Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 9

KELAS D4-3F

Aditya Daniswara (02)

Amelinda Putri R. (06)

Ghea Fauziah (18)

SISTEM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJEMEN

Mengapa Dibutuhkan Cross-Functional Team:


1. Perlunya organisasi berorientasi ke sistem
2. Anggapan bahwa organisasi adalah suatu sistem

Perlunya Reorientasi Organisasi Kepada Sistem


Bentuk organisasi ini membagi aktivitas pembuatan produk dan penyediaan jasa ke
dalam pekerjaan-pekerjaan yang terspesialisasikan (specializaed works) yang dilaksanakan
oleh pekerja yang memiliki kompetensi khusus (specialist).

Manajemen memerlukan pendekatan baru dalam pengorganisasian modal manusia,


agar mampu memfokuskan perhatian seluruh personel organisasi dalam menghasilkan value
bagi customers.

Organisasi Sebagai Suatu Sistem

Organisasi dapat dipandang dari dua sudut pandang:

1. Sebagai kumpulan berbagai fungsi yang terpisah


Sistem terbuka yang berarti sebagai suatu sistem, organisasi memiliki beragam
interaksi dengan lingkungannya melalui transaksi pertukaran dengan para pemasok,
mitra bisnis, investor, badan pengatur, dan customers.
2. Sebagai suatu sistem
Organisasi merupakan kumpulan terpadu berbagai aktivitas personel, pengetahuan,
kemampuan, motivasi, peralatan, mesin, metode, cara, proses, dan tugas yang
ditujukan untuk menghasilkan value bagi customer.
Apa yang dimaksud dengan Sistem?
Tim lintas fungsional dibentuk untuk mewujudkan tujuan sistem. Pembentukan tim
lintas fungsional juga ditujukan untuk mengorientasikan seluruh anggota tim ke
improvementberkelanjutan terhadap sistem. Sehingga, diperlukan konsep sistem yang
jelas untuk membantu tim mencapai kedua tujuan tersebut.

a. Sistem versus proses


Sistem terdiri atas kebijakan, motivator, teknologi, proses, dan operasi.Kebijakan dan
motivator adalah cara yang digunakan oleh leaders dalam mengkomunikasikan visi,
dan dalam mendorong personel untuk berperilaku sebagaimana yang diharapkan oleh
organisasi. Teknologi mencakup pengetahuan dan alat yang diperlukan untuk
mengerjakan pekerjaan, untuk memasukkan value ke dalam produk dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu organisasi. Sedangkan sistem terdiri atas beragam proses, seperti
yang terdapat dalam pemasaran, produksi, teknik, dan keuangan.
b. Proses versus operasi
Proses adalah arus produk, bahan, atau, informasi dari seorang karyawan atau tempat
kerja satu ke karyawan atau tempat kerja lain. Proses terdiri atas empat kejadian:
pengolahan (processing), inspeksi (inspection), transpor (moving), dan penundaan
(waiting). Operasi adalah pekerjaan yang dilaksanakan oleh manusia dan mesin atas
bahan atau informasi.

TIM
 Definisi TIM:
Kumpulan orang berdasarkan keahlian masing-masing yang bersifat saling
melengkapi, bekerja sama untuk mewujudkan tujuan tertentu bersama.
 Tujuan TIM:
Dibentuk untuk mewujudkan tujuan tertentu seperti pengembangan produk,
pengembangan sistem, improvement terhadap kualitas, penyelesaian masalah, atau
perekayasaan kembali sistem yang digunakan untuk melayani customer.
 Masa Kerja TIM:
Masa kerja tim dapat dibagi menjadi dua: sementara, dan permanen. Tim yang
memiliki masa kerja permanen adalah tim yang dibangun sebagai bagian permanen
dari struktur organisasi perusahaan. Tim sementara adalah tim yang dibentuk untuk
mewujudkan tujuan jangka pendek, dan akan dibubarkan begitu tujuan tim telah
tercapai.
 Keanggotaan TIM:
Keanggotaan tim dapat bersifat fungsional atau lintas fungsional. Tim fungsional
beranggotakan orang-orang dengan keahlian sama, baik yang diperoleh dari
pendidikkan maupun dari pengalaman. Sedangkan lintas fungsional beranggotakan
orang dari berbagai fungsi, dan dengan berbagai keahlian.

TIM LINTAS FUNGSIONAL (CROSS FUNCTIONAL TEAM)


 Definisi
Sekelompok personel yang berasal dari berbagai fungsi atau disiplin dalam organisasi,
berusaha bersama-sama mewujudkan tujuan tim.
 Keanggotaan tim lintas fungsional
Anggota tim lintas fungsional dipilih berdasarkan spesialisasi yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan sistem, dan diambilkan dari fungsi utama, fungsi pendukung, atau
bahkan dari luar organisasi (outsourcing).
 Pemimpin tim lintas fungsional
Tim lintas fungsional dipimpin oleh seorang manajer yang sering kali disebut case
manager (pemimpin tim). Case manager memegang kepemilikan sistem, dan
bertanggung jawab untuk:
(1) Mencapai tujuan sistem pemuasan kebutuhan customer.
(2) Melakukan improvement berkelanjutan terhadap sistem tersebut.
 Pendekatan Lintas Fungsional (Cross-Functional Approach) dalam
Membangun Struktur Organisasi
Pendekatan lintas fungsional menggunakan prinsip-prinsip berikut dalam
pembangunan struktur organisasi:
(1) Organisasi diorientasikan kepada sistem yang digunakan untuk melayani
kebutuhan customer.
(2) Modal manusia diorganisasikan menurut tim lintas fungsional, dan setiap tim
diberi tanggung jawab untuk mewujudkan tujuan sistem, dan melakukan
improvement secara berkelanjutan terhadap sistem tersebut.
CROSS FUNCTIONAL MINDSET

Tim lintas fungsional hanya akan efektif dalam menjalankan organisasi lintas
fungsional, jika mereka memiliki mindset yang cocok dengan organisasi tersebut.
Dengan menanamkan mindset (paradigma, keyakinan dasar, dan nilai dasar) yang
cocok untuk cross functional approach ini, hambatan yang bersifat mental akan cepat
terkikis habis.

 Paradigma Lintas Fungsional


Paradigma lintas fungsional memandang organisasi sebagai:
(1) Suatu rangkaian sistem yang digunakan untuk melayani kebutuhan customer.
(2) Suatu kumpulan shared competenciesand resourcesyang disediakan untuk
dimobilisasikan guna memenuhi kebutuhan customer.
 Keyakinan Dasar untuk Muwujudkan Paradigma Lintas Fungsional
Terdapat empat keyakinan dasar yang perlu ditanamkan dalam diri setiap personel
tentang cross-functional approach:
(1) Produk berkualitas hanya dapat dihasilkan secara konsisten melalui kerja sama
lintas fungsional.
(2) Kerja sama lintas fungsional menghasilkan sinergi.
(3) Cross-functional approach membentuk learning organization.
(4) Kerja sama lintas fungsional memfokuskan sumber daya organisasi kepada
kepuasan customer.
 Nilai Dasar Untuk Mewujudkan Paradigma Lintas Fungsional
Nilai dasar yang melandasi cross-functional approach adalah:
(1) Kerja sama
Melalui kerja sama berkualitas, kerja sama yang dilandasi dengan kompetensi
dan kesediaan untuk berbagi tanggung jawab perusahaan atau bagiannya akan
mampu memuaskan kebutuhan customer.
(2) Mental berlimpah
Kerja sama lintas fungsional hanya dapat diwujudkan oleh personel yang
menjunjung tinggi keadaan jiwa yang mampu menerima keunggulan orang lain.
(3) Kerendahan hati
Kerendahan hati menjadikan orang mampu menerima kehadiran orang lain dalam
bekerja, dan mampu membangun kerja sama dengan oranglain dalam mencapai
tujuan bersama.
 Perwujudan Cross-Functional Mindset ke dalam Sistem Pengendalian
Manajemen
Cross-functional mindset diwujudkan dalam dua komponen sistem pengendalian
manajemen, yaitu:
(1) Struktur sistem pengendalian manajemen
Cross-functional mindset diwujudkan dalam struktur sistem pengendalian
manajemen berikut ini:
a. Cross-functional organization
b. Sistem penghargaan tim lintas fungsional
(2) Proses sistem pengendalian manajemen
Proses SPPM terdiri atas enam tahap: perumusan strategi, perencanaan strategik,
penyusunan program, penyusunan anggaran, implementasi, dan pengendalian.
Cross-functional mindset diwujudkan ke dalam tahap-tahap proses sistem
pengendalian manajemen berikut ini:
a. Penyusunan anggaran berbasis aktivitas (activity-based budgeting).
b. Implementasi rencana dengan activity-based management.
c. Pengendalian pelaksanaan rencana dengan activity-based cost system.

Anda mungkin juga menyukai