pneumonia sedunia atau world pneumonia day. Tujuan diperingati hari pneumonia adalah untuk:
1. Meningkatkan kewaspadaan tentang pneumonia, penyebab kematian pada anak < 5 tahun akibat
penyakit infeksi
2. Meningkatkan intervensi untuk melindungi, preventif dan mengobati pneumonia. Mencari cara
pendekatan terbaik beserta solusinya berdasarkan sumber daya
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) merupakan organisasi yang selalu terdepan dalam
pencegahan dan mengobati penyakit paru serta meningkatkan derajat kesehatan paru masyarakat dan
penduduk Indonesia. PDPI menjadi leader dalam kesehatan respirasi dan senantiasa mendukung
program kesehatan di Indonesia. Wujud nyata PDPI antara lain membantu pemerintah dalam
pembuatan panduan atau pedoman pencegahan dan pengendalian penyakit respirasi, menyediakan
info-info kesehatan respirasi terbaru kepada masyarakat dan lainnya.
Pneumonia adalah infeksi atau peradangan akut pada parenkim atau jaringan paru yang diakibatkan
bakteri, virus, jamur atau parasit. Pneumonia dapat menyerang siapa saja, baik anak, dewasa muda atau
orang tua. Pneumonia menyerang manusia dan sekitar 450 juta kasus tiap tahunnya. Pneumonia dibagi
menjadi 3 yaitu community acquired pneumonia (CAP) atau pneumonia komunitas, hospital acquired
pneumonia (HAP) dan ventilator associated pneumonia (VAP). Pneumonia yang sering terjadi dan
bersifat serius adalah pneumonia komunitas, berkaitan dengan penyebab kematian dan kesakitan
terbayak di dunia. Angka kematian sekitar 1.4 juta pertahunnya secara global (7% penyebab kematian
didunia). Angka kematian terbanyak pada usia anak-anak dan orang tua (> 75 tahun). Angka kejadian
pneumonia lebih sering terjadi negara berkembang dibandingkan negara maju. Di Indonesia pada tahun
2010, pneumonia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit dengan proporsi kasus
53.95% untuk laki-laki dan 46.05% untuk perempuan, dengan crude fatality rate (CFR) 7.6%, paling tinggi
bila dibandingkan penyakit lainnya. Berdasarkan data RISKESDAS 2018 prevalensi pneumonia
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (nakes) adalah sekitar 2,0% sedangkan pada tahun 2013 adalah
1.8%. Penyebab pneumonia komunitas terbanyak di Indonesia adalah kuman Gram negatif yaitu
Klebsiella pneumoniae, Acinetobacter baumanii, Pseudomonas aeruginosa sedangkan penyebab
pneumonia komunitas di negara lainnya adalah Gram positif yaitu Streptococcus pneumoniae,
Mycoplasma pneumonia, Haemophilus influenza dll.
Apabila seseorang dicurigai sebagai pneumonia maka dilakukan wawancara medis atau anamnesis,
pemeriksaan fisis umum dan paru serta pemeriksaan penunjang yaitu foto ronsen dada, pemeriksaan
darah dan pemeriksaan bakteri penyebab dari dahak (pemeriksaan Gram dan kultur mikroorganisme).
Diagnosis pneumonia komunitas adalah berdasarkan foto ronsen dada dan berdasarkan gejala klinis
yaitu batuk, perubahan warna dahak, suhu tubuh � 38 C, nyeri dada, sesak napas. Dari pemeriksaan
fisik paru ditemukan tanda konsolidasi atau perubahan bunyi napas dan dari pemeriksaan penunjang
laboratorium darah ditemukan jumlah sel darah putih � 10.000 uL atau < 4.500 uL. Apabila sseorang
didiagnosis sebagai pneumonia maka tindak lanjut berikutnya adalah menentukan apakah pasien
dirawat inap atau dapat rawat jalan.
Pneumonia dapat menyebabkan kematian sehingga diagnosis harus dengan segera ditegakkan sehingga
dapat diberikan tatalaksana yang adekuat. Tatalaksana adekuat meliputi pemberian antibiotik dan
tatalaksana non-farmakologis lainnya seperti nutrisi, resusitasi cairan, pemberian antipiretik bila demam
dan lainnya. Pemberian antibiotik awal adalah bersifat empiris artinya antibiotik diberikan berdasarkan
pola kuman penyebab terbanyak dan tersering. Sebelum antibiotik diberikan specimen dahak harus
diambil untuk ditumbuhkan dan menjadi panduan antibiotik selanjutnya apabila pasien mengalami
perburukan. Pemberian antibiotik empiris berdasarkan riwayat pemakaian antibiotik dalam 3 bulan
sebelumnya dan pasien dengan penyakit peserta atau komorbid. Apabila pasien mengalami pneumonia
berat atau perburukan sehingga memerlukan pengawasan lebih ketat atau memerlukan alat bantu
napas maka pasien memerlukan perawatan intensif di RICU atau ICU. Pada umumnya prognosis adalah
baik, tergantung dari faktor pasien, bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta
adekuat. Perawatan yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada pasien yang
dirawat. Angka kematian pasien pneumonia komunitas kurang dari 5% pada pasien rawat jalan dan 20%
pada pasien rawat inap
1. Berhenti merokok
2. Mengurangi atau berhenti konsumsi alkohol
3. Gizi seimbang dan adekuat
4. Memeriksakan kesehatan gigi secara regular
5. Vaksinasi
Pencegahan dengan vaksin. Terdapat tiga jenis vaksin untu pencengahan pneumonia yaitu
pneumococcal polysaccharide vaccine, inactivated influenza vaccine dan live attenuated influenza
vaccine
Pencegahan pneumonia
1. Pemberian vaksinasi sebagai usaha pencegahan pada orang usia � 50 tahun, berisiko terjadi
komplikasi akibat pneumonia, kontak erat dengan pasien risiko tinggi pneumonia dan petugas
kesehatan, terutama yang bekerja di pelayanan rawat jalan, rawat inap dan fasilitas kesehatan
perawatan kronik sebaiknya rutin mendapatkan vaksinasi influenza tahunan
2. Vaksin pneumococcal polyscchasaride direkomendasikan untuk orang usia � 65 tahun, usia
2-64 tahun dengan risiko tinggi pneumonia dan perokok. Kelompok risiko tinggi dimaksud
adalah penyakit kardiovaskular kronik, penyakit paru kronik, diabetes mellitus, alkoholisme,
aspkenia, kondisi atau status imunokompromais dan penghuni panti (fasilitas pelayanan jangka
Panjang)
3. Vaksin inactivated influenza direkomendasikan pada usia � 50 tahun, orang dengan penyakit
kardiovaskular kronik, penyakit paru kronik (termasuk asma), penyakit metabolik termasuk DM,
gangguan fungsi ginjal, hemoglobulinopati, keadaan atau status imunokompromias, gangguan
fungsi paru termasuk peningkatan risiko aspirasi, kehamilan, penghuni panti
4. Vaksin live attenuated influenza direkomendasikan untuk orang usia 5-49 tahun dan tidak
diberikan pada kelompok risiko tinggi
5. Pasien pneumonia yang masih merokok harus berhenti merokok
6. Perokok sebaiknya dilakukan vaksinasi baik pneumokokal maupun influenza
7. Memperhatikan pencegahan dan pengendalian infeksi � kebersihan pernapasan yaitu: cuci
tangan dengan handrub atau air mengalir setelah kontak dengan pasien influenza, pasien
menggunakan masker
LAMPIRAN I INDEKS AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI BARHTEL (AKS BARTHEL)No. Fungsi Skor
Keterangan Nilai Skor1. Mengendalikan 0 Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar)rangsang 1
Kadang-kadang tak terkendali (1 x seminggu)pembuangan tinja 2 Terkendali teratur2. Mengendalikan 0
Tak terkendali atau pakai kateterrangsang berkemih 1 Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1x/24jam)
2 Mandiri3. Membersihkan diri 0 Butuh pertolongan orang lain(seka muka, sisir 1 Mandirirambut, sikat
gigi)4. Penggunaan jamban, 0 Tergantung pertolongan orang lainmasuk dan keluar 1 Perlu pertolongan
pada beberapa kegiatan tetapi(melepaskan, dapat mengerjakan sendiri beberapa kegiatanmemakai
celana, 2 Mandirimembersihkan,menyiram)5. Makan 0 Tidak mampu 1 Perlu ditolong memotong
makanan 2 Mandiri6. Berubah sikap dari 0 Tidak mampuberbaring ke duduk 1 Perlu banyak bantuan
untuk bisa duduk (2 orang) 2 Bantuan minimal 1 orang 3 mandiri7. Berpindah/ berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa (pindah) dengan kursi roda 2 Berjalan dengan bantuan 1 orang 3 Mandiri8. Memakai baju 0
Tergantung orang lain 1 Sebagian dibantu (misalnya mengancing baju) 2 Mandiri9. Naik turun tangga 0
Tidak mampu 1 Butuh pertolongan 2 Mandiri10. Mandi 0 Tergantung orang lain 1 Mandiri TOTAL
SKORKeterangan : skor AKS BARTHEL20 : Mandiri 5-8 : Ketergantungan berat12-19 : Ketergantungan
ringan 0-4 : Ketergantungan total 198
9-11 : Ketergantungan sedangLAMPIRAN 2 ABBREVIATED MENTAL TEST (AMT) Status Mental NilaiA.
Umur ..................... tahun 0. Salah 1. BenarB. Waktu / jam sekarang ..................... 0. Salah 1. BenarC. Alamat
tempat tinggal .................... 0. Salah 1. BenarD. Tahun ini ................... 0. Salah 1. BenarE. Saat ini berada di
mana ................... 0. Salah 1. BenarF. Mengenali orang lain (dokter, perawat, penanya) 0. Salah 1. BenarG.
Tahun kemerdekaan RI ................... 0. Salah 1. BenarH. Nama Presiden RI ................... 0. Salah 1. BenarI.
Tahun kelahiran pasien atau anak terakhir ................ 0. Salah 1. BenarJ. Menghitung terbalik (20 s.d. 1)
.................... 0. Salah 1. BenarK. Perasaan hati (afeksi) A. Baik B. Labil C. Depresi D. Gelisah E. CemasTotal
Skor :(diisi oleh petugas)Keterangan : : Gangguan ingatan beratSkor AMT : Gangguan ingatan sedang :
Normal 0-3 4-7 8-10 199
Penyakit
Bronkopneumonia
Penyakit bronkopneumonia ini seringkali bersifat sekunder, mengikuti infeksi dari saluran
nafas atas, demam pada infeksi spesifik dan penyakit yang melemahkan sistem
pertahanan tubuh. Pada bayi dan orang-orang yang lemah, pneumonia dapat muncul
sebagai infeksi primer. Bronkopneumonia sering disebabkan oleh bermacam-macam
etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing.
Penyebab
Bakteri pada bronkopneumonia biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram
posifif seperti halnya: Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus
pyogenesis. Sedangkan bakteri gram negatif seperti halnya Haemophilus influenza,
klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
Virus
Dalam hal ini disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet.
Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.
Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan
udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah
serta kompos.
Protozoa
Menimbulkan terjadinya pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya menjangkiti
pasien yang mengalami immunosupresi.
Gejala
- Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan. Bisa berupa nyeri pleuritik, nafas dangkal
dan mendengkur, takipnea.
- Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi. Mengecil, kemudian menjadi
hilang, Krekels, bunyi ronki, egofoni.
- Menggigil dan demam 38C sampai 41C, Bila berlanjut bisa terjadi delirium.
- Diafoesis
- Gerakan dada tidak simetris
- Baruk produktif, kental
- Sianosis
- Gelisah
Pengobatan
- Terapi oksigen. Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus
yang berat.
- Hidrasi cairan. Bila ringan hidrasi oral, tetapi jika berat dehidrasi dilakukan secara
parenteral. (menggunakan infus)
- Simptomatik terhadap batuk.
- Bila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir serta ada febris, diberikan bronkodilator
Komplikasi
Penyakit bronkopneumonia ini selain terjadi pada dewasa, seringkali juga terjadi
bronkopneumonia pada anak. Berikut beberapa komplikasi dari penyakit
bronkopneumonia yaitu:
- Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.
- Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
- Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura
terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
- Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
- Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
- Infeksi sitemik
http://klikpdpi.com/index.php?mod=article&sel=7896