Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

INDEKS POTENSI TATANAN SEHAT (IPTS) di

“WARUNG KAKI LIMA”

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Kelompok 7 :
1. Haya Khumairah N10119079
2. Dhea Amalia R N10119080
3. Karina Khaerah Ummah N10119081
4. Angelia Octaviona N10119082
5. Greyson E. Sampe N10119083
6. Maria Leticia N10119084
7. Nurfadilah Karim N10119085
8. Ihwanul Muslimin N10119086
9. Sultan Syahban N10119087
10. Farkhan Febri Abkari N10119088
11. Isma Hidayati N10119089
12. Rais Trisyambudi N10119090
13. Rifal Faali N10119091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingginya angka penyakit yang disebabkan oleh kondisi lingkungan
seperti diare,kudis,kurab dan lainnya mencerminkan bahwasannya kondisi
kesehatan di Indonesia masih kurang. Derajat kesehatan yang belum maksimal
itu disebabkan oleh kondisi lingkungan, perilaku hidup masyarakat dan faktor
lainnya. Perilaku hidup keluarga dipengaruhi oleh berbagai macam tatanan yang
berlaku seperti tatanan masyarakat, tatanan tempat kerja, tatanan pendidikan
dan juga tatanan kesehatan (Kementrian Kesehatan RI, 2011)
Tatanan sendiri berarti suatu konsep dengan aturan dan kedudukan yang
teratur, dan tempat dimana sosialisme dilaksanakan dengan baik. Tatanan
sendiri dapat berupa tatanan keluarga, tatanan masyarakat, tatanan pendidikan
,tatanan pekerjaan dan juga tatanan kesehatan. Di fasilitas-fasilitas kesehatan
(Klinik, Puskesmas dan lainnya), Ada beberapa sasaran dalam memberlakukan
PHBS dalam lingkup tatanan kesehatan yaitu sasaran primer,sasaran sekunder,
dan juga sasaran tersier. (Kemenkes RI, 2011).
Pada praktikum ini kelompok 7 mengangkat tatanan umum di
lingkungan warung kaki lima .

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum Indeks Potensi Tatanan Sehat yaitu untuk mengetahui apakah
di lingkungan warung kaki lima sudah berpotensi sehat berdasarkan indeks dan
kriteria sehat yang disediakan warung kaki lima.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 ISI
Menurut Abdussalam (2012), Suatu warung kaki lima dikatakan memiliki
potensi sehat jika memiliki beberapa kriteria berikut :
No Kriteria IPTS Warung kaki lima/street food Keterangan
1 Kandungan zat aditif dalam bahan Tidak ada ,makanan
makanan/minuman ? yang sehat minim akan
zat aditif
2 Tempat mencuci piring dengan air yang Ada, suatu street food
mengalir ( tidak sama/tidak dipakai seharusnya memiliki
berulang)? saluran air yang
mengalir
3 Fasilitas tempat pembuangan sampah ? Ada, suatu street food
wajib memiliki tempat
sampah dan
mengelolanya dengan
baik
4 Kesadaran karyawan akan menjaga Wajib, jajanan kaki lima
kebersihan diri ( terutama tangan) ? wajib memiliki
karyawan
berpengetahuan akan
kebersihan diri
5 Penyimpanan bahan baku makanan atau Wajib memenuhi standar
minuman ? kesehatan dan ketahanan
pangan (perhatikan
expired nya)
6 Memiliki izin berdiri ? Wajib, agar jelas dan
diakui legal

2.2 Pembahasan
Warung jajanan kaki lima adalah warung atau tempat yang menyediakan
makanan siap konsumsi atau minuman siap minum yang tersebar di sekeliling jalan
atau menjajakan dagangannya (FAO).
Suatu warung kaki lima selayaknya tidak semata-mata mencari
keuntungan besar tanpa memperhatikan kesehatan produk dagangannya. Suatu
warung kaki lima haruslah memiliki beberapa kriteria agar dapat memenuhi potensi
sehat dan aman untuk dikunjungi konsumen. Seperti pendapat Abdussalam (2012),
Beliau memiliki beberapa kriteia khusus yang dapat dijadikan patokan.
Beberapa diantaranya adalah suatu warung jalanan atau street food atau
lebih familiar dengan pedagang kaki lima, harus memiliki kriteria agar dapat
dikatakan berpotensi sehat. Kriterianya diantaranya adalah harus memiliki tempat
sampah dan jelas pengelolaannya, memiliki pipa air mengalir sebagai tempat cuci
tangan konsumen, tempat cuci piring , memiliki kualitas bahan baku bebas zat
aditif atau masih dalam batas wajar.
Selain itu,penyimpanan makanan juga harus diperhatikan dengan
saksama, memperhatikan kadaluarsa bahan , juga memperhatikan kebersihan
bahan. Disisi lain, para karyawan (jika ada) atau pemilik sendiri harus paham betul
akan pentingnya kebersihan tangan (khususnya) dan kebersihan diri dan
lingkungan tempat jualan.
Salah satu aspek terpenting lainnya adalah izin dalam berdangan agar
menghindari peredaran bahan baku ilegal ataupun bahan bahan yang tidak
memenuhi standar kesehatan.
Terdapat beberapa sasaran primer pada lingkup ini yaitu konsumen,
kemudian sasaran sekunder adalah karyawan dan pemiliki warung kaki lima,
dengan sasaran tersier adalah Kepala Daerah melalui Dinas Kesehatan setempat
guna mengeluarkan aturan tegas mengenai standarisasi kesehatan khususnya untuk
pedagang kaki lima.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum Indeks Potensi Tatanan Sehat pada
lingkungan umum yaitu warung kaki lima adalah:
1. Tatanan merupakan rangkaian aspek yang mengatur kondisi di suatu lingkungan
misalnya lingkungan kesehatan ,dan lingkungan umum
2. Warung kaki lima termasuk dalam lingkup tatanan umum dimana perlu
diperhatikan aturan-aturan tertentu agar dapat dikatakan berpotensi sehat
3. Ada beberapa kriteria IPTS bagi warung kaki lima diantaranya : tersedianya
tempat sampah, tempat cuci piring, cara penyimpanan bahan, cara pengolahan,
surat izin dan lainnya

3.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan untuk para pedagang kaki lima
hendaknya lebih memerhatikan kesehatan konsumen selain keuntungan semata.
Untuk Dinas Kesehatan dapat mengeluarkan surat edaran aturan kriteria pedagang
kaki lima yang sehat dan pelaksanaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdussalam & F. K. 2012. Safety of street foods. Singapore : Elsevier

Kemenkes RI, 2011. Pedoman Umum PHBS . Jakarta : Kemenkes RI

Anda mungkin juga menyukai