( KEPERAWATAN ISLAMI )
SEMESTER IV
KOORDINATOR :
FATHUL KHAIR,M.Pd
1
Modul Keperawatan Islami
Tujuan modul………………………………………………………… 3
Karakteristik mahasiswa……………………………………………… 4
Sasaran pembelajaran…………………………………………………. 6
Evaluasi……………………………………………………………… 10
Daftar pustaka………………………………………………………. 10
Jadwal perkuliahan…………………………………………………… 12
Materi perkuliahan :
PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah swt. Atas limpahan rahmat-Nya serta karunia-Nya, sehingga
Modul Fikih Keperawatan ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah
pada junjungan Nabi besar Muhammad saw. Yang dengan cucuran darah, keringat dan air
mata, Islam di perjuangkan sampai kita dapat merasakan indah beragama Islam ini. Dan
kepada pendiri dan pelopor persyarikatan Muhammadiyah yang dengan kerja kerasnya telah
banyak membuahkan hasil yang cukup mengembirakan sehingga terwujudnya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya.
Sehubungan dengan mata kuliah ini merupakan mata ajar tambahan untuk mahasiswa
dalam bidang penegetahuan agama Islam terkait kepentingan secara individu untuk kebaikan
umat. Adapun fokus mata ajar ini diperkenalan kepada mahasiswa STIK Muhammadiyah
adalah untuk mengetahui dalam pembahasan sebagai berikut:Paradigma keperawatan Islam,
Masa Sejarah dan Perkembangan Keperawatan Islam, Profesi perawat dalam perspektif Islam,
Prinsip keperawatan Islami, peran keperawatan Islami, Akhlak perawat Muslim, adab
menghadapi pasien lawan jenis, Implementasi nilai-nilai Islami dalam keperawatan
pendampingan bersuci/berwudhu’, Implementasi nilai-nilai Islami dalam keperawatan
pendampingan shalat pada pasien, Implementasi nilai-nilai Islami dalam keperawatan
membimbing pasien bertayammum, Implementasi nilai-nilai Islami dalam keperawatan
Mengingatkan untuk selalu berdoa kepada Allah, Implementasi nilai-nilai Islami dalam
keperawatan pada pasien menghadapi sakratul maut.
Untuk lebih sempurna modul ini, diharapkan kritikan dan saran untuk disampaikan.
Hingga pada akhirnya nanti dapat menjadi kajian lanjutan bagi penulis dalam penyempurnaan
modul tersebut.
3
Modul Keperawatan Islami
Tujuan modul
PRASYARAT MAHASISWA
- Lulus AISMUH
- Lulus Ibadah Mahdah
- Mengikuti mentoring
Sasaran pembelajaran
3. Menumbuhkan kepribadian perawat yang gemar beramal, bekerja sama, dan berakhlaqul
karimah.
Bahan Kajian
Metode Pembelajaran
Metoda pengajaran yang digunakan pada modul study kemuhammdiyahan ini ialah
metoda belajar aktif dan pelatihan untuk menerapkan segala ilmu yang didapat pada modul
ini. Dalam upaya pencapaian sasaran belajarnya, modul Keperawatan Islam ini memilki
berbagai macam kegiatan yang dirancang agar mahasiswa dapat memperoleh berbagai
5
Modul Keperawatan Islami
pengalaman dalam menerapkan pengetahuan yang baru yang diperoleh dari informasi yang
diberikan pada modul ini. Di antara metode itu antara lain :
No Tahap
3 Baraibstorming Fasilisator
6 Independen Independent
Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
6
Modul Keperawatan Islami
- Elizabeth Johnson Taylor. (2002). Spiritual Care, Nursing Theory, Research, and
Practice. Prentice Hall: New Jersey
- G. Hussein Rassool. (2000). The Crescent and Islam : Healing, Nursing and The
Spiritual Dimension. Some Considerations Toward An Understanding of The
Islamic Perspectives On Caring. Journal of Advanced Nursing; 32(6), 1476-1484
- Omar Hasan Kasule. (2005). Spiritual, Ruuh, Nafs, Qolb, and Care in Islamic
Perspective. Personal correspondence.
A. Metode pengajaran
B. Sumber Pembelajaran
7
Modul Keperawatan Islami
Alokasi waktu : -
INSTRUMEN EVALUASI
Metode dan Jenis Instrumen
3 Kehadiran KHK 10 %
1. Mahasiswa wajib datang tepat waktu, ketrlambatan tidak boleh lebih 10 menit
2. Mahasiswa wajib mengikuti dan mengerjakan tugas individu dan kelompok.
3. Jika tidak mengikuti perkulihan selama 3 kali tanpa alasan yang benar dalam satu
semester maka yang bersangkutan tidak lulus.
TUGAS –PENUGASAN MATA KULIAH
KEPERAWATAN ISLAMI
8
Modul Keperawatan Islami
Dalam mata ajar ini anda akan diberikan tugas kelompok dan tugas individu yaitu ;
1. membuat makalah
2. membuat resume
3. Hafalan doa dan dzikir
JADWAL KULIAH DAN PENANGGUNG JAWAB
KELAS A
08.00- SGD
3 maret Paradigma
2 (Presenta Rika Yati, S.Sos.I
2020 keperawatan Islam,
10.30 si)
08.00- SGD
5 maret Profesi perawat dalam
4 (Presenta Rika Yati, S.Sos.I
2020 perspektif Islam,
10.30 si)
08.00- SGD
6 maret Prinsip keperawatan
5 (Presenta Amelyadi,M.Ag
2020 Islami,
10.30 si)
08.00- SGD
9 maret peran keperawatan
6 (Presenta Amelyadi,M.Ag
2020 Islami,
10.30 si)
08.00- SGD
10 maret Akhlak perawat
7 (Presenta Amelyadi,M.Ag
2020 Muslim,
10.30 si)
11 maret 08.00-
8 UTS TIM
2020 10.30
08.00- SGD
12 maret Adab menghadapi
9 (Presenta Amelyadi,M.Ag
2020 pasien lawan jenis,
10.30 si)
9
Modul Keperawatan Islami
keperawatan
10.30 pendampingan si)
bersuci/berwudhu’,
Implementasi nilai-
08.00- nilai Islami dalam SGD
16 maret
11 keperawatan (Presenta Fathul Khair,S.Sos.I.,M.Pd
2020 10.30 pendampingan shalat si)
pada pasien,
Implementasi nilai-
08.00- nilai Islami dalam SGD
17 maret
12 keperawatan (Presenta Fathul Khair,S.Sos.I.,M.Pd
2020 10.30 membimbing pasien si)
tayammum
Implementasi nilai-
08.00- nilai Islami dalam SGD
18 maret
13 keperawatan pada (Presenta Fathul Khair,S.Sos.I.,M.Pd
2020 10.30 pasien menghadapi si)
sakratul Maut
08.00- SGD
19 maret Bimbingan berwudlu
14 (Presenta Fathul Khair,S.Sos.I.,M.Pd
2020 dan tayammum
10.30 si)
08.00- SGD
20 maret Bimbingan shalat dan
15 (Presenta Fathul Khair,S.Sos.I.,M.Pd
2020 zikir
10.30 si)
23 maret 08.00-
16 UAS TIM
2020 10.30
27 maret 08.00-
19 shalat pada pasien Tutorial Tim
2020 10.30
30 maret 08.00-
20 zikir pada pasien Tutorial Tim
2020 10.30
10
Modul Keperawatan Islami
Materi I
PARADIGMA KEPERAWATAN ISLAM
dibangun melalui empat komponen besar yaitu : Manusia dan kemanusiaan, lingkungan,
sehat dan kesehatan serta keperawatan.
“Dan Sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah
Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong
terhadap kami; dan kalau sudah begitu tentu|ah mereka mengambil kamu Jadi
sahabat yang setia. Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu
Hampir-hampir condong sedikit kepada merek”,
1. Makna Al-Basyar adalah gambaran manusia yang diciptakan dari tanah dan
secara materi, yang dapat dilihat, memakan sesuatu, mendengar, berjalan, dan
berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
12
Modul Keperawatan Islami
B. LINGKUNGAN
Allah menjelaskan kepada kita bahwa alam semesta dan seisinya di ciptakan
atas hak dan kehendak Allah SWT dan di peruntukkan bagi manusia agar manusia
bersyukur serta dapat mempelajari alam semesta ini guna memperkokoh keimanan
dan ketaqwaan terhadap sang Maha Khaliq (Pencipta).
Dan Allah juga mengancam manusia yang berdusta dan berdosa. Betapa
Allah telah menunjukkan kepada manusia terjadinya siklus cuaca dan bagaimana
hujan itu diturunkan kebumi dan bagaimana tumbuhan hidup yang tiada lain agar
manusia dapat menggali dan mempelajari makna ayat-ayat Allah dapat kita simak
pada (QS. Al-A`raf (7) ;
Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami
berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". lalu memancarlah daripadanya
dua belas mata air. sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya
(masing-masing)[55]. Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan
janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.
[278] Ayat ini tidak menunjukkan bahwa mewariskan wanita tidak dengan jalan paksa
dibolehkan. menurut adat sebahagian Arab Jahiliyah apabila seorang meninggal dunia,
Maka anaknya yang tertua atau anggota keluarganya yang lain mewarisi janda itu. janda
tersebut boleh dikawini sendiri atau dikawinkan dengan orang lain yang maharnya
diambil oleh pewaris atau tidak dibolehkan kawin lagi.
[279] Maksudnya: berzina atau membangkang perintah.
“Tiap jasad yang tumbuh dari yang haram maka neraka lebih utama baginya.”
(HR. Tirmidzi).
2. Lingkungan eksternal adalah lingkungan disekitar manusia baik fisik (QS. Al-
A`raf (7) ;
Maka Sesungguhnya akan Kami kabarkan kepada mereka (apa-apa yang telah
mereka perbuat), sedang (Kami) mengetahui (keadaan mereka), dan Kami
sekali-kali tidak jauh (dari mereka).
“Kebersihan itu adalah separuh dari iman.” (Hadits riwayat Muslim)
“Terangilah rumahmu dengan shalat dan membaca Al-Qur`an.”(Al-
Hadits)
14
Modul Keperawatan Islami
(Al-Baqarah (2) :201). Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya
Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah Kami dari siksa neraka".
“Barang siapa sehat badannya, damai dihatinya dan punya makanan untuk
sehari-harinya, maka seolah-olah dunia seisinya dianugerahkan kepadanya”.
(Hadist riwayat At-Turmudzy dan Ibnu Majah)
Berpedoman pada hadist tersebut diatas maka sehat bukan hanya bebas dari
rasa sakit dan cacat belaka. Sehat berabstraksi jauh lebih dalam lagi, yaitu berada
dalam keadaan sejahtera, penuh rasa syukur atas nikmat Allah dalam aspek
jasmani, rohani dan sosial.
1. Upaya promotif (QS: Al-Baqarah (2): 95 ). “Ada dua kenikmatan yang sering
dilalaikan orang, yaitu sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhori dan
Muslim)Berdasarkan dalil tersebut di atas maka manusia dilarang merusak diri
baik jasmani maupun rohani, dalam arti manusia wajib memelihara kesehatan
dan meningkatkannya. Dan uraian hadist tersebut dapat dipahami, janganlah kita
mengabaikan kesehatan dan waktu senggang.
15
Modul Keperawatan Islami
D. KEPERAWATAN
Keperawatan dalam Islam diyakini sejak tegaknya Islam Zaman Nabi Adam,
A.S Sebagaimana dalam Al qur’an Allah berfirman :Dari firman Allah tersebut dapat
disimpulkan bahwa terjadi awal mulanya konsep perawatan jenazah. (QS. Al Maidah
(6) : 31).
Zaman Nabi Ayub AS Ketika nabi Ayub terkena penyakit kulit, istrinya
bernama Siti Rahmah selalu merawat suaminya siang dan malam, untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi nabi ayub AS Siti Rahmah menukar gulungan rambut dengan
empat potong roti. Setelah itu Siti Rahmah berkata : wahai Tuhanku sesungguhnya
perlakuanku ini hanya karena taatku kepada suamiku dan untuk memberikan makan
kepada nabi-Mu, maka telah saya jual gulungan rambutku. Nabi Ayub berdoa kepada
Allah agar penyakitnya di berikan kesembuhan. Firman Allah : (QS. Shaad (38) :
41).
Zaman nabi Muhammad SAW Pada saat nabi Muhammad SAW menyiarkan
agama Allah, banyak kaum wanita menarik suami untuk ikut berjuang dan berperang
dan para wanita tersebut mengikuti perjalanan, selama perjalanan mereka tekun
16
Modul Keperawatan Islami
dalam memberikan pertolongan serta pengobatan kepada pasukan yang terkena luka
dan sakit dalam peperangan. Adapun wanita yang berbai’at kepada Rasullah adalah :
Rubiyi binti Mu’awidz Rubiyi adalah seorang sahabat wanita yang ikut serta
meriwayatkan hadist dari Rasullah . Peran Rubiyi dalam peperangan dapat diketahui
dari riwayat Imam Bukhori, Nasai dan abu Muslim Al Kajji yaitu bertugas memberi
minum kepada mereka yang berperang, melayani mereka, mengobati yang
terluka,serta membawa orang-orang yang gugur ke madinah.
Materi II
MASA SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ISLAM TENTANG KEPERAWATAN
17
Modul Keperawatan Islami
Rufaidah adalah public health nurse dan social worker yang menjadi inspirasi
bagi profesi keperawatan di dunia islam.Rufaidah Binti Saad memiliki nama
lengkap Rufaidah Binti Sa’ad Al Bani Aslam Alkhazraj,yang tinggal di Madinah,
lahir di yathrib dan termasuk kaum anshar.Ayahnya seorang dokter dan ia
mempelajari ilmu keperawatan saat bekerja membantu ayahnya disaat kota
madinah berkembang,Rufaidah mengabdikan diri merawat kaum muslim yang
sakit,dan membangun tenda diluar masjid Nabawi saat damai,pada saat perang
Badar,Uhud,Khandak dan Perang Khaibar.
Kontribusi rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat perang.
Namun, juga terlibat dalam aktifitas sosial dan komunitas, memberi perhatian
kepada setiap muslim,miskin, anak yatim atau penderita cacat mental, merawat
anak yatim dan memberikan bekal pendidikan.Rufaidah juga digambarkan
memiliki keperibadian yang luhur dan empati sehingga memberi pelayanan
keperawatan kepada pasiennya dengan baik pula.sentuhan sisi kemanusiaan adalah
hal yang penting bagi perawat, sehingga perkembangan sisi teknologi dan sisi
kemanusiaan mesti seimbang.Rufaidah juga digambarkan sebagai pemimpin dan
pencetus sekolah keperawatan pertama dunia islam.sejarah dunia islam juga
mencatat beberapa nama yang bekerja bersama rufaidah,seperti: Ummu
ammaraaminah, Ummu amin syafiat, Ummu sulaiman,dan hindun, beberapa wanita
muslim terkenal sebagai perawat adalah kuafibat,amin binti abi qaysal ghifari,dan
lainnya.
18
Modul Keperawatan Islami
negara di timur tengah umumnya. Berikut ini akan lebih dijelaskan tentang sejarah
perkembangan keperawatan di masa Islam dan di Arab Saudi khususnya.
Masa ini ditandai dengan banyaknya ekspatriat asing (perawat asing dari
Eropa, Amerika dan Australia, India, Philipina) yang masuk dan bekerja di RS di
negara-negara Timur Tengah. Bahkan dokumen tentang keperawatan di Arab,
sampai tahun 1950 jarang sekali, namun di tahun 1890 seorang misionaris
19
Modul Keperawatan Islami
Amerika, dokter dan perawat dari Amerika telah masuk Bahrain dan Riyadh
untuk merawat Raja Saudi King Saud. (Amreding, 2003) 2).
Dimasa ini ada seorang perawat Timur Tengah bernama Lutfiyyah Al-
Khateeb, seorang perawat bidan Saudi pertama yang mendapatkan Diploma
Keperawatan di Kairo dan kembali ke negaranya, dan di tahun 1960 dia
membangun Institusi Keperawatan di Arab Saudi.
Materi III
DIMENSI KEPERAWATAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
20
Modul Keperawatan Islami
Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan
keperawatan guna menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan. Kesehatan
merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya.
Ajaran Islam yang selalu menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik
dan halal menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab makanan merupakan
salah satu penentu sehat tidaknya seseorang.
"Wahai sekalian manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi. Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik
yang Kami rezekikan kepadamu" (QS al-Baqarah: l68, l72).
Makanan yang baik dalam Islam, bukan saja saja makanan yang halal, tetapi juga
makanan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan, baik zatnya, kualitasnya maupun
ukuran atau takarannya. Makanan yang halal bahkan sangat enak sekalipun belum tentu
baik bagi kesehatan.
Sebagian besar penyakit berasal dari isi lambung, yaitu perut, sehingga apa saja isi
perut kita sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Karena itu salah satu resep sehat
Nabi Muhammad SAW adalah memelihara makanan dan ketika makan, porsinya harus
proporsional, yakni masing-masing sepertiga untuk makanan, air dan udara (HR.
Turmudzi dan al-Hakim).
Anjuran Islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk
mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan
kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran Islam sangat
melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan, seperti buang kotoran dan sampah
sembarangan, membuang sampah dan limbah di sungai/sumur yang airnya tidak
mengalir dan sejenisnya.
Keperawatan secara umum dapat dibagi dua, yaitu pelayanan kesehatan dan
pelayanan medis. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan kesehatan
diartikan sebagai pelayanan yang diterima seseorang dalam hubungannya dengan
21
Modul Keperawatan Islami
pencegahan, diagnosis dan pengobatan suatu gangguan kesehatan tertentu (KBBI, l990:
504).
Pelayanan kesehatan ialah kegiatan yang sama, yang dilakukan oleh pranata
sosial atau pranata politik terhadap keseluruhan masyarakat sebagai tujuannya.
Pelayanan kesehatan merupakan kegiatan makrososial yang berlaku antara
pranata atau lembaga dengan suatu populasi, masyarakat atau komunitas
tertentu.
Sedangkan pelayanan medis ialah suatu upaya dan kegiatan pencegahan dan
pengobatan penyakit, semua upaya dan kegiatan peningkatan dan pemulihan
kesehatan yang dilaksanakan atas dasar hubungan individual antara para ahli
pelayanana medis dengan individu yang membutuhkannya.
Pelayanan medis ini merupakan kegiatan mikrososial yang berlaku antara orang
perorangan (Lumenta, l989: l5). Al Purwa Hadiwardoyo (l989: l6) menambahkan,
pelayanan medis mengandung semangat pelayanan dan usaha maksimal dengan
mengutamakan kepentingan pasien dan mengandung nilai ethos yang tidak egoistis dan
materialistis.
Materi IV
PROFESI KEPERAWATAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
22
Modul Keperawatan Islami
Iqra wa rabbukal akram, alladzi allama bil qalam, allamal insana ma lam
ya’lam (Bacalah dan Tuhanmulah yang paling mulia, yang mengajar manusia
dengan perantaraan qalam (baca tulis), dan Dia mengajarkan kepada manusia
segala apa yang tidak diketahuinya. (QS al-Alaq: 3-5).
Melalui ayat ini Allah menyuruh mempelajari alam semesta beserta segenap
organisme dan anorganisme yang ada di dalamnya dengan nama dan kemuliaan
Tuhan, melalui baca tulis, eksperimen, penelitian, diagnonis, dsb. Ini terbukti dengan
semakin banyaknya studi di bidang kedokteran dan kesehatan, semakin terungkap
tanda-tanda kekuasaan Allah terhadap makhluk-makhluk-Nya.
B. Perawat Profesional
23
Modul Keperawatan Islami
Untuk lebih memberikan kesiapan fisik dan mental dalam menekuni profesi
keperawatan, kiranya penting digarisbawahi hal-hal mendasar berikut:
24
Modul Keperawatan Islami
Dari apa yang dijabarkan di atas, Dapatlah disimpulkan bahwa ketika seorang
menganggap dirinya sebagai seorang professional maka ia harus memliki unsur:
Bertauhid, Amanah, Berakhlaq, Memiliki Ilmu, Keahlian, Tanggung Jawab.
25
Modul Keperawatan Islami
Materi V
PRINSIP – PRINSIP MORAL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
a. Autonomy/Otonomi
Autonomy berarti mengatur dirinya sendiri, prinsip moral ini sebagai dasar
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan cara menghargai pasien,
bahwa pasien adalah seorang yang mampu menentukan sesuatu bagi dirinya.
Perawat harus melibatkan pasien dalam membuat keputusan tentang asuhan
keperawatan yang diberikan pada pasien.
فَأ َ َّما ْٱليَتِي َم فَاَل تَ ْقهَرْ َوأَ َّما ٱلسَّٓائِ َل فَاَل تَ ْنهَر
b. Beneficience
Prinsip beneficience ini oleh Chiun dan Jacobs (1997) didefinisikan dengan
kata lain doing good yaitu melakukan yang terbaik. Beneficience adalah melakukan
yang terbaik dan tidak merugikan orang lain, tidak membahayakan pasien. Apabila
membahayakan, tetapi menurut pasien hal itu yang terbaik maka perawat harus
menghargai keputusan pasien tersebut, sehingga keputusan yang diambil
perawatpun yang terbaik bagi pasien dan keluarga.
26
Modul Keperawatan Islami
c. Justice
Sebagai contoh dari penerapan tindakan justice ini adalah dalam keperawatan
di ruang penyakit bedah, sebelum operasi pasien harus mendapatkan penjelasan
tentang persiapan pembedahan baik pasien di ruang VIP maupun kelas III, apabila
perawat hanya memberikan kesempatan salah satunya maka melanggar prinsip
justice ini.
27
Modul Keperawatan Islami
Hukum islam juga mengatur bahwa manusia itu hendaknya berbuat adil pada
sesama. Firman Allah swt :
d. Veracity
Veracity menurut Chiun dan Jacobs (1997) sama dengan truth telling yaitu
berkata benar atau mengatakan yang sebenarnya. Veracity merupakan suatu
kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya atau untuk tidak membohongi orang
lain atau pasien (Sitorus, 2000).
e. Fidelity
Sebuah profesi mempunyai sumpah dan janji, saat seorang menjadi perawat
berarti siap memikul sumpah dan janji. Hudak dan Gallo (1997 : 108), menjelaskan
bahwa membuat suatu janji atau sumpah merupakan prinsip dari fidelity atau
kesetiaan. Dengan demikian fidelity bisa diartikan dengan setia pada sumpah dan
janji. Chiun dan Jacobs (1997 : 40) menuliskan tentang fidelity sama dengan
keeping promises, yaitu perawat selama bekerja mempunyai niat yang baik untuk
memegang sumpah dan setia pada janji.
f. Avoid Killing
29
Modul Keperawatan Islami
Materi VI
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT PROFESIONAL
Peran ini dikenal dengan istilah care giver. Peran perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai individu
keluarga dan masyarakat. Dalam melaksanakan peran ini perawat bertindak sebagai
comforter, protector, dan advokat, communicator, serta rehabilitator.
1. Sebagai comforter, perawat berusaha memberi kenyamanan dan rasa aman pada
klien. Islam mengajarkan bagaimana umat manusia dapat menolong terhadap
sesamanya, pertolongan itu diberikan secara tulus ikhlas dan holistic, sehingga kita
dapat merasakan apa yang klien kita rasakan. Ibarat orang mukmin saling mencintai
kasih mengasihi dan saling menyayangi adalah lukisan satu tubuh jika salah satu
angggota tubuhnya sakit maka seluruh tubuh akan merasa sakit
2. Peran sebagai protector lebih berfokus pada kemampuan perawat melindungi dan
menjamin agar hak dan kewajiban klien terlaksana dengan seimbang dalam
memperoleh pelayanan kesehatan. Misalnya, kewajiban perawat memenuhi hak
klien untuk menerima informasi dan penjelasan tentang tujuan dan manfaat serta
efek samping suatu terapi pengobatan atau tindakan keperawatan. Dalam islam kita
tidak boleh membuka aib sausara kita sendiri karena jika kita membukanya sama
saja kita memakan bangkai saudara kita
3. Peran sebagai communicator akan nampak bila perawat bertindak sebagai mediator
antara klien dengan anggota tim kesehatan lainnya. Peran ini berkaitan erat dengan
keberadaan perawat mendampingi klien sebagai pemberi asuhan keperawatan
selama 24 jam. Perawat dalam islam harus memberikan dukungan
4. Rehabilitator berhubungan erat dengan tujuan pemberian askep yakni
mengembalikan fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan dapat berfungsi
normal.
Salah satu peran perawat yang lain adalah mampu menjadi perawat yang
memiliki visi Transcendental . Maksudnya perawat yang memiliki visi Transcendental
ialah perawat yang bertujuan tidak hanya kesejahteraan di dunia tetapi pengabdian dan
perilakunya ditujukan untuk ibadah dan kesejahteraan akherat.
30
Modul Keperawatan Islami
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau
belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.
Maka tidakkah kamu memahaminya?” (Surah Al-An’Am ayat 32)
1. menghargai keunikan pasiennya, dan adil terhadap pasien yang berbeda agama.
2. memulai tindakan keperawatan dengan basmalah
3. mampu membimbing pasien untuk bersuci dan sholat
4. mampu membimbing pasien saat sakaratul maut
5. melindungi pasien dari zat makanan dan minuman yang haram
6. memaknai hikmah sakit bagi pasien
7. memperkuat diri dan pasiennya untuk menuju husnul khotimah
8. mengutamakan kesejahteraan akherat di banding dunianya
31
Modul Keperawatan Islami
Materi VII
AKHLAK PERAWAT PROPESIONAL DALAM PANDANGAN ISLAM
A. Akhlak
Akhlak berarti budi pekerti, adat kebiasaan, perangai ataupun tabiat. Menurut
imam al-ghozali akhlak adalah bentuk naluri dalam jiwa seseorang manusia yang
dapat melahirkan sesuatu tindakan dan kekuatan dengan mudah dan spontan tanpa
pikiran.
"Sesungguhnya pada diri Rosululloh itu terdapat suri tauladan yang baik
bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat dari Allah dan
kedatangan hari kiamat dan mereka banyak mengingat Allah". (QS. Al-ahzab : 21).
Akhlak Rosululloh itu adalah Al-Qur'an dan Hadits, dimana segala tindak-
tanduk atau prilaku Rosululloh itu sesuai dengan perintah Allah, diantaranya
1. Sebagai seorang anak (ketika masih kecil). Rosululloh SAW adalah anak yang
sangat patuh kepada orang tuanya dan senantiasa mendo'akan keduanya.
2. Sebagai seorang remaja, Rosululloh adalah remaja yang pandai bergaul dan
disenangi oleh kawan sebayanya. Bahkan Rosululloh dikenal sebagai orang jujur
dalam segala tindakan dan perbuatannya
3. Sebagai kepala keluarga, dialah orang yang pertama yang berkata "baiti jannati"
rumah tanggaku laksanakan surga bagiku. Bahkan dengan istri-istrinya rosul tak
pernah menyakiti mereka. Bahkan ketika rosululloh terlambat pulang dari sholat
isya, beliau melihat istrinya Aisyah tertidur, namun rosul tidak membangunkan
istrinya itu karena ia menghargainya istrinya tersebut
Perawat adalah sebuah profesi yang bergerak dibidang jasa kesehatan. Dalam
Islam dikenal dengan nama Ibnu Sina, dialah orang Islam yang pertama yang
mengenalkan konsep kesehatan didaerah Bukit Tursina (Mesir). Oleh karena itu
sebagai seorang perawat muslim kita harus atau bahwa sebenarnya masalah
kesehatan ini juga telah ada dizaman sahabat Rosululloh. Dan islam
sendirimemberikan pengajaran kepada kita tentang bagaimana sebenarnya
memberikan pelayanan kepada pasien secara Islami. Karena Islam bukanlah agama
32
Modul Keperawatan Islami
yang hanya masuk kedalam ruang lingkup ibadah mahdhoh (wajib) saja, tapi Islam
masuk keseluruh aspek manusia diantaranya:
1. Jual beli yang Islami. Dimasa kecilnya Rosululloh telah diajarkan untuk
berdagang oleh pamannya, bahkan sampai menjadi Rosul pun beliau sukses
dalam berdagang
2. Pelayanan Kesehatan yang Islami.
3. Hakim yang Islami.
4. Pemimpin/Kepala Negara yang Islami, Dan lain-lain.
Maka sebenarnya Islam itu bukanlah agama yang sesaat saja, atau bagi
ummatnya saja, tetapi elastis (berkembang) dan masuk kepada semua kehidupan
manusia bahkan sampai akhir zaman.
33
Modul Keperawatan Islami
Materi VIII
ADAB MENGHADAPI PASIEN LAWAN JENIS
Akan tetapi jika dalam masalah ini dokter mampu mengobati hanya dengan
memandang saja dan atau hanya dengan menyentuh pasien yang bukan mahramnya
tersebut maka dokter harus mencukupkan dengan memandang saja atau menyentuh
saja (itupun sebatas darurat) dan lebih daripada itu tidak boleh. Dokter perempuan
dalam hal memandang dan menyentuh pasien laki-laki yang bukan mahramnya juga
berlaku hukum demikian, begitu para ulama mengatakan.
“Seorang lelaki buta dengan lebih dahulu meminta izin telah memasuki
rumah Fatimah (sepertinya dia perlu dengan Rasulullah SAW) Fatimah
mengambil kerudungnya dan beliau bersembunyi di dalam kerudung tersebut
(mengambil hijab), Nabi SAW berkata: Putriku mengapa engkau menutup dirimu
sedangkan dia tidak melihatmu? Beliau berkata: Apabila dia tidak melihat saya,
tapi saya melihat dia dan dia (jika tidak melihat dan buta) tetapi dia mencium bau
wanita. Rasulullah SAW sedemikian gembiranya sambil berkata: Saya bersaksi
bahwa engkau adalah belahan jiwaku”. (Hayaatu Al-Imam Husain,Khutbah Hadrat
Zaenab)
34
Modul Keperawatan Islami
“untuk pengobatan pada bagian tubuh yang nampak, seperti kepala, tangan,
dan kaki. Jika obyek pemeriksaan menyangkut aurat wanita, meskipun sudah ada
perawat wanita misalnya, maka keberadaan suami atau wanita lain (selain
perawat) tetap diperlukan, dan ini lebih baik untuk menjauhkan dari kecurigaan”.
Adab pergaulan antara laki-laki dan perempuan berguna agar kaum Muslim
tidak tersesat di dunia. Adab-adab tersebut antara lain:
35
Modul Keperawatan Islami
Materi IX
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEPERAWATAN ISLAMI
B. Gambar (Contoh)
36
Modul Keperawatan Islami
1. Mengambil handuk kecil yang telah disiapkan kemudian disiram dengan air
sedikit demi sedikit dari tempat air yang telah dipisahkan
Handuk yang telah digunakan untuk membasuh wajah dan tangan tidak boleh
digunakan lagi untuk membasuh kaki.
Hendaknya mendahulukan anggota wudhu yang kanan daripada yang kiri dan
disarankan menggunakan air hangat agar pasien tidak kedinginan.
37
Modul Keperawatan Islami
Materi X
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEPERAWATAN ISLAMI
A. Membimbing pasien ketika tiba waktu sholat
Karena sholat itu merupakan tiang agam jadi dalam keadaan apapun kita
diwajibkan untuk sholat, maka dari itu sebagai perawat wajib mengingatkan pasien
agar terus menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim.
B. Gambar (Contoh)
1. Diwajibkan bagi orang yang sakit untuk shalat dengan berdiri apabila mampu
dan tak khawatir sakitnya bertambah parah, karena berdiri dalam shalat wajib
merupakan rukun shalat.
2. Orang sakit yang mampu berdiri namun tidak mampu ruku' atau sujud , dia tetap
wajib berdiri. Dia harus shalat dengan berdiri dan melakukan rukuk dengan
menundukkan badannya.
3. Orang sakit yang tidak mampu berdiri, maka dia melakukan shalatnya dengan
duduk.
38
Modul Keperawatan Islami
4. Orang sakit yang khawatir akan bertambah parah sakitnya atau memperlambat
kesembuhannya atau sangat susah berdiri, diperbolehkan shalat dengan duduk.
5. Orang sakit yang tidak mampu melakukan shalat berdiri dan duduk, cara
melakukannya adalah dengan berbaring, boleh dengan miring ke kanan atau ke
kiri, dengan menghadapkan wajahnya ke arah kiblat.
6. Orang sakit yang tidak mampu berbaring, boleh melakukan shalat dengan
terlentang dan menghadapkan kakinya ke arah kiblat, karena hal ini lebih dekat
kepada cara berdiri.
7. Orang yang sakit dan tidak mampu melakukan shalat dengan semua gerakan di
atas (Dia tidak mampu menggerakkan anggota tubuhnya dan tidak mampu juga
dengan matanya), hendaknya dia melakukan shalat dengan hatinya.
8. Orang yang sakit dan tidak mampu melakukan shalat dengan semua gerakan di
atas (Dia tidak mampu menggerakkan anggota tubuhnya dan tidak mampu juga
dengan matanya), hendaknya dia melakukan shalat dengan hatinya.
39
Modul Keperawatan Islami
Materi XI
Jika pasien tidak sanggup bersuci dengan menggunakan air karena kondisinya yang
memang lemah atau karena khawatir sakitnya bertambah parah atau menunda
kesembuhannya, maka dia boleh bertayammum.
40
Modul Keperawatan Islami
Materi XII
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEPERAWATAN ISLAMI
B. Gambar (Contoh)
41
Modul Keperawatan Islami
Materi XIII
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI ISLAMI
A. Keperawatan Pada Pasien Menghadapi Sakratul Maut
Peran perawat sangat komprehensif dalam menangani klien karena peran
perawat adalah memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis, psikologis, dan spiritual
klien. Namun peran spiritual ini sering kali diabaikan oleh perawat. Padahal aspek
spiritual ini sangat penting terutama untuk pasien terminal yang didiagnose harapan
sembuhnya sangat tipis dan mendekati sakaratul maut.
Menurut Dadang Hawari (1977,53) “orang yang mengalami penyakit
terminal dan menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan,
krisis spiritual, dan krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien
menjelang ajal perlu mendapatkan perhatian khusus”.
Perawat hendaknya meyakini bahwa sesuai dengan ajaran islam dalam
menjalani fase akhir dari kehidupan manusia di dunia terdapat fase sakaratul maut.
Fase sakaratul maut seringkali di sebutkan oleh Rasulullah sebagai fase yang sangat
berat dan menyakitkan sehingga kita diajarkan do’a untuk diringankan dalam fase
sakaratul maut.
Gambaran tentang beratnya sakaratul maut dijelaskan dalam Al Qur,an dan
hadis.
“Kalau sekiranya kamu dapat melihat malaikat mencabut nyawa orang-
orang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka serta berkata “rasakan
olehmu siksa neraka yang membakar” (niscaya kamu akan merasa sangat nyeri)
(QS Al Anfal: 50).
Alangkah dahsyatnya sekiranyakamu melihat diwaktu orang-orang zalim
(berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedangkan para malaikat memukul
dengan tangannya (sambil berkata)
“keluarkanlah nyawamu!)” Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan
yang sangat menghinakan karena kamu selalu mengatakan terhadap ALLAH
perkataan yang tidak benar dankarena kamu selalu menyombongkan diri terhadap
ayat-ayat-Nya” (QS. Al An’am :93).
Cara malaikat Izrail mencabut nyawa tergantung dari amal perbuatan orang
yang bersangkutan bila orang yang akan meninggal dunia itu durhaka kepada Allah
42
Modul Keperawatan Islami
SWT, maka malaikat Izrail mencanut nyawanya dengan kasar. Sebaliknya bila
terhadap orang sholeh cara mencabutnya dengan lemah lembut dan dengan hati-hati.
Namun demikian peristiwa terpisahnya nyawa dengan raga tetap amat menyakitkan.
“Sakitnya sakaratul maut itu, kira-kira tiga ratus kali sakitnya di pukul
pedang. “ ( HR. Ibnu Abu Dunya)
Melihat batapa sakitnya sakaratul maut maka perawat harus melakukan upaya
-upaya sebagai berikut:
1. Membimbing pasien agar berbaik sangka kepada Allah SWT. Pada sakaratul
maut perawat harus membimbing agar berbaik sangka kepada Allah
sebagaimana Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslem. “Jangan sampai
seorang dari kamu mati kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah”,
“selanjutnya Allah berfirman dalam hadist qudsi, Aku ada pada sangka-sangka
hambaku, oleh karena itu bersangkalah kepadaKu dengan sangkaaan yang
baik”.
Selanjutnya Ibnu Abas berkata,“Apabila kamu melihat seseorang menghadapi
maut, hiburlah dia supaya bersangka baik pada Tuhannya dan akan berjumpa
dengan Tuhannya itu”.
Selanjutnya Ibnu Mas´ud berkata :” Demi Allah yang tak ada Tuhan selain
Dia, seseorang yang berbaik sangka kepada Allah maka Allah berikan sesuai
dengan persangkaannya itu”. Hal ini menunjukkan bahwa kebaikan apapun jua
berada ditangannya.
2. Mentalkinkan dengan Kalimat Laailahaillallah. Perawat muslim dalam
mentalkinkan kalimah laaillallah dapat dilakukan pada pasien terminal
menjelang ajalnya terutama saat pasien akan melepaskan nafasnya yang
terakhir.
3. Hendaklah mendo’akannya dan janganlah mengucapkan dihadapannya kecuali
kata-kata yang baik, Berdasarkan hadits yang diberitakan oleh Ummu Salamah
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda.“Apabila kalian
mendatangi orang yang sedang sakit atau orang yang hampir mati, maka
hendaklah kalian mengucapkan perkataan yang baik-baik karena para
malaikat mengamini apa yang kalian ucapkan.” Maka perawat harus berupaya
memberikan suport mental agar pasien merasa yakin bahwa Allah Maha
Pengasih dan selalu memberikan yang terbaik buat hambanya, mendoakan dan
menutupkan kedua matanya yang terbuka saat roh terlepas dari jasadnya.
4. Membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut. Disunnahkan
bagi orang-orang yang hadir untuk membasahi kerongkongan orang yang
sedang sakaratul maut tersebut dengan air atau minuman. Kemudian
disunnahkan juga untuk membasahi bibirnya dengan kapas yg telah diberi air.
Karena bisa saja kerongkongannya kering karena rasa sakit yang menderanya,
sehingga sulit untuk berbicara dan berkata-kata. Dengan air dan kapas
tersebut setidaknya dapat meredam rasa sakit yang dialami orang yang
mengalami sakaratul maut, sehingga hal itu dapat mempermudah dirinya
43
Modul Keperawatan Islami
44