal yang Namun, pengobatan medis dengan
dilakukan HN ini dirasa kurang efektif tranfusi darah dinilai kurang efektif

12
karena membutuhkan waktu ekstra coba melakukan tindakan lain yang
sehingga ia mencoba melakukan menunjukan bahwa ia melakukan
pengobatan lain yang sifatnya non perpindahan orientasi kesehatan dari
medis, pengobatan secara alternatif ilmiah ke popular ia menempuh
melalui dukun pun dilakukannya pengobatan dengan cara alternatif
dengan media telur, namun di nilai yaitu terapi pijat dan menjalani
tidak ada hasilnya MSZ mencoba rukiyah. Namun, menggunakan terapi
pengobatan secara tradisional yaitu pijat justru memperparah keadaan
mengkonsumsi susu kambing etawa, karena untuk penderita Hemofilia tidak
baginya ada pengaruh untuk tubuhnya di perbolehkan menggunakan terapi
ketika mengkonsumsi susu kambing pijat sedangkan rukiyah tidak memberi
etawa tersebut namun tidak secara perubahan apapun. Karena hal tersebut
efektif sehingga MSZ juga kembali HW kembali menjalani pengobatan
melakukan pengobatan secara medis secara medis dengan injeksi faktor
dengan injeksi faktor darah. MSZ darah hingga sekarang yang berarti
memiliki orientasi kesehatan yang HW menunjukan orientasi kesehatan
ilmiah dan juga populer. yang ilmiah.

Begitu pula yang terjadi pada Tindakan sosial rasional


subyek HW yang tumbuh dan instrumental di awal pengobatan ini
berkembang di dalam keluarga dari tidak saja dilakukan oleh subyek yang
kalangan menengah dan berasal dari kalangan menengah dan
berpendidikan. Tindakan awal yang menengah keatas saja namun pada
dilakukan ketika HW mengalami subyek RY yang berasal dari kelas
pendarahan adalah membawanya ke menengah kebawah dan cukup percaya
dokter. Untuk memperoleh pengobatan dengan hal-hal magi tindakan awal
dan kesembuhan namun ketika itu HW yang dilakukan ketika mengetahui RY
perkembangan mengenai pengobatan mengalami bengkak pada tubuhnya
Hemofilia belum seefektif saat ini dan tak kunjung sembuh adalah
dalam penanganannya sehingga HW membawanya ke rumah sakit untuk

13
melakukan pemeriksaan dan minum dan di balurkan pada kaki yang
mendapatkan pengobatan terbaik, mengalami pembengkakan, cara
orientasi kesehatan yang tercermin pengobatan ini berlangsung hingga
pada awal pengobatan RY adalah sekitar 13 tahun lamanya.
orientasi kesehatan ilmiah namun tidak
Tindakan pengobatan awal
cukup sampai di situ saja, RY tidak
yang dilakukan ini merupakan
puas dengan kerja dari pengobatan
tindakan sosial tradisional yang mana
medis, sehingga ia melakukan
menurut definisi weber Tindakan
kombinasi antara pengobatan medis
tradisional merupakan tindakan
dengan pengobatan tradisional.
sosial yang didorong oleh tradisi
Dengan mengkonsumsi liur bekicot,
masa lampau dan berorientasi pada
madu, kunyit, jamu, temulawak dan
masa lampau. Tradisi dalam
juga jinten hitam, hal ini dilakukannya
pengertian ini adalah suatu kebiasaan
karena merasa efektif jika melakukan
bertindak yang berkembang di masa
kombinasi.
lampau dan berlandaskan hokum-
Tindakan sosial lain yang hukum normatif yang telah ditetapkan
dilakukan oleh subyek adalah yang secara tegas oleh masyarakat. Dengan
terjadi pada subyek BD dan AG, pada kata lain tindakan yang dilakukan oleh
subyek BD yang berasal dari etnis BD ini merupakan tindakan yang
Madura dan lingkungan keluarga yang berkembang sejak masa lampau dan
masih menjunjung tinggi nilai-nilai dipercaya oleh lingkungan BD, dalam
luhur tindakan awal yang dilakukan fase ini jika di kaitkan dengan konsep
ketika BD sedang mengalami bengkak mengenai perilaku seseorang apabila
pada kaki adalah membuatkannya sakit BD termasuk pada pengobatan
ramuan tradisional yang di percaya kedua, yaitu mengobati sendiri hal ini
turun-temurun dapat menyembuhkan berdasarkan kepercayaan dan
pembengkakan yang terbuat dari daun pengalaman yang lalu, pengalaman ini
sirih dan kencur yang di olah menjadi di dapat dari leluhurnya. Meskipun
satu dengan cara tradisional lalu di demikian, BD merasakan kurang

14
efektif ramuan tradisional tersebut tindakan sosial rasional-nilai, yang
sehingga ia menambahkannya dengan mana menurut Weber dalam teorinya
pengobatan secara medis ketika ia mengenai tindakan sosial adalah
beranjak dewasa karena mengingat Tindakan rasional nilai merupakan
banyaknya kegiatan yang dijalani BD tindakan sosial yang rasional. Namun,
dan ia lebih membutuhkn pengobatan menyandarkan diri pada suatu nilai-
yang lebih efektif. Sehingga BD nilai absolut tertentu. Nilai-nilai yang
melakukan pengobatan secara medis dijadikan sandaran ini bisa nilai etis,
dengan injeksi faktor darah. Keputusan estetis, keagamaan atau pula nilai-nilai
BD dalam melakukan pengobatan ini lain. Sehingga dalam tindakan rasional
mencerminkan orientasi kesehatan nilai ini manusia selalu menyandarkan
ilmiah dan populer. tindakannya yang rasional pada suatu
keyakinan terhadap suatu nilai
Lain halnya dengan subyek AG
tertentu.
yang berasal dari kalangan menengah
kebawah, dan hidup dalam keluarga Tindakan awal yang dilakukan
yang kental dengan nilai-nilai religius oleh AG ini mencerminkan orientasi
dan spiritual sehingga masih percaya kesehatan populer dimana dalam hal
dengan hal-hal yang magis ini ini terlihat bahwa menurut suchman
tindakan sosial awal yang dipilih orientasi kesehatan populer ditandai
ketika mengalami pendarahan ketika oleh rendahnya tingkat pengetahuan
itu adalah membawa AG ke tentang penyakit, tingginya tingkat
pengobatan alternatif, keluarga skeptitisme terhadap perawatan medis
membawa AG ke orang yang dianggap dan tingginya tingkat ketergantungan
pintar, dukun, kiai dan sejenisnya yang seseorang akibat penyakit. Pada orang
di yakini dapat menyembuhkan dan yang berorientasi kesehatan popular
menghentikan pendarahan hingga 17 cenderung pada afiliasi kelompok
kali AG berganti-ganti model parochial. Seperti halnya AG yang
pengobatan alternatif. Tindakan sosial berorientasi pada tradisi dan otoritas
seperti ini dapat di kategorikan sebagai dalam keluarga, keluarga AG percaya

15
terhadap pengobatan yang sifatnya menetap akibat pendarahan sendi atau
tradisional, dan memilih pengobatan otot,
ke dukun untuk mengobati sakit AG Penyakit Hemofilia ini sendiri
namun, pengobatan ke dukun dirasa dapat di golongkan menjadi 2 jenis
tidak memiliki hasil yang di harapkan, yaitu Hemofilia A dan hemofilia B,
tetapi yang terjadi adalah semakin dimana pada penderita Hemofilia A
memperparah keadaan karena tidak dikenal dengan hemofilia klasik terjadi
ditangani dengan tepat. Setelah AG kekurangan faktor pembekuan darah F
merasakan tidak ada hasil, akhirnya ia VIII , sedangkan pada Hemofilia B
melakukan perpindahan pengobatan dikenal dengan Christmas Disease
yaitu pengobatan secara medis, dengan terjadi karena kekurangan faktor
melakukan injeksi faktor darah. pembekuan darah F IX, penyakit
Kesimpulan hemofilia ini banyak menyerang pria
Hemofilia merupakan penyakit sedangkan sebagian besar wanita
kelainan pada pembekuan darah, bertindak sebagai carrier.Hemofilia A
sehingga jika penderita mengalami dan B dapat di golongkan dalam 3
pendarahan akan sulit untuk kategori, yaitu Hemofilia golongan
diberhentikan. Seperti halnya dengan berat, sedang dan ringan. Seseorang
penyakit keturunan lain, Hemofilia di yang menderita Hemofilia akan
turunkan dari orang tua kepada anak- mengalami dilema pada dirinya,
anaknya, walau demikian 30% dimana penyakit tersebut tidak
penderita Hemofilia tidak memiliki menjamin kesembuhan pada
riwayat keluarga melainkan penderitanya namun jika tidak
kemungkinan terjadi mutasi genetik ditangani dengan baik akan
spontan pada penderita, gangguan mempercepat kematian.
pembekuan darah yang terjadi pada Informasi mengenai Hemofilia
penderita Hemofilia ini sering kali masih minim didapatkan, jika tidak di
mengakibatkan kematian pada usia jelaskan dengan baik akan muncul
dini maupun cacat pada tubuh yang berbagai macam persepsi terhadap
Hemofilia baik secara ilmiah maupun

16
non-ilmiah hal ini berkaitan dengan dapat memberikan efek secara
pemahaman yang dimiliki oleh pasien langsung
dan keluarga sehingga faktor sosial 4. Orientasi kesehatan kombinasi
banyak berpengaruh dalam ditunjukan oleh penderita yang lebih
menentukan tindakan sosial yang memiliki banyak pengetahuan
diambil penelitian ini dilakukan mengenai obat-obatan tradisional
dengan mengambil tujuh orang sebagai pengobatan alternatifnya untuk
penderita Hemofilia secara purposive. penyakit Hemofilia yang diderita.
Berdasarkan analisis data dan Serta adanya skeptitisme penderita
analisis teoritis yang dilakukan maka terhadap layanan kesehatan medis
dapat ditarik beberapa kesimpulan modern yang seringkali dianggap
mengenai orientasi kesehatan melebih-lebihkan diagnosa ketika
penderita hemofilia dalam proses penderita sedang terjadi penurunan
pengobatan. Kesimpulan yang dapat kondisi kesehatan selain itu penderita
ditarik antara lain: melakukan kombinasi karena takut
1. Orientasi Kesehatan yang akan dampak dari pengobatan medis
dikembangkan oleh penderita modern dalam jangka panjang yang
Hemofilia di RSUD Dr. Soetomo dapat mengakibatkan inhibitor
adalah orientasi kesehatan Ilmiah dan 5. Orientasi pengobatan kombinasi
Kombinasi (ilmiah dan populer) menunjukkan adanya sistem
2. Penderita Hemofilia sebagian besar pengobatan yang tidak linear sehingga
melakukan lebih dari satu orientasi muncul kombinasi yang merupakan
kesehatan sebelum menentukan wujud tindakan yang diambil tidak
orientasi kesehatan yang saat ini konsisten dengan motif
dijalani 6. Dalam pemilihan orientasi
3. Orientasi Kesehatan Ilmiah kesehatan ilmiah pada penderita
ditunjukan oleh penderita yang lebih dipengaruhi oleh jaringan sosial
mencari keefektifan pengobatan penderita seperti keluarga, teman,
dengan waktu yang cepat dan pasti kerabat dan lain sebagainya

17
7. Hal yang melatarbelakangi Kiswari, Rukman. 2014. Hematologi
dan Transfusi, Jakarta:Erlangga
penderita Hemofilia melakukan
pengobatan medis di RSUD Dr. Muzaham, Fauzi. 1995.
Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan.
Soetomo adalah karena faktor jarak, Jakarta:Penerbit Universitas Indonesia
efektivitas pengobatan yang tidak Narwoko, J. DwidanBagong, Suyanto.
perlu melakukan rawat inap sebelum 2011. Sosiologi: Teks Pengantar dan
Terapan. Jakarta: Kencana.
pengobatan, di RSUD Dr. Soetomo
jenis obat yang tersedia dirasa lebih Notoatmodjo, Soekidjo.2003.
Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
cocok dan efektif untuk subyek Jakarta: RinekaCipta
penelitian yang merupakan penderita Ritzer, George. 2003.Sosiologi Ilmu
Hemofilia daripada jenis obat yang Pengetahuan Berparadigma Ganda.
Jakarta:Rajawalipers
disediakan di rumah sakit lain. Selain
itu RSUD Dr. Soetomo merupakan Ritzer, George dan Goodman, Douglas
J. 2007. Teori Sosiologi Modern.
pusat berkumpulnya Himpunan Jakarta: Kencana
Masyarakat Hemofilia Indonesia di Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi:
Jawa Timur sehingga penderita dirasa Dari Sosiologi Klasik Sampai
Perkembangan Terkahir Postmodern
lebih memiliki banyak relasi dari (Edisi Kedelapan). Yogyakarta:
sesama penderita. Pustaka Pelajar.
Siahaan, Hotman M. 1986.Pengantar
ke Arah Sejarah dan Teori Sosiologi.
Daftar Pustaka Jakarta: Erlangga
Buku Blog
Creswell,John W. 2010. Research Faruk, Fachrizal. 2016. Sejarah
Design: Pendekatan Kualitatif, Penyakit Hemofilia di Keluarga
Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Kerajaan Eropa.17 Agustus 2016. Blog
Pustaka Pelajar [Diakses tanggal 17 Desember 2016]
Dipa Care.2011.Booklet Hemofilia. http://fachrizalfaruk.blogspot.co.id/201
Jakarta. PT Dipa Pharmalab Intersains 6/08/hemofilia-di-keluarga-kerajaan

Illich, Ivan. 1995. Batas-batas Skripsi


Pengobatan :Perampasan Hak Untuk
Ayu, Panca Ningwati. 2014. Tindakan
Sehat. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia
Sosial Penderita Gagal Ginjal dalam
Proses Penyembuhan Penyakit: Studi
Kualitatif Pada Pasien Gagal Ginjal

18
Kronis di Rumah Sakit Dr. Soetomo
dan Rumah Sakit Spesialis Husada
Utama Surabaya. Skripsi. Website
Surabaya:Universitas Airlangga
https://id.wikipedia.org/wiki/Hemofilia
Surabaya
[Diakses tanggal 15 Desember 2016]
Suryaputra, Michelle. 2015.Relasi
Kekuasaan dalam Interaksi Dokter dan http://hemofilia..or.id [Diakses, 19
Pasien pada Pemberian Layanan Maret 2016]
Kesehatan: Studi Kualitatif pada Dokter
http://grahafarma.com/artikelv
dan Pasien yang Melakukan Pengobatan
di Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo, [Diakses, 17 Desember 2016]
Surabaya. Skripsi. Surabaya: Universitas
Republika.2015. Pengobatan
Airlangga
Hemofilia Butuh Waktu Lama
Margaretha, Melisa. 2013. Pola [Diakses 23 Maret 2016]. Web:
Penggunaan Obat Pada Penderita www.republika.co.id
Hemofilia Anak: Studi di Instalasi
Sindo. 2015. Mengelola Penyakit
Rawat Jalan Hematologi dan Onkologi
Hemofilia [Diakses 20 April 2016]
Departemen/SMF Ilmu Kesehatan
Anak RSUD Dr. Soetomo. Skripsi. Web: www.lifestyle.sindonews.com
Surabaya: Universitas Airlangga
Surabaya

19

Anda mungkin juga menyukai