Anda di halaman 1dari 2

Ayahku adalah seorang pembuat patung terkenal. Karyanya sudah dikenal dimana-mana.

Dimana dia
bisa membuat patung yang benar-benar tampak seperti hidup. Aku kagum sekali pada ayahku.

Sekarang aku sedang berada di sebuah museum dimana ayahku memamerkan hasil pekerjaanya.
Ayahku mengundangku karena kali ini dia ingin menunjukkan karya terbarunya.

Di depanku ada sebuah patung yang sekarang ditutupi kain merah. Di samping kiri-kananku juga ada
banyak orang yang menunggu hasil karya ayahku untuk ditampilkan.

Waktu berlalu, salah seorang pegawai museum membuka acara. Lalu diikuti dengan sedikit pidato
dari ayahku. Sampai di mana akhirnya patung itu ditampilkan, beberapa pegawai museum menarik
kain merah yang menutupi patung itu.

Patung itu benar-benar indah. Itu adalah patung berbentuk malaikat wanita yang sangat cantik. Yang
sangat menarik adalah bentuk patung itu sangat detail. Aku seperti melihat malaikat sungguhan dan
aku yakin orang-orang di sekitarku kagum melihatnya. Saat aku melihat muka patung itu, sekilas
mirip sekali dengan wajah guru di sekolahku, Bu Widya.

“Bagaimana tadi?” Setelah aku dan ayahku sampai di rumah, ayahku menanyaiku.

Aku menjawab “Patungnya bagus, yah. Kapan-kapan ajarin aku,dong”.

Ayah tersenyum “Suatu hari nanti akan kuajari.”

Setelah percakapan itu, ayah pergi ke luar, menuju tempat kerjanya. Tempat kerjanya yaitu tempat
dimana dia membuat semua patungnya berada agak jauh dari rumah, kira-kira 15 menit dari sini.
Aku sendiri belum pernah ke sana, ayahku tampaknya tidak memperbolehkan aku berada di sana.

Esoknya saat aku berada di sekolah, kelas dihebohkan dengan hilangnya Bu Widya. Ini sangat
menggemparkan karena, Bu Widya selain dikenal cantik di sekolah juga sangat ramah dan dekat
pada murid-murid. Memang beberapa hari ini dia tidak datang di sekolah, aku pikir dia memang
sedang sakit. Beberapa berkata, dia tidak ditemukan di rumahnya. Banyak desas-desus di sekitar
murid lain, seperti kawin lari, tapi yang langsung mucul di pikiranku adalah patung buatan ayahku.

Setelah sekolah berakhir, aku memutuskan untuk pergi ke tempat kerja ayahku. Sekarang aku
berada tepat di depan tempat kerjanya menyerupai gudang. Aku menunggu saat yang tepat agar aku
bisa masuk ke dalamnya.

Setelah menunggu tak beberapa lama, ayahku terlihat keluar dari pintu entah apa yang akan
dilakukannya. Setelah aku memastikan ayahku sudah pergi jauh aku memasuki tempat itu. Tempat
itu didalamnya terlihat cukup normal, ada berbagai macam alat pahat dan banyak batu-batuan. Aku
pikir kecurigaanku Cuma mengada-ada saja, sampai aku masuk ke dalam salah satu ruangan.
Ruangan itu cukup normal, tapi yang membuatku terkejut adalah aku menemukan tas milik Bu
Widya. Aku sangat mengenalinya, karena tas milik Bu Widya sangat nyentrik dengan warna pink
terang dan motif kupu-kupunya.

Aku sangat kebingungan sekarang, aku sama sekali tidak berpikir apa yang akan dilakukan setelah
ini. Aku lalu mengambil tas milik Bu Widya dan membawanya pergi, kupikir aku akan melaporkan
ayahku ke polisi, dan membawa tas itu sebagai barang bukti.
Krek

Aku berjarak beberapa langkah dari pintu keluar, sampai aku mendengar suara pintu dibuka. Ayahku
masuk ke dalam dengan membawa pahat di tangannya. Dia menunjukkan wajah terkejut selama
beberapa detik, sampai akhirnya dia berbicara.

“Jadi, kau sudah tahu rahasianya.” Kata ayahku.

“Yah, ini adalah hal yang salah. Bu Widya ayah apakan?”

“Ada cara untuk mengubah manusia menjadi patung. Akan ayah ajarkan caranya” Kali ini dia
mencoba tersenyum.

“Tidak mungkin aku akan....” Sebelum aku menyelesaikan perkataanku, suatu yang keras
menghantam kepalaku.

Sekarang aku sudah terbangun, tapi aneh badanku tidak dapat digerakkan. Coba kuterka saat ini aku
sedang berada di museum dan di depanku terlihat ayahku sedang berpidato di depan kerumunan.

“Patung ini saya buat untuk mengenang anakku yang hilang”

Anda mungkin juga menyukai