Rangkuman
Oleh:
Antoni Junior
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2013
Pada hakikatnya tugas manajer adalah mengelola human asset bukan financial
asset. Dengan kata lain tugas manajer adalah mengelola sumber daya manusia
dalam memanfaatkan sumber daya lain untuk mewujudkan tujuan organisasi.
Oleh karena tindakan manusia sangat ditentukan oleh sikapnya terhadap sesuatu
yang ditentukan oleh pembentukan peta mental (mindset) yang dimiliki orang
tersebut dan pembentukan peta mental sangat penting untuk mengelola sumber
daya manusia.
Pendekatan yang digunakan human resource leverage approach dalam
pembuatan rerangka konseptual untuk pembentukan mindset. Pendekatan ini
menggunakan paradigm personel yang mencerminkan lingkungan bisnis yang
dihadapi oleh perusahaan sebagai dasar untuk mendesain sistem pengendalian
manajemen. Pendesainan ini dengan membangun paradigm personel yang
mencerminkan kondisi lingkungan yang dimasuki oleh organisasi.
Konsep Mindset
Sikap mental mapan (fixed mental attitude) yang dibentuk melalui
pendidikan, pengalaman, dan prasangka. Mindset merupakan peta mental yang
dipakai sebagai dasar untuk bersikap dan bertindak.
Mindset terdiri dari tiga komponen pokok antara lain :
1. Paradigma adalah cara yang digunakan oleh seseorang didalam memandang
sesuatu.
2. Keyakinan dasar adalah kepercayaan yang dilekatkan oleh seseorang terhadap
sesuatu.
3. Nilai dasar adalah sikap, sifat, dan karakter yang dijunjung tinggi oleh
seseorang, sehingga berdasarkan tersebut nilai-nilai tersebut seseorang dibatasi.
manajemen.
Apa yang terjadi jika mindset personel tidak sesuai dengan mindset
yang digunakan untuk mendesain sistem manajemen. Apa yang terjadi jika
mindset
personel
tidak
sesuai
dengan
mindset
organisasi
ada
tiga
memerlukan
pengawasan
dari
orang
alin
untuk
memastikan
dapat
mindsetnya
melakukan
dengan
sabotase
mindset
karena
semestinya
ketidaksesuaian
yang
diperlukan
antara
untuk
melaksanakan tindakan.
Jika
personel
tidak
yakin
bahwa
kelangsungan
hidup
oraganisasi
customer.
mengkomunikasikan
Oleh
karena
itu
manajemen
customer
value,
keyakinan
puncak
dasar,
dan
harus
nilai
ketidaksesuaian
anatara
mindset
personel
dangan
mindset
yang
dilakukan
manajemen
puncak
untuk
mengubah
untuk
menyediakan
produkyang
mengahasilkan
value
bagi
pelanggan.
2. Berdasarkan paradigma tersebut, manajemen puncak mengkomunikasikan
keyakianan dasar bahwa perusahaan mata rantai yang menghubungkan
pemasok dengan customer, dan pemasok adalah tujuan fungsi pembelian
adalah
kemempuan kita
untuk menggambarkan
dampak
(personal
behavior)
dengan
membentuk
(operasional
behavior)
dengan
Customer adalah siapa saja yang menggunakan hasil pekerjaan seseorang atau
suatu tim.cutomer terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Internal
proses
awal
bertindak
sebagai
pemasok
dan
proses
organisasi
akan
dapat
mempertahankan
kelangsungan
hidup
dan
harus
mampu
menyediakan
more
value
added
bagi
pelaksanaan
rencana
dengan
activity
based
cost
system
Konsep Dasar
Kita sekarang berada dalam jaman smart technology, suatu masa yang di
dalamnya teknologi informasi yang memberikan keleluasaan luar biasa bagi
knowledge workers untuk berkreasi. Kreativitas knowledge workers di dalam
menerapkan pengetahuan mereka ke dalam penciptaan produk dan jasa baru
dipacu sangat pesat oleh smart technology. Berbagai macam transakasi bisnis,
kemitraan bisnis, bahkan bisnis baru dapat diciptakan secara brilian melalui
pemnafaatan smart technology. Kondisi demikian mengakibatkan terjadinya
perubahan atas perubahan itu sendiri. Perubahan terjadi sekarang menjadi
bersifat konstatn, pesat, radikal, dan pervasif.
Lingkungan
bisnis
yang
memiliki
karakteristik
perubahan
seperti
itu
tersebut
berkemampuan
untuk
mempertahankan
tetap
improvement
mengandung
berskala
unsur
besar,
lama.
bersifat
Radical
mendasar,
improvement
dan
berupa
secara
total
mencakup
improvement
untuk
melakukan
berkelanjutan
improvement
mengerahkan
secara
semua
terus-menerus
energi
terhadap
proeses dan sistem yang digunakan untuk menghasilkan value bagi customer.
Oleh karena itu improvement berkelanjutan memerlukan energi luasr biasa
dalam
jangka
waktu
panjang,
manajer
harus
mampu
membangkitkan
proses dan sistem . kegiatan manajer dalam setiap tahap proses manajemen
hanya menambah nilai (value-adding) jika kegiatan tersebut menyebabkan
personel memiliki komitmen tinggi untuk menghasilkan value bagi customer.
Paradigma improvement berkelanjutan menggeser pandangan manajer terhadap
terjadinya improvement, respon terhadap kesalahan, peran manajer, wewenang,
fokus perhatian manajer, dan pengendalian.
Di masa lalu, improvement hanya terjadi melalui pengembangan produk
dan jasa baru dan sebagai reaksi terhadap masalah yang telah jelas. Para
manajer
memandang
improvement
terbatas
pada
terobosan
peningkatan
masa
lalu,
manajer
tidak
dapat
menerima
kesalahan.
Mereka
menanggapai
kesalahan
yang
terjadi
dengan
hukuman
untuk
mengubah 180
derajat
pandangan
terhadap
kesalahan.
sebagai
untuk
suatu
kesempatan
melakukan
untuk
belajar.
Personel
eksperimen,
karena
pada
diberi
dasarnya
improvement berkelanjutan hanya akan terjadi bila personel tidak takut untuk
mengemukakan ide baru dan mencoba ide tersebut dalam suatu eksperimen.
Setiap eksperimen selalu mengandung kemungkinan gagal, namun perlu juga
disadari, setiap eksperimen selalu mengandung pula kesempatan untuk
improvement. Tanpa eksperimen ide baru, organisasi akan berada dalam
status quo. Kesalahan akan diakui secara terbuka oleh personel, karena
manajer tidak membebankan kesalahan sebagai kegagalan pribadi, namun
sebagai bagian dari usaha tidak kenal lelah dalam melakukan improvement
terhadap proses dan sistem yang digunakan untuk menghasilkan value bagi
customer.
Di
dalam
manajemen
tradisional,
manajer
dipandang
berperan
sebagai
berkelanjutan
Peran
manajer
mengubah
adalah
pandangan
menantang
terhadap
status
peran
quo
manajer
untuk
tujuan
improvement yang bersifat strategik, dan pada saat yang bersamaan, mereka
secara konsisten melaksanakan sistem yang ada untuk memenuhi tuntutan
sekarang.
Di
dalam
melalui
manajemen
tradisional,
manajer
menggunakan
wewenangnya
kebijakan. Paradigma
improvement berkelanjutan
mengubah
penerapan
perubahan
yang
ingin
diwujudkan
di
masa
depan.
Melalui
perlu
memberdayakan
personel
perusahaannya
manajemen
agar
memiliki
improvement
mindset
terdiri
dari
paradigma
improvement
perusahaan
perlu
memiliki
keyakinan
yang
kuat
bahwa
kelangsungan
kemampuan
hidup
organisasi
organisasi
tersebut
perusahaan
untuk
sangat
berubah.
tergantung
Untuk
pada
mewujudkan
Keyakinan
Dasar
untuk
Meujudkan
Paradigma
Improvement
Berkelanjutan
Karena
lingkungan
bisnis
dalam
kompetisi
global
telah
mengalami
paradigma
improvement
berkelanjutan
untuk
improvement
mengharuskan
personel
mengetahui
dimana
mereka sekarang berada, kemana mereka ingin menuju di masa yang akan
datang, dan kemajuan yang telah mereka capai dalam mewujudkan tujuan
mereka. Dengan demikian untuk mewujudkan improvement berkelanjutan,
personel perlu mengumpulkan
kondisi proses dan sistem yang digunkan untuk menghasilkan customer value, (2)
ke
arah
mana
proses
dan
sistem
tersebut
ditingkatkan
kualitasnya,
(3)
kemajuan yang telah dicapai dalam peningkatan proses dan sistem yang
diinginkan.
yang
dikumpulkan
menghasilkan
tentang
customer
proses
value
dan
sistem
kemudian
yang
digunakan
digunakan
sebagai
pengetahuan dari personel untuk bekerja lebih baik - yaitu belajar dari fakta
untuk melakukan improvement. Fakta yang dikumpulkan dari proses dan
sistem digunakan untuk mencari dasar alasan mengapa suatu penyimpangan
terjadi (apakah
karena ada
penyebabyang
perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius). Dengan cara ini, personel
dapat
belajar
untuk
memahami
maslah
ke
penyebab
terjadinya,
dan
dengan
pengumpulan
fakta
dan
penggunaan
fakta
untuk
memecahkan masalah yang terjadi akan merupakan landasan yang kuat untuk
melakukan improvement terhadap proses dan sistem.
merangsanng
improvement
berkelanjutan,
Motorola
merumuskan
formula berikut ini : (1) hapuskan rasa puas, (2) tetapkan tujuan heroik yang
memaksa pemikiran baru, (3) naikkan batas tujuan jika telah mendekati
tujuan. Untuk menumbuhkan semangat improvement berkelanjutan, kritik
terhadap proses dan sistem yang sedang digunakan untuk menghasilkan
customer value tidak hanya dapat diterima, namun lebih dari itu, sangat
dirangsang.
Tidak
Akan
akhir.
Kebutuhan
dan
keinginan
:Suatu perlombaan
tanpa
mewujudkan
paradigma
improvement
berkelanjuta,
harus
Kejujuran
Kejujuran
sebagaimana
adalah
kemampuan
adanya.
Untuk
orang
untuk
memungkinkan
mengatakan
orang
untuk
kenyataan
melakukan
akan
mempengaruhi kinerjanya,
mempengaruhi
penghargaan
keuangan
yang
akan
diterimanya), kejujuran orang akan diuji. Jika anggota organisasi tidak memiliki
personal value yang menjunjung tinggi kejujuran, improvement berkelanjutan
tidak akan dapat terwujud.
Kerendahan Hati
Diperlukan kerendahan hati dalam belajar, karena dalam belajar orang
harus mengakui bahwa ia tidak tahu dan ia perlu belajar lebih banyak. Dalam
belajar orang dapat menjadikan siapa saja gurunya, baik dari personel yang
baru masuk kerja sampai yang sudah pensiun, dari personel bawahan sampai
kawan sekerja, dari personel kantor sampai personel pabrik. Diperlukan
kerendahan hati untuk menjadikan siapa saja guru kita dalam melakukan
improvement berkelanjutan. Bahkan pesaingpun perlu dihormati, karena kalau
perusahaan
dapat
mencapai
suatu
improvement,
pesaingpun
dapat
Kerja Keras
Continuous
keras
improvement
yang
semangat
tidak
untuk
memerlukan
kenal
lelah.
penghargaan
Improvement
bereksperimen,
dan
tinggi
berkelanjutan
eksperimen
terhadap kerja
memerlukan
selalu
mengandung
Kesabaran
Kesabaran
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
menerima
kelainan
yang terjadi dalam diri orang tersebut untuk jangka waktu panjang. Di dalam
paradigma improvement berkelanjutan, orang di dorong untuk melakukan
eksperimen
dalam
improvement
eksperimen
mengandung
terhadap
kemungkinan
proses
gagal.
dan
Personel
sistem.
harus
Setiap
memiliki
mereka
menuju
keberhasilan
eksperimen
menghasilkan
terhadap
hal
baru
merupakan
nilai
yang
perlu
dijunjung
perusahaan
melakukan
memerlukan
penggeseran
penggeseran
tersebut.
paradigma,
jika
Pergeseran
kondisi
paradigma
Keberanian
Keberanian
adalah
keteguhan
hati
seseoarnag
dalam
mempertahankan
dengan
adanya
ketakutan
dan
penderitaan
yang
menyertainya.
Keberanian adalah kapasitas untuk tetap maju dengan adanya ketakutan dan
penderitaan yang menyertainya. Keberanian bukan berarti bebas dari adanya
ketakutan, karena ketiadaan rasa takut merupakan suatu jenis kerusakan
otak.
continuous
improvement
mindset
ke
dalam
sistem
perwujudan
continuous
improvement
mindset
ke
dalam sistem
manajemen. (1) organisasi sebagai destabilizer, (2) peran manajer, (3) de-jobbed
organization, (4) teamwork, (4) cross-finctional approach, dan (5) kualitas,
keandalan, kecepatan, efisiensi biaya.
masa
yang
akan
datang
akan
secara
ekstensif
memenuhi
knowledge
konowledge
kebutuhan
workers
workers
untuk
customer.
menjadikan
memerlukan
Smart
technology
teknologi
organisasi
untuk
tersebut
dapat
memerlukan
produktif.
menjadikan
yang
mampu
memenuhi
tuntutan
knowledge
workers tersebut
Peran Manajer
Continuous
improvement
mindset
mengubah
peran
manajer
yang
De-Jobbed Organization
Continuous
improvement
mindset
menuntut
knowledge
workers
bekerja
Teamwork
Organisasi
harus
dikelola
berdasarkan
kerja
tim
untuk
menghadapi
perubahan. Perusahaan perlu membentuk dua macam tim : tim masa depan
dan tim masa kini. Tim masa depan bertanggung jawab untuk menghasilkan
inovasi, sedangkan tim inovasi bertanggung jawab untuk mengelola inovasi
yang dihasilkan oleh tim masa depan. Teamwork akan menjadi bentuk
organisasi
pekerjaan
yang
cocok
untuk
menghadapi
improvement
berkelanjutan.
Cross-Functional Approach
Cross-functional
dalam
approach
memberikan
layanan
merupakan
kepada
pendekatan
customer.
organisasional
Dalam
pendekatan
di
ini
berkelanjutan
mempunyai
tujuan
meraih
kesempatan
pendapatan,
sedangkan
efisiensi
biaya
akan
mengakibatkan
efisiensi biaya.
Perusahaan
tidak
akan
mencapai
penurunan
biaya dalam jangka panjang jika tidak dilandasi dan dimulai dari peningkatan
kualitas.
diandalkan
Peningkatan
oleh
kualitas
customers.
akan
mengakibatkan
Peningkatan
kualitas
dan
perusahaan
keandalan
dapat
akan
OPPORTUNITY MINDSET
Solving
adalah
suatu
proses
mental
dan
intelektual
dalam
masalah
sehingga
mencapai
tahap
application
selajutnya
berikutnya
sampai
penyelesaian
akhir
lebih
bersifat
Ini
berarti
orientasi
pembelajaran
problem
solving
merupakan
dipecahkan
pemecahan
menghasilkan
yang
tanpa
baru
berpikir,
bagi
dan
orang-orang
sesuatu (benda-benda,
banyak
masalah
memerlukan
atau
kelompok.
Sebaliknya,
gagasan-gagasan)
yang
baru
bagi
Jadi, yang dimaksud dengan problem solving dalam penelitian ini adalah hasil
suatu masalah yang melahirkan banyak jawaban yang dihasilkan dari
penelitian yang menghasilkan kesimpulan secara realistik dalam problem
solving model matematika.
Problem
solving
adalah
pencarian
alternatif
tindakan
untuk
Opportunity Mindset
Pengertian Opportunity Mindset
Yakni kondisi yang terbuka di masa depan yang belum pernah dialami
seseorang atau organisasi yang berbeda dengan yang pernah dialami sebelumnya
dan yang mengandug ketidakpastian. Sistem pengendalian manajemen juga
menyediakan berbagai sistem untuk melaksanakan proses perencanaan
implementasi
rencana.
Melalui
sistem
dan
pengendalian manajemen,
kekayaan
dapat
dilaksanakan
secara
terstruktur,
terkoordinasi,
terjadwal dan terpadu sehingga menjanjikan tercapainya tujuan perusahaanperusahaan bertambahnya kekayaan dalam jumlah yang memadai. Sistem
pengendalian manajemen pada dasarnya suatu sistem yang digunakan oleh
manajemen untuk membangun masa depan organisasi. Untuk membangun masa
depan organisasi, perlu ditentukan lebih dahulu dalam bisnis apa organisasi
akan berusaha.
Beda Karakteristik Orang Yang Memiliki Problem Solving Mindset
Dengan Karakteristik Orang Yang Memiliki Opportunity Mindset
Respon terhadap Pemicu. Orang yang memiliki sifat problem solving hanya
akan bertindak jika terjadi penyimpangan keadaan yang dihadapi sekarang
dari kondisi normal. Dan kondisi normal adalah kondisi yang telah dikenal
sebelumnya. Dengan demikian selama tidak terjadi kesenjangan antara
kondisi yang dihadapi sekarang dengan kondisi normal, orang yang memiliki
problem solving tidak akan melakukan tindakan apapun. Tetapi sangat
berlawanan dengan orang yang memiliki sifat opportunity mindset yang akan
selalu bersikap proaktif terhadap perubahan. Jika ia melihat adanya suatu
perubahan di masa depan dan menyongsongnya sejak sekarang, sebelum
perubahan sendiri itu datang. Ia memiliki sifat yang tidak puas dengan apa
yang ada sekarang, sehingga dia akan bersikap kreatif untuk mengubah
ketidakpuasan tersebut menjadi penciptaan perubahan untuk menjadikan hasil
yang diproduksi organisasinya sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan
bisnis yang dihadapi di masa depan.
Sikap terhadap Risiko. Oleh karena orang yang memiliki problem solving
hanya bereaksi jika terdapat penyimpangan terhadap apa yang sebenarnya
dipandang normal, maka orang ini akan cenderung memiliki sifat yang
menghindari risiko. Setiap usaha untuk mengajak orang ini memasuki
lingkungan yang belum dikenal sebelumnya, maka akan cenderung ditolak.
Bagi orang ini, ketidakpastian harus cenderung ditolak atau dihindari. Di lain
pihak,
orang
yang
memiliki
opportunity
mindset
beranggapan
bahwa
Sikap terhadap aturan yang berlaku. Oleh karena orang yang memiliki
problem solving menjadikan kondisi yang telah dikenal sebelumnya sebagai
acuan, maka pada dasarnya orang yang bermindset ini akan cenderung
mempertahankan aturan yang berlaku. Di lain pihak, orang yang memiliki
opportunity mindset memandang bahwa setiap apa yang ada sekarang
menjadi tua. Apa yang ada sekarang adalah hasil keputusan yang telah terjadi di
masa lalu. Oleh karena itu, opportunity mindset selalu berusaha mendobrak aturan
yang teleh menjadi normal karena normal berarti produk masa lalu dan segera
tidak lagi tepat dengan kondisi masa depan.
ke
depan
alternatif
rangkaian
tindakan
yang
dipilih
dalam
proses
strategik
berisi
rangkaian
tindakan
berisiko
yang
Dunia dan lingkungan bisnis telah mengalami perubahan yang pesat dan
radikal. Individualisme telah melemah dan mulai digantikan dengan kerja tim.
Spesialisasi telah tidak sesuai lagi dengan tuntunan lingkungan kerja dan
mulai digantikan dengan generalisasi gaya baru. Garis organisasi yang kaku
menjadi tidak lagi efektif dan mulai digantikan dengan kerjasama yang
berubah-ubah. Kekuasaan telah hilang pengaruhnya dan digantikan oleh
pemberdayaan. Organisasi hirarkis telah kehilangan daya keandalannya dan
telah digantikan dengan organisasi jaringan, organisasi yang berkemampuan
untuk merespon dengan cepat perubahan lingkungan bisnis, organisasi
informal, dan organisasi horizontal.
Perubahan lingkungan bisnis tersebut menuntut pendekatan baru didalam
membagun organisasi. Cross-functional approach merupakan pendekatan baru
untuk membangun struktur cross-functional organization (organisasi lintas
fungsional) yang memungkinkan tim lintas fungsional (cross-functional team)
memenuhi tuntutan lingkungan bisnis global. Untuk menjadikan personel
efektif dalam bekerja di tim lintas fungsional, personel perlu memiliki mindset
yang cocok dengan pendekatan lintas fungsional. Cross-functional mindset
adalah sikap mental yang cocok bagi pekerja yang bekerja dalam cross-
pada umumnya
menghasilkan
approach,
organisasi
menghasilkan
value
value
bagi
diorientasikan
sistem
Melalui
yang
Cross-functional
digunakan
untuk
cross-functional team.
organisasi
sebagai
suatu
sistem
terbuka yang
perbedaan
antara
sistem
dengan
proses
dan
seringkali
seperti yang
operasi
transport.
dalam proses terkait satu dengan lainnya, perbaikan di satu proses akan
berpengaruh terhadap kinerja operasi yang lain dalam proses tersebut.
Tim
Definisi
tim.
masingmasing
Tim
yang
adalah
kumpulan
bersifat
saling
orang
yang,
melengkapi,
berdasarkan
bekerja
sama
keahlian
untuk
improvement
tim
lintas
fungsional. Tim
lintas
fungsional
beranggotakan
Pendekatan
Lintas
Fungsional (Cross-functional
approach)
dalam
diorientasikan
ke
sistem
yang
digunakan
untuk
melayani
kebutuhan customer.
2. Sumber daya manusia diorganisasikan menurut tim lintas fungsional dan
setiap tim diberi tanggungjawab untuk mewujudkan tujuan sistem dan
melakukan improvement secara berkelanjutan terhadap sistem tersebut.
rangkaian
system
yang
digunkan
untuk
melayani
kebutuhan
customer.
2. Suatu kumpulan shared competencies and resources yang disediakan untuk
dimobilisasi guna memenuhi kebutuhan customer.
lintas
fungsional
memfokuskan
sumber
daya
organissai
ke
kepuasan customer.
menjunjung
tinggi
nilai
kerjasama
karena kompleksnya
Perwujudan
Cross
Funtional
Mindset
Ke
Dalam
Sistem Pengendalian
Manajemen
Cross
Functional
Mindset
diwujudkan
kedalam
dua
komponen
system
functional
organization : Cross
functional
organization
ini
fungsional
untuk
mencapai
tujuan
system,
yaitu
yang
cocok
dengan
organisasi
lintas
fungsional.
Untuk
B. Perwujudan
Cross-Functional
Mindset
Ke
Dalam
Pengendalian Manajemen
Proses system pengendalian manajemen terdiri dari enam tahap:
Proses Sistem
1. Perumusan strategi
2. Perencanaan strategic
3. Penyusunan program
4.
Penyusunan anggaran
5. Implementasi
6. Pengendalian
Cross-Functional Mindset
KEMITRAAN USAHA
Kemitraan usaha berfokus pada pentingnya hubungan (relationship) hubungan vertikal,
horisontal dan eksternal dan bagian membangun hubungan tersebut untuk melipatgandakan
customer value.
Dalam menghadapi lingkungan bisnis global diperlukan persatuan yang erat diantara personal
perusahaan, diantara perusahaan dengan para pemasoknya, dan diantara perusahaan dengan
mitra bisnisnya.
MITOS TENTANG HUBUNGAN BISNIS
Pendekatan keluarga
Pendekatan keluarga dalam mengembangkan hubungan bisnis memiliki segi positif.
Pendekatan keluarga dilandasi kepercayaan, dan hubungan bisnis sangat memerlukan
hubungan tersebut agar transaksi bisnis dapat berjalan dengan lancar dan efektif.
Pendekatan keluarga juga menjadikan pihak yang terlibat dalam transaksi bisnis mampu
mencurahkan energi mereka untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan bersama,
bahkan seringkali dapat melapaui harapan sebelumnya. Pendekatan keluarga mempunyai segi
nagatif, pendekatan keluarga deringkali menimbulkan harapan karena pihak yang terkait
tidak dapat melaksanakan hubungan bisnis secara busunesslike.
Pendekatan keluarga
juga tidak mampu menyediakan semua potensi yang diperlukan untuk menjalankan bisnis
sehingga dapat berakibat dalam ketidakefisienan dan ketidakproduktifan proses penyediaan
produk dan jasa.
Pendekatan bisnis
Pendekatan bisnis digunakan untuk mengatasi kelemahan pendekatan keluarga. Pendekatan
bisnis digunakan sebagai dasr membangun hubungan bisnis antara perusahaan dengan
pemasok dan mitra bisnisnya dan antara menejer dengan karyawan dan antar fungsi dalam
perusahaan.
Dalam melakukan transaksi bisnis dengan pemasok, perusahaan memakai kayakinan arms
length transaction, sehingga dialkuakan proses seleksi pemasok yang benar- benar
independen melalui proses permintaan penawaran harga, pemilihan pemasok berdasarkan
langkah langkah bisnis murni.
Keyakinan arms length transaction ini juga diterapkan dalam melakukan transaksi bisnis
dengan costomer. Selain itu juga diterapkan dlam transaksi bisnis yang bersifat intern.
PENDOBRAKAN MITOS TENTANG HUBUNGAN BISNIS
Pendekatan kemitraan usaha untuk menggabungkan segi positif yang ada didalam pendekatan
keluarga dan pendekatan bisnis. Pendekatan kemitraan usaha menitik beratkan pada trust
building dan competency didalam membangun hubungan kemitraan, baik didalam organisasi
perusahaan (antara menejer dengan karyawan dan antar fungsi dalam organisasi) maupun
antara perusahaan dengan para pemasok dan mitra bisnisnya.
Sebenarnya hubungan antar fungsi dalam organisasi, antara manager dengan karyawan, dan
diantara perusahaan dengan para pemasok dan mitra bisnisnya perlu dilandasi dengan antara
lain :
1. Fokus untuk memuasi kebutuhan customer
2. Berjangkapanjang.
Berdasarkan kemitraan usaha ini, kegiatan kegiatan yang tidak menambah nilai bagi
customer dapat dikurangi, dan yang pada akhirnya dapat dihilangkan. Sebagai contoh, lika
perusahaan membnagun quality relationship antara perusahaan dengan pemasoknya semua
transaksi pengadaan harus didesain berlandaskan pada kompetensi dan kepercayaan(trust).
Hubungan transaksi antara perusahan dengan pemasok dan customer berlandaskan pada
kepercayaan (trust based relation ship), sehingga mapu membentuk jejaring kerja terpadu
yang meningkatkan secara luas biaya kualitas, kecepatan, dan penurunan biaya.
TUJUAN MEMBANGUN KEMITRAAN USAHA
Tujuan strategik untuk menjadikan kemitraan usaha tersebut worth the efforts adalah untuk :
1. 1. Menghadapi persaingan bisnis global:
1. Pembangunan jejaring organisai, sebagai bisnis untuk bersaing dipasar global.
2. b. Optimalisasi smart tecnology dalam membangun quality relation ship
2. 2. Menyediakan value terbaik bagi customer melalui focussed strategy :
1. pengerahan secara optimum mengenai berbagai core competencies perusahaan
yang berada dalam jejaring untuk memuasi kebutuhan customer.
2. Pengerahan secara optimum kemampuan dan kemauan seluruh personel
perusahan untuk memuasi kebutuhan customer.
LANDASAN KEMITRAAN USAHA
Customer adalah alasan utama perusahaan berada dalam bisnis, baik bagi perusahaan secara
individual maupun secar jejaring.
Tanpa customer, perusahaan tidak mempunyai alasanuntuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya dalam jangka panjang .
Ada empat alasan mengapa jejaring organisasi lebih mampu memuasi kebutuhan
customer dari pada organisasi secara individual :
1. Produk pada dasarnya merupakan satu bundel jasa yang berkemampuan untuk
menghasilkan value bagi customer
2. Produsen produk dan jasa perlu mengubah logikanya sesuai dengan logika customer
agar mempunyai kesempatan untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasi
perusahaan mereka
3. Konsep kualitas mencakup semua aspek organisasi perusahaan dan bahkan
melampaui batas batas organisasi perusahaan meluas keorganisasian pemasok mitra
bisnis dan customers.
Strategic alliance, kemitraan usaha yang dibangun oleh perusahaan dengan mitra bisnisnya
untuk menyediakan value terbaik bagi customer.
Cross-fungctional team, merupakan pendekatan untuk meningkatkan kemitraan usaha antar
fungsi dalam organisasi untuk kepentingan pemberian layanan terbaik bagi customer.
Employee empowerment, merupakan perwujudan focussed strategy melalui pembangunan
kemitraan usaha antara manager dengan karyawan.
TAHAP TAHAP PEMBANGUNAN KEMITRAAN USAHA DENGAN PEMASOK
DAN MITRA BISNIS
Penjajagan, pihak pihak yang terkait melakukan penjajagan keandalan masing masing
pihak untuk dijadikan sebagai mitra dalam bisnis.
Dalam tahap ini pula masing masing pihak melakukan penjajagan paradigma, core benefit,
core value yang digunakan oleh masing masing pihak dalam berbisnis.
Peningkatan, masing masing pihak meningkatkan keertan kemitraan usaha dengan cara
melakukan perluasan hubungan dan atau kedalaman hubungan. Tahap peningkatan diperluas
ke pengadaan beberapa macam bahan untuk jangka waktu kontrak satu tahun. Biasanya
didalam tahap ini sistem informasi managemen telah dibangun diantara pihak pihak yang
terkait didalam kemitraan usaha, namun sifatnya masih sementara.
Perikatan, masing masing pihak sudah sepakat untuk membangun kemitraan usaha jangka
panjang yang bersifat permanen. Kemitraan usaha diperluas dan diperdalam dengan dilandasi
oleh paradigma, core beliefs, dan core value yang diperlukan untuk membangun kemitraan
yang permanen.
DAMPAK
KEMITRAAN
USAHA
PENGENDALIAN MANAGEMEN
TERHADAP
STRUKTUR
SISTEM
Virtual organization
Suatu organisasi yang menghasilkan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
customernya melalui kontrak kontrak bisnis dengan perusahaan lain. Virtual organization
menjadikan organisasi berbentuk jejaring kerjayang terdiri dariperusahaan perusahaan
dengan core competensinya masing masing yang secara bersama sama menghasilkan
produk an jasa yang memberikan value bagi cistomer
Cross-fungctional approach
Kemitraan usaha yang terjalin melalui Cross-fungctional team menjamin terfokusnya
perhatian semua fungsi yang terkait dan peningkatan kecepatan layanan customer.
Leadership from everybody
Kemitraan usaha yang dibangun antara menejer dengan karyawan menjadikan semua
karyawan berdaya untuk merencanakan, mengimplementasikan rencana, dan mengendalikan
implementasi rencana pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya atau tanggung jawab
PENDELEGASIAN WEWENANG
Menejemen puncak tidak dipilih oleh karyawan melainkan oleh rapat umum karena itu
wewenang berasal dari lembaga tersebut. Wewenang kemudian didistribusikan oleh
menejemen puncak kepada manager manager yang berada dibawahnya melalui mekanisme
pendelegasian wewenang tersesbut.
Konsep pendelegasian wewenang
Delegasi wewenang lebih ditujukan kepada manager, bukan karyawan. Pendelegasian
wewenang adalah pemberian wewenang oleh manager yang lebih atas kepada manager yang
lebih rendah untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan otorisasi dari manager pemberi
wewenang.
Pengendalian untuk menciptakan kepatuhan bawahan dilakukan oleh manager jenjang lebih
atas melalui tiga instrumen pengendalian antara lain :
1. Melalui otorisasi secara eksplisit sebelum wewengan dilaksanakan oleh manager yang
lebih rendah.
2. Melalui laporan pertanggungjawaban pelaksanaan wewenang yang dibuat oleh
manager tingkat yang lebih rendah ke manager pemberi wewenang.
3. Melalui audit kinerja (performance audit) yang dilaksanakan oleh auditor intern.
Kondisi yang cocok untuk pendelegasian wewenang.
1. Sistem pendelegasian wewenang cocok diimplementasikan dalam kondisi berikut
ini
:
karyawan terdiri dari tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terampil, prinsip
manajemen komando cocok untuk melaksanakan pekerjaan pekerjaan menual yang
dilaksanakan oleh tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terampil.
2. Informasi tidak dapat diakses oleh karyawan karenan keterbatasan teknologi
yang digunakan untuk mengolah data.
3. Lingkungan bisnis yang stabil, akan memberikan toleransi kepada panjangnya
rantai komando dalam pengambilan keputusan.
Kultur yang dihasilkan dari sistem pendelegasian wewenang
Sistem pendelegasian wewenang yang dikembangkan dalam organisasi tradisional
membentuk kultur organisasi sebagai berikut ini :
1. Membentuk pemimpin yang berpegang pada kedudukannya (position based
leadership) dan bergaya otoriter yang mengandalkan pada komando untuk
memperoleh kepatuhan bawahan.
2. Membentuk karyawan yang patuh, tidak kreatif, dan tidak berinisiatif.
3. Menghasilkan hubungan berdasar ketidak percayaan (distrust) antara manager atas
dengan manager bawahnya.
SIAPA SEBENARNYA KARYAWAN ITU?
mengerjakan pekerjaan baik, menejer tidsak perlu lagi menerapkan metode guna membujuk
karyawan guna mengerahkan usaha mereka.
Trust based relationship, pemberdayaan karyawan menekankan aspek kepercayaan yang
diletakkan oleh menejemen kepada karyawan. Dari pemberdayaan karyawan, hubungan yang
tercipta antara menejemne dengan karyawan adalah hubungan berbasis kepercayaan (Trusr
based relationship) yan diberikan oleh menejemn kepada karyawan, atau sebaliknya
kepercayaan yang bibangun oleh karyawan melalui kinerjanya.
Bagaimana pemberdayaan karyawan diwujudkan?
Pemberdayaan karyawan pada dasarnya membentuk karyawan yang produktif dan
berkomitmen. Untuk menjadikan karywan produktif, karyawan harus memiliki kompetensi
yang memadai.p pemberdayaan karyawan hanya dapat terwujud jika karyawan memiliki
kemampuan, ketrampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh pekerjaannya. Lingkungan
kerja yang kondusif untuk pemanfaatan kompetensi karyawan secara optimum adalah :
1. Terdapat kepercayaan timbal balik (mutual trust) antara managemen dengan
karyawan.
2. Terdapat komitmen karyawan terhadap Visi, misi, core beliefs dan core value
organisasi.
3. Kesediaan menejemen puncak untuk memberikan wewenang kapada karyawan untuk
mengambil keputusan atas pekerjaan yang menjadi tanggung jawab karyawan.
4. Kesediaan managemen puncak untuk memberikan wewenang kapada karyawan untuk
melakukan akses ke pusat informasi, untuk memungkinkan karyawan mengambil
keputusan berkualitas.
5. Terdapat sisitem penghargaan berbasis kinerja (performance based reward) bukan
berbasis posisi (position-based reward)
DAMPAK POSITIF PEMBERDAYAAN KARYAWAN
Dampak pemberdayaan karyawan terhadap struktur organisasi
Secara rinci dampak pemberdayaan terhadap struktur organisasi adalah sebagai
berikut :
1. Organisasi lebih mendatar, jenjang organisasi dibangun untuk melaksanakan
pengendalian terhadap pelaksanaan wewenang yang didelegasikan kepada manager
bawah. Semakin besar organisasi, semakin tinggi jenjang organisasi, karena
keterbatasan rentang kendali yang dapat secara efektif dilaksanakan oleh seorang
manager.
2. arus informasi terutama kearah horizontal, pemberdayaan karyawan menjadikan
karyawn mampu merencanakan, mengendalikan dan mengambil keputusan atas
pekerjaan yang menjadi tangungjawabnya. Karyawan dapat melakukan akses kepusat
informasi dan berkat kompetensinya, ia dapat mengambil keputusan berkualitas atas
pekerjaannya.
3. Kecepatan pengambilan keputusan, pemberdayaan karyawan meningkatkan
kecepatan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh organisasi dalam berhubungan
dengan customer
COMPANY
SCORECARD
PEMBELAJARAN&
KEUANGAN
S
CUSTOMER
S
PROSES
S
MISSION
PEMBELAJARAN&
KEUANGAN
CUSTOMER
PROSES
CENTER
S
SCORECARD
SERVICE
PERTUMBUHAN
S
U
T
I
PEMBELAJARAN&
KEUANGAN
CUSTOMER
PROSES
CENTER
S
SCORECARD
PERTUMBUHAN
S
U
T
I
PERTUMBUHAN
S
U
T
I
Dengan demikian, dalam pengelolaan kinerja, proses cascading company scorecard ini
mempunyai dua sasaran:
1. Terumuskannya peran pusat pertanggungjawaban dalam mewujudkan sasaran
strategik perusahaan (jawaban atas pernyataan ke satu sampai ketiga)
2. Terumuskannya kompetensi inti pusat pertanggungjawaban yang diperlukan untuk
melaksanakan peran mereka (jawaban atas pertanyaan keempat)
Sasaran
Perspektif
Strategik
PERSONAL SCORECARD
Ukuran
Target
Ukuran
Bobot Thresold Midpoint
Hasil
Stretch
Inisiatif
Strategik
Keuangan
Customer
Proses
Pembelajaran
dan
Pertumbuhan
Gambar: Personal Scorecard
Kinerja Achievement base aspect adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi
dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang
diharapkan.
2.
Kinerja Core competent base aspect adalah keberhasilan personel dalam menguasai
kompetensi inti yang dituntut oleh strategi pilihan organisasi.
3.
Kinerja Technical competence base aspect adalah keberhasilan personel dalam menguasai
kompetensi teknikal yang dituntut oleh strategi pilihan organisasi.
4.
Adalah keberhasilan personel dalam memahami dan menghayati nilai-nilai yang disepakati
untuk dijunjung oleh organisasi dalam menjalankan bisnis
Menentukan bobot setiap aspek dan komponen kinerja. Setiap aspek kinerja diberi bobot
untuk mengarahkan titik berat pengelolaan kinerja personel ke aspek kinerja yang diberi
bobot tinggi.
Menentukan performance grade yang dipakai untuk menilai setiap aspek kinerja dan
penghargaan yang diberikan untuk setiap performance grade. Untuk menilai kinerja dari
berbagai aspek tersebut diatas diperlukan standar nilai yang biasa disebut dengan
performance grade. Kisaran nilai ditentukan seberapa rinci nilai yang hendak dihasilkan dari
pengukuran kinerja. Kisaran nilai 1 sampai dengan 3 diberi makna berikut:
1
Cukup
baik
baik sekali
Cukup
2,0-2,9
baik
3,0-3,9
baik sekali
4,0-5,0
luar biasa
Bobot Komponen
15%
I. Keuangan
25%
II. Customer
40%
III. Proses
25%
60%
I. Manajemen manusia
40%
50%
50%
25%
I. Kerendahan hati
25%
II. Integritas
25%
25%
10%
15%
15%
IV. Keterbukaan
Total Bobot
100%
Gambar: Penentuan Bobot Untuk Setiap Komponen dan Setiap Aspek Kinerja
Penghargaan kemudian ditetapkan berdasarkan pencapaian performance grade oleh personel.
PERFORMANCE
MAKNA
PENGHARGAAN
GRADE
1,0 1,9
2,0 2,9
3,0 3,9
4,0 5,0
Cukup
Baik
Baik sekali
Luar biasa
2x gaji setahun
3x gaji setahun
4x gaji setahun
5x gaji setahun
Menetapkan bobot (weight) untuk setiap perspektif yang dicakup sasaran strategik
dalam achievement base aspect. Kinerja dalam achievement base aspect ditentukan melalui
personal scorecard yang memiliki empat perspektif.
Menetapkan tipe target yang akan dipakai sebagai basis pendistribusian penghargaan
(threshold,midpoint,dan stretch) dalam achievement base aspect. Target setiap sasaran
strategik ditetapkan untuk basis penetapan penghargaan atas keberhasilan personel dalam
mencapai target.
Morietnez Azra M
345-567-377
Marketing Manager
Marketing Jabodetabek
Marketing
Pemangku Jabatan
Di Review Oleh
Disetujui oleh
Tanggal
Morietnez Azra M
Risa Rimendi
Eliona Sari
20 Desember 2006
TARGET
PRESPEKTIF
KEUANGAN
(Bobot 15%)
SASARAN
STRATEGIK
KEUANGAN
Meningkatnya
Pendapatan
Berkurangnya
Pendapatan
BOBOT
55%
45%
CUSTOMER
Kesetiaan Customer
CUSTOMER
(Bobot 25%)
PROSES
40%
Keeratan Hubungan
Dengan Customer
PROSES
60%
UKURAN
HASIL
Persentase
kenaikan
Naik 5%
Naik 10% Naik 25%
pendapatan
penjualan
Persentase
penurunan
Sama dengan Anggaran Anggaran
biaya dari yang Anggaran
<1%
<2%
dianggarkan
Persentase
customer
retention rate
Indeks
hubungan
10%
15%
20%
20
30
50
(Bobot 40%)
Cost Effectiveness
Produktivita
50%
50%
PEMBELAJARAN&
PERTUMBUHAN
Meningkatkan
PEMBELAJARAN
Keterampilan
Karyawan
55%
&
PERTUMBUHAN
(Bobot 25%)
Meningkatkan
Komitmen Karyawan 45%
Cykle
effectiveness
Pelaksanaan
audit pabrik
Persentase
program
pengembangan
pribadi yang
dapat
diselesaikan
Indekas
komitmen
karyawan
60%
65%
70%
25
40
45
80%
90%
100%
75
80
85
Gambar 17.8 Contoh Isi Personal Scorecard dan Bobot Setiap Perspektif sera Bobot Setiap
Konponen Kinerja.
Kinerja mission center, service center, tim, dan karyawan diukur secara komprehensif, tidak
hanya terbatas pada kinerja di perspektif keuangan, namun meluas ke kinerja di perspektif
customer, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Dengan demikian, manajer dan
karyawan dipacu untuk berpikir jangka panjang dalam menghasilkan kinerja jangka pendek.
Nama
NIK*#
Jabatan
Departemen
Divisi
Morietnez Azra M
345-567-377
Marketing Manager
Marketing Jabodetabek
Marketing
Pemangku Jabatan
Di Review Oleh
Disetujui oleh
Tanggal
Morietnez Azra M
Risa Rimendi
Eliona Sari
20 Desember 2006
TARGET
SASARAN
STRATEGIK
KEUANGAN
Meningkatnya
Pendapatan
Berkurangnya
Pendapatan
CUSTOMER
Kesetiaan Customer
Keeratan Hubungan
Dengan Customer
PROSES
Cost Effectiveness
Produktivita
BOBOT
8,25%
6,75%
UKURAN HASIL
Persentase kenaikan
pendapatan penjualan
Persentase penurunan
biaya dari yang
dianggarkan
THRESHOLD
MIDPOINT
STRETCH
Naik 5%
Naik 10%
Naik 25%
Sama dengan
Anggaran
Anggaran <1%
Anggaran
<2%
10,00%
Persentase customer
retention rate
10
15
20
15,00%
Indeks hubungan
20
30
50
20,00%
Cykle effectiveness
Pelaksanaan audit
pabrik
60%
65%
70%
25
40
45
20,00%
PEMBELAJARAN&
PERTUMBUHAN
Meningkatkan
Keterampilan Karyawan
Meningkatkan
Komitmen Karyawan
13,75%
11,25%
Persentase program
pengembangan
pribadi yang dapat
diselesaikan
Indekas komitmen
karyawan
80%
90%
100%
75
80
85
Morietnez Azra M
345-567-377
Marketing Manager
Marketing Jabodetabek
Marketing
Pemangku Jabatan
Di Review Oleh
Disetujui oleh
Tanggal
Morietnez Azra M
Risa Rimendi
Eliona Sari
20 Desember 2006
TARGET
SASARAN
STRATEGIK
KEUANGAN
Meningkatnya
Pendapatan
Berkurangnya
Pendapatan
BOBOT
8,25%
6,75%
UKURAN
HASIL
Persentase
kenaikan
pendapatan
penjualan
Persentase
penurunan
biaya dari
yang
dianggarkan
Naik 5%
ACHIEVEREMARK
MENT
Meningkat
7%
Karena
Dibawah
Sama dengan Anggaran Anggaran
Anggaran peningkatan
Anggaran
<1%
<2%
1,5%
cycle
effectiveness
CUSTOMER
Persentase
Kesetiaan Customer 10,00% customer
retention rate
Keeratan Hubungan
Indeks
15,00%
Dengan Customer
hubungan
PROSES
Cykle
Cost Effectiveness 20,00%
effectiveness
Pelaksanaan
Produktivita
20,00%
audit pabrik
PEMBELAJARAN&
PERTUMBUHAN
Persentase
Meningkatkan
program
Keterampilan
13,75% pengembangan
Karyawan
pribadi yang
dapat
10
15
20
15
20
30
50
35
60%
65%
70%
67%
25
40
45
30%
80%
90%
100%
95%
diselesaikan
Indekas
Meningkatkan
11,25% komitmen
Komitmen Karyawan
karyawan
84
Morietnez Azra M
345-567-377
Marketing Manager
Marketing Jabodetabek
Marketing
Pemangku Jabatan
Di Review Oleh
Disetujui oleh
Tanggal
1,0- 2,0- 3,01,9 2,9 3,9
SASARAN
STRATEGIK
ACHIEVEMENT BASE
Meningkatnya
pendapatan
Berkurangnya biaya
Kesetiaan customer
Keeratan hubungan
dengan customer
Cost Effectiveness
Produktifitas
Meningkatnya
keterampilan karyawan
Meningkatnya Komitmen
Karyawan
CORE COMETENCE
BASE
Manajemen manusia
Manajemen marketing
TECHNICAL
COMEPETENCE BASE
Kemampuan komputer
Kemamp. Bhs.Inggris
CORE VALUES BASE
Kerendahan hati
Integritas
Kerja tim
Keterbukaan
TOTAL
4,05,0
BOBOT
NILAI
60%
3,3960
8,25% 1,80
3,00
1,2700
0,3000
15%
3,00
0,4500
20%
20%
3,00
0,7600
0,4000
4,00
2,00
13,75%
0,5500
11,25%
0,5175
4,3500
60%
40%
15%
15%
25%
25%
25%
25%
0,4350
2,5500
1,8000
4,6250
50%
50%
WEIGHTED
NILAI
2,0376
0,1485
6,75%
10%
10%
100%
Morietnez Azra M
Risa Rimendi
Eliona Sari
20 Desember 2006
2,3750
2,2500
4,5000
1,1250
1,1875
1,0000
1,1875
0,4625
0,6750
3,5201
Sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja tidak hanya
mengumpulkan kinerja pusat pertanggungjawaban dan personel yang bersifat keuangan,
b.
4,25
Manajemen pemasaran
4,50
4,75
c.
Manajemen manusia
Kemampuan komputer
4,50
Kerendahan hati
4,50
ii.
Integritas
4,75
iii.
Kerja tim
4,00
iv.
Keterbukaan
4,75
1. Penentuan bobot untuk setiap aspek dan komponen kinerja. Pada contoh gambar 17.8,
bobot untuk setiap aspek dan komponen kinerja telah ditentukan.
2. Penentuan nilai untuk setiap pencapaian kinerja di setiap aspek kinerja. Nilai
ditetapkan 1 sampai dengan 5. Untuk aspek kinerja core competence base, personel
dalam contoh ini mendapatkan nilai 4,25 untuk kinerja Manajemen Manusia, dan
nilai 4,50 untuk kinerja Manajemen Marketing. Untuk aspek kinerja technical
competence base, personel dalam contoh ini mendapatkan nilai 4,75 untuk kinerja
Kemampuan Komputer dan nilai 4,50 untuk kinerja Kemampuan Bahasa Inggris.
Untuk aspek kinerja core values, personel dalam contoh ini mendapatkan nilai 4,50
untuk kinerja kerendahan hati, nilai 4,75 untuk kinerja integritas, nilai 4,0 untuk
kinerja kerja tim, dan nilai 4,75 untuk kinerja keterbukaan.
3. Penentuan nilai untuk setiap komponen kinerja di aspek achievement base
memerlukan perhitungan yang sedikit lebih kompleks. Informasi pada gambar 17.9
Hasil Pengukuran Pencapaian Kinerja di Setiap Sasaran Strategik dipakai sebagai
basis untuk menetukan nilai pencapaian sasaran strategik di setiap perspektif berikut
ini:
a) Sasaran strategik meningkatnya pendapatan dapat dicapai oleh personel dengan
persentase peningkatan pendapatan penjualan 7%. Berapakah nilai untuk pencapaian
tersebut? Untuk menghitung nilai, basis yang dipakai adalah target: persentase peningkatan
pendapatan 5% (threshold), persentase peningkatan pendapatan 10% (midpoint), dan
persentase peningkatan pendapatan 15% (stretch). Jika personel berhasil menaikkan
pendapatan 5%, ia akan mendapatkan nilai 1, dan jika ia berhasil menaikkan pendapatan
15%, ia akan mendapatkan nilai 5. Dengan demikian, kisaran target adalah 10% atau (15%
dikurangi 5%) dan kisaran nilai adalah 4 atau ( 5 dikurangi 1). Jadi setiap peningkatan target
1% akan mendapatkan nilai 0,40 atau (4 10%). Jika personel dapat meningkatkan
pendapatan 5%, ia akan memperoleh nilai 1. Jika personel dapat meningktkan pendapatan
10%, ia akan memperoleh nilai 3 atau [1 + {0,40 x (10%-5%)}]. Jika personel dapat
meningkatkan pendapatan 15%, ia akan memperoleh nilai 5 atau [1 + {0,40 x (15% - 5%)}].
Dengan demikian, oleh karena dalam contoh tersebut personel dapat meningkatkan
pendapatan 7%, maka ia mendapatkan nilai 1,8 atau [1 + {0,40 x ( 7% - 5%)].
b) Sasaran strategik berkurangnya biaya dicapai oleh personel dengan menurunkan 1,5%
di bawah anggaran. Berapakah nilai untuk pencapaian tersebut? Untuk menghitung nilai,
basis yang dipakai adalah target: sama dengan anggaran (threshold), lebih kecil 1% dari
anggaran (midpoint), dan lebih kecil 2% dari anggaran (strech). Jika personel berhasil
menekan biayanya sama dengan yang dianggarkan, ia akan mendapatkan nilai 1 dan jika ia
berhasil menurunkan biaya 2% di bawah anggaran ia akan mendapatkan nilai 5. Dengan
demikian, kisaran target adalah 2% atau (2% dikurangi 0%) dan kisaran nilai adalah 4 atau (5
dikurang i 1). Jadi setiap peningkatan target 1% penurunan biaya di bawah anggaran akan
mendapatkan nilai 2,0 atau (4 2%). Jika personel dapat mempertahankan biaya sama
dengan jumlah yang dianggarkan.
c) Sasaran strategik kesetiaan customer dicapai oleh personel dengan peningkatan
customer retention 15%.
d) Sasaran strategik keeratan hubungan dengan customer dicapai oleh personel pada
indeks 35.
e)
Sasaran strategik cost effectiveness dapat dicapai oleh personal pada cycle
effectiveness (CE) 67%.
f) Sasaran strategik produktivitas dicapai oleh personel dengan pelaksanaan audit pabrik
sebanyak 30 kali.
g) Sasaran strategik meningkatnya keterampilan karyawan
h) Sasaran strategik meningkatnya komitmen karyawan dicapai oleh personel pada indeks
komitmen 84.
6. Setelah penentuan setiap komponen kinerja di setiap aspek kinerja selesai dilaksanakan,
langkah berikutnya adalah menjumlah nilai setiap aspek kinerja.
7. Setelah total nilai setiap aspek kinerja dihitung, kemudian dihitung weighted score.
8. Kemudian ditetapkan performance grade
Pendistribusian Penghargaan Berdasarkan Hasil Penilaian Kinerja
Penghargaan berbasis kinerja didistribusikan kepada personel berdasarkan hasil penilaian
kinerja yang telah dilakukan. Distribusi penghargaan kepada personel dimaksudkan untuk
menegaskan bahwa kinerja personel dipastikan memperoleh penghargaan.
FUNGSI PENGHARGAAN
1. Meningkatkan usaha personel dalam menghasilkan kinerja melalui peningkatan
kepastian.
2. Meningkatkan usaha personel dalam menghasilkan kinerja melalui peningkatan nilai
penghargaan.
PENILAIAN KINERJA
Adalah proses untuk mengukur prestasi kerja pegawai berdasarkan peraturan yang telah
ditetapkan, dengan cara membandingkan sasaran (hasil kerjanya) dengan persyaratan
deskripsi pekerjaan yaitu standar pekerjaan yang telah ditetapkan selama periode tertentu.
Standar kerja tersebut dapat dibuat baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
PENGHARGAAN
POSITIF
PENGHAR
GAAN NEGATIF
Otonomi
Campur tangan dari atasan
Kekuasaan
gan pekerjaan
Kesempatan berpatisipasi dalam mengambil keputusan
nol
Kenaikan
gaji
pekerjaan tidak penting
Bonus
dinaikkan pangkatnya
Opsi saham
Sanjungan
alukan secara umum
Pengakuan
an (umum/pribadi)
Kenaikan pangkat
Gelar
Pemberian tugas penting
Pemberian ruang kantor
Tempat parker khusus
Keanggotaan di klub eksklusif
Jaminan pekerjaan
Penghargaan berupa barang
Perjalanan wisata
Partisipasi dalam pengembangan eksekutif
Time off
Kehilan
Kenaikan gaji
Penugasan
Tidak
Demosi
Diperm
Hukum
Insentif jangka panjang didasarkan pada kinerja yang diukur selama jangka waktu lebih dari
satu tahun. Penghargaan ini biasanya diberikan terbatas untuk tingkat manajemen puncak.
PENGHARGAAN
PENGHARGAAN
MONETER
DAN
KRITERIA
EVALUASI
SISTEM
Penghargaan moneter dapat berdampak besar terhadap perilaku personel, karena hampir
setiap orang memandang uang sebagai suatu yang bernilai. Uang dapat digunakan untuk
membeli barang dan jasa yang digunakan untuk memenuhi berbagai keinginan manusia.
Uang juga memiliki nilai simbolis. Uang mencerminkan pencapaian dan sukses serta kadangkadang meningkatkan harga diri dan kekuasaan seseorang. Beberapa orang menggunakan
penghargaan moneter sebagai ukuran harga diri mereka.
Banyak penghargaan moneter yang diberikan perusahaan gagal dalam memenuhi criteria
penghargaan sebagaimana yang dijelaskan di atas. Beberapa penghargaan moneter gagal
dalam menarik perhatian penerima. Kegagalan pada umunya terjadi bila perusahaan tidak
menghasilkan kinerja baik dan menurunkan pembayaran penghargaan kepada personelnya,
yaitu dengan jalan mengurangi penghargaan moneter yang diterima personel yang berprestasi
baik. Hal ini lebih diperburuk lagi dalam kondisi inflasi rendah. Oleh karena sulit untuk
mengurangi gaji perusahaan biasanya menghukum personel yang tidak berprestasi dengan
tidak membayarkan bonus atau tidak menaikkan gaji. Hukuman bagi personel ini akan tidak
berdampak pada perilaku mereka karena mereka hanya kehilangan sejumlah uang yang tidak
signifikan. Perusahaan ini menghemat uang dengan mengurangi penghargaan moneter yang
dibayarkan kepada personel berprestasi, padahal mereka bertanggung jawab atas keberhasilan
dalam peningkatan laba perusahaan. Sebagai akibatnya, personel yang berprestasi merasa
diperlakukan tidak adil sehingga mengurangi motivasinya untuk berprestasi, dan bahkan
dapat terjadi perusahaan kehilangan personelnya yang berprestasi baik.
Penghargaan lain, yang sering kali berupa penghargaan penting, kadang-kadang dicantumkan
dalam suatu kontrak dengan aturan yang tesirat. Pemahaman terhadap yang tersirat dan tidak
tertulis di antara manajer diterapkan secara kasus per kasus dan digunakan untuk mengisi
kesenjangan yang timbul di dalam kontrak tertulis, baik disengaja maupun tidak disengaja.
Basis yang digunakan sebagai dasar penentuan penghargaan kemungkinan dibiarkan kabur
karena penilaian atas basis tersebut bersifat subjektif. Para manajer dapat diberitahu bahwa
perusahaan akan melindungi mereka dari pengaruh buruk factor ekonomi yang berada di luar
kendali mereka, jika perusahaan memasuki kembali ke tahun baik. Kontrak promosi penting
semacam ini umumnya dibuat secara tersirat. Manajer dapat menarik kesimpulan dari factorfaktor yang digunakan untuk menentukan promosi dengan mengamati ketrampilan, kualitas
pribadi,dan kinerja orang telah memperoleh promosi.
Atasan sering kali secara sengaja membiarkan tersirat butir-butir tertentu dalam kontak.
Mereka kemungkinan tidak tahu bagaimana menggambarkan basis yang digunakan sebagai
dasar penghargaan atau penentuan bobot pentingnya unsur-unsur yang menentukan basis
penghargaan sebelum periode penilaian kinerja.