Anda di halaman 1dari 3

Ketahanan nasional dibidang pendidikan

Disusun oleh :

Putri Widiawati Zalfa (16)

Kelas 1D3B
Program Studi D-III Kesehatan Lingkungan
POLTEKNIK KEMENKES KESEHATAN JAKARTA II
Jakarta, 2020
Dalam   mengantisipasi   kehidupan   ke   dapan   akan   terjadi   perubahan
perubahan,  baik  keadaan  ruang  dan  waktu.  Oleh  karena  itu  bangsa  Indonesia harus
mempersiapkan diri melalui dunia pendidikan. Pendidikan pada hakikatnya adalah sosial
futuristik, karena itu sistem dan penyelenggara pendidikan harus dapat mempredeksi dengan
tepat apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, dan sistem pendidikan harus dapat
mempersiapkannya. Sistem pendidikan formal harus dapat menyesuaikan perubahan zaman
meskipun terkesan ―berganti mentri, gasnti kurikulum.  Dalam kurikulum selalu ada yang
ditambah atau dikurangi, siklus panjang harus ada perubahan-perubahan besar.

Ketahanan nasional merupakan sikap dan ciri untuk dapat bertahan hidup sebagai suatu satua
populasi dalam perjuangan hidup di dunia yang makin
interakstif  dan  kompetitif.  Perjuangan  hidup  terdiri  atas  persaingan  dan  kerja
sama,  sedang  Ketahanan  nasional  makin  kompleks  karena  batas-batas  negara makin kabur,
terkisis oleh kerja sama ekonomi, informasi global dan kemajuan IPTEK.
Permasalahan di atas akan mempengaruhi kebijakan pendidikan, dan
kebijakan  Ketahanan  Nasional   sehingga  bangsa   Indonesia   dapat   aman   dan bertahan
hidup, Globalisasi akan menyamakan persepsi penduduk di berbagai negara disamping
melemahnya peran negara. Pembaharuan meluas dikuatirkan akan merugikan ketahanan
nasional suatu bangsa, disamping akan terjadi percepatan arus barang, gagasan, uang,
termasuk pendidikan, tenaga pendidikan, dan produk pendidikan yang kometensinya tidak
seimbang.
Pendidikan mempuyai tugas pokok yaitu

Pertama: mengajar keterampilan bertahan  hidup  dengan  pendidikan  pragmatis. 


Kedua;  Mempersiapkan warganegara   sesuai   dengan   kepribadian   kelompok,   
Ketiga;   Meningkatkan martabat manusia (humanisasi).

Dalam aspek pertama, pendidikan mata pencaharian telah berubah terjadi


urbanisasi  dan  industrialiasi,  dari  sektor  agraris  ke  sektor  jasa,  hidup  lambat diubah ke
hidup cepat. Hal ini menutut pengetahuan,  keterampilan, kecepatan serta komunikasi baru.
Dalam aspek enkulturisasi telah terjadi assosiasi dan dessosiasi baru dalam kelompok-
kelompok   di dunia dan gangguan terhadap isolasi budaya. Adanya ikatan baru dengan interaksi
yang bertambah, mosaik etnik mulai lebur dan pecah, enkulturasi mengalami peristiwa-peristiwa
yang kadang kurang nyaman. Pendidikan berperan mencoba maenyesuaikan diri dengan proses
ini.
Dalam aspek humanisasi; kemajuan teknologi sangat cepat sedang dalam bidang moral, etika,
agama lebih lambat. Kedisiplinan tidak bisa ditatarkan, hal ini mermerlukan kondisi yang
kondusif. Ketertinggalan tampak jelas terjadinya kekerasan dimana-mana. Aspek-aspek di atas
terbengkelai karena secara ekonomis
tidak   menghasilkan   nilai   ekonomis   dan   politis   yang   dapat   dimanfaatkan. Kompetisi
dunia pendidikan dalam aspek pertama, pada hal kekurangan aspek moral, etika dan agama
sangat menyentuh ketahanan nasional.
Kegagalan dalam aspek teknologi membuat bangsa tertinggal dalam hasil bumi dan pengetahuan,
kita akan terisolasi, tergusur ke penggiran, dan tidak berperan dalam dunia global. Kontribusi
kehidupan dunia hanya memberi sumber daya alam, sumber daya manusia yang murah.
Kegagalan dalam aspek nilai kemanusiaan (humanisasi) meyebabkan kehilangan diri sebagai
penyumbang kebudayaan manusia, disamping kehilangan saluran ekspresi. Kegagalan dalam
aspek moral menyebabkan bangsa Indonesia tidak beranjak dari rasio beradab- biadab. Tampak
erat hubungan antara pendidikan dan Ketahanan nasional. Oleh karena pendidikan memang
institusi budaya yang menyentuh awal seorang manusia, dan merupakan alat
utama ketahanan nasional. Dalam mewujudkan ketahanan nasional membangun warga negara
sesuai dengan kepribadian kelompok perlu disosialsiasikan beberapa pendidikan agar
menghasilkan  ketahanan nasional antara lain (i)  pendidikan demokrasi  dan
(ii) pendidikan multikultural.

Anda mungkin juga menyukai