Anda di halaman 1dari 24

PERTEMUAN KE-5

MANFAAT DAN MAFSADAT TEKHNOLOGI TERHADAP HUKUM ISLAM

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut:

1. Memahami manfaat dan mafsadat dari tekhnologi


2. Memahami manfaat dan mafsadat tekhnologi terhadap hukum Islam

B. URAIAN MATERI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan sains dan teknologi dewasa ini, seolah-olah wajah dunia
dengan segala fasilitasnya menjanjikan akan segala-galanya. Hal tersebut merupakan
keniscayaan karena memang setiap manusia senantiasa dituntut kreatif untuk melahirkan
karya-karya sosial fundamental seiring dengan perkembangan dan tuntutan zaman. 1
Terlepas dari suatu istilah sosial yang sudah sangat populer di kalangan masyarakat
dengan sebutan kini zaman modern, yang jelas bahwa konsekuensi sosial dari
kematangan dan kemampuan manusia (ilmuan) melahirkan rekayasa-rekayasa sosial
dengan sendirinya akan secara langsung melahirkan dampak-dampak, efek-efek sosial
berdimensi positif sekaligus negatif.2

Dengan demikian pada hakekatnya rekayasa hasil karya manusia itu sendiri
dihadapkan kepadanya untuk selanjutnya lebih jeli dan pintar memilih sekaligus
melakukan jihad-jihad dalam upaya meminimalisasikan dominasi efek-efek sosial negatif
di tengah kehidupan global. Kalau perlu bagaimana segala sesuatu yang dirasa tidak ada

1Baca dan pahami secara analisis realitas QS. 3 : 189-191.


2Salah satu misalnya dalam hal tersebut yang mungkin merupakan hasil temuan penelitian terbaru
akhir-akhir ini yang dilakukan oleh pakar Universitas Tel Aviv-Israel tentang Penggunaan Helm yang telah
mereka modifikasi sedemikian rupa, sehingga pengaruh penggunaan alat tersebut yang dilakukan 15 menit
dalam setiap hari sampai berturut-turut 6 bulan, dapat meningkatkan daya kecerdasan seseorang hingga
20%, dan bagi orang yang daya pendengarannya kurang akan menjadi terang. (Sabtu: Berita RCTI pukul
05.45 pagi, tanggal 18 Juni 2005).
1

manfaat sosialnya, bahkan sangat boleh jadi mudharat sosial jelas adanya sedapat
mungkin dihindari dalam kehidupan ini.3

Perkembangan teknologi adalah sebuah fakta yang jelas terjadi sebagai sebuah
proses yang berlangsung secara terus-menerus bagi kehidupan global yang juga tidak
mengenal istilah berhenti, sehingga dalam hal ini diperlukan kejelasan hukum dalam
agama Islam untuk menjawab perkembangan tersebut, seperti perkembangan teknologi
bidang kedokteran, teknologi informasi dan teknologi lainnya, semuanya itu
menimbulkan persentuhan dengan hukum Islam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan masalah yang akan


dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:

1. Bagaimana manfaat dan mafsadah teknologi?


2. Bagaimana pengaruh teknologi terhadap hukum Islam?

3Baca, QS. 7: 55.


2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Manfaat dan mafsadah teknologi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknologi diartikan sebagai


kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan
proses teknis. Teknologi adalah ilmu tentang cara menerapkan sains untuk
memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan kenyamanan manusia.4

Teknologi adalah pengembangan dan penggunaan dari alat, mesin, material dan
proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. 5 Kata teknologi sering
menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan proses penemuan
saintifik yang baru ditemukan. Akan tetapi, penemuan yang sangat lama seperti roda
dapat disebut teknologi. Definisi lainnya (digunakan dalam ekonomi) adalah teknologi
dilihat dari status pengetahuan yang sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber
daya untuk memproduksi produk yang diinginkan( dan pengetahuan tentang apa yang
bisa diproduksi). Oleh karena itu, dapat dilihat perubahan teknologi pada saat
pengetahuan teknik yang meningkat.6

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang


berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana
modern industri, komunikasi, dan transportasi, misalnya, terbukti amat bermanfaat.
Dengan ditemukannya mesin jahit, dalam 1 menit bias dilakukan sekitar 7000 tusukan
jarum jahit. Bandingkan kalau kita menjahit dengan tangan, hanya bisa 23 tusukan per
menit.7 Dahulu Ratu Isabella (Italia) di abad XVI perlu waktu 5 bulan dengan sarana
komunikasi tradisional untuk memperoleh kabar penemuan benua Amerika oleh
Columbus (?). Lalu di abad XIX Orang Eropa perlu 2 minggu untuk memperoleh berita
pembunuhan Presiden Abraham Lincoln. Tapi pada 1969, dengan sarana komunikasi

4Departemen Pendidikan nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia.


5Budi Raharjo, Teknologi dan Teknik, dalam, internet Br. School (of Thought), diakses 02
Nopember 2007.Br. School (of Thought)
6www. Wikipedia .com
7Yusuf Qaradhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam ( Jakarta : Gema Insani Press, 1997). h. 23.
3

canggih, dunia hanya perlu waktu 1,3 detik untuk mengetahui kabar pendaratan Neil
Amstrong di bulan.8 Dulu orang naik haji dengan kapal laut bias memakan waktu 17-20
hari untuk sampai ke Jeddah. Sekarang dengan naik pesawat terbang, kita hanya perlu 12
jam saja.

Pengembangan teknologi memerlukan usaha secara sungguh sungguh, baik dalam


bentuk penemuan sains sebagai basisnya, maupun penerapan dan pengembangan sains
tersebut dalam bentuk teknologi. Usaha pengembangan teknologi tersebut dilakukan
karena diyakini memiliki manfaat yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Di antara
manfaat-manfaat teknologi tersebut adalah :

1. Memperoleh Kemudahan

Kemampuan fisik manusia untuk meraih berbagai kebutuhan hidup sangat


terbatas. Pandangan mata, pendengaran telinga manusia terbatas, begitu pula kekuatan
dan keterampilan tangan dan kakinya. Kemampuan fisik manusia itu tidak sebanding
dengan kebutuhan yang diinginkan. Tetapi manusia sebagai khalifah Allah diberikan
kemampuan akal-pikiran untuk memanfaatkannya menemukan cara-cara yang tepat dan
efektif guna meraih kebutuhan hidup yang tidak mungkin dicapai melalui kemampuan
fisik semata. Akal-pikiran manusia mampu mendayagunakan segala yang Allah ciptakan
di bumi ini. Kemampuan itu memang telah ditentukan oleh Allah Swt sebagaimana Allah
nyatakan dalam firman-Nya

ٍ ‫ك َلَيا‬ َ ْ
َ ْ‫فك ُّرو‬
‫ن‬ َ َ ‫قوْم ٍ ي َت‬
َ ِ‫ت ل‬ َ ِ ‫ن ِفي ذ َل‬
ّ ِ‫ه إ‬
ُ ْ ‫من‬
ِ ‫ميًعا‬
ِ ‫ج‬
َ ‫ض‬
ِ ‫ما ِفي الْر‬
َ َ‫ت و‬
ِ ‫وا‬
َ ‫م‬
َ ‫س‬
ّ ‫ما ِفي ال‬
َ ‫م‬ْ ُ ‫خَر ل َك‬
ّ ‫س‬
َ َ‫و‬
)13 : ‫)الجاثية‬

Terjemahnya: “Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang
berpikir” (QS. Al-Jatsiyah (45):13).9

Kata sakhara dalam ayat tersebut arti harfiahnya menundukkan atau


merendahkan, maksudnya adalah agar alam raya dengan segala, manfaat yang dapat
diraih darinya harus tunduk dan dianggap sebagai sesuatu yang posisinya di bawah
8Budi Winarno, Globalisasi Wujud Imperialisme Baru (Yogyakarta : Tajidu Press, 2004), h.
9Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha putra,
1990).
4

manusia. Karena itu tidak wajar apabila hal itu justru terbalik, artinya tidak wajar sendiri
telah ditundukkan untuk manusia. Kepasrahan atau ketundukan manusia kepada sesuatu
yang lebih rendah, yang ditundukkan kepada manusia adalah suatu sikap yang tidak
wajar, yang bertentangan dengan maksud Allah, karena manusia sebagai khalifah-Nya
memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan segala makhluk yang Allah
ciptaan.

Memperoleh kemudahan dalam hidup dengan mengembangkan potensi diri dan


dengan memanfaatkan segala yang Allah tundukkan bagi manusia di alam ini sejalan
dengan kehendak Allah. Allah menghendaki manusia memperoleh kemudahan, dan tidak
menghendaki menghadapi kesusahan hidup. Hal itu dinyatakan oleh Allah dalam firman-
Nya:

ْ ُ‫م ال ْع‬
)185 : ‫سَر … )البقرة‬ ْ ُ ‫م ال ْي‬
ُ ُ ‫سَر وَلَ ي ُرِي ْد ُ ب ِك‬ ُ ُ ‫ه ب ِك‬
ُ ‫…ي ُرِي ْد ُ الل‬
Terjemahnya: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu” (QS. Al-Baqarah (2) :185).

Allah menyatakan, bahwa memang Allah sengaja memberikan berbagai


kemudahan kepada manusia agar manusia hidup dengan mudah.

ْ ُ ‫ك ل ِل ْي‬
: 8)‫ )العلى‬.‫سَرى‬ َ ‫سُر‬
ِ َ ‫وَن ُي‬

Terjemahnya: “Dan Kami memberimu kemudahan agar kamu memperoleh


kemudahan”. (QS. al-A’la (87) : 8).

2. Mengenal dan Mengagungkan Allah.

Apabila manusia mampu menghayati akan makna sains dan teknologi yang
dikembangkannya, bahwa sernua itu bukan semata-mata karena faktor diri pribadi
manusia, tetapi ada faktor lain di luar dirinya, maka manusia akan memperoleh jalan
untuk mengenal sesuatu yang lain di luar dirinya itu, yaitu Yang Maha Agung, Yang
Maha Kuasa, dan Yang Maha Bijaksana, yaitu Allah swt. Kesempurnaan alam dengan
struktur dan sistemnya tidak bisa dibayangkan akan terbentuk dengan sempurna apabila
5

tidak ada kesengajaan pihak lain, yaitu Yang Maka Kuasa dan Maha Sempurna. Semakin
luas dan dalam pengetahuan manusia akan rahasia alam ini, maka semakin dekat manusia
untuk mengenal Pencipta alam ini, yaitu Allah, Sang Khalik. Ketika pertama manusia
mengembangkan teknologi bangunan, manusia telah diberikan contoh langit yang tinggi,
yang luas dan kokoh, yang tidak takut akan runtuh. Begitu pula ketika manusia
mengembangkan teknologi pesawat udara, Allah telah memberikan contoh bagaimana
burung bisa terbang di angkasa dengan stabil, mampu mempertahankan keseimbangan
tanpa takut jatuh, dan lain sebagainya. Karena itu ketika menerangkan berbagai struktur
di alam ini, Allah menyatakan bahwa semua itu menjadi pelajaran bagi manusia untuk
lebih mengenal dan mengangungkan Allah penciptanya. Hal itu dapat kita pahami dari
berbagai ayat Al-Qur’an, diantaranya:

َ
َ ْ ‫ل ك َي‬
‫ف‬ ِ ْ ‫ وَ)إ َِلى ال‬18) ‫ت‬
ِ ‫جَبا‬ ْ َ‫ف ُرفِع‬ َ ْ ‫ماِء ك َي‬ َ ‫س‬ ّ ‫ وَ)إ َِلى ال‬17 ) ‫ت‬ْ ‫ق‬َ ِ ‫خل‬
ُ ‫ف‬ َ ْ ‫ل ك َي‬
ِ ِ ‫ن إ َِلى ا ْل ِب‬
َ ْ‫أفَلَ ي َن ْظ ُُرو‬
(21) ‫مذ َك ٌِر‬ َ َ ْ َ
ُ ‫ت‬َ ْ ‫ما أن‬َ ّ ‫ )فَذ َك ِْر إ ِن‬20) ‫ت‬
ْ ‫ح‬
َ ِ ‫سط‬ ُ ‫ف‬ َ ْ ‫ض ك َي‬ِ ‫ )وَإ ِلى الْر‬19) ‫ت‬ ْ َ ‫صب‬ ِ ُ‫ن‬

Terjemahnya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana dia


diciptakan?, Dan langit, bagaimana dia ditinggikan?, Dan gunung-gunung,
bagaimana dia ditegakkan?, Dan bumi, bagaimana dia dihamparkan?, Maka berilah
peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberikan peringatan.
(QS. Al-Ghasiyah (88): 17-21).

Dalam firman Allah menyatakan:


َ ُ ٍ ‫ف الل ّي ْل والن ّهار َلَيا‬ َ ْ ِ ‫خل ْق السموا‬
ِ ‫ت ِلوِلي اْلل َْبا‬
(190 : ‫ )ال عمران‬.‫ب‬ ِ َ َ ِ ِ َ‫خت ِل‬
ْ ‫ض َوا‬
ِ ‫ت وَالْر‬ َ َ ّ ِ َ ‫ن ِفي‬
ّ ِ‫إ‬

Terjemahnya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih


bergantinya malam dan siang terdapat tanda- tanda bagi orang yang berakal “. (QS. Ali
Imran (3) : 190).

Teknologi, dan juga sains hanyalah sarana untuk lebih meningkatkan pengenalan
manusia kepada Allah Penciptanya. Kebesaran Allah akan lebih jelas bagi orang yang
berpengetahuan dibandingkan dengan orang yang kurang pengetahuannya. Karena itu
Allah menyatakan :

28 : ‫ؤا … )فاطر‬ َ َ ‫عَباد ِهِ ال ْعُل‬


ُ ‫م‬ ِ ‫ن‬
ْ ‫م‬
ِ ‫ه‬ َ ‫خ‬
َ ‫شى الل‬ ْ َ ‫ما ي‬
َ ّ ‫إ ِن‬

Terjemahnya: “Sesungguhnya orang yang takut kepada Allah di antara hamba


hainba-Nya, hanyalah orang yang berilmu pengetahuan”. QS. Fathir (35) : 28).
6

3. Meningkatkan Kualitas Pengabdian Kepada Allah

Manusia diciptakan oleh Allah hanyalah untuk mengabdi kepada-Nya. Demikian


dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya:

(56 : ‫ )الذاريات‬.‫ن‬ َ ْ ‫ن وَا ْل ِن‬


ِ ْ‫س إ ِلّ ل ِي َعْب ُد ُو‬ ِ ْ ‫ت ال‬
ّ ‫ج‬ ْ َ ‫خل‬
ُ ‫ق‬ َ ‫ما‬
َ َ‫و‬
Terjemahnya: “Dan tidaklah Au menciptakan jin dan manusia melainkan untuk
mengabdi kepada-Ku”. (QS. al- Dzariyat (51) : 56).

Seluruh aktivitas hidup manusia hendaknya diwujudkan sebagai pelaksanaan


pengabdian kepada Allah tersebut. Pengabdian manusia kepada Allah di sini adalah
pengabdian dalam arti luas, yaitu seluruh aktivitas, yang memenuhi kriteria (1) diniatkan
untuk menaati aturan Allah; (2) dilakukan dengan mengikuti ketentuan yang diberikan
alah, baik dalam bentuk kegiatan yang telah ditentukan tata caranya maupun dalam
bentuk penggalian jenis kegiatan yang bermanfaat yang sejalan dengan nilai-nilai
kebenaran yang ditunjukkan Allah; dan (3) dimaksudkan untuk memperoleh ridha Allah.

Nilai sebuah pengabdian manusia kepada aalah membuat manusia harus


mengesampingkan kesenangan atau kepuasan pribadi, dengan catatan bahwa apa yang
Allah ridhai bagi manusia adalah sesuatu yang terbaik bagi manusia. Allah Maha Tahu
akan segala sesuatu yang paling bermanfaat bagi manusia, dan Allah tidak menginginkan
kesenangan-Nya sendiri dengan mengorbankan kepentingan manusia. Alah Maha Kaya
dan Maha Kuasa sehingga Dia tidak menginginkan apapun dari pengabdian manusia
kepada-Nya. Kewajiban yang Allah berikan pada manusia untuk mengabdi kepada-Nya
adalah untuk kepentingan manusia sendiri, untuk kemaslahatan manusia.

Teknologi apabila dirancang dan dimanfaatkan secara benar dalam konteks tugas
pengabdian manusia tersebut, maka teknologi diyakini akan mampu meningkatkan
kualitas pengabdiannya kepada Allah. Jam misalnya, adalah produk teknologi yang
dimanfaatkan oleh umat Islam setiap hari untukl mengetahui waktu-waktu shalat
sehingga umat Islam dapat menunaikan ibadah shalat tepat pada waktunya, begitu pula
kompas dimanfaatkan untuk mengetahui arah kiblat sehingga tidak terjadi salah arah
dalam shalat. Dalam hal produk teknologi pangan, dengan banyaknya produk makanan
7

yang beredar di masyarakat, kita mampu mengetahui komponen-komponen yang


dipergunakan sebagai bahan, proses pembuatannya, sehingga kita dapat mengetahui
apakah makanan yang kita konsumsi itu halal atau haram, begitu pula dengan
produk-produk teknologi lainnya.

Apabila berbagai kemajuan yang dicapai manusia diniatkan dan diarahkan untuk
kepentingan peningkatan kualitas pengabdiannya kepada Allah, maka kemajuan yang
dicapai itu tidak membuat manusia menjadi lalai akan tugas kehidupannya. Karena itu
Allah memerintahkan dalam firman-Nya:

)162 : ‫ن؟ )النعام‬ ِ َ ‫ب ال َْعال‬


َ ْ ‫مي‬ ِ ‫ماِتي للهِ َر‬
َ ‫م‬
َ َ‫حَيايَ و‬
ْ ‫م‬
َ َ‫كي و‬ ُ ُ ‫صلَِتي وَن‬
ِ ‫س‬ َ ‫ن‬ ْ ُ‫ق‬
ّ ِ‫ل إ‬

Terjemahnya: “Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku,


hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. (QS. al-An’am (6) : 162).

4. Memperoleh Kesenangan dan Kebahagiaan Hidup

Kemudahan-kemudahan yang diperoleh manusia melalui pemanfaatan teknologi


membuat manusia dapat memperoleh kesenangan dan kebahagiaan hidup serta tetap
dalam koridor kesenangan dan kebahagiaan yang halal, yang diridhai Allah. Allah tidak
menghendaki manusia hidup susah, tetapi sebaliknya Allah menghendaki manusia hidup
senang, hidup bahagia. Ketika Allah menempatkan Adam dan istrinya di bumi, Allah
berfirman:

ِ ‫مَتاع ٌ إ َِلى‬ َ ْ
)36 : ‫ )البقرة‬.‫ن‬
ٍ ْ ‫حي‬ َ َ‫قّر و‬
َ َ ‫ست‬
ْ ‫م‬
ُ ‫ض‬ ْ ُ ‫…وَل َك‬
ِ ‫م ِفي الْر‬
Terjemahnya: “ …. dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup
sampai waktu yang ditentukan” (Qs. Al-Baqarah (2): 36).

Untuk memperoleh kesenangan dan kebahagiaan hidup yang disediakan oleh


Allah itu, manusia diberikan sarana kebutuhan yang serba lengkap di bumi, sebagaimana
Allah nyatakan:

َ ْ
َ‫سب ْع‬
َ ‫ن‬
ّ ُ‫واه‬ َ َ‫ماءِ ف‬
ّ ‫س‬ ّ ‫وى إ َِلى ال‬
َ ‫س‬ َ َ ‫ست‬ ّ ُ ‫مي ًْعا ث‬
ْ ‫ما‬ ِ ‫ج‬
َ ‫ض‬
ِ ‫ما ِفي الْر‬ َ ‫م‬ْ ُ ‫خل َقَ ل َك‬َ ْ‫هُوَ ال ّذ ِي‬
)29 : ‫ )البقرة‬.‫م‬ ٌ ْ ‫يٍء ع َل ِي‬
ْ ‫ش‬ َ ‫ل‬ ِ ُ ‫ت وَهُوَ ب ِك‬
ٍ ‫وا‬ َ ‫م‬
َ ‫س‬َ
8

Terjemahnya: “Dia-lah Alah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu
sekalian dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.
Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-Baqarah (2): 29).

Sekalipun kesenangan dan kebahagiaan hidup itu sejak awal penciptaan manusia
telah diizinkan oleh Allah, tetapi Allah mengingatkan agar kesenangan itu jangan sampai
membuat manusia lupa diri, yang mengakibatkan manusia tergelincir dalam kesesatan
dan dosa. Hal itu dapat kita pahami dari peringatan Allah kepada Nabi Hud dan umatnya
yang menjadi pelajaran bagi kita semua sebagaimana difirmankan oleh Allah:

ُ َ ‫ك وع ََلى أ ُمم ممن مع‬


‫م‬
ْ ُ‫سه‬
ّ ‫م‬ ّ ُ‫م ث‬
َ َ‫م ي‬ ْ ُ‫مت ِعُه‬
َ
َ ُ ‫سن‬َ ‫م‬ ٌ ‫م‬َ ‫ك وَأ‬ َ َ ْ ّ ِ ٍ َ َ َ ْ ‫ت ع َل َي‬ َ ‫مّنا وَب ََر‬
ٍ ‫كا‬ ِ ٍ ‫سلَم‬ ْ ِ ‫ح اهْب‬
َ ِ‫ط ب‬ َ ْ ‫قِي‬
ُ ْ‫ل َيان ُو‬
(48 : ‫ )هود‬.‫م‬ ٌ ْ ‫ب أل ِي‬
ٌ ‫ذا‬ َ َ ‫مّنا ع‬ِ

Terjemahnya: “Difirmankan : “Hai Nuh, turunlah dengan selamat dan sejahtera dan
penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat- umat (yang mukmin) dari
orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat- umat yang Kami beri kesenangan
pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih
dari Kami”. (QS. Hud (11) : 48).

Tidak sedikit orang yang kelihatan hidupnya taat kepada Allah, kelihatan alim,
kekeluargaannya juga baik ketika hidup susah, tetapi begitu hidup senang dia lupa,
terpedaya oleh kesenangannya. Fenomena yang monumental dalam kasus tersebut adalah
kasus Qarun yang diabadikan dalam QS. 28 (al-Qashash) : 76-82. Qarun adalah simbol
kekayaan dan kemegahan hidup sehingga kunci bangunannya saja susah dibawa oleh.
orang yang perkasa. Tetapi karena kesombongan dan kelalaiannya itulah yang
menyebabkan ia mendapat azab dari Allah sehingga ia dan kekayaannya itu hilang ditelan
bumi. Sebagaimana firman Allah :

َ
‫ن‬ َ ‫ما‬
َ ‫كا‬ َ َ‫ن اللهِ و‬
ِ ْ‫ن د ُو‬
ْ ‫م‬
ِ ‫ه‬ ُ ْ ‫ن فِئ َةٍ ي َن‬
ُ َ ‫صُرون‬ ْ ‫م‬ ُ َ‫ن ل‬
ِ ‫ه‬ َ ‫ما‬
َ ‫كا‬ َ ‫دارِهِ ا ْلْر‬
َ َ‫ض ف‬ َ ِ ‫فَنا ب ِهِ وَب‬ْ ‫س‬ َ ‫خ‬َ َ‫ف‬
81) ‫ن‬ َ ْ ‫صرِي‬
ِ َ ‫من ْت‬ ْ
ُ ‫ن ال‬ َ ‫م‬ِ
ُ ‫س‬ َ َ َ
َ َ‫ن ي‬
ُ‫شاء‬ ْ ‫م‬
َ ِ ‫ط الِرْزقَ ل‬ ُ ْ ‫ه ي َب‬
ََ ‫ن الل‬ َ ْ‫قوْل ُو‬
ّ ‫ن وَي ْك َأ‬ ُ َ‫س ي‬ ِ ‫م‬ ْ ‫ه ِباْل‬ َ ‫م‬
ُ َ ‫كان‬ َ ‫وا‬ ْ ّ ‫من‬
َ َ‫ن ت‬َ ْ ‫ح ال ّذ ِي‬
َ َ ‫صب‬
ْ ‫وَأ‬
َ ْ ‫ح ال‬ َ َ ‫ه ع َل َي َْنا ل‬ َ
(82) ‫ن‬َ ْ‫كافُِرو‬ ْ ُ ‫ه لَ ي‬
ُ ِ ‫فل‬ ُ ّ ‫ف ب َِنا وَي ْك َأن‬َ ‫س‬ َ ‫خ‬ ُ ‫ن الل‬ّ ‫م‬ َ ‫ن‬ ْ ‫قد ُِر ل َوْلَ أ‬ ْ َ ‫عَباد ِهِ وَي‬ ِ ‫ن‬ ْ ‫م‬ ِ
Terjemahnya: (81) Maka kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam
bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab
Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).(82)
Dan jadilah orang-orang yang kemarin menciptakan kedudukan Karun itu berkata:
“Aduhai, benarlah Allah melapangkan rizki bagi siapa yang Ia kehendaki dari hamba-
9

hamba-Nya dan menyempitkannya, kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita
benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai, benarlah tidak beruntung
orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah) (QS. Al-Qashash (28); 81-82).

5. Meningkatkan Kemampuan Memanfaatkan Kekayaan Alam

Seorang pekerja bangunan yang kuat dan masih muda, masih memiliki semangat
kerja dan daya tahan tubuh tinggi menggali tanah dengan peralatan tradisional untuk
pondasi bangunan dalam satu hari ia hanya mampu menggali beberapa meter kubik,
begitu pula pekerja tambang, dan lain-lain. Ketika para pekerja tersebut menggunakan
peralatan berat, ia mampu meningkatkan produktivitas kerja berlipat ganda. Bahkan
banyak kekayaan alam yang tidak mungkin dideteksi keberadaannya dan dilakukan
eksplorasi tanpa menggunakan teknologi canggih, seperti sumber minyak yang berada di
kedalaman ribuan meter atau di dasar laut. Padahal semua itu disediakan oleh Allah untuk
kesejahteraan hidup manusia.

Teknologi meningkatkan kemampuan manusia melakukan eksplorasi kekayaan


alam tersebut secara optimal. Banyak negara, bangsa yang tidak memiliki kekayaan alam
memadai tetapi karena memiliki kemampuan teknologi canggih hidup lebih sejahtera
dibandingkan dengan negara, bangsa yang memiliki kekayaan alam melimpah tetapi
teknologinya tertinggal. Jepang umpamanya, adalah sebuah negara kecil, yang miskin
akan kekayaan alam, tetapi kemajuan teknologinya tinggi, ia lebih kaya dibandingkan
dengan Indonesia yang kekayaannya melimpah tetapi tertinggal kemajuan teknologinya
dibandingkan dengan Jepang. Masih banyak negara di dunia ini yang kaya seperti Jepang
dan yang tertinggal seperti Indonesia.

Eksplorasi kekayaan alam diingatkan oleh Allah agar jangan sampai tak terkontrol
sehingga berubah menjadi eksploitasi alam, yang mengakibatkan kerusakan alam,
terganggunya keseimbangan lingkungan, karena justru akan mengakibatkan timbulnya
malapetaka bagi manusia, seperti banjir, pencemaran lingkungan, ,dan lain-lain. Dalam
firman Allah:

َ
ْ ُ ‫مل‬
‫وا‬ ِ ّ ‫ض ال‬
ِ َ ‫ذي ع‬ َ ْ‫م ب َع‬
ْ ُ ‫قه‬
َ ‫ذي‬
ِ ُ ‫س ل ِي‬
ِ ‫دي الّنا‬
ِ ْ ‫ت أي‬ َ َ ‫ما ك‬
ْ َ ‫سب‬ ْ َ ‫ساد ُ ِفي ال ْب َِر َوال ْب‬
َ ِ ‫حرِ ب‬ َ ‫ف‬ َ ْ ‫ظ َهََر ال‬
)41 : ‫ )الروم‬.‫ن‬ َ ْ‫جعُو‬ِ ‫م ي َْر‬ْ ُ‫ل َعَل ّه‬
10

Terjemahnya: Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena


perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. Ar-Rum
(30):41).

Bumi ini Allah ciptakan dengan baik, artinya memiliki kesempurnaan


dankeseimbangan sehingga dapat bertahan dan menyediakan berbagai kebutuhan hidup
manusia. Karena itu Allah mengingatkan agar pemanfaatan kekayaan alam yang ada di
bumi ini jangan sampai mengganggu keseimbangan alam tersebut. Hal itu Allah ingatkan
dalam firman-Nya:

َ ْ
ٌ ْ ‫ة اللهِ قَرِي‬
‫ب‬ َ ‫م‬
َ ‫ح‬
ْ ‫ن َر‬ َ َ ‫خوًْفا وَط‬
ّ ِ ‫مًعا إ‬ ِ َ‫صل‬
َ ُ ‫حَها َواد ْع ُوْه‬ ْ ِ ‫ض ب َعْد َ إ‬
ِ ‫سد ُْوا ِفي الْر‬ ِ ‫ف‬ َ َ‫و‬
ْ ُ‫ل ت‬
)56 :‫ )العراف‬.‫ن‬ َ ْ ‫سن ِي‬
ِ ‫ح‬
ْ ‫م‬ُ ْ ‫ن ال‬ َ ‫م‬
ِ
Terjemahnya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat
kepada orang- orang yang berbuat baik”. (QS. al-A’raf (7) : 56).

6. Menumbuhkan Rasa Syukur Kepada Allah.

Bagi orang beriman, sekecil apapun nikmat yang ia dapatkan dari rezeki halal
yang diberikan Allah kepadanya akan melahirkan rasa syukur kepada-Nya sebagai
pemberi nikmat. Apalagi dengan kemajuan teknologi yang mampu melipat-gandakan
nikmat itu kepadanya, maka rasa syukur kepada-Nya pun juga akan berlipat ganda. Rasa
syukur kepada Allah yang paling ringan adalah mengucapkan “alhamdulillahi rabbil
‘alamin “, namun hakikat syukur yang sebenarnya adalah memanfaatkan nikmat itu
secara, benar untuk meningkatkan ketakwaannya kepada Allah. Karena itu diperlukan
tekad, kesungguhan untuk mewujudkan rasa syukur dalam amal kehidupan secara riil.
Allah mengingatkan:

َ َ ‫ذاِبي ل‬ َ َ
)7 : ‫ )إبراهيم‬.ٌ ‫شد ِي ْد‬ َ َ‫ن ع‬
ّ ِ‫م إ‬
ْ ُ ‫فْرت‬ ْ ِ ‫م وَل َئ‬
َ َ‫ن ك‬ ْ ُ ‫م َلزِي ْد َن ّك‬
ْ ُ ‫شك َْرت‬ ْ ِ ‫م ل َئ‬
َ ‫ن‬ ْ ُ ‫ن َرب ّك‬
َ ّ ‫وَإ ِذ ْ ت َأذ‬
Terjemahnya: “Dan (ingatlah) tatakala Tuhanmu memaklumkan “Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat- Ku), maka sesungguhnya azab- Ku sangat pedih “. QS. Ibrahim
(14) : 7).
11

Sekalipun demikian, memang banyak manusia, bahkan kebanyakan manusia tidak


menyadari kalau nikmat itu adalah anugerah Allah sehingga ia tidak mensyukuri nikmat
tersebut. Hal ini juga diingatkan oleh Allah dalam firman-Nya:

َ ‫إن الله ل َذ ُو فَضل ع ََلى الناس ول َك‬ …


َ ْ‫شك ُُرو‬
(243 : ‫ )البقرة‬.‫ن‬ ِ ‫ن أك ْث ََر الّنا‬
ْ َ ‫س لَ ي‬ ّ ِ َ ِ ّ ٍ ْ ْ َ ّ
Artinya: “Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia, tetapi
kebanyakan manusia tidak bersyukur” (QS. Al-Baqarah (2): 243).

Teknologi membuat manusia semakin mudah meraih keinginannya, semakin


ringan beban hidup yang harus ditanggung, semakin besar hasil yang bisa diperoleh.
Kemudahan, keringanan, dan kenikmatan itu tidak mustahil membuat manusia semakin
lupa kepada Allah, semakin jauh dari-Nya, apabila tidak disikapi secara cermat dan
diiringi dengan iman yang teguh. Karena itu ilmu pengetahuan dan teknologi harus
dilandasi oleh iman agar pemanfaatannya terarah untuk meningkatkan kualitas takwanya
kepada Allah SWT.

Tapi di sisi lain, tak jarang iptek berdampak negatif karena merugikan dan
membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Bom atom telah menewaskan ratusan
ribu manusia di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Pada tahun 1995, Elizabetta,
seorang bayi Italia, lahir dari rahim bibinya setelah dua tahun ibunya (bernama Luigi)
meninggal. Ovum dan sperma orang tuanya yang asli, ternyata telah disimpan di
â€oebank― dan kemudian baru dititipkan pada bibinya, Elenna adik Luigi (Kompas,
16/01/1995). Bayi tabung di Barat bisa berjalan walau pun asal usul sperma dan ovumnya
bukan dari suami isteri.10 Bioteknologi dapat digunakan untuk mengubah mikroorganisme
yang sudah berbahaya, menjadi lebih berbahaya, misalnya mengubah sifat genetik virus
influenza hingga mampu membunuh manusia dalam beberapa menit saja.11

Kloning hewan rintisan Ian Willmut yang sukses menghasilkan domba kloning
bernama Dolly, akhir-akhir ini diterapkan pada manusia (human cloning). Lingkungan

10Syeichul Hadipermono, Bayi Tabung dan Rekayasa Genetika (Surabaya : Wali Demak Press
1995), h. 56.
11Nurchalis Bakry, et.al. Bioteknologi dan Al-Qur`an Referensi Dakwah Dai Modern (Jakarta :
Gema Insani Press. 1996).
12

hidup seperti laut, atmosfer udara, dan hutan juga tak sedikit mengalami kerusakan dan
pencemaran yang sangat parah dan berbahaya.

Beberapa varian tanaman pangan hasil rekayasa genetika juga diindikasikan


berbahaya bagi kesehatan manusia. Tak sedikit yang memanfaatkan teknologi internet
sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya (cyber crime) danuntuk
mengakses pornografi, kekerasan, dan perjudian. Di sinilah, peran agama sebagai
pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok kembali. Dapatkah agama
memberi tuntunan agar kita memperoleh dampak iptek yang positif saja, seraya
mengeliminasi dampak negatifnya semiminal mungkin? Sejauh manakah agama Islam
dapat berperan dalam mengendalikan perkembangan teknologi modern? Tulisan ini
bertujuan menjelaskan peran Islam dalam perkembangan dan pemanfaatan teknologi
tersebut.

B. PERSOALAN TEKNOLOGI DAN HUKUM ISLAM

Perubahan masyarakat dapat berupa perubahan tatanan sosial, budaya, sosial


ekonomi dan lain-lainnya yang disebabkan oleh teknologi. Bahkan menurut para ahli
lingusitik dan semantik bahasa akan mengalami perubahan setiap sembilan puluh tahun.
Perubahan dalam bahasa secara lansung atau tidak langsung mengandung arti perubahan
dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat dapat terjadi disebabkan karena adanya
penemuan-penemuan baru yang merubah sikap hidup dan menggeser cara pandang serta
membentuk pola alur berfikir serta menimbulkan konsekwensi dan membentuk norma
dalam kehidupan bermasyarakat.
Hukum Islam adalah hukum yang dibuat untuk kemaslahatan hidup manusia dan
oleh karenanya hukum Islam sudah seharusnya mampu memberikan jalan keluar dan
petunjuk terhadap kehidupan manusia baik dalam bentuk sebagai jawaban terhadap suatu
persoalan yang muncul maupun dalam bentuk aturan yang dibuat untuk menata
kehidupan manusia itu sendiri.
Hukum Islam dituntut untuk dapat menyahuti persoalan yang muncul sejalan
dengan perkembangan dan perubahan teknologi yang terjadi di masyarakat. Hal inilah
yang menyebabkan pentingnya mempertimbangkan hukum Islam dalam pemanfaat
13

teknologi. Hukum Islam adalah hukum yang hidup di tengah-tengah masyarakat


sedangkan masyarakat senantiasa mengalami perubahan. Teknologi yang muncul dewasa
ini banyak menimbulkan pertanyaan di tengah masyarakat Islam, karena hal tersebut
belum ada pada ulama klasik sehingga persoalan yang baru tersebut membutuhkan
jawaban yang mampu memberikan solusi.
Perkembangan teknologi bidang kedokteran yang mengandung banyak
pertanyaan dalam masyrakat Islam, seperti: bayi tabung, kloning, dan sebagainya,
bagitupula dalam hal teknologi informasi. Dalam hal ini penulis akan memberikan contoh
persentuhan teknologi dengan hukum Islam yaitu kloning manusia
KLONING MANUSIA
Menurut Bakri, H.M. Nurchalis (1996), Rekayasa genetika adalah istilah dalam
ilmu biologi yang artinya secara umum adalah usaha manusia dalam ilmu biologi dengan
cara memanipulasi (rekayasa) sel, atau gen yang terdapat pada suatu organisme tertentu
dengan tujuan menghasilkan organisme jenis baru yang identik secara genetika. Dalam
hal ini suatu proses perkembangbiakan yang ditempuh dengan menggunakan peralatan
serta prosedur tertentu untuk menghasilkan suatu produk (keturunan).
Istilah tersebut kemudian berkembang dan memunculkan beberapa istilah lain
dalam ilmu ini seperti transplantsi, kloning, transgenik dan lain-lainnya, intinya, rekayasa
genetika adalah sebuah kegiatan rekayasa yang dilakukan oleh manusia untuk
membuktikan secara ilmiah terhadap hipotesa yang dibuat terhadap hasil obserfasi dan
pengamatan atas fenomena yang ditemukan.
Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan, bahwa yang dimaksud dengan
rekayasa genetika adalah, proses perkembangbiakan dengan memanfaatkan bahan-bahan
baku yang telah ada untuk menghasilkan organisme, produk (keturunan) baru melalui
cara memanipulasi dengan menggunkan alat atau prosedur tertentu. Sementara itu, secara
lebih khusus pengertian kloning adalah: kata kloning berasal dari bahasa inggris
“Cloning” yaitu suatu usaha untuk menciptakan duplikat suatu organisme melalui
aseksual (tanpa hubungan antara laki-laki dan perempuan) atau dengan kata lain
membuat foto copi atau penggandaan dari suatu makhluk melalui cara non seksual.12

12Aziz Musthafa dan Imam Musbikin, Kloning Manusia Abad XXI Antara Harapan, Tantangan
dan pertentangan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), h. 16.
14

Apabila kiat mencermati, awal sampai akhir proses kloning, tentu hal ini akan
enimbulkan problem yang sangat besar ketika kloning diterapkan pada manusia,walaupun
di sisi lain juga ada beberapa manfaat. Seperti yang kita ketahui manusia sebagai
makhluk biologis maka laki-laki memerlukan perempuan ataupun sebaliknya.
Disamping itu proses perkembangan manusia pertama-tama diatur perkawinan
yang sah menurut Islam. Dan perkawinan adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang
pria dan wanita sebagai suami isteri berdasarkan hukum (UU), hukum agama atau adat
istiadat yang
berlaku seperti firman Allah dalam al-Qur’an.
‫ن‬ ْ ُ ‫ن ْل َعَل ّك‬
َ ‫م ْت َذ َك ُّرو‬ ِ ْ ‫جي‬ ْ َ ‫خل‬
َ ْ‫قَنا َْزو‬ َ ْ ‫يٍء‬
ْ ‫ش‬ ِ ُ ‫ن ْك‬
َ ْ ‫ل‬ ْ ‫م‬
ِ َ‫و‬
Terjemahnya: “Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu
mengingat akan kebesaran Allah swt.” (QS, al-Zariyat; 49.)

Menikah mempunyai dua aspek, pertama yaitu aspek biologis agar manusia berketurunan
dan yang kedua aspek afeksional agar manusia merasa tenang mampu melayani adalah
bagi mereka yang benar terang hatiya dan cemerlang fikirannya. 13 Dan bila seorang ingin
mendapatkan keturunan, maka ia harus kawin dan menikah lebih dahulu. Dan mengenai
perkawinan itu sendiri dijelaskan oleh Allah dalam al-Qur’an.
َ َ
‫م‬ ُ َ ‫ن ْي‬
َ ُ‫كوُنوا ْف‬
ُ ‫قَراَء ْي ُغْن ِِههه‬ ْ ُ ‫مائ ِك‬
ْ ِ ‫م ْإ‬ ْ ُ ‫عَباد ِك‬
َ ِ ‫م ْوَإ‬ ِ ْ ‫ن‬
ْ ‫م‬
ِ ْ ‫ن‬
َ ‫حي‬ِ ِ ‫صال‬ ْ ُ ‫من ْك‬
ّ ‫م َْوال‬ ِ ْ ‫مى‬ َ ‫حوا ْاْلَيا‬ُ ِ ‫وَأن ْك‬
‫م‬
ٌ ‫ع ْع َِلي‬
ٌ ‫س‬
ِ ‫ه َْوا‬ُ ّ ‫ه َْوالل‬ ْ َ‫ن ْف‬
ِ ِ ‫ضل‬ ْ ‫م‬
ِ ْ ‫ه‬ُ ّ ‫الل‬
Terjemahnya: “Dan kawinilah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-
orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayanya yang lelaki dan
hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan
mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah maha luas (pemberian-Nya) lagi maha.
(QS. Al-Nur: 32)14
Dalam kehidupan ini seseorang dapat memperoleh keturunan dari hubungan laki-
laki dan perempuan yang telah diatur oleh hukum Allah yaitu adanya akad perkawinan
yang mana di harapkan dapat menghasilkan keturunan yang baik dan mempunyai nasab
dan diterima secara baik di masyarakat. Namun akan berbeda ketika kloning manusia
benar-benar di lakukan. Kita tidak akan lagi mengenal hubungan semacam itu karena

13Dadang Hawari, Psikiater, Ilmu Kebudayaan Jiwa dan Kesehatan Jiwa (Yogyakarta: PT. Dana
Bakti Primayasa, 1996), h. 207.
14Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha putra,
1990), h.549
15

seseorang dapat memiliki anak sesuai dengan keinginannya tanpa melakukan hubungan
dengan seorang laki-laki.
Dalam Islam kloning dapat menimbulkan akibat yang fatal apabila hal ini
dilakukan terhadap manusia yaitu mulai dari perkawinan, nasab dan pembagian warisan
dan tentu hal ini akan keluar dari jalur Islam.15 Misalnya seorang laki-laki yang menikah
dengan perempuan yang keduanya masing-masing mempunyai kekembaran identik, tentu
hal ini akan dapat membuat bingung mereka semuanya, dan bila hal ini sudah terjadi
ditengah masyarakat, pasti orang akan mengalami kesulitan mengenali apakah orang itu
bersama-sama dengan isterinya atau dengan kembaranya atau dengan sebaliknya tidaklah
mustahil apabila semisal masalah ini benar-benar terjadi, dekadensi moral dan
kehancuran dunia akan terwujud selain itu sederetan masalah kewarisan, perwalian, dan
lain-lainnya akan menunggu di depan.16 Seperti dalam bahasa kaidah fiqh
dinyatakan :“Menghindari madhlarat (bahaya) harus di dahulukan atas mencari
kebaikan atau maslahah”.
Kaidah ini menjelaskan bahwa suatu perkara yang terlihat adanya manfaat atau
maslahah, namun disana juga terdapat kemafsadat- an (kerusakan) haruslah didahulukan
menghilangkan mafsadah-nya. Sebab ke-mafsadahanya dapat meluas dan menjalar
kemana-mana sehingga akan mengakibatkan kerusakan yang lebih besar.17
Kaidah fiqhiyah itu dapat kita kembalikan pada firman Allah swt.
‫مهها ْأ َك ْب َههُر‬ ُ ْ ‫س ْوَإ ِث‬
َ ُ ‫مه‬ ِ ‫ع ِْللن ّهها‬ ُ ِ‫مَناف‬ َ َ‫م ْك َِبيٌر ْو‬ٌ ْ ‫ما ْإ ِث‬ ْ ُ‫ر ْق‬
َ ِ‫ل ِْفيه‬ ِ ‫س‬ ِ ْ ‫مي‬َ ْ ‫ر َْوال‬
ِ ‫م‬
ْ ‫خ‬ َ ْ ‫ن ْال‬
ِ َ ‫ك ْع‬َ َ ‫سأ َُلون‬ ْ َ‫ي‬
‫م‬ْ ُ ‫ت ْل َعَل ّك‬ ِ ‫م ْاْل ََيا‬ ُ ُ ‫ه ْل َك‬
ُ ّ ‫ن ْالل‬ َ ِ ‫و ْك َذ َل‬
ُ ِ ‫ك ْي ُب َي‬ َ ‫ف‬ْ َ‫ل ْال ْع‬ِ ُ‫ن ْق‬
َ ‫قو‬ ُ ‫ف‬ َ ‫ما‬
ِ ْ ‫ذا ْي ُن‬ َ ْ ‫ك‬َ َ ‫سأ َُلون‬
ْ َ ‫ما ْوَي‬َ ِ‫فعِه‬ ْ َ ‫ن ْن‬
ْ ‫م‬ِ
َ ‫فك ُّرو‬
‫ن‬ َ َ ‫ت َت‬
Terjemahnya: “Mereka bertanya kepadamu tentang khamer dan judi, katakanlah pada
keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat yang sedikit bagi manusia,
tetapi dosa keduanya lebih besar dari pada manfaatnya.” (QS. Al-Baqarah: 219)
Demikian disyariatkan adanya kesanggupan dalam menjalankan perintah.
Sedangkan dalam meninggalkan larangan itu adalah lebih kuat dari pada tuntutan

15M. Masduki, Kloning Menurut Pandangan Islam, (Pasuruan: Garoeda, 1997), h. 30.
16Aziz mustafa dan Imam Musbikin, op-Cit, h. 101.
17Imam Musbikin, Qowa’id al-Fiqhiyah,, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 74.
16

menjalankan perintah.18 Dalam hal penciptaan manusia adalah melalui beberapa tahapan.
Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an Surah al-Hajj yang berbunyi:
َ ّ ‫خل‬
ٍ‫قة‬ َ ‫م‬
ُ ٍ‫ضغَة‬
ْ ‫م‬ ُ ‫ن‬ْ ‫م‬
ِ ‫م‬ ّ ُ ‫قةٍ ث‬َ َ ‫ن ع َل‬
ْ ‫م‬
ِ ‫م‬ ّ ُ ‫فةٍ ث‬َ ْ ‫ن ن ُط‬
ْ ‫م‬
ِ ‫م‬ ّ ُ‫ب ث‬ٍ ‫ن ت َُرا‬ْ ‫م‬ ِ ‫م‬ ْ َ ‫خل‬
ْ ُ ‫قَناك‬ َ‫ف‬
َ ‫إ ِّنا‬.....
َ
...... ‫مى‬ ّ ‫س‬
َ ‫م‬ ُ ‫ل‬ ٍ ‫ج‬ َ ‫شاُء إ َِلى أ‬ َ َ ‫ما ن‬َ ِ ‫حام‬َ ‫قّر ِفي اْل َْر‬ ْ ُ ‫ن ل َك‬
ِ ُ ‫م وَن‬ َ ِ ‫قةٍ ل ِن ُب َي‬َ ّ ‫خل‬ ُ ِ‫وَغ َي ْر‬
َ ‫م‬
Terjemahnya: “…Kami telah menjadikan kamu dari tanah,kemudian dari setetes
mani,kemudian dari segumpal darah,kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna,agar kami jelaskan kepda kamu dan kami tetapkan
dalam rahim,apa yang kami kehendaki sampai waktu yangsudah ditentukan……..(QS.
Al-Hajj: 5)
Dari kutipan ayat diatas, tampak kiranya bahwa paradigma al-Qur’an mengenai
penciptaan manusia dan terlihat pencegahan terhadap tindakan-tindakan manusia yang
mengarah terhadap kloning.Mulai dari awal kehidupan hingga saat kematian, semuanya
adalah tindakan dari Tuhan.Segala bentuk peniruan atas tindakanNya dianggap sebagai
perbuatan melampaui batas.
Oleh karenanya untuk menyikapi berbagai macam masalah mengenai kloning
manusia, bisa memakai pertimbangan, sebagai berikut:
a. Pertimbangan Teologi
Dalam hal ini al-Qur’an megisyaratkan adanya intervensi manusia didalam proses
produksi manusia.Sebagaimana termaktub dalam firmanNya Q.S.al-Mukminun ayat 13-
14 yang berbunyi: Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)dalam
tempat yang kokoh (rahim) Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging,dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang-belulang,lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging.Kemudian
Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain.Maka maha sucilah Allah,Pencipta yang
paling baik.
Ayat ini mengisyaratkan unsur manusia ada tiga yaitu; unsur jasad (jasadiyah),
unsur nyawa (nafs), dan Unsur ruh (ruh). Adapun dalam pertimbangan ini manusia
mengetahui proses terjadinya manusia,oleh karenanya untuk mengetahui keafsahan
kloning dalam Islam harus dikaitkan dengan dua pertimbangan selanjutnya, yaitu
pertimbangan moral dan hukum.
b. Pertimbangan Moral

18 Ibid., h. 75.
17

Dari sudut pertimbangan moral bahwa berbagai macam riset atau penelitian
hendaknya selalu dikaitkan dengan Tuhan, karena riset dengan tujuan apapun tanpa
dikaitkan dengan Tuhan tentu akan menimbulkan resiko, meskipun manusia di muka
bumi adalah sebagai khalifah, namun dalam mengekpresikan dan mengaktualisasikan
kebesaran kreatifitasnya tersebut seyogyanya tetap mengacu pada pertimbangan moral
dalam agama.
c. Pertimbangan Hukum Islam
Dari beragam pertimbangan mungkin pertimbangan hukum inilah yang secara
tegas memberikan putusan, khususnya dari para ulama’ fiqh yang akan menolak
mengenai praktek kloning manusia selain memakai dua landasan pertimbangan di atas.
Larangan ini muncul karena alasan adanya kekhawatiran tingginya frekuensi mutasi pada
gen produk kloning sehingga akan menimbulkan efek buruk pada kemudian hari dari segi
pembiayaan yang sangat mahal dan juga dari sudut pandang ushul fiqh bahwa jika
sesuatu itu lebih banyak madharat-nya dari pada manfaatnya maka sesuatu itu perlu
ditolak.19
Dalam masalah ini terdapat beberapa pendapat ulama tentang kloning manusia
diantaranya; tidak pernah memisahkan ketetapan-ketetapan hukumnya dari moral
sehingga dalam kasus kloning walaupun dalam segi aqidah tidak melanggar wilayah
qodrat Illahi, namun karena dari moral teknologi kloning dapat mengantar kepada
perpecahan manusia karena larangan lahir dari aspek ini.11
Munawar Ahmad Anas mengatakan bahwa paradigma al-Qur’an menolak kloning
seluruh siklus kehidupan mulai dari kehidupa hingga kematian, adalah tindakan Illahiyah.
Manusia adalah agen yang diberi amanah oleh Tuhan, karena itu penggandaan manusia
semata-mata tak di perlukan (suatu tindakan yang mubadzir). Sedang Abdul Aziz
Sachedia, salah seorang tokoh agama Islam Amerika Serikat mengatakan bahwa
“teknologi kloning hanya akan meruntuhkan institusi perkawinan”
Proses kejadian manusia tanpa proses pembuahan sperma lakilaki adalah tanda
dari kekuasaan Tuhan. Perkembangan ilmu dan teknologi merupakan konskuensi logis
dari konsep ilmu dalam al-Qur’an yang mengatakan hakekat ilmu adalah menemukan

19Kompas, Pandangan Islam Terhadap kloning Manusia, Minggu 21 April, 2002, h. 32


11Tim Perumus Fakultas Teknik UMJ Jakarta, al-Islam dan IPTEK, jilid I, (Jakarta: Rajawali
Press, 1999), h.267.
18

sesuatu yang baru bagi masyarakat dari hal yang tidak tahu menjadi tahu seperti dalam
firman Allah:
ِ ‫م ْآ ََيات َِنها ْوَي َُز‬ َ َ‫ك‬
َ ‫م ْال ْك َِتها‬
‫ب‬ ُ ‫كه‬ ُ ِ ‫م ْوَي ُعَل‬
ُ ‫م‬ ُ ‫كي‬
ْ ‫كه‬ ْ ‫م ْي َت ْل ُههو ْع َل َي ْك ُهه‬ ِ ْ ‫سهوًل‬
ُ ْ ‫من‬
ْ ‫كه‬ ُ ‫م َْر‬ ْ ُ ‫سل َْنا ِْفيك‬ َ ‫ما ْأْر‬ َ
‫ن‬
َ ‫مو‬ ُ َ ‫كوُنوا ْت َعْل‬ ْ َ ‫ما ْل‬
ُ َ ‫م ْت‬ ْ ُ ‫مك‬
َ ْ ‫م‬ ُ ِ ‫ة ْوَي ُعَل‬
َ ‫م‬ ِ ْ ‫َوال‬
َ ْ ‫حك‬
Terjemahnya: “Sebagaimana kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang
membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan
kepadamu al-kitab dan hikmah serta mengajarkan kepada kamu apaapa yang belum
kamu ketahui. (QS. Al-Baqarah: 151)
Seluruh ilmu bisa diterima, namun harus dilihat manfaat dan madharatnya seperti
halnya kloning yang menimbulkan pro dan kontra. Tim bahsul masa’il Nahdhatul Ulama’
menjawab seputar masalah kloning gen pada tanaman, hewan dan manusia. Pemanfaatan
teknologi pada tanaman diperbolehkan, karena hajat manusia untuk kemaslahatannya.
Kloning gen pada hewan di perbolehkan dengan catatan; dengan hewan yang halal di
makan,
tidak menimbulkan takdzib (penyiksaan), tidak melakukan penyilangan antar hewan yang
haram dengan yang halal Adapun kloning pada gen manusia menurut etika dan hukum
agama tidak dibenarkan (haram) serta harus dicegah sedini mungkin.20
Hal ini karena akan menimbulkan masalah baru dan madharat yang lebih besar,
diantaranya; Pertama, tidak mengikuti sunah Rasul, karena Rasul menganjurkan untuk
menikah. Dan barang siapa tidak mengikuti sunah rasul berarti tidak termasuk golongan
Rasulallah.
Kedua, tidak mungikuti ajaran kedokteran Nabi, karena mereka tidak melakukan
hubungan seksual. Ketiga, bagi kaum laki-laki yang tidak beristeri bisa menimbulkan
gangguan yang tidak diharapkan seperti hal syahwatnya menjadi lemah, menimbulkan
kesedihan dan kemuraman. Gerak tubuhnya menjadi kaku dan bagi kaum wanita
badannya menjadi dingin (frigiditis). Keempat, ada kecenderungan melakukan onani
(masturbasi) atau berzina yang sangat dilarang oleh Islam. Kelima, tidak bisa
memanfaatkan kegembiraan dan kelezatan dalam hubungan seksual.21
Kloning terhadap manusia banyak melahirkan persoalan bagi kehidupan manusia,
terutama dari sisi etika dan persoalan keagamaan serta keyakinan, namun di sisi lain

20Munawar Ahmad Anees, Islam dan Masa Depan Biologis Umat Manusia, Etika
Gender,Teknologi, (Bandung: Mizan, 1995), h. 30.
21 M. Masduki, Op-cit, h. 123-124
19

adapula beberapa manfaatnya. Berikut ini beberapa manfaat kloning, khusus dalam
bidang medis. Beberapa diantara keuntungan terapeutik dari teknologi kloning adalah
sebagai berikut:
a. Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur untuk
mendapatkan anak.
b. Organ manusia dapat dikloning secara selektif untuk dapat dimanfaatkan sebagai
organ pengganti bagi pemilik sel organ itu sendiri, sehingga dapat meminimalisir
resiko penolakan.
c. Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan jaringan-jaringan
tubuh yang rusak, contohnya urat saraf serta jaringan otot.
d. Teknologi kloninng memungkinkan para ilmuan medis untuk menghidupkan dan
mematikan sel-sel, dengan demikian teknologi dapat digunakan untuk mengatasi
kanker.
e. Teknologi kloning memungkinkan dilakukannya pengujian dan penyembuhan
penyakit-penyakit keturunan.22
Islam tidak pernah memisahkan ketetapan ketetapan hukumnya dari moral.
Sehingga dalam kasus kloning, walaupun dalam segi akidah tidak melanggar ‘Wilayah
kodrat Ilahi’, namun karena dari moral teknologi kloning dapat mengantar kepada
pelecehan manusia, maka dilarang lahir dari aspek ini.
Dengan demikian, perlu disadari bahwa hal ihwal tentang penciptaan (setiap yang
hidup/bernyawa) adalah wilayah kekuasan tuhan yang sangat mustahil untuk dapat ditiru
oleh ilmuan sejenius apapun, kesadaran ini perlu ada dalam jiwa manusia untuk lebih
bijaksana dalam menjelajahi ilmu pengetahuan, atau paling tidak meminimalisir sikap
coba-coba yang akan menyebabkan organisme dan gen atau bahan-bahan dasar lainnya
terbuang sia-sia atau dimatika begitu saja dengan unsur kesengajaan yang lebih besar
hanya demi teknologi.
Masalah lain yang ditimbulkan oleh teknologi kloning speriti produk bayi tabung,
adalah perebutan bayi. Seperti contoh kasus yang menimpa pasangan suami isteri yang
menitipkan embrionya dalam rahim mother hoster. Setelah sekitar 36 minggu
mengandung dan akhirnya melahirkan bayi titipan tersebut, si mother hoster mengklaim
22Abdul Fadl Mohsin Ebrahim, Cloning, Eutanasia, Tranfusi darah, Transpalasi organ, dan
eksperimen pada hewan,Telaah Fiqh dan Biotek Islam, (Serambi: 2004), h.108.
20

bayi tersebut miliknya, dan tidak bersedia mengembalikannya pada ayah dan ibu
biologisnya.
21

BAB III

PENUTUP
Kemajuan yang telah dicapai manusia dalam bidang Teknologi merupakan
sesuatu yang patut disyukuri karena dengan kemajuan tersebut akan memudahkan
manusia dalam mengerjakan pekerjaan dan tugas yang harus dikerjakannya. Namun,
tidak semua kemajuan yang telah dicapai tersebut membawa dampak positif atau
bermanfaat. Diantara kemajuan yang telah dicapai tersebut ternyata dapat membawa
dampak negatif atau mafsadah bagi manusia.
Dalam kehidupan ini, Islam adalah agama yang paling sempurna yang diturunkan
Allah melalui baginda rasulullah saw. Salah satu karakteristik Islam yang membedakan
dengan ajaran lainnya adalah syumul. Islam adalah agama samawi yang menjamah
seluruh aspek-aspek kehidupan. Sifatnya yang menyeluruh membuat tidak ada sudut
sekecil apapun yang tidak dapat disentuh oleh nilai-nilai Islam. Begitu juga dengan
teknologi, dalam hal ini Islam juga berperan besar dalam kemajuannya,
pengembangannya, sampai pada pengawasannya. Sehingga perkembangan teknologi
yang pesat tersebut terutama dalam bidang kedokteran yang memberikan persoalan
tersendiri dalam hal benturannya dengan hukum Islam.
Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam
perkembangan iptek setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai
paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan. Jadi, paradigma Islam, dan bukannya
paradigma sekuler, yang seharusnya diambil oleh umat Islam dalam membangun struktur
ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek.
Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya
dijadikan tolok ukur umat Islam dalam mengaplikasikan teknologi.
22

DAFTAR PUSTAKA

Anees, Munawar Ahmad. Islam dan Masa Depan Biologis Umat Manusia, Etika
Gender,Teknologi. Bandung: Mizan, 1995.

Bakry, Nurchalis. et.al. Bioteknologi dan Al-Qur`an Referensi Dakwah Dai Modern.
Jakarta : Gema Insani Press. 1996.

Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: Toha


putra, 1990).

Departemen Pendidikan nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat


Bahasa Departemen Pendidikan. 2008.

Ebrahim, Abdul Fadl Mohsin. Cloning, Eutanasia, Tranfusi darah, Transpalasi organ,
dan eksperimen pada hewan,Telaah Fiqh dan Biotek Islam. Serambi: 2004.

Hadipermono, Syeichul. Bayi Tabung dan Rekayasa Genetika. Surabaya : Wali Demak
Press 1995.

Hawari, Dadang. Psikiater, Ilmu Kebudayaan Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: PT.
Dana Bakti Primayasa, 1996.

Kompas, Pandangan Islam Terhadap kloning Manusia, Minggu 21 April, 2002.

Masduki, M. Kloning Menurut Pandangan Islam. Pasuruan: Garoeda, 1997

Musbikin, Imam. Qowa’id al-Fiqhiyah. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.

Musthafa. Aziz, dan Imam Musbikin, Kloning Manusia Abad XXI Antara Harapan,
Tantangan dan pertentangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.

Qaradhawi, Yusuf. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta : Gema Insani Press, 1997.

Raharjo, Budi. Teknologi dan Teknik, dalam, internet Br. School (of Thought), diakses
02 Nopember 2007.Br. School (of Thought)

Tim Perumus Fakultas Teknik UMJ Jakarta, al-Islam dan IPTEK, jilid I. Jakarta:
Rajawali Press, 1999.

Winarno, Budi. Globalisasi Wujud Imperialisme Baru. Yogyakarta : Tajidu Press, 2004.

www. Wikipedia .com


23

C. EVALUASI

1. Bagaimana manfaat dan mafsadat tekhnologi?

2. Jelaskan apa manfaat dan mafsadat tekhnologi terhadap hukum Islam?

Anda mungkin juga menyukai