Psikologi Konseling: Bahan Ajar
Psikologi Konseling: Bahan Ajar
PSIKOLOGI KONSELING
Tim Penyusun:
Puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memperkenankan buku ini dituliskan untuk
membantu para mahasiswa matakuliah psikologi konseling dalam mempelajari mengenai teknik-
teknik dan pengembangan konseling pada berbagai seting. Besar harapan kami agar buku ini dapat
digunakan dengan sebaik-baiknya dan dapat memberi manfaat sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
PRAKATA ................................................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 6
KONTRAK PERKULIAHAN......................................................................................................................... 6
Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran ........................................................................................ 6
Universitas Udayana ............................................................................................................................... 6
MATERI.................................................................................................................................................. 11
A. Pengertian Konseling ................................................................................................................ 11
D. Kesimpulan ................................................................................................................................ 12
MATERI.................................................................................................................................................. 14
TEORI KONSELING ................................................................................................................................. 20
H. Pengantar .................................................................................................................................. 20
J. Kesimpulan ................................................................................................................................ 30
P. Kesimpulan ................................................................................................................................ 37
3
KONSELING ANAK DAN SEKOLAH ......................................................................................................... 38
A. Gambaran Umum...................................................................................................................... 38
E. Kesimpulan ................................................................................................................................ 43
D. Kesimpulan ................................................................................................................................ 50
D. Kesimpulan ................................................................................................................................ 53
4
E. Jenis Kelompok ......................................................................................................................... 64
H. Kesimpulan ................................................................................................................................ 67
5
PENDAHULUAN
KONTRAK PERKULIAHAN
Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
Semester : 6
2. Deskripsi Perkuliahan
Mata kuliah ini membahas pemahaman tentang berbagai macam teori dasar konseling, tahapan
dalam melakukan konseling, analisa dan tes psikologi yang dapat dilakukan dalam proses
konseling, serta proses pelaksanaan konseling dengan berbagai situasi mulai dari masa kanak-
kanak hingga dewasa, karir, keluarga dan perkawinan, korban penganiayaan, serta konseling
yang dilakukan pada suatu kelompok atau komunitas.
6
3. Tujuan Instruksional
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini (pada akhir semester), mahasiswa akan dapat
memahami dan menjelaskan mengenai definisi, teori dasar, dan tahapan dalam
pelaksanaan konseling. Selain itu mahasiswa melakukan proses konseling sesuai dengan
tema/situasi dalam kehidupan sehari-hari manusia.
4. Organisasi Materi
Organisasi materi dapat dilihat pada jadwal perkuliahan.
5. Strategi Perkuliahan
Strategi instruksional yang digunakan pada mata kuliah ini terdiri dari:
a. Urutan kegiatan instruksional berupa: pendahuluan (tujuan mata kuliah, cakupan materi
pokok bahasan, dan relevansi), penyajian (uraian, contoh, diskusi, evaluasi), dan penutup
(umpan balik, ringkasan materi, petunjuk tindak lanjut, pemberian tugas di rumah,
gambaran singkat tentang materi berikutnya)
b. Metode instruksional menggunakan: metode ceramah, demonstrasi, tanya-jawab, diskusi
kasus, dan penugasan.
c. Ceramah berupa penyampaian bahan ajar oleh dosen pengajar dan penekanan-penekanan
pada hal-hal yang penting dan bermanfaat untuk diterapkan nantinya dalam praktek sebagai
praktisi psikologi.
d. Demonstrasi berupa praktek melakukan konseling yang sesuai dengan pokok bahasan.
e. Tanya jawab dilakukan sepanjang tatap muka, dengan memberikan kesempatan mahasiswa
untuk memberi pendapat atau pertanyaan tentang hal-hal yang tidak mereka mengerti atau
bertentangan dengan apa yang mereka pahami sebelumnya.
f. Diskusi kasus dilakukan dengan memberikan contoh kasus/kondisi pada akhir pokok
bahasan, mengambil tema yang sedang aktual di masyarakat dan berkaitan dengan pokok
bahasan tersebut, kemudian mengajak mahasiswa untuk memberikan pendapat atau
menganalisis secara kritis kasus/kondisi tersebut sesuai dengan pengetahuan yang baru
mereka dapatkan.
g. Penugasan diberikan untuk membantu mahasiswa memahami bahan ajar, membuka
wawasan, dan memberikan pendalaman materi. Penugasan diberikan dalam bentuk praktek
7
melakukan konseling sesuai dengan tema yang diajarkan, dan membuat tulisan yang
membahas kasus/kondisi yang berkaitan dengan pokok bahasan. Pada penugasan ini,
terdapat komponen keterampilan menulis ilmiah, berpikir kritis, dan keterampilan
komunikasi.
h. Media instruksionalnya berupa: LCD projector, whiteboard, artikel aktual di surat
kabar/internet/majalah/jurnal ilmiah, buku diktat bahan ajar, handout, dan kontrak
perkuliahan.
i. Waktu: 5 menit pada tahap pendahuluan, 40 menit pada tahap penyajian, dan 5 menit pada
tahap penutup.
j. Evaluasi: evaluasi formatif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
6. Materi/Bacaan Perkuliahan
Buku/bacaan pokok dalam perkuliahan ini adalah:
7. Tugas
Dalam perkuliahan, diberikan beberapa tugas sebagai berikut:
a. Materi perkuliahan sebagaimana disebutkan dalam jadwal perkuliahan harus sudah dibaca
sebelum mengikuti tatap muka. Apabila ada, handout sudah akan diserahkan pada
mahasiswa sebelum hari kuliah.
b. Penugasan diberikan berupa tugas praktek yang dilakukan mahasiswa pada klien untuk
melakukan proses konseling dengan format yang telah ditentukan. Tugas laporan
dikumpulkan pada saat UAS.
c. Evaluasi mahasiswa dilakukan dengan mengadakan tugas praktek dan ujian semester,
dengan format soal pilihan ganda atau essay.
d. Penugasan sesuai pokok bahasan, yang harus sudah diselesaikan sesuai tanggal yang
ditentukan.
8
8. Kriteria Penilaian
Penilaian akan dilakukan oleh pengajar dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
A 80- keatas
B 65-79
C 55-64
D 40-54
E kebawah -39
• Program Studi Psikologi tidak mentolerir adanya kecurangan dalam ujian. Ujian Kuis,
UTS, UAS adalah instrumen untuk menguji kemampuan mahasiswa dalam memahami
mata kuliah. Apabila mahasiswa menunjukkan gerak-gerik mencurigakan selama tes-tes
tersebut, atau ditemukan mencontek/memberikan contekan, akan mendapatkan
pengurangan nilai 25% dari nilai yang diperolehnya untuk tes tersebut, dan pengurangan
ini akan disampaikan secara terbuka pada waktu pengumuman nilai. Apabila mahasiswa
ditemukan membawa/membuat (walaupun tidak membuka) catatan selama tes-tes
tersebut, baik berupa kertas, coretan di kursi, dan sebagainya, maka mahasiswa tersebut
akan mendapat nilai 0 untuk tes tersebut.
• Presentasi ketentuan mendapatkan penilaian kehadiran sebagai berikut:
- Setiap mahasiswa wajib hadir tepat waktu saat perkuliahan dimulai. Bagi yang
terlambat melebihi 15 menit maka diperkenankan masuk tetapi tidak diperkenankan
melakukan presensi.
- Bagi mahasiswa yang jumlah presensinya kurang dari 75% dari jumlah kehadiran
kuliah maka orang bersangkutan tidak boleh mengikuti UAS.
9
9. Jadwal Perkuliahan
No. Tanggal Topik Buku
10
MATERI
Pengantar & Sejarah Konseling
A. Pengertian Konseling
B. Sejarah Konseling
• Kepedulian thd pelayanan di bidang bimbingan kerja, pengembangan karakter siswa, &
penanganan kesehatan mental merupakan tonggak awal terjadinya kesepakatan
terbentuknya ACA (American Counseling Association) untuk menindak lanjuti kegiatan
konseling ini menjadi lebih formal dan penting.
-. Alat ukur dlm bimbingan karir & pendidikan untuk membantu identifikasi masalah
11
f. Kepemimpinan
g. Identitas diri
D. Kesimpulan
• Konseling merupakan Aplikasi kesehatan mental, prinsip psikologis, perkembangan; melalui
intervensi kognitif, afektif, perilaku, atau sistemik; strategi untuk menangani kesejahteraan,
pertumbuhan pribadi, perkembangan karier, dan kelainan (Praktik Konseling Profesional
(1997), American Counseling Association (ACA)). Kepedulian thd pelayanan di bidang
bimbingan kerja, pengembangan karakter siswa, & penanganan kesehatan mental
merupakan tonggak awal terjadinya kesepakatan terbentuknya ACA (American Counseling
Association) untuk menindak lanjuti kegiatan konseling ini menjadi lebih formal dan penting.
• Konseling
• Sejarah konseling
12
G. Daftar Pustaka
1. Kennedy, E.C. (1977). On Becoming A Counselor. New York: The Seabury Press.
2. Miller, G. (2012). Fundamentals of Crisis Counseling. New Jersey: John Wiley & Sons.
13
MATERI
PROSES KONSELING
-. Keseriusan masalah
Klien dng gg-an schizophrenia & kepribadian anti sosial sulit utk
mendapatkan kemajuan dari proses konseling (saja)
-. Struktur Konseling
-. Inisiatif
Klien yang datang dengan keinginan sendiri akan lebih mudah untuk
berubah
Yang menjadi masalah adalah jika klien adalah anak di bawah umur dan
klien rujukan (yang memiliki motivasi eksternal)
Cara mengatasi:
14
Tunjukkan penerimaan, kesabaran, pengertian, tidak
menghakimi
Konfrontasi
‘mattering’
Aksesoris
Pewarnaan
Pencahayaan
Aroma
Suara
Tekstur
Suhu udara
-. Karakteristik klien
-. Kualitas konselor
15
Mawas diri
Jujur
Selaras
Mampu berkomunikasi
Berpengetahuan
Memberi saran
Menceramahi/menghakimi/menasehati
C. Proses Konseling:
Mengubah persepsi
Mengarahkan (leading)
Pengungkapan diri
Humor
16
Konfrontasi
Latihan
E. Terminasi Konseling:
Proses konseling sebaiknya diakhiri dengan catatan positif, tindak lanjut, dan rujukan
lebih lanjut.
F. Kesimpulan
17
o Keseriusan masalah
o Struktur Konseling
o Inisiatif
o Kualitas klien
o Kualitas konselor
Terminasi Konseling
Perhatikan:
o Tindak lanjut
o Rujukan
18
H. DAFTAR ISTILAH PENTING
a. Konselor
b. Konseli
c. Transference
d. Countertransference
e. Terminasi prematur
I. DAFTAR PUSTAKA
19
TEORI KONSELING
H. Pengantar
Mempelajari teori-teori yang mendasari kegiatan konseling sangat penting untuk dilakukan.
Tanpa ada landasan teori yang jelas maka proses konsleing dapat berjalan tanpa arah yang
jelas, bahkan bisa terjadi malpraktik konseling.
Beberapa alasan yang mendasari teori konseling penting untuk dipelajari dalam konseling
karena :
1. Model yang digunakan oleh konselor sebagai panduan dalam merumuskan solusi atas
masalah klien (proses konseling).
2. Membantu konselor dalam mengatur data klinis & panduan konseptual bagi
pelaksanaan intervensi.
3. Tidak semua pendekatan cocok bagi semua konselor & semua klien.
Berdampak pada bagaimana komunikasi klien dikonsepkan, bagaimana hubungan
antarpribadi berkembang, bagaimana kode etik diterapkan, bagaimana konselor memandang
dirinya sebagai professional.
I. Jenis-
Jenis-jenis Teori Konseling
Berikut ini akan diuraikan mengenai berbagai pendekatan teoretik mengenai konseling.
Secara garis besar ada tiga pendekatan utama yang mendasari kegiatan konseling, yaitu teori
psikoanalisis, teori humanistic, dan teori perilaku. Penjelasan lebih rinci akan dijabarkan di
bawah.
20
b) Menghadapi tahap psikoseksual yang terhambat. Klien diajak untuk
melakukan refleksi pada tahapan-tahapan perkembangan awal dan
memeriksa apakah ada salah satu tahapan perkembangan psikoseksual yang
terhambat.
c) Memperkuat ego utk penyesuaian
Teknik-teknik dalam model konseling ini cocok untuk masalah OCD, anxiety, fobia, dan
gangguan seksual. Hal itu merupakan kekuatan dari konseling ini, walaupun sesi konseling
panjang, kurang variatif dalam hal usia klien.
21
Kelebihan model ini yaitu cocok untuk semua usia dan pendekatan positif terhadap
manusia. Akan tetapi kekurangan adalah kurang banyak diteliti,kurang cocok untuk klien
dengan intelegensi dan budaya tertentu.
22
e) Sangat menekankan sikap drpd teknik
23
b) Pembentukan perilaku baru
c) Punishment
Specific behavioral techniques, antara lain :
a) Behavioral rehearsal
b) Environmental planning
c) Systemic Desensitization
d) Assertiveness training
e) Contingency contracts
f) Implosion and flooding
g) Time-out
24
REBT mempunyai sejumlah dimensi unik dan penekanan khusus, diantaranya :
a) Pendekatan ini jelas, mudah dipelajar dan efektif.
b) Mudah dikombinasi dengan teknik tingkah laku lainnya untuk
membantu klien mengalami apa yang mereka pelajari lebih jauh lagi.
c) Relatif singkat dan klien dapat melanjutkan pengunaan pendekatan ini
secara swa-bantu,
d) Telah menghasilkan banyak literatur penelitian untuk klien dan
konselor
e) Berevolusi terus meneris selama bertahun-tahun
f) Terbukti efektif dalam merawat gangguan kesehatan mental yang
parah seperti depresi dan ansietas.
Keterbatasan pendekatan REBT hanya sedikit (namun signifikan) :
a) Tidak dapat digunakan secara efektif pada individu yang mempunyai
gangguan keterbatasan mental seperti schizophrenia¸dan mereka yang
memiliki pemikiran berat
b) Terlalu diasosiasikan dengan penemunya
c) Langsung dan berpotensi membuat konselor terlalu panatik
d) Menekankan pada perubahan pikiran bukan cara paling sederhana
mengubah emosi.
25
c. Menekankan perawatan jangka pendek.
d. Mempunyai pusat latihan nasional dan diajarkan secara
internasional.
e. Meningkatkan tanggungjawab dan kebebasan dalam diri individu,
tanpa menyalahkan atau mengkritik atau merestruktur seluruh
kepribadiannya.
f. Telah terbukti sukses menantang model perawatan klien secara
medis.
g. Membahas resolusi konflik.
h. Menekankan pada masa kini.
26
b. Melawan keyakinan yang salah dan pikiran irasional
c. Melakukan latihan self-monitoring untuk menghentikan “automatic
thoughts”
d. Ketrampilan komunikasi
e. Meningkatkan positive self-statement & latihan
f. Mengerjakan tugas rumah
Kekurangannya, diantaranya :
a) Pendekatan yang terstruktur dan menuntuk klien untuk aktif sehingga
klien sering diminta menyelesaikan pekerjaan rumah yang diberikan
konselor.
b) Bukan model yang tepat untuk orang yang mencari pendekatan yang
tidak terstruktur.
c) Dasarnya bersifat kognitif dan biasanya bukan pendekatan yang tepat
bagi orang yang kurang cerdas.
d) Menuntuk konselor dan klien untuk aktif dan inovatif.
9. Teori Sistem
Teori konseling ini mengemukakan bahwa elemen-elemen yang berinteraksi
dalam satu entitas (keuarga atau kelompok) sehingga kehidupan tersusun dari
komponen yang berinteraksi dan saling mempengaruhi (circular causality not
scapeg. oating and linear causality).
27
a. Bowen System Theory (Murray Bowen)
Memandang manusia bahwa kecemasan kronis dalam kehidupan
sehingga mengalami disfungsional kronis, serta fokus pada pikiran
berbeda dengan emosi dan diri seseorang beda dari orang lain.
Di sini, konselor berperan untuk melatih klien agar lebih meggunakan
kognisinya dalam berhubungan dengan orang lain. Tujuannya klien dapat
merubah strategi coping yang sudah menjadi kebiasaan dalam keluarga.
Teknik yang digunakan adalah multigenerational genogram (lihat hal.
277 buku Gladding) dan asking questions.
28
Kekuatan konseling ini adalah :
a) Cukup fleksibel, cocok diterapkan untuk keluarga dengan status
ekonomi rendah maupun keluarga dengan penghasilan tinggi.
b) Efektif untuk merawat kriminal remaja, alkoholik dan klien
anoreksia.
c) Peka budaya sehingga dapat digunakan untuk berbagai budaya.
d) Jelas dalam definisi istilah-istilahnya dan prosedurnya serta mudah
diterapkan.
e) Menekankan penghilangan simtom dan reorganisasi keluarga
dengan cara pandang pragmatis.
Kekurangannya, adalah :
a) Banyak kritik yang mengatakan bahwa pendekatan ini tidak
cukup kompleks, hanya dapat diterapkan pada gender-gender
tertentu, dan terlalu fokus pada masa sekarang.
b) Terapi struktural telah dipengaruhi oleh strategi terapi keluarga
c) Membatasi penyesuaian dan perubahan secara keseluruhan di
masa mendatang.
b. Konseling Krisis
Tokoh dari konseling ini adalah Erich Lindemann & Gerald Caplan. Teori ini
memandang manusia kehilanganan yang dihadapi manusia tidak dapat
29
dielakkan. Besar kecilnya tergantung dari nilai & keterikatan. Tujuan
konseling adalah bantuan segera sesuai kebutuhan saat itu dan cenderung
mencari penyesuaian jangka panjang. Konselor berperan agar individu
matang & berpengalaman & sukses. Teknik yang digunakan adalah
problem defining, memastikan keselamatan klien, dukungan, memilih
alternative, planning, mendapatkan komitmen.
J. Kesimpulan
30
b. Pikirkan mengenai pendekatan yang dibuat oleh Albert Ellis dan Aaron Beck. Mana
yang lebih anda sukai jika ada seorang klien? Sebutkan beberapa alasan spesifik.
c. Keuntungan utama apa dari pendekatan tingkah laku? Dimana anda menggunakan
atau tidak menggunakan konseling tingkah laku?
L. Daftar Pustaka
Gladding, S. (2009). Counseling: A Comprehensive Profession. New Jersey: Pearson Education
International.
Kennedy, E.C. (1977). On Becoming A Counselor. New York: The Seabury Press.
Pederson, P.B., Draguns, J.G., Lonner., W.J., & Trimble, J.E. (1996). Counseling Across Culture.
USA: Sage Publication.
Miller, G. (2012). Fundamentals of Crisis Counseling. New Jersey: John Wiley & Sons.
31
TES, PENILAIAN, DIAGNOSIS DALAM KONSELING
Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika seorang konselor hendak
memberikan tes dalam kegiatan konseling. Beberapa petunjuk jika seorang konselor hendak
memberikan tes dalam konseling yaitu:
a) Klien harus terlibat dalam proses seleksi tes.
Artinya klien secara aktif mengetahui apa tujuan suatu tes dan menyadari
konsekuensi dari pilihannya.
b) Klien perlu disadarkan bahwa tes hanyalah alat untuk memberi informasi tambahan
tentang klien. Konselor perlu menjelaskan juga bahwa perlu atau tidaknya
melakukan pengetesan sangat tergantung dari informasi yang dibutuhkan untuk
membangun gambaran jelas tentang masalah klien.
c) Konselor menjelaskan maksud tes & keterbatasan tes. Konselor perlu memberikan
penjelasan tujuan dan hasil yang dapat diungkap oleh suatu tes psikologi.
32
d) Eksplorasi alasan klien memilih suatu tes & pengalaman mengerjakan tes. Hal ini
dilakukan untuk memahami pemikiran dan ide klien mengenai suatu tes dan
mengetahui pengalaman klien dalam mengerjakan suatu tes.
Hasil tes yang perlu disampaikan tidak hanya skor tp jg eksplorasi makna skor (disampaikan
dengan netral). Hasil tes perlu disampaikan dengan jujur kepada klien, termasuk juga
kemungkinan-kemungkinan terjadinya bias skor tes yang dapat terjadi karena beberapa faktor
selama mengerjakan tes.
Penilaian bisa didapat dengan berbagai cara. Cara tersebut antara lain:
a) MSE (Mini Mental Status Examination)
• Mini Mental Status Examination di dalamnya memuat beberapa hal antara
lain:
a) Tampilan klien secara fisik
b) Mood klien
c) Cara bicara & bahasa klien
d) Proses berpikir & persepsi klien
e) Kemampuan kognitif klien
f) Pandangan & penilaian klien
33
34
35
O. Diagnosis dalam Konseling
Pemberian diagnosis dalam kegiatan konseling oleh beberapa ahli menimbulkan pro dan kontra.
Beberapa ahli termasuk dalam kelompok yang pro diagnosis sedangkan yang lainnya kelompok
kontra diagnosis. Diagnosis psikologis dalam konseling merupakan analisis atas masalah klien,
penyebab, sifat & pola perkmbangan maladjustment, tipe2 intervensi, ramalan hasil intervensi di
masa depan. Konselor-konselor yang menggunakan pendekatan behavioral sebagai pendekatan yang
utama umumnya memandang perlu melakukan diagnosis dalam kegiatan konseling. Diagnosis dapat
digunakan untuk membuat tujuan & gambaran intervensi yang jelas. Carl Rogers sebagai seorang
konselor yang mengedepankan pendekatan humanistic menyatakan bahwa “diagnosis merugikan
konseling psikologis karena merupakan cara eksternal memahami klien & memisahkan klien dari
pengalaman internal dan subyektifnya” klien adalah org yang paling tahu dinamika internal
sehingga konselor tidak perlu banyak mmberi judgement. Konselor-konselor dengan pendekatan
36
client-centered, eksistensial humanistik kurang setuju dengan penggunaan diagnosis. Pendapat lain
diungkapkan oleh Gerald Corey diagnosis menjadi suatu bentuk pembuatan hipotesis2 tentatif &
hipotesis tersebut bisa dibuat brsama klien & diberikan sepanjang proses konseling.
P. Kesimpulan
Pemberian tes,penilaian, dan diagnosis dalam proses konseling sangat bertantung pada
pertimbangan pribadi seorang konselor. Apakah anda termasuk seorang konselor yang pro
dengan diagnosis ataukah sebagai konselor yang kontra dengan diagnosis. Pelaksanaan tes
psikologis dalam kegiatan konseling memerlukan persetujuan klien dengan memerhatikan
kebutuhan data hasil tes, penggunaan hasil tes, dan pastikan telah mendapat persetujuan dari
klien.
2. Apakah yang harus dipertimbangkan ketika konselor hendak memberikan tes pada klien?
3. Mengapa ada konselor yang pro dan kontra pada pemberian diagnosis dalam konseling?
R. Daftar Pustaka
1. Gladding, S. (2009). Counseling: A Comprehensive Profession. New Jersey: Pearson
Education International.
2. Kennedy, E.C. (1977). On Becoming A Counselor. New York: The Seabury Press.
37
KONSELING ANAK DAN SEKOLAH
A. Gambaran Umum
Konseling anak-anak dan sekolah secara umum berkirsar tentang penentuan minat dan bakat
serta penentuan jurusan sekolah lanjutan yang sesuai, asesmen kesulitan belajar, maupun
pengembangan priadi. Peran seorang konselor sangat tergantung dari tingkat pendidikan
tempat konselor bekerja.
Konselor Anak dan Sekolah di Berbagai Tingkat Pendidikan
a) Sekolah Dasar
b) Sekolah Menengah Pertama
c) Sekolah Menengah Atas
38
Secara garis besar aktivitas-aktivitas konselor di tingkat sekolah dasar dapat dibagi ke dalam
aktivitas bimbingan di kelas, koordinasi, remediasi, konseling kelompok kecil, dan konsultasi
pendidikan. Semuanya dapat digolongkan sebagai tindakan preventif atau pencegahan.
Aktivitas pencegahan menciptakan lingkungan positif bagi siswa antara lain:
a) Layanan konseling
b) Koordinasi
c) Konsultasi
d) Pengembangan kurikulum (program bimbingan kelas)
39
Contoh aktivitas konseling kelompok kecil:
a) Kelompok anak berbakat & istimewa yang rentan stres, prestasi kurang baik/ beban
yang trll berat
b) Kelompok anak yang mengalami perceraian dalam keluarga dengan keterlibatan org
tua dalam konseling
c) Kelompok belajar anak-anak
Aktivitas-aktivitas yang dapat dilaksanakan oleh seorang konselor di tingkat pendidikan SMP:
1. Pencegahan
40
a) Bimbingan kelas 50 mnt (membantu siswa merasa nyaman dengan
guru/sekolah/diri)
b) Konseling kelompok utk mengatasi perubahan emosi; perceraian
keluarga; sikap asertif; persahabatan
c) Konseling individual berbasis perkembangan
d) Pembentukan pembimbing kelompok (oleh siswa yang lbh dewasa) &
bkerja scr kooperatif dan mutualisme
e) Program penasihat-guru guru ikut berperan sebagai pemberi
bimbingan utk siswa d sekolah
2. Remediasi
Gambar di bawah ini menunjukkan delapan bidang layanan konseling komprehensif di SMP
oleh Stamm & Nissman (1979).
41
D. Konseling di Sekolah Menengat Atas
Sejarah Perkembangan Konseling utk SMA
Sejarah perkembangan konseling di tingkat SMA dimulai awal tahun 1900-an. Brewer percaya
bahwa bimbingan dan pendidikan berarti membantu siswa/kaum muda dalam kehidupan.
Tahun 1960 terjadi peningkatan dramatis dalam jumlah konselor tingkat SMA.
Tugas Konselor di tingkat SMA:
a) Menyediakan layanan konseling langsung secara individu, kelompok, & sekolah
menyeluruh
b) Menyediakan layanan dukungan & pendidikan bagi org tua
c) Menawarkan konsultasi & program pelatihan kepada guru & staf administrasi sekolah
d) Melaksanakan bimbingan kelas
e) Memfasilitasi rujukan ke lembaga di luar lingk sekolah
f) Membuat jaringan dengan sekolah lanjut & perusahaan
g) Menyediakan saran akademis
42
– Cara yang ditempuh konselor:
• Mengenali tren terkini pd anak SMA
• Membentuk kelompok2 anak dengan permasalahan sama
• Mengajarkan kurikulum berbasis pencegahan
• Biblioterapi
• Aktivitas Remediasi
– Masalah yang umum dijumpai: depresi, perceraian orang tua, pernikahan remaja
– Membutuhkan keahlian tenaga kesehatan mental lainnya (misal psikolog, psikiater)
– Membutuhkan dedikasi waktu dan keahlian /teknik khusus dari seorang konselor
– Utk kasus perceraian, konselor sekolah berkoordinasi dengan orang tua utk
memahami anak
– Konselor juga ikut mencari pemecahan masalah thd remaja yang menikah muda/
hamil sebelum menikah
• Aktivitas Kerjasama & Fasilitasi
– Keterlibatan konselor dengan beragam aktivitas komunitas
Keterlibatan konselor dengan guru- staf admin sekolah- pengajar ekstrakurikuler membantu
menciptakan jenis lingkungan sekolah yang merangsang pertumbuhan & pembelajaran
E. Kesimpulan
Konseling anak dan sekolah tergantung pada tngkatan pendidikannya. Konseling untuk anak di
bidang pendidikan dapat dibedakan berdasarkan tingkatan pendidikan Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Tugas konselor berbeda-beda dan
aktivitasnya dapat dibagi dalam beberapa jenis aktivitas seperti pencegahan dan remediasi.
Mengajar utk menggganti guru yang absen Membantu tugas kepala sekolah
Memberi saran pd guru ttg manajemen ruang Mendaftar & menjadwal semua
kelas yang baik murid baru
43
Memberi konseling murid bermasalah Menganalisis peringkat nilai rata-rata
dengan disiplin dalam hub dengan prestasi
G. Daftar Pustaka
a) Gladding, S. (2009). Counseling: A Comprehensive Profession. New Jersey: Pearson
Education International.
b) Kennedy, E.C. (1977). On Becoming A Counselor. New York: The Seabury Press.
44
45
KONSELING KORBAN PENGANIAYAAN & PENYANDANG CACAT
A. Gambaran Umum
Konseling terhadap korban penganiayaan dan konseling kepada penyandang cacat merupakan
salah satu kekhususan bidang dalam konseling. Secara spesifik hal ini dapa dilihat dari seseorang
yang menerima konseling adalah para korban penganiayaan dan para penyandang cacat.
Kekhususan bidang konseling ini akan dibahas lebih lanjut.
Bentuk penganiayaan dapat dijelaskan dalam beberapa bentuk antara lain penganiayaan
emosional dan penganiayaan fisik. Penganiayaan emosional contohnya adalah: penghinaan,
plecehan dengan kata-kata. Sedangkan penganiayaan fisik misalnya memukul, memerkosa,
dan penganiayaan dengan aktivitas fisik lainnya. Penjelasan lebih lanjut adalah sebagai
berikut:
a) Penganiayaan Emosional
a. Kurang nampak secara nyata
b. Kebutuhan yang mendasarinya umumnya adalah control thd org lain
c. Tidak dibatasi usia maupun jenis kelamin
d. Lebih umum terjadi pada pasangan tanpa bergantung status
pernikahan maupun orientasi seksual
e. Tanda-tanda penganiayaan emosional pada pasangan antara lain: adanya
kecemburuan yang berlebihan, adanya ketidakmampuan pengambilan
46
keputusan tanpa pihak lain, adanya perasaan takut, dan lainnya (dapat dibaca
di buku Gladding hal. 524)
yg menimpa anak laki-laki) karena anggapan “aib”. Pelaku kekerasan seksual bisa
berasal dari orang dekat di lingkungan anak. Dampak kekerasan seksual apda anak antara
lain: PTSD, trauma, masalah relasional, distress, dan lain sebagainya.
47
Penganiayaan Antarsaudara
Bentuk kekerasan yang dapat terjadi antarsaudara adalah kekerasand fisik, psikologis, dan
seksual. Contoh kekerasan fisik antara lain memukul, menendang, menampar, berkelahi,
dan lainnya. Contoh kekerasan seksual misalnya melakukan hubungan seksual, seks oral, dan
sebagainya. Contoh kekerasan psikologis antarsaudara misalnya: mengejek, mencemooh,
mengintimidasi, dan lain sebagainya. Dampak terjadinya kekerasan antarsaudara antara lain
masalah relasional ketika bertambah usia; serta agresi di masa dewasa.
48
Penanganan terhadap kasus penganiayaan & penelantaran anak dapat diberikan
penanganan:
a. Melibatkan penegak hukum
b. Perlu menangani trauma pd anak
c. Memeriksa masalah perkembangan anak
49
C. Konseling kepada Penyandang Cacat
Konseling bagi penyandang cacat secara umum adalah bertujuan untuk memberdayakan dan
meningkatkan aspek positif para penyandang cacat melalui kegiatan rehabilitasi. Cacat
merupakan kondisi fisik / mental yang membatasi fungsi atau aktivitas seseorang.
Konseling rehabilitasi adalah memusatkan diri pada pelayanan terhadap orang yang
mengalami cacat. Seorang konselor rehabilitasi biasanya mendapat pelatihan khusus.
Tujuan utama dari konseling rehabilitasi adalah menumbuhkan kemandirian, partisipasi sosial,
dan pekerjaan yg berhasil bagi para penyandang cacat.
Beberapa model pendekatan yang digunakan dalam penanganan :
a) Model biomedis
b) Model lingkungan & fungsional
c) Model sosiopolitik
d) Model konselor sebaya
Fungsi konselor rehabilitasi secara ringkas dapat dijabarkan seperti berikut ini:
a) Dapat berfungsi dalam melaksanakan konseling individual
b) Promosi konseling maupun edukasi
c) Pelatihan terhadap para penyandang cacat
d) Rehabilitasi
e) Layanan pendukung
f) Penempatan tugas
g) Perencanaan tindakan penanganan
h) Evaluasi terhadap pelaksanaan konseling
i) Hubungan dengan masyarakat
j) Follow up terhadap pelaksanaan konseling sebelumnya
D. Kesimpulan
Konseling korban penganiayaan dan penyandang cacat merupakan salah satu spesifikasi bidang
konseling. Konseling terhadap korban penyaniayaan melibatkan banyak modalitas karena korban
mengalami beberapa kekerasan sekaligus. Konseling penyandang cacat menekankan pada
aktivitas rehabilitasi untuk meningkatkan peran dan fungsi penyandang cacat agar dapat
mandiri.
50
E. Latihan soal mandiri (quiz)
a) Seorang konselor didatangi oleh anak perempuan usia 10 th menceritakan bahwa dirinya
mendapat kekerasan seksual dari salah satu keluarganya (paman). Anak itu menceritakan
semua permasalahannya dan meminta konselor utk merahasiakannya karena takut. Apa yg
akan anda lakukan?
b) Seorang konselor sdg menangani mslh psikologis anak korban perceraian ortu. Kedua ortu
anak telah masing2 menikah lagi dan sulit diajak bekerjasama. Anak itu merasa kesepian dan
rentan depresi. Apa yg akan anda lakukan?
c) Anda konselor yg memfasilitasi konseling para pecandu narkoba di lapas. Slh satu klien
meminta no HP & alamat anda krn anda & klien tsb merasa ada kecocokan. Apa yg akan
anda lakukan?
d) Dari tiga kasus di atas diskusikan dengan kelompok anda tentang tindakan anda jika anda
merupakan seorang konselor.
F. Daftar Pustaka
a) Gladding, S. (2009). Counseling: A Comprehensive Profession. New Jersey: Pearson
Education International.
b) Kennedy, E.C. (1977). On Becoming A Counselor. New York: The Seabury Press.
51
KONSELING KESEHATAN MENTAL & KOMUNITAS
A. Gambaran Umum
Model Konseling Komunitas dapat dijelaskan dengan iluatrasi sebagai berikut ini:
Ini adalah cerita sungai J. Suatu ketika ada sungai bernama sungai J. Suatu hari …ada
orang yang terlihat mengapung … Hampir tenggelam di sungai . Pendeta yang baik
menolong sosok yang hamper tenggelam. Orang itu tertolong. Dalam wkt singkat
ada orang lain yang akan tenggelam di sungai J. Pendeta yang sama menolong dan
menyelamatkan hidup orang itu. Dalam waktu singkat makin banyak orang
tenggelam di sungai J.. Pendeta itu perlu bantuan dan meminta satu temannya
datang membantu.. Dalam wkt singkat banyak pendeta ikut membantu menolong
orang2 yang tenggelam di sungai J. Segera dibangun rumah perawatan dan klinik..
Mereka memiliki pengawas dan petugas administrasi… Dan mereka punya pengawas
yang memberi tahu berapa mereka harus di bayar.. Lalu seorang pendeta yang
sangat pintar memutuskan untuk melihat ke dalam aliran sungai. Apa dan siapa yang
membuat banyak orang hamper tenggelam di sungai J . Seorang pendeta lain
memintanya utk berhenti!
Dan itulah awal mula model konseling kesehatan & komunitas dalam tindakan pencegahan.
Konseling komunitas sebagai suatu bidang khusus dapat dijelaskan dengan penjelasan di
bawah ini:
a) Konseling komunitas lebih didefinisi oleh lingkungan tempat konselor bekerja.
b) Lingkunganya sangat variatif industry, sekolah, rumah sakit, Perguruan tinggi,
kelompok usia perk tertentu, organisasi penolong, praktik pribadi, dan lainnya.
52
a) Bisa dilakukan oleh petugas kesehatan (psikolog, psikiater, perawat, dokter, dan lain-
lain)
b) Cakupan klien konseling kesehatan mental sangat beragam seperti korban perkosaan,
keluarga yang depresi, orang-orang yang berisiko bunuh diri, orang-orang yang
memiliki kelainan, orang-orang dengan mslh kesehatan yang sdh trdiagnosis, masalah
keluarga, masalah perkawinan, penyalahgunaan obat, konseling kelompok kecil,
lansia, dan lain sebagainya.
c) Penekanan konseling pada ksesejahteraan psikologis
d) Tugas utama konselor kesehatan mental adalah untuk menilai & menganalisis latar
belakang dan informasi terkini mengenai klien, mendiagnosis kondisi mental &
emosional; mengeksplorasi solusi masalah; mengembangkan rencana tritmen
D. Kesimpulan
Konseling kesehatan mental dan komunitas merupakan salah satu spesialisasi atau kekhususan
dalam bidang konseling. Konseling komunitas lebih didefinisi oleh lingkungan tempat konselor
bekerja. Sedangkan konseling kesehatan mental merupakan kegiatan konseling dalam lingkungan
berbasis komunitas non pendidikan atau lingkungan kesehatan mental; konseling masalah
hubungan; konseling perkembangan; konseling penanganan pribadi atau lingkungan.
53
E. Latihan soal mandiri (quiz)
a) Bagaimana usaha pencegahan primer dan peningkatan kesehatan mental dalam konseling
kesehatan mental?
b) Bagaimana usaha pencegahan sekunder & tersier dalam konseling kesehatan mental?
F. Daftar Pustaka
Gladding, S. (2009). Counseling: A Comprehensive Profession. New Jersey: Pearson Education
International.
54
MATERI
KONSELING PERKAWINAN, PASANGAN, & KELUARGA
55
F. Proses Konseling Keluarga:
Sebelum sesi konseling dimulai:
o cari tahu apa yg menjadi harapan klien yg menghubungi anda
Saat sesi konseling:
o bbrp sesi di awal akan menentukan sukses / tidak
Awal konseling:
o Pastikan konselor mendukung posisi pasangan atau anggota keluarga
o Lakukan anamnesa secara menyeluruh
o Ikuti gaya komunikasi pasangan / keluarga
o Amati ‘tarian’ masing-masing keluarga/pasangan
o Ajukan pertanyaan ‘sirkular’ (untuk fokus pd hubungan dalam keluarga
tersebut)
Pertengahan sesi:
o Saat dimana pasangan/ keluarga membuat perubahan yg dibutuhkan, jika
memang ingin berubah
o Eksplorasi kemungkinan-kemungkinan perilaku baru dan setiap kesempatan
o Konselor tidak boleh ‘mendahului’ melangkah
Terminasi:
o Semua pihak bisa memulai tahap ini
o Sebaiknya tidak dilakukan tiba-tiba & bukan bagian puncak dari proses
konseling
o Jangan lupa untuk melakukan tindak lanjut
G. KESIMPULAN
Konseling perkawinan, pasangan, & keluarga perlu dilakukan dengan alasan:
Angka perceraian tinggi
Perubahan peran perempuan
Ekspansi rentang kehidupan berpasangan
Tokoh-tokoh dalam konseling keluarga
Ackerman (1958) psikoanalisa thd keluarga
Virginia Satir & Carl Whitaker
Jay Haley terapi keluarga strategis & struktural (strategic therapy)
konseling individual : untuk individu di luar keluarga
56
konseling keluarga: menuntut keterlibatan anggota keluarga
Terdapat langkah-langkah yang dapat dijadikan panduan dalam melakukan proses
konseling keluarga, pasangan, dan keluarga.
H. LATIHAN SOAL
a. Apa yang dimaksud dengan konseling keluarga, pasangan, dan perkawinan?
Serta apa bedanya dengan konseling individual?
b. Bagaimana karakteristik yang harus dimiliki konselor perkawinan?
c. Mengapa konseling ini penting dilakukan di masa sekarang?
d. Mengapa konselor perkawinan dan keluarga harus memahami tahap-tahap
perkembangan remaja?
J. DAFTAR PUSTAKA
Gladding, S. (2009). Counseling: A Comprehensive Profession. New Jersey:
Pearson Education International.
Kennedy, E.C. (1977). On Becoming A Counselor. New York: The Seabury
Press.
Pederson, P.B., Draguns, J.G., Lonner., W.J., & Trimble, J.E. (1996). Counseling
Across Culture. USA: Sage Publication.
Miller, G. (2012). Fundamentals of Crisis Counseling. New Jersey: John Wiley &
Sons.
57
MATERI
KONSELING KARIR
58
Persepsi tentang diri sendiri tercermin dari perilaku:
o Pertumbuhan (lahir – 14 thn) fantasi (4-10 thn), minat (11-12thn),
kapasitas (13-14thn)
o Eksplorasi ( 14 – 24 thn) (tentatif (14-17thn), transisi (18-21thn),
percobaan, 21-24 thn)
o Pemapanan (24-44 thn) Uji coba (24-30thn), peningkatan (31-44thn)
o Mempertahankan (44 – 64 thn) Mempertahankan apa yg telah
dicapai
o Penurunan (65 thn – meninggal) perlambatan (65-70thn), pensiun (71
– meninggal)
H. KESIMPULAN
a. Layanan konseling karier adalah salah satu layanan yang paling diinginkan anak
sekolah. Konseling karier dapat membantu individu yang mengalami masalah emosi
59
yang berkaitan dengan lingkungan yang tdk suportif & menimbulkan stres. Banyak
permasalahan hidup dan masalah mental yang muncul ketika karier atau kehidupan
kerja sso tidak memuaskan.
b. Kebutuhan akan konseling karier lebih besar daripada kebutuhan psikoterapi ,
Konseling karier dapat menjadi terapi, Konseling karier lebih sulit daripada
psikoterapi
J. ISTILAH PENTING
Konseling karir
Teori perkembangan karir
Tahap perkembangan manusia
Karir pada anak-anak dan remaja
K. DAFTAR PUSTAKA
Gladding, S. (2009). Counseling: A Comprehensive Profession. New Jersey:
Pearson Education International.
Kennedy, E.C. (1977). On Becoming A Counselor. New York: The Seabury
Press.
Miller, G. (2012). Fundamentals of Crisis Counseling. New Jersey: John Wiley &
Sons.
60
61
KONSELING KELOMPOK
a. Kelompok Psikodrama
Kelompok psikodrama pertama kali kelompok psikodrama dikembangkan oleh Jacob L.
Moreno. Kelompok psikodrama menekankan pada praktik model peran tanpa dilakukan
latihan terlebih dahulu. Para anggota kelompok langsung saja mengikuti scenario yang telah
ditetapkan. Seorang pimpinan kelompok bertugas sebagai sutradara dan anggota yang
lainnya dapat ebrtugas sebagai komentator atau memberi feedback terhadap apa yang sudah
diperankan.
b. T-Group
Kelompok T-Group atau lebih dikenal dengan Training Group merupakan awal pembentukan
kelompok kerja modern. Tingkah laku seorang anggota kelompok dapat memengaruhi
anggota lainnya, sehingga menjadi poin utama dalam perubahan perilaku ke arah tujuan
kelompok. Kelompok T-Group menekankan bagaimana seseorang berfungsi dalam sistem.
c. Kelompok Encounter
Kelompok encounter merupakan kelompok yang memberi fokus pada pertumbuhan angggota
secara individu, dan bukan menekankan pada kelompok itu sendiri. Kelompok encounter lahir
dari T-Group dan mirip dengan kelompok T-group. Kelompok encounter ditujukan pada
orang dengan fungsi normal yang menginginkan pertumbuhan dalam dirinya.
62
d. Kelompok Pendukung (Support Group)
Kelompok pendukung merupakan jenis kelompok yang berkembang secara spontan, berpusat
pada suatu topik tertentu, dipimpin bukan oleh profesional khusus tapi sudah berpengalaman
dalam menghadapi situasi stres yang menjadi penyatu kelompok. Contoh kelompok
pendukung: support group penanganan banjir, kelompok pendukung tanggap gunung
meletus, dan lain sebagainya.
b. Sifat sosialis menusia menjadi dasar dalam penggunaan kelompok dalam proses
konseling. Interaksi sosial manusia yang tidak akan bisa lepas menjadi dasar
pembentukan kelompok untuk mencapai tujuan.
c. Kelompok efektif utk individu dengan masalah2 umum yang serupa sehingga bisa
menyelesaikan masalah pada lebih banyak orang dalam suatu rentang waktu.
C. Faktor Terapeutik
Terapeutik Kelompok dalam Konseling
Penerapan kelompok dalam konseling memiliki faktor-faktor teraeutik yang dapat meningkatkan
kesembuhan dan kesejahteraan psikologis para klien (anggota kelompok). Faktor terapeutik itu
antara lain:
a) Giving hope. Kelompok menjadi wadah untuk para anggota saling memberi harapan bagi
anggota kelompok.
b) Universal. Anggota kelompok yang memiliki masalah yang serua berkumpul dan
mengetahui bahwa masalah yang sedang dialami juga dialami oleh orang lain.
c) Sharing information. Kelompok saling berbagi informasi antar anggota untuk
mendapatkan pengetahuan baru yang dapat digunakan sebagai alternative untuk
menyelesaikan masalah.
d) Altruism. Salah satu sifat manusia yang memungkinkan seseorang untuk menolong orang
lain yang sedang memiliki masalah.
e) Socialisation. Berkumpul dalam kelompok memungkinkan para anggota untuk
berinteraksi, terlibat aktif, dan bersosisalisasi.
63
f) Modelling. Anggota kelompok dapat meniru dan belajar tentang sesuatu dari anggota
kelompok yang lainnya.
g) Learning together. Seluruh anggota kelompok belajar bersama mengenai suatu hal baru
yang dapat digunakan sebagai alternative pemecahan masalah yang sedang dihadapi.
h) Chatarsis. Anggota kelompok dapat menyalurkan, mengeluarkan, dan mengekspresikan
perasaan di dalam kelompok tanpa takut ada hal yang disebarluaskan karena kesepakatan
dalam kelompok mungkin saja dibuat untuk menjaga kerahasiaan.
i) Kohesivitas. Kesatuan dan kelekatan anggota kelompok dapat menjadi agen penentu
kesembuhan klien dan keefektifan proses jalannya konseling.
E. Jenis Kelompok
Jenis-jenis Kelompok dapat dibedakan menjadi empat jenis dengan fokus tujuan tertentu untuk
setiap kelompoknya. Jenis tersebut antara lain:
a) Kelompok Psikoedukasi kelompok dengan tujuan utama untuk memberikan edukasi
kepada anggota
64
b) Kelompok Konseling merupakan kelompok dengan tujuan utama untuk pemecahan
masalah antarpribadi
c) Kelompok Psikoterapi adalah kelompok dengan tujuan utama untuk melakukan
rawatan & rekonstruksi kepribadian
d) Kelompok Kerja merupakan jenis kelompok yang memiliki fokus mencapai tujuan kerja
F. Tahapan Kelompok
Tahapan-tahapan dalam kolompok
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam proses menerapkan kelompok dalam proses
konseling. Tahap tersebut adalah:
1. Forming. Merupakan tahap pembentukan kelompok. Tahap ini merupakan tahan
mengumpulkan anggota kelompok.
2. Storming. Merupakan tahap untuk menyatukan anggota kelompok agar terbentuk kedekatan
antaranggota kelompok.
3. Norming. Tahap ini adalah tahap menentukan aturan yang akan ditaati oleh semua orang
yang terlibat dalam kelompok konseling dan berlaku selama proses konseling.
4. Executing. Merupakan tahap pelaksanaan konseling dengan fokus pada tujuan utama
konseling.
5. Termination. Merupakan tahap akhir yaitu tahapan untuk mengakhiri dan membubarkan
kelompok.
Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh seorang konselor ketika hendak
melakukan pemilihan anggota kelompok. Pertimbangan tersebut antara lain dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a) Seleksi anggota sangat menentukan kesuksesan kelompok
b) Proses seleksi dapat dilakukan dengan cara wawancara dan latihan prakelompok
c) Seleksi difokuskan pada pembentukan kelompok yang homogen
d) Pemberian info mengenai proses kelompok akan meningkatkan keterlibatan anggota
e) Informasi awal yang dapat diberikan konselor pada anggota kelompok adalah sebagai
berikut:
a. Kejelasan tujuan kelompok
b. Gambaran format kelompok,aturan dasar, prosedur
c. Kualifikasi & pendidikan pemimpin kelompok
d. Risiko, hak & tanggung jwb anggota
e. Diskusi kerahasiaan kelompok
65
G. Isu Penting dalam Kelompok
Isu-Isu penting dalam kelompok yang perlu mendapatkan perhatian oleh konselor dapat
dijabarkan sebagai berikut ini:
a) Ukuran kelompok
b) Kelompok terbuka Vs Kelompok tertutup. Kelompok terbuka adalah kelompok yang
memungkinkan anggota baru untuk masuk ke dalam kelompok ketika sesi konseling
telah berjalan. Kelompok tertutup sebaliknya, jika sesi konseling telah dimulai maka
anggota tidak dapat lagi ditambah jika ada yang meninggalkan sesi konseling.
c) Kerahasiaan. Penting bagi kelompok untuk sepakat mengenai kerahasiaan data
selama sesi konseling.
d) Struktur fisik. Mencakup ruangan dan stimulus fisik selama konseling dilaksanakan.
e) Wakil pemimpin. Konselor dapat dibantu olehs eorang wakil pemimpin kelompok
untuk menjadi cadangan jika pemimpin kelompok berhalangan hadir.
f) Self-Disclosure. Keterbukaan dalam kelompok menjadi sesuatu yang signfikan untuk
menentukan kesuksesan kelompok.
g) Feedback. Konselor perlu konsisten untuk memberikan feedback bagi perkembangan
anggota kelompok.
h) Follow up. Konselor perlu melakukan follow up untuk memeriksa keefektifan proses
konseling yang telah dilakukan.
Penjelasan Ukuran Kelompok:
a) Jmlh anggota kelompok ditentukan oleh tujuan kelompok
b) Jumlah umum kelompok 5-12 orang:
a. Corey (2008) dewasa = idealnya 8 orang & 1 pimpinan kelompok
b. Anak-anak idealnya 3-4 orang
c) Kelompok harus punya ckup anggota utk berinteraksi & tidak trlalu besar sehingga
mengurangi partisipasi individu
Kualitas Pemimpin Kelompok Efektif:
a) Perhatianpada angota kelompok
b) Membangun hubungan yang bermakna
c) Membangun rangsangan emosional
d) Memiliki fungsi eksekutif, yaitu fungsi pelaksana kegiatan dalam kelompok
66
H. Kesimpulan
Kelompok terdiri dari beberapa jenis yaitu kelompok psikodrama, kelompok pendukung,
kelompok T-group, dan kelompok encounter. Kelompok dapat menjadi sarana penyembuhan
dalam proses konseling karena faktor-faktor terapeutik yang dimiliki oleh suatu kelompok.
Dalam melaksanakan konseling dengan pendekatan kelompok, seorang konselor perlu
mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan kelompok untuk menyesuaikan dengan
kebutuhan dan tujuan konseling.
J. Daftar Pustaka
a) Gladding, S. (2009). Counseling: A Comprehensive Profession. New Jersey: Pearson
Education International.
b) Kennedy, E.C. (1977). On Becoming A Counselor. New York: The Seabury Press.
67
68
DAFTAR PUSTAKA
69
LAMPIRAN
70