A. TUJUAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
BAB I
PENDAHULUAN
Pesatnya perkembangan sains dan teknologi dewasa ini, seolah-olah wajah dunia
dengan segala fasilitasnya menjanjikan akan segala-galanya. Hal tersebut merupakan
keniscayaan karena memang setiap manusia senantiasa dituntut kreatif untuk melahirkan
karya-karya sosial fundamental seiring dengan perkembangan dan tuntutan zaman. 1
Terlepas dari suatu istilah sosial yang sudah sangat populer di kalangan masyarakat
dengan sebutan kini zaman modern, yang jelas bahwa konsekuensi sosial dari
kematangan dan kemampuan manusia (ilmuan) melahirkan rekayasa-rekayasa sosial
dengan sendirinya akan secara langsung melahirkan dampak-dampak, efek-efek sosial
berdimensi positif sekaligus negatif.2
Dengan demikian pada hakekatnya rekayasa hasil karya manusia itu sendiri
dihadapkan kepadanya untuk selanjutnya lebih jeli dan pintar memilih sekaligus
melakukan jihad-jihad dalam upaya meminimalisasikan dominasi efek-efek sosial negatif
di tengah kehidupan global. Kalau perlu bagaimana segala sesuatu yang dirasa tidak ada
manfaat sosialnya, bahkan sangat boleh jadi mudharat sosial jelas adanya sedapat
mungkin dihindari dalam kehidupan ini.3
Perkembangan teknologi adalah sebuah fakta yang jelas terjadi sebagai sebuah
proses yang berlangsung secara terus-menerus bagi kehidupan global yang juga tidak
mengenal istilah berhenti, sehingga dalam hal ini diperlukan kejelasan hukum dalam
agama Islam untuk menjawab perkembangan tersebut, seperti perkembangan teknologi
bidang kedokteran, teknologi informasi dan teknologi lainnya, semuanya itu
menimbulkan persentuhan dengan hukum Islam.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Teknologi adalah pengembangan dan penggunaan dari alat, mesin, material dan
proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. 5 Kata teknologi sering
menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan proses penemuan
saintifik yang baru ditemukan. Akan tetapi, penemuan yang sangat lama seperti roda
dapat disebut teknologi. Definisi lainnya (digunakan dalam ekonomi) adalah teknologi
dilihat dari status pengetahuan yang sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber
daya untuk memproduksi produk yang diinginkan( dan pengetahuan tentang apa yang
bisa diproduksi). Oleh karena itu, dapat dilihat perubahan teknologi pada saat
pengetahuan teknik yang meningkat.6
canggih, dunia hanya perlu waktu 1,3 detik untuk mengetahui kabar pendaratan Neil
Amstrong di bulan.8 Dulu orang naik haji dengan kapal laut bias memakan waktu 17-20
hari untuk sampai ke Jeddah. Sekarang dengan naik pesawat terbang, kita hanya perlu 12
jam saja.
1. Memperoleh Kemudahan
ٍ ك َلَيا َ ْ
َ ْفك ُّرو
ن َ َ قوْم ٍ ي َت
َ ِت ل َ ِ ن ِفي ذ َل
ّ ِه إ
ُ ْ من
ِ ميًعا
ِ ج
َ ض
ِ ما ِفي الْر
َ َت و
ِ وا
َ م
َ س
ّ ما ِفي ال
َ مْ ُ خَر ل َك
ّ س
َ َو
)13 : )الجاثية
Terjemahnya: “Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang
berpikir” (QS. Al-Jatsiyah (45):13).9
manusia. Karena itu tidak wajar apabila hal itu justru terbalik, artinya tidak wajar sendiri
telah ditundukkan untuk manusia. Kepasrahan atau ketundukan manusia kepada sesuatu
yang lebih rendah, yang ditundukkan kepada manusia adalah suatu sikap yang tidak
wajar, yang bertentangan dengan maksud Allah, karena manusia sebagai khalifah-Nya
memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan segala makhluk yang Allah
ciptaan.
ْ ُم ال ْع
)185 : سَر … )البقرة ْ ُ م ال ْي
ُ ُ سَر وَلَ ي ُرِي ْد ُ ب ِك ُ ُ ه ب ِك
ُ …ي ُرِي ْد ُ الل
Terjemahnya: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu” (QS. Al-Baqarah (2) :185).
ْ ُ ك ل ِل ْي
: 8) )العلى.سَرى َ سُر
ِ َ وَن ُي
Apabila manusia mampu menghayati akan makna sains dan teknologi yang
dikembangkannya, bahwa sernua itu bukan semata-mata karena faktor diri pribadi
manusia, tetapi ada faktor lain di luar dirinya, maka manusia akan memperoleh jalan
untuk mengenal sesuatu yang lain di luar dirinya itu, yaitu Yang Maha Agung, Yang
Maha Kuasa, dan Yang Maha Bijaksana, yaitu Allah swt. Kesempurnaan alam dengan
struktur dan sistemnya tidak bisa dibayangkan akan terbentuk dengan sempurna apabila
5
tidak ada kesengajaan pihak lain, yaitu Yang Maka Kuasa dan Maha Sempurna. Semakin
luas dan dalam pengetahuan manusia akan rahasia alam ini, maka semakin dekat manusia
untuk mengenal Pencipta alam ini, yaitu Allah, Sang Khalik. Ketika pertama manusia
mengembangkan teknologi bangunan, manusia telah diberikan contoh langit yang tinggi,
yang luas dan kokoh, yang tidak takut akan runtuh. Begitu pula ketika manusia
mengembangkan teknologi pesawat udara, Allah telah memberikan contoh bagaimana
burung bisa terbang di angkasa dengan stabil, mampu mempertahankan keseimbangan
tanpa takut jatuh, dan lain sebagainya. Karena itu ketika menerangkan berbagai struktur
di alam ini, Allah menyatakan bahwa semua itu menjadi pelajaran bagi manusia untuk
lebih mengenal dan mengangungkan Allah penciptanya. Hal itu dapat kita pahami dari
berbagai ayat Al-Qur’an, diantaranya:
َ
َ ْ ل ك َي
ف ِ ْ وَ)إ َِلى ال18) ت
ِ جَبا ْ َف ُرفِع َ ْ ماِء ك َي َ س ّ وَ)إ َِلى ال17 ) تْ قَ ِ خل
ُ ف َ ْ ل ك َي
ِ ِ ن إ َِلى ا ْل ِب
َ ْأفَلَ ي َن ْظ ُُرو
(21) مذ َك ٌِر َ َ ْ َ
ُ تَ ْ ما أنَ ّ )فَذ َك ِْر إ ِن20) ت
ْ ح
َ ِ سط ُ ف َ ْ ض ك َيِ )وَإ ِلى الْر19) ت ْ َ صب ِ ُن
Teknologi, dan juga sains hanyalah sarana untuk lebih meningkatkan pengenalan
manusia kepada Allah Penciptanya. Kebesaran Allah akan lebih jelas bagi orang yang
berpengetahuan dibandingkan dengan orang yang kurang pengetahuannya. Karena itu
Allah menyatakan :
Teknologi apabila dirancang dan dimanfaatkan secara benar dalam konteks tugas
pengabdian manusia tersebut, maka teknologi diyakini akan mampu meningkatkan
kualitas pengabdiannya kepada Allah. Jam misalnya, adalah produk teknologi yang
dimanfaatkan oleh umat Islam setiap hari untukl mengetahui waktu-waktu shalat
sehingga umat Islam dapat menunaikan ibadah shalat tepat pada waktunya, begitu pula
kompas dimanfaatkan untuk mengetahui arah kiblat sehingga tidak terjadi salah arah
dalam shalat. Dalam hal produk teknologi pangan, dengan banyaknya produk makanan
7
Apabila berbagai kemajuan yang dicapai manusia diniatkan dan diarahkan untuk
kepentingan peningkatan kualitas pengabdiannya kepada Allah, maka kemajuan yang
dicapai itu tidak membuat manusia menjadi lalai akan tugas kehidupannya. Karena itu
Allah memerintahkan dalam firman-Nya:
ِ مَتاع ٌ إ َِلى َ ْ
)36 : )البقرة.ن
ٍ ْ حي َ َقّر و
َ َ ست
ْ م
ُ ض ْ ُ …وَل َك
ِ م ِفي الْر
Terjemahnya: “ …. dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup
sampai waktu yang ditentukan” (Qs. Al-Baqarah (2): 36).
َ ْ
َسب ْع
َ ن
ّ ُواه َ َماءِ ف
ّ س ّ وى إ َِلى ال
َ س َ َ ست ّ ُ مي ًْعا ث
ْ ما ِ ج
َ ض
ِ ما ِفي الْر َ مْ ُ خل َقَ ل َكَ ْهُوَ ال ّذ ِي
)29 : )البقرة.م ٌ ْ يٍء ع َل ِي
ْ ش َ ل ِ ُ ت وَهُوَ ب ِك
ٍ وا َ م
َ سَ
8
Terjemahnya: “Dia-lah Alah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu
sekalian dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.
Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-Baqarah (2): 29).
Sekalipun kesenangan dan kebahagiaan hidup itu sejak awal penciptaan manusia
telah diizinkan oleh Allah, tetapi Allah mengingatkan agar kesenangan itu jangan sampai
membuat manusia lupa diri, yang mengakibatkan manusia tergelincir dalam kesesatan
dan dosa. Hal itu dapat kita pahami dari peringatan Allah kepada Nabi Hud dan umatnya
yang menjadi pelajaran bagi kita semua sebagaimana difirmankan oleh Allah:
Terjemahnya: “Difirmankan : “Hai Nuh, turunlah dengan selamat dan sejahtera dan
penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat- umat (yang mukmin) dari
orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat- umat yang Kami beri kesenangan
pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih
dari Kami”. (QS. Hud (11) : 48).
Tidak sedikit orang yang kelihatan hidupnya taat kepada Allah, kelihatan alim,
kekeluargaannya juga baik ketika hidup susah, tetapi begitu hidup senang dia lupa,
terpedaya oleh kesenangannya. Fenomena yang monumental dalam kasus tersebut adalah
kasus Qarun yang diabadikan dalam QS. 28 (al-Qashash) : 76-82. Qarun adalah simbol
kekayaan dan kemegahan hidup sehingga kunci bangunannya saja susah dibawa oleh.
orang yang perkasa. Tetapi karena kesombongan dan kelalaiannya itulah yang
menyebabkan ia mendapat azab dari Allah sehingga ia dan kekayaannya itu hilang ditelan
bumi. Sebagaimana firman Allah :
َ
ن َ ما
َ كا َ َن اللهِ و
ِ ْن د ُو
ْ م
ِ ه ُ ْ ن فِئ َةٍ ي َن
ُ َ صُرون ْ م ُ َن ل
ِ ه َ ما
َ كا َ دارِهِ ا ْلْر
َ َض ف َ ِ فَنا ب ِهِ وَبْ س َ خَ َف
81) ن َ ْ صرِي
ِ َ من ْت ْ
ُ ن ال َ مِ
ُ س َ َ َ
َ َن ي
ُشاء ْ م
َ ِ ط الِرْزقَ ل ُ ْ ه ي َب
ََ ن الل َ ْقوْل ُو
ّ ن وَي ْك َأ ُ َس ي ِ م ْ ه ِباْل َ م
ُ َ كان َ وا ْ ّ من
َ َن تَ ْ ح ال ّذ ِي
َ َ صب
ْ وَأ
َ ْ ح ال َ َ ه ع َل َي َْنا ل َ
(82) نَ ْكافُِرو ْ ُ ه لَ ي
ُ ِ فل ُ ّ ف ب َِنا وَي ْك َأنَ س َ خ ُ ن اللّ م َ ن ْ قد ُِر ل َوْلَ أ ْ َ عَباد ِهِ وَي ِ ن ْ م ِ
Terjemahnya: (81) Maka kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam
bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab
Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).(82)
Dan jadilah orang-orang yang kemarin menciptakan kedudukan Karun itu berkata:
“Aduhai, benarlah Allah melapangkan rizki bagi siapa yang Ia kehendaki dari hamba-
9
hamba-Nya dan menyempitkannya, kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita
benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai, benarlah tidak beruntung
orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah) (QS. Al-Qashash (28); 81-82).
Seorang pekerja bangunan yang kuat dan masih muda, masih memiliki semangat
kerja dan daya tahan tubuh tinggi menggali tanah dengan peralatan tradisional untuk
pondasi bangunan dalam satu hari ia hanya mampu menggali beberapa meter kubik,
begitu pula pekerja tambang, dan lain-lain. Ketika para pekerja tersebut menggunakan
peralatan berat, ia mampu meningkatkan produktivitas kerja berlipat ganda. Bahkan
banyak kekayaan alam yang tidak mungkin dideteksi keberadaannya dan dilakukan
eksplorasi tanpa menggunakan teknologi canggih, seperti sumber minyak yang berada di
kedalaman ribuan meter atau di dasar laut. Padahal semua itu disediakan oleh Allah untuk
kesejahteraan hidup manusia.
Eksplorasi kekayaan alam diingatkan oleh Allah agar jangan sampai tak terkontrol
sehingga berubah menjadi eksploitasi alam, yang mengakibatkan kerusakan alam,
terganggunya keseimbangan lingkungan, karena justru akan mengakibatkan timbulnya
malapetaka bagi manusia, seperti banjir, pencemaran lingkungan, ,dan lain-lain. Dalam
firman Allah:
َ
ْ ُ مل
وا ِ ّ ض ال
ِ َ ذي ع َ ْم ب َع
ْ ُ قه
َ ذي
ِ ُ س ل ِي
ِ دي الّنا
ِ ْ ت أي َ َ ما ك
ْ َ سب ْ َ ساد ُ ِفي ال ْب َِر َوال ْب
َ ِ حرِ ب َ ف َ ْ ظ َهََر ال
)41 : )الروم.ن َ ْجعُوِ م ي َْرْ ُل َعَل ّه
10
َ ْ
ٌ ْ ة اللهِ قَرِي
ب َ م
َ ح
ْ ن َر َ َ خوًْفا وَط
ّ ِ مًعا إ ِ َصل
َ ُ حَها َواد ْع ُوْه ْ ِ ض ب َعْد َ إ
ِ سد ُْوا ِفي الْر ِ ف َ َو
ْ ُل ت
)56 : )العراف.ن َ ْ سن ِي
ِ ح
ْ مُ ْ ن ال َ م
ِ
Terjemahnya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat
kepada orang- orang yang berbuat baik”. (QS. al-A’raf (7) : 56).
Bagi orang beriman, sekecil apapun nikmat yang ia dapatkan dari rezeki halal
yang diberikan Allah kepadanya akan melahirkan rasa syukur kepada-Nya sebagai
pemberi nikmat. Apalagi dengan kemajuan teknologi yang mampu melipat-gandakan
nikmat itu kepadanya, maka rasa syukur kepada-Nya pun juga akan berlipat ganda. Rasa
syukur kepada Allah yang paling ringan adalah mengucapkan “alhamdulillahi rabbil
‘alamin “, namun hakikat syukur yang sebenarnya adalah memanfaatkan nikmat itu
secara, benar untuk meningkatkan ketakwaannya kepada Allah. Karena itu diperlukan
tekad, kesungguhan untuk mewujudkan rasa syukur dalam amal kehidupan secara riil.
Allah mengingatkan:
َ َ ذاِبي ل َ َ
)7 : )إبراهيم.ٌ شد ِي ْد َ َن ع
ّ ِم إ
ْ ُ فْرت ْ ِ م وَل َئ
َ َن ك ْ ُ م َلزِي ْد َن ّك
ْ ُ شك َْرت ْ ِ م ل َئ
َ ن ْ ُ ن َرب ّك
َ ّ وَإ ِذ ْ ت َأذ
Terjemahnya: “Dan (ingatlah) tatakala Tuhanmu memaklumkan “Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat- Ku), maka sesungguhnya azab- Ku sangat pedih “. QS. Ibrahim
(14) : 7).
11
Tapi di sisi lain, tak jarang iptek berdampak negatif karena merugikan dan
membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Bom atom telah menewaskan ratusan
ribu manusia di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Pada tahun 1995, Elizabetta,
seorang bayi Italia, lahir dari rahim bibinya setelah dua tahun ibunya (bernama Luigi)
meninggal. Ovum dan sperma orang tuanya yang asli, ternyata telah disimpan di
â€oebank― dan kemudian baru dititipkan pada bibinya, Elenna adik Luigi (Kompas,
16/01/1995). Bayi tabung di Barat bisa berjalan walau pun asal usul sperma dan ovumnya
bukan dari suami isteri.10 Bioteknologi dapat digunakan untuk mengubah mikroorganisme
yang sudah berbahaya, menjadi lebih berbahaya, misalnya mengubah sifat genetik virus
influenza hingga mampu membunuh manusia dalam beberapa menit saja.11
Kloning hewan rintisan Ian Willmut yang sukses menghasilkan domba kloning
bernama Dolly, akhir-akhir ini diterapkan pada manusia (human cloning). Lingkungan
10Syeichul Hadipermono, Bayi Tabung dan Rekayasa Genetika (Surabaya : Wali Demak Press
1995), h. 56.
11Nurchalis Bakry, et.al. Bioteknologi dan Al-Qur`an Referensi Dakwah Dai Modern (Jakarta :
Gema Insani Press. 1996).
12
hidup seperti laut, atmosfer udara, dan hutan juga tak sedikit mengalami kerusakan dan
pencemaran yang sangat parah dan berbahaya.
12Aziz Musthafa dan Imam Musbikin, Kloning Manusia Abad XXI Antara Harapan, Tantangan
dan pertentangan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), h. 16.
14
Apabila kiat mencermati, awal sampai akhir proses kloning, tentu hal ini akan
enimbulkan problem yang sangat besar ketika kloning diterapkan pada manusia,walaupun
di sisi lain juga ada beberapa manfaat. Seperti yang kita ketahui manusia sebagai
makhluk biologis maka laki-laki memerlukan perempuan ataupun sebaliknya.
Disamping itu proses perkembangan manusia pertama-tama diatur perkawinan
yang sah menurut Islam. Dan perkawinan adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang
pria dan wanita sebagai suami isteri berdasarkan hukum (UU), hukum agama atau adat
istiadat yang
berlaku seperti firman Allah dalam al-Qur’an.
ن ْ ُ ن ْل َعَل ّك
َ م ْت َذ َك ُّرو ِ ْ جي ْ َ خل
َ ْقَنا َْزو َ ْ يٍء
ْ ش ِ ُ ن ْك
َ ْ ل ْ م
ِ َو
Terjemahnya: “Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu
mengingat akan kebesaran Allah swt.” (QS, al-Zariyat; 49.)
Menikah mempunyai dua aspek, pertama yaitu aspek biologis agar manusia berketurunan
dan yang kedua aspek afeksional agar manusia merasa tenang mampu melayani adalah
bagi mereka yang benar terang hatiya dan cemerlang fikirannya. 13 Dan bila seorang ingin
mendapatkan keturunan, maka ia harus kawin dan menikah lebih dahulu. Dan mengenai
perkawinan itu sendiri dijelaskan oleh Allah dalam al-Qur’an.
َ َ
م ُ َ ن ْي
َ ُكوُنوا ْف
ُ قَراَء ْي ُغْن ِِههه ْ ُ مائ ِك
ْ ِ م ْإ ْ ُ عَباد ِك
َ ِ م ْوَإ ِ ْ ن
ْ م
ِ ْ ن
َ حيِ ِ صال ْ ُ من ْك
ّ م َْوال ِ ْ مى َ حوا ْاْلَياُ ِ وَأن ْك
م
ٌ ع ْع َِلي
ٌ س
ِ ه َْواُ ّ ه َْوالل ْ َن ْف
ِ ِ ضل ْ م
ِ ْ هُ ّ الل
Terjemahnya: “Dan kawinilah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-
orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayanya yang lelaki dan
hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan
mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah maha luas (pemberian-Nya) lagi maha.
(QS. Al-Nur: 32)14
Dalam kehidupan ini seseorang dapat memperoleh keturunan dari hubungan laki-
laki dan perempuan yang telah diatur oleh hukum Allah yaitu adanya akad perkawinan
yang mana di harapkan dapat menghasilkan keturunan yang baik dan mempunyai nasab
dan diterima secara baik di masyarakat. Namun akan berbeda ketika kloning manusia
benar-benar di lakukan. Kita tidak akan lagi mengenal hubungan semacam itu karena
13Dadang Hawari, Psikiater, Ilmu Kebudayaan Jiwa dan Kesehatan Jiwa (Yogyakarta: PT. Dana
Bakti Primayasa, 1996), h. 207.
14Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha putra,
1990), h.549
15
seseorang dapat memiliki anak sesuai dengan keinginannya tanpa melakukan hubungan
dengan seorang laki-laki.
Dalam Islam kloning dapat menimbulkan akibat yang fatal apabila hal ini
dilakukan terhadap manusia yaitu mulai dari perkawinan, nasab dan pembagian warisan
dan tentu hal ini akan keluar dari jalur Islam.15 Misalnya seorang laki-laki yang menikah
dengan perempuan yang keduanya masing-masing mempunyai kekembaran identik, tentu
hal ini akan dapat membuat bingung mereka semuanya, dan bila hal ini sudah terjadi
ditengah masyarakat, pasti orang akan mengalami kesulitan mengenali apakah orang itu
bersama-sama dengan isterinya atau dengan kembaranya atau dengan sebaliknya tidaklah
mustahil apabila semisal masalah ini benar-benar terjadi, dekadensi moral dan
kehancuran dunia akan terwujud selain itu sederetan masalah kewarisan, perwalian, dan
lain-lainnya akan menunggu di depan.16 Seperti dalam bahasa kaidah fiqh
dinyatakan :“Menghindari madhlarat (bahaya) harus di dahulukan atas mencari
kebaikan atau maslahah”.
Kaidah ini menjelaskan bahwa suatu perkara yang terlihat adanya manfaat atau
maslahah, namun disana juga terdapat kemafsadat- an (kerusakan) haruslah didahulukan
menghilangkan mafsadah-nya. Sebab ke-mafsadahanya dapat meluas dan menjalar
kemana-mana sehingga akan mengakibatkan kerusakan yang lebih besar.17
Kaidah fiqhiyah itu dapat kita kembalikan pada firman Allah swt.
مهها ْأ َك ْب َههُر ُ ْ س ْوَإ ِث
َ ُ مه ِ ع ِْللن ّهها ُ ِمَناف َ َم ْك َِبيٌر ْوٌ ْ ما ْإ ِث ْ ُر ْق
َ ِل ِْفيه ِ س ِ ْ ميَ ْ ر َْوال
ِ م
ْ خ َ ْ ن ْال
ِ َ ك ْعَ َ سأ َُلون ْ َي
مْ ُ ت ْل َعَل ّك ِ م ْاْل ََيا ُ ُ ه ْل َك
ُ ّ ن ْالل َ ِ و ْك َذ َل
ُ ِ ك ْي ُب َي َ فْ َل ْال ْعِ ُن ْق
َ قو ُ ف َ ما
ِ ْ ذا ْي ُن َ ْ كَ َ سأ َُلون
ْ َ ما ْوَيَ ِفعِه ْ َ ن ْن
ْ مِ
َ فك ُّرو
ن َ َ ت َت
Terjemahnya: “Mereka bertanya kepadamu tentang khamer dan judi, katakanlah pada
keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat yang sedikit bagi manusia,
tetapi dosa keduanya lebih besar dari pada manfaatnya.” (QS. Al-Baqarah: 219)
Demikian disyariatkan adanya kesanggupan dalam menjalankan perintah.
Sedangkan dalam meninggalkan larangan itu adalah lebih kuat dari pada tuntutan
15M. Masduki, Kloning Menurut Pandangan Islam, (Pasuruan: Garoeda, 1997), h. 30.
16Aziz mustafa dan Imam Musbikin, op-Cit, h. 101.
17Imam Musbikin, Qowa’id al-Fiqhiyah,, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 74.
16
menjalankan perintah.18 Dalam hal penciptaan manusia adalah melalui beberapa tahapan.
Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an Surah al-Hajj yang berbunyi:
َ ّ خل
ٍقة َ م
ُ ٍضغَة
ْ م ُ نْ م
ِ م ّ ُ قةٍ ثَ َ ن ع َل
ْ م
ِ م ّ ُ فةٍ ثَ ْ ن ن ُط
ْ م
ِ م ّ ُب ثٍ ن ت َُراْ م ِ م ْ َ خل
ْ ُ قَناك َف
َ إ ِّنا.....
َ
...... مى ّ س
َ م ُ ل ٍ ج َ شاُء إ َِلى أ َ َ ما نَ ِ حامَ قّر ِفي اْل َْر ْ ُ ن ل َك
ِ ُ م وَن َ ِ قةٍ ل ِن ُب َيَ ّ خل ُ ِوَغ َي ْر
َ م
Terjemahnya: “…Kami telah menjadikan kamu dari tanah,kemudian dari setetes
mani,kemudian dari segumpal darah,kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna,agar kami jelaskan kepda kamu dan kami tetapkan
dalam rahim,apa yang kami kehendaki sampai waktu yangsudah ditentukan……..(QS.
Al-Hajj: 5)
Dari kutipan ayat diatas, tampak kiranya bahwa paradigma al-Qur’an mengenai
penciptaan manusia dan terlihat pencegahan terhadap tindakan-tindakan manusia yang
mengarah terhadap kloning.Mulai dari awal kehidupan hingga saat kematian, semuanya
adalah tindakan dari Tuhan.Segala bentuk peniruan atas tindakanNya dianggap sebagai
perbuatan melampaui batas.
Oleh karenanya untuk menyikapi berbagai macam masalah mengenai kloning
manusia, bisa memakai pertimbangan, sebagai berikut:
a. Pertimbangan Teologi
Dalam hal ini al-Qur’an megisyaratkan adanya intervensi manusia didalam proses
produksi manusia.Sebagaimana termaktub dalam firmanNya Q.S.al-Mukminun ayat 13-
14 yang berbunyi: Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)dalam
tempat yang kokoh (rahim) Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging,dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang-belulang,lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging.Kemudian
Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain.Maka maha sucilah Allah,Pencipta yang
paling baik.
Ayat ini mengisyaratkan unsur manusia ada tiga yaitu; unsur jasad (jasadiyah),
unsur nyawa (nafs), dan Unsur ruh (ruh). Adapun dalam pertimbangan ini manusia
mengetahui proses terjadinya manusia,oleh karenanya untuk mengetahui keafsahan
kloning dalam Islam harus dikaitkan dengan dua pertimbangan selanjutnya, yaitu
pertimbangan moral dan hukum.
b. Pertimbangan Moral
18 Ibid., h. 75.
17
Dari sudut pertimbangan moral bahwa berbagai macam riset atau penelitian
hendaknya selalu dikaitkan dengan Tuhan, karena riset dengan tujuan apapun tanpa
dikaitkan dengan Tuhan tentu akan menimbulkan resiko, meskipun manusia di muka
bumi adalah sebagai khalifah, namun dalam mengekpresikan dan mengaktualisasikan
kebesaran kreatifitasnya tersebut seyogyanya tetap mengacu pada pertimbangan moral
dalam agama.
c. Pertimbangan Hukum Islam
Dari beragam pertimbangan mungkin pertimbangan hukum inilah yang secara
tegas memberikan putusan, khususnya dari para ulama’ fiqh yang akan menolak
mengenai praktek kloning manusia selain memakai dua landasan pertimbangan di atas.
Larangan ini muncul karena alasan adanya kekhawatiran tingginya frekuensi mutasi pada
gen produk kloning sehingga akan menimbulkan efek buruk pada kemudian hari dari segi
pembiayaan yang sangat mahal dan juga dari sudut pandang ushul fiqh bahwa jika
sesuatu itu lebih banyak madharat-nya dari pada manfaatnya maka sesuatu itu perlu
ditolak.19
Dalam masalah ini terdapat beberapa pendapat ulama tentang kloning manusia
diantaranya; tidak pernah memisahkan ketetapan-ketetapan hukumnya dari moral
sehingga dalam kasus kloning walaupun dalam segi aqidah tidak melanggar wilayah
qodrat Illahi, namun karena dari moral teknologi kloning dapat mengantar kepada
perpecahan manusia karena larangan lahir dari aspek ini.11
Munawar Ahmad Anas mengatakan bahwa paradigma al-Qur’an menolak kloning
seluruh siklus kehidupan mulai dari kehidupa hingga kematian, adalah tindakan Illahiyah.
Manusia adalah agen yang diberi amanah oleh Tuhan, karena itu penggandaan manusia
semata-mata tak di perlukan (suatu tindakan yang mubadzir). Sedang Abdul Aziz
Sachedia, salah seorang tokoh agama Islam Amerika Serikat mengatakan bahwa
“teknologi kloning hanya akan meruntuhkan institusi perkawinan”
Proses kejadian manusia tanpa proses pembuahan sperma lakilaki adalah tanda
dari kekuasaan Tuhan. Perkembangan ilmu dan teknologi merupakan konskuensi logis
dari konsep ilmu dalam al-Qur’an yang mengatakan hakekat ilmu adalah menemukan
sesuatu yang baru bagi masyarakat dari hal yang tidak tahu menjadi tahu seperti dalam
firman Allah:
ِ م ْآ ََيات َِنها ْوَي َُز َ َك
َ م ْال ْك َِتها
ب ُ كه ُ ِ م ْوَي ُعَل
ُ م ُ كي
ْ كه ْ م ْي َت ْل ُههو ْع َل َي ْك ُهه ِ ْ سهوًل
ُ ْ من
ْ كه ُ م َْر ْ ُ سل َْنا ِْفيك َ ما ْأْر َ
ن
َ مو ُ َ كوُنوا ْت َعْل ْ َ ما ْل
ُ َ م ْت ْ ُ مك
َ ْ م ُ ِ ة ْوَي ُعَل
َ م ِ ْ َوال
َ ْ حك
Terjemahnya: “Sebagaimana kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang
membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan
kepadamu al-kitab dan hikmah serta mengajarkan kepada kamu apaapa yang belum
kamu ketahui. (QS. Al-Baqarah: 151)
Seluruh ilmu bisa diterima, namun harus dilihat manfaat dan madharatnya seperti
halnya kloning yang menimbulkan pro dan kontra. Tim bahsul masa’il Nahdhatul Ulama’
menjawab seputar masalah kloning gen pada tanaman, hewan dan manusia. Pemanfaatan
teknologi pada tanaman diperbolehkan, karena hajat manusia untuk kemaslahatannya.
Kloning gen pada hewan di perbolehkan dengan catatan; dengan hewan yang halal di
makan,
tidak menimbulkan takdzib (penyiksaan), tidak melakukan penyilangan antar hewan yang
haram dengan yang halal Adapun kloning pada gen manusia menurut etika dan hukum
agama tidak dibenarkan (haram) serta harus dicegah sedini mungkin.20
Hal ini karena akan menimbulkan masalah baru dan madharat yang lebih besar,
diantaranya; Pertama, tidak mengikuti sunah Rasul, karena Rasul menganjurkan untuk
menikah. Dan barang siapa tidak mengikuti sunah rasul berarti tidak termasuk golongan
Rasulallah.
Kedua, tidak mungikuti ajaran kedokteran Nabi, karena mereka tidak melakukan
hubungan seksual. Ketiga, bagi kaum laki-laki yang tidak beristeri bisa menimbulkan
gangguan yang tidak diharapkan seperti hal syahwatnya menjadi lemah, menimbulkan
kesedihan dan kemuraman. Gerak tubuhnya menjadi kaku dan bagi kaum wanita
badannya menjadi dingin (frigiditis). Keempat, ada kecenderungan melakukan onani
(masturbasi) atau berzina yang sangat dilarang oleh Islam. Kelima, tidak bisa
memanfaatkan kegembiraan dan kelezatan dalam hubungan seksual.21
Kloning terhadap manusia banyak melahirkan persoalan bagi kehidupan manusia,
terutama dari sisi etika dan persoalan keagamaan serta keyakinan, namun di sisi lain
20Munawar Ahmad Anees, Islam dan Masa Depan Biologis Umat Manusia, Etika
Gender,Teknologi, (Bandung: Mizan, 1995), h. 30.
21 M. Masduki, Op-cit, h. 123-124
19
adapula beberapa manfaatnya. Berikut ini beberapa manfaat kloning, khusus dalam
bidang medis. Beberapa diantara keuntungan terapeutik dari teknologi kloning adalah
sebagai berikut:
a. Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur untuk
mendapatkan anak.
b. Organ manusia dapat dikloning secara selektif untuk dapat dimanfaatkan sebagai
organ pengganti bagi pemilik sel organ itu sendiri, sehingga dapat meminimalisir
resiko penolakan.
c. Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan jaringan-jaringan
tubuh yang rusak, contohnya urat saraf serta jaringan otot.
d. Teknologi kloninng memungkinkan para ilmuan medis untuk menghidupkan dan
mematikan sel-sel, dengan demikian teknologi dapat digunakan untuk mengatasi
kanker.
e. Teknologi kloning memungkinkan dilakukannya pengujian dan penyembuhan
penyakit-penyakit keturunan.22
Islam tidak pernah memisahkan ketetapan ketetapan hukumnya dari moral.
Sehingga dalam kasus kloning, walaupun dalam segi akidah tidak melanggar ‘Wilayah
kodrat Ilahi’, namun karena dari moral teknologi kloning dapat mengantar kepada
pelecehan manusia, maka dilarang lahir dari aspek ini.
Dengan demikian, perlu disadari bahwa hal ihwal tentang penciptaan (setiap yang
hidup/bernyawa) adalah wilayah kekuasan tuhan yang sangat mustahil untuk dapat ditiru
oleh ilmuan sejenius apapun, kesadaran ini perlu ada dalam jiwa manusia untuk lebih
bijaksana dalam menjelajahi ilmu pengetahuan, atau paling tidak meminimalisir sikap
coba-coba yang akan menyebabkan organisme dan gen atau bahan-bahan dasar lainnya
terbuang sia-sia atau dimatika begitu saja dengan unsur kesengajaan yang lebih besar
hanya demi teknologi.
Masalah lain yang ditimbulkan oleh teknologi kloning speriti produk bayi tabung,
adalah perebutan bayi. Seperti contoh kasus yang menimpa pasangan suami isteri yang
menitipkan embrionya dalam rahim mother hoster. Setelah sekitar 36 minggu
mengandung dan akhirnya melahirkan bayi titipan tersebut, si mother hoster mengklaim
22Abdul Fadl Mohsin Ebrahim, Cloning, Eutanasia, Tranfusi darah, Transpalasi organ, dan
eksperimen pada hewan,Telaah Fiqh dan Biotek Islam, (Serambi: 2004), h.108.
20
bayi tersebut miliknya, dan tidak bersedia mengembalikannya pada ayah dan ibu
biologisnya.
21
BAB III
PENUTUP
Kemajuan yang telah dicapai manusia dalam bidang Teknologi merupakan
sesuatu yang patut disyukuri karena dengan kemajuan tersebut akan memudahkan
manusia dalam mengerjakan pekerjaan dan tugas yang harus dikerjakannya. Namun,
tidak semua kemajuan yang telah dicapai tersebut membawa dampak positif atau
bermanfaat. Diantara kemajuan yang telah dicapai tersebut ternyata dapat membawa
dampak negatif atau mafsadah bagi manusia.
Dalam kehidupan ini, Islam adalah agama yang paling sempurna yang diturunkan
Allah melalui baginda rasulullah saw. Salah satu karakteristik Islam yang membedakan
dengan ajaran lainnya adalah syumul. Islam adalah agama samawi yang menjamah
seluruh aspek-aspek kehidupan. Sifatnya yang menyeluruh membuat tidak ada sudut
sekecil apapun yang tidak dapat disentuh oleh nilai-nilai Islam. Begitu juga dengan
teknologi, dalam hal ini Islam juga berperan besar dalam kemajuannya,
pengembangannya, sampai pada pengawasannya. Sehingga perkembangan teknologi
yang pesat tersebut terutama dalam bidang kedokteran yang memberikan persoalan
tersendiri dalam hal benturannya dengan hukum Islam.
Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam
perkembangan iptek setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai
paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan. Jadi, paradigma Islam, dan bukannya
paradigma sekuler, yang seharusnya diambil oleh umat Islam dalam membangun struktur
ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek.
Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya
dijadikan tolok ukur umat Islam dalam mengaplikasikan teknologi.
22
DAFTAR PUSTAKA
Anees, Munawar Ahmad. Islam dan Masa Depan Biologis Umat Manusia, Etika
Gender,Teknologi. Bandung: Mizan, 1995.
Bakry, Nurchalis. et.al. Bioteknologi dan Al-Qur`an Referensi Dakwah Dai Modern.
Jakarta : Gema Insani Press. 1996.
Ebrahim, Abdul Fadl Mohsin. Cloning, Eutanasia, Tranfusi darah, Transpalasi organ,
dan eksperimen pada hewan,Telaah Fiqh dan Biotek Islam. Serambi: 2004.
Hadipermono, Syeichul. Bayi Tabung dan Rekayasa Genetika. Surabaya : Wali Demak
Press 1995.
Hawari, Dadang. Psikiater, Ilmu Kebudayaan Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: PT.
Dana Bakti Primayasa, 1996.
Musthafa. Aziz, dan Imam Musbikin, Kloning Manusia Abad XXI Antara Harapan,
Tantangan dan pertentangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Qaradhawi, Yusuf. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta : Gema Insani Press, 1997.
Raharjo, Budi. Teknologi dan Teknik, dalam, internet Br. School (of Thought), diakses
02 Nopember 2007.Br. School (of Thought)
Tim Perumus Fakultas Teknik UMJ Jakarta, al-Islam dan IPTEK, jilid I. Jakarta:
Rajawali Press, 1999.
Winarno, Budi. Globalisasi Wujud Imperialisme Baru. Yogyakarta : Tajidu Press, 2004.
C. EVALUASI