KELAS D4-3F
Pendahuluan
Penyebab-penyebab yang mengubah seccara radikal lingkungan bisnis sekarang adalah proses
globalisasi, pemanfaatan smart technology di hamper semua arena kehidupan masyarakat
pengapdosian strategic quality management, dan revolusi manajemen.
Konsep Customer
Customer adalah orang yang memanfaatkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh seseorang
atau suatu tim. Tujuan bisnis adalah menciptakan customer, alasan keberadaan bisnis adalah
customer dan pasar diciptakan oleh para pelaku bisnis.
Banyak perusahaan melakukan banyak cara untuk meningkatkan kedekatan dengan customer
yaitu dengan cara pembentukan organisasi para pemakai produk, tim desain produk yang
melibatkan customer, kelompok customer untuk pemecahan masalah, survey kepuasan customer,
dan program percontohan untuk pengujian pasar produk baru.
Customer Ditempatkan pada Peringkat Pertama DI Antara Berbagai Pemangku
Kepentingan Organisasi
Tanpa customer, suatu perusahaan tidak akan layak secara ekonomis untuk menerima investasi
dari pemegang saham, dan tanpa investasi yang dilakukan oleh pemegang saham, tidak aka nada
perusahaan sebgai entitas bisnis, dan pada gilirannya tidak ada alasan bagi personel untuk
bekerja di situ. Hal ini dikarenakan customer merupakan pemangku kepentingan yang menjadi
penyebab kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan, manajemen kontemporer
menempatkan customer pada peringkat pertama di antara keseluruhan pemangku kepentingan
perusahaan.
Tanda perkalian (*) menunjukkan bahwa hubungan kualitas menjanjikan pelipatgandaan value
yang dibangun oleh produsen bagi customer.
Customer value strategy mengubah arah perhatian manajer, dari fokus untuk memuaskan
kepentingan diri sendiri, berbalik menuju ke pemuasan kebutuhan customer. Dengan demikian
dalam setiap tahap proses manajemen, kegiatan ditujukan untuk menghasilkan value bagi
customer. Proses manajemen yang berhasil adalah proses yang mampu menghasilkan satisfied
customer. Organisasi akan berhasil sebagai wealth creating institution apabila mendesain produk
dan jasa yang menghasilkan value bagi customer, memproduksi produk dan jasa tersebut serta
mendistribusikannya ke customer dengan proses operasi yang cost offective, memasarkan dan
menjual produk dan jasa tersebut secara efektif kepada customer.
Proses Pemanfaatan produk pemanfaatan produk oleh customer dilaksanakan melalui proses
(FATSUDS) yaitu find, acquire, transport, store,use, dispose of, dan stop. Proses pemerolehan
produk oleh customer yaitu pemesanan penerimaan barang dan pembayaran.
Produk Adalah atau Ikat Jasa
Pandangan bahwa produk merupakan satu ikat jasa berakibat pada produser bertanggung jawab
atas penyediaan value pada setiap tahap proes pemanfaatan produk, baik sendiri maupun
bersama-sama dengan mitra bisnisnya, produser tidak mungkin memiliki kopetensi di dalam
menyediakan keseluruhan jasa yang berkaitan denganproduknya, prosuder yang menggunakan
paradigm customer value akan membangun hubungan kemitraan dengan produser lain
untukmenyediakan quality services bagi customer.
Keyakinan Dasar dan Nilai Dasar untuk Mewujudkan Paradigma Customer Value
Keyakinan dasar yang kuat yangharus ditanamkan kepada seluruh personel organisasi yaitu
bisnis merupakan suatu rantai yang menghubungkan pemasokdengan customer, customer
merupakan tujuan pekerjaan, dan sukses merupakan hasil penilaian
Untuk mewujudkan paradigma customer value, perlu ditanamkan personal values yang cocok
dengan paradigma tersebut yaitu integritas, kerendahan hati,, dan kesediaan untuk melayani.
Customer Value Mindset diwujudkan ke dalam tiga komponen struktur SPPM yaitu struktur
organisasi difokuskan ke layanan kepada customer, jejaring informasi untuk menyediakan
layanan bagi customer, dan system penghargaan karyawan didasarkan pada kinerja organisasi
dalam memuaskan kebutuhan customer.
Customer Value Mindset diwujudkan ke dalam tahap-tahap proses SPPM yaitu perumusan
strategi ditujukan untuk menghasilkan value bagicustomer, perencanaan strategic dengan
pendekatan Balanced Scorecard, Penyusunan Program, Penyusunan anggaran berbasis aktivitas,
pengimplementasian rencana dengan activity based management, dan pemantauan pelaksanaan
rencana dengan ABC.
PARADIGMA IMPROVEMENT BERKELANJUTAN
1. Incremental improvement
2. Radical improvement
Improvement berskala besar, bersifat mendasar, dan secara total meninggalkan unsur
lama.
(4) Teamwork
Organisasi harus dikelola berdasarkan kerja tim untuk menghadapi perubahan.
(5) Cross-functional approach
Dalam pendekatan ini, pekerjaan diatur menurut sistem yang digunakan oleh
perusahaan dalam menghasilkan value bagi customer.
SISTEM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJEMEN
TIM
Definisi TIM:
Kumpulan orang berdasarkan keahlian masing-masing yang bersifat saling melengkapi,
bekerja sama untuk mewujudkan tujuan tertentu bersama.
Tujuan TIM:
Dibentuk untuk mewujudkan tujuan tertentu seperti pengembangan produk,
pengembangan sistem, improvement terhadap kualitas, penyelesaian masalah, atau
perekayasaan kembali sistem yang digunakan untuk melayani customer.
Masa Kerja TIM:
Masa kerja tim dapat dibagi menjadi dua: sementara, dan permanen. Tim yang memiliki
masa kerja permanen adalah tim yang dibangun sebagai bagian permanen dari struktur
organisasi perusahaan. Tim sementara adalah tim yang dibentuk untuk mewujudkan
tujuan jangka pendek, dan akan dibubarkan begitu tujuan tim telah tercapai.
Keanggotaan TIM:
Keanggotaan tim dapat bersifat fungsional atau lintas fungsional. Tim fungsional
beranggotakan orang-orang dengan keahlian sama, baik yang diperoleh dari pendidikkan
maupun dari pengalaman. Sedangkan lintas fungsional beranggotakan orang dari
berbagai fungsi, dan dengan berbagai keahlian.
Tim lintas fungsional hanya akan efektif dalam menjalankan organisasi lintas fungsional,
jika mereka memiliki mindset yang cocok dengan organisasi tersebut. Dengan
menanamkan mindset (paradigma, keyakinan dasar, dan nilai dasar) yang cocok untuk
cross functional approach ini, hambatan yang bersifat mental akan cepat terkikis habis.
(Khadhijah Muin;2013)
Biaya tetap konstan secara total, namun jika biaya tetap dinyatakan
Biaya variabel termasuk biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
aktivitas.
b. Discretionary Variable Cost (Biaya Variabel Bertahap)
Waktu
Menentukan apakah suatu biaya merupakan biaya tetap atau biaya variable bergantung pada
batasan waktu, tetapi batasan ini bersifat subjektif, tergantung dari prespektif tiap-tiap manajer.
Setiap aktivitas memerlukan sumber daya, sumber daya ini kemudian digabungkan dan diolah
untuk menghasilkan output. Istilah lain untuk pengukuran output adalah penggerak.. Penggerak
Penggerak tingkat produksi (tingkat unit) adalah perubahan dalam biaya ketika unit yang
Penggerak tingkat non unit adalah perubahan dalam biaya ketika factor-faktor lain selain unit
Biaya semivariabel atau biasa juga disebut sebagai mixed cost karena
komponen biaya ini terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Adapun cara
Muin;2013)
dengan terlebih dahulu memilih dua titik (titik tinggi dan rendah) yang akan digunakan untuk
menghitung parameter pemintas dan kemiringan. Persamaan untuk penentuan biaya variabel per
Biaya tetap = biaya total titik tinggi – (biaya variabel per unit x output tinggi)
Biaya tetap = biaya total titik rendah - (biaya variabel per unit x output rendah)
Metode analisis regresi atau biasa juga disebut dengan metode kuadrat
terkecil menentukan secara matematis garis yang paling sesuai, atau garis
kuadrat deviasi setiap titik aktual yang diplot dari titik diatas atau
Sebelum memilih metode ini, manajemen berupaya memastikan sebagian besar biaya
adalah variabel atau tetap dan keputusan yang dibuat tidak terlalu sensitif terhadap kesalahan
pengklasifikasian biaya. Kemungkinan lain adalah manajemen mengidentifikasi biaya campuran
dan membagi biaya-biaya ini dalam komponen tetap dan variabel dengan memutuskan bagian