BAB V
MELAKUKAN KONFIRMASI KEPUTUSAN PELANGGAN
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
BAB II
MEMBERIKAN TANGGAPAN TERHADAP KEKURANG JELASAN DARI PELANGGAN
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dan
pengertian dari seseorang kepada orang lain. Deri definisi tersebut dapat disoroti dua hal
sebagai berikut :
1. Proses komunikasi baru bisa kalau ada emapat unsur yaitu :
a. Komunikator (penyampai pesan)
b. Komunikan (penerima)
c. Gagasan atau pesan
d. Saluran
Komunikator akan berhasil berkomunikasi bila gagasan atau pesan yang
disampaikan serta saluran yang dipakai berorientasi sepenuhnya kepada komunikan.
Apabila komunikan tidak dipertimbangkan, kemungkinannya tidak ada respon
(tanggan) sama sekali atau respon tidak mengena.
2. Definisi tentang komunikasi menekankan tentang penitingnya menciptakan
pengertian. Dengan demikian komunikasi sebenarnya adalah alat bagi
produsen/pemasar untuk berinteraksi dengan konsumen atau pelanggan. Komunikasi
dua arah menuntut kemampuan untuk mau mendengarkan orang lain agar bisa
mengerti, dan bukan semata-mata bisa menjawab atau menentang orang lain
Pengertian lain Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber
kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka
agar saling mengerti. Proses komunikasi yaitu bagaimana pengirim menyampaiakan
pesean kepada penerima. Komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi bila didukung
unsur-unsur komunikasi, dan komunikasi memerlukan proses. Sebagai mahluk manusia
senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan
sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini
memaksa manusia untuk berkomunikasi. Profesor Wilbur Schramm (2004) menyebutkan
bahwa tanpa komunikasi, manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi.
Berkomunikasi dengan baik memberi pengaruh langsung terhadap struktur
keseimbangan seseorang dalam masyarakat, apakah ia seorang manajer, pramuniaga,
pedagang, dokter, dosen dan lain sebagainya. Keberhasilan seseorang dalam mencapai
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Kasir/Supervisor KOP.RK01.005.01
sesuatu yang diinginkan termasuk karier banyak ditentukan oleh kemampuan dalam
berkomunikasi.
Dalam kamus Bahasa Indonesia, verbal berarti lisan sehingga komunikasi verbal
diartikan sebagai komunikasi lisan. Namun, berdasarkan ilmu komunikasi yang
dimaksud dengan komunikasi verbal bukan hanya lisan saja, tetapi meliputi
komunikasi lisan dan komunikasi tertulis.
Dalam komunikasi, bahasa diartikan sebagai lambing verbal. Dengan demikian,
komunikasi verbal adalah ‘komunikasi yang menggunakan lambing bahasa dan
media”. Selanjutnya, karena bahasa dapat disampaikan secara lisan atau tertulis, maka
komunikasi verbal dapat diartikan sebagai”komunikasi yang menggunakan bahasa
lisan maupun tertulis”.
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Kasir/Supervisor KOP.RK01.005.01
Dari uraian tersebut, secara lengkap komunikasi verbal dapat diartikan sebagai
“proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan
menggunakan bahasa lisan atau tertulis”. Komunikasi perorangan secara verbal
biasanya dilakukan antara dua orang. Dengan kata lain, yang dimaksud komunikasi
perorangan secara verbal adalah komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang
lain secara lisan maupun tertulis.
Dr. Harold D. Lasswell menyebutkan bahwa ada lima komponen komunikasi yang
terdiri atas who (siapa), says what (menyatakan apa), in which channel (melalui media
yang mana), to whom (kepada siapa) . dan with what effect (apa pengaruhnya).
Pengertian komunikasi menurut Barker tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
dalam berkomunikasi harus ada unsure-unsur pelaku (people), pesan (object, idea, an
feeling), media (process), dan tanggapan (dynamic ever changing).
a. People
People adalah komunikator yang menyampaikan pesan jika dalam jual beli, berarti
maksudnya adalah penjual. Komunikator dapat berupa perorangan maupun
kelompok. Untuk dapat melakukan komunikasi dengan baik, seorang komunikator
memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
1) Memiliki semangat
2) Bersifat kritis
3) Memiliki kepercayaan diri
4) Memiliki sikap dan tindakan yang terpuji
5) Memelihara prose komunikasi yang sedang berlangsung
6) Menyadari kebiasaan-kebiasaan yang berlebihan yang dipandang tidak baik,
misalnya dalam hal ucapan, sikap, maupun tindakan.
b. To Other
To Other adalah komunika yang menerima pesan, misalnya calon pembeli yang
menerima pesan tentang produk yang ditawarkan oleh penjual. Komunika ini bias
induvidu maupun kelompok. Namun, antara penjual dan calon pembeli dalam
prose komunikasinya dapat saling bergantian sebagai komunikator dan sebagai
komunika. Jika ditinjau dari segi pelakunya maka komunikasi terbagi menjadi
berikut ini :
1. Intrapersonal communication
Intrapersonal communication adalah komunikasi dengan pribadi atau
induvidu masing-masing. Saat sendirian, kita tidak berkata apa-apa, namun
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Kasir/Supervisor KOP.RK01.005.01
hati kita tetap berbicara dan hal itu merupakan tingkat komunikasi dengan diri
pribadi. Sering kita mempertimbangkan sesuatu dengan bertanya pada hati kita
sendiri dan menjawanya sendiri. Sebagai ahli komunikasi berpendapat bahwa
apabila kita ingin berjalan mulus dalam melakukan komunikasi dengan orang
lain atau kelompok lain., sebelumnya kita harus dapat berkomunikasi terlebih
dahulu dengan diri sendiri. Orang yang telah dapat berkomunikasi dengan
dirinya sendiri tidak mungkin berkata, bersikap, dan bertindak yang akan
merugikan dan menyakitkan orang lain. Apabila kita telah dapat melakukan
komunikasi pribadi, diharapkan dalam proses berkomunikasi dengan orang
lain akan lancer. Komunikasi intapersonal merupakan awal timbulnya ide atau
gagasan seseorang, misalnya introspeksi diri, berpikir, berdoa, menulis surat,
dan mendengarkan radio.
2. Interpersonal communication
Interpersonal communication adalah komunikasi antarpribadi perseorangan
atau komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Misalnya, berkomunikasi
dengan pemimpin, dengan sesame kolege, atau antara seorang penjual dan
seorang calon pembeli.
3. Group communication
Group communication adalah komunikasi kelompok, baik seseorang dengan
kelompok maupun antar kelompok. Group communication terbagi menjadi
dua bagian, yaitu small group communication dan large group
communication.
4. Mass communication
Mass communication adalah komunikasi yang mempergunakan media massa,
misalnya Koran, majalah, radio, internet, dan televisi. Pesan yang disampaikan
pada komunikasi ini terjadi pada saat bersamaan untuk semua khalayak yang
heterogen dan tersebar di berbagai wilayah.
c. Process (proses)
Proses adalah penyampaian pesan komunikasi dari komunikator kepada
komunikasi melalui media atau alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Media
komunikasi tidak hanya perangkat keras saja, tetapi juga terdiri atas perangkat
lunak (misalnya bahasa merupakan media komunikasi juga). Untuk media lebih
jelasnya sebagai berikut.
1. Media komunikasi berupa bahasa
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Kasir/Supervisor KOP.RK01.005.01
d. Information (Informasi)
Informasi adalah pesan (message)yang disampaikan oleh komunikator. Pesan
yang disampaikan dalam komunikasi apabila ditinjau dari segi cara
penyampainnya dapat berupa pesan verbal dan pesan nonverbal.
1. Pesan verbal
Pesan verbal merupakan pesan berupa kata-kata atau bahasa, baik lisan
maupun tulisan.
2. Pesan nonverbal
Pesan nonverbal merupakan pesan yang bukan berupa kata-kata, melainkan
isyarat atau gerak tubuh. Pesan non verbal terdiri atas kinesik (gerak
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Kasir/Supervisor KOP.RK01.005.01
Apabila ditinjau dari segi isinya, pesan komunikasi terbagi atas tiga bagian,
yaitu sebagai berikut.
1. Berisi tentang suatu objek
Pada pesan komunikasi ini, berupa suatu hal tertentu yang dibicarakan
antara komunikator dan komunikan. Misalnya, masalah harga barang
atau penjualan mengkonfirmasikan kepastian pembelian oleh calon
pelanggan.
2. berisi tetang suatu ide
Pada pesan komunikasi ini, isi berupa gagasan atau juga argument.
Misalnya masalah strategi penjualan, perubahan tata letak took, penataan
produk ataupun yang lainnya.
3. Berisi tentang ungkapan perasaan
Pada pesan komunikasi ini, isi berupa ungkapan perasaan. Misalnya,
ungkapan ketertarikan dan ketidaktertarikan calon pembeli terhadap
yang ditawarkan, ungkapan kesedihan, ungkapan kebahagiaan ataupun
yang lainnya. Ungkapan perasaan ini dapat pula tidak dengan kata-kata,
tetapi tercermin dari isyarat bahasa nonverbalnya.
Pesan adalah sesuatu yang berupa pikiran maupun perasaan yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Sementara, bentuk-
bentuk pesan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu informative, persuasif, dan
koersif.
1. Informatif
Pesan informative adalah pesan yang bersifat memberikan keteranga-
keterangan (fakta), kemudian komunika mengambil kesimpulan dan
kepuasan sendiri. Dalam situasi tertentu, pesan informatif justru akan
berhasil dari pada pesan persuatif.
2. Persuatif
Pesan persuatif adalah pesan yang berupa bujukan yang berusaha
membangkitkan pengertian dan kesadaran manusia bahwa apa yang
disampaikan oleh komunikator akan memberikan perubahan sika.
Perubahan sikap ini adalah atas kehendak sendiri (bukan paksaan).
3. Koersif
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Kasir/Supervisor KOP.RK01.005.01
IN WHICH CHANNEL
Media
Bagan Alur Proses Komunikasi
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Kasir/Supervisor KOP.RK01.005.01
Ada beberapa factor yang dapat memperlancar komunikasi dan ada pula yang
menghambat komunikasi, yaitu sebagai berikut.
1. Faktor pendukung komunikasi
a. Dari segi komunikator
1) Kepandaian mengirim pesan
Komunikator yang menguasai teknik bicara dan menulis surat memilih
symbol atau lambang yang tepat, dapat membangkitkan minat
pendengar, pembicara dan memberikan keterangn-keterangan secara
sistematis secara mudah ditangkap. Untuk itu, perlu adanya kesamaan
reference antara komunikator dan komunikan agar dalam proses
komunikasi berjalan lancer. Sebagaimana diungkapkan oleh teori
Ogdem dan Richard bahwa reference diperlukan untuk menerjemahkan
lambang dengan kenyataan atau wujud yang sebenarnya. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat pada bagan berikut ini.
REFERENCE
Petujuk
Petunjuk
REFERENT
SYMBOL Wujud
Lambang
Wujud
Lambang Bagan 1.2 Reference dalam Komunikasi
2) Sikap komunikator
Komunikator yang bersikap sombong dan angkuh menyebabkan
pendengar tidak senang dan menolak uraian dari komunikator.
3) Pengetahuan komunikator
Komunikator yang berpengetahuan dan menguasai persoalan yang akan
disampaikan akan lebih mudah menyampaikan uraian-uraian. Selain itu,
juga akan mudah menemukan contoh-contoh sehingga komunikasi akan
lebih berhasil.
4) Lahiriah komunikator yang normal
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Kasir/Supervisor KOP.RK01.005.01
m. Bersifat transaksional
Bersifat transaksional, yaitu bahwa komunikasi bersifat saling tawar-
menawar mengenai pesan yang disampaikan atau memberi dan menerima
pesan.
n.Komunikasi hanyalah salah satu cara untuk menyelesaikan berbagai
masalah atau mengkonfirmasikan suatu masalah.
2. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi verbal dapat diartikan sebagai komunikasi yang menggunakan bahasa
lisan maupun tertulis. Dalam berkomunikasi, ada dengan lambang kata-kata
(komunikasi verbal/word) atau bukan dengan kata-kata (komunikasi nonverbal)
sebagai tanda yang digunakan untuk mengartikan suatu ide atau perasa kepada yang
lain.
Lembaga komunikasi adalah suatu proses penyampaian atau suatu proses pengoperan
lambang-lambang. Misalnya seseorang (komunikator) mengoperkan lambang-
lambang yang mempunyai pengertian tertentu kepada orang lain (komunikan).
Lambang yang mempunyai pengertian tersebut disebutmessage atau pesan.
Komunikasi non verbal dapat diartikan sebagai komunikasi yang tidak menggunakan
bahasa lisan maupun tertulis melainkan menggunakan bahasa tubuh (body language).
Bahasa tubuh di sini dapat berupa gerakan anggota tubuh, ekspresi wajah, mimik
wajah, atau penampilan. Saat melakukan konfirmasi kepada calon pembeli selain
dapat dilakukan komunikasi verbal juga dapat dilakukan komuniksi non verbal.
Audio-visual message, yaitu pesan yang dapat dilihat dan didengar. Misalnya,
berbicara langsung bertatap muka dan televisi
4. Touch message
Touch message, yaitu pesan yang diterima oleh rasa. Misalnya, menjabat tangan
mengucapkan selamat, mencium tanda saying dan mencibir.
5. Smell message
Smell massage, yaitu pesen yang diterima melalui penciuman atau hidung.
Misalnya : bau minyak wangi yang disemprotkan penjual kepada pembeli
Selain komunikasi verbal (menggunakan kata-kata atau suara), banyak pula interaksi
dalam masyarakat diwujudkan dalam bentuk komunikasi nonverbal. Komunikasi
nonverbal adalah penyampaian arti atau pesan yang tidak meliputi ketidak hadiran
symbol-simbol suara (silent language). Pengertian komunikasi nonverbal yang lain
adalah merupakan suatu bentuk komunikasi yang bermakna dengan tidak
menggunakan bahasa lisan atau tulisan.
Dalam kenyataanya, komunikasi nonverbal sangat penting. Mengapa komunikasi
nonverbal dikatakan sangat penting. Hal ini dijelaskan dengan alasan-alasan sebagai
berikut.
a. Kebiasaan
Kebiasaan, yaitu bahwa komunikasi nonverbal lebih banyak digunakan daripada
komunikasi verbal. Misalnya, pada saat seseorang berbicara, secara tidak langsung
dia akan menggunakan tanda-tanda nonverbal, seperti menggelengkan kepala,
mengangguk, berkedip-kedip, berkipas-kipas, dan sebagainya.
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Kasir/Supervisor KOP.RK01.005.01
b. Terpercaya
Terpercaya, yaitu bahwa komunikasi nonverbal lebih dapat dipercaya daripada
komunikasi verbal. Misalnya, tatapan mata seseorang tidak akan dapat menutupi
kebohongan seseorang. Akan tetapi, seseorang dapat berbohong melalui ucapan
dan perkataannya.
c. Validitas
Validitas, yaitu apabila ada bertentangan antara bahasa lisan dan bahasa tubuh,
maka yang harus dipercaya adalah bahasa tubuh. Misalnya, memuji sambil
mencibir, arti yang sesungguhnya adalah menghina.
d. Efektif
Efektif, yaitu komunikasi nonverbal lebih efektif untuk isyarat emosi dan
perasaan. Misalnya, muka cemberut menunjukan orang sedang sedih.
Mark I.Knapp menyebutkan, ada lima fungsi pesan nonverbal, yaitu repetisi, subtitusi,
kontradiksi, komplemen, dan aksentuasi.
a. Repetisi
Repetisi, yaitu pesan nonverbal yang berfungsi untuk mengulangi kembali
gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya, seseorang menyatakan
penolakan dengan menggelengkan kepala berkali-kali.
b. Subtitusi
Subtitusi, yaitu pesan nonverbal berfungsi untuk menggantikan lambang-lambang
verbal, misalnya, anggukan kepala menggantikan kata ‘ya” atau “mau”.
c. Kontradiksi
Kontradiksi, yaitu pesan nonverbal berfungsi untuk menolak pesan verbal atau
memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya, memuji seseorang
tetapi dengan mencibirkan bibir.
d. Komplemen
Komplemen, yaitu pesan nonverbal berfungsi melengkapi dan memperkaya
makna pesan nonverbal. Misalnya, mimik muka dapat menunjukkan keadaan
psikologis seseorang.
e. Aksentuasi
Aksentuasi, yaitu pesan nonverbal berfungsi untuk menegaskan pesan verbal.
Misalnya, seorang komunikator menyatakan kejengkelan dengan memukul meja.
Sebelum melakukan komunikasi kepada pelanggan, terlebih dahulu kita mengetahui dan
memehami etika dan etiket berkomunikasi.
1. Etika berkomunikasi
Istilah etika berasal dari bahasa Latin ethica, artinya yang membicarakan tentang
filsafat kehendak mengenai baik dan buruk, kesusilaan, etika mengajarkan
keluhuran, budi, dan atauran-aturan kesopanan. Etika dalam bahasa yunani, yaitu
ethos yang berarti adat kebiasaan. Etika merupakan penyelidikan filsafat mengenai
kewajiban-kewajiban manusia secara tingkah laku dimana dilihat dari segi baik dan
buruknya tingkah laku manusia. Sifat dari etika adalah kritis. Etika mempersoalkan
norma-norma yang dianggap berlaku, menyelidiki dasar norma itu, dan
mempersoalkan hak dari setiap lembaga untuk memberi perintah atau larangan yang
harus ditaati. Hak dan wewenang untuk menuntut ketaatan dari lembaga tersebut
harus dan perlu dibuktikan. Dengan demikian, etika menuntut orang agar bersikap
rasional terhadap semua norma.
Dari beberapa pengertian tentang etika di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang
dimaksud etika adalah ilmu pengetahuan yang memmpelajari tentang akhlak atau
budi pekerti, baik-buruknya suatu ucapan, sikap dan tindakan, serta benar salahnya
ucapan, sikap dan tindakan itu. Etika dalam berkomunikasi tidak hanya sebatas
membicarakan tentang siapa yang berbicara dan siapa yang diajak berbicara. Etika
komunikasi membicarakan bahwa semua komponen komunikasi harus mengandung
nilai etika, yaitu komunikator, komunika, pesan, media, serta respons komunikasi.
Diharapkan semua komponen tersebut memperhatikan nilai-nilai etika :
a. Etika komunikator
Etika komunikator adalah berbagai aspek etika yang perlu dilakukan oleh
komunikator saat melakukan komunikator, khususnya dalam melaksanakan
konfirmasi keputusan pelanggan. Pada posisi dunia bisnis, untuk melakukan
konfirmasi kredibilitas mutlak diperlukan. Dalam pembahasan ini,
dispesifikkan bahwa komunikator adalah pihak penjual dan komunikan adalah
pihak calon pelanggan. Hal-hal yang berhubungan dengan kredibilitass yang
harus dibangun oleh penjual adalah sebagai berikut.
1. Otoritas
Otoritas, yaitu seorang penjual harus memiliki keahlian dan kekuatan hukum
dalam melakukan tugasnya. Misalnya, petugas dari perusahaan untuk
mengkonfirmasikan keputusan pelanggan. Hal ini dapat dilakukan dengan
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Kasir/Supervisor KOP.RK01.005.01
b. Etika Komunikan
Etika yang harus dimiliki komunikan dengan etika yang harus dimiliki
komunikator sebenarnya sama saja. Hal ini disebabkan karena posisi
komunikator dan komunika dapat saja saling bergantian dalam proses
komunikasi. Namun, apabila ditinjau dari segi proses komunikasinya,
komunikan adalah siapa saja berkesempatan untuk menerima dan
mendengarkan pesan. Untuk itu, etika komunika lebih cenderung pada etiak
dalam menerima atau mendengarkan suatu pesan yang dirima dari
komunikator.
Mendengarkan adalah suatu proses menangkap suara atau bunyi dengan
telinga. Untuk menghargai komunikator apabila sedang berbicara, maka
seorang komunika harus beretika sebagai berikut.
1. Siap untuk mendengarkan
Komunikan saat berkomunikasi harus siap menerima informasi yang
disampaikan komunikator, meliputi kesiapan jasmani dan kesiapan rohani.
Kesiapan rohani adalah hal yang utama karena siap dan tidaknya rohani
untuk mendengarkan akan tampak pada sikap jasmaninya.
2. Berpasipasi
Komunika harus berpartisipasi atau berperan aktif dalam pembicaraan,
misalnya dengan mengajukan pertanyaan dan merespons setiap pernyataan
yang disampaikan komunikan atau dengan meminta untuk mengulang
pembicaraan yang kurang jelas diterima oleh komunikan.
3. Pandai menangkap pembicaraan
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Kasir/Supervisor KOP.RK01.005.01
c. Etika Pesan
Etika pesan yang disampaikan meliputi etika cara penyampaian pesan dan etika
isi pesan yang disampaikan. Suatu pesan atau niat yang baik apabila cara
menyampaikannya salah, maka akan mengakibatkan penerimaan yang kurang
baik.
1. Cara penyampaian pesan
Komunikator dalam menyampaikan pesan terhadap komunikan harus
memenuhi hal berikut.
a). Kontak visual dengan komunikan
Penjual atau komunikator dalam penyampaian pesan harus kontak
pandang dengan calon pembeli, jangan sampai saat menyampaikan pesan
komunikator melihat hal lain. Kontak visual ini lebih mengungkapkan
saling kenal, menghargai, dan kepercayaan diri. Komunikator dalam
menyampaikan pesan harus menghindari sikap menunduk atau melihat-
lihat yang lain, karena hal ini menandakan makna ketidakseriusan.
b). Kontak mental
Kontak mental, yaitu penjual atau komunikator selai harus kontak visual
juga harus kontak mental dengan komunika atau penjual. Artinya,
penjual harus mengerti mental calon pembeli saat berkomunikasi.
Misalnya, saat menyampaikan pesan dari calon pembeli mengernyit,
berarti komunikator harus lebih jelas dalam menyampaikan pesannya
atau mempersilakan calon pembeli untuk menanyakan sesuatu yang tidak
dimengerti. Apabila calon pelanggan mengipas-ngipas badan denga sapu
tangan pada saat berkomunikasi, maka penjual harus cepat mengambil
kipas atau menyalahkan AC (air conditioner)
c) Penggunaan vokal
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Kasir/Supervisor KOP.RK01.005.01
telepon atau facsimile dianggap kurang sopan, maka akan lebih baik face
to face yaitu berhadapan langsung dengan calon pelanggan.
e. Etika memberikan tanggapan
Dalam memberikan tanggapan harus sesuai dengan umpan pesan yang
disampaikan. Memberikan tanggapan yang sesuai dengan umpan pesan yang
diharapkan akan membuat komunikator dan komunikan merasa saling
menghargai. Untuk itu, dalam memberikan tanggapan perhatikan hal-hal
berikut ini.
1. Membutuhkan tanggapan ucapan
Komunikator membutuhkan tanggapan yang berupa ucapan, misalnya janji
dan kesepakatan, menolak atau menerima. Ucapan berupa jawaban yang
pasti akan berpengaruh terhadap kelancaran komunikasi dan saling
menghargai.
2. Membutuhkan tanggapan sikap
Komunikator membutuhkan tanggapan berupa sikap, misalnya dengan sikap
sopan dan antusias saat mendengarkan pesan yang disampaikan. Apabila
komunikan menanggapi dengan senyuman, maka komunikator harus
membalas dengan senyuman juga. Hal itu menunjukkan adanya kesamaan
tujuan penghargaan.
3. Membutuhkan tanggapan tindakan
Komunikator membutuhkan tindakan nyata dari pesan yang
disampaikannya. Misalnya, mengantarkan barang yang dibeli pelanggan
sampai ke kendaraan dan mengurusi surat-surat yang dibutuhkan. Jika
pesanan pelanggan tidak dihiraukan apalagi samapai dihiraukan oleh
penjual, maka hal ini akan memberi kesan tidak menghargai pelanggan.
Pengertian etika adalah aturan perilaku, adat pergaulan manusia dalam
pergaulan dengan sesamanya, dan menegaskan mana yang baik dan mana yang
buruk. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian berita melalui sarana atau
lambang yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan saling pengertian. Jadi,
dapat disimpulkan etika berkomunikasi adalah aturan yang benar dalam
penyampaian berita, informasi atau pesan.
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam etika berkomunikasi dala
penyampaian informasi, yaitu.
a. menggunakan cara yang paling mudah,
b. kesamaan pengertian,
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Kasir/Supervisor KOP.RK01.005.01
2. Etiket Berkomunikasi
Etiket adalah cara-cara sopan santun atau aturan-aturan yang harus dipatuhi dalam
pergaulan atau kumpulan, acara-acara dan sikap yang baik antarpergaulan
manusia-manusia yang beradab.
Etiket berkomunikasi berarti sebagai suatu aturan etik atau akhlak yang harus
dilaksanakan dalam melakukan hubungan komunikasi. Etiket berkomunikasi dapat
saja berbeda antara suatu daerah atau negara dengan daerah atau negara yang lain,
karena biasanya yang mempengaruhi suatu etiket itu adalah budaya dan
kepercayaan.
Grice menguraikan Etiket percakapan sehari-hari kepada pelanggan dapat
dilaksanakan dengan menerapkan hal-hal sebagai berikut :
1). Kuantitas
Setiap pesan yang disampaikan harus banyak mengandung informasi, nasihat
atau argumen yang diperlukan dalam percakapan.
2). Kualitas
Setiap pesan yang disampaikan harus menjadi kenyataan, jangan
menyampaikan sesuatu dengan tidak mempunyai dasar cukup bukti
3). Hubungan
Bersikaplah relevan dalam berkomunikasi, juga teman bicara mempunyai
relevasi yang berbeda dan topik sering berganti-ganti selama percakapan.
4). Cara Penyampaian
Penyampaian harus jelas, singkat, rapi, hindari kerancuan, dan ketidakjelasan
pengungkapan yang disengaja.
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Kasir/Supervisor KOP.RK01.005.01
Institut Josephson mengatakan, Etiket pelayanan Publik yang harus dijalankan dalam
berkomunikasi pelayanan terhadap pelanggan/masyarakat, sebagai berikut :
1). Jujur
Jujur adalah dapat dipercaya, sungguh-sunguh, terus terang, ramah, tulus, tidak
meinipu, tidak mencuri, tidak berbohong, tidak curang, dan tidak berbelit-belit.
2). Integritas
Integritas adalah mempunyai prinsip, terhormat, jujur, yakin brtindak dan berjuang
untuk keyakinan.
3). Memegang Janji
Memegang janji, memenihi janji, memetuhi jiwa perjanjian, dan tidak akan
menafsirkan perjanjian dengan yang tidak masuk akal
4). Setia
Setia dan loyal kepada orang atau intansi dengan cara berteman, mendukung, dan
taat dalam pada kewajiban.
5) Adil
Adil adalah komitmen kepada keadilanmemperlakukan orang dengan dengan
sama, bertoleransi, menerima perbedaan, berpikiran terbuka, dan mau mengakui
kesalahan.
6) Perhatian
Memperhatikan orang lain, memberikan kebaikan dalam pelayanan, sipat
membantu, tidak menyakiti orang lain.
7) Hormat
Hormat adalah menghormati martabat manusia, sopan santun, bersedia
memberikan informasi kepada orang lain untuk mengambil keputusan yang tepat
8) Keunggulan
Memperhatikan kualitas pekerjaan, rajin, dapat diandalkan dan bertanggung jawab
serta siap melaksanakan pekerjaan
9). Akuntabilitas
Bertanggung jawab atas keputusan, konsekuensi, pasti serta memberi contoh
kepada oarang lain.
10) Menjaga kepercayaan publik
Dapat memberi contoh, menjaga dan meningkatkan integritas dan reputasi,
mencegah perilaku orang lain yang tidak layak.
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Kasir/Supervisor KOP.RK01.005.01
BAB III
MELAKUKAN KONFIRMASI KEPUTUSAN PELANGGN
Proses Konfirmasi
2. Diskonfirmasi
Diskonfirmasi adalah kebalikan dari konfirmasi. Konfirmasi merupakan peneguhan
hubungan, sedangkan diskonfirmasi adalah pemutusan atau penggagalan
hubungan. Diskonfirmasi dari calon pelanggan dapat diketahui dari respon berikut
ini :
a) Tangential response, yaitu diskonfirmasi ( pemutusan atau penggagalan )
dengan response sekilas
b) Impersonal response, yaitu diskonfirmasi dengan respons memberikan
komentar menggunakan kata ganti orang ketiga
c) Impervious response, yaitu diskonfirmasi dengan respons kosong, tidak
menghiraukan pihak penjual sama sekali atau tidaknya memberikan
sambutan verbal maupun non verbal
d) Irrelevant response, yaitu diskonfirmasi dengan respons tidak ada kaitan dari
calon pembeli
e) Interrupting response, yaitu diskonfirmasi dengan respons interupsi atau calon
pembeli memotong pembicaraan dan mengambil alih pembicaraan sebelum
penjual selesai berbicara.
f) Incoherent response, yaitu diskonfirmasi dengan respons calon pembeli
berbicara dengan kalimat-kalimat yang kacau, rancu, tidak lengkap dan
seenaknya.
g) Incongruous response adalah diskonfirmasi dengan respons yang disampaikan
calon pembeli antara perkataan dan pesan nonverbal bertentangan.
Proses Diskonfirmasi
B. Mengidentifikasi Bahasa dan Gerak Tubuh Pelanggan
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Kasir/Supervisor KOP.RK01.005.01
Seperti yang telah diuraikan dalam komunikasi nonverbal, bahwa bahasa tubuh
adalah pesan nonverbal visual (dapat dilihat) yang diantaranya disebut dengan
kinesik dan proksemik. Dari pesan kinesik dan proksemik calon pelanggan akan
dapat diketahui ketertarikan atau tidaknya terhadap produk yang ditawarkan.
a.Kinesik
Kinesik, yaitu suatu pesan yang menggunakan gerakan tubuh, gerakan
anggota tubuh, ekspresi wajah, gerakan mata, ukuran badan (tinggi, pendek),
berat badan (kurus, sedang, dan gemuk) dan penampilan sosok diri secara
umum. Pesan kinesik ini terdiri atas 3 komponen utama, yaitu sebagai berikut.
1). Pesan fasial
Pesan fasial, yaitu pesan dengan menggunakan mimik muka untuk
menyampaikan makna tertentu. Calon pelanggan yang raut muka cerah
saat menerima penawaran barang dari penjual menujukkan respons yang
baik dan ada kemungkinan untuk melakukan transaksi. Seperti petunjuk
kinesik lainnya, petunjuk wajah pun menimbulkan persepsi yang dapat
diandalkan. Cicero, tokoh retorika Romawi berkata “Wajah adalah
cerminan jiwa”. Ahli komunikasi nonverbal Dale G. Lethers (1976 : 21),
menuliskan tentang penelitian wajah sebagai berikut.
a). Wajah mengomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan
tidak senang yang menunjukkan apakah komunikator memandang
objek penelitian baik atau jelek.
b). Wajah mengomunikasikan berminat atau tidak berminat kepada orang
lain, pada lingkungan atau barang.
c). Wajah mengomunikasikan itensitas keterlibatan dalam suatu situasi.
d). Wajah mengendalikan tingkat pengendalian individu terhadap
pernyataan sendiri.
e). Wajah mengomunikasikan adanya atau kurangnya pengertian.
2). Pesan Gestural
Pesan gestural, yaitu menunjukkan gerakan sebagian anggota badan,
seperti mata dan tangan untuk mengomunikasi berbagai makna. Menurut
Galloway, pesan gestural digunakan untuk mengungkapkan hal-hal
berikut ini.
a). Mendorong atau membatasi
Bahasa tubuh calon pelanggan yang menandakan adanya dorongan
untuk melakukan pembelian biasanya dengan menujuk dan memilih
barang yang diinginkan. Berbeda dengan calon pelanggan yang tidak
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Kasir/Supervisor KOP.RK01.005.01
3. teleks
4. faksimili
5. e-mail (Electronic Mail)
6. internet
Menanyakan Keputusan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menanyakan menanyakan keputusan
calon pelanggan.
1. Teknik berbicara efektif
a. Suara
Kita perlu mengetahui kondisi emosional lawan bicara kita (marah, senang,
sedih,ataupun bosan), hal itu bisa kita deteksi dari nada suara, volume,
intonasi, dan iramanya.
b. Kualitas suara
Hindari suara sengau, kasar dan hembusan nafas saat berbicara.
c. Intensitas suara
Volume suara harus cukup jelas ( jangan terlalu keras terdengar oleh lawan
bicara ).
d. Irama
Irama berbicara tidak terlalu cepat dan tidak juga terlalu lambat.
e. Jeda bicara
Sebaiknya tidak terlalu lama berhenti dalam menyampaikan hal-hal yang
dianggap penting.
f. Aksen
Aksen harus apa adanya, tidak dibuat-buat.
2. Penguasaan masalah
3. Penguasaan bahasa
4. Etika dan etiket berkomunikasi terhadap calon pelanggan
5. Mengatasi konflik saat menanyakan keputusan calon pelanggan
a. Metode pengurangan konflik, terdiri dari :
o Mengganti tujuan yang menimbulkan persaingan dengan tujuan yang
lebih tepat yang diterima kedua belah pihak
o Mempersatukan kedua kelompok yang bertentangan untuk
menghadapi ancaman yang sama
b. Metode penyelesaian konflik
o Dominasi penekanan
a. Forcing ( kekerasan ), bersifat menekan secara otokratik
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Kasir/Supervisor KOP.RK01.005.01
d. “Produk ini memang sedikit mahal tetapi tahan lama, mudah perawatannya
dan suku cadang mudah didapat dengan harga relatif murah”
e. “Jadi …… Berapa banyak yang akan anda beli/ pesan, mumpung saat ini
kami kami memberikan diskon, lho”
Contoh Proses Pengambilan Keputusan Pelanggan
Setiap pelanggan selalu melakukan berbagai macam keputusan tentang
pencarian, pembelian, penggunaan beragam produk dan merek pada setiap
periode tertentu. Disiplin perilaku pelanggan berusaha mempelajari
bagaimana pelanggan mengambil keputusan dan memahami faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi dan terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut.
Seorang pelanggan yang ingin membeli sebuah mobil sedan, maka
pelanggan tersebut dihadapkan kepada beberapa merek kendaraan misal :
Toyota, Suzuki, Huyundai, Honda. Dengan demikian pelanggan harus
mengambil keputusan merek apa yang akan dibelinya, atau ia harus memilih
suatu dari beberapa pilihan merek.
Membangun Kepuasan dan Nilai Serta Mempertahankan Pelanggan
Seperti dikatan oleh SOICHIRO HONDA, tujuan kami adalah membuat
produk dengan hati senang, bisa kami jual dengan hati senang, dan para
pelanggan kami bisa memakai dengan hati senang.
D. Pengetahuan Produk
Tahukah Anda berapa jenis sampo yang beredar di pasar?, berapa jumlah merek
sampo yang diproduksi PT. Unilever?. Tahukah Anda di mana membeli sayuran
organic (sayuran yang dibudidayakan tanpa pupuk dan pestisida pabrik). Tahukah
Anda di mana bisa membeli furniture yang bermotif batik?. Tahukah Anda
bagaimana cara memasak kue dengan menggunakan tepung instant?. Jika Anda
bias menjawab semua pertanyaan tersebut, maka Anda memiliki pengetahuan
produk, pengetahuan pembelian, dan pengetahuan pemakaian yang sangat baik.
Pengetahuan pemakaian yang sangat baik. Apa yang Anda ketahui mengenai
produk, di mana membelinya, dan bagaimana mengunakannya adalah pengetahuan
konsumen.
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Kasir/Supervisor KOP.RK01.005.01
Kelas produk adalah tingkat pengetahuan produk yang paling luas, yang meliputi
beberapa bentuk, merek atau model. Supermarket menempatkan produk di rak-
raknya berdasarkan kepada kelas produk. Departemen store membagi kelas produk
yang akan dijualnya berdasarkan produk makanan/minuman, produk pakaian,
produk stationary (alat tulis), produk peralatan dapur, furniture dan lain sebagainya.
Hal ini merupakan suatu cara untuk melakukan konfirmasi kepada pelanggan agar
mau melakukan transaksi pembelian. Setiap tenaga penjual harus memahami
tingkat pengetahuan produk, sehingga bila terjadi konfirmasi langsung terhadap
pelanggan untuk penjualan suatu produk, maka tenaga penjual mampu
menerangkan tentang kelas produk, bentuk produk, merek, model/fitur.
Tabel
Tingkat Pengetahuan Produk
Kelas Bentuk Produk Merek Model/Fitur
Produk
Susu Susu Bubuk Dencow 1. Susu Bubuk Coklat
2. Susu Full Cream
3. Susu Full Cream Instan
Susu Cair Ultra 1. Kemasan 1000 ml
2. Kemasan 120 ml
Susu Kental Indomilk 1. Kemasan Kaleng 120 ml
Manis 2. Susu Kental Manis
Coklat
3. Susu Kental Manis
Plain
Sari Busah Serbuk Nutrisari 1. Kemasan Gelas
2. Kemasan isi ulang
Cair ABC 1. Rasa jeruk
2. Rasa Apel
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Kasir/Supervisor KOP.RK01.005.01
3. Rasa Sirsak
4. Rasa Mangga
5. Rasa Jambu
Kumputer Deskop ACER Veriton 3300D, Veriton 7200
IBM D
Laptop Compag Netvisita A22p, Netvisita M41
Tosiba Presario 1600, Presario 1200
Satellite 2400-A620, 2400-
A740,
1950-A740
Telepon Kabel Panasonic KX-TS10MX-W
Selular Nokia 8310, 6510, 5210, 3310
Siemens C35, C45
Kendaraan Sedan Honda Toyota Honda City, Honda Accord
Bermotor Soluna: XIi-M/T, GIi-M/T, GIi-
A/T
Corrola Altis
Camry
Crown
Lexus
Minibus Toyota Kijang Krista, Kiajang LGX
Jeep Cherokee 2000CC
Peter dan Olson (1999) membagi tiga jenis pengetahuan produk, yaitu :
Pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk, Pengetahuan tentang
manfaat produk, Pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan produk bagi
konsumen atau pelanggan.
1. Pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk
Seorang konsumen/pelanggan akan melihat suatu produk berdasarkan kepada
karakteristik atau cirri atau atribut produk tersebut. Bagi seorang
konsumen/pelanggan bila membeli suatu mobil, maka mobil yang dipilih harus
memiliki atribut warna, model, tahun pembuatan, jumlah cc, merek, manual atau
otomatis, dan sebagainya. Televisi memiliki atribut ukuran (14, 20, 20 atau 32
inchi), jenis layer (datar atau biasa), stereo, merek, dan lain-lain. Seseorang
konsumen/pelanggan mungkin memiliki kemampuanyang berbeda dengan
seseorang konsumen/pelanggan lain dalam menyebutkan karakteristik atau atribut
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Kasir/Supervisor KOP.RK01.005.01
DAFTAR PUSTAKA
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan
8. dll
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Kasir/Supervisor KOP.RK01.005.01
DAFTAR PENYUSUN
1. Posman, SE 1. Instruktur …